Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN SAINTIFIK

DOSEN PEMBIMBING:

Rosdiana, S.T., M.Kom.

Hasriadi, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

Siti Aisyah 1902010029

Sinar Wulan 1902010030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
TAHUN AJARAN 2021
PENDEKATAN SAINTIFIK

A. Pendekatan Saintifik
Dalam pendidikan proses belajar dan mengajar sangat dibutuhkan bagi
kemajuan dunia pendidikan. Hal ini tidak lain untuk kemajuan ilmu itu sendiri,
karena itu tentu saja kebutuhan akan selalu berubah seiring perkembangan zaman.
Seperti hal dalam bidang lainnya kebutuhan yang selalu berubah begitu pula
dalam kurikulum pembelajaran yang harus dikembangkan menyesuaikan
dinamika pendidikan saat ini agar tidak terjadi ketertinggalan. Kemajuan suatu
bangsa akan terjadi jika pendidikannya berkembang ke arah yang lebih baik.
Pergantian atau pengembangan kurikulum juga harus seiring dengan
kebutuhan masyarakat pada umumnya. Mutu pendidikan haruslah menjadi bahan
utama perbaikan pemerintah, pendidikan yang memiliki mutu tinggi akan
menghasilkan penerus-penerus yang memilki standar terbaik dalam dunia
pendidikan. Hal ini akan semakin bagus dalam membangun negara. Kurikulum
menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Pengembangan kurikulum pada
dasarnya usaha mencari seperti apa tujuan, isi dan bahan proses pembelajaran
yang tentunya dapat dijadikan sebagai rincian pedoman dalam kegiatan
pembelajaran yang tentunya sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari proses
pembelajaran tersebut. Namun pengembangan kurikulum tersebut harus sesuai
dengan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri seperti dalam UU No.
20 tahun 2003 Bab X, pasal 36 ayat 1 tentang kurikulum. Bahwa pengembangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pengembangan kurikulum dinilai sangat penting. Maka penyusunannya


juga tidak dilakukan secara sembarangan. Kurikulum harus disusun secara baik
dengan landasan dan pokok permasalahan yang telah diteliti dengan cermat
sehingga ke depannya tidak ada akibat fatal bagi proses pembelajaran. Setiap
waktu kurikulum pendidikan dapat berubah hal ini karena sebuah usaha agar
kurikulum tersebut terus mengalami penyempurnaan mutunya. Saat ini kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang dipakai di Indonesia walaupun penyebaran
penggunaannya belum merata karena banyaknya kendala. Namun kurikulum ini
dinilai dapat memberikan kemampuan kepada warga negara Indonesia untuk
pribadi yang luhur, inovatif dan dapat memajukan bangsa. Kurikulum ini dinilai
jauh lebih sempurna dari kurikulum sebelumnya sehingga dapat menjadi acuan
dalam proses pembelajaran.1

