Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN


ANAK USIA DINI

Dengan Topik :
EVALUASI PERENCANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN AUD

Disusun Oleh :

GUSTI AYU PUTU PADMAWATI


NIM. 1911041026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD


JURUSAN DHARMA ACARYA
STAH NEGERI MPU KUTURAN SINGARAJA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puja pangastuti dan rasa syukur kami haturkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena berkat tuntunan dan asung kerta waranugraha-Nya kegiatan penyusunan
tugas makalah dari mata kuliah Perencanaan Pembelajaran AUD ini dapat mencapai
tahap penyelesaian. Adapun topik yang menjadi kajian dalam makalah ini adalah
“Evaluasi Rencana Kegiatan Pembelajaran AUD”. Kajian meliputi: (1) Peran media
dalam Pembelajaran PAUD, (2) Pertimbangan pemilian media Pembelajaran PAUD, dan
(3) Prinsip-Prinsip Pembuatan, Pengggunaan dan Pengembangan Media Pembelajaran
PAUD.
Penyusunan makalah ini dapat terlaksana dengan baik, tidak terlepas dari
sharing wawasan, referensi dan berbagai literatur sebagai tambahan materi kajian dari
berbagai pihak, khususnya I Made Hartawan, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan Pembelajaran AUD, dan juga rekan-rekan mahasiswa PG PAUD STAH
Negeri Mpu Kuturan Singaraja Angkatan 2019. Karena itu, melalui kesempatan ini
kelompok kami tidak lupa untuk menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya. Selanjutnya dengan segala kerendahan hati dan pikiran yang terbuka, kami
sangat menyadari keterbatasan wawasan dan kemampuan penyajian yang dimiliki.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan adanya masukan dan kritik konstruktif dari
berbagai pihak, guna perbaikan penyusunan karya-karya tulis serupa di masa-masa
mendatang.
Akhir kata, kelompok kami berharap makalah ini dapat menjadi literatur
tambahan bagi para pembaca dan para pemerhati isu Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) pada khususnya dan juga pemerhati perkembangan dunia pendidikan Indonesia
pada umumnya. Semoga sajian makalah ini dapat memberi manfaat posisif bagi semua
pihak.
Om Shanti Shanti Shanti Om

Tabanan, 11 Oktober 2021


Penyusun

Gusti Ayu Putu Padmawati

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

BAB III SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Meminjam analogi konstruksi sebuah bangunan, bahwa kokoh atau tidaknya
bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas pondasi dasar bangunan
tersebut. Demikian juga ketika analogi tersebut dipadankan dengan konstruksi kualitas
sumber daya manusia yang ada dalam setiap peserta didik. Dimana pondasi dasar
konstruksi sumber daya manusia peserta didik akan dipengaruhi oleh kualitas
pendidikan atau konstruksi pengalaman belajarnya di level pendidikan dasar bahkan
pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dialaminya. Untuk itu, fokus perhatian yang
serius sangat penting untuk diterapkan pada kualitas proses dan hasil dari program
pendidikan anak usia dini dan juga pendidikan dasarnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam memastikan kualitas program
pendidikan anak usia dini tersebut diantaranya dapat didekati dengan pendekatan
evaluasi perencanaan kegiatan pembelajaran yang dimilikinya. Hal ini dapat dipahami
dengan alur pemikiran bahwa untuk menghasilkan out-put pendidikan yang baik,
mutlak diperlukan proses pembelajaran dengan kualitas yang baik. Dan untuk
menghasilkan proses pembelajaran yang baik, mutlak diperlukan perencanaan
program pembelajaran yang dirumuskan secara komprehensif dan holistik. Dimana
potret kualitas perencanaan program pembelajaran yang baik tercermin dari elemen-
elemen yang terhimpun dalam struktur kurikulum pembelajaran pada instansi
pendidikan anak usia dini tersebut. Karena itu, sangatlah rasional apabila pendekatan
evaluasi terhadap kualitas perencanaan kegiatan pembelajaran lembaga PAUD salah
satunya didekati dari evaluasi terhadap muatan elemen pembentuk struktur kurikulum
pembelajarannya.
Selanjutnya terkait dengan pendekatan evaluasi terhadap kurikulum
pembelajaran sebuah lembaga PAUD, maka sangat penting untuk menentukan
metode atau model evaluasi kurikulum yang disesuaikan dengan karakteristik
kurikulum masing-masing lembaga tersebut. Untuk itu, perbendaharaan wawasan dan
pemahaman dari pihak-pihak yang melakukan kegiatan evaluasi perencanaan
kegiatan pembelajaran PAUD sangat diperlukan. Dengan perbendaharaan wawasan
yang luas dan mendalam terkait model-model alternatif pendekatan evaluasi kurikulum
pembelajaran sebagai salah satu perspektif evaluasi perencanaan kegiatiatan
pembelajaran, maka pihak-pihak yang melakukan kegiatan evaluasi akan mampu
memilih dan menerapkan model yang sesuai secara efektif. Dengan begitu, luaran
yang dihasilkan dari kegiatan evaluasi tersebut akan dapat memberikan umpan balik

