Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

DAN
SUMBER DAYA SEKOLAH DASAR

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Perspektif Pendidikan SD”

Dosen Pengampu: Dr. M. Ali Murtadlo, M.Pd

Nama kelompok
Adjeng Sinditia Putri (858747238)
Azalia Zarotul Uzemah (858734969)
Nur Zulaili (858171932)
Ranny Anggiawati (858741925)
Siti Muniroh Munir (858736117)
Ufi Lailatul Zakiyah (858733888)

UPBJJ-UT SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “evaluasi program pembelajaran di SD dan sumber daya sekolah dasar ”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada penulis yang karyanya
telah kami gunakan sebagai referensi.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kami mengharap saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca dan juga kepada kami sebagai penyusun.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Lamongan, 05, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................................... 3
A. Modul 11 Evaluasi Progam Pembelajaran Di Sd ............................................................ 3
B. Modul 12 Sumber Daya Sekolah Dasar .......................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agenda pembangunan pendidikan suatu bangsa tidak akan pernah berhenti dan
selesai. Ibarat patah tumbuh hilang berganti, selesai memecahkan suatu masalah, muncul
masalah lain yang kadang tidak kalah rumitnya. Begitu pula hasil dari sebuah strategi
pemecahan masalah pendidikan yang ada, tidak jarang justru mengundang masalah baru
yang jauh lebih rumit dari masalah awal. Itulah sebabnya pembangunan bidang
pendidikan tidak akan pernah ada batasnya. Selama manusia ada, persoalan pendidikan
tidak akan pernah hilang dari wacana suatu bangsa. Oleh karena itu, agenda
pembangunan sektor pendidikan selalu ada dan berkembang sesuai dengan dinamika
kehidupan masyarakat suatu bangsa.
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam
setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan
mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi
lebih baik ke depan.
Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan
tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik. Jadi secara
umum evaluasi adalah suatu proses sistemik umtuk mengetahui tingkat keberhasilan
suatu program. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk
mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan
mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai
dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.
Selain itu makalah ini memaparkan tentang sumber daya yang berperan dalam
pendidikan SD. Makalah ini akan mengkaji potret sumber daya di SD, yang mencakup
jenis-jenisnya, cara pengadaannya perannya, dalam penyelenggaraan pendidikan SD,
serta implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan SD, serta berbagai sumber daya
yang berperan dalam memutar roda pendidikan di SD.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana evaluasi program pembelajaran di sekolah dasar?
2. Bagaimana sumber daya di sekolah dasar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui evaluasi program pembelajaran di sekolah dasar.
2. Untuk mengetahui sumberdaya di sekolah dasar.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Modul 11 Evaluasi Progam Pembelajaran Di Sd
A) KB 1 Hakikat dan potret evaluasi program pembelajaran di sd
Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin (2008: 3 – 4) ada dua istilah,
yaitu “program” dapat diartikan sebagai “rencana”. Jika seorang siswa ditanya oleh
guru, apa programnya setelah lulus dalam menyelesaikan pendidikan di sekolah yang
diikuti, maka arti “program” dalam kalimat tersebut adalah rencana atau rancangan
kegiatan yang akan dilakukan setelah lulus. Rencana ini mungkin berupa keinginan
untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, mencari pekerjaan, membantu
orang tua dalam membina usaha, atau mungkin juga belum menenukan program
apapun.
Apabila program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi progam, maka program
didefinisikan sebagai satu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam program yang
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang. Dalam pengertian tersebut ada empat unsur pokok untuk dapat dikategorikan
sebagai program, yaitu:
a. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan seksama. Bukan asal
rancangan, tetapi rancangan kegiatan yang disusun dengan pemikiran yang cerdas
dan cermat.
b. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari satu kegiatan ke kegiatan
yang lain. Dengan kata lain ada keterkaitan antar kegiatan sebelum dengan
kegiatan sesudahnya.
c. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik organisasi formal
maupun organisasi non formal bukan kegiatan individual,
d. Kegiatan tersebut dalam implementasi atau pelaksanaanya melibatkan banyak
orang, bukan kegiatan yang dilakukan oleh perorangan tanpa ada kaitannya
dengan kegiatan orang lain.
Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program, karena pembelajaran yang
baik memerlukan perencanaan yang matang dan dalam pelaksanaanya melibatkan
berbagai orang, baik guru maupun siswa, memiliki keterkaitan antara kegiatan
pembelajaran yang satu dengan kegiatan pembelajaran yang lain, yaitu untuk
mencapai kompetensi bidang studi yang pada akhirnya untuk mendukung pencapaian
3
kompetensi lulusan, serta berlangsung dalam organisasi. Agar pembelajaran bisa
berjalan dengan efektif dan efisien, maka perlu kiranya dibuat suatu program
pembelajaran. Menurut menurut Sudarwan Danim (2007: 12 -13, Program
pembelajaran yang biasa disebut juga dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) merupakan panduan bagi guru atau pengajar dalam melaksanakan
pembelajaran. Program pembelajaran yang dibuat oleh guru tidak selamanya bisa
efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik, oleh karena itulah agar program
pembelajaran yang telah dibuat yang memiliki kelemahan tidak terjadi lagi pada
program pembelajaran berikutnya, maka perlu diadakan evaluasi program
pembelajaran.
Evaluasi program adalah pendekatan formal yang digunakan untuk menilai
kebijakan pekerjaan/program tertentu.Sebagai suatu pendekatan formal yang
sistematis,evaluasi program sering disebut sebagai penelitian evaluasi,yaitu
penelitian yang hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan misalnya untuk
merancang perbaikan,melanjutkan program/menghentikan program.
Kerugian yang terjadi bila evaluasi tidak pernah dilakukan, yaitu :
a. Guru dan sekolah tidak pernah tahu kualitas program yang ditawarkan
b. Budaya untuk melakukan perbaikan secara sistematis tidak pernah terjadi
karena tidak pernah tersedia informasi.
c. Para guru tidak tertantang untuk mengembangkan profesionalitas secara
berkelanjutan
d. Para siswa belajar secara rutin karena tidak pernah ada upaya perbaikan
sistematis yang dilakukan.
CIPP (Context, Input,proces,Product)adalah salah satu model yang populer.
Context terkait dengan lingkungan tempat program beroperasiseperti karakteristik
masyarakat tempat berlangsungnya program pemberantasan buta aksara (PBA). Jika
model CIPP diterapkan pada evaluasi pembelajaran ,maka yang menjadi sasaran
penilaian adalah seluruh aspek program pembelajaran,mulai dari lungkungan
pembelajaran sbg context,kurikulum silabus perencanaan pembelajaran buku
fasilitas/alat peraga guru siswa sbg input,pelaksanaan pembelajaran sbg proses,hasil
belajar siswa sbg product.
Tujuan evaluasi program adalah untuk mengetahui kualitas program
pembelajaran termasuk untuk mengkaji kekuatan dan kelemahanya.Secara khusus
tujuan nya adalah:
4
a. Lingkungan sekolah menunjang terjadinya pembelajaran
b. Rencana yang dibuat guru dapat dilaksanakan
c. Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran
d. Guru menunjukan semangat dalam pembelajaran
e. Penilaian proses pembelajaran dilakukan secara sistematis
f. Hasil belajar siswa memenuhi harapan guru.
Komite sekolah mempunyai peran dalam peningkatan mutu pelyanan
pendidikan yang meliputi perencanaan,pengawasan,evaluasi program
pendidikan(UU no 20/2003 ttg sistem pendidikan pasal 56). Evaluasi program yang
dilakukan guru harus diawali dengan keinginan untuk mengkaji ulang apa yang
terjadi selama pembelajaran.
Potret Evaluasi Program Pembelajaran
Potret evaluasi program pembelajaran di SD masih remang-remang. Di tingkat
kelas dapat diketahui bahwa dalam rencana pembelajaran, evaluasi program sudah
direncanakan, namun pelaksanaannya masih menjadi tanda tanya. Disamping itu,
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) yang dapat dikatakan merupakan evaluasi
program yang langsung ditindak lanjuti, mulai tumbuh, baik yang dilakukan oleh
guru sendiri, maupun secara kolaboratif.
Ditingkat sekolah, evaluasi progran pembelajaran dilakukan melaui rapat guru,
minimal pada setiap akhir semester, sedangkan evaluasi program yang dilakukan
secara formal oleh satu tim dengan melibatkan komite sekolah masih belum banyak
ditemukan.
B) KB 2 langkah-langkah dan tindak lanjut evaluasi program pembelajaran
Langkah penilaian yang dilakukan oleh guru, yaitu:
a. Pada awal semester guru menginformasikan silabus mata pelajaran yang
memuat rancangan dan kriteria penilaian.
b. Mengembangkan indikator pencapaiankompeyensi dasar dan
memilih teknik penilaian yang sesuai.
c. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian
d. Melaksanakan penilaian
e. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar
peserta didik
f. Mengembalikan hasil pekerjaan siswa yang sudah diberi komentar.
g. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
5
h. Melaporkan hasil penilain kepada pimpinan satuan pendidikan pada setiap
akhir semester dala bentuk nilai prestasi belajar dan deskripsi singkat.
Langkah langkah untuk melakukan evaluasi program pembelajaran
oleh guru dapat dibuat sebagai berikut:
a. Menilai/mereviu rencana pembelajaran /RPP dengan menggunakan format
telaah RPP.
b. Menilai pelaksanakan /proses pembelajaran melalui refleksi dan dialog
dengan siswa.
c. Menganilis hasil belajar siswa.
d. Menyimpulkan kualitas (kualitas/kelemahan)pembelajaran.
e. Menindaklanjuti temuan pada nomor 4 ketika merencanakan pembelajaran
berikutnya.
Langkah–langkah Evaluasi Program Pembelajaran Oleh Sekolah
Dalam lampiran Peraturan Menteri No. 20/2007 tentang standar penilaian
pendidikan, telah ditetapkan kegiatan yang harus dilakuakan oleh sekolah dalam
menilai hasil belajar siswa bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi siswa
dalam semua mata pelajaran. Kegiatan yang harus ditempuh sekolah dapat dibuat
dalam langkah-langkah evaluasi sebagai berikut:
1. Menetukan KKM untuk setiap mata pelajaran.,kegiatan ini dilakukan
melalui rapat dewan pendidik(rapat guru)dengan mempertimbangkan
karakteristik siswa, mata pelajaran, kondisi satuan pendidikan.
2. Mengoordinasikan ulangan tengah semester,ulangan akhir semester,ulangan
kenaikan kelas.
3. Menentukan kriteria kenaikan kelas.
4. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuksemua kelompok mata
pelajaran.
5. Melaporkan pencapain hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan kabupaten.
Evaluasi program yang dilakukan oleh sekolah mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Mengembangkan desain evaluasi program
Meliputi latar belakang dilakukanya penilaian program,masalah yang akan
dijawab melalui penilaian program,tujuan penilaian ,sasaran penilaian teknik
dan instrumen pengumpul data,serta analisis data.
6
2. Mengembangkan instrumen
Dimulai dengan pembuatan kisi-kisi instrument yang menjabarkan variabel
penilaian menjadi indikator dan kemudian menetapkan teknik dan instrumen
yang sesuai untuk setiap variabel.
3. Melaksanakan penilaian atau mengumpulkan data
Dilakukan sesuai dengan desain desan evaluasi dengan menggunakan instrumen
yang telah dikembangkan
4. Menganalis data
Data dianalisis dengan mengorganisasikan data sesuai dengan jenisnya,hingga
dapat ditafsirkan dan dideskripsikan.
5. Menulis laporan

B. Modul 12 Sumber Daya Sekolah Dasar


A) Potret sumber daya di sekolah dasar
1. Potret sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana SD pada umumnya sangat bervariasi, dari yang paling
terbatas sampai yang paling mewah. Namun gambaran ideal sarana dan prasarana
yang seyogyanya tersedia sesuai dengan yang di tetapkan dalam perundangan. PP
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 42
menetapkan bahwa sarana dan prasarana yang harus ada pada setiap satuan
pendidikan sebagai berikut :
a. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang di perlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
b. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan,ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah
raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi dan ruang/ tempat
lain yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Sebuah SD yang ideal seyogianya mempunyai sarana dan prasarana belajar
yang lengkap seperti yang dideskripsikan di atas. Namun tidak selamanya
7
demikian, masih banyak SD yang serba kekurangan. Menyimak uraian diatas
tidak dapat dipungkiri, bahwa peran sarana dan prasarana di SD sebgai penunjang
berlangsungnya pembelajaran, sangat tergantung dari kreativitas yang
memanfaatkannya, dalam ini guru, siswa, dan tentu saja kepala sekolah, sarana
dan prasarana yang melimpah tidak akan berfungsi sama sekali jika guu dan siswa
tidak mau memanfaatkannya. Sebaliknya jika dimanfaatkan secara efektif akan
mampu memernkan fungsi maksimal sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
2. Potret Sumber Daya Manusia Di SD
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 35
menetapkan bahwa; “tenaga kependidikan pada SD/ MI atau bentuk lain yang
sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi,
tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah”. Pada
kenyataannya, Sumber Daya Manusia (SDM) di SD ( pendidik dan tenaga
kepandidikan) terdiri dari guru, kepala sekoah dan penjaga sekolah yang
merangkap sebagai tenaga kebersihan. Umunya tenaga administrasi dan
pustakawan tidak ada di SD.
Menurut PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, pasal
38 ayat 2. Kriteria untuk menjadi kepala SD/MI adalah sebagai berikut :
a. Berstatus sebagai guru SD/MI
b. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagi agen pembelajaran
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun di SD/MI
d. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang
kependidikan.
Standar Kopetensi kepala sekolah di pilah menjadi 4 rumpun sebagai
berikut :
a. Kompetensi kpepribadian
b. Kompetisi manajerial
c. Kompetensi Supervisi
d. Kompetisi sosial
3. Potret Sumber Dana Di Sd
Meskipun banyak yang mengatakan bahwa kemauan dan kemampuan
adalah modal utama dalam menjalankan satu usaha, termasuk penyelenggaraan

8
pendidikan, namun tidak dpat di pungkiri bahwa dana sering merupakan kunci
utama berlangsung tidaknya satu kegiatan.
Standar pembiayaan yang merupakan pasal 62 Peraturan Pemerintah
Nomor 19/2005 tentang standar Nasional pendidikan mencantumkan ketentuan-
ketentuan berikut :
a. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
operasional.
b. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya
manusia dan modal kerja tetap.
c. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
d. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi:
a) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang
melekat pada gaji
b) Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai
c) Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa biaya ar, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll.
B) Sumber daya yang berasal dari luar sekolah dasar
Bagi SD yang sarana dan prasarana yang sangat terbatas bisa menggunakan atau
memanfaatkan lingkungan sekolah di luar SD. Kunci dari semua ini adalah prakarsa
dari kepala sekolah dan pak guru, kemudian diikuti dengan jalinan komunikasi yang
baik antara sekolah dan perangkat atau pamong desa. Tanpa adanya prakarsa,
keterbatasan sarana dan prasarana akan merampas kesempatan sisiwa untuk
menghayati proses pembelajaran yang menantang, dan semestinya dihayati.
1. Sumber Daya Manusia
Penyelenggaraan pendidikan SD menjadi tanggung jawab pemerintah
(pusat dan daerah), di samping melibatkan melibatkan masyarakat untuk berperan
serta. Oleh karena itu,keberlangsungan roda pendidikan di SD juga di tentukan
oleh banyak SDM, baik yang berada di SD sendiri maupun yang berada di luar
SD. SDM yang berasal dari luar SD yaitu: pengawas SD, kepala Dinas
9
Pendidikan (dari kecamatan sampai provinsi), Menteri Pendidikan Nasional,
Komite Sekolah, dan dewan pendidikan.
a. Kriteria minimal menjadi pengawas satuan pendidikan
a) Berstatus sebagai guru sekurang – kurangnya 8 tahun atau kepala sekolah
sekurang – kurangnya 4 tahun
b) Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan
pendidikan
c) Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.
b. Kepala Dinas Pendidikan
Kebijakan dan koordinasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di SD, antara lain meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a) Penetapan kalender akademik
b) Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan penjaminan mutu pendidikan
c) Penetapan kebijakan dalam peningkatan relevansi pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat
d) Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualifikasi dan
kemampuan guru sebagai pendidik profesional
Kebijakan dan koordinasi yang dikeluarkan dan dilakukan oleh Dinas
Pendidikan kabupaten/kota, antara lain sebagai berikut :
a) Mengoordinasikan dan mensupervisi pengembangan kurikulum tingkat
satuan pendidikan
b) Menetapkan kalender akademik dengan berpedoman pada kebijakanDinas
Pendidikan Provinsi
c) Mengoordinasi berbagai upaya peningkatan dan penjaminan mutu
pendidikan
d) Mengoordinasi berbagai upaya peningkatan kualifikasi dan kemampuan guru
sebagai pendidik profesional
e) Menetapkan muatan lokal dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat.
c. Menteri Pendidikan Nasional
Menteri Pendidikan Nasional bertanggung jawab terhadap pengelolaan
sistem pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No.
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal, pasal 50, ayat (1). Sisitem
10
pendidikan nasioanl berlaku bagi seluruhjenjang dan jenis pendidikan, termasuk
pendidikan SD yang berada pada jenjang pendidikan dasar. Dengan demikian,
tanggung jawab tertinggi penyelengaraan pendidikan SD juga berada di tangan
Mendiknas.
d. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai
unsur masyarakat yang peduli pendidikan. Komite sekolah adalah “lembaga
mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah,
serta toko masyarakat yang peduli pendidikan” (UU No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 1).
Setiap sekolah, termasuk SD mempunyai komite sekolah, sedangkan
dewan pendidikan hanya ada di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
Peran komite sekolah ini sangat sentral dalam penyelenggaraan pendidikan
dasar dan menengah
e. Dana
Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari berbagai sumber,
yaitu yang utama dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di samping itu,
dana pendidikan juga berasal dari orang tua murid/masyarakat yang disalurkan
melalui komite sekolah, yang peruntukkannya sudah dirancang terlebih dahulu.
Dana BOS atau bantuan operasional sekolah merupakan program
pemerintah yang berasal dari dana subsidi BBM yang bertujuan untuk
membebaskan biaya bagi siswa yang tidak mampu dan meringankan bagi siswa
lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Yang berhak menerima
dana BOS adalah semua sekolah tingkat SD dan SMP, baik negeri maupun
swasta di seluruh undonesia. Penggunaan dana BOS meliputi pembiayaan
kegiatan berikut ini :
1. Kegiatan penerimaan siswa baru.
2. Pembelian buku teks pelajaran.
3. Pembelian bahan-bahan habis pakai.
4. Kegiatan kesiswaan.
5. Ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar
siswa.
6. Pengembangan profesi guru.
7. Perawatan sekolah.
11
8. Langganan daya dan jasa.
9. Honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer
sekolah.
10. Bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin.
11. Biaya asrama/pondokan dan pembelian peralatan inadah.
12. Pengelolaan BOS
 Dana BOS tidak boleh :
1. Disimpan dengan tujuan mendapatkan bunga.
2. Dipinjamkan kepihak lain.
3. Digunakan untuk membayar bonus.
4. Digunakan untuk membangun gedung/ruangan baru.
5. Dugunakan untuk membeli peralatan yang tidak mendukung proses
pembelajaran.
6. Di tanam sebagai saham.
7. Digunakan untuk membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai
secara penuh dari sumber dana pemerintah pusat atau daerah.
 Munitoring dan pengawasan dana BOS dilakukan oleh:
1. Tim monitoring Independen
2. Unsur masyarakat dari unsur Dewan Pendidikan
3. Unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di sekolah
 Sanksi penyalahgunaan dana BOS:
1. Penerapan sanksi kepegawaian
2. Penerapan tuntunan perbendaharaan dan ganti rugi
3. Penerapan proses hukum
4. Pemblokiran dana

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peningkatan kualitas pembelajaran membutuhkan adanya peningkatan kualitas
program pembelajaran secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Untuk
meningkatkan kualitas program pembelajaran membutuhkan informasi tentang
implementasi program pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat diperoleh dengan
dilakukannya evaluasi terhadap program pembelajaran secara periodik
SDM dan lembaga yang sangat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan SD,
meliputi pengawas SD, kepala Dinas Pendidikan, Menteri Pendidikan Nasional, yang
semuanya merupakan pejabat pemerintah, serta dewan pendidikan dan komite sekolah
yang anggota-anggotanya merupakan representasi dari masyarakat yang peduli
pendidikan

13
DAFTAR PUSTAKA
IG.A.K. wardani, et. Al (2014). Perspektif Pendidikan SD. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka

14

Anda mungkin juga menyukai