Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH :

KUMPULAN PROYEK PENDIDIKAN

MATA KULIAH:

MANAJEMEN PROYEK PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : Prof. Raihani,S.Ag,M.Ed,Ph.d

OLEH :

ABDUL AZIZ : 11810310549

KELAS

AP 5A

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh

Segala puji bagi allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kita ni’mat
kesehatan dan kesempatan agar dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“Kumpulan Proyek Pendidikan” shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad shallahu alaihi wasallam yang telah membawa kita dari alam kegelapan sampai
alam yang terang benderang yang diterangi oleh islam iman. Dalam penyusunan makalah ini
tak luput dari kesalahan dalam penyusunan makalah. Dan demi menghasilkan makalah yang
lebih kami mengharapkan keritik dan saran dari para pembaca.

Demikian lah makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya dan mudah-mudahan
bisa bermanfaat dalam menambah wawasan pembaca dalam manajemen pendidikan dan
pelatihan.

Sekian dan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru , 1januari 2020

Penyusun.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

C. Tujuan penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

A. Pengertian Proyek Pendidikan...............................................................3

B. Tujuan Proyek Pendidikan.....................................................................4

C. Jenis Proyek Pendiidkan.........................................................................6

1. Proyek Bantuan Meningkatkan Manajemen Mutu ...............................6

2. Proyek Perpustakaan..............................................................................7

3. Proyek Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS)..............................................................................................8

4. Proyek Peningkatan Mutu Guru............................................................10

5. Proyek Pengadaan Buku Paket..............................................................11

6. Proyek DBL (Dana Bantuam Lansung).................................................12

7. Proyek Bantuan Operasional Sekolah (BOS)........................................13

8. Provek Bantuan Khusus Murid..............................................................14

9. Proyek Bantuan Imbal Swadaya............................................................15

BAB III PENUTUP......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu komponen utama pendidikan yang berperan
penting dalam meningkatan mutu pendidikan. Dari sekian banyak subsistem
yang memberikan kontribusi terhadap kualitas proses dan keluaran
pendidikan, dalam makna educational outcomes, subsistem tenaga
kependidikan atau guru telah memainkan peranan yang paling esensial.1
Karena memang untuk membangun pendidikan yang bermutu, yang
paling penting bukanlah membangun gedung sekolah yang bagus ataupun
sarana dan prasarananya, melainkan dengan upaya peningkatan proses
pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas.2
Guru memegang peranan sentral dalam pengendalian kegiatan belajar
mengajar dan merupakan ujung tombak yang sangat menentukan bagaimana
proses pembelajaran dilangsungkan.3 Ditangan gurulah, kurikulum, sumber
belajar, sarana dan prasarana serta iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang
berarti bagi peserta didik. Oleh karenanya, kerap kali guru menjadi pihak
yang dipersalahkan ketika pendidikan menunjukkan hasil yang
mengecewakan, dan kualitas guru pun menjadi dipertanyakan.
Upaya lain yang terus dilakukan adalah memanfaatkan dana pendidikan
dalam berbagai proyek pendidikan demi peningkatan mutu pendidikan
melalui peningkatan dan penguatan kurikulum. Proyek tersebut diantaranya
adalah proyek MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah),
Proyek Perpustakaan, Proyek BOMM (Proyek Bantuan Meningkatkan
Manajemen Mutu), Proyek BIS (Bantuan Imbal Swadaya), Proyek
Peningkatan Mutu Guru, Proyek Pengadaan Buku Paket, Proyek DBL (Dana

1
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), hlm.17.
2
Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, (Yogyakarta: Hikayat Publishing),
hlm. 131.
3
Mohamad Surya, Percikan Perjuangan Guru, (Semarang: CV Aneka Ilmu, 2003),
hlm.2.

1
Bantuan Langsung), BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dan BKM
(Bantuan Khusus Murid).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penjelasan proyek pendidikan?
2. Bagaimanakah tujuan proyek pendidikan?
3. Bagaimanakah jenis proyek pendidikan?
C. Tujuan
1. Dapat mengengetahui penjelasan proyek pendidikan
2. Dapat mngetahui tujuan proyek pendidikan
3. Bagaimanakah jenis proyek pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian proyek pendidikan


Pendidikan merupakan hal penting dan akan terus berkembang seiring
berjalannya zaman. Perkembangan pendidikan merupakan konsekuensi dari
perkembangan berbagai aspek multidimensional di Indonesia, seperti
teknologi, sosial, dan politik. Namun dilihat dari kualitas yang ada sekarang,
nampaknya pendidikan belum mampu berkembang mengikuti zaman yang
semakin dinamis. Berbagai upaya pun di lakukan oleh pemerintah Indonesia
untuk menyelesaikan permasalahan ini. Beberapa penerapan pola peningkatan
mutu di Indonesia telah banyak dilakukan, akan tetapi masih belum dapat
secara langsung memberikan efek perbaikan mutu tersebut.
Proyek adalah suatu usaha sementara untuk mencapai beberapa tujuan
tertentu dalam waktu yang ditetapkan. Karena merupakan kegiatan praktis
yang dilakukan di luar operasi normal, akan perlu menggunakan pendekatan
yang berbeda untuk pekerjaan yang terlibat untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Menurut Lientz dan Rea, proyek didefinisikan sebagai usaha atau
cara terorganisir untuk mencapai tujuan dan manfaat spesifik dalam jangka
waktu dan anggaran yang telah ditentukan. Menurut DR. J.B. Sumarlin di
dalam bukunya ’’pokok-pokok Perencanaan Proyek” menyatakan bahwa
proyek adalah unit kegiatan yang direncanakan dan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan akan sesuatu barang dan atau jasa yang diinginkan.
Menurut Ir. Sutomo Kayatmo di dalam bukunya ”Uraian lengkap Metode
Network Planning” mengetengahkan suatu pengertian proyek sebagai suatu
rangkaian kegiatan-kegiatan aktifitas yang mempunyai tujuan tertentu dan
mempunyai saat permulaan dan saat berakhir. Jadi yang dimaksud adanya
tujuan tertentu di sini merupakan ujung akhir baik dipandang dari sudut
logika maupun dari sudut waktu. Menurut Prof. H. Bintoro Tjokroamidjojo,
proyek adalah unit yang paling baik untuk pelaksanaan perencanaan
operasional dari aktifitas investasi dengan kegiatan yang saling berkaitan
untuk mencapai suatu hasil tujuan tertentu (product goal), dalam jangka

3
waktu tertentu. Jangka waktu tertentu dalam hal ini dimaksudkan merupakan
kegiatan yang tidak berlaku terus menerus non repetitif.
Agus Maulana dalam terjemahannya sistem pengendalian manajemen
Robert N. menyebutkan bahwa proyek adalah seperangkat kegiatan yang
dimaksudkan untuk mencapai hasil akhir yang cukup penting bagi
manajemen. Koolma dan van de Schoot terjemahan Soeheba Kramadibrata
menyebutkan bahwa Proyek adalah suatu tugas yang perlu didifinisikan dan
terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara kongkrit serta yang harus
diselesaikan dalam kurun waktu yang tertentu dengan menggunakan tenaga
manusia terbatas dan menggunakan alat-alat terbatas pula dan semakin rumit
dan barunya sehingga diperlukan suatu jenis pimpinan dan bentuk kerjasama
yang berlainan dari biasa yang dilakukan. Jadi pada dasarnya proyek
merupakan seperangkat kegiatan untuk menyelesaikan produk tertentu secara
efektif dan efisien. Proyek didefinisikan sebagai sebuah rangkaian aktifitas
unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan
dalam perionde waktu tertentu pula.4

B. Tujuan Proyek Pendidikan


Mengelola sebuah proyek pendidikan bukan hanya berbicara teknis
dan organisatoris, tetapi juga merupakan pengelolaan sumbar daya manusia.
Komunikasi dan teamworking yang buruk, kurangnya dukungan
manajemen, atau buruknya perencanaan merupakan alasan utama kegagalan.
Kemampuan yang dapat menentukan kesuksesan dari sebuah proyek
tergantung dari kemampuan untuk mengelola intangible skills yang lebih.
Kesuksesan sebuah proyek pendidikan tergantung dari siapa yang
mengelolanya. Dengan demikian diperlukan seorang pimpinan yang dapat
bekerja aktif, dinamis, dan efektif, serta penuh kompetensi baik dari level
teknis maupun manajerial dan didukung pengalaman yang juga mumpuni.
Hal tersebut tidaklah berlebihan, melihat bahwa tugas pokok, fungsi, dan

4
No.1 Rita Aryani “Urgensi Manajemen Proyek Dalam Manajemen Pendidikan”
, Rita_ Aryani.vol .XV No.1, 2018, hlm 95.

4
tanggung jawab dari seorang project manager luar biasa rumit. Tuntutan
untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan manajemen proyek bagi
para pimpinan akan meningkat di masa datang. Untuk itu, para pimpinan
perlu memahami dan mengantisipasi peran apa yang akan dilakukan dalam
masa mendatang. Peran tersebut sangat tergantung pada level manajemen
proyek yang akan dijalaninya, yang pada gilirannya akan menuntut tingkat
kompetensi yang berbeda. Selain itu, seorang pimpinan proyek bertugas
mengimplementasikan rencana proyek pendidikan dan pelaksanaannya,
selain itu juga mereka bertanggung jawab untuk membina hubungan
kooperatif dengan para pihak yang terlibat baik dalam struktur horizontal
maupun vertical. Jika terjadi hal yang tidak diharapkan, pimpinan proyek
langsung menjaga dan mengantisipasi agar proyek berjalan sesuai rencana.
Adakalanya mereka harus keluar jalur untuk melakukan inovasi untuk
merespon peluang dan ancaman yang tak terduga.
Manajemen proyek adalah disiplin untuk memulai, merencanakan,
melaksanakan, mengendalikan, dan menutup kerja tim untuk mencapai
tujuan tertentu dan memenuhi kriteria keberhasilan yang spesifik pada waktu
yang ditentukan. Proyek adalah usaha sementara yang dirancang untuk
menghasilkan produk, layanan atau hasil yang unik dengan awal dan akhir
yang jelas (biasanya dibatasi waktu, dan sering dibatasi oleh pendanaan atau
kepegawaian) yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang unik,
biasanya untuk menghasilkan perubahan yang bermanfaat atau nilai tambah.
Sifat sementara proyek berbeda dengan kegiatan pada umumnya (atau
operasional), yaitu aktivitas fungsional berulang, permanen, atau semi
permanen untuk menghasilkan produk atau layanan. Dalam prakteknya,
pengelolaan pendekatan produksi yang berbeda tersebut memerlukan
pengembangan keterampilan teknis dan strategi manajemen yang berbeda.
Tantangan utama manajemen proyek adalah mencapai semua tujuan
proyek dalam batasan yang diberikan. Informasi ini biasanya dijelaskan
dalam dokumentasi proyek, dibuat pada awal proses pengembangan.
Kendala utama adalah ruang lingkup, waktu, kualitas dan anggaran.
Tantangan sekunder dan yang lebih ambisius adalah mengoptimalkan

5
alokasi masukan yang diperlukan dan menerapkannya untuk memenuhi
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Objek manajemen proyek adalah
menghasilkan sebuah proyek lengkap yang sesuai dengan tujuan klien.
Dalam banyak kasus, tujuan dari manajemen proyek juga untuk membentuk
atau mereformasi permintaan klien agar dapat memenuhi tujuan klien
dengan tepat. Begitu tujuan klien ditetapkan secara jelas, hal itu harus
berdampak pada semua keputusan yang dibuat oleh orang lain yang terlibat
dalam proyek tersebut, seperti manajer proyek, perancang, kontraktor, sub-
kontraktor, dsb. Jika tujuan manajemen proyek tidak jelas atau terlalu ketat,
maka akan memiliki efek yang merugikan pada pengambilan keputusan,
berbagai upaya yang telah dilakukan dan adapun proyek-proyek yang telah
diluncurkan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
diantaranya ialah :
a. Proyek Pembangunan Kurikulum
b. Proyek Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
c. Proyek Perpustakaan
d. Proyek Bantuan Meningkatkan Manajemen Mutu (BOMM)
e. Proyek Bantuan Imbal Swadaya (BIS)
f. Proyek Pengadaan Buku Paket
g. Proyek Peningkatan Mutu Guru
h. Dana Bantuan Langsung (DBL)
i. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
j. Bantuan Khusus Murid (BKM)

C. Jenis-jenis Proyek Pendidikan


1. Proyek Bantuan Meningkatkan Manajemen Mutu
Mutu merupakan sesuatu yang dianggap salah satu bagian penting,
karena mutu pada dasarnya menunjukkan keunggulan suatu produk jika
dibandingkan dengan produk lainnya. Penignkatan mutu merupakan usaha
dari setiap lembaga-lembaga penghasil produk barang tetapi juga produk
jasa. Demikian halnya dalam pendidikan mutu merupakan bagian penting
untuk diperhatikan.