1
yang benar dan terpercaya ketepatan informasinya, sehingga akan sangat membantu
pihak-pihak pengambil kebijakan perbaikan dan pengembangan program
pembelajaran di lembaga PAUD yang besangkutan untuk melakukan langkah-langkah
yang diperlukan secara cermat.
Untuk memastikan bahwa hasil evaluasi yang didapatkan adalah benar-benar
mencerminkan kualitas cetak biru atau blue print pengalaman belajar yang akan
diterapkan pada kegiatan pembelajaran bagi peserta didik PAUD, maka sangatlah
penting untuk memastikan tahapan-tahapan evaluasi tersebut berjalan sesuai dengan
kaidah-kaidah filosofis dan juga kaidah operasional yang disyaratkan. Karena itu,
pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan evaluasi perencanaan kegiatan
pembelajaran sangat perlu untuk memahami dan menguasai secara detail setiap
tahapan-tahapan evaluasi kurikulum pembelajaran PAUD tersebut. Selanjutnya dari
setiap tahapan tersebut mereka juga dituntut mampu menjaring data atau informasi
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif guna dijadikan bahan interpretasi dan
umpan balik dalam rekomendasi perbaikan dan pengembangan kurikulum secara
rasional dan akuntabel.
Akumulasi paparan permasalahan yang terkait dengan evaluasi perencanaan
kegiatan pembelajaran pada lembaga PAUD di atas, memantik ide penulis untuk
menyusun sebuah makalah yang bertajuk “Evaluasi Perencanaan Kegiatan
Pembelajaran pada Anak Usia Dini (AUD). Adapun substansi pendekatan
pembahasan yang akan dipaparkan dalam makalah ini, meliputi: (a) evaluasi
kurikulum sebagai pendekatan asesmen perencanaan pembelajaran AUD; (b) model-
model evaluasi kurikulum pembelajaran AUD; dan (c) langkah - langkah assesmen
dan evaluasi kurikulum pembelajaran AUD.

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan substansi esensial yang tersirat dalam paparan permasalahan
pendidikan anak usia dini di bagian sebelumnya, maka dapat rumusan permasalahan
yang akan dibedah dalam tulisan ini, meliputi :
1. Bagaimanakah argumentasi logis pemilihan asesmen kurikulum sebagai
pendekatan evaluasi perencanaan pembelajaran anak usia dini (AUD)?
2. Apa saja model-model alternatif evaluasi kurikulum pembelajaran untuk anak usia
dini (AUD)?
3. Bagaimana langkah-langkah asesmen dan evaluasi kurikulum pembelajaran untuk
anak usia dini (AUD)?

