Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Struktur Senyawa” yang bertujuan untuk
menyusun model setiap senyawa yang ditugaskan berdasarkan rumus molekulnya,
menggambarkan model senyawa dalam struktur tiga dimensi, menggambarkan rumus
struktur untuk setiap senyawa berdasarkan model molekul, menuliskan rumus titik
elektron yang sesuai dengan elektron valensinya, menuliskan rumus struktur dan titik
elektron untuk setiap model senyawa yang diberi asisten. Prinsip percobaan ini adalah
analisa kualitatif. Percobaan ini dilakukan dengan menyusun model bola dan tongkat
sehingga membentuk model struktur tiga dimensi dari suatu senyawa. Hasil
pengamatan yang diperoleh berupa terbentuknya model struktur tiga dimensi dari
beberapa senyawa yang memiliki ikatan tunggal, ikatan ganda dua dan ikatan ganda
tiga yang berdasarkan jumlah elektron valensinya. Adapun kesimpulan dari
percobaan ini adalah setiap senyawa memiliki struktur yang berbeda-beda sesuai
dengan elektron valensi yang digunakannya ketika berikatan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa merupakan materi yang terbentuk dari dua unsur atau lebih dengan
perbandingan tertentu yang membentuk suatu ikatan kimia. Dalam kehidupan dan
lingkungan sehari-hari banyak ditemukan senyawa-senyawa. Salah satu contoh
senyawa yang erat dengan kita ialah H2O (air). Kita tahu bahwa air tersusun atas atom
H dan O, dengan rumus H2O.

Senyawa juga memiliki struktur senyawa yang berikatan sesuai dengan


jumlah elektron valensi masing-masing atom atau unsur pembentuknya. Untuk
melihat bagaimana struktur atau bentuk molekul suatu senyawa, kita bisa
menggunakan sebuah alat peraga yang terdiri atas bulatan/bola dan batangan/tongkat.
Alat peraga ini dinamakan molymod. Molymod dapat dibongkar pasang sesuai
dengan bentuk molekul dari senyawa yang dikehendaki.

