Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK PADA


KURIKULUM 2013

Disusun Oleh:

Elvida Harianti Harahap (4163342013)

Program Studi : Billingual Biology 2016

BILLINGUAL BIOLOGY 2016


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2016/2017
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA
KURIKULUM 2013

Oleh : Elvida Harianti Harahap

Email: Elvidahariantihrp@gmail.com

Abstrak

Mutu pendidikan merupakan masalah yang dijadikan agenda utama untuk diatasi
dalam kebijakan pembangunan pendidikan, karena hanya dengan pendidikan yang bermutu
akan diperoleh lulusan bermutu yang mampu membangun diri, keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara. Lulusan yang bermutu akan mampu menghadapi tantangan kehidupan dan
berkemampuan secara proaktif untuk penyesuaian diri pada perubahan zaman. Standar
Nasional Pendidikan yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 telah
menggariskan ketentuan minimum bagi satuan pendidikan formal agar dapat memenuhi mutu
pendidikan. Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar
dalam proses pembelajaran, yaitu pembelajaran yang menitikberatkan pada pembelajaran
aktif. Pendekatan ilmiah atau saintifik dianggap sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan. Melalui sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi diharapkan melahirkan peserta didik yang produkif, afektif,
inovatif, dan kreatif. Tujuan dari penulisan makalah ini di antaranya: (1) Untuk mengetahui
tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik; (2) Untuk mengetahui kriteria pembelajaran
dengan pendekatan saintifik; (3) Untuk mengetahui langkah-langkah pendekatan saintifik.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Kata kunci: pendekatan saintifik, model pembelajaran kurikulum 13

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mutu pendidikan merupakan masalah yang dijadikan agenda utama untuk diatasi
dalam kebijakan pembangunan pendidikan, karena hanya dengan pendidikan yang bermutu
akan diperoleh lulusan bermutu yang mampu membangun diri, keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara. Lulusan yang bermutu akan mampu menghadapi tantangan kehidupan dan
berkemampuan secara proaktif untuk penyesuaian diri pada perubahan zaman. Standar
Nasional Pendidikan yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 telah
menggariskan ketentuan minimum bagi satuan pendidikan formal agar dapat memenuhi mutu
pendidikan.
Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam persekolahan.
Beberapa para ahli mengemukakan bahwa kurikulum adalah pernyataan mengenai tujuan
(MacDonald; Popham), ada yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana
tertulis (Tanner and Tanner, 1980), ada yang menyatakan bahwa kurikulum adalah
pengalaman nya yang dialami peserta didik dengan bimbingan sekolah (Saylor dan
Alexander, 1980). Pengertian operasional juga dianut dalam Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan digunakan dalam Peraturan Pemerintahan
nomor 19 tahun 2005. Pasal 1.19 UU nomor 20 tahun 2003 merumuskan kurikulum sebagai
“seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional”.

Dalam meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah Indonesia banyak melakukan


perubahan sesuai perubahan zaman, baik itu berupa sistem pendidikan, yang menyangkut
struktur kurikulum dan pola pembelajaran yang dilaksanakan.Sebagaimana amanah yang
tercantum dalam rencana pembangunan jangka menegah nasional 2010-2014 dalam bidang
pendidikan yang menyatakan bahwa salah satu substansi inti program bidang pendidikan
adalah penataan ulang kurikulum sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil
pendidikan yang mampu menjawab kebutuhan sumber daya manusia untuk mendukung
pertumbuhan nasional dan daerah. Dewasa ini, masyarakat sebagai agen perubahan itu sendiri
mulai berinovasi dan mulai menangkap akan adanya tantangan zaman. Kenyataan tersebut
tentunya adalah hal yang positif, namun tidak boleh ditampikkan bahwa dalam setiap
perubahan zaman tentunya ada pula dampak negatif yang ditimbulkan.Tidak semua pengaruh
perubahan zaman positif bagi masyarakat Indonesia, ada hal-hal yang perlu untuk disikapi
dengan bijak dan ditolak mentah-mentah karena tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa.Pendidikan mencoba untuk menyikapi dilema tersebut, kemudian mengemasnya
dalam sebuah konsep perubahan kurikulum.

Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar


dalam proses pembelajaran, yaitu pembelajaran yang menitikberatkan pada pembelajaran
aktif. Sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, Kurikulum
2013 menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) sebagai pendekatan pokok yang perlu
diperkuat dengan pembelajaran berbasis penyingkapan (discovery learning), pembelajaran
berbasis penelitian (inquiry learning), dan pembelajaran berbasis proyek (project based
learning). Pendekatan ilmiah atau saintifik dianggap sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan.Melalui sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi diharapkan melahirkan peserta didik yang produkif, afektif,
inovatif, dan kreatif.Keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 sangat ditentukan oleh
keberhasilan guru dalam mengembangkan pembelajaran berdasarkan pendekatan atau model
pembelajaran aktif tersebut.

2. Tujuan
Artikel ini berupaya untuk melihat pembelajaran dengan pendekatan saintifik terhadap
kurikulum 2013. Dengan demikian, tujuan dari penulisan makalah ini di antaranya: (1)
Untuk mengetahui tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik; (2) Untuk mengetahui
kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik; (3) Untuk mengetahui langkah-langkah
pendekatan saintifik.

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencari

atau menggali data dari literatur yang terkait dengan apa yang dimaksudkan dalam rumusan

masalah. Data-data yang telah didapatkan dari berbagai literatur dikumpulkan sebagai suatu

kesatuan dokumen yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendekatan scientific (ilmiah) adalah pendekatan pembelajaran yang pertama kali


diperkenalkan di Amerika pada akhir abad ke-19.Belajar dengan pendekatan saintifik adalah
salah satu kegiatan dengan hasil pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran tradisional.Pendekatan saintifik ini memiliki karakteristik “doing science”.
Pendekatan ini memudahkan guru atau pengembang kurikulum dalam memperbaiki proses
pembelajaran, yaitu dengan memcah proses menjadi langkah-langkah yang lebih terperinci
dan memuat instruksi untuk peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (Maria
Varelas and Michael Ford, 2008: 31). Hal inilah yang menjadi alasan penggunaan pendekatan
saintifik sebagai pendekatan dalam Kurikulum 2013.

Pendekatan scientific juga dikenal sebagai pendekatan ilmiah. Dalam pelaksaannya,


ada yang menyebut saintifik sebuah pendekatan, namun tak jarang disebut juga sebagai
sebuah metode, meskipun karakteristiknya hampir sama. Berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi
tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologi) yang berbeda.sikap diperoleh melalui
aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta”.Keterampilan diperoleh melalui aktivias “mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.

A. Machin (2014: 28-35) dalam publikasinya menyebut bahwa pembelajaran dengan


pendekatan saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang diancang agar peserta didik
secara aktif membangun konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan, atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksud untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung
pada informasi searah dari guru.Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong pesertadidik dalam mencari tahu dari berbagai sumber
melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,


pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi 5M, yaitu: mengamati, menanya, menalar,
mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Untuk memperkuatpendekatan
ilmiah (scientific), perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyikapan/ penelitian (discovery/
inquiry learning), yaitu bagaimana peserta didik dapat menemukan sendiri pengetahuan yang
ingin diketahuinya melalui proses eksplorasi atau pencarian informasi. Penalaran dan sikap
kritis peserta didik diperlukan dalam rangka pencarian (penemuan).Untuk mendorong
kemampuan peserta didik dalam menghasilkan karya konteksual, baik individual maupun
kelompok, maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang dihasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).Agar dapat disebut ilmiah,
metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena itu,
metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan mengumpulkan data atau fakta melalui
observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis.
Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Machin (2014) menyebutkan tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara


lain :
1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi.
2. Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana peserta didik merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter peserta didik.

Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Dikutip dari Majid & Rochmah (2014), proses pembelajaran bersifat ilmiah jika
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu (bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata).
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik
terbatas dari prasangka yang serta-merta, pikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk berpikir secara kritis, analitis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik agar mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi
pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik agar mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
subtansi atau materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah-langkah Pendekatan Sintifik

Strategi instruksional dengan pendekatan saintifik langkah-langkahnya dapat


dijelaskan sebagai berikut:

(1) Mengamati (Observing)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull


learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara
nyata, peserta didik senang dan tertantang dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati
sangat bermanfaat bagi pemenuh rasa ingin tahu para siswa. Sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Guru memberikan kesempatan dengan luas dan
bervariasi kesempatan para siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan; melihat,
menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi para siswa untuk melakukan
pengamatan, melatih para siswa untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal
yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah
melatih kesungguhanm ketelitian, dan mencari informasi.

(2) Menanya (Questioning)

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada para siswa
untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,atau dibaca. Guru perlu
membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan
rasa ingin tahu siswa. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin
dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut
dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan siswa, dari sumber
yang tunggal sampao sumber yang beragam.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatanini adalah mengembangkan


kreativitas, rasa inti tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

(3) Mengumpulkan Informasi/Eksperimen (Associating)

Kegiatan ini dilakukan untuk menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
melalui berbagai cara. Peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan
fenomena atau objek yang lebih teliti atau melakukan eksperimen.Pada pembelajaran materi
pertumbuhan melalui eksperimen pemanfaatan berbagai bahan limbah pertanian atau limbah
rumah tangga yang digunakan sebagai bahan pupuk organik. Karakter yang diharapkan adalah
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan konservasi.

(4) Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar (Experimenting)

Merupakan kegiatan memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut.
Aktivitas ini disebut juga dengan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas
fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan
kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi.Setelah menemukan keterkaitan antar
informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara
bersama-sama dalam satu kelompok atau secara individual membuat kesimpulan.Karakter
yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan.

(5) Mengkomunikasikan (Communicate)

Mengkomunikasikan, Pada pendekatan scientifik guru diharapkan memberi kesempatan


kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini
dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan
mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas
dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik.
Gambar 1 :langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Gambar 2 :tahap pendekatan saintifik

KESIMPULAN

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki


kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang bermutu, sebab lulusan yang
bermutu akan mampu membangun diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Lulusan
yang bermutu akan mampu menghadapi tantangan kehidupan dan berkemampuan secara
proaktif untuk penyesuaian diri pada perubahan zaman.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang


diancang agar peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum, atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan, atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Tujuan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik yaitu agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan intelek
sehingga dapat membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu
masalahsecara sistematik dan dapat mengomunikasikan ide-ide yang diperolehnya, secara
tidak langsung melalui pendekatan saintifik ini peserta didik dapat mengembangkan karakter
dirinya sendiri. Kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu materi pembelajaran
berbasis fakta sehingga mendorong peserta didik untuk berpikir secara kritis, analitis dan
tepat dalam memahami materi tersebut. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik sudah dipaparkan dalam Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses bahwa pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi 5M, yaitu:
mengamati(Observing), menanya(Questioning), menalar(Associating),
mencoba(Experimenting), membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran(Communicate).

DAFTAR PUSTAKA

Agus K. B, Moch, Lud Waluyo dan Ali Mokhtar. 2016. Implementasi Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran di Pendidikan Dasar di Malang. Vol. 13.No. 1.Hal. 48

Ana, Lavina Dwi. 2016. Proses Belajar Dalam Menciptakan Karya Luar Biasa. Jakarta:
Guepedia

Ine, Maria Emanuela. 2015. PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
EKONOMI POKOK BAHASAN PASAR.Hal. 271.

Machin, A. 2014.IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK, PENANAMAN KARAKTER


DAN KONSERVASI PADA PEMBELAJARAN MATERI PERTUMBUHAN.Vol. 3.No.
1.Hal. 31-32

Marani, Ika dan Laila Fatmawati. 2015. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Deepublish.

Marjan, Johari, I.B. Putu Arnyana dan I.G.A. Nyoman Setiawan. 2014. Pengaruh
Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan
Proses Sains Siswa MA Mu’allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur
Nusa Tenggara Barat.Vol. 4.Hal. 2.

Munawarah, Nurul., Edy Surya. 2017. An Analysis of the Difficulties in Learnin Mathematics
by Using Scientific Approach at SMA Negeri 3 Manyak Payed. Vol. 33.No. 3.Hal.
96-97.

Siska, Yulia. 2016. Konsep Dasar IPS. Yogyakarta: Garudhawaca.


Sufairoh.2016. PENDEKATAN SAINTIFIK & MODEL PEMBELAJARAN K-13.Vol. 5. No.
3. Hal. 116-117.

Tim Dosen PAI. 2016. Bunga Rampai Penelitian dalam Pendidikan Agama Islam.
Yogyakarta: Deepublish.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI.2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:
Grasindo Intima.

Anda mungkin juga menyukai