Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH STRATEGI DAN DESAIN PEMBELAJARAN IPA

“METODE DAN PENDEKATAN SERTA MEDIA PEMBELAJARAN IPA”

DOSEN PENGAMPU

Dr.Latisma Dj,M.Si

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

CINDY MARCHTIA YAHYA (18231078)

RAHAYU SYAHDILA FITRI (18231056)

SENJA PUTRI MERLIN (18231061)

VIOLETTA SAFITRI (18231065)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
METODE DAN PENDEKATAN SERTA MEDIA PEMBELAJARAN IPA
A. Perbedaan Pendekatan dan Metode

1.    Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Dalam pembelajaran tentu ada mengajar dan mendidik, kedua istilah tersebut
tidak dapat dipisahkan. Mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan
tertentu, sedangkan mendidik lebih ditekankan pada pembentukan siswanya
(penanaman sikap dan nilai-nilai). Mengajar menggunakan metode yang lebih bersifat
rasional, teknis praktis, sedangkan mendidik diperlukan metode yang bersifat psikologis
dan dengan pendekatan manusiawi. Mengajar tersebut terdapat sebuah cara yang
terdiri dari pendekatan, strategi dan metode pembelajaran agar berlangsungnya proses
pembelajaran dalam mencapai suatu penanaman sikap dan nilai-nilai pada siswa.
Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan
metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks
penguasan konsepsional terhadap pembelajaran. Terdapat beberapa ahli yang
merumuskan pengertian mendasar dari pendekatan, strategi dan metode pembelajaran.
W.Gulo (2002), mengemukakan bahwa, pendekatan pembelajaran adalah suatu
pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya.
Sementara perceival dan Ellington (1988), mengemukakan dua kategori pendekatan
pembelajaran berorientasi guru (teacher oriented) dan pendekatan pembelajaran
berorientasi pada siswa (learner proented).
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang dalam memandang seluruh
masalah yang ada dalam program belajar mengajar. Sudut pandang tertentu
menggambarkan cara berpikir dan sikap seseorang guru dalam menyelesaikan
persoalan yang di hadapi. Moh. Amin dalam bukunya Humanistik Education menyebut
tiga dalil utama dalam pendekatan ini, yaitu :
a. Persepsi dari seseorang individu pada setiap saat menentukan tingkah lakunya.
b. Persepsi-persepsi tentang dirinya adalah lebih penting daripada persepsi-persepsi
lainnya yang ada
c. Manusia lebih terikat dalam usaha terus-menerus untuk self-fullfilment

Pendekatan berada pada tingkat yang tinggi, yang kemudian diturunkan atau
dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya, metode dituangkan atau diwujudkan
dalam sebuah teknik. Teknik inilah yang merupakan ujung tombak pengajaran karena
berada pada tahap operasional atau tahap pelaksanaan pengajaran. Pendekatan
adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati (KBBI, 1995). Dikatakan pula bahwa
pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.

2. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru, dan
penggunaannyapun bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kedudukan
metode sebagai alat motivasi, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Metode pembelajaran diidefinisikan sebagai cara yang digunakan
guru, sehingga dalam menjalankan fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Tetapi pelaksanaan sesungguhnya, metode dan teknik memiliki
perbedaan. Metode merupakan jabaran dari pendekatan, satu pendekatan bisa
dijabarkan dalam berbagai metode pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat
prosedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu, sedangan teknik adalah cara yang
digunakan dan bersifat implementatif.

Tabel Perbedaan Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Metode pembelajaran


Pendekatan Pembelajaran adalah suatu
Metode Pembelajaranadalah cara yang
rangkaian tindakan  pembelajaran yang
digunakan guru dalam menjalankan
dilandasi oleh prinsip + prinsip tertentu
fungsinya merupakanalat untuk mencapai
(filosofi, psikologis, didaktis, dan ekologis'
tujuan pembelajaran. Metode
yang me)adahi, menginspirasi,
pembelajaranlebih bersifat  prosedural
menguatkan, dan melatari metode
yaitu  berisi tahapan tertentu
pembelajaran tertentu

2. Jenis - Jenis Metode dan Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA

A. Jenis-jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA

1. Pendekatan Inkuiri

Pembelajaran IPA berbasis inkuiri dideskripsikan dengan mengajak siswa dalam


kegiatan yang akan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA sebagaimana para saintis mempelajari dunia alamiah.
Trowbridge, et al. (1973) mengajukan tiga tahap pembelajaran berbasis inkuiri. Tahap
pertama adalah belajar diskoveri, yaitu guru menyusun masalah dan proses tetapi
memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi hasil alterna-tif. Tahap kedua inkuiri
terbimbing (guided inquiry), yaitu guru me-ngajukan masalah dan siswa menentukan
penyelesaian dan prosesnya. Tahap ketiga, adalah inkuiri terbuka (open inquiry), yaitu
guru hanya memberikan konteks masalah sedangkan siswa mengindentifikasi dan
memecahkannya.

Menurut NRC (1996) pembelajaran berbasis inkuiri meliputi kegiatan observasi,


mengajukan pertanyaan, memeriksa buku-buku dan sumber-sumber lain untuk melihat
informasi yang ada, merencanakan penyelidikan, me-rangkum apa yang sudah
diketahui dalam bukti eksperimen, menggunakan alat untuk mengumpulkan,
menganalisis dan interpretasi data, mengajukan jawaban, penjelasan, prediksi, serta
mengkomunikasikan hasil. Dari pandangan pedagogi, pengajaran IPA berorientasi
inkuiri lebih mencerminkan model belajar konstruktivis. Belajar adalah hasil perubahan
mental yang terus mene-rus sebagaimana kita membuat makna dari pengalaman kita.

Menurut NSTA & AETS (1998) jantungnya inkuiri adalah kemampuan


mengajukan pertanyaan dan mengidentifikasi penyelesaian masalah. Karena itu dalam
pembelajaran seharusnya guru lebih banyak mengajukan pertanya-an open ended dan
lebih banyak merangsang diskusi antar siswa. Keterampilan bertanya dan
mendengarkan secara efektif penting untuk keberhasilan mengajar.

