Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu :
Nurwahyuningsih Ibrahim, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 4


Amaliah Ramadhani 220404501052
Iftah Lutfiyah 220404502008
Nur Fadhilah Sari M 220404500004
Nurwahidah 220404502036
Sitti Rahma 220404500024

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur atas rahmat Allah SWT serta karunia-Nya sehingga makalah dengan judul
“Pengembangan Materi Pembelajaran” dapat Kami selesaikan dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Nurwahyuningsih Ibrahim, S.Pd, M. Pd
dan Ibu Dr. Arnidah, S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan Kami berkaitan
dengan topik yang dikaji. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu, Kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Makassar, 29 Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................
A. Pengertian Materi Pembelajaran .................................................................................
B. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran .................................................................................
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran ...............................................
D. Strategi Implementasi Materi Pembelajaran ..............................................................
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................
A. KESIMPULAN ..............................................................................................................
B. SARAN ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tugas pendidik adalah menyediakan suasana belajar yangmenyenangkan.
Pendidik harus mencari cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan
mengesampingkan ancaman selama proses pembelajaran. Salah satu cara untuk membuat
pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan bahan ajar yang
menyenangkan pula, yaitu bahan ajar yang dapat membuat peserta didik merasa tertarik dan
senang mempelajari bahan ajar tersebut.

Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi,


mengembangkan, dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran. Pengembangan bahan ajar
sebagai pemahaman tentang desain pernbelajaran. Selain itu, pengembangan bahan ajar
mempertimbangkan sifat materi ajar, jumlah peserta didik, dan ketersediaan materi.
Pengembangan bahan ajar yang menyenangkan dan menanamkan nilai-nilai moral untuk
peserta didik sangat diperlukan. Hal ini untuk meningkatkan kualitas peserta didik dalam
ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi inti dalam kurikulum 2013.

Bahan ajar sebagai komponen dalam kurikulum yang akan disampaikan kepada siswa.
Komponen yang berperan sebagai materi pembelajaran, ketika proses pembelajaran. Materi
pembelajaran tersebut disusun dalam silabus untuk mempermudah pelaksanaan
pembelajaran. Materi pembelajaran terlebih duhulu dikembangkan, sehingga lengkap dan
siap digunakan sebagai bahan ajar. Terkait dengan pembelajaran, perlunya pengembangan
bahan ajar, agar ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan kurikulum,
karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar
harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai
dengan Kurikulum 2013 yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan baik standar isi,
standar proses dan standar kompetensi lulusan. Kemudian karakteristik sasaran disesuaikan
dengan lingkungan, kemampuan, minat, dan latar belakang siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang
peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar.Materi pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang berisi pesan dalam
bentukkonsep, prinsip, definisi, gugus isi atau konteks, data maupun fakta, proses, nilai,
kemampuan dan keterampilan. Materi yang dikembangkan guru hendaknya mengacu pada
kurikulum atau terdapat dalam silabus yang penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan
lingkungan siswa. Sehubungan dengan pengembangan materi pembelajaran ada beberapa prinsip
dalam menyusun dan memilih materi pembelajaran, yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Prinsip relevansi (keterkaitan).Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada


hubungannya dengan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai siswa berupa menghafal
fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
2. Prinsip konsistensi (keajegan).Apabila kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
3. Prinsip kecukupan.Prinsip ini berarti materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit,dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit, akan kurang membantu
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak
maka akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar lebih akan dikembangkan melalui
pengembangan materi tujuan pembelajaran umum dan pengembagan materi tujuan
pembelajaran khusus.
B. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1. Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama
objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam mata pelajaran Sejarah:
Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan
Indonesia.
2. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan
sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan tropis di Indonesia
sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati
Indonesia secara in-situ dan ex-situ, dsb.
3. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi
dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang
menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh, dalam mata pelajaran Fisika: Hukum
Newton tentang gerak, Hukum 1 Newton, Hukum 2 Newton, Hukum 3 Newton,
Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis, dsb.
4. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan
suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh, dalam mata pelajaran TIK:
Langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan
Search Engine, dsb.
5. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih
sayang, tolongmenolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb. Contoh, dalam
mata pelajaran Geografi: Pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup
sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran

A. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi


Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran
adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan
dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika
kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta,
maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau
prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran
serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan
materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang hukum
permintaan dan penawaran”(materi konsep), bukan Menggambar kurva permintaan
dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur).
2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat
macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi
Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi
penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan
juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
merasionalkan pecahan bentuk akar.
3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka
kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya,
jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam
pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).

Adapun dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi


Materi Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1. Potensi peserta didik
2. Relevansi dengan karakteristik daerah
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik
4. Kebermanfaatan bagi peserta didik
5. Struktur keilmuan
6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
7. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
8. Alokasi waktu.

B. Penentuan Cakupan dan Urutan Materi Pembelajaran


1. Penentuan cakupan materi pembelajaran
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah
diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi
tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang
menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti
menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam
suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep
yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di
perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan
tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin
luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula
setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa
menunjukkan reaksi kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di
perguruan tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis semakin diperdalam.
Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan.
Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat
membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan
kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:
a. Penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi
b. Rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan
c. Penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi.

Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah
materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai
sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

2. Urutan Materi Pembelajaran


Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa
urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai
hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik
dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan
mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta
didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian
belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan
prosedural dan hierarkis.
a. Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-
langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
Misalnya langkah-langkah: dalam menelpon, dalam mengoperasikan peralatan
kamera video, cara menginstalasi program computer, dan sebagainya.
Contoh : Urutan Prosedural (tatacara) Pada mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), peserta didik harus mencapai
kompetensi dasar ”Melakukan setting peripheral pada operating system
(OS)komputer”. Agar peserta didik berhasil mencapainya, harus melakukan
langkah-langkah berurutan mulai dari cara membaca gambar periferal
sampai dengan mengetes keberhasilannya. Prosedur instalasi tersebut
dapat disajikan dalam materi pembelajaran sebagaimana dalam tabel di
bawah ini:
b. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang
bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya
harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

C. Penentuan Sumber Materi Pembelajaran


a. Pendekatan untuk Menentukan Urutan Materi Pembelajaran
 Pendekatan prosedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah
secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya
langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera
video, cara menginstalasi program komputer dan sebagainya.
 Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang
bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi
sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari
materi berikutnya

b. Penentuan Sumber Belajar


Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran
tertentu. Pilihan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sumber belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber
belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi
yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk Bahan Ajar

c. Jenis Sumber Belajar


Beberapa jenis sumber belajar antara lain:
a. buku
b. laporan hasil penelitian
c. jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
d. majalah ilmiah
e. kajian pakar bidang studi
f. karya profesional
g. buku kurikulum
h. terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
i. situs-situs Internet
j. multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
k. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
l. narasumber

Perlu diingat bahwa tidaklah tepat jika seorang guru hanya bergantung pada satu jenis
sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya dari
berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan
materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan
pembelajaran bukanlah usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku,
tetapi membantu peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan
sumber belajar maupun Bahan Ajar secara bervariasi, untuk pengembangan bahan ajar dapat
berpedoman dengan panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh Direktorat
Pembinaan SMA.

D. Strategi Implementasi Materi pembelajaran


1. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran
a Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi
aspekaspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek
tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan
jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.

Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
a) Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
b) Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin, dan
rutin.
c) Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi,
penilaian, dan internalisasi.

b Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran


Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan
aktivitas /ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan
berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif adalah
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku
yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan carav
penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa
dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian. Materi
pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk
ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin, dan rutin.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian
kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang
akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya.
Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi
yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi fakta atau hafalan bisa menggunakan
“jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi
prosedur dengan cara “demonstrasi”.

Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan
dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah
materi yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip,prosedur, aspek sikap, atau
keterampilan motorik.

Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran.


1. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama
suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”. Contoh: Nama dan bahasa setiap suku
bangsa di Indonesia.
2. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk
menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau
mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau
jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang
guru Sosiologi menunjukkan beberapa subras manusia di dunia, kemudian Panduan
Pengembangan Materi Pembelajaran peserta didik diminta untuk menglasifikasikan atau
mengelompokkan mana yang termasuk ras kaukasoid, mongoloid, dan negroid.
3. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila “ya”
maka materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”. Contoh : Seorang guru Soiologi
membelajarkan bagaimana proses penyusunan langkah-langkah untuk mengatasi
permasalahan Kenakalan Remaja .
4. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan
hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam
konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan
termasuk dalam kategori “prinsip”. Contoh: Seorang guru Sosiologi menjelaskan
hubungan antara mobilitas sosial dengan perubahan sosial.
5. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau
tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika
jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek sikap
atau nilai. Contoh: Budi memilih tidak menaati rambu-rambu lalulintas daripada
terlambat ke sekolah walau telah dibelajarkan pentingnya menaati peraturan lalu lintas.
6. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan
secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
adalah aspek motorik. Contoh: Dalam membahas materi tentang penelitian sosial, peserta
didik diharapkan mampu mengumpulkan data melalui angket atau observasi.

Agar menjadi lebih jelas dalam mengidentifikasi materi pembelajaran apakah termasuk aspek
kognitif (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), aspek afektif dan aspek psikomotorik, berikut
disajikan bagan alur (flowchart) langkah-langkah penentuan materi pembelajaran. Selain
menggambarkan langkah-langkah yang menunjukkan cara berpikir, diagram di bawah ini juga
menunjukkan kata-kata kunci untuk menentukan jenis atau tipe materi pembelajaran dalam
hubungannya dengan perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.

2. Strategi Urutan Penyampaian


a Strategi urutan penyampaian simultan
Jika guru harus menyampaikan lebih dari satu materi pembelajaran, maka menurut
strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak,
kemudian diperdalam satu demi satu (metode global). Contoh: seorang guru mata pelajaran
Sosiologi akan menyampaikan materi tentang Nilai dan Norma Sosial, Penyimpangan Sosial,
dan Pengendalian Sosial. Pertama-tama Guru menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis
besar, kemudian setiap jenis ikatan disajikan secara mendalam.

b Strategi urutan penyampaian suksesif


Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut
strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam
baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh
yang sama, seorang guru mata pelajaran Sosiologi akan menyampaikan materi tentang Nilai dan
Norma Sosial, Penyimpangan Sosial, dan Pengendalian Sosial. Pertama-tama Guru menyajikan
gambaran umum sekaligus secara garis besar, kemudian setiap jenis ikatan disajikan secara
mendalam. Setelah pembahasan
Nilai dan Norma Sosial disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan jenis
berikutnya yaitu Penyimpangan Sosial, dan seterusnya.

Dalam jurnal Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman materi pembelajaran atau bahan ajar secara
garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Sejalan dengan berbagai jenis aspek
standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat
dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).

 Materi jenis fakta adalah materi yang berupa nama-nama objek, nama tempat, nama
orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
sebagainya. Contoh : Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Seminggu ada 7
hari.

 Materi konsep adalah materi yang berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Definisi,
identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus. Contoh : Hukum adalah peraturan yang harus
dipatuh-taati, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa denda atau pidana.

 Materi jenis prinsip adalah materi yang berupa dalil, rumus, postulat adagium,
paradigma, teorema. Contoh : Hukum permintaan dan penawaran (jika penawaran tetap
permintaan naik,maka harga akan naik), teorema phytagoras, hukum newton dll.

 Materi jenis prosedur adalah materi yang berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu
secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau
cara-cara pembuatan bel listrik.

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi


pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah
meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya. Langkah-langkah pemanfaatan materi pembelajaran dalam pembelajaran
berbasis kompetensi yaitu (Depdiknas, 2006:15):
c. Strategi Penyampaian Jenis-Jenis Materi

Beberapa strategi yang harus dimiliki oleh guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat dengan mudah
diterima oleh siswa adalah sebagai berikut :

a. Strategi Urutan Penyampaian Simultan

b. Strategi Urutan Penyampaian Suksesif

c. Strategi Penyampaian Fakta

d. Strategi Penyampaian Konsep

e. Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran Prinsip

f. Strategi Penyampain Prosedur

g. Strategi Menyampaikan Materi Aspek Afektif

2. Strategi Mempelajari Materi pembelajaran Oleh Siswa

Ditinjau dari guru, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru
menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan
terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari berinteraksi dengan materi pembelajaran.
Secara khusus dalam mempelajari materi pembalajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu:

a. Menghafal (verbal dan parafrase)

b. Menggunakan atau mengaplikasikan

c. Menemukan

d. Memilih

Pembelajaran berbasis kompetensi didasarkan atas pokok-pokok pikiran bahwa apa yang
ingin dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas.
Perumusan dimaksud diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi yang diharapkan dikuasai
oleh siswa. Standar kompetensi meliputi standar materi atau standar isi (content standard) dan
standar pencapaian (performance standard). Standar materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang
lingkup materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa, sedangkan standar penampilan berisikan
tingkat penguasaan yang harus ditampilkan siswa. Sesuai dengan pokok-pokok pikiran tersebut,
masalah materi pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka membantu siswa
mencapai standar kompetensi.

Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran, termasuk pembelajaran berbasis kompetensi,


materi pembelajaran dipilih setelah identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi
dasar ditentukan. Seperti diketahui, langkah-langkah pengembangan pembelajaran sesuai KBK
antara lain pertama-tama menentukan identitas matapelajaran. Setelah itu menentukan standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, strategi pembelajaran atau pengalaman
belajar, indicator pencapaian, dan seterusnya. Setelah pokok-pokok materi pembelajaran
ditentukan, materi tersebut kemudian diuraikan. Uraian materi pembelajaran dapat berisikan
butir-butir materi penting (key concepts) yang harus dipelajari siswa atau dalam bentuk uraian
secara lengkap seperti yang terdapat dalam buku-buku pelajaran. Secara garis besar, materi
pembelajaran atau materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai
yang harus dipelajari.

Materi pembelajaran atau materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal
mungkin membantu siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Masalah-
masalah yang timbul berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran atau materi pembelajaran
menyangkut jenis, cakupan, urutan, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran dan
sumber materi pembelajaran.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi pembelajaran atau
materi pembelajaran, yaitu (Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2001):

a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan
atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat
macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
c. Prinsip Kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak
boleh terlalu banyak.