Penting bagi kita sebagai saintis untuk mengetahui bagaimana struktur suatu
senyawa dengan menyusun, melihat, dan menggambarkan model tiga dimensinya.
Percobaan “Struktur Senyawa” yang dilakukan dengan bantuan molymod dapat
membantu kita untuk mengetahui bentuk-bentuk molekul senyawa yang kita ingin
ketahui.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah menyusun model setiap senyawa
yang ditugaskan berdasarkan rumus molekulnya, menggambarkan model senyawa
dalam struktur tiga dimensi, menggambarkan rumus struktur untuk setiap senyawa
berdasarkan model molekul, menuliskan rumus titik elektron yang sesuai dengan
elektron valensinya, menuliskan rumus struktur dan titik elektron untuk setiap model
senyawa yang diberi asisten.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu
senyawa kimia dapat bersatu. Kekuatan gaya tarik-menarik ini menentukan sifat-sifat
kimia dari suatu zat. Cara ikatan kimia berubah jika suatu zat bereaksi digunakan
untuk mengetahui jumlah energi yang dilepas atau diserap selama terjadinya reaksi.
Macam-macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur atom.
Misalnya, energi ionisasi dan afinitas elektron mengendalikan sukar atau mudahnya
suatu atom menerima atau melepaskan elektron. Sifat-sifat ini tergantung dari struktur
elektron dan letak unsur itu dalam tabel periodik (Brady, 1999).
Dua atom dapat berantaraksi dan membentuk molekul. Antaraksi ini selalu
disertai dengan pengeluaran energi. Gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam
molekul disebut ikatan. Ikatan ini merupakan ikatan kimia, apabila antaraksi atom itu
menyangkut pengeluaran energi lenih dari 42 kJ per mol atom. Dalam hal ini akan
terbentuk zat baru dengan sifat-sifat yang khas. Pengetahuan tentang ikatan ini adalah
penting sekali dalam hubungannya dengan struktur molekul dan sifat-sifat lainnya.
Atom-atom dapat saling berikatan dengan cara :
a. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom yang lain
b. Pemakaian bersama elektron oleh dua atom
(Achmad, 2001).
Berikut ini beberapa gagasan dasar yang berkaitan dengan teori Lewis.
1. Elektron, terutama yang terdapat di kulit elektron terluar (valensi), memainkan
peran fundamental dalam pembentukan ikatan kimia.
2. Dalam beberapa kasus , elektron ditransfer dari satu atom ke atom lain. Ion positif
dan ion negatif terbentuk saling tarik melalui gaya elektrostatik yang dinamakan
ikatan ionik (ionic bond).
3. Dalam kasus lain, satu atau lebih pasangan elektron digunakan-bersama antara
atom-atom. Ikatan yang terbentuk oleh penggunaan-bersama elektron di antara
atom-atom disebut ikatan kovalen (covalent bond).
4. Elektron ditransfer atau digunakan-bersama sehingga setiap atom mencapai
konfigurasi elektron yang stabil. Biasanya ini disebut konfigurasi gas mulia, yaitu
konfigurasi dengan delapan elektron di kulit terluar, atau suatu oktet.
(Petrucci, 2011).
Apabila kita pelajari perubahan energi yang terjadi pada pembentukan ikatan,
kita jumpai bahwa apabila atom mendekat, maka energi mulai berkurang. Hal ini
disebabkan oleh elektron yang mendekat ke inti positif atom lain, di mana
elektronnya juga ditarik. Energi naik dengan tajam pada jarak inti yang kecil. Hal ini
disebabkan oleh penolakan di antara kedua inti. Jarak yang paling stabil (energi
terendah) di antara kedua inti terjadi apabila energi minimum. Gaya tarik-menarik
dan gaya tolak-menolak pada titik ini dalam keadaan seimbang. Kedalaman minimum
ini merupakan jumlah energi yang harus disediakan untuk memisahkan atom-atom
dan disebut energi ikatan. Jarak antara inti apabila energi dalam keadaan minimum
disebut panjang ikatan atau jarak ikatan (Brady, 1999).
Bentuk molekul atau geometri diatur oleh energinya; molekul memiliki
geometri yang memberinya energi potensial terendah. Perhitungan mekanika
kuantum yang canggih mempertimbangkan banyak sekali susunan geometri yang
memungkinkan untuk satu molekul, menghitung energi potensial total molekul itu
untuk setiap susunan, dan mengidentifikasi susunan yang memberikan energi
potensialterendah bagi molekul itu. Prosedur ini dapat ditiru dengan pendekatan
model klasik yang dipaparkan dalam bab ini dengan mempertimbangkan banyak
susunan sudut ikatan yang mungkin dan mengidentifikasi salah satu sudut ikatan yang
berkaitan dengan energi potensial terendah dari molekul itu. Karena ikatan kovalen
terbentuk melalui penggunaan pasangan elektron bersama di antara dua atom,
perubahan sudut ikatan mengubah posisi relatif pasangan elektron di seputar atom
pusat tertentu. Elektron cenderung tolak-menolak satu sama lain karena adanya
tolakan elektrostatik (Coulomb) di antara muatan yang sejenis dan karena efek
mekanika kuantum. Akibatnya, dari segi energi akan lebih baik jika elektron saling
menjauh satu sama lain. Teori VSEPR merupakan prosedur untuk memprediksi
geometri molekul dengan meminimumkan energi potensial berdasarkan tolakan
pasangan elektron (Oxtoby, 2001).
Teori tolakan pasangan-elektron kulit valensi (VSEPR, valence shell electron-
pair repulsion) dimulai dengan gagasan dasar bahwa pasangan elektron dalam kulit
valensi suau atom akan saling menolak satu sama lain. Tolakan ini juga berlaku untuk
pasangan menyendiri, yang terlokalisasi pada atom dan tidak terlibat dalam ikatan,
dan pasangan ikatan, yang secara kovalen digunakan bersama di antara atom-atom.
Pasangan elektron ini sendiri akan menmpatkan diri sejauh-juhnya agar tolakannya
minimum. Geometri molekul ini, yang didefinisikan sebagai posisi atom, kemudian
ditelusuri dari lokasi relatif pasangan elektronnya (Oxtoby, 2001).
Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan
ikatan, maka ikatan kimia dapat dibedakan menjadi 4, yaitu : ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. Ikatan ion terjadi jika atom
unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya
(membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron
besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion). Unsur yang
cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung
menerima elektron adalah unsur non logam (Barsasella, 2012).
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron
secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat
ketidakmampuan salah satu atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron
(terjadi pada atom-atom non logam). Atom non logam cenderung untuk menerima
elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk
dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk
pasangan elektron yang dipakai secara bersama. Ada 3 jenis ikatan kovalen : ikatan
kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, ikatan kovalen rangkap tiga (Barsasella,
2012).
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara
penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang
berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya
menerima pasangan elektron yang digunakan bersama. Pasangan elektron ikatan
(PEI) yang menyatakan ikatan kovalen koodinasi digambarkan dengan tanda anak
panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron
(Barsasella, 2012).
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik
yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari
elektron-elektron yang bebas bergerak. Atom logam mempunyai sedikit elektron
valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka
dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong)
sehingga elektron ddapat berpindah dari satu atom ke atom lain (Barsasella, 2012).
Atom merupakan partikel paling kecil yang masih mempunyai sifat unsur.
Menurut para ahli fisika, jari-jari suatu atom sekitar 3-15 nm. Walaupun atom tidak
dapat diliha tdengan jelas, para ahli dapat membuat perkiraan gambaran mengenai
atom berdasarkan data eksperimen dan kajian teoritis yang dilakukannya, yang
dikenal dengan model atom. Inti atom diasumsikan berisi satuan listrik positif
(proton), yang mana muatan positif itu mempunyai jumlah yang sama dengan satuan
listrik negatif (elektron), elektron tersebut terletak pada kulit setiap atom dan juga
terdapat neutron d idalam intinya (Zumdalh, 2009).
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah seperangakat
molymod dan tidak menggunakn bahan.

