Anda di halaman 1dari 13

MATH AND LEARNING STRATEGY

PENDEKATAN SAINTIFIK
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Nurdin Arsyad, M.Pd
Syahrullah Asyari, S.Pd. M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Masyta Nurfadya 200101510004

ST.Rahma 200101510009

Atikah Mawaddah Syakri 200101502012

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA BILINGUAL

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan. Perubahan
yang terjadi adalah pergantian Kurikulum 2013 dari Kurikulum sebelumnya. Dalam rangka
menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah menetapkan Kurikulum Tahun
2013 untuk diterapkan pada Sekolah/Madrasah, yang juga bisa disebut dengan
pembelajaran saintifik. Penerapan kurikulum ini tentu dilakukan secara bertahap. Ada
banyak komponen yang melekat pada Kurikulum Tahun 2013 ini. Hal yang paling menonjol
adalah pendekatan dan strategi pembelajarannya. Guru masih memahami dan menerapkan
pendekatan dan strategi pembelajaran Kurikulum sebelumnya. Hal ini perlu ada perubahan
mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju pada metodologi pembelajaran
pola baru sesuai dengan yang diterapkan pada Kurikulum Tahun 2013.

Diperkenalkannya kurikulum 2013 ini banyak pihak berharap bahwa dunia


pendidikan di Indonesia semakin berkembang dan semakin maju. Dengan sistem
pembelajaran saintifik yang di dalamnya banyak terkadung berbagai metode pembelajaran
yang dapat di gunakan oleh peserta didik. Di sini yang mendominasi seluruh pembelajaran
adalah peserta didik, peserta didik di harapkan aktif dan bersifat memberi ilmu pengetahuan
juga kepada teman yang lain, jadi tidak hanya menerima saja. Proses pembelajaran
sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) secara utuh atau holistic, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa
dipisahkan dengan yang lainnya. Dengan demikian, proses pembelajaran secara utuh
melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap pengetahuan,
dan keterampilan yang terintegrasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pendekatan saintifik?

2. Apa sajakah Kriteria-kriteria pendekatan saintifik?

3. Apa tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran?

4. Bagaimanakah implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran ?

5. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan pendekatan saintifik?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep pendekatan saintifik.

2. Untuk mengetahui Kriteria-Kriteria pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

3. Untuk mengetahui Tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

4. Untuk mengetahui bagaimanakah implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan saintifik dalam pembelajaran.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendekatan Saintifik