Sebelum melaksanakan pemilihan materi pembelajaran, terlebih dahulu perlu diketahui


criteria pemilihan materi pembelajaran. Kriteria pokok pemilihan materi pembelajaran atau
materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetnsi dasar. Hal ini berarti bahwa
materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari
siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau materi pembelajaran yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar (Ghafur, 1986). Secara garis
besar langkah-langkah pemilihan materi pembelajaran meliputi:

a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar

b. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran

c. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

Sumber materi pembelajaran merupakan tempat dimana materi pembelajaran dapat


diperoleh. Dalam mencari sumber materi pembelajaran, siswa dapat dilibatkan untuk
mencarinya. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber
dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standart kompetensi dan
kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini (Wiryokusumo dan
Mustaji, 1989):

1. Buku Teks

Buku teks yang digunakan sebagai sumber materi pembelajaran untuk suatu jenis mata
pelajaran tidak harus hanya satu jenis, tapi digunakan sebanyak mungkin agar mandapatkan
wawasan yang luas.

2. Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti
sangat berguna untuk mendapatkan sumber materi pembelajaran yang aktual atau mutakhir.
3. Jurnal (Penerbitan Hasil Penelitian Dan Pemikiran Ilmiah).

Jurnal-jurnal berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli dibidangnya
masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.

4. Pakar Bidang Studi

Pakar dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi pembelajaran, ruang lingkup,
kedalaman, urutan dsb.

5. Profesional

Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Misalnya
kalangan perbankan, tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.

6. Buku Kurikulum

Buku kurikulum itu merupakan standar kompetensi. Dengan standar kompetensi, maka
kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan.

7. Penerbitan Berkala Seperti Harian, Mingguan Dan Bulanan.

Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan
materi pembelajaran. Penyajian tersebut menggunakan bahasa populer yang mudah dipahami.
Karena itu, penerbitan berkala baik untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran.

8. Internet

Di internet, kita dapat memperoleh segala macam sumber materi pembelajaran.

9. Media Audio Visual (TV, Video, VCD, Kaset Audio)

Kita dapat mempelajari berbagai jenis mata pelajaran seperti gunung berapi, kehidupan di
laut melalui media audio visual.

10. Lingkungan

Kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa apa saja sebagai sumber materi
pembelajaran.
Dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan
tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu
dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah
dipilih untuk diajarkan. Untuk membantu siswa mencapai kompetensi, hendaknya guru
menggunakan banyak sumber materi.
BAB II

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Materi pelajaran berupa fakta, konsep, prosedur, prinsip dan keterampilan. Untuk
memudahkan pemahaman kita tentang jenis materi pelajaran, maka anda dapat mengikuti
flow chart tersebut. Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam
system instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar: Kriteria tujuan
instruksional, Materi pelajaran supaya terjabar, Relevan dengan kebutuhan siswa, Kesesuaian
dengan kondisi masyarakat, Materi pelajaran mengandung segi-segi etik, dan sebagainya.
Identifikasi satuan bahasan meliputi: Penentuan satuan bahan pelajaran sebagai landasan bagi
satuan pelajaran, dan Cara menentukan suatu satuan pelajaran, salah satunya Menetapkan
satuan-satuan konsep dan pengertian atau masalah sebagai satuan bahasa. Istilah sumber
belajar (learning resource), orang juga banyak yang telah memanfaatkan sumber belajar,
namun umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar.
Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, orang, dan benda tertentu, adalah
termasuk sumber belajar. Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan-pesan yang ingin
kita sampaikan pada anak didik untuk dikuasai. Agar pesan yang ingin disampaikan
bermakna sebagai bahan ajar, maka ada sejumlah kriteria yang harus diperhatikan
diantaranya: novelty, proximity, conflict, dan humor.
B. Saran
Kami sebagai penulis makalah sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak sekali kekurangan serta kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya,
kami selaku penyusun makalah ini akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami selaku
penyusun makalah sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah di
atas agar dapat kami perbaiki supaya dapat menjadi bahan belajar yang baik bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman, 3(2), 333-352.

https://www.academia.edu/37864236/PENGEMBANGAN_MATERI_PEMBELAJARAN

https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrPpijQ2yRkM58Wv1fLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRp
ZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1680165969/RO=10/RU=https%3a%2f%2ftext-
id.123dok.com%2fdocument%2f4zp04w84q-prinsip-prinsip-pengembangan-materi-pembelajaran-a-
prinsip-prinsip-pengembangan-materi.html/RK=2/RS=mKkV8qwpuwscrx78J_am0eVpWUw-

https://www.slideshare.net/NASuprawoto/pengembangan-materi-pembelajaran

https://imammalik11.wordpress.com/2013/12/12/pengembangan-materi-pembelajaran/

http://tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2013/06/strategi-implementasi-materi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai