Anda di halaman 1dari 11

UJIAN AKHIR SEMESTER SEKOLAH PASCASARJANA

Nama : Irma Arda Shafa Siregar

Kelas : Dikdas A

NIM : 8216181012

1. Bagaimana pandangan anda terhadap kurikulum PPKn, bila dikaji dari sejarah dan
perkembangannya dan juga materi inti atau ruang lingkup PPKn dari periode ke periode?
Perubahan kurikulum selalu untuk menjawab tantangan yang sedang dirisaukan
masyarakat, salah satunya ialah karena siswa lebih cenderung memiliki (mendapatkan)
kompetensi kognitif. Apa yang harus dijawab dengan kurikulum mendatang? Untuk
menjawab pertanyaan itu harus mengerti benar tentang kelemahan dalam pendidikan
pada umumnya di Indonesia. Banyak ahli menilai bahwa pendidikan di Indonesia lebih
mengisi pikiran dari pada mengajarkan cara berpikir. Hasil berpikir dan bernalar siswa-
siswa Indonesia masih rendah dan oleh karena itu tantangan terbesar pendidikan di
Indonesia adalah bagaimana menerjemahkan konsepsuccessful intelligence (SI) ke dalam
operasional sistim pendidikan. Pendidikan di Indonesia nampaknya belum berhasil
membentuk SI, khususnya dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam hal inilah
tantangan guru PKn menghadapi kurikulum 2013 yang arahnya tidak hanya memberi
pengetahuan tetapi juga mengajar cara berpikir. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan memiliki kepentingan untuk menterjemahkan berpikir tingkat tinggi
dalam proses pem-belajarannya karena salah satu tujuan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan adalah membentuk kepribadian dimana berpikir kritis merupakan
unsur penting dalam kepribadian. kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan.
Kurikulum merupakan bidang yang paling langsung berpengaruh terhadap hasil
pendidikan. (Sukmadinata, 2012: 158). Kurikulum sangat menentukan proses dan hasil
suatu sistem pendidikan. Kurikulum juga bisa berfungsi sebagai media untuk mencapai
tujuan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan
semua tingkat pendidikan (Arifin, 2011: 25). Indonesia telah banyak mengalami
perubahan kurikulum, di antaranya kurikulum 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984,
1994, 1997, 2004, 2006, dan terakhir 2013.
Perubahan kurikulum sering dipengaruhi oleh faktor politik. Contohnya kurikulum
1964 disusun untuk meniadakan MANIPOL-USDEK, kurikulum 1975 digunakan untuk
memasukkan Pendidikan Moral Pancasila, dan kurikulum 1984 digunakan untuk
memasukkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Kurikulum
1994, di samping meniadakan mata pelajaran PSPB juga untuk mengenalkan kurikulum
SMU yang menjadikan pendidikan umum sebagai pendidikan persiapan ke perguruan
tinggi. (Soedijarto, 2011: 25). Pendidikan masa depan perlu dirancang guna menjawab
harapan dan tantangan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Sistem pendidikan
yang dibangun tersebut perlu berkesinambungan dari pendidikan prasekolah, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Badan Penelitian Diknas, 2014: 12),
sehingga ditemukan solusi kurikulum pendidikan Islam yang tepat.
2. Berdasarkan kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran terutama pada kegiatan inti,
diterapkan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Jelaskan apa yang dimaksud
pendekatan saintifik, dan bagaimana penerapannya. Buatlah desain pembelajaran pada
kegiatan inti dengan menggunakan pendekatan saintifik pada salah satu materi PPKn.
Pendekatan scientific adalah pembelajaran yang menggunakan kaidahkaidah
keilmuan. Pendekatan scientific atau metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian
aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah infomasi
atau data, kemudian mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014:19). Sejalan dengan
pendapat di atas, menurut Hosnan (2014:34) pendekatan scientific adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengontruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hokum atau prinsip yang
ditemukan. Pendekatan scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi
searah dari guru. Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific
diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya),
bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses 10 pembelajaran
diharapan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana
mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan haya mendengarkan dan
mengahapal semata (Majid, 2014:194).
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaannya pendekatan scientific
berlandaskan pada kaidah keilmuan yang menekankan pentingnya kerjasama siswa dalam
aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah data atau
informasi, dan mengkomunikasikan. Selama pembelajaran berlangsung siswa harus dapat
mencari tahu sendiri dari berbagai sumber melalui observasi tentang hal yang dipelajari,
tidak hanya menerima informasi dan menjawab pertanyaan dari guru saja. Penjelasan
langkah-langkah pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1)
Mengamati (Observing) Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah (scientific approach)
adalah langkah pembelajaran mengamati (observing). Menurut Hosnan (2014:39) metode
observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan
kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan
kebermaknaan proses belajar. Dengan metode observasi, siswa akan merasa tertantang
mengeksplorasi rasa keingintahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang
senantiasa menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung pada
objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang
objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa. Kegiatan
mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful learning).
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata,
peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Kegiatan mengamati
memerlukan waktu persiapan yang 14 lama dan matang, biaya dan tenaga relative
banyak, dan jika tidak terkendali kana mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran
(Majid, 2014:211). 2) Menanya (Questioning) Langkah ke dua pada pendekatan ilmiah
(scientific approach) adalah questioning (menanya). Kegiatan belajarnya adalah
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan factual sampai pertanyaan yang bersifat hipotetik (Hosnan, 2014:48).
Guru harus mampu menginsprirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula guru membimbing atau memandu peserta didik belajar
dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didik, ketika itu pula guru
mendorong peserta didik untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Berbeda
dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk
memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat
tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan
tanggapan verbal (Majid, 2014:215). 3) Mencoba
(Experimenting) Langkah ketiga pada (scientific approach) adalah Experimenting
(mencoba). Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain
selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber.
Eksperimen/mencoba dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan
untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis
(Hosnan, 2014:58). 15 Menurut Majid (2014:231) untuk memperoleh hasil belajar yang
nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama
untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada matapelajaran IPA, misalnya, peserta didik
harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan
bersikap ilmiah untuk memcahkan masalahmasalah yang dihadapinya sehari-hari. 4)
Menalar (Associating) Langkah keempat pada scientific approach adalah associating
(menalar/mengolah informasi). Menalar adalah salah satu istilah dalam kerangka proses
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya
tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran
dimaksudkan merupakan penalaran ilmiah, walaupun penalaran nonilmiah tidak selalu
tidak bermanfaat (Majid, 2014:223). Istilah aktivitas menalar dalam konteks
pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori
belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk
pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa
untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer,
peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam 16 referensi dengan
peristiwa lain. Pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan
berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal
sebagai asosiasi atau menalar (Hosnan, 2014:67). 5) Membentuk Jejaring (Networking)
Langkah ke lima pada scientific approach adalah networking (membentuk jaringan).
Model networking adalah model pembelajaran berupa kerja sama antara siswa dengan
seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata
pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung
mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran
radio, TV, atau teman, kakak, orang tua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa
memperluas wawasan belajarnya sendiri, artinya siswa termotivasi belajar karena rasa
ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Networking adalah kegiatan siswa untuk
membentuk jejaring pada kelas. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil
pegamatan, Kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya. Pada tahapan ini siswa mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa
yang telah dipelajari sementara siswa lain menanggapi. Tanggapan siswa lain bisa berupa
pertanyaan, sanggahan atau dukungan tentang materi presentasi. Guru berperan sebagai
fasilitator (Hosnan, 2014:77). Pembelajaran dengan pendekatan scientific menurut
pendapat ahli memang berbeda-beda. Namun, hakikatnya semua sama dan penjelasannya
juga sama yaitu para ahli berpedoman pada Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013.
Sebagai contoh mengamati, para ahli biasa menggunakan mengamati (observing),
menanya para ahli menggunakan menanya (questioning), mengumpulkan 17
informasi/eksperimen para ahli menggunakan mencari (experimenting),
mengasosiasikan/mengolah informasi para ahli menggunakan menalar (associating),
mengkomunikasikan para ahli menggunakan membentuk jejaring (networking). Jadi,
meskipun istilah dalam langkahnya berbeda tapi arti, maksud, isi, dan tujuannya sama.

Desain pembelajaran PPKn pada kegiatan inti dengan pendekatan saintifik yaitu
Sintak 1 : Orientasi siswa kepada masalah 1. Siswa diminta untuk mengamati gambar-
gambar yang ada di dinding depan kelas. 2. Siswa diberikan pertanyaan terkait:  “Apa
yang kalian lihat?”  “Ada foto siapakah di dinding depan kelas kita?”  “Lalu yang ini
gambar apa?” Sambil menunjukkan gambar Pancasila lambang negara kita. 3. Siswa
diberikan stimulus oleh Guru terkait bunyi dari sila-sila Pancasila. 4. Meminta siswa
untuk menyebutkan bunyi sila pertama hingga kelima secara satu persatu Sintak 2 :
Mengorganisasikan siswa 5. Siswa menyimak video yang ditampilkan guru terkait
“Mengenal Simbol Pancasila” https://www.youtube.com/watch?v=SkikxfvYPc 6. Siswa
dibentuk kedalam beberapa kelompok kecil 7. Siswa dibagikan bahan diskusi dalam
bentuk LKPD Sintak 3 : Membimbing penyelidikan individu dan kelompok 8. Untuk
menguji pemahaman siswa, guru mengajukan pertanyaan:  Gambar bintang
melambangkan sila ke berapa?  Gambar apakah yang melambangkan sila kedua?  Sila
ketiga dilambangkan dengan gambar?  Gambar kepala banteng melambangkan sila
keberapa?  Sila kelima dilambangkan dengan gambar apa? 9. Guru menampilkan video
kepada siswa terkait dengan penerapan pancaila dalam kehidupan sehari hari
https://www.youtube.com/watch?v=- Setiap siswa kemudian menceritakan
pengalamannya dalam mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 11. Guru
meminta siswa untuk menyelesaikan LKPD tentang gambar – gambar sila pancasila.
Siswa menempelkan simbol sila-sila pancasila sesuai perintah guru Sintak 4 :
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 12. Guru mempersilahkan salah satu
kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya 13. Guru menanggapi jawaban
kelompok siswa, sekaligus memberi penegasan terkait jawaban Sintak 5 : Menganalisa
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 14. Kemudian untuk menambah
pemahaman siswa, Guru bersama siswa menyebutkan kembali simbol sila-sila pancasila
ditempat yang tepat 15. Setiap kelompok mengumpulkan hasilnya kepada guru untuk
dinilai