2
C. Tujuan Penulisan.
Senada dengan substansi esensial yang termuat dalam rumusan masalah di
atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui tulisan ini, meliputi :
1. Memperoleh gambaran argumentasi logis pemilihan asesmen kurikulum sebagai
pendekatan evaluasi perencanaan pembelajaran anak usia dini (AUD).
2. Memperoleh wawasan terkait model-model alternatif evaluasi kurikulum
pembelajaran untuk anak usia dini (AUD).
3. Memperoleh gambaran teknis terkait langkah-langkah asesmen dan evaluasi
kurikulum pembelajaran untuk anak usia dini (AUD).

D. Manfaat Penulisan.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah terkait evaluasi
perencanaan pembelajaran, khususnya dalam konteks pembelajaran untuk anak usia
dini, meliputi :
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Penulisan makalah ini dapat menjadi ajang melatih kemampuan menyerap
gagasan-gagasan pemikiran dari berbagai literatur atau sumber belajar.
b. Penyusunan makalah ini menjadi salah satu aspek pertimbangan penilaian dari
dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran AUD.
2. Manfaat Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah.
a. Memperoleh gambaran kemampuan mahasiswa dalam memahami materi
kuliah yang diberikan sebagai tugas belajar mandiri selama masa perkuliahan
secara daring ini.
b. Memperoleh perspektif berpikir yang lebih beragam dari pendekatan-
pendekatan pemahaman dan penyajian tulisan yang disusun oleh para
mahasiswa.
3. Manfaat Bagi Para Pembaca
a. Memperkaya perbendaharaan wawasan terkait substansi-substansi penting
yang perlu menjadi perhatian terkait dengan isu urgensi evaluasi perencanaan
pembelajaran bagi pendidikan anak usia dini (PAUD).
b. Memperoleh tambahan perspektif pemahaman yang lebih beragam terkait
dengan cara berpikir dan cara penyajian pemikiran dari karya tulis ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Evaluasi Kurikulum Sebagai Asesmen Perencanaan Pembelajaran AUD.


1. Konsep Kurikulum Sebagai Cetak Biru Rencana Pembelajaran AUD
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional, kurikulum dipandang sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Sementara itu, Oliva (1992: 5-6) dalam buku
“Developing the Curricullum” edisi ketiganya mengemukakan bahwa kurang lebih
ada 13 jenis representasi konsep kurikulum. Ketiga belas konsep representasi
tersebut memandang kurikulum sebagai: (1) segala sesuatu yang diajarkan atau
dijelaskan di sekolah; (2) sekumpulan materi pelajaran; (3) isi atau muatan; (4)
sesuah program pembelajaran; (5) sekumpulan bahan ajar; (6) sebuah susunan
materi-materi pelatihan (courses); (7) sekumpulan indikator unjuk kerja (a set of
performance objectives); (8) seperangkat materi kajian (course of study); (9)
segala sesuatu yang diselenggarakan di sekolah, termasuk kegiatan
ekstrakurikuler, bimbingan, dan hubungan interpersonal lainnya; (10) segala
sesuatu yang diajarkan baik di dalam atau di luar sekolah dibawah arahan pinhak
sekolah; (11) segala sesuatu yang dirancang oleh personil penyelengara (school
personnel); (12) sederetan pengalaman yang dialami pelajar di sekolah; dan (13)
pengalaman-pengalaman individu sebagai hasil dari proses pembelajaran di
sekolah.
Sementara itu, Finch & Crunkilton (1999: 11) memberikan definisi kurikulum
dalam lingkup yang lebih luas, yaitu keseluruhan aktifitas dan pengalaman belajar
yang disediakan atau menjadi tanggung jawab sekolah. Pengalaman dan aktivitas
belajar tersebut tidak hanya mencakup mata pelajaran (program intra-kurikuler),
tetapi juga dapat diperoleh siswa di luar pelajaran (ekstra-kurikuler). Pendapat lain
juga dikemukanan oleh Oliver dalam Oliva (1992: 7) yang mempadankan
kurikulum itu dengan program pendidikan (educational programs). Oliver (1992)
membagi program pendidikan menjadi 4 elemen dasar meliputi: (1) program
pembelajaran (teori); (2) program pengalaman belajar (praktek); (3) program
layanan (service); dan (4) hidden curriculum (muatan intangible program
pembelajaran sekolah yang diberikan pada siswanya, seperti: nilai-nilai
kepribadian khusus, norma, kedisiplinan).