3.2 Cara Kerja

Molymod

disusun model molekul untuk setiap senyawa di bawah ini


(A, B, C dan D )

digambarkan model tiga dimensinya pada lembar laporan

digambarkan rumus struktur dari setiap senyawa

dituliskan rumus titik elektron sesuai dengan rumus

diperiksa kembali setiap rumus titik electron dengan jalan


menjumlahkan electron valensinya

A. Senyawa dengan ikatan tunggal


H2, Cl2, Br2, I2, HCl, HBr, HI, ICl, CH 4, CCl4, CH2I2, NH3,
H2O2, N2H4, NH2OH, CH3OH, CH3 NH2, HOCl, HOBr,
HOI.
B. Senyawa dengan ikatan ganda dua
C2H4, HONO, HCOOH, C2HCl3, CH3N2 CH3.
C. Senyawa dengan ikatan ganda tiga
N2, C2H2, HOCN,
D. Senyawa dengan ikatan ganda
CO2, C3H4, C2H2O.
E. Senyawa yang tidak ditehaui

Struktur
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia, dan Tupamaha. 2001. Struktur Atom, Struktur Molekul, dan Sistem
Periodik. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Barsasella, Diana. 2012. Buku Wajib Kimia Dasar. Trans Info Media, Jakarta.
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid 1. Terjemahan dari
General Chemistry : Principles and Stucture, oleh Dra. Sukmariah Maun
dkk. Binarupa Aksara Publisher, Tanggerang.
Oxtoby, David W. dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1.
Terjemahan dari Principles of Modern Chemistry Fourth Edition, oleh
Suminar Setiati Achmadi, Ph. D. Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern
Edisi Kesembilan Jilid 2. Terjemahan dari General Chemistry Principles
and Modern Applications Ninth Edition, oleh: Prof. Suminar Setiati
Achmadi. Erlangga, Jakarta.
Zumdahl, Steven S. 2009. Chemistry seventh edition. Houghton Mifflin Company,
U.S.A.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai