Anda di halaman 1dari 35

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS MADRASAH

DI MI AL-KHUDAMAT SUMEDANG

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar – Dasar
Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Badrudin, M.Ag., CIIQA., CEAM.

Disusun Oleh:
Firgiawan Rangga Saputra (2220060061)
Linda Tazkiyatul Munawaroh (2220060068)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita
nikmat jasmani dan Rohani yang talah memberikan nikmat akal sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman
kegelapan (Jahiliyah) menuju ke zaman yang terang benderang yang diterangi
dengan iman dan islam.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah
Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan Islam yang diampu oleh Prof. Dr. Badrudin,
M.Ag., CIIQA., CEAM. yang telah memberikan tugas kepada kami untuk
membahas satu topik mengenai Manajemen Kurikulum Madrasah. Serta terima
kasih kepada teman-teman dan pihak-pihak yang telah mendukung dalam
penyelesaian makalah ini .
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini bukanlah merupakan
makalah yang sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini.

Bandung, September 2022


Peneliti,

Firgiawan Rangga Saputra


Linda Tazkiyatul Munawaroh

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ............................................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 5

A. Pengertian Manajemen Kurikulum Madrasah ................................................. 5

B. Landasan Manajemen Krikulum Madrasah ..................................................... 7

C. Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum Madrasah .................................... 8

D. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum ........................................................ 10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 15

A. Perencanaan kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat Sumedang. 15

B. Pengorganisasian kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat


Sumedang .............................................................................................................. 21

C. Pelaksanaan kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat Sumedang .. 22

D. Evaluasi Kurikulum berbasis Madrasah di MI al-Khudamat Sumedang....... 27

BAB IV SIMPULAN ........................................................................................... 29

A. Kesimpulan .................................................................................................... 29

B. Saran .............................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin pesat menjadi sebuah tantangan baru
dalam dunia Pendidikan. Semua informasi dari satu negara ke negara lain
sangatlah cepat, seseorang bisa mendapat informasi tentang sesuatu apapun
yang jauh dengan mudah melalui perkembangan teknologi yang semakin hari
semakin cepat, hal ini tentunya akan mempengaruhi pada dunia Pendidikan.
Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan zaman ini,
dimana informasi apapun baik itu informasi yang mengandung kebaikan atau
keburukan semuanya bisa diakses oleh semua kalangan masyarakat dari
kalangan anak-anak sampai orangtua semuanya sudah memiliki kemampuan
dalam mengakses teknologi tersebut. Fenomena yang memprihatinkan akhir-
akhir ini adalah ketidaksiapan masyarakat Indonesia dalam menerima
perkembangan teknologi ini sehingga semua informasi baik dan buruk diterima
dan dijadikan pedoman atau kebiasaan baru.
Pergeseran nilai yang terjadi pada diri peserta didik, ini disebabkan
rendahnya akhlak anak bangsa yang disebabkan perkembangan zaman yang
tidak dibatasi dengan ilmu agama, sebagai upaya pemberian bimbingan dan
arahan yang baik dalam dunia Pendidikan maka harus menggunakan kurikulum
yang mengedepankan pembentukan karakter akhlak mulia sebagai bingkai dari
kecerdasan intelektual dan keterampilan (Rouf, 2016, p. 2).
Kurikulum merupakan jantungnya Pendidikan. Jika suatu sekolah
menginginkan kualitas lulusan memiliki hasil yang baik, maka harus melalui
perancangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum menjadi
sebuah alat untuk mewujudkan tujuan Pendidikan nasional (Mujiati, Rita, &
Handayani, 2021, p. 35). Dalam usaha untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
tersebut perlu adanya pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan
potensi daerah suatu Lembaga belajara peserta didik.

