Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH INOVASI PEMBELAJARAN IPA SD

“PENGEMBANGAN MATERI DAN PENENTUAN MEDIA PEMBELAJARAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran IPA SD

Dosen Pengampu :

Dian Fitri M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

1. Sofia Nur Wijayanti : 202210430311011


2. Gina Ulfya Idris : 202210430311019
3. Eka Dia Febrianis : 202210430311023
4. Yuliyana : 202210430311027
5. Purwanti : 202210430311030
6. Agustini : 202210430311044
7. Ari Yohana : 202210430311045
8. Marchel Dwi Ismayanti : 202210430311047
9. Adelia Ananda Aviva : 202210430311049

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

MARET 2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini, yang berjudul “PENGEMBANGAN MATERI DAN PENENTUAN MEDIA
PEMBELAJARAN”.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan panduan dan wawasan yang
komprehensif dalam pengembangan materi serta pemilihan media pembelajaran yang tepat.
Dengan berbagai metode dan strategi yang diuraikan dalam buku ini, diharapkan pembaca dapat
mengembangkan materi pembelajaran yang relevan, menarik, dan interaktif.

Saat ini, pendidikan telah mengalami perubahan yang signifikan dengan adanya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam konteks ini, pengembangan materi
dan penentuan media pembelajaran menjadi semakin penting guna memastikan efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran.

Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
buku ini, serta kepada para pembaca yang telah memberikan dukungan dan inspirasi. Semoga
buku ini dapat menjadi sumber referensi yang bermanfaat bagi para praktisi pendidikan dan
pengembang materi pembelajaran.

Malang, 15 Maret 2024


Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk mempersiapkan generasi muda dalam
menyambut dan menghadapi perkembangan jaman di era global. Maka pendidikan harus
dilaksanakan sebaik mungkin sehingga menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan
meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Perkembangan teknologi berdampak pada
bidang pendidikan. Proses pembelajaran tidak terlepas dari media, metode, dan hasil
belajar. Media dapat digunakan sebagai sarana dalam memberikan materi pendidikan
yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Sedangkan metode belajar mengatur pada
pengorganisasian bahan ajar dan strategi penyampaiannya. Selanjutnya hasil belajar
diukur dengan efektif dan efisien untuk mengetahui kemampuan dan minat siswa
terhadap mata pelajaran.
Permasalahan yang sering dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, siswa lebih banyak belajar secara
teori. Pembelajaran di kelas lebih diarahkan pada kemampuan anak untuk memahami
materi pelajaran. Sedangkan teori yang di pelajari siswa kurang adanya penerapan dalam
kehidupan seharihari. Hal ini menyebabkan siswa kurang mengerti lebih dalam dari
materi suatu pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, kehadiran guru diharapkan
dapat mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Sehingga siswa dapat mempunyai
pengetahuan tidak hanya teori, namun bisa mempraktekannya guna untuk masa yang
akan datang dalam perkembangan zaman.

Media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran.


Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat membantu guru dalam
memperkaya wawasan siswa, dengan berbagai jenis media pembelajaran oleh guru maka
dapat menjadi bahan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Pemakaian
media pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar hal baru dalam
materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga dapat dengan mudah
dipahami. Media pembelajaran yang menarik bagi siswa dapat menjadi rangsangan bagi
siswa dalam proses pembelajaran. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sangat
dibutuhkan dalam lembaga pendidikan formal. Media pembelajaran dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai guru harus dapat memilih
media pembelajaran yang sesuai dan cocok untuk digunakan sehingga tercapai tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Materi dan Penentuan Media Pembelajaran

