MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Tematik Terpadu
Dosen Pengampu : Dr. Septinaningrum, M.Pd
Disusun Oleh:
1. Dyah Ayu FitriArum Kirana (126205211023)
2. Dawam Al Asror (126205212152)
3. Aulia Sifa Putri Anggraini (126205212097)
4. Iga Zulfa Indhadin (126205213204)
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Ibu Dr. Septinaningrum, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Tematik Terpadu, yang telah membimbing, memberikan motivasi, dan memberikan
masukan serta ilmu yang bermanfaat kepada kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
3. Teman-teman PGMI 6B yang telah memberi dukungan atas terselesaikannya
penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membantu
dari pembaca untuk memperbaiki kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan informasi dan manfaat kepada pihak yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan ialah usaha sadar dan terencanan untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasa, akhlak mulia serta,
keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. 1
Adapun bagian dari pendidikan yaitu pembelajaran yang merupakan proses
para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik
untuk memiliki pengalaman belajar. Selain itu pembelajaran pada hakekatnya
adalah proses interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya, sehingga
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam proses
pembelajaran guru dan peserta didik saling berinteraksi agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik. Perlu adanya inovasi baru dalam
pembelajaran seperti kompetensi guru, strategi pembelajaran, metode yang
bermacam-macam agar memudahkan mengarahkan peserta didik untuk
mendapatkan pengalaman belajar.
Dalam draft sosialisasi Kurikulum 2013 dijelaskan rasionalisasi
perubahan kurikulum didasarkan pada permasalahan yang terdapat dalam
Kurikulum 2006 diantaranya disebutkan bahwa konten kurikulum masih
terlalu padat serta belum sepenuhnya berbasis kompetensi yang sesuai
tuntutan kebutuhan dan pekembangan jaman, kompetensi belum
menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan,
selain itu standar penilaian pun belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi atau penilaian proses dan hasil.2
1
Masruroh, “Pelaksana Penilaian Auntetik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di
SMP Negeri 1 Mutilan, Magelang, Skripsi (Yogyakarta:UIN Sunan KaliJaga, 2014), hal 1.
2
Iif Khoiru Ahmadi, Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif (Jakarta: PT. Prestasi
Pustaka, 2014), hal 98
1
Dari hasil identifikasi kesenjangan yang terdapat dalam draft
sosialisasi Kurikulum 2013 tersebut diperoleh gambaran bahwa terdapat
masalah dalam aspek kompetensi lulusan, pengelolaan kurikulum, materi,
proses dan penilaian pembelajaran serta kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan saat ini. Materi pembelajaran diharapkan memuat materi
esensial yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dan sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.3
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013
mengenai Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI menegaskan
bahwa Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar didesain dengan menggunakan
pembelajaran tematik terpadu. Pendekatan tematik terpadu mengintegrasikan
berbagai materi pembelajaran ke dalam tema-tema tertentu yang relevan dan
menarik bagi siswa. Standar proses mencakup desain pembelajaran yang
terpadu, penggunaan strategi pengajaran yang relevan, kolaborasi antar guru,
serta penerapan teknologi dan sumber daya lainnya.
Sementara itu, standar evaluasi menentukan cara untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan melalui pendekatan
tematik. Ini mungkin melibatkan penilaian formatif dan sumatif, penggunaan
alat evaluasi yang beragam, serta penggunaan data untuk meningkatkan
pengajaran dan pembelajaran di masa depan. Kedua standar ini penting untuk
memastikan efektivitas pembelajaran tematik terpadu dan untuk memastikan
bahwa siswa memperoleh pemahaman yang mendalam dan holistik tentang
materi pelajaran yang diajarkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Standar Proses?
2. Apa yang dimaksud dengan Standar Evaluasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Standar Proses?
3
Eliza Barokah, “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR “
repository.upi.edu (2014). Hal 1.
2
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Standar Evaluasi?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah merupakan salah
satu acuan utama bagi satuan pendidikan dalam keseluruhan proses penyelenggaraan
pembelajaran, mulai dari perncanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.
Pemberlakuan Standar proses pada satuan pendidikandiharapkan dapat meningkatkan
4
Undang Undang SISDIKNAS (UU RI NO. 20 TH. 2003).(Jakarta: Sinar Grafika 2011),cet. Ke IV, h.,3
5
Permendikbud RI No. 65 Th. 2013 tentang standar proses
4
mutu lulusan dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang pada akhirnya mampu
meningkatkan mutu pendidikan.6
Standar proses dalam konteks tematik mengacu pada pedoman atau kerangka
kerja yang digunakan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran yang berpusat pada tema tertentu. Keterkaitannya adalah bahwa standar
proses membantu dalam menyusun rencana pembelajaran yang koheren dan
terstruktur berdasarkan tema yang dipilih. Ini mencakup langkah-langkah seperti
identifikasi tujuan pembelajaran, pemilihan sumber daya, pengorganisasian aktivitas,
serta penilaian hasil pembelajaran dalam konteks tema yang dipilih. Dengan
mengikuti standar proses, guru dapat memastikan bahwa pembelajaran tematik
dilaksanakan secara efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa
Pada saat inilah keahlian guru sebagai ujung tombak suksesnya proses
pendidikan dituntut memiliki keahlian dan kreativitas yang tinggi sehingga mampu
mengemas proses pembelajaran sesuai dengan yang diamanatkan. Tentu apabila
proses pembelajran mampu menciptakan suasana sebagaimana beberapa tahapan di
atas, maka kualitas pendidikan di Indonesia akan mengalami kemajuan yang sangat
6
Djohar. Pengembangan Pendidikan Menyongsong Masa Depan, ( Yogyakarta: Grafika Indah, 2006)
166.
7
Helvy Eka Ardilasari, “Landasan Pendidikan Pentingnya Standar Proses Pendidikan,model
Pembelajaran dan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar”, (Yogyakarta: UNY,2017)
5
pesat. Bahkan bukan tidak mungkin proses pendidikan di Indonesia akan mampu
menyaingi sistem pendidikan di beberapa negara maju lainnya.
Maka dari itu pada proses penerapan atau taktis pelaksanaan pembelajaran setiap
satuan pendidikan dituntut untuk mampu melakukan perencanaan pembelajran
dengan baik, sehingga pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan semaksimal
mungkin, serta penilaian proses pembelajaran bisa diarahkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
1) Silabus
8
Fachri, “ Perencanaan Pengajaran Dalam Pembelajaran”, ( Makasar: Widyaiswara Madya BDK
Makasar,2020),
6
beberapa sekolah, kelompok musyawwarah guru mata pelajaran (MGMP) atau pusat
kegiatan guru (PKG), dan dinas pendidikan.9
(c) Kelas/semester.
9
Sri Rahayu, “Standar Proses Permendikbud No,65 Tahun 2013” ( Bogor: STKIP Muhammadiyah,
2019)
10
I Made Agus Astina Putra, “ Wawasan Pendidikan” (Bali : UPG, 2019)
7
(j) Media pembelajaran.
8
pembelajaran dengan memilih dan menetapkan berbagai pendekatan, metode dan
media pembelajaran yang relevan dengan kondisi peserta didik dan pencapaian
kompetensi.12
12
Lampiran Peraturan Mentri pendidikan dan Kebudayaan (Perpendikbud) Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah.
13
Prastiwi Pujiastuti, "Evaluasi Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar", Jurnal Pendidikan, 2017, Vol.
1, No. 2, hal. 187-199
14
Rohyani, dkk, Evaluasi Program Pembelajaran Tematik, Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi
Pendidikan, (2015), 6, 3-6.
9
pembelajaran yang dilalui pada suatu tingkat pendidikan selama 6 tahun dimulai
kelas.Selain itu, perubahan bagian kurikulum yang dinamakan k-13 memperkuat
kebijakan penerapan pembelajaran tematik di jenjang SD yang mewajibkan
penerapannya di kelas rendah maupun tinggi.15 Pembelajaran tematik termasuk
program dikarenakan termasuk aktivitas berkelanjutan pada pelaksanaan kebijakan.
Program merupakan kesatuan atau unit aktivitas yang menjadi penerapan atau
realisasi berdasarkan suatu peraturan.16 Seberapa jauh informasi yang diperoleh,
tingkat pencapaian program pembelajaran tematik sesuai dengan aturan
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 belum diperoleh. Dengan demikian,
pengevaluasian program pembelajaran tematik secara menyeluruh memungkinkan
dilakukan untuk mengetahui kesesuaian konsep dasar pengelolaan pembelajaran
tematik. Evaluasi yang biasa dilakukan hanya sebatas pada penilaian hasil
pembelajaran peserta didik melalui penerapan pembelajaran tematik. Evaluasi pada
program pembelajaran tematik menjadi salah satu upaya untuk mengetahui tingkat
ketercapaian pelaksanaan pembelajaran dari kebijakan Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 secara detail dengan mengetahui keefektifan setiap komponen.17
Komponen-komponen tersebut mengacu pada Standar Proses Pendidikan mengenai
pengelolaan pembelajaran yang mencakup tahap. Pembelajaran tematik sebagai
model pembelajaran terpadu tipe integrated.18 Pembelajaran tematik merupakan
model pada kegiatan belajar mengajar terpadu. Model pembelajaran tematik
merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara berkelompok
maupun individual, aktif menemukan dan menggali prinsip-prinsip dan konsep
keilmuan secara autentik, holistik, dan bermakna. Menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan, pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang
15
Rini Kristiantari, " Analisis Kesiapan Guru Sekolah Dasar dalam Mengimplementasikan
Pembelajaran Tematik Integratif Menyongsong Kurikulum 2013", Jurnal Indonesia, (2015)
16
Wuriyani, dkk, "Gaya Belajar Siswa Kelas III A Dalam Pembelajaran Tematik di MIN 3 Bantul
Yogyakarta. Primary," Jurnal Keilmuan Dan Kependidikan Dasar, (2021),13(01), 43-58.
17
Setia Armawati dan Herpratiwi, “Evaluasi Program Pembelajaran Tematik Integratif Kelas 1 Sekolah
Dasar Pelita Bangsa”, (2014), 5-24.
18
Hanum dan Suprayekti, "Pengembangan Rencana Pelaksanaan. Pembelajaran (Rpp) Tematik
Berbasis Karakter", Perspektif Ilmu Pendidikan, 2020, 34(1), 29-42.
10
menggunakan tema untuk menghubungkan beberapa bidang studi, dengan demikian
bisa memberi pengalaman kepada siswa.19
19
Permendikbud RI, 1 (2016).
20
Latifa, "Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan Perkembangannyatle. Aspek
Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar: Masalah Dan Perkembangannya, 1(faktor yang
mempengaruhi perkembangan), 2017,191.
21
Farhana, "Analisis Perkembangan Karakteristik Anak Sekolah Dasar Di Sdn Teluk Pucung I Bekasi",
Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 2020,7(1), 29-43.
11
berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan tujuan pembelajaran. Sedangkan salah
satu faktor penting untuk efektifitas pembelajaran adalah faktor evaluasi, baik
terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Evaluasi menempati posisi yang sangat
strategis dalam proses pembelajaran. Sedemikian penting evaluasi ini sehingga tidak
ada satu pun usaha untuk memperbaiki mutu pembelajaran yang dapat dilakukan
dengan baik tanpa disertai langkah evaluasi. Ada 3 manfaat evaluasi yaitu:
Evaluasi berasal dari kata “evaluation” yang artinya suatu upaya untuk
menentukan nilai atau jumlah. Kata-kata yang terkandung di dalam definisi
tersebut pun menunjukan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara
hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat
dipertangungjawabkan. Evaluasi dilaksanakan untuk menyediakan informasi
tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan. Evaluasi lebih luas
ruang lingkupnya dari pada penilaian, sedangkan penilaian lebih terfokus
pada aspek tertentu saja yang merupakan bagian dari lingkup tersebut. Secara
umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Penyususnan instrument
evaluasi hasil belajar di awal, dan bukan setelah proses pembelajaran selesai,
12
akan dapat berfungsi untuk memperjelas arah pembelajaran. Evaluasi hasil
belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran,
baik tujuan umum maupun khusus, baik aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik22
22
Hendra Bagus, Skripsi: “Evaluasi Pelakasanaan Pembelajaran Tematik Pada Tema
Indahnya Kebersamaan Kelas IV SD Negeri Wedarijaksa 02”, (Semarang: UNS, 2014), hal. 12
23
Widoyoko dan Eko Putro, “Teknologi Pmebelajaran Landasan & Aplikasinya”, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), hal. 4
24
Arikunto, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 3
13
hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik dan tolak ukur
keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Untuk lembaga pendidikan,
hasil evaluasi dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan
disekolah.
25
Ina Magdanela,dkk, “Analisis Evaluasi Pembelajaran Tematik Di Kelas Rendah SDN Batu
Jaya Belendung”, Jurnal Edukasi dan Sains, Juni 2020, Vol. 1, hal. 178
26
Asrul, dkk, “ Evaluasi Pembelajaran”, (Bandung: Citapustaka, 2015)
14
pembelajaran.27 Dalam evaluasi atau penilaian hasil pembelajaram peserta
didik, seorang guru harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
27
Hendra bagus, op.cit, hal. 26
28
Abdul Majid, “Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru”,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hal. 7
15
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan memberikan umpan balik
yang berguna untuk meningkatkan pembelajaran siswa di masa depan.29
Sejalan dengan penjelasan Kunandar, penilaian autentik adalah kegiatam
siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses
maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan
tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi atau Kompetensi Inti
(KI dan Kompetensi Dasar). jadi siswa dinilai kemampuanya dengan berbagai
cara, tidak hanya dari hasil ulangan tertulis. Prinsip utama assesement dalam
pembelajaran tidak hanya menilai apa yang diketahui siswa, tapi juga menilai
apa yang dapat dilakukan siswa. Penilaian ini juga mengutamakan penilaian
kualitas hasil kerja siswa dalam menyelesaikan suatu tugas. 30
Indikator dalam penilaian autentik ada 8, meliputi:
1) Sasaran penilaianya mengarah pada kompetensi yang ingin dicapai
2) Penilaian yang melibatkan siswa pada tugas-tugas atau kegiatan yang
bermanfaat, penting, dan bermakna
3) Penialaian pada situasi yang mampu menantang siswa menerapkan
informasi atau keterampilan akademik baru pada situasi nyata dan
maksud yang jelas
4) Penialaian mampu mengukur penampilan dan perbuatan yang sebenarnya
atas kompetensi pada suatu mata pelajaran
5) Penilaian mampu mengukur penguasaan siswa terhadap kompetensi mata
pelajaran tertentu dengan cara yang akurat.
6) Penilaian yang mampu menguji atau memeriksa kemampuan kolektif
siswa dalam rangka mengevaluasi secara tepat apa yang telah
dipelajarinya.
7) Penilaian yang menguji atau memeriksa secara langsung perbuatan atau
prestasi siswa berkaitan dengan tugas intelektual yang layak
29
30
Kunandar, “Penilaian Autentik (Penilaian Berbasis Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013: Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh”, (Jakarta: Raja
Grafindo, Persada, 2013), hal. 42.
16
8) Penilaian melibatkan siswa untuk mendemonstrasikan apa yang mereka
ketahui dalam suatu konteks kehidupan nyata.31
31
Masnur Muslich, “Autehentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi”
(Bandung: Refika Aditama, 2011), hal. 2-3
32
Sholeh Hidayat, “Pengembangan Kurikulum Baru”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),
hal. 113
17
jenjang pendidikan yang lebih tinggi sudah memiliki fondasi sikap yang kuat
dan di jenjang yan lebih tinggi lagi tinggal memperdalam kompetensi
pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian, dalam pemilihan teknik
penilaian, hendaknya para pendidik pada jenjang SD/MI lebih banyak
porsinya menggunakan teknik penilaian terkait soft skill (misalnya
kemampuan yang yang perlu dilatih dan di ukur anattar lain: mengamati,
motivasi berprestasi, kemauan bekerja keras, disiplin, berkomunikasi
mengajukan idek kepada teman, tata karma dan lain hal terkait pendidikan
karakter) dari pada peialain hard skill (pengukurab penguasaan pengetahuan
dan keterampilan).33
33
Kunandar, op.cit, hal. 38
18
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau dan menialai perkembangan kemampuan peserta
didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan betahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran perncapaian
kompetensi yang ditetapkan
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
34
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, “Standar Penilaian Pendidikan”
Peraturan Menteri Pendidikan daan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016, Ditetapkan pada 6 Juni 2016.
19
tak terpisahkan dari penilaian autentik, yakni merupakan bagian dari
penilaian keluaran atau output,
20
semester (mengukur keseluruhan KD dan SK) dalam semester ganjil dan
ujian kenaikan kelas (mengukur seluruh KD dan SK) dalam semester genap.
Adapun macam-macam teknik penilaian yang dapat digunakan di dalam
penilaian autentik, baik untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dijelaskan dalam permendikbud RI No. 23 Tahun 2016 sebagai
berikut:
21
2. Penilaian kompetensi pengetahuan. Penilaian pengetahuan merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan
peserta didik didik guru menilai kompetensi pengetahuan melalui tes
tulis, tes lisan, dan penugasan.
a. Informasi tes tulis berupa soal pilihan ganda isian jawaban singkat,
benar salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi
pedoman penskoran.
b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan
c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan Project yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
3. Penilaian kompetensi keterampilan. Penilaian keterampilan merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. Guru menilai
kompetensi keterampilan melalui penilaian kerja, yaitu penilaian yang
menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio. Instrumen
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian rating scale yang
dilengkapi rubrik.
a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan
tuntutan kompetensi.
b. Project adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu
yang bersifat reflektif integratif untuk mengetahui minat
perkembangan, prestasi atau kreativitas peserta didik dalam kurun
waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang
22
mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi prasyarat yang pertama
substansi yang mempresentasikan kompetensi yang dinilai yang
kedua konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai yang
dengan bentuk instrumen yang digunakan yang ketiga penggunaan
bahasa yang baik dan benar serta komunikasi sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.35
35
Andi Prastowo, “Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu”, (Jakarta: Kencana, 2019), hal.
298-281
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Standar proses membantu guru dalam merancang dan mengimplementasikan
kurikulum tematik yang terintegrasi dengan baik, termasuk pengembangan
materi pembelajaran, perencanaan kegiatan, dan pengorganisasian sumber daya.
Proses ini juga mencakup kolaborasi antara guru untuk memastikan keterpaduan
antar mata pelajaran dan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
2. Standar evaluasi membantu dalam menilai pemahaman dan pencapaian siswa
terhadap tujuan pembelajaran tematik. Evaluasi ini dapat mencakup berbagai
metode, seperti penilaian formatif dan sumatif, tugas proyek, observasi, dan
penilaian portofolio. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik yang
berguna kepada guru dan siswa, serta untuk mengevaluasi efektivitas
pembelajaran tematik secara keseluruhan.
Dengan mengikuti standar proses dan standar evaluasi yang baik dalam
pembelajaran tematik terpadu, guru dapat memastikan bahwa pengalaman belajar
siswa menjadi menyeluruh, terintegrasi, dan relevan dengan kehidupan sehari-
hari, sementara juga memastikan bahwa siswa mencapai pencapaian yang
diharapkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
B. SARAN
Demikianlah pokok bahasan yang bisa kami sampaikan, besar harapan. kami
makalah ini dapat bermanfaat. Tentunya terhadap penulis sudah. menyadari jika
penyusunan makalah diatas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata
sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
24
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari parapembaca.
DAFTAR PUSTAKA
25
Lampiran Peraturan Mentri pendidikan dan Kebudayaan (Perpendikbud)
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Untuk Satuan pendidikan Dasar dan
Menengah.
Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Asrul, dkk. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka
Bagus Hendra. 2014. Skripsi: Evaluasi Pelakasanaan Pembelajaran Tematik
Pada Tema Indahnya Kebersamaan Kelas IV SD Negeri Wedarijaksa 02. Semarang:
UNS
Latifa, U. (2017). Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan
Perkembangannyatle. Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar: Masalah Dan
Perkembangannya, 1(faktor yang mempengaruhi perkembangan), 191.
Hidayat Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Hanum, F. F., & Suprayekti, S. (2020). Pengembangan Rencana Pelaksanaan.
Pembelajaran (Rpp) Tematik Berbasis Karakter. Perspektif Ilmu Pendidikan, 34(1),
29-42.
Permendikbud RI, 1 (2016).
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Berbasis Hasil Belajar Peserta
Didik Berdasarkan Kurikulum 2013: Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan
Contoh. Jakarta: Raja Grafindo, Persada
Farhana, H. (2020). Analisis Perkembangan Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Di Sdn Teluk Pucung I Bekasi, Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 7(1),
29-43.
Pujiastuti Pratiwi. 2017. Evaluasi Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan. Vol. 1. No. 2
Magdanela Ina, dkk. 2020. Analisis Evaluasi Pembelajaran Tematik Di Kelas
Rendah SDN Batu Jaya Belendung. Jurnal Edukasi dan Sains. Vol. 2. No. 1
Majid Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
26
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, “Standar Penilaian
Pendidikan” Peraturan Menteri Pendidikan daan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016,
Muslich Masnur. 2011. Autehentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung:
Refika Aditama Prastowo Andi. 2019. Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu.
Jakarta: Kencana.
Widoyoko dan Eko Putro. 2011. Teknologi Pmebelajaran Landasan &
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Rohyani, R., Herpratiwi, H., & Djasmi, S. (2015). Evaluasi Program
Pembelajaran Tematik. Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan, 6, 3-6
Rini Kristiantari, M. (2015). Analisis Kesiapan Guru Sekolah Dasar dalam
Mengimplementasikan Pembelajaran Tematik Integratif Menyongsong Kurikulum
2013. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 3(2), 460-470.
Wuriyani, Samsudin, Muhamad Asrofi, A. S. 1. (2021). Gaya Belajar Siswa
Kelas III A Dalam Pembelajaran Tematik di MIN 3 Bantul Yogyakarta. Primary,
Jurnal Keilmuan Dan Kependidikan Dasar, 13(01), 43-58.
Setia Armawati, Herpratiwi, E. P. (2014). Evaluasi Program Pembelajaran
Tematik Integratif Kelas 1 Sekolah Dasar Pelita Bangsa. Gastronomia Ecuatoriana
Turismo Local.
27