4
Dengan mencermati substansi utama yang ditarik dari pandangan para ahli
terkait pemaknaan kurikulum, maka diperoleh perspektif pemahaman sebagai
berikut: (a) kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi program pembelajaran; (b)
kurikulum sebagai suatu rencana atau dokumen tertulis; (c) kurikulum sebagai
kegiatan implementasi atau proses pembelajaran; dan (d) kurikulum sebagai suatu
pengalaman belajar. Keempat perspektif pemahaman tersebut selanjutnya
mengkerucut kepada pandangan bahwa kurikulum sebagai cetak biru (blue-print)
scenario pengamalan belajar yang akan dilalui atau dialami oleh setiap anak didik.
Maka sangatlah relevan apabila pendekatan assesmen perencanaan kegiatan
pembelajaran AUD didekati dari perspektif asesmen dan evaluasi kurikulum
PAUD.

2. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA).


Apabila kita mengacu pada indikator perkembangan dalam Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini selanjutnya disebut STPPA, maka
ada 6 aspek kemampuan yang harus dikembangkan pada anak usia dini (AUD),
meliputi: (1) aspek nilai agama dan moral, (2) fisik-motorik, (3) kognitif, (4)
bahasa, (5) sosial-emosional, serta (6) seni. Kemudian setelah 6 aspek
perkembangannya teridentifikasi, tugas guru PAUD dan orang tua selanjutnya
adalah mengenali pemetaan keenam aspek tersebut dalam setiap jenjang usia
perkembangan. Untuk itu, perlu sebuah pemetaan indikator tahap perkembangan
anak berdasarkan rentang usia tertentu. Hal ini sangat penting agar dapat menjadi
sebuah panduan bagi guru PAUD dan orang tua dalam memantau dan
mengkondisikan setiap aspek perkembangan anak-anak usia dini tersebut.

B. Model-Model Evaluasi Kurikulum Pembelajaran AUD.


1. Stufflebeam’s Model (CIPP – Model).
Model Stufflebeam’s atau CIPP model secara garis besarnya terdiri dari 4
tahapan proses evaluasi, yaitu : (a) context; (b) input; (c) process; dan (d) product.
Adapun penjabaran dari setiap tahapan tersebut dapat dicermati pada paparan
berikut.
a. Evaluasi Konteks.
Informasi ini lebih terkait pada penyediaan informasi untuk menetapkan
tujuan yang baik, merumuskan format atau setting lingkungan belajar
(learning ecology) yang relevan, serta mengidentifikasi masalah-masalah
yang berhubungan dengan program atau kegiatan belajar. Evaluasi konteks

5
yang dimaksud meliputi: (1) tujuan kurikulum; (2) rasional penyusunan
kurikulum; (3) tujuan institusional (Visi dan Misi Lembaga).
Evaluasi konteks dimulai dengan melakukan analisis konseptual dalam
mengidentifikasikan dan merumuskan domain yang akan dinilai. Kemudian
yang diikuti dengan analisis empiris tentang aspek-aspek yang dinilai, melalui
survey, tes, dan sebagainya. Pada bagian berikutnya melibatkan kedua cara
tersebut (konseptual dan empiris) dalam menemukan masalah utama dalam
aspek yang hendak dinilai.

b. Evaluasi Input.
Tujuan utama dari evaluasi input adalah untuk menentukan bagaimana
memanfaatkan input dalam mencapai tujuan Bersama yang dinginkan. Untuk
maksud tersebut perlu dilakukan evaluasi agar mendapatkan input (manusia
dan fasilitas) yang mampu dan berguna dalam pelaksanaan suatu program
pendidikan. Contoh elemen input yang dimaksudkan meliputi :
1) Kualitas potensi, minat dan bakat anak.
2) Kualitas GTK (guru dan tenaga kependidikan) yang mendukung kegiatan
pembelajaran.
3) Kualitas fasilitas belajar.
4) Sarana dan prasarana
5) Biaya
6) Lingkungan
7) Hambatan-hambatan, dan sebagainya.
Dengan memahami kualitas input, dapat dikembangkan suatu
pendekatan yang wajar dan terkontrol dalam pelaksanaan pengalaman
pembelajaran anak didik. Serta kendala-kendala yang ada akan dapat
diketahui dan diatasi dengan sebaik mungkin.

c. Evaluasi Proses.
Evaluasi proses dimaksudkan untuk memberikan umpan balik secara
periodic dalam pelaksanaan program. Disamping itu, dimaksudkan juga untuk
mengontrol prosedur dan rencana yang telah disusun. Dengan cara demikian,
dapat mendeteksi atau meramalkan segala sesuatu yang mungkin terjadi
selama program itu dilaksanakan. Dan secara keseluruhan dapat
mengidentifikasikan atau memantau apa yang terjadi, mengapa terjadi,
komponen mana yang tidak berfungsi, aspek apa yang kurang aktif atau
hambatan-hambatan apa yang sering muncul dan perlu diatasi.

6
d. Evaluasi Produk.
Evaluasi produk dilakukan pada akhir suatu program atau kegiatan.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengukur pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan standar atau kriteria tertentu. Kriteria itu
dapat dibedakan atas instrumental kriteria dan konsekuensial kriteria,
berhubungan dengan tujuan yang bersifat tingkah laku (behavioral), seperti
yang terdapat dalam A Taxonomy for Learning, teaching and assessing (a
revised of Bloom’s taxonomy of educational objectives).
Apabila difokuskan pada proses pendidikan di sekolah maka evaluasi
produk akan lebih terkait pada seberapa jauh kemempuan peserta didik dalam
menyerap bahan yang telah disampaikan, baik dilihat dari segi kognitif, afektif
dan psikomotor. Dan secara sederhana tahapan evaluasi kurikulum dengan
model Stufflebeam’s atau CIPP model tersebut dapat divisualisasikan dalam
bagan berikut.

• Tujuan utama, tujuan khusus dan misi program pembelajaran.


Context

• Sumber daya, infrastruktur, muatan atau materi ajar yang digunakan.


Input

• Proses Belajar-Mengajar, kegiatan kokurikuler yang diberikan.


Process

• Kecakapan, nilai, sikap dan hasil lain yang diperlihatkan peserta didik.
Product

Gambar 1. Stufflebeam’s Model (CIPP)

2. Stake’s Model
Model Stake ini menekankan pada dua operasi, yaitu : description dan
judgement. Serta membedakan 3 fase informasi yaitu : antacedent, transaction
dan outcome. Description dan Judgement dalam evaluasi merupakan sesuatu
yang esensial. Hal tersebut dikarenakan penggambaran suatu objek atau
program secara utuh sangat penting, sehingga pertimbangan yang diberikan
mencakup pula aspek yang utuh, komprehensif dan menyeluruh.

7
Antacedent adalah kondisi yang ada sebelum terjadinya proses
Pendidikan yang memungkinkan adanya hubungan dengan belajar. Umpama:
bakat, pengalaman yang telah dimiliki, minat dan kemauan. Atau dapat juga
disebut dengan entry-behavior. Sehubungan dengan itu, penilaian hendaknya
menggambarkan atau memberikan terlebih dahulu kondisi dan kemampuan
tersebut, sebelum program atau proses belajar dilaksanakan. Hal itu
dimaksudkan untuk menyediakan dan memudahkan transaksi.
Transaction adalah pertemuan kontak atau perjumpaan pendidik dan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, orang tua dengan konselor,
kepala sekolah dengan peserta didik, atau peserta didik dengan konselor, yang
bertanggungjawab dan ikut serta dalam proses Pendidikan. Beberapa transaksi
yang dapat dilaksanakan di dalam transaksi kelas yaitu: diskusi kelas, kegiatan
belajar dan pendidikan di dalam dan di luar kelas. Transaksi itu bersifat dinamis.
Dan pengumpulan data evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk
penyempurnaan proses selanjutnya. Hasil transaksi adalah outcomes yang
menggambarkan suatu kegiatan pada waktu sebelumnya.
Outcomes (output) atau produk adalah sesuatu yang dicapai peserta didik:
salah satu yang mendapat perhatian utama pada waktu-waktu yang lampau
berupa kemampuan-kemampuan (abilities). Prestasi belajar atau achievement,
sikap (attitudes), dan apresiasi peserta didik sebagai hasil dari pengalaman
pendidikan. Outcomes adalah batang tubuh dari informasi yang merupakan
dampak dari Pendidikan, administrator, konselor dan tenaga lainnya. Hubungan
antecedent, transaction dan outcomes pada description matrix dan judgement
matrix terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Stake’s Evaluation Model

8
3. Scriven’s Model
Scriven menekankan pada dua poin penting dalam evaluasi, yaitu: tujuan
evaluasi (goal of evaluation) dan peran evaluasi (role of evaluation) itu sendiri.
Dimana goal of evaluation (tujuan evaluasi) terfokus pada pencapaian tujuan
evaluasi, sedangkan role of evaluation (peran evaluasi) berhubungan dengan
proses pendidikan, antara lain pengembangan kurikulum dan proses pendidikan.
Beberapa kontribusi dalam evaluasi pendidikan yang telah diberikan oleh
Scriven (1967) antara lain: (a) evaluasi berdasarkan kenyataan (goal free
evaluation); (b) evaluasi formatif (formative evaluation); (c) evaluasi sumatif
(sumative evaluation); dan (d) evaluasi hasil/impact/result (pay off evaluation).
Evaluasi berdasarkan kenyataan (goal free evaluation) menekankan
bahwa evaluasi program atau produk hendaklah menilai efek nyata dari suatu
kegiatan. Dengan kata lain evaluasi itu tidak terikat hanya pada tujuan yang
dirumuskan pada permulaan program, tetapi juga memperhatikan efek nyatanya.
Dengan car aini semua kegiatan dapat diketahui, termasuk di dalamnya efek
samping (side-effect) atau nurturant effect yang ditimbulkan dari suatu kegiatan
pembelajaran secara keseluruhan. Secara umum, Scriven’s Evaluation Model ini
memiliki 3 substansi kegiatan, meliputi: (1) merumuskan tujuan umum (goals)
dan tujuan khusus (objectives) program pembelajaran; (2) mengevaluasi proses
pelaksanaan program pembelajaran (Process); dan (3) mengevaluasi hasil
luaran program pembelajaran (Outcomes). Ketiga substansi tersebut dapat
disajikan dalam bagan berikut.

Gambar 3. Ssbstansi Kegiatan Utama Scriven’s Evaluation Model

9
4. The CSE Model
Model ini dikembangkan oleh Center for the Study of Evaluation (CSE)
pada University California. Rancangan evaluasi model CSE ini bertujuan untuk
menilai program Pendidikan, sedangkan evaluasi produk merupakan bagian
evaluasi pelaksanaan program Pendidikan. The CSE Model memiliki 4 Langkah
Evaluasinya, meliputi :
a. Menyusun tujuan secara rinci dan operasional.
b. Menyusun rencana program sebagai tindak lanjut untuk mencapai tujuan
operasional.
c. Melakukan evaluasi formatif secara bertahap atau perbagian.
d. Melakukan evaluasi secara sumatif secara keseluruhan yang dilakukan
diakhir keseluruhan tahapan.

Need Programe
Assesment Planing

Formative Sumative
Assesment Assesment

Gambar 4. The CSE Evaluation Model

5. Alkin’s Model.
Marvins C. Alkin menekankan pada 5 area yang perlu dievaluasi, dan akan
sangat berarti bagi para pengambil keputusan, meliputi: (a) evaluasi system; (b)
perencanaan program; (c) implementasi program; (d) perbaikan program; dan (e)
sertifikasi program.