a. Pengertian Pengembangan Materi


Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada
keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada
hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan,
prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan
Pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran
(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat
mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang
ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
tercapainya indicator.
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik
dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu
diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis,
cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran
tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil
guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan
materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun
prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.
b. Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Ada beberapa enis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi dibawah ini
sebagai berikut:
 Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi
nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang,
nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam
mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
pembentukan Pemerintahan Indonesia.
 Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus,
hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Biologi:
Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-
usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-
situ, dan sebagainya.
 Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,
meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta
hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Contoh, dalam mata pelajaran Fisika: Hukum Newton tentang gerak,
Hukum 1 Newton, Hukum 2 Newton, Hukum 3 Newton, Gesekan Statis
dan Gesekan Kinetis, dan sebagainya.
 Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh, dalam
mata pelajaran TIK: Langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi
penggunaan Web Browser dan Search Engine, dan sebagainya.
 Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai
kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan
bekerja,dan sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Geografi:
Pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu
pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai
sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.
c. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran
adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
 Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan
dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar.
Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa
fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.
Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah
”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang
mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan materi
pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang hukum
permintaan dan penawaran” (materi konsep), bukan Menggambar kurva
permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur).
 Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar
(Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga
harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
merasionalkan pecahan bentuk akar.
 Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar
yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu
banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka
akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum
(pencapaian keseluruhan SK dan KD).
Adapun dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu
mengidentifikasi Materi Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal
di bawah ini:
 Potensi peserta didik.
 Relevansi dengan karakteristik daerah.
 Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spritual peserta didik.
 Kebermanfaatan bagi peserta didik.
 Strktur keilmuan.
 Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran.
 Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan.
 Alokasi waktu.

d. Penentuan Cakupan dan Urutan Materi Pembelajaran


 Penentuan cakupan materi pembelajaran, Dalam menentukan cakupan atau
ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya
berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif,
ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam
proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut
memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain
memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang
perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang
menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi
berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan
ke dalam suatu materi pembelajaran.
Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA,
juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap
jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang
pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang
dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan
SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi kimianya.
Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di perguruan tinggi reaksi
kimia dari proses fotosintesis semakin diperdalam.
 Urutan materi pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran.
Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran
mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan
menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi
bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta
didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi
penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan
melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu:
pendekatan prosedural dan hierarkis sebagai berikut :
a. Pendekatan prosedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah: dalam
menelpon, dalam mengoperasikan peralatan kamera video, cara
menginstalasi program computer, dan sebagainya.
b. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan
yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah.
Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk
mempelajari materi berikutnya.

e. Penentuan Sumber Belajar


Berbagai sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi pembelajaran
tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Beberapa jenis sumber belajar antara
lain:
1. Buku
2. Laporan hasil penelitian
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
4. Majalah ilmiah
5. kajian pakar bidang studi
6. Karya profesional
7. Buku kurikulum
8. Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9. Situs-situs Internet
10. Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11. Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12. Narasumber.

f. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran


1. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran

B. Penentuan Media Pembelajaran


Media pembelajaran adalah adalah alat yang dapat membantu proses
belajar mengajar sehingga makna pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan
tujuan pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Hasil
belajar adalah hasil yang diberikan kepada siswa berupa penilaian setelah mengikuti
proses pembelajaran dengan menilai pengetahuan, sikap, ketrampilan pada diri siswa
dengan adanya perubahan tingkah laku. Media pada hakekatnya merupakan salah satu
komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan
bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh.
Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang
dipilih. Penentuan media pembelajaran adalah proses yang penting untuk memilih
alat dan bahan yang tepat untuk membantu proses belajar dan mengajar. Media
pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemampuan
peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan keterjangkauan.
Media pembelajaran umumnya dibagi menjadi 6 jenis: media audio, media visual,
media audio visual, media serbaneka, gambar fotografi, serta peta dan globe.
Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan prinsip keterjangkauan,
kenyamanan, kemudahan, kesesuaian sosial dan politik, ramah budaya, dan
keterbukaan. Untuk menganalisis cara pemilihan media pembelajaran serta
menganalisis apa saja kendala yang ada pada pemilihan media pembelajaran. Ada
beberapa tahap dalam pemilihan media yaitu pendidik harus mengetahui apa saja
faktor dan kriteria di dalam pemilihan media pembelajaran, setelah mengetahui faktor
dan kriterianya disitulah baru guru bisa menjalan tips dan trik dalam pemilihan media
seperti pendidik harus menyeesuaikan antara jenis media dengan materi kurikulum,
memilih media yang harganya relatif tidak mahal, adanya perangkat keras di
sekolahan untuk menyeimbangi buku pelajaran serta memiliki kemudahan dalm
penggunaannya. Kemudian banyak juga kendala yang dialamai pada pemilihan media
seperti banyaknya pendidik yang tidak faham karena berbedanya jurusan yang
ditempuh ketika kulia dengan profesi yang ia jalani dan kurangnya fasilitas bahan ajar
di sekolahan terutama sekolah di perdesaan terpencil. Dengan hal tersebut maka
pendidik harus menyesuaikan antara jurusan yang ia tempuh di perkuliahan dengan
profesi yang ia jalani agar bisa memahami faktor dan kriteria dalam pemilihan media
pembelajaran yang baik dan sesuai.