B. Model Pendekatan Saintifik


Model pendekatan saintifik ialah merupakan suatu bentuk pembelajaran
menggunakan metode keilmuan melalui hasil pengumpulan data, pencarian fakta,
eksperimen, observasi dan cara-cara lainnya untuk menemukan hasil yang
diinginkan. Model pendekatan ini digunakan untuk mencari data-data yang lebih
akurat dan terperinci untuk kemudian digunakan dalam proses belajar. Sebenarnya
model pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ini sudah sangat lama
terjadi pada semua pembelajaran yang ada terutama pada yang bersangkut paut
pada bidang sains atau ilmu pengetahuan dan lainnya. Dalam pengertian lain
kurikulum dapat dimaknai sebagai sejumlah/berbagai mata pelajaran yang ada
atau dapat pula diartikan sebagai sebuah pengalaman peserta didik yang telah
disusun secara terperinci. Pendekatan saintifik juga merupakan wadah agar
peserta didik mau dan mampu melakukan sesuatu secara terbuka. Dimana siswa
mau mengamati, bertanya dan mampu mengkomunikasikan segala hal yang
mereka ketahui. Pendekatan ini diharapkan mampu menjadi wadah yang dapat
menginspirasi dan mampu menampung akal dan pemikiran terhadap suatu metode
pembelajaran.2
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
menerapkan penerapan metode ilmiah dalam prosesnya. Proses pembelajaran ini
yaitu pendekatan scientific meliputi tentang sikap (afektif), keterampilan
(psikomotor), dan pengetahuan (kognitif). Proses pembelajaran yang menerapkan
nilai dan poin-poin tersebut diharapkan mampu memberikan hasil terbaik
1
Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran Ke-13. Pendidikan Profesional.
Vol. 5. No. 3. Hal. 188. Diakses pada tanggal 19/03/2021.
2
Agus Pahrudin dan Dona Dinda Pratiwi. 2019. Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi
Kurikulum 2013Dan DampaknyaTerhadap Kualitas Proses Dan Hasil Pembelajaran Pada MAN
Di Provinsi Lampung. Lampung Selatan: Pustaka Ali Imran. Hal. 11. Diakses pada tanggal
19/03/2021.
terhadap peserta didik sehingga peserta didik yang dihasikan nantinya memilki
sikap inovatif dan kreativitas yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Pendekatan
yang dilakukan berdasarkan metode ini sebagai bentuk dari proses terciptanya
tujuan pendidikan itu.
Dari pengertian pendekatan dan pembelajaran diharapkan tidak hanya
mampu mengembangkan tingkat kemampuan peserta didik tapi juga diharapkan
mampu mengembangkan ilmu dan keterampilan seseorang dalam berpikir
sehingga ia mampu menunjukkan kemampuan dirinya dalam berkarya ke
depannya. Metode ini mengusung sistem tanya jawab bagi pendidik dan peserta
didik. Metode ilmiah didalamnya banyak hal yang dapat menjadi aktivitas dan hal
ini yang dapat diobservasi seperti mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Oleh karena itu dari pemahaman diatas dapat kita simpulkan bahwa
pendekatan saintifik ialah proses atau rincian pembelajaran yang telah disusun dan
ditata sedemikian rupa agar kemampuan dari siswa-siswa yang dididik mampu
menyusun, sebuah fakta atau prinsip dengan menggunakan tahapan-tahapan, dapat
menemukan fakta, dapat menganalisis dengan baik, dapat memberikan gambaran
dan dapat mengumpulkan data dengan teknik menganalisis dan merumuskan data
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.3

Pendekatan saintifik diberikan dengan tujuan agar peserta didik mampu


memahami berbagai hal dengan menggunakan pendekatan yang bersifat ilmiah.
Proses pembelajaran yang terjadi selalu dihadapkan dengan harapan agar peserta
didik mampu mendapatkan ilmu dan mengelolahnya bukan hanya berasal dari
guru melainkan dari hasil observasi yang datang dari rasa ingin tahu terhadap
segala sesuatu. Hal ini akan membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam
mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi.
Dari rangkaian beberapa penjelasan mengenai peserta didik diatas dapat
kita pahami bahwa pendekatan saintifik ini memiliki karakter pada prosesnya,

3
Daryanto dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media. Hal. 42-
43. Diakses pada tanggal 29/03/2021.
seperti bahwa pendekatan ini berpusat pada perkembangan, pengetahuan dan
proses pada peserta didik. Pendekatan saintifik yang baik dan tersusun secara rapi
banyak memasukan/melibatkan keterampilan pada ilmu sains, untuk menemukan
konsep ataupun prinsip didalamnya. Pendekatan saintifik ini juga mendorong
tingkat/susunan tertinggi dari para peserta didik, yang dimana hal ini tentu saja
dipengaruhi oleh proses kognitif yang tentunya menjadi penyebab tumbuh
pesatnya perkembangan intelektual peserta didik. Dan karakteristik yang terakhir
adalah mampu meningkatkan karakter/kepribadian peserta didik dimana ini
tentunya telah sesuai dengan tujuan pendekatan saintifik itu sendiri.
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ini dinilai jauh
lebih efektif dalam berbagai hal. Prosesnya dinilai dapat mewujudkan dan
menyelesaikan berbagai hal sekaligus, dan dapat memberikan inovasi dan warna
tersendiri dalam tingkat kreativitas yang tinggi untuk peserta didik. Proses ini
dinilai jauh lebih baik dari pada sistem pembelajaran terdahulu yang cenderung
hanya berfokus kepada tenaga pendidik (Guru) saja. Dimana peserta didik hanya
menerima apa yang diajarkan tanpa harus ada pemahaman terhadap ilmu yang
disampaikan. Sistem pembelajarannya juga hanya semata-mata menerima, hal
tentu saja tidak akan membuat individu sebagai peserta didik berkembang dalam
segala hal.
Saat ini di tingkat SMP atau SMA dan tingkatan sederajat lainnya proses
pembelajarannya menggunakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik
ilmiah. Dalam proses pendidikan peserta didik diajarkan pada hal mengenai
kepribadian/sikap, pengetahuan yang dimiliki dan tingkat keterampilannya.
Mengenai sikap peserta didik diharapkan “tahu mengapa”. Pada pengetahuan
peserta didik diharapkan mampu “tahu apa” mengenai ilmu yang didapatkan dan
tentang keterampilan peserta didik diharapkan “tahu bagaimana” menginovasikan
sesuatu dalam segala hal yang ia lihat atau ciptakan. Setelah semuanya telah
diterapkan maka hasil akhirnya adalah agar peserta didik mampu memiliki sikap
yang luhur dan budi pekerti yang baik dengan ilmu pengetahuan yang luas dan
kaya serta diharapkan memiliki kemampuan/skill dalam perkembangannya
sehingga ke depannya mereka akan menjadi orang yang layak disebut sebagai
seorang pendidik.
Pendekatan saintifik memberikan banyak manfaat bagi peserta didik yang
tentu saja juga memilki tujuan dalam proses pembelajarannya. Tujuan ini
didasarkan pada penerapannya dan apa yang menjadi target ke depannya.
1. Agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi bagi peserta
didik.

2. Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik mampu menyelesaikan segala


sesuatu melalui observasi yang telah disusun secara sistematis.
3. Agar memberikan pembiasaan pada peserta didik bahwa belajar adalah
suatu kebutuhan yang tentunya sangat wajib untuk kehidupan mereka ke
depannya.
4. Pembelajaran pendekatan saintifik diharapkan mampu menjadi tempat
munculnya berbagai ide-ide kreatif peserta didik yang tentunya dapat
mereka komunikasikan dengan baik.

5. Sistem pembelajaran ini diharapkan juga dapat membantu dalam


perkembangan intelektual dan kepribadian peserta didik dalam prosesnya.
Pendekatan saintifik (Pendekatan Ilmiah) memiliki banyak manfaat dan
tujuan yang tentunya itu semua dalam rangka mencapai apa yang diinginkan
sebelumnya. Pendekatan saintifik yang memiliki banyak kesempurnaan baik dari
materi ataupun metodenya tentu saja dapat menarik minat. Saat ini tentu saja kita
melihat banyak peserta didik yang lebih menyukai konsep belajar yang terbuka
dan menyenangkan. Karena itu, pembelajaran menggunakan metode ini dinilai
sangat mampu meningkatkan jiwa kritis dan tanggap mereka terhadap sesuatu.
Proses pembelajaran dengan metode yang menyenangkan akan membuat peserta
didik jauh lebih aktif.
Sistem yang tertata dengan rapi dan terstruktur memudahkan
terlaksanakannya proses belajar mengajar yang diinginkan. Sistem yang tertata
rapi juga dapat mengefisienkan waktu sehingga tidak jauh tertinggal, terlebih lagi
pendidikan saat ini berjalan sangat cepat. Jadi pendekatan ini dapat mengejar
ketertinggalan kita terhadap dunia pendidikan di Negeri ini.

