DOSEN PENGAMPU
Dr.Latisma Dj,M.Si
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
2020
METODE DAN PENDEKATAN SERTA MEDIA PEMBELAJARAN IPA
A. Perbedaan Pendekatan dan Metode
Dalam pembelajaran tentu ada mengajar dan mendidik, kedua istilah tersebut
tidak dapat dipisahkan. Mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan
tertentu, sedangkan mendidik lebih ditekankan pada pembentukan siswanya
(penanaman sikap dan nilai-nilai). Mengajar menggunakan metode yang lebih bersifat
rasional, teknis praktis, sedangkan mendidik diperlukan metode yang bersifat psikologis
dan dengan pendekatan manusiawi. Mengajar tersebut terdapat sebuah cara yang
terdiri dari pendekatan, strategi dan metode pembelajaran agar berlangsungnya proses
pembelajaran dalam mencapai suatu penanaman sikap dan nilai-nilai pada siswa.
Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan
metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks
penguasan konsepsional terhadap pembelajaran. Terdapat beberapa ahli yang
merumuskan pengertian mendasar dari pendekatan, strategi dan metode pembelajaran.
W.Gulo (2002), mengemukakan bahwa, pendekatan pembelajaran adalah suatu
pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya.
Sementara perceival dan Ellington (1988), mengemukakan dua kategori pendekatan
pembelajaran berorientasi guru (teacher oriented) dan pendekatan pembelajaran
berorientasi pada siswa (learner proented).
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang dalam memandang seluruh
masalah yang ada dalam program belajar mengajar. Sudut pandang tertentu
menggambarkan cara berpikir dan sikap seseorang guru dalam menyelesaikan
persoalan yang di hadapi. Moh. Amin dalam bukunya Humanistik Education menyebut
tiga dalil utama dalam pendekatan ini, yaitu :
a. Persepsi dari seseorang individu pada setiap saat menentukan tingkah lakunya.
b. Persepsi-persepsi tentang dirinya adalah lebih penting daripada persepsi-persepsi
lainnya yang ada
c. Manusia lebih terikat dalam usaha terus-menerus untuk self-fullfilment
Pendekatan berada pada tingkat yang tinggi, yang kemudian diturunkan atau
dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya, metode dituangkan atau diwujudkan
dalam sebuah teknik. Teknik inilah yang merupakan ujung tombak pengajaran karena
berada pada tahap operasional atau tahap pelaksanaan pengajaran. Pendekatan
adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati (KBBI, 1995). Dikatakan pula bahwa
pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru, dan
penggunaannyapun bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kedudukan
metode sebagai alat motivasi, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Metode pembelajaran diidefinisikan sebagai cara yang digunakan
guru, sehingga dalam menjalankan fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Tetapi pelaksanaan sesungguhnya, metode dan teknik memiliki
perbedaan. Metode merupakan jabaran dari pendekatan, satu pendekatan bisa
dijabarkan dalam berbagai metode pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat
prosedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu, sedangan teknik adalah cara yang
digunakan dan bersifat implementatif.
1. Pendekatan Inkuiri
Selain itu inkuiri memerlukan keterampilan dalam menganalisis data dan menilai
hasil untuk mendapatkan kesimpulan yang valid dan masuk akal. Siswa IPA
seharusnya diberi kesempatan untuk menganalisis data selama pembekalannya.
Mereka seharusnya memperoleh tingkat kecakapan yang memadai dalam
mengumpulkan dan menganalisis data dalam berbagai format (terbuka dan tertutup)
dan dapat menggunakan kriteria ilmiah untuk membedakan ke-simpulan yang valid dan
tidak valid.
Dalam konteks inkuiri, assesmen yang dilakukan adalah berbasis kelas dengan
harapan dapat mengambil pandangan yang luas dari pengalaman belajar siswa.
Assesmen dalam pembelajaran berbasis inkuiri berbeda dari as-sesmen tradisional
(NRC, 2000). Untuk memahami kemampuan siswa dalam berinkuiri dan memahami
prosesnya dapat dilakukan baik berdasarkan pada analisis kinerja di dalam kelas
maupun pada hasil kerja mereka. Kemampuan siswa yang seharusnya dinilai adalah
kemampuan dalam mengajukan perta-nyaan yang dapat diteliti, merencanakan
investigasi, melaksanakan rencana penelitiannya, mengembangkan penjelasan yang
mungkin, menggunakan data sebagai bukti untuk menjelaskan atau untuk menolak
penjelasan, dan laporan penelitiannya (NRC, 2000).
Pada saat siswa melakukan kegiatan inkuiri guru melakukan observasi untuk
setiap kinerja siswa, seperti presentasi siswa di kelas, interaksi dengan teman,
penggunaan komputer, penggunaan alat-alat laboratorium. Guru juga mempunyai hasil
kerja siswa secara individual meliputi draft pertanyaan penelitian, kritik dari siswa-siswa
lain, dan jurnal siswa. Observasi kinerja siswa dan hasilnya adalah sumber data yang
kaya untuk guru membuat inferensi tentang setiap pemahaman siswa tentang inkuiri
ilmiahnya (NRC, 1996).
2. Pendekatan Salingtemas
Salah satu cara menilai pemecahan masalah dalam pendidikan sains dilakukan
dengan menggunakan analisis tugas prosedural (Barba & Rubba, 1992). Hal ini
didasarkan pada anggapan bahwa tahapan pemecahan masalah identik dengan
tahapan memperoleh pengetahuan yang digunakan oleh para perencana sistem
pengajaran. Analisis tugas prosedural (procedural task analysis atau task analysis atau
task hierarchi analysis), digunakan untuk memecahkan tugas menjadi beberapa
komponen, mengorganisasikan hubungan antara masing-masing tugas dan untuk
menghasilkan penyelesaian tugas dengan tepat.
c. Mengelompokkan (klasifikasi)
d. Meramalkan (prediksi)
e. Berkomunikasi
f. Berhipotesis
i. Mengajukan pertanyaan
Pendekatan ini intinya adalah memadukan dua unsur pembelajaran atau lebih
dalam suatu kegiatan pembelajaran dengan prinsip keterpaduan tertentu. Unsur
pembelajaran yang dapat dipadukan dapat berupa konsep dan pro-ses, konsep dari
satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, atau suatu metode dengan
metode lain. Dengan prinsip keterpaduan antar unsur pembelajaran diharapkan terjadi
peningkatan pemahaman ilmu yang lebih bermakna serta peningkatan wawasan dalam
memandang suatu permasalahan.
1. Metode Demonstrasi
Siswa diminta untuk mencatat hal-hal yang relevan dengan tuguan demonstrasi
dengan baik;
a) fokus perhatian siswa dapat lebih diarahkan pada hal-hal yang penting untuk
dipelajari;
d) bila alat demonstrasi tersedia cukup, siswa dapat aktif mengikuti langkah
demonstrasi setahap demi setahap, sehingga memperoleh pengalaman praktik,
menambah wawasan dan keterampilan; sejumlah masalah yang menimbulkan
berbagai pertanyaan, secara
e) tidak langsung akan terjawab pada saat siswa mengamati praktik demonstrasi.
Kelemahannya:
d) tempat yang sebenarnya; dalam hal tertentu dapat terjadi memerlukan biaya
yang besar, misal untuk pengadaan alat atau bahan-bahan habis pakai.
2. Metode Eksperimen
Berbeda halnya dengan metode demonstrasi dimana siswa hanya fokus pada guru
selaku semonstrator. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana peserta
didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas
dan dievaluasi oleh pendidik. Begitulah yang dikatakan oleh Roestiyah dalam buku
Kumpulan Metode Pembelajaram yang Efektif dan Inovatif (Zainal Aqib dan Ali
Murtadlo, 2016: 56). Dengan kata lain, metode eksperimen merupakan metode
percobaan yang dilakukan siswa dengan rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang
tinggi dalam diri mereka. Metode ini efektif dilakukan dalam pembelajaran Ilmi
Pengetahuan Alam di SD kelas rendah karena dapat mengobati rasa ingin tahu mereka
dengan melakukan percobaan sederhana. Keunggulan dan kelemahan metode
eksperimen dalam proses pembelajaran dapat dituangkan dalam beberapa kalimat
berikut menurut Zainal Aqib dan Ali Murtadlo (2016: 60)
a) Melalui eksperimen peserta didik dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam,
mengenai pelajaran yang diberikan.
b) Melatih peserta didik untuk dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi
dirinya dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.
a) Apabila sarana tidak tersedia atau kurang memadai, proses jalannya eksperimen
akan menjadi tidak efektif.
b) Metode ini dilaksanakan jika peserta didik belum matang untuk melaksanakan
eksperimen. Hal ini berarti melaksanakan eksperimen memerlukan keterampilan
yang mahir dari pihak pendidiknya.
e) Bagi pendidik yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin,
misalnya cenderung memandang
Kelemahannya:
a) Sering terjebak dan terlena dengan kegiatan tamasyanya daripada studinya;
b) Seringkali memerlukan biaya relatif mahal, apa lagi jika tujuannya jauh di luar kota;
c) Apabila tujuan lokasi studi terlalu jauh para siswa sudah terlalu lelah karena
perjalanan, sehingga tidak dapat fokus pada tujuan studi;
d) persiapannya melibatkan banyak pihak, misal guru yang bertugas mengawasi
kesehatan siswa;
e) Memerlukan pengawasan yang ketat agar jangan sampai ada peserta yang
tertinggal.
4. Metode Ceramah
Ceramah dalam perspektif mengajar berbeda dengan ceramah agama yang
dilakukan oleh khatib dalam khutbah sholat jumat. Ceramah dalam metode
pembelajaran yakni menyampaikan ilmu dengan lisan kepada peserta didik agar
tujian pembelajaran tercapai. Disamping itu, perlu adanya tanya jawab setelah materi
pembelajaran tersampaikan. Hal ini senada dengan Suyono dan Hariyanto (2015: 94)
metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan pemberian informasi secara
lisan atau verbal dari seorang pembicara didepan sekelompok pengunjung. Metode
ini tidak dapat berjalan dengan sendiri. Artinya, metode ceramah dapat berjalan
efektif apabila dikaitkan dengan metode pembelajaran yang lain agar peserta didik
juga tidak kaku dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut ini adalah keunggulan
dan kelemahan dari metode ceramah:
Di antara keunggulan metode ceramah antara lain sebagai berikut:
a) dapat dipakai pada orang dewasa, akan efektif juga jika dilakukan oleh anak
tingkat Sekolah Dasar apabila disampaikan dengan kalimat yang sederhana
sehingga peserta didik memahami apa yang guru samapaikan.
b) efisien dalam penggunaan waktu;
c) dapat dipergunakan pada kelompok dengan Jumlah besar, dengan jumlah
pendengar banyak;
d) tidak melibatkan terlalu banyak alat bantu, Jika jumlah siswa hanya sekitar 40
orang guru malah tidak memerlukan alat bantu sama sekali, dalam hal kuliah
stadium general bagi mahasiwa yang jumlahnya ratusan orang memang
diperlukan alat bantu berupa mikrofon, pengeras suara;
e) dapat dipergunakan dalam pengayaan atau penekanan pada konsep penting bagi
peserta didik;
f) baik untuk apersepsi dan refleksi saat pembelajaran.
Sementara itu kelemahan pokok metode ceramah ini antara lain adalah;
a) tidak layak diterapkan terhadap anak-anak, terutama anak-anak sekolah dasar
yang tingkat pengetahuan dan pengalamannya kurang. Dalam hal ini harus
dibedakan antara metode ceramah dengan metoda mendongeng (telling story)
yang justru dianjurkan digunakan di pendidikan sejak pra sekolah sampai sekolah
dasar;
b) menghalangi adanya tanggapan dari pemelajar;
c) tidak cocok untuk retensi (pengingatan) jangka panjang;
d) tidak sesuai untuk tujuan pembelajaran dengan tingkat kognitif yang tinggi;
e) tidak semua guru mampu menjadi penceramah yang baik;
f) tidak cocok bila tujuan pembelajaran untuk mengubah sikap, perilaku dan nilai-
nilai;
g) tidak cocok untuk mengembangkan psikomotor siswa;
h) pembicara wajib menguasai pokok bahasan yang disampaikannya, akan lebih
baik lagi jika berdasar pokok bahasan itu pembicara mampu membuat suatu
ilustrasi sehingga pembicaraannya seolah-olah hidup;
i) seringkali menjadi membosankan dan kurang menarik, terutama jika durasi
waktunya terlalu panjang;
j) biasanya hanya mengaktifkan satu indra, yakni telinga/pendengaran; pembicara
seringkali tidak mampu menilai reaksi para pendengar
4. Jenis, Fungsi, Peran, Manfaat, Klasifikasi Dan Pemilihan Media Pembelajaran
Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan
yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan
pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang
harus dipecahkan oleh pelajar. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah yang relevan.
b. Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk
memecahkan masalah.
c. Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu
dapat diterapkan untuk pemecahan masalah
d. Tuntun explorasi siswa.
e. Kembangkan masalah dalam onteks yang beragam dengan tahapan tingkat
kesulitan.
f. Nilai pngetahuan ssiwa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
Sedangkan bertanya ala Socrates:
a. Mengidentifikasi pertanyaan yang meminta siswa berbagi, menganalisis,
mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan atau tugas mereka.
b. Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar
sebagai pembahasan explorasi. Siswa slsnjutnya dapat dikelompokan dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan-gagasan yang
muncul dalam pembahasan kelompok besar.
c. Menentukan apakah siswa harus belajar atau bekerja bersama-sama dalam
kelompok, perorangan, seorang demi seorang, atau secara bebas.
d. Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis
manusia ialah rancangan pelajaran yang interaktif.
1. Edmodo merupakan wahana komunikasi dan diskusi yang sangat efiesien untuk
para guru dan murid
2. Dengan Edmodo, siswa satu dengan siswa lainnya dapat dengan mudah
berinteraksi dan berdiskusi dengan pantauan langsung dari gurunya.
3. Selain itu, Edmodo mempermudah komunikasi antara guru, murid sekaligus
orang tua murid.
4. Sebagai sarana yang tepat untuk ujian maupun quiz.
5. Guru dapat memberikan bahan ajar seperti pertanyaan, foto, video pembelajaran
kepada murid dengan mudah. Selain itu, murid juga dapat mengunduh bahan
ajar tersebut
6. Dengan adanya Edmodo, orang tua murid dapat memantau kegiatan belajar
anaknya dengan mudah.
Mempermudah guru dalam memberikan soal dari mana saja dan kapan saja.
Kelebihan
Kekurangan
1. Social Media Edmodo tidak terintegrasi dengan jenis sosial media apapun,
seperti facebook, twitter atau google plus. Padahal pada saat sekarang ini,
hampir setiap website terintegrasi dengan media sosial supaya penggunanya
dapat berbagi (sharing). Lagipula orang Indonesia lebih familiar mengetikkan
kata-kata seperti facebook.com dari pada kata-kata edmodo.com
2. Languange. Bahasa program yang masih berbahasa inggris yang cukup
menyulitkan pengguna.
3. Video Conference belum tersedia. Hal ini cukup penting untuk berinteraksi
dengan siswa jika guru tidak bisa hadir secara langsung di ruang kelas.
B. Kahoot
Kahoot adalah permainan berbasis platform pembelajaran gratis, sebagai
teknologi pendidikan. Kahoot adalah sebuah website di internet yang dapat
menghadirkan suasana kuis yang meriah dan hebohke dalam kelas. Dengan
bermain Kahoot ini pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dan membuat para
peserta didik tidak bosan mengikuti pembelajaran yang sangat sulit dimengerti.
Salah satu media pembelajaran yang menarik , dimana kuis ini tidak hanya bisa
dijalankan melalui PC, namun bisa dengan smartphone-pun bisa dengan syarat
yang sama, bisa internet atau online. Kahoot terbagi menjadi dua yaitu untuk
peserta dan untuk adminnya.
Suasana kelas dapat lebih menyenangkan
Anak-anak dilatih untuk menggunakan teknologi sebagai media untuk belajar
Anak-anak di latih kemampuan motoriknya dalam pengoperasikan kahoot.
Ada dua langkah yang harus kita lakukan dalam bermain kuis dalam permainann
Kahoot, diantaranya :
Setelah kuis selesai dibuat, kamu dapat memainkan kuis di dalam kelas. Kuis yang
akan dimainkan di dalam kelas diidentifikasi dengan sebuah PIN. Sebelum siswa mulai
menampilkan kuis, anda harus mempublikasikan PIN terlebih dahulu, selanjutnya siswa
dapat memainkan kuis baik secara individual maupun berkelompok melalui
situshttps://kahoot.it/ dan memasukkan PIN yang telah diberikan.Selama kuis berjalan,
anda memegang kontrol penuh terhadap kuis. Kamu dapat mengatur kapan soal akan
ditampilkan. Pada akhir kuis, kahoot menampilkan hasil dari kuis, dan kamu dapat
melihat skor perolehan yang dikumpulkan oleh siswa atau kelompoknya.
Manfaat dari Kahoot
Untuk setiap pertanyaan dijawab dengan benar, sejumlah poin (dengan maksimal 1000,
tergantung pada waktu siswa mengambil untuk menjawab pertanyaan) diberikan
kepada masing-masing peserta didik. Pada akhir setiap pertanyaan, pelajar melihat
skornya saat ini dan peringkatnya di kelas di layar sendiri. Peserta didik dengan 5 nilai
tertinggi akan ditampilkan pada leaderboard pada layar utama juga, untuk mendorong
persaingan yang sehat di antara pemain. Perangkat yang didukung Dipengaruhi oleh
“membawa perangkat Anda sendiri” tren, Kahoot! bertujuan untuk mendukung berbagai
web browser dan perangkat mobile melalui antarmuka web, termasuk Android 4.0 atau
yang lebih baru dan semua browser web modern. Ada juga aplikasi asli untuk Android
yang tersedia, dan menurut Kahoot! aplikasi untuk platform lain yang direncanakan tapi
tidak prioritas utama. Ada juga aplikasi untuk iOS dan Android.