Dalam sejarah pengembangan kurikulum di Indonesia, Balitbang Depdiknas
sejak tahun 1979 telah merintis pengembangan program prestisius ini dalam Proyek
Supervisi dan CBSA (Cara Belajar Peserta didik Aktif). Hasil-hasil proyek ini kemudian
direplikasi di sejumlah daerah dan dikembangkan melalui penataran tenaga pendidik ke
seluruh Indonesia. Upaya yang dimulai pada tingkat sekolah dasar ini kemudian
mendorong penerapan pendekatan belajar aktif di tingkat sekolah menengah. Hasil-hasil
upaya ini secara bertahap kemudian diintegrasikan ke dalam Kurikulum 1984,
Kurikulum 1994, dan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004, yang dilanjutkan
dengan Standar Isi yang lebih dikenal dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Dalam perancangan kurikulum baru, Kemendikbud masih menggunakan latar
belakang pemikiran yang menyatakan bahwa secara faktual tenaga pendidik belum
melaksanakan cara belajar peserta didik aktif. Kondisi ideal yang diharapkan masih
lebih sering menjadi slogan dari pada fakta dalam kelas. Produktivitas pembelalaran
untuk menghasilkan peserta didik yang terampil berpikir pada level tinggi dalam kondisi
madek alias kolep. Deskripsi ini merujuk pada hasil tes anak bangsa kita yang
dikompetisikan pada tingkat internasional dinyatakan tidak berkembang sejak tujuh
tahun lalu. Memang, ini kondisi yang sangat memprihatinkan.
Apakah Pendekatan Saintifik Itu? Pendekatan adalah konsep dasar yang
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana
metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak
pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode, padahal
berbeda. Dalam pendekatan dapat dioperasionalkan sejumlah metode. Misalnya, dalam
penerapan pendekatan saintifik dapat dioperasionalkan metode observasi, metode
diskusi, metode ceramah, serta metode lainnya. Artinya, pendekatan itu lebih luas
dibandingkan metode pembelajaran.
Pendekatan saintifik berarti konsep dasar yang menginspirasi atau
melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang
saintifik. Pendekatan pembelajaran saintifik (saintifik teaching) merupakan bagian dari
pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi
penerapan metode saintifik.
Pengertian penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tidak hanya
fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi peserta didik dalam melakukan
observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau
berkarya.
Menurut majalah Forum Kebijakan Saintifik yang terbit di Amerika pada tahun
2004 sebagaimana dikutip Wikipedia menyatakan bahwa pembelajaran saintifik
mencakup strategi pembelajaran peserta didik aktif yang mengintegrasikan peserta didik
dalam proses berpikir dan penggunaan metode yang teruji secara saintifik sehingga
dapat membedakan kemampuan peserta didik yang bervariasi. Penerapan metode
saintifik membantu tenaga pendidik mengindentifikasi perbedaan kemampuan peserta
didik.
Pada penerbitan majalah selanjutnya pada tahun 2007 tentang Saintifik Teaching
dinyatakan terdapat tiga prinsip utama dalam menggunakan pendekatan saintifik; yaitu:
a. Belajar peserta didik aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau
belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan
belajar berpusat pada peserta didik. Assessment berarti pengukuran kemajuan
belajar peserta didik yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.
b. Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan saintifik
mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini Dr. HM.
Musfiqon,M.Pd., Nurdyansyah,S.Pd.,M.Pd. membawa konsekuensi peserta didik
unik, kelompok peserta didik unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi,
instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.
c. Metode Saintifik merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya
melalui kegiatan observasi dan melaksanakan percobaan. Dalam penerapan
metode saintifik terdapat aktivitas yang dapat diobservasi seperti mengamati,
menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
Pelaksanaan metode saintifik tersusun dalam tujuh langkah berikut:
 Merumuskan pertanyaan.
 Merumuskan latar belakang penelitian.
 Merumuskan hipotesis.
 Menguji hipotesis melalui percobaan.
 Menganalisis hasil penelitian dan merumuskan kesimpulan.
 Jika hipotesis terbukti benar maka daapt dilanjutkan dengan laporan.
 Jika Hipotesis terbukti tidak benar atau benar sebagian maka lakukan
pengujian kembali.
Penerapan metode saintifik merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta
dan teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu
kemampuan bertanya merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan berpikir
saintifik. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan.
Oleh karena itu, penguasaan teori dalam sebagai dasar untuk menerapkan
metode saintifik. Dengan menguasi teori maka peserta didik dapat menyederhanakan
penjelasan tentang suatu gejala, memprediksi, memandu perumusan kerangka pemikiran
untuk memahami masalah. Bersamaan dengan itu, teori menyediakan konsep yang
relevan sehingga teori menjadi dasar dan mengarahkan perumusan pertanyaan
penelitian.

B. Hakikat Pendekatan Saintifik


1. Kriteria-Kriteria Pendekatan Saintifik
Kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran
saintifik, yaitu:
a. Substansi atau materi pembelajaran benar-benar berdasarkan fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
b. Penjelasan tenaga pendidik, respon peserta didik, dan interaksi edukatif tenaga
pendidik-peserta didik harus terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik (membuat
dugaan) dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain
dari substansi atau materi pembelajaran.
e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
substansi atau materi pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-
jawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem
penyajiannya.
Dalam merancang bahan ajar berbasis pendekatan saintifik yang berorientasi
pada kemampuan metakognisi, hal-hal yang dapat dilakukan guru adalah
menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk memandu siswa
melakukan self-questioning, sebagaimana diilustrasikan sebagai berikut.
1. Memahami masalah atau tugas, misalnya ‘masalah ini tentang apa?’.
2. Membentuk koneksi antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya,
misalnya ‘apakah kesamaan/ perbedaan antara masalah ini dengan masalah yang
diselesaikan sebelumnya?’
3. Menggunakan strategi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah, misalnya
‘strategi apa yang sesuai untuk menyelesaikan masalah ini? Mengapa cara ini
sesuai?’
4. Merefleksi atau mengevaluasi proses dan hasil, misalnya ‘apa yang salah dengan
langkah penyelesaian yang saya tulis?’
Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat dimunculkan dalam setiap tahapan
pendekatan saintifik. Misalnya pada tahap mengamati, dalam bahan ajar guru
menyediakan pertanyaan secara eksplisit misalnya ‘masalah ini tentang apa? Apa
saja yang muncul dalam masalah ini?’. Guru juga dapat menginstruksikan pada
siswa untuk menandai bagian-bagian penting dari objek yang diamati. Pada tahap
mengumpulkan informasi, pertanyaan yang diberikan untuk memandu siswa
misalnya ‘adakah hubungan antara masalah ini dengan pengetahuan saya
sebelumnya? Informasi apa saja yang belum saya punyai untuk
memahamimasalah/tugas ini?’. Sedangkan pada tahap menalar, diberikan
pertanyaan sebagai berikut ‘strategi apayang sesuai untuk menyelesaikan masalah
ini? Mengapa cara ini sesuai? Apa yang salah dengan langkah penyelesaian yang
saya tulis?’, dsb. Sementara untuk mengembangkan keterampilan sosial, tahapan
kelima pada pendekatan saintifik yaitu mengkomunikasikan, memegang peranan
penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pada tahap ini, siswa dilatih untuk
menyimak pendapat teman lain maupun menyampaikan pendapat dengan terbuka
dan objektif. Konten pada bahan ajar pun dapat disesuaikan untuk mengembangkan
keterampilan sosial, yaitu dengan menyertakan konteks masalah sehari-hari yang
erat kaitannya dengan kepekaan sosial. Contoh sederhana, hal tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan soal cerita yang terkait dengan kegiatan sosial di
lingkungan, pentingnya menjalin hubungan sosial, serta ilustrasi lainnya yang
mendukung.
Berdasarkan berbagai pandangan di atas, maka pendekatan saintifik dapat
dimaknai sebagai pendekatan pembelajaran yang menggunakan tahapan-tahapan
saintifik yaitu:
1. Mengamati (mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, menyimak)
2. Menanya (mempertanyakan, tanya-jawab,beropini, diskusi),
3. Mencoba (merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen serta
memperoleh,menyajikan, dan mengolah data),
4. Menalar (menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan
dan memprediksi/menegestimasi),
5. Mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk
lisan/tulisan, gambar/sketsa diagram, atau grafik dll).

2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan


pendekatan tersebut. Menurut Hosnan (2014:36) beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
 Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa.
 Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik.
 Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan.
 Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
 Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis
artikel saintifik.
 Untuk mengembangkan karakter siswa. Jadi dapat disimpulkan tujuan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah untuk mengembangkan karakter
siswa. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa sehingga siswa
memiliki kemampuan untuk meyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya dan
memiliki hasil belajar yang tinggi.

3. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran

Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah menjelaskan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa secara aktif memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui tahapan-tahapan atau langkah-langkah dalam
proses mengamati, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan data/informasi dengan berbagai
teknik, mengolah/menganalisis data/informasi, dan menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan hasil.

Menurut D’Amico & Gallaway (2010, p.37) menyatakan untuk mempermudah ingatan
dan pemahahan langkah-langkah scientific, yaitu meghafal dari singkatan SCIENTIFIC
yaitu: (1) S = state the problem; (2) CI = collect Information; (3) E = experiment with data;
(4) N = note and record the results: (5) C = contemplate solutions; (6) E = evaluate and state
a conclusion.

Berdasarkan penjelasan ini, yang dimaksud pembelajaran dengan pedekatan saintifik


adalah pembelajaran yang mengadopsi langkah-lagkah saintifik. Langkah atau tahap teratur
dan sistematis yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah saintifik. Pembelajaran
pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses
keilmuan. Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar, yaitu mengamati
(observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting),
menalar/mengasosiasi (associating), dan mengomunikasikan (communicating). Secara rinci,
langkah-langkah tersebut diuraikan sebagai berikut.
Langkah Pembelajaran dan Deskripsi Kegiatan, yaitu:

1. Mengamati (observing) Mengamati dengan indra (Membaca, mendengar, menyimak,


menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat untuk mengidentifikasi hal-hal
yang ingin diketahui agar dapat melakukan tidakan tertentu.
2. Menanya (questioning) Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi, tambahan yang ingin
diketahui, atau sebagai klarifikasi.
3. Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) Melakukan eksperimen,
membaca sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara
dengan nara sumber untuk mengumpulkan data/informasi yang relevan dengan
pertanyaan.
4. Menalar/Mengasosiasi (associating) Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan.
5. Mengomunikasikan (communicating) Menyajikan laporan/simpulan dalam
bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan
laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisanPembelajaran menurut
Kurikulum 2013 menekankan pada keberpusatan pada peserta didik. Dalam konteks
demikian, Guru berperan sebagai narasumber/fasilitator, mengatur/mengarahkan
kegiatan belajar, memberi umpan balik, memberikan penjelasan, dan sebagainya.

Berikut ini peran guru dalam langkah pendekatan saintifik, yaitu:

1. Pada tahap mengamati, guru membantu peserta didik menemukan/mendaftar/


menginventarisasi apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat
melakukan/menciptakan sesuatu.

2. Pada tahap menanya, guru membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan


berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat
melakukan/menciptakan sesuatu dan memfasilitasi peserta didik agar pertanyaan-
pertanyaan yang dirumuskan sejalan dengan indikator pencapaian kompetensi.

3. Pada tahap mencoba atau mengumpulkan informasi, guru membantu peserta didik
merencanakan dan memperoleh data/informasi untuk menjawab pertanyaan yang
telah dirumuskan dan menyediakan atau menginformasikan sumber data.

4. Pada tahap menalar/mengasosiasi, guru membantu peserta didik


mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik simpulan serta melakukan
konfirmasi terhadap pengetahuan yang telah dikonstruk oleh siswa.

5. Pada tahap mengomunikasikan, guru sebagai manager, pemberi umpan balik,


pemberi penguatan, pemberi penjelasan/ informasi lebih luas.
Pendekatan saintifik tersebut sesuai dengan standar pembelajaran matematika pada
jenjang menengah. Pemendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Standar Proses kegiatan
pembelajaran menyebutkan bahwa pada setiap jenjang pendidikan menggunakan pendekatan
saintifik. National Council of Teachers of Mathematics (2000, p.20) menjelaskan standar
pembelajaran matematika jenjang menengah yaitu:

 siswa harus terlibat aktif terkait dengan kemampuan menemukan dan menentukan
struktur,
 menduga dan memverifikasi,
 berpikir tentang hipotesis,
 memahami sebab akibat,
 abstraksi dan menarik kesimpulan.

Salah satu materi matematika ditingkat sekolah menengah yang cocok menggunakan
pendekatan saintifik adalah materi statistika. Statistika adalah materi matematika yang penting
dan berguna bagi siswa. NCTM (2000, p.249) menyebutkan siswa kelas menengah harus
memiliki pengalaman mengumpulkan, pengorganisasian, dan penyajian data baik menyajikan
data dalam bentuk tabel, plot garis, grafik batang, dan grafik garis. Selain itu siswa harus
memahami langkah-langkah menentukan ukuran pemusatan data tunggal seperti median,
modus, dan range.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik

a. Kelebihan Pendekatan Saintifik


(Abidin,Y.2014) dengan karakteristik yang terdapat dalam langkah-langkah
pembelajarannya, pendekatan saintifik memiliki kelebihan sebagai berikut :
 Memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang
matang, pengumpulan data, analisis data untuk menghasilkan kesimpulan.
 Menuntun siswa berpikir sistematis, kritis, kreatif, melakukan aktivitas penelitian dan
membangun konseptualisasi pengetahuan.
 Membina kepekaan siswa terhadap problematika yang terjadi di lingkungannya.
 Membiasakan siswa menanggung resiko pembelajaran.
 Membina kemampuan siswa dalam berargumentasi dan komunikasi.
 Mengembangkan karakter siswa.

b. Kelemahan Pendekatan Saintifik

Setiap pendekatan pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan masing-


masing, begitupun pendekatan saintifik juga memiliki kekurangan atau kelemahan antara
lain sebagai berikut :

 Dapat menghambat laju pembelajaran yang menyita waktu.


 Kegagalan dan kesalahan dalam melakukan eksperimen akan berakibat pada
kesalahan penyimpulan.
 Apabila terdapat siswa yang kurang berminat terhadap materi yang dipelajari, dapat
menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif.

Dalam menyikapi beberapa kekurangan yang mungkin ditemui dalam penerapan


pendekatan saintifik di atas, tentu saja guru harus selalu berupaya untuk meminimalisirnya.
Misalnya untuk menghindari kesalahan penyimpulan, guru perlu memantau sekaligus
memberikan bantuan (scaffolding) selama proses pembelajaran. Sedangkan untuk
antisipasi pembelajaran yang menyita waktu maupun untuk menarik minat siswa, guru
perlu melakukan persiapan matang termasuk dari segi bahan ajar yang memenuhi kriteria
valid, praktis, dan efektif.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan


saintifik terdiri atas lima tahapan atau pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya,
mencoba/megumpulkan informasi, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik diterapkan untuk memfasilitasi peserta didik dalam membangun
pengetahuan. Pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, ataupun prosedur. Selain itu,
pendekatan saintifik berpotensi untuk mengembangkan kreativitas peserta didik. Adapun
Kelebihan dari pendekatan saintifik diharapkan dapat memberi manfaat untuk proses
pembelajaran, sedangkan kelemahan pendekatan saintifik ini diharapkan dapat
diminimalisir dengan solusi-solusi yang diberikan oleh tenaga pendidik.

B. Saran

Tenaga pendidik diharapkan dapat menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) secara sistematis sesuai dengan pendekatan saintifik yang diterapkan
pada kurikulum 2013 guna membuat peserta didik dalam memahami materi dengan baik
dan berpartisipasi aktif pada proses pembelajaran. Adapun saran-saran untuk pendekatan
saintifik dan materi dalam makalah ini. Tim penulis menerima dengan baik semua saran dan
kritikan yang membangun agar makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak termaksud
kami sebagai tim penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Mahmudah, Choirul. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Statistika SMP dengan


Pendekatan Saintifik”. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Volume 3 - Number 2. 175

Mahmudi, Ali. “Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Matematika”. Seminar Nasional


Matematika Dan Pendidikan Matematika Uny 2015. 563

“Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)”

https://media.neliti.com/media/publications/291591-pendekatan-ilmiah-scientific-approach-da-
b304b327.pdf, diakses pada 2 Oktober 2021

“ 9 Bab II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori 2.2 Pendekatan Saintifik“


http://eprints.umm.ac.id/35593/3/jiptummpp-gdl-hanatitisw-49801-3-babii.pdf, diakses
pada 2 Oktober 2021

“Pendekatan Sintifik dalam Implementasi kurikulum 2013 & Dampaknya Terhadap Kualitas
Proses dan Hasil Pembelajaran”
http://repository.radenintan.ac.id/11440/1/PENDEKATAN%20SAINTIFIK.pdf, diakses
pada 4 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai