Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KAJIAN KURIKULUM IPA

“Standar Proses Pembelajaran Tuntutan K13, Mengidentifikasi Karakteristik,


Perencanaan & Pelaksanaan Pembelajaran, Lingkungan Belajar Penilaian dan
Evaluasi Pembelajaran IPA SMP”

Disusun Oleh :

Agus Wahyudi (210603022)

Amelia Agustina (210603012)

Delvi Zalianti (210603025)

Rahmah Tika Syurya (210603029)

Siti Rohani (210603030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

PEKANBARU

TA .2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah "Standar Proses Pembelajaran Tuntutan K13, Mengidentifikasi
Karakteristik, Perencanaan & Pelaksanaan Pembelajaran, Lingkungan Belajar
Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran IPA SMP".

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah kajian kurikulum ipa.selain itu makalah ini jiga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Standar Proses Pembelajaran Tuntutan K13, Mengidentifikasi Karakteristik,
Perencanaan & Pelaksanaan Pembelajaran, Lingkungan Belajar Penilaian dan Evaluasi
Pembelajaran IPA SMP bagi pembaca dan bagi penulis .

Saya menyadari ,tugas yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna .oleh karena
itu ,kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru , 06 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1Latar Belakang......................................................................................................................4
12 .Rumusan masalah.................................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Standar Proses Pembelajaran Tuntutan K13........................................................................5
2.2 mengidentifikasi karakteristik, perencanaan&pelaksanaan pembelajaran, lingkungan
belajar, penilaian dan evaluasi pembelajaran IPA SMP..........................................................10
BAB III.....................................................................................................................................25
PENUTUP................................................................................................................................25
KESIMPULAN........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum 2013 merupakan salah satu kebijakan pemerintah Indonesia dalam


meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat. Alasan pentingnya penerapan Kurikulum 2013 adalah
bahwa generasi muda Indonesia perlu disiapkan dalam kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.
Pada proses pengimplementasian kurikulum 2013 diharapkan siswa mampu
secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji,
menganalisis, dan mempersonalisasikan nilai-nilai karakter serta akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari (Saputri & Mawardi, 2017). Sehingga yang dijadikan
sebagai tujuan utama pada kurikulum 2013 adalah pengembangan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang seimbang pada diri peserta didik. Perubahan standar
nasional pendidikan juga mempengaruhi penerapan kurikulum 2013 salah satunya pada
standar proses.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi: menggali informasi melaui
pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan
data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan,
dan mencipta.
12 .Rumusan masalah
1. Apa itu standar proses pembelajaran tuntutan k13?
2. Bagaimana mengidentifikasi karakteristik, perencanaan & pelaksanaan pembelajaran,
lingkungan belajar penilaian dan evaluasi pembelajaran IPA SMP.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui standar proses pembelajaran tuntutan k13
2. Untuk mengetahui identifikasi karakteristik, perencanaan & pelaksanaan
pembelajaran,lingkungan belajar penilaian dan evaluasi pembelajaran IPA SMP.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Standar Proses Pembelajaran Tuntutan K13

a. Pengertian Standar Proses

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuaii dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. Standar Proses dijabarkan sebagai suatu kriteria
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan.

Standar proses merupakan sebuah pedoman atau tahapan langkahlangkah bagi para
guru saat mereka memberikan pembelajaran dalam kelas, dengan harapan proses pendidikan
yang berlangsung bisa efektif, efesien dan inofatif. Sehingga beberapa target atau kriteria
mengenai kompetensi lulusan dapat tercapai dengan sempurna. Oleh karena itu.
Permendikbud nomor 65 tahun 2013 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menentang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

b. Pengertian Standar Proses Pendidikan

Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang
merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana dalam pelaksanaan pembelajaran.
Standar proses pendidikan adalah standar nas ional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan unruk mencapai standar kompetensi
lulusan nasional.

Dikatakan bahwa standar proses pendidikan adalah kriteria minimal tentang system
pendidikan diseluruh wilayah pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada
beberapa standarr lainnya yang ditetapkan dalam standarr nasional yaitu standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian.

Standar proses KTSP diatur dalam permendikbud nomor 41 tahun 2007, sedangkan
standar proses kurikulum 2013 diatur dalam permendikbud nomor 65 tahun 2013. Kedua
peraturan menteri ini masingmasing menjadi dasar hukum pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Dalam hal ini,
dengan berlakunya permendikbud nomor 65 tahun 2013 maka permendikbud nomor 41 tahun
2007 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pada tahapan ini standar kompetensi lulusan menjadi
semacam kerangka konseptual tentang sebuah proses dan sasaran pembelajaran yang harus
dicapai oleh lembaga pendidikan.

Karena itu pada kurikulum 2013, pada tataran proses pembelajaran dan untuk
memperkuat pendekatan ilmiahh (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran),
dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) akan mengupayakan agar para guru mampu
menerapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learrning).
Hal ini bertujuan untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individu maupun kelompok. Maka sangat disarankan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).

Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan
dasar dan menengah di seluruh wilayah Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada
sistem kredit semester.

C. . Standar proses meliputi beberapa tahapan untuk terlaksanakannya proses pembelajaran


yang efektif dan efisien, yaitu :

A. Perencanaan Proses Pembelajaran


Sesuai dengan Permendikbud No 81 Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum,
perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang memuat Identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator pencapaian kompetensi, penilaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, dan
sumber belajar.
 Silabus
Sesuai dengan Salinan Lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang
standar proses, silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata
pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan standar isi dan standar kompetensi lulusan, serta panduan
penyusunan kurikulum 2013. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan RPP.
Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau kelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok
musyawwarah guru mata pelajaran (MGMP) atau pusat kegiatan guru (PKG), dan dinas
pendidikan.
 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sesuai dengan Salinan Lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang
standar proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipai aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. RPP disusun berdasarkan KD atau sub tema yang dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.
Sesuai dengan salinan lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang standar
proses, komponen RPP terdiri atas :
(a) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.
(b) Identitas mata pelajaran.
(c) Kelas/semester.
(d) Materi pokok.
(e) Alokasi waktu.
(f) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan sesuai KD.
(g) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
(h) Materi pembelajaran.
(i) Metode pembelajaran.
(j) Media pembelajaran.
(k) Sumber belajar.
(l) Penilaian hasil pembelajaran.

Prinsip penyusunan RPP menurut salinan lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013


tentang standar proses, adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat


intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
dll.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreattivitas, inisiatif, inspirasi, inivasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya mambaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca.
5. Pemberian umpan balik.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan
sumber belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegritasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
B. Pelaksanaan proses pembelajaran
Sesuai dengan salinan lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang
standar proses, berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran :
 Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran
1. Alokasi waktu jam tatap muka pelajaran.
2. Buku teks pelajaran.
3. Penetapan beban belajar .
4. Pengelolaan kelas.
 Prinsip pelaksanaan pembelajaran
Secara prinsip, kegiatan belajar merupakan proses pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa serta berkontribusi
pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena ituu, pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan
 Metode pembelajaran dalam kurikulum 2013
a) Pendekatan scientific pada proses pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan Scientific.
Pembelajaran dengan metode ini dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atauu merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang ditemukan. Pada pelaksanaannya pendekatan ini menekankan pada lima
aspek penting, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan komunikasi.
Karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik. Sebagai berikut :
 Berpusat pada siswa.
 Melibatkan pada keterampilan proses sains dala mengonstruksi konsep, hukum, atau
prinsip.
 Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial.
 Dapat mengembangkan karakter siswa.

Tujuan pembelajaran dengan metode saintifik Untuk meningkatkan kemampuan


intelektual, untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik, terciptanya kondisi pembelajaran yang menyebabkan siswa merasa
bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan

2.2 mengidentifikasi karakteristik, perencanaan&pelaksanaan pembelajaran,


lingkungan belajar, penilaian dan evaluasi pembelajaran IPA SMP.

Perencanaan pembelajaran Pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah mengarah dan


berpedoman pada kurikulum sebagai arah rencana pendidikan. Hal ini didukung oleh
Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang
berbunyi: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”
Perencanaan pengajaran merupakan satu tahapan dalam proses pembelajaran.
berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa
membawa keberhasilan itu ialah bahwa sebelum masuk ke dalam kelas, tenaga pendidik
senantiasa membuat perencanaan pengajaran sebelumnya.Perencanaan pengajaran
merupakan suatu program bagaimana mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan dalam
kurikulum. Berdasarkan Kurikulum Tahun 2013, proses pembelajaran menyentuh tiga ranah,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan hasil belajar yang ingin dicapai adalah
melahirkan peserta didik yang prodiktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Perencanaan pengajaran tepat guna sebelum mengadakan kegiatan pembelajaran


adalah meliputi; tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi
pelajaran, metode, alat pelajaran, dan alat evaluasi. Jika perencanaan pengajaran tersebut
dilakukan oleh para pendidik secara matang sebelum melibatkan diri dalam kegiatan
pembelajaran, maka fungsi dan tujuan perencanaan akan tercapai sesuai harapan pendidik dan
peserta didik. Perencanaan Pengajaran tepat guna merupakan salah satu konsep yangmesti
dipersiapkan oleh setiap pendidik sebelum mengadakan proses belajar mengajar dengan
peserta didik di kelas. Namun anehnya kebanyakan para pendidik dewasa ini tidak
melaksanakan hal tersebut, mereka masuk kelas tanpa mempersiapkan perencanaan sama
sekali, karena dianggap bahwa mengajar merupakan pekerjaan rutin yang setiap hari
dikerjakan dengan karakter peserta didik yang setiap tahun sama, serta kurikulum dan bahan
ajar yang sama pula. Dengan demikian, para pendidik tersebut mengajar sesuai yang mereka
ingat, tanpa memperhatikan tingkat kompetensi peserta didik saat mereka akan memulai
mengajar, karena tidak memiliki ukuran hasil evaluasi hari-hari sebelumnya, dan juga
mengajar sesuai rasa ketenaga pendidikannya tanpa memperhatikan apa yang diperlukan
peserta didik untuk dipelajari hari itu.

Perencanaan pembelajaran yang diteliti adalah perangkat pembelajaran yang dibuat


oleh guru meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang terdiri atas :

1. nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu,


2. tujuan pembelajaran,
3. langkah- langkah pembelajaran (kegiatan pendahuluan, inti dan penutup),
4. penilaian hasil pembelajaran (penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan).
Perencanaan pembelajaran yang disiapkan oleh ketiga guru berupa silabus dan RPP.
Guru menggunakan silabus yang disiapkan oleh pemerintah.Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan Standar Proses Kurikulum Darurat Perencanaan pembelajaran yang disiapkan
oleh guru yaitu RPP. Setiap guru yang akan mengajar harus menyusun perangkat
pembelajaran terlebih dahulu yang akan digunakan sebagai pedoman dan panduan saat
mengajar. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan
bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Komponen RPP yang dibuat oleh
guru berpedoman pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016 dan disesuaikan dengan Surat
Edaran Mendikbud No. 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Komponen RPP satu lembar yang dibuat guru terdiri atas identitas
sekolah, identitas mata pelajaran atau tema/subtema, kelas/semester, materi pokok, alokasi
waktu, tujuan pembelajaran, langkah- langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Langkah-langkah pembelajaran terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan


kegiatan penutup. Adapun dalam RPP yang dibuat oleh ketiga guru sudah mencakup tiga
kegiatan pembelajaran tersebut. Namun berdasarkan fakta yang ditemukan dalam RPP guru
kurang dilengkapi dengan perhitungan alokasi waktu pada masing-masing kegiatan
pembelajaran tersebut. Akhir dari pembelajaran tentunya terdapat kegiatan penilaian.
Penilaian hasil belajar disesuaikan dengan pencapaian kompetensi dasar peserta didik.
Prosedur dan instrumen penilaian berupa mengukur kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian hasil belajar siswa pada RPP tersebut telah sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

Karakteristik perencanaan pembelajaran, yaitu:

a. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinyasuatu


perencanaan pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapidisusun
dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh.
b. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
c. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang hanis
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu perencanaan
pembelajaran berfungsi sebagaipedoman dalam mendesain pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan.
Selanjutnya mengenai karakteristik perencanaan pembelajaran menurut Sanjaya
sebagai berikut:

a. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu


perencanaan pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapi disusun
dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, di
samping itu disusun dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang
tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
b. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalamperencanaan
pembelajaran adalah ketercapaian tujuan.
c. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan
pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mendesainpembelajaran
sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya menurut Banghart dan Trull
sebagimana bahwa karakteristik perencanaan pembelajaran adalah:
1. Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan
konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang
2. Merupakan konsep dinamik, sehingga dpaat dan perlu dimodifikasi
jika informasi yang masuk mengharapkan demikian,
3. Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas itu banyak
ragamnya, namun dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan
pengarahan.
4. Perencanaan pembelajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana,
schingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah
penggunaan dan salah dalam manajemennya.
konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang
mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah
laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem
pengajaran
b. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan dari
sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran.
Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya
diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
c. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari
pengetahuan yang senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan teori
tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
d. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara
detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi. dan
pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit
yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala
tingkatan kompleksitasnya.
e. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan
pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-
teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar
dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk
di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-
aktifitas sistematik.
f. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu
dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara
cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan
dilaksanakan secara sistematik
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode
pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan,
konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu system
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan
program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut
dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu
pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan
pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan
utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi
sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal penting
jangan sampai diabaikan

Kendala Dalam Mengembangkan Perencanaan Pembelajaran :

Kesulitan dalam menyusun rencana pembelajaran atau RPP adalah masalah yang
seringkali dialami oleh guru. Salah satu masalah penyebab kesulitan guru dalam menyusun
RPP yaitu dikarenakan kurangnya pemahaman guru terhadap kurikulum yang berlaku,
masalah ini yang sering dijumpai guru sehingga menyebabkan guru tidak termotivasi dalam
merancangnya .

guru mengalami kesulitan dalam memilih kata- kata kerja operasional yang tepat
dalam pengembangan indikator pencapaian kompetensi dasar. Selain itu para guru juga
merasakan kesulitan dalam menjabarkan indikator sesuai dengan tingkat kepentingannya
apakah itu urgent atau penunjang, artinya bahwa guru masih kesulitan menentukan indikator
yang paling penting dari kompetensi dasar yang diberikan. Pengembangan indikator
merupakan langkah strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan
pencapaian kompetensi peserta didik. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukut dan/atau dapat diobservasi. Dalam menyusun RPP guru telah
menjabarkan KD kedalam beberapa indikator materi, tetapi guru menemui kendala dalam
mengembangkan indikator pembelajaran. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu
pembelajaran daring. Sehingga dalam menyusun RPP guru perlu memilah indikatorindikator
materi yang harus disampaikan ke siswa.

Selanjutnya, kesulitan guru dalam mendesain pembelajaran daring. Pembelajaran


daring memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran tatap muka, karena itu
dalam pembelajaran daring guru dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik,
menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi
dalam proses belajar. Kendala lain yang ditemui dalam penyusunan RPP adalah merancang
penilaian keterampilan pada setiap KD. Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui
beberapa tahapan. Dalam hal ini guru menghadapi kesulitan dalam merancang penilaian
keterampilan yang menyesuaikan dengan karakteristik siswa dan pembelajaran daring.
 Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan proses belajar mengajar kepada peserta didik merupakan beberapa cara
dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dasar bagi
pembentukan kepribadian yang utuh. Oleh karena itu dalam pemberian materi
pembelajaran terdapat aspek-aspek yang harus dikembangkan dan ditanamkan dalam diri
peserta didik, diantaranya aspek kognitif, bahasa, nilai agama, moral dan
sosial.Pendidikan yang diberikan harus menyentuh pada aspek sosial mencakup tenggang
rasa, kepedulian, saling menghargai, saling menghormati, mampu bekerjasama, empati
dan sebagainya. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas berpusat pada tenaga
pendidik,
lebih aktif daripada peserta didik. Hal ini menyebabkan rendahnya minat peserta didik
dalam belajar, rendahnya aktivitas peserta didik dalam belajar sehingga peserta didik
tidak dapat memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan.
pelaksanaan pembelajaran adalah hasil observasi pembelajaran. Pelaksanaan
Pembelajaran Berdasarkan Standar Proses Kurikulum Darurat, Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Secara teoretis, pada kegiatan
pendahuluan guru hendaknya :
 menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
 mengajukan pertanyaanpertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari;
 menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
 menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
(Permendikbud RI Nomor 22 Tahun 2016). Jika dilihat dari teori di atas, guru belum
melakukan kegiatan pendahuluan secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih ada hal
yang belum dilaksanakan oleh guru yaitu melakukan kegiatan apersepsi.
pemberian apersepsi dan motivasi sangat penting untuk membangun semangat
peserta didik dalam belajar sehingga mereka dapat memfokuskan perhatiannya pada
pembelajaran. pemberian apersepsi penting dilakukan agar proses belajar berjalan
maksimal, dengan pemberian apersepsi sebelum pembelajaran, siswa diharapkan bisa
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh guru.
Kendala Dalam Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan kurikulum darurat:
Kendala-kendala tersebut antara lain kurangnya sarana dan prasarana
pembelajaran yang dimiliki siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring
ketersediaan sarana dan prasarana merupakan hal utama untuk menunjang keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran daring. Kurangnya fasilitas pembelajaran yang dimiliki
siswa membuat partisipasi atau keaktifan mereka dalam kegiatan pembelajaran menjadi
sangat minim bahkan dapat dikatakan tidak ada untuk beberapa siswa. Hal ini
menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang kondusif, sehingga guru kesulitan
dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa selama pembelajaran daring.
Kendala lain yang ditemui saat melaksanakan pembelajaran adalah rendahnya motivasi
belajar siswa dan kurang aktif dalam proses pembelajaran daring. Kurangnya partisipasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan guru kesulitan dalam melaksanakan
kegiatan diskusi maupun tanya jawab. Kebanyakan siswa masih malu-malu dalam
bertanya hal ini membuat guru mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi
pemahaman siswa terkait materi yang diajarkan.
 Lingkungan belajar
Pengertian Lingkungan Belajar Kondusif/Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah usaha sadar untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengaktualisasikan serta melaksanakan pengawasan atau
supervisi terhadap program dan kegiatan yang ada di kelas, sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara sistematis, efektif dan efisien.
pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agardicapai
kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti
diharapkan. Beberapa defenisi Lingkungan belajar/pengelolaan kelas menurut
para ahli, yaitu:
1. Menurut Amatembun“Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh
guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan
motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”.
2. Menurut Usman (2003) "pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar".
3. MenurutSanjaya: Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana
pembelajaran.
Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat diterima oleh para ahli
pendidikan, yaitu: Pengelolaan kelas didefinisikan sebagai:
a. Perangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik
yang diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan.
b. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal
yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif.
c. Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan
organisasi kelas yang efektif.
Aspek-Aspek Kehidupan di Kelas Aspek-aspek kehidupan kelas yang patut
dipelajari guru untuk bertindak:
1. Multidimensionality Terdapat tugas yang berbeda dan berbagai peristiwa
muncul di kelas.
2. Simultaneity Berbagai kejadian secara bersamaan sering pula muncul di dalam
kelas.
3. Immediacy Langkah dari berbagai peristiwa yang terjadi di kelas
sesungguhnya berlangsung cepat.
4. Unpredictable and public classroom climate Berbagai peristiwa sering muncul
di dalam kelas melalui cara yang tidak terduga oleh guru.
5. History Setelah suatu penyelenggaraan pengajaran berlangsung beberapa
minggu atau beberapa bulan, norma-norma yang berlaku umum di kelas
terbentuk dan berbagai pengertian berkembang.
Tipe Anak terkait dengan Pengelolaan Kelas / lingkungan belajar
Berbagai tipe anak dalam kelas, menuntut adanya perlakuan-perlakuan
guru yang variatif dalam mengembangkan metodologi pengajaran sekaligus
pengelolaan kelasnya.
a. Successful students Anak bertipe ini berorientasi pada tugas dan sukses secara
akademik dan bersifat kooperatif. Mereka itu selalu berpartisipasi aktif dalam
pengajaran, selalu ingin melengkapi dan mengoreksi tugastugasnya serta
kreatif dalam merespon masalah-masalah disiplin. Mereka menyukai
sekolahnya dan disukai guru-guru dan teman-temannya.
b. Social students Anak dengan tipe ini lebih berorientasi secara sosial daripada
berorientasi tugas. Mereka memiliki kemampuan untuk mencapai suatu
prestasi dengan cara berteman daripada mengerjakan tugasnya. Mereka
cenderung lebih banyak teman dan menjadi populer di kalangan teman-
temannya. Namun demikian, anak-anak tipe ini kadang kurang disukai guru-
guru karena frekuensi sosialisasi mereka menimbulkan masalah manajemen.
c. Dependent students Anak tipe demikian memandang guru sebagai pihak
yang suka memberi dukungan dan bantuan. Mereka sering meminta tambahan
penjelasan dan pertolongan lebih dari yang lain. Guru-guru umumnya peduli
atas kemajuan belajar naak-anak demikian dan bersedia memberi bantuan
berikutnya. Teman-temannya kadang cemburu dan menolak kehadiran
mereka karena mereka dipandang tidak matang secara sosial.
d. Alienatedstudents Tipe ini menunjukkan anak yang malas hingga potensial
untuk tinggal kelas atau drop-out. Secara ekstrim anak demikian menolak
untuk bersekolah dan berbagai hal yang diwajibkan sekolah kepadanya.
Beberapa diantara mereka mengembangkan permusuhan dan menciptakan
kekacauan melalui agresi dan penyerangan. Mereka kadang menduduki jari
kedua tangannya di kelas dan menolak untuk berpartisipasi. Guru biasanya
menolak anak yang memiliki tipe ini dan bersikap acuh tak acuh atas ekspresi
pasif mereka.
e. Phantomstudents Tipe anak demikian memiliki latar belakang yang kurang
menguntungkan. Merekapun kurang mendapat perhatian keluarganya,
sehingga kadang mereka itu pemalu, sering ketakutan, gugup dan berdiam
diri. Mereka bekerja namun tidak responsif atau aktif. Merekapun bukan
sukarelawan tetapi juga mereka bukan pencipta kekacauan. Guru dan teman-
temannya biasanya tidak mengetahui bahwa kondisi mereka sekalipun mereka
itu anak baik atau berpikir untuk berinteraksi dengannya.
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas Prinsip-prinsip pengelolaan kelas/
lingkungan belajar yang dikemukakan oleh Djamarah (2006: 185) adalah
sebagai berikut:
1. Hangat dan Antusias Dalam proses pembelajaran diperlukan suasana yang
hangat dan antusias, sebab guru yang hangat dan akrab dengan anak didiknya
selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau berhasil
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan
yang menantang akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar
sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang
menyimpang.
3. Bervariasi Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi
antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan,
meningkatkan perhatian peserta didik. Kevariasian ini merupakan kunci untuk
tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta
didik serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan
pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan peserta
didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif Pada dasarnya dalam mengajar dan
mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari
pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal
yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku
peserta didik yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif.
Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif
dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu
jalannya proses belajar mengajar.
6. Penanaman Disiplin Diri Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak
didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi
teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus
disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam
segala hal.
Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
1. Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas menurut pendekatan ini dipahami sebagai suatu proses
untuk mengontrol tingkah laku peserta didik di dalam kelas, dimana guru
berperan untuk menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam
kelas. Kedisiplinan yang diterapkan oleh guru dilandasi oleh kekuasaan
dan norma yang mengikat untuk ditaati oleh seluruh individu yang ada di
kelas.
2. Pendekatan Ancaman
Pendekatan ancaman dalam pengelolaan kelas dapat diimplementasikan
melalui papan larangan, sindiran saat belajar dan paksaan kepada peserta
didik yang membantah, yang semuanya ditujukan agar peserta didik
mengikuti apa yang diinstruksikan oleh guru. Dalam hal ini, guru
berperan memberikan kesadaran dan efek jera kepada peserta didik agar
mampu belajar sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Penetapan kriteria ancaman yang diberikan harus yang diperbolehkan
untuk peserta didik.
3. Pendekatan Kebebasan
Pendekatan kebebasan ini diterapkan untuk membantu peserta didik agar
merasa memiliki kebebasan untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan
apa yang dipahami dan diinginkannya, tanpa dibatasi oleh waktu dan
tempat. Guru mengusahakan dengan semaksimal mungkin bahwa
kebebasan peserta didik merupakan prioritas dalm proses pembelajaran
yang dilakukan di kelas. Dalam pendekatan kebebasan, proses
pembelajaran dilaksanakan secara fleksibel tanpa harus dibatasi oleh
adanya ruang kelas yang selama ini rutin digunakan.
4 Pendekatan Resep
Dalam pengelolaan kelas, dapat dilakukan pendekatan resep, yaitu
dilaksanakan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan
apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam
mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di dalam kelas. Guru
mengikuti petunjuk tahapan yang ada dalam resep.
5. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini dilakukan berdasarkan suatu anggapan bahwa pengajaran
yang baik akan mampu mencegah munculnya masalah yang disebabkan
oleh peserta didik di dalam kelas. Pendekatan pengajaran menganjurkan
guru untuk bertingkah laku sebagai pengajar pembelajaran dalam rangka
mencegah dan menghentikan tingkah laku peserta didik yang kurang baik
di kelas.
6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Pengelolaan kelas menurut pendekatan ini diartikan sebagai suatu proses
mengubah tingkah laku peserta didik di dalam kelas. Peranan guru adalah
mengembangkan tingkah laku peserta didik yang baik, dan mencegah
tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan tingkah laku yang baik atau
positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang
menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang
kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau
hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada
gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari oleh peserta didik.
7. Pendekatan Sosio-Emosional
Pengelolaan kelas menurut pendekatan ini mendasarkan pada asumsi
bahwa: proses pengajaran yang efektif mensyaratkan iklim sosio-
emosional yang baik atau adanya jalinan hubungan interpersonal yang
baik diantara pihak yang terlibat dengan proses pengajaran itu, dan guru
merupakan key-person dalam pembentukan iklim sosio-emosional yang
dimaksudkan.
Prosedur pengelolaan kelas / lingkungan belajar :
Prosedur Dimensi Pencegahan Prosedur pencegahan merupakan tindakan yang
dilakukan guru dalam mengatur anak didik, lingkungan dan peralatan kelas, serta format
pembelajaran sehingga mendukung terhdap suasana belajar yang menyenangkan dan
pencapaian prestasi belajar yang tinggi. Dengan kata lain, prosedur pencegahan ini
menyangkut segala tindakan guru sebelum tingkah laku yang menyimpang dan
mengganggu proses pengajaran muncul. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan
merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya adalah
guru dalam menentukan langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus
merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka
panjang. Adapun langkah-langkah pencegahannya sebagai berikut:
a. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru Langkah peningkatan kesadaran
diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan mendasar, karena
dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab
dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam
melaksanakan tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru
akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil,
kepribadian yang harmonisdan berwibawa. Penampakan sikap seperti itu
akan menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari peserta didik.
b. Peningkatan kesadaran peserta didik Interaksi positif antara guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran
(kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran peserta
didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang
pada gilirannya memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-
tindakan yang kurang terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal
dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran peserta
didik, maka kepada mereka perlu melaksanakan hal-hal berikut:
memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik,
memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik,
menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormatidan rasa
keterbukaan antara guru dan peserta didik.
c. Sikap jujur dan tulus dari guru Guru hendaknya bersikap jujur dan tulus
terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam
segala tindakannnya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa
adanya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat membantu dalam
mengelola kelas. Guru dengan sikap dan kepribadiannya sangat
mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi
dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon atau diberikan
reaksi oleh peserta didik. Kalau stimuli itu positif maka respon atau
reaksinya juga positif. Sebaliknya kalau stimuli itu negatif maka respon
atau rekasi yang akan muncul adalah negatif. Sikap hangat, terbuka, mau
mendengarkan harapan atau keluhan para siswa, akrab dengan guru akan
membuka kemungkinan terjadinya interaksi dan komunikasi wajar antara
guru dan peserta didik.
d. Mengenal alternatif pengelolaan Untuk mengenal dan menemukan
alternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru: melakukan tindakan
identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik yang
sifatnya invidual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik
baik individual maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang
disengaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar untuk menarik
perhatian guru atau teman-temannya., mengenal berbagai pendekatan
dalam manajemen kelas. Guru hendaknya berusaha menggunakan
pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situasi
atau menggantinya dengan pendekatan yang dipilihnya, mempelajari
pengalaman guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya
memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai manajemen
kelas.
e. Menciptakan kontrak sosial Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya
berkaitan dengan “standar tingkah laku” yang diharapkan seraya memberi
gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi
kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya
individual maupun kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan
sekolah. Standar tingkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara
sekolah/guru dan peserta didik.
 Evaluasi penilaian pembelajaran IPA

Evaluasi merupakan suatu tahapan yang tak terpisahkan dari pelaksanaan


pendidikan. Hasil evaluasi memberikan gambaran tentang ketercapaian tujuan dan
profil pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian, secarat tidak lansung hasil evaluasi
akan menjadi salah satu referensi oleh berbagai pihak untuk mengkaji atau
merumuskan kebijakan baru dalam dunia pendidikan baik itu kebijakan skala luas,
kebijakan tingkat satuan pendidikan, kebijakan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan status peserta didik.

Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Penilaian


meliputi pengumpulan informasi melalui berbagai teknik penilaian dan membuat
keputusan berdasar hasil penilaian tersebut. Penilaian memberi informasi pada guru
tentang prestasi siswa terkait dengan tujuan pembelajaran. Dengan informasi ini, guru
membuat keputusan berdasar hasil penilaian mengenai apa yanh harus dilakukan untuk
meningkatkan metode pembelajaran dan memperkuat proses belajar siswa.

Penilaian mengukur seberapa jauh pengetahuan, keterampilan dan sikap yangtelah


dicapai oleh siswa. Selain melengkapi proses belajar mengajar, penilaian juga
memberi umpan balik formatif dan sumatif pada guru, siswa, sekolah dan orang tua
siswa.

a. Penilaian member umpan balik kepada siswa, yang memungkinka


nmereka untuk menyadari kekuatan dan kelemahan mereka. Melalui
penilaian, siswa dapat memantau kinerja dan kemajuan mereka. Ia juga
menunjukkan arah yang ditempuh untuk berkembang lebih jauh.
b. Penilaian member umpan balik kepada guru, yang memungkinkan
mereka memahami kekuatan dan kelemahan siswa mereka. Ia juga
member informasi mengenai prestasi belajar siswa juga keefektifan
pembelajaran yang dilakukan guru.
c. Penilaian member umpan balik kepada sekolah. Informasi yang
diperoleh memudahkan penempatan siswa dalam kelompok yang
sesuai, dan kenaikan kelas siswa. Ia juga memungkinkan sekolah
meninjau kefektifan program instruksional sekolah
d. Penilaian member umpan balik kepada orang tua siswa, yang
menungkinkan mereka memantau kemajuan dan prestasi anak mereka
melalui informasi yang diperoleh
Aspek Penilaian

Tujuan IPA adalah menguasai pengetahuan IPA, memahami dan menerapkankonsep


IPA, menerapkan keterampilan proses, dan mengembangkan sikap. Tujuan penilaian
ini sejalan dengan tiga ranah dalam kerangka kurikulum IPA seperti ditunjukkan di
bawah:

1. Penilaian Pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep IPA


2. Penilaian Keterampilan dan Proses
3. Penilaiankarakter dan sikap (sikap ilmiah)
 Penilaian Pengetahuan, Pemahaman dan Penerapan Konsep IPA

Penilaian pengetahuan IPA merupakan produk dari pembelajaran IPA. Penilaian ini
bertujuan untuk melihat penguasaanpeserta didik terhadap fakta, konsep, prinsip, dan
hukum-hukum dalam IPA dan penerapannya dalam kehidupan. Peserta didik
diharapkan dapat menggunakan pemahamannya tersebut untuk membuat keputusan,
berpartisipasi di masyarakat, dan menanggapi isu-isu lokal dan global.

 Penilaian Keterampilan

Proses Penilaian dilakukan tidak hanya terhadap produk, tetapi juga proses. Penilaian
proses IPA dilakukan terhadap keterampilan proses IPA, meliputi keterampilan dasar
IPA dan keterampilan terpadu tingkat awal. Keterampilan proses IPA dasar meliputi
observasi, inferensi, melakukan pengukuran, menggunakan bilangan, klasifikasi,
komunikasi, dan prediksi. Di samping itu, peserta didik mulai diperkenalkan dengan
kemampuan melakukan percobaan sederhana dengan dua variabel atau lebih untuk
menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel. Peserta didik juga dilatih
mengkomunikasikan hasil belajarnya melalui berbagai bentuk sepeti debat, diskusi,
presentasi, tulisan, dan bentuk ekspresif lainnya. Dari berbagai keterampilan proses
ilmiah, berikut adalah enam keterampilan dasar yang perlu dikuasai untuk peserta
didik.

a. Observasi Penilaian keterampilan melakukan observasi dinilai pada saat


melakukan observasi dalam rangka memperoleh data hasil penginderaan terhadap
objek dan fenomena alam menggunakan panca indera. Informasi yang diperoleh
menimbulkan rasa ingin tahu, pertanyaan, interpretasi, dan investigasi.

b. Komunikasi Keterampilan berkomunikasi secara ilmiah menggunakan berbagai


cara, seperti menggunakan grafik, carta, peta, simbol, diangram, rumus matematis,
dan demonstrasi visual, baik secara tertulis maupun lisan.

c. Klasifikasi Keterampilan melakukan klasifikasi diperlukan untuk


mengelompokkan berbagai objek untuk mempermudah mempelajarinya, berdasarkan
persamaan, perbedaan, dan saling keterkaitan obyek

d. Pengukuran Keterampilan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur standar


untuk melakukan observasi secara kuantitatif, membandingkan, dan
mengklasifikasikan, serta mengkomunikasikannya secara efektif. Alat pengukuran
meliputi penggaris, meteran, neraca, gelas ukur, termometer, pH meter, Higrometer,
dan sebagainya.

e. Inferensi Keterampilan melakukan interpretasi dan menjelaskan kejadian di sekitar


kita. Kemampuan ini dibutuhkan antara lain untuk menyusun hipotesis. Interpretasi
menghubungkan pengalaman lampau dengan apa yang sedang dilihat.

f. Prediksi Keterampilan melakukan prediksi ditentukan oleh observasi yang teliti


dan inferensi untuk memprediksi apa yang akan terjadi untuk menentukan reaksi
yang tepat terhadap lingkungan.
g. Percobaan Sederhana Keterampilan melakukan percobaan diawali dengan
kemampuan menyusun pertanyaan, mengidentifikasi variabel, mengemukakan
hipotesis, mengidentifikasi variabel kontrol, membuat desain percobaan, melakukan
percobaan, mengumpulkan data, dan interpretasi data.

Bentuk Penilaian IPA


Bentuk-bentuk penilaian untuk mata pelajaran IPA yang dapat digunakan untuk
mengukur ketiga aspek diatas adalah sebagai berikut :
 Penilaian Tertulis

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test). Tes
tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada peserta didik dalam
bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu harus merespon
dalam bentuk jawaban, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti
memberi tanda, mewarnai, menggambar dan sejenisnya. Tes tertulis meliputi soal
bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian, jawaban singkat dan uraian.

 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dilakukan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut


peserta didik menunjukkan kinerjanya. Penilaian ini dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Cara penilaian ini dianggap lebih
autentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Untuk mata pelajaran IPA, penilaian
semacam ini dapat dilakukan melalui kegiatan seperti pengujian/penelitian,
melakukan percobaan-percobaan, dan lain-lain.

 Penilaian Projek

Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu kegiatan
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan
dan penyajian data. Kegiatan ini umumnya dilakukan dalam bentuk kelompok kecil,
tapi tidak menutup kemungkinan menjadi tugas perorangan. Penilaian bentuk ini
dilakukan sejak perencanaan, proses selama pengerjaan
tugas, sampai hasil akhir projek. Untuk itu guru perlu menetapkan tahapan yang akan
dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, menyiapkan
laporan tertulis. Penilaian projek dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
ataupun skala rentang.

 Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu


produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari
hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3
tahap dan dalam setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

• Tahap persiapan meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam


merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

• Tahap pembuatan (produk) meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik


dalam menyeleksi, menggunakan bahan, alat dan teknik.

• Tahap penilaian meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat


produk sesuai dengan yang diharapkan.

 Penilaian Sikap / Karakter

Penilaian sikap dalam mata pelajaran IPA dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai
objek sikap antara lain: sikap terhadap mata pelajaran, guru mata pelajaran, proses
pembelajaran, materi pembelajaran, dan sikap-sikap yang berhubungan nilai-nilai
yang ingin ditanamkan dalam diri peserta didik melalui materi tertentu.

 Penilaian Portofolio

Portofolio adalah alat penilaian yang berupa kumpulan dokumen dan hasil karya
beserta catatan perkembangan belajar peserta didik yang disusun secara sistematis,
yang bertujuan untuk mendukung belajar tuntas. Hasil karya yang dimasukkan ke
dalam bundel portofolio dipilih yang benar-benar dapat menjadi bukti pencapaian
suatu kompetensi. Setiap hasil karya dicatat dalam jurnal atau sebuah format dan ada
catatan guru yang menunjukkan tingkat perkembangan sesuai dengan aspek yang
diamati. Komponen penilaian portofolio meliputi: Catatan guru, hasil pekerjaan
peserta didik, dan profil perkembangan peserta didik.
 Mengidentifikasi Karakteristik Perencanaan Dan Pembelajaran Pembelajaran

Perencanaan berasal dari kata “ren-cana” yang berarti pengambilan kepu- tusan untuk
mencapai tujuan. Menurut Ely sebagaimana dikutip Sanjaya mengatakan bahwa
perencanaan itu pada dasarnya suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu
menciptakan hasil yang di harapkan. Sementara itu, pembelajaran berasal dari kata
instruction yang banyak diguna- kan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kata
instruction banyak dipenga- ruhi oleh aliran pskologi kognitif-holistik, yang
menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan.

Dari kedua makna tentang konsep “perencanaan” dan “pembelajaran”, Sanjaya


menyimpulkan bahwa perencana- an pembelajaran adalah proses pengam- bilan
keputusan secara rasional tentang tujuan pembelajaran tertentu dengan memanfaatkan
segala potensi dan sumber belajar yang ada.3 Menurut Soekamto, perencanaan
pembelajaran ini merupakan suatu proses untuk menentukan metode pembelajaran
manakah yang lebih baik dipakai guna memperoleh perubahan yang diinginkan pada
pengetahuan dan tingkah laku serta keterampilan peserta didik dengan materi dan
karakteristik peserta didik tertentu.

Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa karakteristik. Pertama, perencanaan


pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan
pembelajaran disusun tidak asalasalan akan tetapi disusun dengan mem-
pertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, di samping disusun
dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung
terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Kedua, perencanaan pembelajaran disusun
untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti
fokus utama dalam perencanaan pembelajaran adalah ketercapaian tujuan. Ketiga,
perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran dapat berfungsi
sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Standar proses KTSP diatur dalam permendikbud nomor 41 tahun 2007, sedangkan
standar proses kurikulum 2013 diatur dalam permendikbud nomor 65 tahun 2013. Kedua
peraturan menteri ini masingmasing menjadi dasar hukum pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Dalam hal ini,
dengan berlakunya permendikbud nomor 65 tahun 2013 maka permendikbud nomor 41 tahun
2007 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pada tahapan ini standar kompetensi lulusan menjadi
semacam kerangka konseptual tentang sebuah proses dan sasaran pembelajaran yang harus
dicapai oleh lembaga pendidikan.

Perencanaan pembelajaran yang diteliti adalah perangkat pembelajaran yang dibuat


oleh guru meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). pelaksanaan pembelajaran
adalah hasil observasi pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Standar Proses
Kurikulum Darurat, Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan penutup.

pengelolaan kelas/lingkungan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh


penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud
agardicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti
diharapkan.

Evaluasi merupakan suatu tahapan yang tak terpisahkan dari pelaksanaan pendidikan.
Hasil evaluasi memberikan gambaran tentang ketercapaian tujuan dan profil pelaksanaan
pendidikan.Penilaian pengetahuan IPA merupakan produk dari pembelajaran IPA. Penilaian
ini bertujuan untuk melihat penguasaanpeserta didik terhadap fakta, konsep, prinsip, dan
hukum-hukum dalam IPA dan penerapannya dalam kehidupan. Peserta didik diharapkan
dapat menggunakan pemahamannya tersebut untuk membuat keputusan, berpartisipasi di
masyarakat, dan menanggapi isu-isu lokal dan global.
DAFTAR PUSTAKA

Hamonangan, A. S., & Sudarma, I. K. (2017). Analisis Perangkat Pembelajaran Kurikulum


2013 Di Sekolah Dasar. Journal of Education Technology, 1(2), 149.

Mukti Oktavia. A. (2019). PUBLISH BY PRIMARY : JURNAL PENDIDIKAN GURU


SEKOLAH DASAR Printed in Indonesia IMPLEMENTASI STANDAR PROSES DALAM
KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR Ndaru 8, 182–189.

Melani, N. M. A., Pujani, N. M., & Priyanka, L. M. (2021). Analisis Perencanaan dan
Pelaksanaan Pembelajaran IPA Berdasarkan Standar Proses Kurikulum Darurat. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran IPA Indonesia, 11(1), 37–48.

Puspitasari, H. (2018). Standar proses pembelajaran sebagai sistem 1, 339–368.

Rahayu, S. (2019). Standar proses permendikbud Nomor 65 Tahun 2019. Papers, 65, 15

Zaturrahmi. (2019). Title article. Seminar Nasional: Jambore Konseling 3, 07(04), 2–7.
FOTO ANGGOTA KELOMPOK

AMELIA AGUSTINA SITI ROHANI

RAHMAH TIKA SYURYA DELVI ZALIANTI


AGUS WAHYUDI

Anda mungkin juga menyukai