Evaluasi Perencanaan Implementasi


Sistem Program Program

Perbaikan Sertifikasi
Program Program

Gambar 5. Alkin’s Evaluation Model

10
Evaluasi sistem merupakan suatu cara untuk mengetahui serta
menentukan jarak dan kecocokan antara tujuan ideal program pendidikan dengan
keadaan nyata yang bisa dicapai, antara kebutuhan peserta didik dengan
ekpektasi komunitas dan masyarakat. Dengan kata lain, evaluasi system ini
tertuju pada pernyataan tujuan setiap pertemuan dalam proses pembelajaran,
yang di dalamnya tersirat kualitas perilaku (performance) dari lulusan Lembaga
Pendidikan tersebut.
Perencanaan program bertujuan untuk menyediakan informasi bagi
pengambil keputusan tentang perencanaan program. Evaluasi perencanaan
program ini dapat dilakukan melalui evaluasi internal (internal evaluation) dan
evaluasi eksternal (external evaluation). Selanjutnya implementasi program
berfungsi untuk menentukan degree atau kadar kesesuaian antara deskripsi
rencana program dengan implementasi program. Dengan kata lain deskripsi input
yang dikemukakan dalam rencana berkorespondensi dengan input yang diamati
pada saat pelaksanaan program secara nyata di lapangan.
Berikutnya perbaikan program bertujuan untuk mencermati informasi yang
valid dan reliabel dari evaluator untuk dijadikan acuan dalam merumuskan dan
melaksanakan perbaikan kualitas program Pendidikan. Dan terakhir, sertifikasi
program ini bertujuan untuk memberikan pengakuan pada hasil evaluasi dari
sebuah program Pendidikan, dalam konteks apakah program layak untuk
digeneralisasikan, dimodifikasi atau mungkin juga dicobakan pada lingkup yang
lebih luas.

6. Malcolm Provus Model (Discrepancy Model)


Pada dasarnya Malcolm Provus menekankan bahwa evaluasi adalah
suatu proses: (a) menyetujui standar-standar program; (b) menetapkan apakah
ada diskrepansi antara aspek-aspek program yang dilaksanakan dengan standar
program yang telah disetujui; dan (c) menggunakan informasi diskrepansi
tersebut untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan program pembelajaran.
Secara garis besarnya tahapan-tahapan yang dilalui ketika menerapkan Malcolm
Provus Evaluation model dapat dicermati pada diagram alir berikut.

11
Menciptakan
Merumuskan bentuk
Menetapkan Tujuan Mengklasifikasikan kondisi yang
perilaku dari tujuan
Umum dan Khusus Tujuan Khusus memungkinkan
khusus
pencapaian tujuan

Membandingkan
Mengembangkan Mengumpulkan data
data temuan dengan
Teknik penilaian unjuk kerja peserta
tujuan yang
yang tepat didik
dirumuskan

Gambar 6. Malcom Provus Evaluation Model

7. Tyler’s Model
Berikut ini Langkah-langkah yang dilalui Ketika menerapkan Tyler’s
Evaluation Model, yaitu :
a. Pendefinisian tujuan, meliputi merumuskan tujuan, proses atau aktifitas, serta
pengalokasian sumberdaya dan partisipan.
b. Instalasi, meliputi: pertimbangan langkah-langkah operasional program.
c. Proses, meliputi : bagaimana memperoleh data tentang kemajuan para
peserta program.
d. Produk, meliputi: penilaian dilakukan untuk menentukan apakah tujuan akhir
program tercapai atau tidak.
e. Analisis Biaya-Manfaat (Cost-Benefit Analysis), dimana hasil-hasil yang
diperoleh dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