C. PETA KONSEP
D. KOMPONEN EKOSISTEM, PERAN, DAN INTERAKSINYA
Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar mahkluk hidup dan
berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup tersebut. Setiap makhluk hidup
memiliki lingkugan hidup yang sesuai untuk hidupnya. Tempat hidup alamiah
makhluk hidup sesuai habitatnya.
a. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan komponen
abiotiknya dalam satu kesatuan tempat hidup. Ilmu yang mempelajari ekosistem
disebut ekologi. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotic.
Komponen biotik terdapat makhluk hidup seperti air,tanah,udara,Cahaya
matahari,suhu,kelembapan. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem,ekositem
tersusun atas semua makhluk hidup, yaitu individu,populasi, dan komunitas.
 Individu adalah makhluk hidup Tunggal. Contohnya individu
adalah kambing,burung,tikus,pohon singkong,ikan, dan pohon
bunga matahari.
 Populasi adalah Kumpulan individu sejenis yang menempati suatu
daerah tertentu. Contoh: 1) disebuah kolam, ada ikan, Teratai. 2)
dihutan hidup, ada harimau, kijang.
 Komunitas adalah seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di
suatu daerah tertentu. Contoh: komunitas adalah populasi hewan di
sekitarnya membentuk komunitas terumbu karang.

b. Macam-macam ekosistem
 Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa
adanya campur tangan manusia. Ekosistem alami dibedakan menjadi dua
yaitu, ekosistem darat dan ekosistem perairan. Contoh: ekosistem darat
adalah ekosistem hutan. Contoh ekosistem perairan adalah ekosistem
danau,ekosistem rawa dan lain sebagainya.
 Ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibuat dengan sengaja oleh
manusia. Contohnya: ekosistem kolam,ekosistem akuarium,ekosistem
kebun dan lain sebagainya.
 Ekosistem darat yang mencakup daerah luas disebut bioma. Contohnya:
bioma hutan hujan tropis,bioma padang rumput,bioma padang pasir dan
bioma trunda. Dapat dikatakan juga bahwa bioma terdiri dari ekosistem-
ekosistem. Semua ekosistem yang ada dibumi beserta atmosfer yang
melingkupinya saling berinteraksi membentuk biosfer atau ekosistem
dunia.

c. Kompone-komponen ekositem
 Komponen abiotik merupakan kondisinfisik dan kimiawi yang berperan
sebagai medium dan substrat yang menyertai kehidupan organisme yang
terdiri atas segala sesuatu yang tak hidup. Contoh:
tanah,Cahaya,udara,air,kelembapan,suhu,mineral dan ph.
Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan atas
empat yaitu sebagai berikut:
1. Produsen, yaitu organisme yang berperan dalam menyediakan makanan
sehungga dapat mendukung keberlangsungan hidup organisme lain.
2. Konsumen, yaitu semua makhluk hidup yang tidak dapat memproduksi
makanannya sendiri. Berdasarkan tingkatannya dalam rantai makanan,
dibagi menjadi tiga yaitu, komsumen Tingkat I (primer), komponen
tingkar II (skunder), konsumen tangkat III (tersier).

Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dikelompokkan menjadi tiga


yaitu sebagai berikut:
 Herbivora, yaitu organisme pemakan tumbuhan. Contohnya: ulat,sapi, dan
kambing.
 Karnivora, yaitu organisme pemakan daging. Contohnya: harimau,singa,dan
ular.
 Omnivora, yaitu organisme pemakan segalanya, baik tumbuhan maupun
hewan lain. Contohnya: kera,tkus,ayam.

