Anda di halaman 1dari 21

Tanggal : 05 November 2021

TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH PENILAIAN AUTENTIK DI SD

“RUBRIK PENILAIAN ASESMEN AUTENTIK, PENSKORAN,


KONVERSI SKOR MENJADI NILAI”

Nama Penyusun Makalah


SISKA : 1801010021

Dosen Pengampu Mata Kuliah


NURUL HASANAH, S.Pd.I., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI DAN ILMU PENDIDIKAN AL MAKSUM
LANGKAT
2021
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa,


karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “Rubrik
Penilaian Asesmen Autentik, Penskoran, Konversi Skor Menjadi Nilai” dapat
Saya selesaikan. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang pentingnya pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Dalam pembuatan makalah ini, Saya mengucapkan terima kasih kepada


Ibu Nurul Hasanah, S.Pd.I., M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Penilaian Autentik Di SD yang telah berkenan mengizinkan pembuatan makalah
ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga Saya tujukan kepada kedua orang tua dan
teman-teman Saya yang telah memberikan doa, dorongan, serta bantuan kepada
Saya sehingga makalah ini dapat Saya selesaikan.

Demikian, makalah ini Saya susun dengan segala kelebihan dan


kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini, sangat Saya harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Langkat, 05 November 2021


Penulis

Siska

i
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Otentik.......................................................... 3
B. Pelaksanaan Penilaian Otentik ....................................................... 3
C. Contoh Rubrik Penilaian Otentik .................................................. 7
D. Penskoran ...................................................................................... 11
E. Konversi Skor Menjadi Nilai ........................................................ 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................... 17
B. Saran............................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

ii
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di dalam pendidikan, kurikulum merupakan salah satu aspek yang
sangat penting. Kurikulum senantiasa berkembang sejalan dengan perubahan
dan perkembangan zaman sehingga kurikulum memiliki sifat fleksibel. Hal  ini
dimaksudkan bahwa kurikulum bisa dikembangkan sesuai porsi dan kebutuhan
di dalam pendidikan. Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam
pengembangan kurikulum diantaranya adalah cara berpikir masyarakat, sistem
nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses
pengembangan kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah
program pendidikan nasional. Pengembangan dari kurikulum mencakup pada
rancangan desain, implementasi, dan evaluasi.
Pengertian kurikulum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
pasal 1 butir 19  tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami sembilan
kali perubahan dan perbaikan kurikulum, mulai dari kurikulum 1947, 1952,
1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK),  2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) hingga
Kurikulum 2013 yang saat ini berlaku dan telah mengalami revisi. Perubahan
kurikulum tersebut didasari pada perkembangan dan perubahan berkaitan
dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, globalisasi
ekonomi, serta kebangkitan industri kreatif dan budaya.
Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mengarahkan peserta
didik agar menjadi manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah, kemudian menjadikan peserta didik
sebagai warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis, bertanggung jawab serta mampuberkontribusi

1
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


Salah satu hal yang mengalami perubahan yang cukup signifikan
pada kurikulum 2013 dibandingkan kurikulum sebelumnya adalah sistem
penilaian. Standar penilaian pada kurikulum sebelumnya atau Kurikulum
KTSP 2006  lebih dominan pada aspek pengetahuan atau kognitif, menganut
prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya
memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri sendiri,
karena itu penilaian dilaksanakan dalam kerangka penilaian berbasis kelas
(PBK). Sedangkan pada kurikulum 2013 sistem penilaian yang
digunakan  adalah penilaian autentik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam rubrik penilaian otentik?
2. Apa yang dimaksud dengan penskoran dalam penilaian otentik?
3. Bagaimana cara mengkonversi skor menjadi nilai?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam rubrik penilaian otentik.
2. Untuk mengetahui pengertian penskoran dalam penilaian otentik.
3. Untuk mengetahui cara mengkonversi skor menjadi nilai.

2
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENILAIAN OTENTIK


Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada
situasi atau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam
pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan
bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan.
Dengan kata lain, assessment otentik memonitor dan mengukur kemampuan
siswa dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang
dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata. Dalam suatu proses
pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua
aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan
psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses
pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan
perolehan belajar selama proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar
kelas. Penilaian otentik juga disebut dengan penilaian alternatif.

B. PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK


Pelaksanaan penilaian otentik tidak lagi menggunakan format-format
penilaian tradisional (multiple-choice, matching, true-false, dan paper and
pencil test), tetapi menggunakan format yang memungkinkan siswa untuk
menyelesaikan suatu tugas atau mendemonstrasikan suatu performasi dalam
memecahkan suatu masalah. Format penilaian ini dapat berupa :
1. Tes yang menghadirkan benda atau kejadian asli ke hadapan siswa (hands-
on penilaian)
2. Tugas (tugas ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi
terintegrasi)
3. Format rekaman kegiatan belajar siswa (misalnya : portfolio, interview,
daftar cek, presentasi oral dan debat).

Beberapa pembaharuan yang tampak pada penilaian otentik adalah :


1. Melibatkan siswa dalam tugas yang penting, menarik, berfaedah dan

3
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

relevan dengan kehidupan nyata siswa


2. Tampak dan terasa sebagai kegiatan belajar, bukan tes tradisional
3. Melibatkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi dan mencakup pengetahuan
yang luas
4. Menyadarkan siswa tentang apa yang harus dikerjakannya akan dinilai,
5. Merupakan alat penilaian dengan latar standar (standard setting), bukan
alat penilaian yang distandarisasikan
6. Berpusat pada siswa (student centered) bukan berpusat pada guru (teacher
centered), dan
7. Dapat menilai siswa yang berbeda kemampuan, gaya belajar dan latar
belakang kulturalnya.
Pada pelaksanaannya penilaian otentik ini dapat menggunakan
berbagai jenis penilaian diantaranya adalah:
a. Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan
berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan
sejauhmana yang telah dilakukan dalam suatu program. Terdapat tiga
komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja (performance
task), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara penilaian (scoring
guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas,
deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi
merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi
ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut.
Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu
1) Holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara
umum terhadap kualitas performansi
2) Analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang
berkontribusi terhadap suatu performansi
3) Primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur
dominan dari suatu performansi.

4
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

b. Evaluasi Diri
Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri.
Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun
kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan
(improvement goal). Dengan demikian, peserta didik lebih
bertanggungjawab terhadap proses dan pencapaian tujuan belajarnya.
Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Guru
mengajak peserta didik bersama-sama menetapkan kriteria penilaian.
Pertemuan dalam bentuk sosialisasi tujuan pembelajaran dan curah pendapat
sangat tepat dilakukan. Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara
mencapainya. Cara mengembangkan kriteria penilaian sama dengan
mengembangkan rubrik penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi
diri dikembangkan berdasarkan hakikat tujuan tersebut dan bagaimana
mencapainya.

c. Esai
Tes esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan,
merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Tes esai dapat
digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu :
1) Tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik
mendemonstrasikan kecakapannya untuk:
a) Menyebutkan pengetahuan factual
b) Menilai pengetahuan faktualnya
c) Menyusun ide-idenya
d) Mengemukakan idenya secara logis dan koheren.
2) Tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi
pada bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus
dinyatakan konteks jawaban yang harus diberikan oleh peserta didik.
Esai terbuka/tak terstruktur merupakan bentuk asesmen otentik.
Tes esai memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada
tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. Butir tes esai memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun, menganalisis, dan

5
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

mensintesiskan ide-ide, dan peserta didik harus mengembangkan sendiri


buah pikirannya serta menuliskannya dalam bentuk yang tersusun atau
terorganisasi.
Kelemahan esai adalah berkaitan dengan penskoran.
Ketidakkonsistenan pembaca merupakan penyebab kurang objektifnya
dalam memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes. Namun hal ini dapat
diminimalkan melalui penggunaan rubrik penilaian, dan penilai ganda
(inter-rater).

d. Asesmen Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak
yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia
nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik
secara perseorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan
refleksi peserta didik, dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Wyatt dan
Looper (2002) menyebutkan, berdasarkan tujuannya sebuah portofolio dapat
berupa developmental portfolio, bestwork portfolio, dan showcase portfolio.
Developmental portfolio disusun demikian rupa sesuai dengan
langkah-langkah kronologis perkembangan yang terjadi. Oleh karena itu,
pencatatan mengenai kapan suatu artefak dihasilkan menjadi sangat penting,
sehingga perkembangan program tersebut dapat dilihat dengan jelas.
Bestwork portfolio adalah portofolio karya terbaik. Karya terbaik
diseleksi sendiri oleh pemilik portofolio dan diberikan alasannya. Karya
terbaik dapat lebih dari satu.
Showcase portfolio adalah portofolio yang lebih digunakan untuk
tujuan pajangan, sebagai hasil dari suatu kinerja tertentu.
Asesmen portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu: (1)
sampel karya peserta didik, (2) evaluasi diri, dan (3) kriteria penilaian yang
jelas dan terbuka. (4) Model Asesmen Portofolio.

6
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

e. Projek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan
penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan olehpeserta didik menurut
periode / waktu tertentu. penyelesaian tugas di maksud berupa investigasi
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan
demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,
mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan
penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk
menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Cara
analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Cara
holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan
produk proyek. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek,
skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam
bentuk poster atau tertulis.

C. CONTOH RUBRIK PENILAIAN OTENTIK


Contoh Rubrik Penugasan Atau Proyek

KRITERIA DAN SKOR


ASPEK
3 2 1

PERSIAPAN Jika memuat Jika memuat Jika


tujuan, topik, tujuan, topik, memuat
alasan, tempat alasan, tempat tujuan,
penelitian, penelitian, topik,
responden, daftar responden, alasan,
pertanyaan daftar tempat
dengan lengkap. pertanyaan penelitian,

7
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

kurang lengkap. responden,


daftar
pertanyaan
tidak
lengkap

Jika daftar Jika daftar Jika


pertanyaan dapat pertanyaan pertanyaan
dilaksanakan dapat tidak
semua dan data dilaksanakan terlaksana
tercatat dengan semua, tetapi semua dan
rapi dan lengkap. data tidak data tidak
tercatat dengan tercatat
rapi dan dengan

PELAKSANAAN lengkap. rapi.

Jika pembahasan Jika Jika


data sesuai pembahasan sekedar
tujuan penelitian data kurang melaporka
menggambarka n hasil
n tujuan penelitian
penelitian tanpa
membahas
data

PELAPORAN Jika sistimatika Jika sistimatika Jika


TERTULIS penulisan benar, penulisan penulisan
memuat saran, benar, memuat kurang
bahasa saran, namun sistimatis,
komunikatif. bahasa kurang bahasa
komunikatif kurang
komunikati
f, kurang
memuat

8
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

saran

Contoh Format Rubrik Penilaian Sikap

No. Nama Perilaku Nilai

kerja Disiplin Penuh Kebersiha


sama Perhatian n

1. Ruri

2. Tono

3. ....

9
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

Contoh Rubrik Penilaian Diri

PARTISIPASI DALAM DISKUSI KELOMPOK


Nama : -------------------------------------
Nama-nama anggota kelompok : ------------------------------------
Kegiatan kelompok : ------------------------------------
Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 5
tulislah huruf A,B,C atau D didepan tiap pernyataan:
A : selalu C : kadang-kadang
B : sering D : tidak pernah
1. ---- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada keluarga untuk
didiskusikan
2. ---- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan
sesuatu
3. ---- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan
4. ---- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
5. ---- Selama kerja kelompok, saya….
---- mendengarkan orang lain
---- mengajukan pertanyaan
---- mengorganisasi ide-ide saya
---- mengorganisasi kelompok
---- mengacaukan kegiatan
---- melamun
6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
---------------------------------------------------------------------------------