Pendefinisian Instalasi Proses


Tujuan Program Implementasi

Cost-Benefit
Produk
Analysis

Gambar 7. Tyler’s Evaluation Model

12
C. Langkah - Langkah Assesmen dan Evaluasi Kurikulum Pembelajaran AUD.
Dengan menggabungkan masing-masing substansi esensial dari ketujuh model
evaluasi kurikulum tersebut, maka dapat dirumuskan 9 garis besar tahapan atau 9
langkah assesmen dan evaluasi kurikulum pembelajaran, termasuk kurikulum
pendidikan anak usia dini (PAUD). Adapun penjabaran dari 9 langkah tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Rumuskan secara khusus tujuan assesmen dan evaluasi.
2. Pilih rancangan atau metode yang cocok.
3. Identifikasi sumber-sumber informasi atau sumber data yang diperlukan.
4. Susun instrument untuk pengumpulan data di atas.
5. Kembangkan Teknik atau strategi pengumpulan data yang sesuai.
6. Laksanakan uji coba instrument dan strategi pengumpulan data sebagai pilot
study (uji coba dalam skala kecil).
7. Laksanakan assesmen dan evaluasi dalam skala luas.
8. Lakukan Analisis data
9. Siapkan laporan dan balikan (feedback) untuk pengambil keputusan (decision
maker)

13
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Argumentasi logis pemilihan evaluasi kurikulum sebagai pendekatan evaluasi
perencanaan kegiatan pembelajaran AUD, dapat dipahami dengan alur pemiliran
bahwa untuk menghasilkan out-put pendidikan yang baik, mutlak diperlukan
proses pembelajaran dengan kualitas yang baik. Dan untuk menghasilkan proses
pembelajaran yang baik, mutlak diperlukan perencanaan program pembelajaran
yang dirumuskan secara komprehensif dan holistik. Dimana potret kualitas
perencanaan program pembelajaran yang baik tercermin dari elemen-elemen
yang terhimpun dalam struktur kurikulum pembelajaran pada instansi pendidikan
anak usia dini tersebut.
2. Ada beberapa model yang dapat dijadikan alternatif pendekatan evaluasi
kurikulum pembelajaran PAUD, meliputi : (a) Stufflebeam’s Model (CIPP – Model);
(b) Stake’s Model; (c) Scriven’s Model; (d) The CSE Model; (e) Alkin’s Model; (f)
Tyler’s Model; dan (g) Malcolm Provus Model (Discrepancy Model).
3. Secara garis besarnya langkah-langkah yang dilalui dalam kegiatan evaluasi
kurikulum pembelajaran AUD meliputi :
a. Melakukan perumusan secara khusus tujuan assesmen dan evaluasi.
b. Memilih rancangan atau metode yang cocok.
c. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi atau sumber data yang diperlukan.
d. Menyusun instrument untuk pengumpulan data di atas.
e. Mengembangkan teknik atau strategi pengumpulan data yang sesuai.
f. Melaksanakan uji coba instrument dan strategi pengumpulan data sebagai pilot
study (uji coba dalam skala kecil).
g. Melaksanakan assesmen dan evaluasi dalam skala luas.
h. Melakukan Analisis data
i. Menyiapkan laporan dan balikan (feedback) untuk pengambil keputusan
(decision maker).

14
B. Saran – Saran
1. Bagi guru PAUD-TK dan Pimpinan Lembaga PAUD-TK, agar senantiasa mengkaji
profil perencanaan program pembelajaran dan struktur kurikulum PAUD-TK secara
komprehensif dalam rangka memberikan support terhadap pemberian pengalaman
belajar yang terbaik bagi anak-anak usia dini.
2. Bagi guru PAUD-TK dan Orang tua, agar senantiasa memperhatikan aspek: (a)
kesiapan belajar, (b) kesempatan belajar, (c) kesempatan berpraktik/latihan, (d)
adanya model atau pemberi contoh yang benar, (e) pemberian bimbingan; dan (f)
pemberian motivasi yang proporsional agar proses tumbuh kembang anaknya dapat
berlangsung secara baik dan optimal di semua aspeknya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf. M. (2017). Assesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan
pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada.

Finch. C.F & Crunkilton J.R. (1999). Curricullum Development in Vocational and Technical
Education: Planning, Contents and Implementation. Boston: Allyn and Bacon.

Oliva. P. F. (1992). Developing in Curricullum Third Edition. United Stated : Harper Colins
Publisher.

16

Anda mungkin juga menyukai