3. Penguraian, yaitu mikroorganisme yang mampu menguraikan organisme


mati menjadu bahan mineral Kembali. Contoh: bakteri dan jamur.
4. Detritivore, yaitu organisme yang memakan bahan organic, kemudian
diubah menjadi pertikel organic yang lebih kecil lagi. Contoh: cacing
tanah dan kumbang kotoran.

d. Hubungan saling ketergantungan


1. Saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik, dalam
ekosistem kadang-kadang komponen abiotik sangatlah besar pengaruhya
terhadap makhluk hidup. Contohnya jenis tumbuhan dan hewan yang hidup
digurun berbeda dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di hutan tropis.
Hewan yang hidup di dilaut berbeda dengan hewan yang hidup di air tawar.
2. Saling ketergantungan antara produsen,konsumen, dan penguraian. Dalam
suatu ekosistem terjadi saling ketergantungan antara prosdusen, konsumen dan
penguraian. Peristiwa aka nada di makan terjadi karena produsen,konsumen
dan penguraian. Peristiwa makan dan dimakan ini membentuk rantai
makanan. Kumpulan beberapa ranati makanan membentuk jarring-jaring
makanan. Pada rantai makanan terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup
yang sat uke makhluk hidup yang lain. Rantai makanan adalah peristiwa
makan dimakan dengan urutan dan arah tertentu. Dalam proses makan dan
dimakan ini terjadu perpindahan energi dari produsen ke konsumen lalu ke
penguraian. Contoh: rumput>kelinci>rubah.
Piramida makanan, dalam suatu ekosistem terdapat lebih banyak produsen
daripada konsumen. Keadaan ini digambarkan dalam bentuk piramida
makanan. Dalam suatu ekosistem, setiap kelompok atau populasi makhluk
hidup menempati tingkatan tertentu dari sumber makanan atau sumber energi.
3. Arus energi, energi masuk kedalam jarng-jaring makanan melalui produsen.
Hal ini disebabkan produsen mampu mengikat energi matahari untuk
digunakan oleh makhluk hidup lain. Caramya dengan menyimpan energi
matahari sebagai energi kimia dalam bentuk makanan.
4. Siklus (daur) materi, tubuh manusia, hewan dan tumbuhan tersusun oleh
materi. Materi yang Menyusun tumbuh makhluk hidup itu berasal dari undur-
unsur kimia sebagai karbon(c), oksigen (o), hydrogen (h) dan nitrogen (n).

Dibawah ini adalah media pembelajaran ekosistem sebagai berikut:


Rancangan media pembelajaran untuk aquarium ekosistem bisa
mencakup beberapa elemen, seperti:

1. Video Pembelajaran: Buat video yang menjelaskan tentang bagaimana


ekosistem dalam sebuah aquarium bekerja, termasuk interaksi antara
ikan, tanaman, dan mikroorganisme.
2. Gambar dan Diagram: Sertakan gambar dan diagram yang
memperlihatkan struktur dan hubungan antara berbagai komponen
dalam ekosistem akuarium, seperti rantai makanan dan siklus nutrisi.
3.Petunjuk Perawatan: Berikan petunjuk perawatan yang jelas untuk
memelihara kestabilan ekosistem dalam akuarium, termasuk suhu air,
tingkat pH, dan pemberian pakan.
4. Contoh Studi Kasus: Sertakan contoh studi kasus tentang ekosistem
akuarium yang sukses dan masalah yang mungkin timbul serta cara
mengatasi masalah tersebut.
5.Aktivitas Interaktif: Rancang aktivitas interaktif, seperti kuis atau
permainan, yang menguji pemahaman siswa tentang konsep-konsep
ekologi yang terkait dengan ekosistem akuarium.
6. Sumber Daya Tambahan: Sediakan sumber daya tambahan, seperti
artikel atau video pendukung, yang memperdalam pemahaman tentang
topik ekologi dan akuarium.

Dengan kombinasi elemen-elemen tersebut, media pembelajaran untuk


aquarium ekosistem dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh
dan menyenangkan bagi para pembelajar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pengembangan materi dan penentu media pembelajaran adalah bahwa
proses pembelajaran efektif membutuhkan pengembangan materi yang relevan, menarik, dan
sesuai dengan kebutuhan siswa, serta pemilihan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan
tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran. Dengan memperhatikan
kedua aspek ini, pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan menarik bagi siswa.

SARAN
Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa: Mulailah dengan memahami kebutuhan,
minat, dan tingkat pemahaman siswa. Ini membantu dalam merancang materi yang relevan dan
menarik bagi mereka. Tetapkan tujuan pembelajaran yang jelas: Jelaskan apa yang ingin dicapai
dengan pembelajaran tersebut. Tujuan yang jelas membantu dalam merancang materi yang sesuai
dan pemilihan media pembelajaran yang tepat. Pertimbangkan variasi dalam penggunaan media:
Gunakan berbagai media pembelajaran seperti teks, gambar, audio, video, simulasi, dan
interaktif. Variasi ini membantu menjangkau berbagai gaya belajar dan meningkatkan
keterlibatan siswa. Sesuaikan materi dengan kurikulum: Pastikan materi yang dikembangkan
sesuai dengan standar kurikulum dan kompetensi yang ingin dicapai. Pertimbangkan aspek
desain instruksional: Gunakan prinsip-prinsip desain instruksional seperti kejelasan, konsistensi,
kontras, dan fokus pada pengalaman pembelajaran siswa. Uji coba dan evaluasi: Sebelum
mengimplementasikan materi, uji coba terlebih dahulu dengan sejumlah kecil siswa dan perbarui
berdasarkan umpan balik yang diterima. Setelah implementasi, evaluasi secara berkala untuk
memastikan efektivitas materi dan media pembelajaran. Fleksibilitas: Materi dan media
pembelajaran harus fleksibel untuk dapat disesuaikan dengan perubahan kebutuhan siswa dan
perkembangan teknologi.
Dengan memperhatikan saran-saran ini, pengembangan materi dan penentuan media
pembelajaran dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

A. N. A., & Natsir, N. A. (2022). Biota Laut Sebagai Indikator Biologi Dalam Menentukan
Status Pencemaran Perairan Tulehu Kecamatan Salahutu Maluku Tengah. Biosel
(Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 11(1), 83-95.
Alwi, D., Muhammad, S. H., & Herat, H. (2020). Keanekaragaman dan Kelimpahan
Makrozoobenthos Pada Ekosistem Mangrove Desa Daruba Pantai Kabupaten Pulau
Morotai. Jurnal Enggano, 5(1), 64-77.
Azimah, N., Bustamin, B., Nurdin, M., & Zainal, S. (2021). Keanekaragaman Makrozoobentos
Di Perairan Pusat Laut Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala Serta Pemanfaatannya
Sebagai Media Pembelajaran. Journal of Biology Science and Education, 9(2), halaman
796-801.
Bai'un, N. H., Riyantini, I., Mulyani, Y., & Zallesa, S. (2021). Keanekaragaman Makrozoobentos
Sebagai Indikator Kondisi Perairan Di Ekosistem Mangrove Pulau Pari, Kepulauan
Seribu. JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research), 5(2), halaman 227-238.
Finisia, N. P. (2021). Struktur Komunitas Makrozoobentos Pada Ekosistem Mangrove Di Daerah
Penyangga Taman Nasional Way Kambas. Skripsi. Universitas Lampung.
Kristanto, Ady, Amir Hamidy, Anang Setiawan Achmadi, Andhy Priyo Sayogo, Panduan
Identifikasi Jenis Satwa Dilindungi (Jakarta: Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistem, 2019).
Laraswati, Y., Soenardjo, N., & Setyati, W. A. (2020). Komposisi dan kelimpahan gastropoda
pada ekosistem mangrove di Desa Tireman, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Journal
of Marine Research, 9(1), 41-48.
Yahya, T., dan Idris, I. 2019. Perlindungan Kawasan Hutan Dalam Rangka Pelestarian Alam Di
Taman Nasional Berbak Provinsi Jambi. Jurnal Sains Sosio Humaniora. Vol 3 No 2. 206
– 213.
Zaki, D. U. 2020. Keanekaragaman Ikan Gelodok (Famili: Gobiidae) Di Ekositem Mangrove
Pangkal Babu Kecamatan Tungkal Ilir Sebagai Materi Taksonomi Hewan Dalam Bentuk
Video Pembelajaran. Skripsi. Universitas Jambi.

Anda mungkin juga menyukai