Pendekatan saintifik yang dinilai mampu meningkatkan kemampuan para


peserta didik. Perumusan masalah didalamnya merupakan hal yang sangat
dibutuhkan dalam proses pembelajaran saat ini.4

C. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik


Proses pembelajaran yang telah memasuki ranah sekolah SMP dan SMA
atau tingkat sekolah sederajat lainnya dilaksanakan dengan ranah kepribadian,
pengetahuan dan tingkat kreativitas. Mengenai sikap peserta didik harus mampu
“tahu mengapa”, pengetahuan peserta didik harus “tahu apa” dan mengenai
keterampilan peserta didik harus tahu “tahu bagaimana” hasil akhir dari semua ini
diharapkan peserta didik mampu bersikap yang baik dengan tingkat pengetahuan
yang luas dan pengetahuan skill/kemampuan terhadap sesuatu.
Dalam situasi tertentu tidak semua hal mengenai proses pembelajaran ini
harus diterapkan seperti, mengamati, menanyakan, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan dan menciptakan. Pendekatan yang bersifat ilmiah ini
tidak harus selalu diterapkan. Namun tentu saja prosesnya tetap menggunakan
pembelajaran yang bersifat ilmiah.
1. Mengamati
Sesuai dengan namanya hal sangat berperan penting didalamnya adalah
proses. Proses yang terjadi saat pembelajaran dilakukan. Karena dilakukan secara
langsung tentu saja mengamati memiliki keunggulan tersendiri didalamnya.
Seperti peserta didik mampu melihat objek secara nyata dan tanpa perantara
apapun. Peserta didik akan lebih memahami objeknya baik dari sifat ataupun
bentuknya. Peserta didik juga akan lebih bersemangat, dan hal ini menjadi
pengalaman nyata bagi mereka, serta pelaksanaannya menjadi lebih mudah.
Proses pengamatan ini akan memberikan pemenuhan rasa tertarik dan
keingintahuan peserta didik. Prosesnya akan sangat bermakna dan terasa lebih
4
Daryanto dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media. Hal. 45-
46. Diakses pada tanggal 29/03/2021.
nyata dan tentunya hal ini akan selalu diingat sebagai sesuatu hal yang penting.
Metode ini tentu saja dilakukan agar peserta didik dapat tahu apa yang menjadi
hubungan objek yang sedang dianalisa/diamati dengan pembelajaran yang
diberikan di sekolah oleh para pendidik. Saat peserta didik mampu menyimpulkan
hubungan antara hal yang diamati dengan apa yang mereka pelajari. Peserta akan
dapat meningkatkan kemampuan intelektual mereka.
Untuk kelancaran kegiatan pengamatan yang akan dilakukan tentunya
terlebih dahulu harus disusun langkah-langkahnya terlebih dahulu:
a) Menentukan terlebih dahulu objek pengamatan.
b) Menyusun hal-hal apa saja pada objek yang akan diamati oleh peserta
didik.
c) Menentukan poin-poin pengamata pada objek dari yang paling dasar
sampai yang penting untuk kelancaran prosesnya.
d) Menentukan lokasi pengamatan objek.
e) Menyusun data bagaimana proses berjalannya pengamatan yang dilakukan
sehingga apa yang diperlukan dapat dipersiapkan.

f) Penggunaan alat demi kelancaran pengamatan tersebut, seperti buku atau


alat elektronik (kamera) dan lainnya.
Dalam proses pengamatan yang dilakukan keterlibatan peserta didik
adalah hal yang paling utama. Karena itu guru harus memahami bagaimana
bentuk keterlibatan yang sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran itu.
Dibawah ini bentuk-bentuk pengamatannya:
a) Pengamatan Biasa (Common Observation)
Pada pengamatan ini peserta didik tidak diharapkan langsung oleh objek
yang diamati. Sedangkan yang menjadi objek pada pengamatan adalah
peserta didik itu sendiri dan untuk bentuk pengamatan ini dilakukan tidak
lain hanya untuk proses pembelajaran.
b) Pengamatan Terkendali (Controlled Observation)
Sama halnya dengan pengamatan biasa, pengamatan terkendali juga tidak
melibatkan peserta didik pada objek atau pelaku secara langsung. Namun
dalam pengamatan terkendali objek di tempatkan pada situasi dan suasana
yang telah di buat untuk kepentingan proses pembelajaran, dimana
prosesnya dikendalikan langsung oleh pihak pendidik.
c) Pengamatan Partisipatif (Participant Observation)
Berbeda dari pengamatan biasa dan terkendali, pada pengamatan ini
peserta didik dilibatkan secara langsung pada objek/atau pelaku dan situasi
objek yang akan di amatai. Pada pengamatan ini peran langsung dari
peserta akan menjadi penentu keberhasilan prosesnya. Kemampuan peserta
didik dalam berbaur secara langsung dengan objek dan pelakunya menjadi
poin penting dalam terlaksananya kegiatan.
Dalam proses pengamatan objek yang dilakukan tentu saja baik peserta
didik atau pun guru yang ikut dalam prosesnya harus melengkapi diri dengan alat-
alat yang cukup lengkap. Agar hasil yang didapat jauh jauh lebih baik. Alat-alat
antara lain sebagai berikut :
a) Perekam suara (tap recorder), penggunaan tap recorder lebih mudah dan
praktis dibanding harus menulis secara langsung. Tap recorder dapat
digunakan untuk merekam pembicaraan dari proses pengamatan.
b) Kamera, penggunaan kamera dapat lebih mudah merekam gambaran objek
yang diamati. Objek yang terekam memudahkan proses analisis, sehingga
proses pengamatan menjadi lebih mudah.
c) Alat-alat lainnya.
2. Menanya

Dalam proses pembelajaran guru atau peserta didik yang mampu


memberikan pemahaman adalah guru dengan tingkat pembelajaran yang efektif.
Saat proses pembelajaran berlangsung saat pendidik memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menanyakan sesuatu yang tidak dipahami atau sesuatu
yang ingin ia ketahui hubungannya maka saat itulah guru menjadi pengarah atau
pembimbing bagi peserta didiknya. Saat guru menjawab hal yang ditanyakan saat
itulah ia mendorong peserta didiknya menjadi pendengar dan penyimak yang
baik.
Tujuan dari proses ini adalah sebagai berikut:
a) Proses ini akan meningkatkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik.
b) Proses menanya, akan memberikan dorongan agar peserta didik belajar
hal-hal lebih banyak lagi saat pembelajaran.
c) Proses menanya ini memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran.
d) Dalam proses ini keterampilan peserta didik terlihat. Pemahaman mereka
akan diutarakan.
e) Proses menanya akan membangkitkan rasa percaya diri peserta didik.
f) Proses ini mendorong peserta didik untuk berdiskusi, dan mengembangkan
kemampuannya.
g) Proses ini mengajarkan peserta didik agar mampu medengarkan, dan
menganalisis apa yang disampaikan peserta didik lainnya, agar mereka
paham akan selalu ada perbedaan.
h) Menanya melatih respon peserta didik secara cermat dan tepat.
i) Proses ini melatih dan membiasakan peserta didik agar berbicara tutur kata
yang baik dan sopan agar rasa saling menghargai dapat terbangun antar
peserta didik.
3. Mengeksperimen/Mencoba.

Dalam kegiatan mencoba peserta didik mau mencari tahu apa yang
menjadi dasar dari pembelajaran tersebut dengan melakukan berbagai riset.
Misalnya dalam proses pembelajaran akhlak dan akidah peserta didik harus
mampu memahami hal ini dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat
mengembangkan kemampuannya. Saat menyelesaikan masalah yang dihadapi
peserta didik diharapkan mampu menggunakan metode ilmiah oleh pendekatan
saintifik dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.
Saat metode ini akan dilaksanakan peserta didik diharapkan dapat
menentukan terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan dan tema apa yang akan
diambil, peserta didik harus mampu menggunakan alat-alat serta harus dapat
menyediakan alat-alat yang diperlukan. Peserta didik harus mampu mencatat,
mengamati dan menganalisis hal-hal yang terjadi pada objek pengamatan dan
menarik kesimpulan terhadap apa yang diamati.
4. Mengasosiasi/Menalar
Proses menalar merupakan suatu kegiatan memproses informasi yang telah
didapatkan dari hasil eksperimen atau mengamati objek secara langsung ataupun
tidak secara langsung. Proses menalar ini adalah proses mencari keterkaitan
informasi yang satu dengan informasi yang lainnya yang telaah didapat
sebelumnya. Proses ini dilakukan agar mampu meningkatkan sikap jujur, disiplin,
dan kerja keras peserta didik dalam melakukan kegiatan penyimpulan bahan yang
telah didapatkan.
Pendekatan saintifik yang terdapat pada kurikulum 2013. Diharapkan
mampu meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam
proses pengembangannya. Tiga aspek dalam pembelajaran ini dapat
meningkatkan rasa keingintahuan, menghargai, dan menerima dalam komunikasi
yang terjadi.
5. Contoh Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik:
a) Kompetensi Pembelajaran.
Kompetensi pada kelas IPA kurikulum 2013. Pentingnya hubungan alam
dan makhluk lainnya. Peserta didik mampu mengetahui kebesaran sang
pencipta terhadap dunia. Peserta didik diharapkan mampu bekerja sama
terhadap sesama.
b) Memperlihatkan sifat ilmiah (rasa ingintahu, teliti, cerdas, bertanggung
jawab dan peduli) dalam kehidupan sehari-hari.
c) Peserta didik diharapkan mampu menghargai kerja sama baik antara
kelompok atau individu.
d) Dapat membedakan campuran atau larutan dari hasil pengamatan.
e) Menyusun dan melakukan proses percobaan agar dapat melihat perbedaan
campuran antara zat dengan bahan yang diketahui dalam kehidupan.
Pendekatan saintifik diharapkan mampu membangun sikap-sikap dan cara
berpikir kritis peserta didik. Karena itu selain peran peserta didik secara langsung
peran dari tenaga pendidik juga merupakan hal yang sangat penting akan
peranannya. Seorang pendidik harus memiliki dan memfasilitasi dirinya dengan
berbagai hal yang penting untuk kelancaran proses pembelajaran sehingga peserta
didiknya dapat memperoleh pemikiran yang logis dan kreatif seta nilai budi luhur
yang baik.
Dalam pengaruh perkembangan sekarang ini pendekatan saintifik
merupakan hal penting dalam meningkatkan mutu peserta didik. Pendekatan
saintifik yang terdapat pada kurikulum 2013 adalah langkah dari perbaikan pola
pendidikan yang ada. Kurikulum ini mencakup berbagai hal yang sangat
diperlukan peserta didik. Dalam kurikulum 2013 ini keaktifan peserta didik
menjadi lebih diutamakan selain dari kecakapan tenaga pendidiknya, keduanya
diharapkan berjalan beriringan untuk hasil yang diinginkan oleh proses tersebut.5
Model pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ini sebenarnya
sudah ada pada kurikulum terdahulu yang telah dipakai di Indonesia namun
penegasan pembelajaran ini baru muncul dan ada serta sangat nampak pada
kurikulum 2013. Untuk kemunculan awal kurikulum 2013 dimulai pada saat
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang
standar proses pendidikan dasar dan menengah.6
Pendekatan sangat tergantung pada kurikulum yang digunakan. Ini
menjadi tombak bagi berhasilnya pembelajaran. Kurikulum adalah wadah yang
mengarahkan proses berjalannya pendidikan. Namun kurikulum yang digunakan
tidak sesuai dengan model pembelajaran kurikulum 2013 akan sama saja dengan
kurikulum lainnya karena itu kualifikasi pengajar juga sangat berperan penting
bagi prosesnya. Kurikulum dengan pendekatan saintifik diharapkan akan
membuat siswa yang terlibat dalam prosesnya dapat tahu menangani masalah
dengan melibatkan pencarian data, observasi dan pengkajian data sehingga dapat
memperoleh hasil yang sesuai. Hal ini akan melatih siswa bagaimana cara

5
Daryanto dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media. Hal. 46-52.
Diakses pada tanggal 29/0/2021.
6
Wedra Aprison dan Junaidi. 2017. Pendekatan Seintifik: Melihat Arah Pembangunan Karakter
Dan Peradaban Bangsa indosnesi. Episteme. Vol. 12. No. 2. Hal. 510. Diakses pada tanggal
19/03/2021.
menyusun segala sesuatu secara terperinci sebelum mengambil keputusan yang
penting.7
Mengapa kurikulum 2013 yang digunakan karena, didalamnya
penggunaan proses pengajaran menggunakan berbagai metode ilmiah yang
tentunya melibatkan seluruh hal yang ada sains, alam, kependudukan dan lainnya.
Metode ilmiah ini diharapkan agar perumusan segala hal dapat dilakukan melalui
proses investigasi, observasi dan pengamatan yang mendalam sebelum
pengambilan keputusan yang tidak akan di sesali karena adanya kerugian baik
materi maupun non materi. Pendekatan saintifik ini juga memiliki jangkauan yang
lebih luas. Pada kurikulum 2013 ini berbagai cara atau metode dapat dilakukan
seperti metode diskusi, metode ceramah, Tanya jawab dan lainnya. Menggunakan
metode ini tentunya secara tidak langsung mendorong keterbukaan peserta didik
dalam menyatakan pendapatnya serta bagaimana ia bersikap kritis terhadap
masalah dengan tanggapan yang cepat. Metode ini juga membuat mereka
mengerti sesungguhnya pemikiran setiap orang berbeda-beda dan disinilah peserta
didik diajarkan menerima dan mengharagai pendapat orang lain. Proses
pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 menggunakan metode yang lebih
terbuka dan tidak membuat peserta didik merasa bosan karena hanya
mendengarkan saja materi dari guru.8
Pendekatan saintifik dengan melihat langkah-langkah ilmiah pada
kurikulum 2013 ini akan memberikan jalan kepada para peserta didik untuk
mencari ilmu yang mereka inginkan secara mandiri tanpa perlu harus selalu
mendapat bantuan.
Kurikulum ini memuat banyak hal sekaligus dan peranannya dapat
memperbaiki segala masalah tentang rendahnya mutu pendidikan di Indonesia

7
Daryanto dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media. Hal. 41-42.
Diakses pada tanggal 29/03/2021.

8
Agus Pahrudin dan Dona Dinda Pratiwi. 2019. Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi
Kurikulum 2013 Dan Dampaknya Terhadap Kualitas Proses Dan Hasil pembelajaran Pada MAN
Di Provinsi Lampung. Lampung Selatan: Pustaka Ali Imron. Hal. 9. Diakses pada tanggal
19/03/2021.
saat ini. Kurikulum 2013 yang digunakan sekarang sudah dimulai selama bebrapa
tahun. Namun karena kurangnya profesionalitas ataupun mutu dari pendidik hal
yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran kurikulum ini belum juga
tercapai.
Menurut Saylor, Alexander dan Lewis (2017) sebagaimana dikutip oleh
rusman (2011:3), mengatakan kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk
memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruang kelas maupun diluar
sekolah/madrasah. Sedangkan Harold B. Alberty (2017) memandang kurikulum
sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab
sekolah. Dari pernyataan diatas dapat kita diartikan bahwa kurikulum adalah
merupakan suatu kegiatan yang diberikan oleh peserta didik dari pihak sekolah
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kurikulum menjadi
asas/dasar penting dalam kegiatan pembelajaran apapun dan dalam mata pelajaran
apa pun yang ada agar setiap kemampuan siswa dimata pelajaran yang ia kuasai
dapat dengan mudah ia pahami dan cintai. Dari berbagai hal yang disebutkan oleh
para ahli diatas kurikulum tidak hanya menyangkut mengenai mata pelajaran apa
melainkan menyangkut segala hal yang berhubungan dan berkaitan dengan siswa,
sekolah dan pemerintah di mana tujuan utamanya adalah kepentingan negara dan
masyarakat serta kemajuan ilmu pengetahuan.
Untuk pengembangan kurikulum dapat kita artikan sebagai proses
penyusunan perencanaan, evaluasi hingga menghasilkan rencana kurikulum. Salah
satu hal yang digunakan dalam mengembangkan kurikulum adalah dengan
memberikan pemodelan atau pembentukan dari berbagai segi.
Kurikulum yang dikembangkan juga harusnya mempertimbangkan peserta
didik baik dari segi karakteristik, daerah tempat tinggal, dan jenjang
pendidikannya. Tanpa harus memandang peserta didik tersebut asal, status social
maupun ekonomi dan gender. Saat ini kurikulum 2013 telah digunakan namun
karna kurangnya sarana maka proses pembelajaran menggunakan kurikulum
tersebut tidak dapat terealisasi baik karena tidak adanya buku atau peralatan yang
menunjang dan sebagainya. Sangat disayangkan karena kurikulum 2013 ini sudah
banyak dievalusi melalui pendekatan saintifik yang sangat berguna kedepannya.
Karena itu bagaimana pemerintah mengatasinya adalah harusnya menjadi bagian
dari agenda utama.
Pengembangan kurikulum jelas terjadi dengan berjalannya perkembangan
ilmu pengetahuan yang terus berjalan oleh karenanya isi dari kurikulum harus
memberi motivasi dan dorongan yang terus menerus bagi perserta didik.
Perkembangan kurikulum secara cepat dan tepat memuat berbagai hal dari
pengetahuan umum, seni, teknologi dan kehidupan sehari-hari. Untuk
perkembangan kurikulum akan terus berlanjut tanpa henti dan berkesinambungan
guna memperoleh hasil teringgi dari apa yang menjadi tujuan sejak awal.
Kurikulum yang terus berlanjut ini memeberi gambaran menegenai proses
belajar yang tidak akan pernah berhenti kapan pun dan dimanapun (Long Life
Education). Karena pentingnya pendidikan hal ini menjadi gambaran bahwa
proses belajar dan menerima ilmu dipersiapkan bukan hanya untuk saat ini namun
untuk kedepannya. Kurikulum mengaitkan antara pendidikan formal, nonformal
dan informal dengan memperhatikan kondisi da tuntunan lingkungan yang akan
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.9
Kurikulum juga digunakan untuk berbagai hal penting yang menyangkut
hubungan antara nasional dan daerah. Untuk membangun Indonesia yang lebih
maju dan berkembangan. Perkembangan tidak akan terjadi jika kondisi daerah
tidak terjadi maka sama halnya bahwa perkembangan tidak akan terjadi pada
sistem pemerintahan. Pengembangan kurikulum tanpa memperhatikan kondisi
daerah-daerah akan berdampak buruk bagi kemajuan suatu sistem dan tentunya
akan merugikan negara. Karena itu ada baiknya pengembangan kurikulum dibuat
dengan mempelajari berbagai kondisi khusus diberbagai tempat. Kurikulum
menjadi menjadi dasar berkembangnnya suatu pendidikan suatu negara karena
kurikulum merupakan hasil dari perbaikan-perbaikan sehingga mendapatkan hasil
yang jauh lebih sempurna kedepannya. Hasil ini yang dirangkum kemudian
disusun dan dijadikan sebagai kurikulum pembelajaran.10
9
Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembelajaran Sentifik.Sidoarjo: Nizamia Lerning
Center. Hal. 50-52. Diakses pada tanggal 19/03/2021.
10
Ghozali Imam. 2017. Pendekatan Scientific Lerning Dalama Dalama Meningkatkan Presentasi
Belajar Siswa. Pedagogik. Vol. 4. No. 1. Hal. 2. Diakses pada tanggal 19/03/2021
DAFTAR PUSTAKA

Agus Pahrudin dan Dona Dinda Pratiwi. 2019. Pendekatan Saintifik Dalam
Implementasi Kurikulum 2013 Dan Dampaknya Terhadap Kualitas Proses
Dan Hasil pembelajaran Pada MAN Di Provinsi Lampung. Lampung
Selatan: Pustaka Ali Imron.

Daryanto dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava
Media.

Ghozali Imam. 2017. Pendekatan Scientific Lerning Dalama Dalama


Meningkatkan Presentasi Belajar Siswa. Pedagogik. Vol. 4. No. 1.

Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembelajaran Sentifik.Sidoarjo:


Nizamia Lerning Center.

Sufairoh. 2016. Pendekatan Sentifik Dan Model Pembelajaran K-13. Pendekatan


Profesional. Vol. 5. No. 3.

Wedra Aprison dan Junaidi. 2017. Pendekatan Seintifik: Melihat Arah


Pembangunan Karakter Dan Peradaban Bangsa indosnesi. Episteme. Vol.
12. No. 2.

Anda mungkin juga menyukai