10
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

D. PENSKORAN
Penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil
tes pekerjaan siswa atau mahasiswa. Penskoran adalah suatu proses perubahan
jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka (mengadakan kuantifikasi).
Sedangkan penilaian adalah proses menentukan nilai suatu obyek dengan
menggunakan ukuran atau kriteria tertentu, seperti Baik , Sedang, Jelek.
Penskoran atau skor adalah hasil pekerjaan memberikan angka dari
hasil pekerjaan siswa terhadap seperangkat tes.
Misal: - Soal objektif jika sesuai kunci diberi skor 1, jika tidak 0
- Soal uraian memberikan skor sesuai rubrik
- Menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh masing-masing butir
Angka-angka hasil penskoran itu kemudian diubah menjadi nilai-
nilai melalui proses pengolahan tertentu. Penggunaan simbol untuk
menyatakan nilai-nilai itu ada yang dengan angka, seperti angka dengan
rentangan 0–10, 0–100, atau 0 – 4, dan ada pula yang menggunakan huruf A,
B, C, D, dan E.
Cara menskor hasil tes biasanya disesuaikan dengan bentuk soal-
soal tes yang dipergunakan, apakah tes objektif atau tes essay. Untuk soal-soal
objektif biasanya setiap jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan setiap jawaban
yang salah diberi skor 0 (nol); total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor
yang diperoleh dari semua soal. Untuk soal-soal essay dalam penskorannya
biasanya digunakan cara bobot (weighting) kepada setiap soal menutur tingkat
kesukarannya atau banyak sedikitnya unsur yang harus terdapat dalam jawaban
yang dianggap paling baik. Misalnya: untuk soal no. 1 diberi skor maksimum
4, untuk soal no. 3 diberi skor maksimum 6, untuk soal no. 5 skor maskimum
10, dan seterusnya.
Di lembaga-lembaga pendidikan kita, masih banyak pengajaran
yang melakukan penskoran soal essay, proses penskoran dan penilaiaan
biasanya tidak dibedakan satu sama lain; pekerjaan siswa atau mahasiswa
langsung diberi nilai, jadi bukan di skor terlebih dahulu. Oleh karena itu, hal ini
sering kali menimbulkan terjadinya halo effect, yang bearti dalam penilaiannya
itu diikut sertakan pula unsur-unsur yang relevan seperti kerapian dan ketidak

11
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

rapian tulisan, gaya bahasa, atau panjang-pendeknya jawaban sehingga


cenderung menghasilkan penilaian yang kurang andal. Hasil penilaian kurang
objektif. Jika tes yang berbentuk soal-soal essay tersebut dinilai oleh lebih dari
satu orang, sering kali terjadi perbedaan-perbedaan di antara penilaian, bahkan
juga hasil penilaian seseorang penilai sering kali berbeda terhadap jawaban-
jawaban yang sama dari soal tertentu. Kesalahan seperti ini tidak akan selalu
terjadi jika dalam pelaksanaannya diadakan pemisahan antara proses penskoran
dan penilaian.

E. KONVERSI SKOR MENJADI NILAI


Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (=memberikan angka) yang
diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang
oleh testee telah dijawab dengan betul, dengan memperhitungkan bobot
jawaban betulnya. Contoh berikut ini kiranya akan memperjelas pernyataan
diatas.
Misalkan tes hasil belajar dalam bidang studi bahasa inggris menyajikan lima
butir soal tes uraian di mana untuk setiap butir soal yang dijawab dengan betul
diberikan bobot 10. Siswa bernama fatimah, untuk kelima butir soal tes uraian
tersebut memberikan jawaban sebagai berikut:
 Untuk butir soal nomor 1 dapat dijawab dengan sempurna, sehingga
kepadanya diberikan skor 10.
 Untuk butir soal nomor 2 hanya dijawab betul separohnya, sehingga skor
yang diberikan kepada siswa tersebut adalah 5.
 Untuk butir soal nomor 3, hanya sekitar seperempat bagian saja yang
dapat dijawab dengan betul, sehingga diberikan skor 2,5.
 Untuk butir soal nomor 4 dijawab betul sekitar separohnya sehingga
diberikan skor 5.
 Untuk butir soal nomor 5 dijawab betul sekitar tiga perempatnya, sehingga
diberikan skor 7,5.
Dengan demikian untuk kelima butir soal tes uraian tersebut, siswa
bernama fatimah tersebut mendapatkan skor sebesar= 10+5+2,5+5+7,5= 30.
Angka 30 disini belum dapat disebut nilai, sebab angka 30 itu masih

12
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

merupakan skor mentah (raw score), yang untuk dapat disebut nilai masih
memerlukan pengolahan atau pengubahan (-konversi).
Adapun yang dimaksud dengan nilai adalah; angka (bisa juga huruf),
yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-
skor lainnya, serta disesuaikan pengaturannya dengan standar tertentu. Itulah
sebabnya mengapa nilai sering disebut skor standar (standard score).
Nilai, pada dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan:
seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan yang telah ditunjukkan oleh
testee terhadapat materi atau bahan yang telah diteskan, sesuai dengan tujuan
instruksional khusus yang telah ditentukan. Nilai, pada dasarnya juga
melambangkan penghargaan yang diberikan oleh tester kepada testee atas
jawaban yang betul yang diberikan oleh testee dalam tes hasil belajar. Artinya,
makin banyak jumlah butir soal dapat dijawab dengan betul, maka
penghargaan yang diberikan oleh tester kepada testee akan semakin tinggi.
Sebaliknya, jika jumlah butir item yang dapat dijawab dengan betul itu hanya
sedikit, maka penghargaan yang diberikan kepada testee juga kecil atau rendah.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa untuk sampai kepada nilai, maka
skor-skor hasil tes pada hakikatnya masih merupakan skor-skor mentah itu
perlu diolah lebih dahulu sehingga dapat diubah (dikonversi) menjadi skor
yang sifatnya baku atau standar (=standard score).

Ada dua pendekatan yang biasa digunakan dalam penelaian yaitu:


a. Criterion Referenced Evaluation atau Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
Penlaian acuan norma (PAN) adalah penlaian yang dilakukan untuk
mengetahui posisi kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya
dikelas tersebut. PAN ini berasumsi bahwa kemampuan orang itu
berbeda beda dan dapat digambarkan menurut distribusi norma. Perbedaan
ini harus ditunjukan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah
mengikuti pendidikan selama satu semester peserta didik diadakan
penilaian. Hasil ujian seseorang dibandingkan dengan kelompoknya,
sehingga dapat diketahui posisi seseorang. Acuan ini biasanya digunakan
pada ujian untuk seleksi, karena sesuai dengan tujuannya ujian seleksi

13
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

adalah untuk membedakan kemampuan seseorang dan untuk mengetahui


hasil belajar seseorang.
Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan
komprehensif dan meliputi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar.
Pada pendekatan acuan norma, standar kinerja yang digunakan bersifat
relatif, artinya tingkat kinerja seorang siswa ditetapkan berdasarkan pada
posisi relatif dalam kelompoknya. Artinya seorang yang memperoleh nilai
di atas rata-rata kelompoknya maka siswa tersebut memperoleh skor yang
tinggi, begitu juga sebaliknya. Salah satu keuntungan dari standar relatif ini
adalah penempatan skor (kinerja) siswa dilakukan tanpa memandang
kesulitan suatu tes secara teliti. Kekurangan dari penggunaan standar relatif
diantaranya adalah: Dianggap tidak adil, Membuat persaingan yang tidak
sehat diantara siswa.
Contoh “A” acuan norma dalam menentukan nilai siswa:
Dalam satu kelas, peserta ujian terdiri dari 9 orang dengan skor
mentah 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30. Jika menggunakan pendekatan
penilaian acuan normal (PAN), maka peserta tes yang mendapat skor
tertinggi (50) akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10. sedangkan mereka
yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional,
yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
Penentuan nilai dengan skor di atas dapat juga dihitung terlebih
dahulu persentase jawaban benar. Kemudian, yang memperoleh persentase
tertinggi diberikan nilai tertinggi.
b. Norm Referenced Evaluation atau Penilaian Acuan Norma (PAN)
Dengan diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi atau KBK
(2006)  yang  memuat seperangkat target pencapaian yang harus dimiliki
setiap anak sesuai dengan jenjang/kelasnya. Target tersebut lebih di kenal
dengan istilah SK  (standar kompetensi ), Standar kompetensi ini kemudian
diurai kembali menjadi target-target yang lebh ternci dalam bentukKD atau
kompetensi dasar . SK dan KD inilah yang membedakan kurikulum
sebelumnya dengan kurikulum terbaru (2006) yang sebelumnya diuji
cobakan pada tahun 2004 yang lalu. Perbedaan mendasar ini, kemudian

14
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

memicu kita para guru untuk melakukan penilaian yang mengacu pada
kriteria yang telah ditetapkan oleh kurikulum melalui SK dan KD tadi..
 dalam penilaian acuan kriteria, setiap anak hanya dapat
dibandingkan dengan SK atau KD. Jika dalam KD menyatakan bahwa
seorang siswa harus mampu menafsirka apabla hambatan dperbesar maka
arus lstrik yang mengalir akan semakin kecil, maka siapun yang telah
mampu memenuhi kriteria tersebut dinyatakan kompeten atau lulus
mencapai KD yang dimaksud, tanpa harus membanding-bandingkan bagus-
tidaknya tulisan tiap-tiap anak.
Penilaian acuan kriteria (PAK) adalah penilaian yang dilakukan
untuk mennnngetahui kemampuan siswa dibandingkan dengan kriteria yang
sudah dibuat terlebih dahulu didalam . penlaian acuan kriteria berasumsi
bahwa hampir semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang
berbeda. Konsekwensi acuan ini adalah adanya program remedi.
Penafsiran SK , KD dan indikator skor hasil ujian selalu dibandingkan
dengan kriteria yang telah ditetapkan lebih dahulu. Hasil ujian ini dinilai
lulus atau tidak. Lulus berarti bisa melakukan, tidak lulus berarti tidak bisa
melakukan. Acuan ini banyak digunakan untuk bidang sains dan teknologi
serta mata pelajaran praktik. Tujuan penggunaan acuan kriteria untuk
menyeleksi (secara pasti) status individual mengenai domain perilaku yang
ditetapkan/dirumuskan dengan baik. Hal itu dimaksudkan untuk mendapat
gambaran yang jelas tentang kinerja peserta ujian tanpa memperhatikan
bagaimana kinerja tersebut dibandingkan dengan kinerja yang lain.
Dalam pendekatan dengan acuan kriteria, penentuan tingkatan
didasarkan pada skor-skor yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk
presentase. Untuk mendapatkan nilai tertentu , seorang siswa harus
mendapatkan skor tertentu sesuai dengan batas yang ditentukan oleh SK dan
KD tanpa terpengaruh oleh kinerja (skor) yang diperoleh siswa lain dalam
kelasnya. Salah satu kelemahan dalam menggunakan standar absolut adalah
skor siswa bergantung pada tingkat kesulitan ujian yang mereka terima.
Artinya apabila ujian yang diterima siswa mudah maka para siswa akan
mendapat nilai A atau B, dan sebaliknya apabila ujian tersebut terlalu sulit

15
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

untuk diselesaikan maka kemungkinan untuk mendapatkan nilai A atau B


akan sangat kecil.
Skala penilaian yang dapat digunakan:
a. Skala lima (standard five = stanfive)  1 s.d 5
b. Skala sembilan (standard nine = stanine)  0 s.d. 10
c. Skala sebelas (standard eleven = stanel)  1 s.d 9
d. Z score  Z = (X – Rerata)/SD
e. T score  T = 50+(10 x Z)

16
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada
situasi atau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam
pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan
bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan.
Rubrik penilaian asesmen autentik adalah suatu panduan bagi
fassilitator pembelajaran untuk melakukan penilaian yang konsisten dan dapat
dipertanggungjawabkan terhadap mutu pekerjaan siswa/mahasiswa.
Penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil
tes pekerjaan siswa atau mahasiswa. Penskoran adalah suatu proses perubahan
jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka (mengadakan kuantifikasi).
Misal: - Soal objektif jika sesuai kunci diberi skor 1, jika tidak 0
- Soal uraian memberikan skor sesuai rubrik
- Menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh masing-masing butir
Dua pendekatan yang biasa digunakan: Criterion Referenced Evaluation atau
Penilaian Acuan Kriteria (PAK) dan Norm Referenced Evaluation atau
Penilaian Acuan Norma (PAN)
Skala penilaian yang dapat digunakan: Skala lima (standard five = stanfive) 
1 s.d 5, Skala sembilan (standard nine = stanine)  0 s.d. 10, Skala sebelas
(standard eleven = stanel)  1 s.d 9, Z score  Z = (X – Rerata)/SD, T score
 T = 50+(10 x Z).

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa
memahami Teknik Dan Alat Pengumpulan Data. Kami pemakalah sadar
bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami harap dapat
memberikan masukan serta kritikan untuk membangun makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Kami ucapkan terima kasih.

17
STKIP AL MAKSUM LANGKAT
Prodi PGSD, Mata Kuliah Penilaian Autentik

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Badan


Penelitian dan Pengembangan (Pusat Penilaian Pendidikan dan Pusat
Kurikulum dan Perbukuan). 2015. “Panduan Penilaian Pada Sekolah
Dasar”.  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kurniasih, Imas dan Sani Berlin. 2016. Revisi Kurikulum 2013: Implementasi


Konsep dan Penerapan. Jakarta: Kata Pena.

Sudjana, Dr. Nana. 2020. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset.

18

Anda mungkin juga menyukai