Selain itu inkuiri memerlukan keterampilan dalam menganalisis data dan menilai
hasil untuk mendapatkan kesimpulan yang valid dan masuk akal. Siswa IPA
seharusnya diberi kesempatan untuk menganalisis data selama pembekalannya.
Mereka seharusnya memperoleh tingkat kecakapan yang memadai dalam
mengumpulkan dan menganalisis data dalam berbagai format (terbuka dan tertutup)
dan dapat menggunakan kriteria ilmiah untuk membedakan ke-simpulan yang valid dan
tidak valid.

Dalam konteks inkuiri, assesmen yang dilakukan adalah berbasis kelas dengan
harapan dapat mengambil pandangan yang luas dari pengalaman belajar siswa.
Assesmen dalam pembelajaran berbasis inkuiri berbeda dari as-sesmen tradisional
(NRC, 2000). Untuk memahami kemampuan siswa dalam berinkuiri dan memahami
prosesnya dapat dilakukan baik berdasarkan pada analisis kinerja di dalam kelas
maupun pada hasil kerja mereka. Kemampuan siswa yang seharusnya dinilai adalah
kemampuan dalam mengajukan perta-nyaan yang dapat diteliti, merencanakan
investigasi, melaksanakan rencana penelitiannya, mengembangkan penjelasan yang
mungkin, menggunakan data sebagai bukti untuk menjelaskan atau untuk menolak
penjelasan, dan laporan penelitiannya (NRC, 2000).

Pada saat siswa melakukan kegiatan inkuiri guru melakukan observasi untuk
setiap kinerja siswa, seperti presentasi siswa di kelas, interaksi dengan teman,
penggunaan komputer, penggunaan alat-alat laboratorium. Guru juga mempunyai hasil
kerja siswa secara individual meliputi draft pertanyaan penelitian, kritik dari siswa-siswa
lain, dan jurnal siswa. Observasi kinerja siswa dan hasilnya adalah sumber data yang
kaya untuk guru membuat inferensi tentang setiap pemahaman siswa tentang inkuiri
ilmiahnya (NRC, 1996).

2. Pendekatan Salingtemas

Untuk mewujudkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat dan lingkungan,


pembelajaran IPA dikembangkan dengan pendekatan sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat (salingtemas). Dalam proses pembelajarannya, IPA tidak hanya
mempelajari konsep-konsep tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi dan
bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat serta bagaimana akibatnya pada
lingkungan.

Pembelajaran sains dengan pendekatan yang mencakup aspek teknologi dan


masyarakat mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara
konvensional. Perbedaan tersebut meliputi: kaitan dan aplikasi bahan pelajaran,
kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Dengan mengkaitkan serta
mengaplikasikan bahan pelajaran sains ke teknologi dan masyara-kat, diharapkan
siswa dapat menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari,
serta perkembangan teknologi dan relevansinya. De-ngan pengkaitan dan
pengaplikasian tersebut kreativitas siswa untuk lebih banyak bertanya dan
mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan efek dari hasil observasi makin
meningkat. Selain itu sikap siswa dalam bentuk kesadaran akan pentingnya
mempelajari sains untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi melalui proses sains
yang benar juga meningkat (Poedjiadi, 2000).

3. Pendekatan Pemecahan Masalah

Menurut The National Science Teachers Association (NSTA) tahun 1985,


pemecahan masalah merupakan kemampuan yang sangat penting yang harus
dikembangkan dalam pembelajaran sains. Pemecahan masalah adalah hasil aplikasi
pengetahuan dan prosedur kepada suatu situasi masalah. Ada empat tingkatan dalam
pemecahan masalah, yaitu: (1) definisi masalah, (2) seleksi informasi yang tepat, (3)
penggabungan bagian-bagian informasi yang terpisah-pisah, dan (4) menilai
pemecahan masalah.
Untuk memecahkan suatu masalah pada dasarnya diperlukan pengetahuan
deklaratif, pengetahuan prosedural dan pengetahuan struktural (Gagne, 1977).
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan yang dapat dikomunikasikan, misalnya
fakta, konsep, aturan, dan prinsip. Pengetahuan prosedural menggambarkan tahap
penampilan seseorang dalam menyelesaikan tugas tertentu. Pengetahuan struktural
merupakan interaksi antara pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural dalam
situasi memecahkan masalah.

Salah satu cara menilai pemecahan masalah dalam pendidikan sains dilakukan
dengan menggunakan analisis tugas prosedural (Barba & Rubba, 1992). Hal ini
didasarkan pada anggapan bahwa tahapan pemecahan masalah identik dengan
tahapan memperoleh pengetahuan yang digunakan oleh para perencana sistem
pengajaran. Analisis tugas prosedural (procedural task analysis atau task analysis atau
task hierarchi analysis), digunakan untuk memecahkan tugas menjadi beberapa
komponen, mengorganisasikan hubungan antara masing-masing tugas dan untuk
menghasilkan penyelesaian tugas dengan tepat.

Cara penilaian penyelesaian masalah dalam pembelajaran dengan analisis tugas


adalah: (1) dibuat prosedural tertulis, untuk menentukan pengetahuan deklaratif atau
pengetahuan prosedural yang digunakan subyek dalam me-mecahkan masalah; (2)
dibuat rekaman dengan audio/videotape saat subJek memecahkan masalah; (3) dibuat
catatan observasi/interview, transkrip dan dicatat variabel-variabel saat pemecahan
masalah dilakukan, berdasarkan tugas yang menjadi acuan; dan (4) dibuat analisisis
akhir.

4. Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS)

Pendekatan KPS merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi


kepada proses IPA, berupa keterampilan-keterampilan yang dimiliki para ilmuwan IPA
untuk menghasilkan produk IPA yang satu sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan.
Keterampilan-keterampilan yang dimaksud dijelaskan berikut ini (Rustaman, 2003).
a. Mengamati

Untuk dapat mencapai keterampilan mengamati siswa harus mengguna-kan


sebanyak mungkin inderanya, yaitu indera penglihat, pembau, pen-dengar, pengecap
dan peraba. Dengan demikian ia dapat mengumpulkan dan menggunakan fakta-fakta
yang relevan dan memadai.

b. Menafsirkan pengamatan (interpretasi)


Untuk dapat menafsirkan pengamatan, siswa harus dapat mencatat setiap
pengamatan, lalu menghubung-hubungkan pengamatannya sehingga ditemukan pola
atau keteraturan dari suatu seri pengamatan.

c. Mengelompokkan (klasifikasi)

Dalam proses pengelompokan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari


perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari
dasar penggolongan.

d. Meramalkan (prediksi)

Keterampilan prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang


sesuatu yang belum terjadi atau belum diamati berdasarkan suatu kecenderungan atau
pola yang sudah ada

e. Berkomunikasi

Untuk mencapai keterampilan berkomunikasi, siswa harus dapat berdiskusi


dalam kelompok tertentu serta menyusun dan menyampaikan laporan tentang kegiatan
yang dilakukannya secara sistematis dan jelas. Siswa juga harus dapat
menggambarkan data yang diperolehnya dalam bentuk grafik, tabel atau diagram.

f. Berhipotesis

Berhipotesis dapat berupa pernyataan hubungan antar variabel atau mengajukan


perkiraan penyebab terjadinya sesuatu. Dengan berhipotesis terungkap cara
melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung
cara untuk mengujinya.

g. Merencanakan percobaan atau penelitian

Agar siswa dapat merencanakan percobaan, ia harus dapat menentukan alat


dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya siswa harus dapat me-nentukan variabel
yang dibuat tetap dan variabel yang berubah, menentukan apa yang dapat diamati,
diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selain itu siswa
juga harus dapat menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik
kesimpulan.

h. Menerapkan konsep atau prinsip


Dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, siswa seharusnya dapat
menerapkan konsep tersebut pada peristiwa atau pengalaman baru yang terkait
dengan cara menjelaskan apa yang terjadi.

i. Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan dalam mengembangkan keterampilan ini dapat


meminta penjelasan tentang apa, mengapa, bagaimana atau menanyakan latar
belakang hipotesis. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan bahwa
siswa memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya. Dengan
mengajukan pertanyaan diharapkan siswa tidak hanya sekedar bertanya tetapi
melibatkan proses berpikir.

5. Pendekatan Terpadu (Integrated Approach)

Pendekatan ini intinya adalah memadukan dua unsur pembelajaran atau lebih
dalam suatu kegiatan pembelajaran dengan prinsip keterpaduan tertentu. Unsur
pembelajaran yang dapat dipadukan dapat berupa konsep dan pro-ses, konsep dari
satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, atau suatu metode dengan
metode lain. Dengan prinsip keterpaduan antar unsur pembelajaran diharapkan terjadi
peningkatan pemahaman ilmu yang lebih bermakna serta peningkatan wawasan dalam
memandang suatu permasalahan.

Prinsip keterpaduan dapat diciptakan melalui jembatan berupa tema sentral


sebagai fokus yang akan ditinjau dari beberapa konsep dalam satu atau beberapa
bidang ilmu. Selain itu dapat pula melalui jembatan berupa target perilaku atau
keterampilan tertentu yang dibutuhkan bukan hanya oleh satu disiplin ilmu saja.

Keragaman unsur yang dilibatkan dalam pembelajaran dapat memperkaya


pengalaman belajar siswa, kegiatan belajar menjadi lebih dinamis dan menarik serta
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu apabila pendekatan terpadu ini
dilakukan secara sistematis dapat mengefisienkan penggunaan waktu

B. Jenis-jenis Metode Dalam Pembelajaran IPA

1. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi disampaikan dengan cara guru memperagakan suatu alat


dengan langkah-langkah atau proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa hanya fokus
memperhatikan guru sebagai demonstrator tanpa harus mengikuti langkah kerjanya.
Menurut Suyono dan Hariyanto (2015: 106) hal-hal penting yang harus dilakukan guru
sebelum dilaksanakan metode demonstrasi antara lain adalah:

 Rumuskan dengan jelas tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang harus


dikuasai oleh siswa setelah demonstrasi berlangsung,

 Mempertimbangkan relevansi metode demonstrasi dengan bahan ajar,


kelayakannya, keefektifannya, dan lain sebagainya;

 Apakah jumlah siswa tidak terlalu Besar, sehingga akibatnya tidak


memungkinkan semua siswa melihat seluruh proses kegiatan demonstrasi;

 Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi cukup tersedia

 Menetapkan garis-garis besar prosedur demonstrasi, guru selayaknya mencoba


dulu sebelum pelaksanaan demonstrasi, apakah bsa dilaksanakan atau tidak;

 Memperhitungkan waktu yang diperlukan, mulai dari persiapan pelaksanaan


sampai akhir demonstrasi;

 Siswa diminta untuk mencatat hal-hal yang relevan dengan tuguan demonstrasi
dengan baik;

 Selama demonstrasi amatilah apakah semua proses demonstrasi dapat dilihat


oleh para siswa dengan baik.

Berdasarkan berbagai pengalaman penerapan metode demonstrasi, keunggulan


dan kelemahan metode ini antara lain adalah:
Keunggulannya:

a) fokus perhatian siswa dapat lebih diarahkan pada hal-hal yang penting untuk
dipelajari;

b) siswa dapat memperoleh keterampilan proses sains jika mampu mengamati


demonstrasi dengan cermat dan memperhatikan sepenuhnya langkah-langkah
pembelajaran oleh guru;

c) dapat mengurangi kesalahan yang mungkin diperbuat siswa ketimbang hanya


membaca atau mendengarkan penjelasan oleh guru;

d) bila alat demonstrasi tersedia cukup, siswa dapat aktif mengikuti langkah
demonstrasi setahap demi setahap, sehingga memperoleh pengalaman praktik,
menambah wawasan dan keterampilan; sejumlah masalah yang menimbulkan
berbagai pertanyaan, secara

e) tidak langsung akan terjawab pada saat siswa mengamati praktik demonstrasi.

Kelemahannya:

a) time consuming, memerlukan waktu yang banyak;


b) alat yang diamati tidak boleh terlalu kecil sehingga sukar diamati atau terlalu
besar sehingga memakan banyak tempat; .

c) harus diikuti oleh kegiatan yang memungkinkan siswa mencoba

d) tempat yang sebenarnya; dalam hal tertentu dapat terjadi memerlukan biaya
yang besar, misal untuk pengadaan alat atau bahan-bahan habis pakai.

2. Metode Eksperimen

Berbeda halnya dengan metode demonstrasi dimana siswa hanya fokus pada guru
selaku semonstrator. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana peserta
didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas
dan dievaluasi oleh pendidik. Begitulah yang dikatakan oleh Roestiyah dalam buku
Kumpulan Metode Pembelajaram yang Efektif dan Inovatif (Zainal Aqib dan Ali
Murtadlo, 2016: 56). Dengan kata lain, metode eksperimen merupakan metode
percobaan yang dilakukan siswa dengan rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang
tinggi dalam diri mereka. Metode ini efektif dilakukan dalam pembelajaran Ilmi
Pengetahuan Alam di SD kelas rendah karena dapat mengobati rasa ingin tahu mereka
dengan melakukan percobaan sederhana. Keunggulan dan kelemahan metode
eksperimen dalam proses pembelajaran dapat dituangkan dalam beberapa kalimat
berikut menurut Zainal Aqib dan Ali Murtadlo (2016: 60)

a) Melalui eksperimen peserta didik dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam,
mengenai pelajaran yang diberikan.

b) Melatih peserta didik untuk dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi
dirinya dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.

c) Peserta didik mendapatkan pengalaman langsung dan praktis dalam kenyataan


sehari-hari yang sangat berguna bagi dirinya.
d) Peserta didik dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan
langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Hal ini dilakukan melalui
pengumpulan data-data observasi memberikan penafsiran dan kesimpulan, yang
dilakukan oleh peserta didik itu sendiri.

e) Kemungkinan kesalahan dalam mengambil kesirn pulan dapat dikurangi karena


peserta didik mengamati langsung terhadap suatu proses yang menjadi objek
pelajaran atau mencoba melaksanakan sesuatu.

Adapun kelemahan metode eksperimen adalah sebagai berikut:

a) Apabila sarana tidak tersedia atau kurang memadai, proses jalannya eksperimen
akan menjadi tidak efektif.

b) Metode ini dilaksanakan jika peserta didik belum matang untuk melaksanakan
eksperimen. Hal ini berarti melaksanakan eksperimen memerlukan keterampilan
yang mahir dari pihak pendidiknya.

c) Memerlukan waktu yang panjang atau lama. Keterbatasan waktu dalam


eksperimen dapat berakibat terputusnya pemahaman peserta didik, terhadap
topik yang menjadi pokok bahasan. Dan ini bertujuan pengajaran tidak tercapai
dengan baik.

d) Memerlukan keterampilan atau kemahiran dari pihak pendidik dalam


menggunakan dan membuat alat-alat eksperimen.

e) Bagi pendidik yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin,
misalnya cenderung memandang

3. Metode Karya Wisata


Metode karya wisata akan mengajak peserta didik untuk belajar dilingkungan luar
kelas. Dimana guru akan mengajak peserta didik untuk mengeksplor dunia luar, artinya
mereka akan belajar melalui lingkungan sesuai dengan objek yang dikaji itu berada.
Hal ini senada dengan pendapat Suyono dan Hariyanto (2015: 108) metode karya
wisata ialah metode yang bermanfaat bagi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman langsung dengan melihat langsung berbagai fenomena yang terjadi.
Metode Karya wisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun
cukup lama sampai beberapa hari. Karya wisata atau sering disebut study tour, yaitu
melakukan studi kunjungan, ke suatu tempat atau objek. Metode ini sangat efektif
apabila guru menerapkannya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Misalnya guru dapat mengajak siswa untuk berkunjung ke kebun binatang agar anak-
anak mengetahui penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Keunggulannya:
a) siswa mendapat penjelasan langsung tentang suatu proses atau fenomena dari
tangan pertama;
b) jika kegiatan ekskursi seimbang dengan kegiatan studi akan memberikan
penyegaran kepada siswa sehingga lebih mudah menerima penjelasan atau
keterangan tentang sesuatu;
c) Peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman baru; g
d) Peserta didik dapat menjawab berbagai pertanyaan yang timbul pada dirinya sendiri
atau pertanyaan dari orang lain dengan melihat mengobservasi langsung atau
mungkin mengalami langsung; .
e) Peserta didik memperoleh tambahan informasi yang berguna dari guide yang
memandunya.

Kelemahannya:
a) Sering terjebak dan terlena dengan kegiatan tamasyanya daripada studinya;
b) Seringkali memerlukan biaya relatif mahal, apa lagi jika tujuannya jauh di luar kota;
c) Apabila tujuan lokasi studi terlalu jauh para siswa sudah terlalu lelah karena
perjalanan, sehingga tidak dapat fokus pada tujuan studi;
d) persiapannya melibatkan banyak pihak, misal guru yang bertugas mengawasi
kesehatan siswa;
e) Memerlukan pengawasan yang ketat agar jangan sampai ada peserta yang
tertinggal.

4. Metode Ceramah
Ceramah dalam perspektif mengajar berbeda dengan ceramah agama yang
dilakukan oleh khatib dalam khutbah sholat jumat. Ceramah dalam metode
pembelajaran yakni menyampaikan ilmu dengan lisan kepada peserta didik agar
tujian pembelajaran tercapai. Disamping itu, perlu adanya tanya jawab setelah materi
pembelajaran tersampaikan. Hal ini senada dengan Suyono dan Hariyanto (2015: 94)
metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan pemberian informasi secara
lisan atau verbal dari seorang pembicara didepan sekelompok pengunjung. Metode
ini tidak dapat berjalan dengan sendiri. Artinya, metode ceramah dapat berjalan
efektif apabila dikaitkan dengan metode pembelajaran yang lain agar peserta didik
juga tidak kaku dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut ini adalah keunggulan
dan kelemahan dari metode ceramah:
Di antara keunggulan metode ceramah antara lain sebagai berikut:
a) dapat dipakai pada orang dewasa, akan efektif juga jika dilakukan oleh anak
tingkat Sekolah Dasar apabila disampaikan dengan kalimat yang sederhana
sehingga peserta didik memahami apa yang guru samapaikan.
b) efisien dalam penggunaan waktu;
c) dapat dipergunakan pada kelompok dengan Jumlah besar, dengan jumlah
pendengar banyak;
d) tidak melibatkan terlalu banyak alat bantu, Jika jumlah siswa hanya sekitar 40
orang guru malah tidak memerlukan alat bantu sama sekali, dalam hal kuliah
stadium general bagi mahasiwa yang jumlahnya ratusan orang memang
diperlukan alat bantu berupa mikrofon, pengeras suara;
e) dapat dipergunakan dalam pengayaan atau penekanan pada konsep penting bagi
peserta didik;
f) baik untuk apersepsi dan refleksi saat pembelajaran.

Sementara itu kelemahan pokok metode ceramah ini antara lain adalah;
a) tidak layak diterapkan terhadap anak-anak, terutama anak-anak sekolah dasar
yang tingkat pengetahuan dan pengalamannya kurang. Dalam hal ini harus
dibedakan antara metode ceramah dengan metoda mendongeng (telling story)
yang justru dianjurkan digunakan di pendidikan sejak pra sekolah sampai sekolah
dasar;
b) menghalangi adanya tanggapan dari pemelajar;
c) tidak cocok untuk retensi (pengingatan) jangka panjang;
d) tidak sesuai untuk tujuan pembelajaran dengan tingkat kognitif yang tinggi;
e) tidak semua guru mampu menjadi penceramah yang baik;
f) tidak cocok bila tujuan pembelajaran untuk mengubah sikap, perilaku dan nilai-
nilai;
g) tidak cocok untuk mengembangkan psikomotor siswa;
h) pembicara wajib menguasai pokok bahasan yang disampaikannya, akan lebih
baik lagi jika berdasar pokok bahasan itu pembicara mampu membuat suatu
ilustrasi sehingga pembicaraannya seolah-olah hidup;
i) seringkali menjadi membosankan dan kurang menarik, terutama jika durasi
waktunya terlalu panjang;
j) biasanya hanya mengaktifkan satu indra, yakni telinga/pendengaran; pembicara
seringkali tidak mampu menilai reaksi para pendengar
4. Jenis, Fungsi, Peran, Manfaat, Klasifikasi Dan Pemilihan Media Pembelajaran

A. Jenis – Jenis Media Pembelajaran

Kemp dan Dayton (1985), mengelompokkan media dalam delapan jenis:


a) Media Cetakan
b) Media panjang
c) overhead transparancies
d) Rekaman Audiotape
e) Slide dan Film Strips
f) Penyajian multi image
g) Rekaman video dan film
h) Computer

B. Peranan Media Pembelajaran


Ada beberapa peranan media pembelajaran menurut Ahmad Rohani (1997),
diantaranya adalah:
a.Media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik.
b.Media pembelajaran mengatasi batas-batas ruang kelas.
c.Mengamati benda yang terlalu kecil.
d.Mengamati benda yang bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat.
e.Mengamati suara yang halus untuk didengar.
f.Mengamati peristiwa-peristiwa alam.
Media pembelajaran berperan membangkitkan minat belajar yang baru.
Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa media pembelajaran berperan untuk
membantu mewujudkan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat mengatasi
permasalahan-permasalahan yang menyangkut pembelajaran. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Nana Sudjana (2005) bahwa media pembelajaran berperan
untuk mengatasi kesulitan proses pembelajaran.
Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285)
ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu :
1.    Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan
kembali suatu objek atau kejadian.
2.    Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian
dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan
3.    Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian
yang mengandung makna.
4.    Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media
dalam proses belajar mengajar antara lain :
1)      Dapat menghindari terjadinya verbalisme,
2)      Membangkitkan minat atau motivasi,
3)      Menarik perhatian,
4)      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran,
5)      Mengaktifkan siswa dalam belajar dan
6)      Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

C. Fungsi Media Pembelajaran


Fungsi Media Pembelajaran dalam dunia pendidikan ada beberapa unsur yang
memiliki ikatan yang tidak dapat dihilangkan yaitu metode pembelajaran  dan media
pembelajaran. Metode pembelajaran tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya
media pembelajaran. Adapun fungsi media pembelajaran menurut Levis & Lens
yaitu:
1. Fungsi Atensi
Media pembelajaran tersebut menarik dan mampu mengarahkan perhatian siswa
mampu berkonsentrasi pada pelajaran yang berkaitan dengan media tersebut.
Media yang banyak digunakan untuk menarik atensi murid dengan menggunakan
media gambar yang dapat ditampilkan dengan mesin proyektor dan sebagainya.
2. fungsi Afektif
menggunggah semangat belajar siswa dapat menggunakan media khususnya
gambar. Dari media ini emosi siswa akan muncul dan daya serap akan semakin
baik. Perpaduan antara teks dan gambar dapat menumbuhkan ketertarikan untuk
mempelajari.
3. Fungsi kognitif
Media dapsat memudahkan siswa untuk merekam kembali ke otak mererka apa
yang telah mereka dapat melalaui beberapa gambar atau visual. Dan dalam
memahami hidup teks materi siswa akan lebih mudah, di mengerti dengan
menggunakan gambar dari pada penggunaan teks yang banyak. Untuk itu media
pembelajaran memudahkan untuk siswa memahami dan mengingat informasi
yang di terima.
4. Fungsi Kompesantoris
Fungsi ini dari beberapa penelitian merupakan media visual yang sangat bagus
untuk membantu siswa yang memiliki kelemahan dalam memahami teks yang
ada. Dengan menggunakan visual akan memberikan kemudahan untuk
mengorganisir informasi yang telah didapat yang akan di teruskan ke dalam otak
yang nanti akan di terjemahkan menjadi informasi penting.

D. Klasifikasi Media Pembelajaran


Leshin, Pollock, Dan Reigeluth (1992) mengklasifikasikan media ke dalam
lima kelompok, yaitu :
1. Media Berbasis Manusia
Diantara beberapa media media berbasis manusia merupakan media tertua
untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini
bermanfaat khususnya:
1. Bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat
dengan pemantauan pembelajaran siswa.
2. Dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi
terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada
lingkungan belajar. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah
mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai
sesuatu yang negatif.
3. Instruktur manusia “sebagai media” secara intuitif dapat merasakan
kebutuhan siswanya dan memberinya pengalamn belajar yang akan
membantu mencapai tujuan pembelajaran.

Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan
yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan
pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang
harus dipecahkan oleh pelajar. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Merumuskan masalah yang relevan.
b.      Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk
memecahkan masalah.
c. Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu
dapat diterapkan untuk pemecahan masalah
d. Tuntun explorasi siswa.
e. Kembangkan masalah dalam onteks yang beragam dengan tahapan tingkat
kesulitan.
f.  Nilai pngetahuan ssiwa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
Sedangkan bertanya ala Socrates:
a. Mengidentifikasi pertanyaan yang meminta siswa berbagi, menganalisis,
mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan atau tugas mereka.
b. Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar
sebagai pembahasan explorasi. Siswa slsnjutnya dapat dikelompokan dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan-gagasan yang
muncul dalam pembahasan kelompok besar.
c. Menentukan apakah siswa harus belajar atau bekerja bersama-sama dalam
kelompok, perorangan, seorang demi seorang, atau secara bebas.
d. Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis
manusia ialah rancangan pelajaran yang interaktif.

2. Media Berbasis Cetak


Media berbasis cetakan paling umum dikenal adalah buku teks, buku
penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran kertas. Dalam media berbasis
cetakan terdapat enam hal yang harus diperhatikan saat merancang, yaitu:
konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan
spasi kosong.
Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun 1960-an
dengan istilah pembelajaran tertprogram yang merupakan materi untuk
belajar mandiri. Dengan format ini, pada setiap unit kecil informasi disajikan
dan respon siswa diminta baik dengan cara menjawab pertanyaan atau
berpartisipasi dalam kegiatan latihan.
Materi media berbasis cetak merupakan dasar pengembangan dan
penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Yang mempunyai ciri
sebagai berikut:
1.      Teks dibaca secara linear.
2.      Teks menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
3.      Teks ditampilkan statis.
4.      Pengembangan sangat tergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan
dan persepsi visual.
5.      Teks juga berorientasi pada siswa.
6.      Informasi dapat diatur dan ditata ulang oleh pemakai.

Media berbasis cetak memiliki kelebihan yaitu:


a. Dapat menyajikan pesan atau informsi dalam jumlah yang banyak.
b. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan
kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing.
c. Dapat dipelajari kapan dan dimana saja, karena mudah dibawa
d. Bahkan lebih menarik apabila di lengkapi dengan gambar dan warna.
e. Perbaikan atau revisi mudah dilakukan.

Sedangkan kelemahan media berbasis cetak :


a. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
b. Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan
minat siswa untuk membacanya.
c. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan
sobek.

3. Media Berbasis Visual


Seperti halnya media berbasis cetak, media visual tak jauh beda
dengan media berbasis cetak, yakni juga merupakan dasar pengembangan
dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya yang memiliki
karakteristik:
a. Visual diamati berdasarkan ruang.
b. Visual juga menampilkan komunikasi satu arah dan reseptic.
c. Visual juga ditampilkan statis
d. Persepsi visual digunakan sebagai acuan dalam prinsip-prinsip
kebahasaan mediaberbasis teks.
e. Media visual juga berorientasi pada siswa.
f. Informasi dapat ditata ulang dan diatur oleh pemakai.
Media berbasis visual (image/perumpamaan) memegang peran yang
sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar
pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan
memperkuat ingtan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar
menjadi efektiv, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna
dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk menyakinkan adanya
proses informasi.

Kelebihan media berbasis visual:


a. Lebih menarik karena ada gambar, sehingga memberikan pengalaman
nyata untuk siswa.
b. Lebih mudah mengingat dengan visual peta konsep, maid mapping dan
singkatan.
c. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui
elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan siswa.
d. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Kekurangan media berbasis visual:


a. Akan terjadi kesulitan jika siswa mengalami masalah pada indra
penglihatannya.
b. Siswa tidak akan memahami gambar jika gambar tidak jelas atau tidak
sama dengan bentuk nyatanya.
c. Tidak dapat melayani siswa dengan gaya belajar auditif dan kinestetik.
d. Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat gambar dan ketrampilan
khusus menyajikan gambar sesuai wujud aslinya.

4.      Media Berbasis Audio Visual


Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Karakteristik
media berbasis audio visual ialah:
a. Bersifat linier
b. Menyajikan visualisasi yang dinamis
c. Digunakan dengan cara yang sudah ditetapkan sebalumnya oleh
perancang atau pembuatnya
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak
e. Dikembangkan menurut prinsi psikologi behaveiorisme dan kognitif.
f. Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan siswa
yang interaktivnya rendah.

Pengajaran melalui audio visual, memiliki karakteristik pemakaian


perangkat keras selama proses belajar, seperti penggunaan proyektor, tape
recorder, proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual
adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapanya melalui
pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada
pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.

Kelebihan media berbasis audio visual:


a. Lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya
bahasa siswa auditif maupun visual.
b. Dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan
media audio maupun visual.
c. Siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat
langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.
d. Lebih menarik dan menyenangkan menggunakan media audio visual.

Kekurangan media berbasis audio visual:


a. Pembuatan media audio visual memerlukan waktu yang lama, karena
memadukan 2 elemen yakni audio dan visual.
b. Membutuhkan ketrampilan dan ketelitian dalam pembuatannya.
c. Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audio visual cukup
mahal.
d. Jika tidak terdapat piranti pembuatannya akan sulit untuk
membuatnya(terbentur alat pembuatannya).

5.      Media Berbasis Computer


Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilakan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikro prosesor. Media berbasis komputer memiliki karakteristik:
a. Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear.
b. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan
keinginan perancang atau pengembang sebagaimana
direncanakannya.Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya
abstrak dengan kata, symbol, grafik.
c. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
d. Pembelajaran berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa
yang tinggi.
Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara
dinamis, interaktif, dan perorangan. Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh
tiga faktor, yaitu: skenario, model dasar, dan lapisan pengajaran.

5. Media Pembelajaran Online: Edmodo, Kahoot, Dll.


A. Edmodo
Edmodo merupakan platform pembelajaran berbasis jejaring sosial yang
diperuntukan untuk guru, murid sekaligus orang tua murid.
Edmodo pertama kali dikembangkan pada akhir tahun 2008 oleh Nic Borg dan
Jeff O’hara dan Edmodo sendiri bisa dibilang merupakan program e-learning
yang menerapkan sistem pembelajaran yang mudah, efisien sekaligus lebih
menyenangkan.Edmodo sangatlah membantu sekali dalam proses
pembelajaran. Edmodo menyediakan cara yang aman dan mudah untuk
membangun kelas virtual berdasarkan pembagian kelas layaknya di sekolah.
Desain tampilan yang dimiliki Edmodo hampir sama dengan desain tampilan
Facebook. Dengan Edmodo, guru/ dosen dapat mengirim nilai, tugas, maupun
kuis untuk siswa/ mahasiswa dengan mudah.
Dalam penggunaan Edmodo, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti kode khusus untuk setiap kelas/ grup. Jika siswa ingin
bergabung pada suatu grup, maka siswa terlebih dahulu mengetahui kode
khusus grup tersebut.

Edmodo mempunyai beberapa manfaat dalam pembelajaran sebagai berikut :

1. Edmodo merupakan wahana komunikasi dan diskusi yang sangat efiesien untuk
para guru dan murid
2. Dengan Edmodo, siswa satu dengan siswa lainnya dapat dengan mudah
berinteraksi dan berdiskusi dengan pantauan langsung dari gurunya.
3. Selain itu, Edmodo mempermudah komunikasi antara guru, murid sekaligus
orang tua murid.
4. Sebagai sarana yang tepat untuk ujian maupun quiz.
5. Guru dapat memberikan bahan ajar seperti pertanyaan, foto, video pembelajaran
kepada murid dengan mudah. Selain itu, murid juga dapat mengunduh bahan
ajar tersebut
6. Dengan adanya Edmodo, orang tua murid dapat memantau kegiatan belajar
anaknya dengan mudah.
Mempermudah guru dalam memberikan soal dari mana saja dan kapan saja.

Kelebihan dan kekurangan Edmodo :

Kelebihan

1. User Interface. Mengadaptasi tampilan seperti facebook, secara sederhana.


2.Compatibility. Edmodo mendukung preview berbagai jenis format file.
3. Aplikasi. Edmodo tidak hanya dapat diakses dengan menggunakan PC (laptop
/ desktop) tetapi juga bisa diakses dengan menggunakan gadget berbasis
Android OS.

Kekurangan

1. Social Media Edmodo tidak terintegrasi dengan jenis sosial media apapun,
seperti facebook, twitter atau google plus. Padahal pada saat sekarang ini,
hampir setiap website terintegrasi dengan media sosial supaya penggunanya
dapat berbagi (sharing). Lagipula orang Indonesia lebih familiar mengetikkan
kata-kata seperti facebook.com dari pada kata-kata edmodo.com
2. Languange. Bahasa program yang masih berbahasa inggris yang cukup
menyulitkan pengguna.
3. Video Conference belum tersedia. Hal ini cukup penting untuk berinteraksi
dengan siswa jika guru tidak bisa hadir secara langsung di ruang kelas.

Menggunakan Edmodo untuk siswa


Cara membaca pelajaran di Edmodo

a) Sign ke akun edmodo.


b) Klik group anda.
c) Setelah masuk, lalu klik folder.
d) Setelah klik folder yang ada dan pilih materi yang ingin dibaca atau
dipelajari.

Cara mengerjakan soal ulangan (quiz)

a) Sign ke akun edmodo kita.


b) Klik tombol quiz.
c) Selanjutnya kerjakan quiz sampai selesai.
Harap diingat bahwa pengerjaan quiz ini ada tenggang waktunya. Jadi
begitu dibuka waktunya langsung berjalan.
d) Klik pilihan pendapatmu tentang quiz tersebut untuk bisa mengambil view
result, maka nilai kamu akan muncul.

Cara mengirim catatan (note) di Edmodo

a) Klik ke akun Edmodo.


b) Klik tipe catatan kamu.
c) Kemudian klik dan pilih ke siapa saja yang akan kita kirim.
d) Kemudian klik kolom send to, di situ akan muncul daftar kelas guru, tinggal
dipilih ingin dikirism ke salah satu orang atau ke semua gurunya.

Cara mengunggah (upload) file di Edmodo

a) Sign ke akun Edmodo kita.


b) Klik tipe catatan kamu disini.
c) Klik gambar yang bergambar kertas, kemudian pilih file yang akan dipilih.
d) Klik dikolom send to.

B. Kahoot
Kahoot adalah permainan berbasis platform pembelajaran gratis, sebagai
teknologi pendidikan. Kahoot adalah sebuah website di internet yang dapat
menghadirkan suasana kuis yang meriah dan hebohke dalam kelas. Dengan
bermain Kahoot ini pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dan membuat para
peserta didik tidak bosan mengikuti pembelajaran yang sangat sulit dimengerti.

Kelebihan dan Kelemahan Kahoot

Dalam pembelajaran Kahoot ini mempunyai kelemahan diantaranya :


 Sangat memerlukan koneksi internet itulah syarat utamanya. Karena kuis atau
pertanyaan yang tersedia dan dibuat menggunakan kahoot hanya bisa
dimainkan secara online.
 Tidak semua guru yang update dengan teknologi
 Fasilitas sekolah yang kurang memadai
 Anak-anak gampang terkecoh untuk membuka hal lain
 Terbatasnya jam pertemuan di kelas
 Tidak semua guru memiliki waktu untuk  mengatur menyusun rancangan
pembelajaran dengan kahoot

Selain kelemahan, Kahoot ini juga memiliki kelebihan diantaranya :

 Salah satu media pembelajaran yang menarik , dimana kuis ini tidak hanya bisa
dijalankan melalui PC, namun bisa dengan smartphone-pun bisa dengan syarat
yang sama, bisa internet atau online. Kahoot terbagi menjadi dua yaitu untuk
peserta dan untuk adminnya.
 Suasana kelas dapat lebih menyenangkan
 Anak-anak dilatih untuk menggunakan teknologi sebagai media untuk belajar
 Anak-anak di latih kemampuan motoriknya dalam pengoperasikan kahoot.

Langkah-Langkah yang harus dilakukan dalam permainan Kahoot

Ada dua langkah yang harus kita lakukan dalam bermain kuis dalam permainann
Kahoot, diantaranya :

 Langkah pertama adalah membuat kuis kahoot

Untuk membuat kuis dalam kahoot, anda dapat masuk


ke https://create.kahoot.it/. Jika masih belum memiliki akun, lakukan registrasi terlebih
dahulu. Kamu  dapat menggunakan akun email gmail untuk melakukan registrasi.
Berikutnya anda dapat mulai membuat kuis.Dalam proses pembuatan kuis, anda dapat
menambahkan soal, altenatif jawaban, menentukan jawaban yang benar, dan
pengaturan lain yang diperlukan. Setiap kuis yang dibuat secara otomatis tersimpan
pada akun kahoot, jadi kamu dapat melihat kuis yang telah dibuat sebelumnya.

 Langkah kedua adalah memainkan kuis kahoot.

Setelah kuis selesai dibuat, kamu dapat memainkan kuis di dalam kelas. Kuis yang
akan dimainkan di dalam kelas diidentifikasi dengan sebuah PIN. Sebelum siswa mulai
menampilkan kuis, anda harus mempublikasikan PIN terlebih dahulu, selanjutnya siswa
dapat memainkan kuis baik secara individual maupun berkelompok melalui
situshttps://kahoot.it/ dan memasukkan PIN yang telah diberikan.Selama kuis berjalan,
anda memegang kontrol penuh terhadap kuis. Kamu dapat mengatur kapan soal akan
ditampilkan. Pada akhir kuis, kahoot menampilkan hasil dari kuis, dan kamu dapat
melihat skor perolehan yang dikumpulkan oleh siswa atau kelompoknya.
Manfaat dari Kahoot

Bermain game Kahoot dirancang untuk pembelajaran sosial, dengan peserta


didik berkumpul di sekitar layar umum. Di lingkungan kelas yang khas, ini akan menjadi
SmartScreen, papan tulis interaktif, atau monitor komputer. Banyak Kahoots juga
dimainkan menggunakan berbagai layar alat seperti Skype, Appear.in dan Google
Hangouts. Ketika kahoot diluncurkan, itu akan memiliki PIN yang unik secara acak yang
dihasilkan oleh sistem.  Menggunakan perangkat apapun dengan web browser, pemain
kunjungi situs yang didedikasikan untuk partisipasi kuis, kahoot.it, dan masukan PIN
yang unik, dan kemudian memasukkan nama panggilan sebelum diarahkan ke layar
tunggu (“lobi”). Ketika julukan semua pemain ‘muncul di lobi, pemimpin kahoot
(biasanya guru) klik tombol Start untuk memulai kuis.

Selama gameplay, pertanyaan-pertanyaan dan hingga 4 jawaban pilihan ganda


ditampilkan pada layar utama. Setiap jawaban sesuai dengan warna khas dan bentuk.
Pada layar perangkat peserta didik, ada paling banyak empat persegi panjang dengan
warna dan bentuk pada masing-masing, dan pelajar perlu klik atau tekan pada persegi
panjang yang mewakili jawaban yang benar. Desain game adalah seperti bahwa
pemain diharuskan untuk sering mencari dari perangkat mereka, yang memungkinkan
interaksi sosial dengan guru dan rekan-rekan mereka.

Untuk setiap pertanyaan dijawab dengan benar, sejumlah poin (dengan maksimal 1000,
tergantung pada waktu siswa mengambil untuk menjawab pertanyaan) diberikan
kepada masing-masing peserta didik. Pada akhir setiap pertanyaan, pelajar melihat
skornya saat ini dan peringkatnya di kelas di layar sendiri. Peserta didik dengan 5 nilai
tertinggi akan ditampilkan pada leaderboard pada layar utama juga, untuk mendorong
persaingan yang sehat di antara pemain. Perangkat yang didukung Dipengaruhi oleh
“membawa perangkat Anda sendiri” tren, Kahoot! bertujuan untuk mendukung berbagai
web browser dan perangkat mobile melalui antarmuka web, termasuk Android 4.0 atau
yang lebih baru dan semua browser web modern. Ada juga aplikasi asli untuk Android
yang tersedia, dan menurut Kahoot! aplikasi untuk platform lain yang direncanakan tapi
tidak prioritas utama. Ada juga aplikasi untuk iOS dan Android.

Penggunaan kahoot sebagai salah satu media pembelajaran memang masih


sangat jarang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah terutama di
indonesia, namun tidak menutup kemungkinan dengan perkembangan teknologi yang
terus mengalami perubahan yang signifikan. Penggunaan kahoot sebagai salah satu
media pembelajaran akan menjadi pilihan utama guru dalam mengajar, dengan
menggunakan kahoot guru dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif dan
menyenangkan. Kahoot adalah permainan berbasis platform pembelajaran gratis,
sebagai teknologi pendidikan. Diluncurkan pada Agustus 2013 dari Norwegia, Kahoot
sekarang dimainkan oleh lebih dari 50 juta orang di 180 negara. Dirancang untuk dapat
diakses untuk ruang kelas dan lingkungan belajar lainnya di seluruh dunia, Kahoot’s
permainan belajar ( “Kahoots”) dapat dibuat oleh siapa saja dan tidak dibatasi untuk
tingkat usia atau subjek
DAFTAR PUSTAKA

Gulo.W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar.Jakarta: PT Grasindo Iskandarwassid.


2016. Strategi Belajar Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ijoni. 2010.Pembelajaran Kooperatif . Yogyakarta: Pustaka Belajar
SiregarEveline. 2010.Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Mutmainnah, dkk, media pembelajaran pai jenis, karakteristik, dan klasifikasi
media pembelajaran, http://mutmainnah0910.blogspot.co.id/2015/01/makalah-produksi-
media-pembelajaran
Suyono, Hariyanto. 2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset
Tim Dosen MKDK. 2013. Landasan Ilmu Pengetahuan.Jakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan UNJ

Anda mungkin juga menyukai