3. Kurikulum 2013 menawarkan adanya 3 model pembelajaran yaitu; Problem based


learning, project based learning dan discovery learning. Jelaskan persamaan dari ketiga
model tersebut. Dan jelakan pula perbedaan dari model pembelajaran tersebut.
Perbedaan dari ketiga model Pada dasarnya discovery learning merupakan model
pembelajaran di mana di dalamnya menekankan proses untuk memahami suatu konsep
dari materi secara aktif dan mandiri untuk selanjutnya diperoleh kesimpulan. Pada model
pembelajaran ini, siswa diharapkan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator. Guru hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkaitan
dengan materi kepada siswa. Kemudian, siswalah yang bertugas untuk menemukan,
menyelidiki, dan menyimpulkan hasil pengamatannya sebagai modal untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
Problem Based Learning diartikan sebagai Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu
jenis model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) untuk
menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa dimulai dari kegiatan merencanakan,
membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan
laporan pelaksanaanya. Model Pembelajaran ini lebih menekankan pada proses
pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan
persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan
persoalan nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku utama
dalam merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).
Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan pengetahuan
yang telah atau akan dipelajarinya. Permasalahan yang diajukan pada model Problem
Based Learning, bukanlah permasalahan “biasa” atau bukan sekedar “latihan”.
Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Fokusnya adalah
bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran dan selanjutnya mencarikan
alternatif-alternatif penyelesaian.
Para ahli boleh saja memiliki penafsiran arti yang berbeda-beda, namun inti dasarnya
tetap sama. Project based learning adalah model pembelajaran berupa tugas nyata
seperti kerja proyek, berkelompok, dan mendalam untuk mendapatkan pengalaman
belajar yang bermakna.
Persamaan dari model pembelajaran tersebut adalah model pembeljaran berbasis
student centered serta pembelajaran berdasarkan pada kenyataan di linkungan belajar
siswa sehingga dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran dengan baik.
4. Tentukan suatau pokok bahan atau materi PPKn dan kembangkan menjadi LKPD yang
berbasis project.

A. Standar Kompetensi
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar

3.2 Mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga sekolah
4.2 Menyajikan hasil identifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan
warga sekolah

Indikator

3.2.1 Memahami kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga berkaitan


dengan pakaian dengan tepat.
3.2.2 Mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga berkaitan
dengan paikaian dengan tepat.
4.2.1 Menuliskan pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga
berkaiatan dengan pakaian.
4.2.2 Menceritakan pengalamannya tentang pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai
anggota keluarga berkaitan dengan pakaian dengan percaya diri.

B. Petunjuk Belajar

1. Pahami tujuan umum pembelajaran kegiatan belajar, agar dapat mengukur


ketercapaian pembelajarannya.
2. Pelajari materi kegiatan belajar dengan seksama
3. Jika dirasa telah paham dengan materi yang dipelajari, kerjakan latihan yang ada
pada kegiatan belajar.
4. Pelajari kembali materi dari soal latihan yang belum terjawab dengan benar tadi,
kemudian coba lagi mengerjakan soal latihannya hingga jawabannya benar.
5. Setelah semua soal latihan terjawab dengan benar, kerjakanlah soal tesnya.
6. Selama mempelajari isi bahan ajar ini, diperkenankan menggunakan referensi lain
atau minta keterangan dari teman sejawat atau guru pembimbing.
7. Setelah menyelesaikan semua aktifitas pembelajaran dan dirasa telah menguasai
materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, disarankan menemui guru pembimbing
untuk tindak lanjutnya.
Berikan Pendapatmu Mengenai Gambar Yang Disediakan Dibawah Ini!
Mendapatkan Pendidikan adalah merupakan salah satu hak sebagai warga negara
yang baik, untuk itu menurut kamu apa yang menjadi kewajiban kamu saat kegiatan
belajar mengajar disekolah…………………………….

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Ilustrasi gambar diatas menunjukkan kondisi orangtua yang sedang sakit,
sebagai ana kapa yang menjadi kewajiban kamu dirumah ketika orangtua
sedang sakit…………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………
Tuliskan Hak dan Kewajiban Kamu Sebagai Warga Negara

HAK KEWAJIBAN

Anda mungkin juga menyukai