6
Pentingnya manajemen dalam penyelenggaraan sebuah organisasi
merupakan hal yang mutlak diperlukan, demikian halnya dalam
pendidikan manajemen merupakan hal yang penting. Lembaga/
perusahaan yang bergerak dalam bidah pengelolaan barang memerlukan
manajemen yang baik. Lembaga pendidikan adalah lembaga yang
menegelola manusia dan bertujuan menciptakan manusia-manusia
berkualitas, tentunya hal ini lebih memerlukan pemikiran yang lebih ekstra
dibandingkan lembaga-lembaga pengelola barang.
Hoy, Jardine and Wood menjelaskan “quality in education is an
evaluation of the process of educating which enhances the need to
achieve and develop the talents of the customers of the process, and at
the same time meets the accountability standards set by the clients who
pay for the process or the outputs from the process of educating”.
Pendapat ini menjelaskan bahwa mutu dalam pendidikan adalah evaluasi
proses pendidikan yang meningkatkan kebutuhan untuk mencapai dan
proses mengembangkan bakat para pelanggan (peserta didik), dan pada
saat yang sama memenuhi standar akuntabilitas yang ditetapkan oleh
klien (stakeholder) yang membayar untuk proses atau output dari proses
pendidikan.
Orientasi manajemen mutu sekolah adalah peningkatan mutu
layanan pendidikan, memperbaiki produktifitas dan efisiensi pendidikan
melalui perbaikan kinerja sekolah serta peningkatan mutu kinerja dalam
upaya menghasilkan lulusan pendidikan yang memuaskan atau
memenuhi kebutuhan stakeholders. Secara pendidikan internal,
stakeholders meliputi : peserta didik, guru, kepala sekolah dan tenaga
kependidikan lainnya. Sedangkan stakeholder secara pendidikan
eksternal meliputi : calon peserta didik, orang tua, pemerintah (pusat dan
daerah), masyarakat umum serta masyarakat khusus seperti dunia usaha
dan dunia industri.

2. Proyek Perpustakaan

7
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga
informasi yang baik apabila ditunjang dengan manajemen yang
memadai, seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen
dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha memfungsikan dari
sesuai ketentuan lembaga/perpustakaan.
Perpustakaan adalah salah satu bagian kelengkapan yang
harus ada disetiap lembaga pendidikan formal maupun non-formal
diberbagai tingkatan. Karena perpustakaan dianggap sebagai guru
kedua, setelah guru yang ada di sekolah tersebut.
Hal ini disebabkan perpustakaan adalah sebuah tempat
dimana didalamnya terdapat banyak ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi siswa untuk diketahui. Peran perpustakaan
sangatlah signifikan dalam mencerdaskan masyarakat
penggunanya, khususnya dalam mencetak siswa berprestasi.
Fasilitas perpustakaan yang baik, membuat siswa bisa dan terbiasa
belajar dengan baik. Sinergi antara siswa dan pustakawan, akan
berbuah prestasi bagi siswa serta kinerja yang baik bagi
pustakawan. Dengan koleksi uptodate yang terus berganti, siswa
menjadi kaya akan wawasan, ilmu pengetahuan, informasi, tidak
gaptek serta menjadi siswa pintar yang mempunyai segudang
prestasi. Siswa yang senang dan sering memanfaatkan
perpustakaan sebagai penyedia jasa informasi dan ilmu
pengetahuan, akan terbantu dalam mewujudkan prestasi dan
Kepemimpinan yang kuat dan memiliki tujuan (visi)

3. Proyek Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)

Manajemen berbasis sekolah a merupakan salah satu model


manajemen strategi meningkatkan pencapaian tujuan melalui pengerahan
sumber daya internal dan eksternal.5 Manajemen berbasis sekolah

5
Yusnaini, “Tugas Kepala Sekolah dalam Peningkatan Asas Manajemen
Berbasis Sekolah,” Al-Ta’lim 13, no. 1 (2014), hlm. 153.

8
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik dan
dapat bersaing secara nasional dan internasional dibidang pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu
sendiri. Banyak faktor yang terabaikan oleh pemerintah pusat (ditingkat
makro) dan sulitnya melaksanakannya ditingkat sekolah (mikro).6 Oleh
karena itu, esensi MPMBS adalah otonomi sekolah plus pengambilan
keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah.7
MPMBS meliputi; proses belajar, perencanaan dan evaluasi
program sekolah, pengelolaan kurikulum, pengelolaan ketenagaan,
pengelolaan peralatan dan perlengkapan, pengelolaan keuangan,
pelayanan siswa hubungan sekolah dengan masyarakat dan pengelolaan
iklim sekolah.8
Melalui pendekatan sistem, karakteristik MPMBS yaitu adanya
input-proses-output, digunakan untuk memandunya. Hal ini didasari oleh
pengertian bahwa sekolah merupakan sebuah sistem, sehingga
penguraian karakteristik MPMBS (yang juga karakteristik sekolah
efektif) mendasarkan kepada input, proses dan output.9
Pertama, Input Pendidikan. Input pendidikan antara lain memiliki
kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas, sumber daya tersedia dan
siap, staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi, memiliki harapan
prestasi yang tinggi, fokus pada pelanggan (khususnya siswa) dan input
manajemen.10
Kedua, Proses. Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki
sejumlah karakteriktistik proses, seperti :
a. Proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi

6
M. Yusuf Ibrahim, “Paradigma Baru dalam Pengelolaan Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah,” Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Vol. 1, no. 1 (n.d.), hlm. 33.
7
Imam machali dan Ara hidayat, Hand Book of Education Management, hlm.
367.
8
Bakhtiar, “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS),” At-
Ta’lim 12, no. 2 (2013), hlm. 179.
9
Imam machali dan Ara hidayat, Hand Book Of Education Management, hlm.
369.
10
Ibid., hlm. 373-374.

9
b. Kepemimpinan sekolah yang kuat
c. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
d. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
e. Sekolah memiliki budaya mutu
f. Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak, cerdas dan dinamis
g. Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian)
h. Partisipasi yang tinggi dari warga dan masyarakat
i. Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen
j. Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan pisik).11
Ketiga, output sekolah. Output sekolah adalah prestasi sekolah
yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah.
Pada umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu prestasi
akademik (academic achievement) dan prestasi non-akademik
(nonacademic achievement). Output prestasi akademik, misalnya, lomba
karya ilmiah remaja, lomba-lomba lain (seperti lomba bahasa inggris,
matematika, fisika), cara berpikir (kritis, kreatif/divergen, nalar, rasional,
induktif, deduktif, dan ilmiah). Output non-akademik, misalnya
keinginantahuan yang tinggi terhadap sesama, solidaritas yang tinggi,
toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olahraga, kesenian dan
kepramukaan.12

4. Proyek Peningkatan Mutu Guru

Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan (proses


pembelajaran), karena guru orang yang berhadapan langsung dengan
peserta didik. Untuk itu guru harus mampu bekerja dengan baik sehingga
peserta didik yang dihasilkan akan memilki kompetensi yang sesuai
dengan harapan. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat

11
Ibid., hlm. 371.
12
Ibid.

10
melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat
tertentu, salah satu di antaranya adalah kompetensi.
Dalam proses pendidikan guru memiliki peranan sangat penting
dan strategis dalam membimbing pesserta didik kearah kedewasaan,
kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan ujung
tombak pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru tidak
hanya menguasai bahan ajar dan memiliki kemampuan teknis edukatif
tetapi memiliki juga kepribadian dan integritas pribadi yang dapat
diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi peserta didik, keluarga
maupun masyarakat13
Dalam undang-undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 pasal
8, guru yang baik dituntut memiliki empat (4) kompetensi yakni
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kinerja Guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan
dengan komponen sekolah baik kepala sekolah, budaya/iklim sekolah,
guru, karyawan, maupun anak didik. Pidarta14 mengemukakan ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya antara lain yaitu :

a. kepemimpinan Kepala sekolah


b. budaya/ iklim sekolah
c. harapan-harapan, dan
d. kepercayaan personalia sekolah
Kinerja guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah
sistem mulai dari input, proses dan output, dalam upaya pencapaian
tujuan suatu lembaga pendidikan. Oleh karena itu, upaya peningkatan
kinerja guru dari segi profesionalisme sebagai tenaga pendidik mutlak
diperlukan.
5. Proyek Pengadaan Buku Paket

13
Sagala, S. (2011).”Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.
14
Pidarta, M. (2005).” Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar”, Seri
Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

11
Kegiatan Pengadaan Bahan mempunyai fungsi dalam layanan.
Bagian ini berfungsi sebagai penyedia bahan pustaka sebelum dilayankan
kepada pengguna jasa perpustakaan. Pengadaan bahan-bahan pustaka
adalah mengusahakan bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh
perpustakaan perguruan tinggi dan menambah bahan-bahan pustaka yang
sudah dimiliki oleh perpustakaan perguruan tinggi tetapi jumlahnya
masih kurang15
Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bidang
perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan
semua jenis koleksi bahan pustaka16.
Koleksi yang akan diadakan suatu Perpustakaan hendaknya relevan
dengan minat kebutuhan pengguna, kelengkapan isinya yang bersifat up-
to-date. Hal ini agar tidak mengecewakan pengguna yang
dilayani.Koleksi bahan pustaka perpustakaan haruslah selalu
mencerminkan kemajuan zaman. Bahan pustaka mencangkup, karya
cetak atau karya grafis seperti buku,majalah, surat kabar, dan laporan.
karya noncetak atau karya rekam seperti piringan hitam, rekaman audio,
kaset dan mikro paque serta kelongsong elektronik (cartridge) yang di
hubungkan dengan computer17
6. Proyek DBL (Dana Bantuam Lansung)
Proyek adalah keseluruhan kegiatan sementara yang dikerjakan
dalam waktu terbatas menggunakan sumber daya tertentu dengan
harapan untuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang. Sumber
daya merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam suatu
pekerjaan, baik merupakan modal, peralatan, metode, material, maupun
tenaga kerja. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja akan sangat
menentukan keberhasilan suatu proyek konstruksi. Walaupun proyek
didukung oleh modal yang cukup dan peralatan yang canggih namun jika
dikelola oleh tenaga kerja yang mempunyai kemampuan seadanya tentu

15
Ibrahim, Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi
Aksara, 2005.
16
Yulia, Yuyu dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas Terbuka,
2006.
17
Basuki, Sulistyo, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia, 1991.

12
akan sia – sia karena kinerja yang diharapkan tidak akan tercapai secara
optimal. Oleh sebab itu tenaga kerja yang ada harus dapat bekerja efektif
menurut jumlah jam kerja yang telah ditentukan serta dapat
menghasilkan volume pekerjaan yang sesuai dengan uraian pekerjaan
(efisien). Sehingga diharapkan dengan hal tersebut dapat menunjang
kemajuan serta kelancaran proyek, baik untuk tiap item pekerjaan
maupun secara keseluruhan. Proyek adalah keseluruhan kegiatan
sementara yang dikerjakan dalam waktu terbatas menggunakan sumber
daya tertentu dengan harapan untuk memperoleh hasil pada waktu yang
akan datang. Sumber daya merupakan salah satu faktor yang menentukan
dalam suatu pekerjaan, baik merupakan modal, peralatan, metode,
material, maupun tenaga kerja. Sumber daya manusia sebagai tenaga
kerja akan sangat menentukan keberhasilan suatu proyek konstruksi.
Walaupun proyek didukung oleh modal yang cukup dan peralatan yang
canggih namun jika dikelola oleh tenaga kerja yang mempunyai
kemampuan seadanya tentu akan sia – sia karena kinerja yang diharapkan
tidak akan tercapai secara optimal. Oleh sebab itu tenaga kerja yang ada
harus dapat bekerja efektif menurut jumlah jam kerja yang telah
ditentukan serta dapat menghasilkan volume pekerjaan yang sesuai
dengan uraian pekerjaan (efisien). Sehingga diharapkan dengan hal
tersebut dapat menunjang kemajuan serta kelancaran proyek, baik untuk
tiap item pekerjaan maupun secara keseluruhan.

7. Proyek Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pada awalnya BOS ini adalah
bentuk kompensasi kenaikan bahan bakar minyak pada tahun 2005
dengan tujuan awal adalah untuk mempercepat pencapaian program
Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun. Akan tetapi mulai tahun 2009 pemerintah
telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan, dan orientasi program
BOS tersebut. Program BOS untuk selanjutnya bukan hanya berperan
untuk mempertahankan jumlah peserta didik saja, namun juga harus
berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan dasar. Selain itu,
kenaikan jumlah dana BOS yang signifikan mulai tahun 2009 diharapkan

13
akan menjadikan BOS sebagai pilar utama untuk mewujudkan
pendidikan dasar tanpa dipungut biaya. (Buku Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana BOS tahun 2012 Kementerian Pendidikan dan
kebudayaan Unsur yang terlibat di dalam pengelolaan BOS adalah Tim
Manajemen BOS Pusat, Tim Manajeman BOS Provinsi, Tim Manajemen
BOS Kabupaten/Kota, dan sekolah. Semua unsur yang terlibat dalam
pengelolaan BOS ini diharapkan dapat memahami ketentuan-ketentuan
teknis yang harus dijalankan dalam rangka penyelenggaraan program
BOS. Kesalahan pemahaman oleh pengelola dapat menimbulkan
hambatan dalam pelaksanaan program BOS. (Buku Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana BOS tahun 201 Kementerian Pendidikan dan
kebudayaan) Sekolah menempati posisi yang paling penting dalam
penentuan penggunaan dana BOS, karena sekolah merupakan instansi
yang terkait langsung dengan pengelolaan dana. Menurut ketentuan, dana
BOS dikelola oleh kepala sekolah dan guru atau tenaga administrasi yang
ditunjuk sebagai bendahara BOS. Sekolah boleh menggunakan dana BOS
tersebut untuk beberapa jenis pengeluaran sesuai juklak program dan
berdasarkan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)
yang disusun oleh sekolah dan Komite Sekolah. (Buku Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana BOS tahun 2012 Kementerian Pendidikan dan
kebudayaan)
8. Provek Bantuan Khusus Murid
Setelah Pemerintah menetapkan kebijakan BOS sebagai salah satu
pendukung untuk menuntaskan program Wajar Dikdas 9 Tahun, ternyata
kebijakan BOS tersebut belum mampu menjamin seluruh masyarakat
untuk dapat sekolah, terutama bagi anak-anak usia sekolah yang berasal
dari keluarga miskin. BOS yang diberikan kepada lembaga
penyelenggara Wajar Dikdas setara SD/MI dan SMP/MTs, hanya mampu
mengurangi beban biaya pendidikan yang harus dikeluarkan masyarakat,
tetapi tidak mampu untuk membebaskan seluruh biaya pendidikan,
sehingga banyak siswa miskin yang tidak sanggup atau melanjutkan
pendidikannya karena harus mengeluarkan biaya untuk buku,

14
transportasi, seragam madrasah, sepatu, buku tulis atau biaya lainnya
yang tidak dapat dipenuhi dari dana BOS. Sementara kita semua melihat
bahwa mayoritas siswa berasal dari keluarga kurang mampu bahkan
dapat dikategorikan miskin.
Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang diberikan kepada sebagian sisa
miskin di tingkat Sekolah Dasar/MI hingga Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas/MA, walaupun jumlah siswa yang mendapatkan bantuan ini masih
sangat terbatasakan tetapi dengan program BSM ini, diharapkan dapat
membantu sebagian siswa yang berasal dari keluarga kurang
mampu/miskin di dalam membiayai sebagian kebutuhan pendidikannya,
sehingga dapat menyelesaikan pendidikannya, bahkan dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya. Bantuan Siswa Miskin ( BSM )
merupakan bantuan langsung kepada siswa yang berdasarkan kondisi
ekonomi siswa dan bukan bukan berdasarkan beasiswa prestasi. BSM
diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu, BSM memberi
peluang bagi siswa untuk mengikuti pendidikan di level yang lebih
tinggi. Selain itu, bertujuan untuk mengurangi jumlah siswa putus
sekolah akibat permasalahan biaya pendidikan. Kebijakan bantuan BSM
bertujuan agar siswa dari kalangan tidak mampu dapat terus melanjutkan
pendidikan di sekolah. Program ini bersifat bantuan bukan beasiswa,
karena jika beasiswa bukan berdasarkan kondisi ekonomi siswa,
melainkan berdasarkan prestasi. Bantuan Siswa Miskin merupakan salah
satu bentuk kompensasi pemerintah atas kenaikan harga BBM untuk
sektor pendidikan di mana bantuan ini ditujukan untuk siswa kurang
mampu agar dapat bertahan dan melanjutkan pendidikannya yang dalam
penetapan penerimanya diseleksi oleh pemerintah daerah setempat.
Melalui Program BSM, diharapkan anak usia sekolah dari
rumahtangga/keluarga miskin dapat terus bersekolah, tidak putus
sekolah, dan di masa depan diharapkan mereka dapat memutus rantai
kemiskinan yang saat ini dialami orangtuanya. Program BSM juga
mendukung komitmen pemerintah untuk meningkatkan angka partisipasi

15
pendidikan di Kabupaten/Kota miskin dan terpencil serta pada kelompok
marjinal.

9. Proyek Bantuan Imbal Swadaya


Umumnya kata kebijakan ini terkait dengan aktivitas lembaga
pemerintahan, dan biasanya pula kebijaksanaan ini timbul atau
ditimbulkan oleh permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara baik yang menyangkut sosial, ekonomi maupun
politik. Seperti, misalnya Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang
pelayanan kesehatan bagi yang miskin dengan dikeluarkannya ”jaminan
kesehatan masyarakat miskin” (jamkesmas), ini merupakan kebijakan
yang menyangkut sosial. Kebijakan subsidi BBM melalui bantuan
langsung tunai (blt) merupakan kebijakan ekonomi. Pengaturan
mengenai kepartaian atau tata cara perhitungan suara dalam Pemilu
merupakan kebijakan politik; namun untuk kebijakan politik ini akan
menyangkut lebih luas, karena kebijakan apapun baik kabijakan sosial
maupun ekonomi pada dasarnya sering dikaitkan dengan kepentingan
politik, yang ujung-ujungnya disebut pula sebagai kebijakan politik
pemerintah.
Masih banyak lagi kebijakan-kebijakan lainnya yang dikeluarkan
pemerintah dalam menanangani permasalahan, bahkan pemerintah tidak
melakukan apapun juga disebut sebagai kebijakan, misalnya kebijakan
menaikkan BBM yang diakibatkan oleh harga minyak dunia yang naik,
yang kemudian harga turun lagi, untuk beberapa waktu pemerintah tidak
melakukan penurunan atau tidak melakukan tindakan apapun, itu
merupakan suatu kebijakan pula.
Demikian pula dilingkungan regional dalam hal ini pemerintahan
daerah, banyak kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah
dalam rangka melaksanakan atau penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, termasuk didalamnya juga menyangkut sosial, ekonomi,
dan politik. Salah satu kebijakan yang diangkat dalam tulisan ini adalah
mengenai kebijakan dalam pembangunan sarana prasarana pendidikan,

16
yaitu kebijakan dalam penyaluran bantuan dana dengan pola imbal
swadaya atau gotong royong. Kebijakan yang dimaksudkan disini adalah
bahwa bantuan dana yang diberikan kepada tingkat pemerintah bawah
(Desa atau Kelurahan) dengan suatu persyaratan menyediakan
sumberdaya pendukung baik berupa dana, material, tenaga kerja yang
diperoleh dari hasil sumbangan masyarakat di lingkungan desa/lurah
tersebut; sehingga dana bantuan tersebut hanya bersifat Matching Budget
(pencocokkan anggaran) dalam rangka memenuhi kekurangan atas dana
yang terkumpul dimasyarakat sebagai hasil imbal swadaya (return self)
yang merupakan kekuatan dan kemampuan masyarakat itu sendiri
sebagai upaya mendorong kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen proyek merupakan disiplin ilmu yang harus dimiliki oleh
tiap individu profesional dalam suatu organisasi dikarenakan dinamika
organisasi yang selalu berubah mengharuskan sebuah organisasi atau lembaga
harus mampu menciptakan ide-ide baru yang diwujudkan dalam bentuk
proyek. Sifat dan keunikan proyek mengharuskan hadirnya disiplin ilmu yang
dapat mengatur dan mengelola proyek secara baik. Berbagai proyek di bidang
pendidikan yang diinisiasi oleh praktisi dan birokrasi menghadapi tantangan
yang luar biasa. Namun minimnya penguasaan manajemen proyek
menjadikan tantangan tersebut sebagai kepastian kegagalan yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan proyek-proyek tersebut secara efektif
dan efisien. Manajemen proyek bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan
dalam proyek, namun dapat secara signifikan meningkatkan ketercapaian
tujuan.

B. Saran
Demikianlah penjelasan mengenai kumpulan proyek pendidikan yang
saya kutip dari berbagai jurnal, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekhilafan, terima kasih.

18
DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, M. 2005. “Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar”, Seri


Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Bakhtiar. 2013. “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS),”


At-Ta’lim 12, no. 2.

Yusnaini. 2014. “Tugas Kepala Sekolah dalam Peningkatan Asas Manajemen


Berbasis Sekolah.” Al-Ta’lim 13, no. 1.

Ibrahim, Bafadal. 2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi


Aksara.

Imam machali dan Ara hidayat. Hand Book of Education Management.

Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.

Mohamad Surya. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang: Aneka Ilmu.

M. Yusuf Ibrahim. “Paradigma Baru dalam Pengelolaan Manajemen Peningkatan


Mutu Berbasis Sekolah”. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Vol. 1, no. 1 (n.d.).

Sallis, E. .2005. Total Quality Management in Education. London: Kogan Page


Limited.

Rita Aryani. 2018 . “Urgensi Manajemen Proyek Dalam Manajemen Pendidikan”.


Rita Aryani.vol .XV No.1.

Sagala, S. 2011.”Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”.


Bandung: Alfabeta.Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan dalam
Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung:
Pustaka Setia.

19
Suparlan. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Yulia, Yuyu dkk. 2006. Pengadaan Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas Terbuka.

20

Anda mungkin juga menyukai