1
2

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan yang luas


dan spesipik. Hal ini karena kurikulum menyangkut tingkat keberhasilan suatu
Lembaga apakah bisa sesuai dengan tujuan Pendidikan atau tidak. Sekolah
yang tidak kreatif dan inovatif dalam pengembangan kurikulum, maka akan
semakin tertinggal oleh kemajuan zaman yang disebabkan tidak sesuai dengan
dunia kerja dan kebutuhan peserta didik. Oleh sebab itu, rancangan kurikulum
harus disusun secara sempurna untuk meningkatkan kualitas Pendidikan secara
nasional, usaha penyempurnaan kurikulum atau pengembangan kurikulum
menjadi tugas otonomi sekolah atau madrasah
Otonomi madrasah dalam mengelola dan mengatur Pendidikan merupakan
suatu kesempatan yang sangat bagus untuk menentukan strategi yang terbaik
dalam mencetak lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan harapan
masyarakat. Pengembangan kurikulum ini bukan hal yang mudah, karena perlu
manjerial yang baik terhadap sumber daya manusia, sumber daya alam dan
sumber-sumber lainnya yang tersedia untuk mencapai tujuan Pendidikan.
Upaya manajerial yang baik akan terlihat melalui proses yang terjadi pada
suatu madrasah berkesinambungan antara satu sama lain, diawali dengan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi atau pengawasan.
Berdasarkan uraian diatas pengelolaan atau pengembangan kurikulum
sangat penting dilakukan oleh suatu sekolah atau madrasah untuk peningkatan
keberhasilan sistem Pendidikan secara komprehensif. Lembaga Pendidikan
yang tidak mengikuti perkembangan zaman, tidak kreatif dan tidak inovatif
dalam pengembangan kurikulum akan tertinggal oleh peserta didik dan
masyarakat dunia kerja (Mujiati, Rita, & Handayani, 2021, p. 9). Kurikulum
harus dirancang secara sempurna oleh otonomi Lembaga Pendidikan supaya
kurikulum tersebut bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing tempat
dan sesuai dengan kondisi peserta didik dan potensi daerah tersebut.

2
3

Berdasarkan latar belakang diatas salah satu Lembaga Pendidikan Islam


yang berupaya untuk mengembangkan kurikulum yaitu MI al-Khudamat.
Madrasah tersebut memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang
memadai untuk penyelenggaraan Pendidikan. Salah satu kelebihan MI al-
Khudamat adalah kurikulum madrasah yang dipadukan dengan kurikulum
pesantren. Selanjutnya, berkaitan dengan kurikulum, MI al-Khudamat selalu
melakukan pembaharuan atau inovasi melalui pengembangan kurikulum agar
siswa dapat lebih mengusai pengetahuan umum dan pengetahuan agama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan penulis diatas,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat
Sumedang?
2. Bagaimana pengorganisasian kurikulum berbasis madrasah di MI al-
Khudamat Sumedang?
3. Bagaimana pelaksanaan kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat
Sumedang?
4. Bagaimana evaluasi kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat
Sumedang?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui perencanaan kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat
Sumedang
2. Mengetahui pengorganisasian kurikulum berbasis madrasah di MI al-
Khudamat Sumedang
3. Mengetahui pelaksanaan kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat
Sumedang
4

4. Mengetahui evaluasi kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat


Sumedang

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada
dua ranah, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Peneilitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis dan
praktis, yaitu sebagai berikut :
a. Memberikan kontribusi pemikiran bagi kajian yang lebih lanjut
tentang manjamen pengembangan kurikulum madrasah
b. Menjadi tambahan khasanah keilmuan menyangkut manaejemen
kurikulum madrasah di tingkat MI
c. Menjadi tambahan sumber rujukan dalam penerapan manajemen
kurikulum madrasah di MI
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara praktis dalam
perkembangan ilmu pengetahuan sebagai berikut:
a. Sumber informasi bagi peneliti lain dan semua pihak yang
berkepentingan mengenai manajemen kurikulum madrasah
b. Memberi sumbangan keilmuan mengenai manajemen kurikulum
madrasah
c. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya dan
pembaca secara umumnya.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Kurikulum Madrasah


Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan agar dapat mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2001, p. 8). Keberadaan
manajemen dalam suatu organisasi sangat penting sebagai proses memutuskan
apa saja yang harus dilakukan dengan menggunakan sumber daya secara
efektif.
Kurikulum berasal dari Bahasa Yunani, yaitu curir dan curere yang
memiliki arti pelari dan tempat berpacu. Istilah kurikulum dahulunya bersalah
dari dunia olahraga yaitu digunakan dalam bidang atletik pada zaman romawi
kuno. Sedangkan dalam Bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata
courier yang berarti berlari (to run). Oleh karena itu, kurikulum bisa
didefinisikan sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari
start sampai finish untuk memperoleh kejuaraan (Arifin, 2011, p. 2).
Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Menurut Rusman (2009:3) kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta bahan yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan oleh suatu Lembaga
Pendidikan.
Kurikulum merupakan suatu rencana tertulis yang berisi mengenai rumusan
tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar sampai pada proses evaluasi
pembelajaran, sebagaimana penerapan fungsi manajemen. Sebuah kurikulum
harus mendukung tercapainya Pendidikan yang tersistematis dengan baik yang

5
6

dapat membantu membentuk peserta didik secara optimal sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Ronald C. Doll yang berorientasi pada penekanan
pengalaman:
“The commonly accepted definition of the curriculum has changed from
content of courses of study and list of subjects and courses to all the
experiences which are offered to learners under the auspices or direction of
the school”.
Definisi Doll tidak mempersempit pemahaman kurikulum pada proses
pembelajaran dengan pemberian materi dikelas akan tetapi dia menunjukkan
pada perubahan definisi secara luas yaitu kurikulum merupakan seperangkat
pengalaman yang diberikan kepada peserta didik yang diarahkan bukan hanya
menjadi tanggung jawab sekolah, akan tetapi dirumah, masyarakat, Bersama
guru ataupun tanpa guru, berkenaan langsung dengan pelajaran ataupun tidak.
Definisi ini menunjukkan bahwa kesusksesan sebuah kurikulum harus
seimbang dengan pengalaman lain dari luar sekolah.
Menurut Syarafudin dan Amiruddin (2017:39) mengemukakan bahwa
kurikulum adalah suatu proses mendayagunakan semua unsur yang tersedia
dalam rangka memaksimalkan pencapaian tujuan kurikulum Pendidikan
meliputi; perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan Pendidikan yang telah ditetapkan
Manajemen kurikulum merupakan suatu sistem pengelolaan kurikulum
secara komprehensif dan sistematik dalam upaya mewujudkan ketercapaian
tujuan dari kurikulum sendiri. Dalam pelaksanaannya, manajemen berbasis
sekolah dan kurikulum satuan tingkat Pendidikan yang diberikan dalam suatu
Lembaga Pendidikan harus memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian
sasaran dalam visi dan misi Lembaga Pendidikan dengan tidak mengabaikan
kebijakan dan tujuan nasional yang telah ditetapkan.
7

B. Landasan Manajemen Kurikulum Madrasah


Manajemen kurikulum memiliki landasan-landasan yang menjadi dasar
yang kokoh untuk mengelola kurikulum madrasah, yaitu sebagai berikut:
a. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).
Dalam pasal 36 ayat 2 mengemukakan bahwa kurikulum pada semua
jenjang dan jenis Pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
dengan menyesuaikan sesuai tingkat satuan Pendidikan, potensi yang ada
pada suatu daerah dan potensi pada peserta didik
b. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Dalam pasal 17 ayat 1 mengemukakan bahwa “kurikulum
tingkat satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau dalam bentuk lain yang sederajat
dikembangkan sesuai dengan satuan Pendidikan, potensi daerah atau
karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.”
Lebih lanjut dalam ayat 2 menegaskan bahwa “Sekolah dan komite sekolah,
atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum
dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas kabupaten/kota
yang bertanggung jawab di bidang Pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK,
serta departemen yang menangani urusan pemerintahan dibidang agama
untuk MI, MTs, MA, dan MAK.”
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 22 tahun 2006
tetang Standar Isi untuk satuan Pendidikan dasar dan menengah. Dalam
permendiknas tersebut dijelaskan mengenai kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, serta kalender Pendidikan yang menjadi standar
Pendidikan nasional
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 23 tahun 2006
tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan Pendidikan dasar dan
menengah. Permendiknas ini berisi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
standar kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan jenjang Pendidikan
8

C. Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum Madrasah


Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksnaakan manajemen
kurikulum madrasah, yaitu:
1. Produktivitas, yakni manajemen kurikulum harus mempertimbangkan hasil
yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum yang disajikan kepada
peserta didik. Pertimbangan ini mengenai bagaimana peserta didik dapat
mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum.
2. Demokratisasi, yakni dalam pelaksanaan manajemen kurikulum harus
dilakukan dengan demokrasi artinya dalam manajemen sebuah kurikulum
harus dapat menerima masukan dari orang lain dan mendiskusikan
manajemen kurikulum tersebut agar dapat mencapai tujuan kurikulum
Bersama
3. Kooperatif, yakni terbuka Kerjasama yang positif dari setiap pihak yang ikut
terlibat dalam melaksanakan manajemen kurikulum. Pengelolaan yang baik
akan terbuka dalam membuka Kerjasama dengan pihak lain seperti
lingkungan masyarakat sekitar sekolah, orangtua dan pihak-pihak lain yang
dapat bekerjasama sesuai dengan tujuan kurikulum
4. Efektivitas dan efisiensi
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan dalam kurikulum, proses manajemen
kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan
secara baik melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan
evaluasi terhadap kegiatan Lembaga Pendidikan tersebut (Rusman, 2009, p.
4).
Lebih lanjut al-Toumy al-Syaibany mengemukakan beberapa prinsip
manajemen kurikulum, meliputi:
1. Prinsip menyeluruh (universal). Manajemen kurikulum harus
memperhatikan prinsip universal dalam mengelola rumusan tujuan,
materi/isi, dan penilaian serta harus berpedoman pada agama.
2. Prinsip keseimbangan artinya kurikulum harus relatif seimbang antara
tujuan dan kandungan kurikulum
3. Prinsip berkaitan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
9

4. Prinsip pemeliharaan perbedaan individu pada peserta didik dalam bakat,


minat, kemampuan, kebutuhan dan masalahnya
5. Prinsip perkembangan dan perubahan. Pengelolaan kurikulum harus
memperhatikan sumber dengan jelas dan menyesuaikan pada
perkembangan yang terjadi dimasyarakat
6. Prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman dan aktivitas yang
terkandung dalam kurikulum
7. Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan
nilainya.
Dalam manjemen kurikulum harus melalui proses yang berkesinambungan
dan terencana secara sistematk. Menurut Rusman (2009:5) mengemukakan
fungsi dari manajemen kurikulum madrasah, yaitu;
1. Peningkatan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya kurikulum dan
komponen -komponen kurikulum melalui pengelolaan yang terencana dan
efektif.
2. Peningkatan keadilan, dan kesempatan pada siswa untuk mendapatkan hasil
yang maksimal
3. Peningkatan relevansi dan efektivitas pembelajaran melalui penyesuaian
terhadap kebutuhan peserta didik dan kebutuhan lingkungan sekitar.
4. Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam proses belajar mengajar.
Pemantauan kesesuaian antara pelaksanaan pembelajaran dengan desain
yang telah direncakanan.
5. Peningkatan efektivitas kinerja pendidik dan aktivitas siswa yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran
6. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membantu mengembangkan
kurikulum agar terciptanya hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar
sehingga kurikulum dapat didesain sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sekitar.
10

D. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum


Adapun beberapa ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi;
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Perencanaan Kurikulum
Perencanaan merupakan proses awal yang digunakan untuk memilih
tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya dalam suatu kegiatan.
Kegiatan dalam perencanaan berusaha menggunakan sumber daya
manusia, sumberdaya alam, dan sumber-sumber lain yang tersedia untuk
mencapai tujuan (Syafaruddin, 2017, p. 54). Maksud manajemen dalam
perencanaan kurikulum merupakan usaha untuk mengelola perencanaan
dan pengorganisasian kurikulum yang sesuai dengan tujuan Pendidikan.
Tanpa perencanaan kurikulum yang sistematis atau tidak dikelola dari
awal, pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik tidak akan
saling berhubungan dan tidak mengarah pada tujuan yang diharapkan.
Namun, menurut Hamalik (2010:151) dalam menentukan perencanaan
kurikulum harus terlebih dahulu melakukan analisis terhadap kondisi-
kodisi yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan kurikulum tersebut.
Terdapat dua kondisi yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
kurikulum, yaitu:
a. Kondisi fasilitas. Kondisi ini merupakan salah satu hal yang dapat
mempengaruhi kurikulum terutama guru-guru yang menjadi peran
utama dalam menjalankan suatu kurikulum dalam Lembaga
Pendidikan. Beberapa fasilitas yang perlu diperhatikan yaitu;
ketersediaan buku-buku pembelajaran, perpustakaan, peralatan
laboratorium, peralatan yang dapat digunakan dikelas, dana, sarana dan
prasarana lainnya.
b. Kondisi sosiokultural, kondisi ini meliputi bagaimana kondisi interaksi
sosial yang terjadi dimasyarakat. Perencanaan kurikulum harus
memperhatikan masyarakat sekitar beserta kebutuhan dimasyarakat
tersebut, karena kegiatan Pendidikan merupakan kegiatan behavioral
11

yang memuat berbagai interaksi sosial meliputi; guru dengan murid,


guru dengan murid, dan guru dengan murid dengan lingkungan sekitar.
Manajemen perencanaan kurikulum ini berfungsi sebagai alat
pengelolaan pedoman atau petunjuk yang berisi tentang jenis dan sumber
yang dibutuhkan, media pembelajaran yang digunakan, Tindakan yang
perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, dan sarana yang diperlukan, sistem
monitoring dan evaluasi peran unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan
Lembaga Pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal
(Sintasari & Fitria, 2021, p. 210).
Dalam perencanaan sebuah kurikulum setidaknya ada beberapa hal
yang menjadi komponen pokok dalam kurikulum, yaitu; menentukan
tujuan kurikulum, menentukan isi atau materi, merancang strategi
pembelajaran, dan merancang evaluasi atau penilaian pembelajaran.
Komponen-komponen tersebut harus berhubungan dengan arah atau hasil
yang diinginkan baik itu tujuan Pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler, maupun tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
perencanaan kurikulum merupakan suatu Langkah awal dalam
pengelolaan kurikulum meliputi pengelolaan rumusan tujuan, penentuan
isi, penentuan strategi, dan penentuan penilaian pembelajaran yang
direncanakan lebih awal dan disusun Bersama-sama, diharapkan mampu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengorganisasian Kurikulum
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan bentuk bahan
pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa dengan tujuan untuk
memudahkan siswa mempelajari bahan pelajaran dan memudahkan
mereka dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Organisasi kurikulum merupakan
suatu struktur program kurikulum yang berupa kerangka-kerangka umum
program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
12

Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada beberapa faktor yang


harus diperhatikan meliputi; (1) ruang lingkup (scope) yaitu seluruh
pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa, (2) Urutan bahan
(Sequence) yaitu urutan atau jadwal pelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa, (3) Kontinuitas meliputi Kesinambungan bahan pelajaran
tiap mata pelajaran, (4) Keseimbangan yaitu komposisi semua mata
pelajaran harus mendapat proporsi yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhannya, dan (5) Integrasi atau keterpaduan yaitu pengetahuan siswa
harus dapat memberi bekal dalam menjawab kemajuan zaman (Rusman,
2009, p. 60).
Organisasi kurikulum secara akademik dapat dikembangkan dalam
bentuk-bentuk organisasi, meliputi; (1) Kurikulum mata pelajaran yakni
sejumlah mata pelajaran yang terpisah, (2) Kurikulum bidang studi yang
memfungsikan mata pelajaran sejenis, (3) Kurikulum integrasi yakni
menyatukan kurikulum pada topik atau suatu masalah, (4) Core
curriculum yakni kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka pada tahap pengorganisasian ini
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kepala madrasah. Beberapa
kewajiban kepala madrasah dalam pengorganisasian ini meliputi;
mengelola dan mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal
pelajaran, tugas dan kewajiban guru, serta program-program kegiatan
madrasah yang sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah ditentukan
3. Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum merupakan suatu proses penerapan ide, konsep
dan kebijakan dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga siswa dapat
menguasi seperangkat kompetensi atau skill tertentu yang menjadi tujuan
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang telah disediakan atau
direncanakan. Rusman (2009:61) mengemukakan bahwa dalam
melaksankan kurikulum sesuai dengan rancangan atau rencana awal,
diperlukan kesiapan terutama dalam kesiapan pelaksanaan. Sehingga
13

sebagus apapun desain kurikulum yang telah direncanakan tergantung


guru yang mengimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaan kurikulum, Hamalik (2010:172) membagi pada dua
tingkatan, yaitu pelaksanaan tingkat madrasah dan tingkat kelas.
Pelaksanaan dalam tingkat madrasah yang berperan dan bertanggug jawab
adalah kepala madrasah, pada tingkat ini kegiatan kurikulum meliputi;
penyusunan rencana kegiatan tahunan, rencana pelaksanaan program,
jadwal pelaksanaan kegiatan, mengatur alat perlengkapan Pendidikan,
melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan, perencanaan
peningkatan mutu guru atau sumber daya manusia. Sedangkan
pelaksanaan kurikulum pada tingkat kelas yang berpern dan bertanggung
jawab adalah guru, pada tingkat ini meliputi; pelaksanaan proses kegiatan
belajar mengajar, mengatur pelaksanaan pengisian buku laporan pribadi,
kegiatan ekstrakulikuler, dan kegiatan evaluasi akhir.
4. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau tidak sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Evaluasi kurikulum merupakan
kegiatan penilaian yang sistematis tentang manfaat dan kesesuaian antara
kegiatan dan pelaksanaan kurikulum serta efektifitas dan efisiensi suatu
kurikulum.
Evaluasi meliputi serangkaian kegiatan membandingkan realisasi
masukan (input) yaitu segala sumber yang diperlukan dalam sistem
Pendidikan, keluaran (output) yaitu hasil pendidikan ketika siswa belum
sampai pada klasifikasi hasil pendidikan. Evaluasi berfokus pada usaha
untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar siswa.
Informasi dari hasil evaluasi dapat dijadikan input bagi perbaikan yang
diperlukan didalam program kurikulum yang sedang dikembangkan. Dan
terakhir hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Evaluasi terhadap kurikulum merupakan tugas para manajer,
perencana, pengembang dan pengawas Pendidikan. Menurut Hamid
14

Hasan, tujuan dari adanya evaluasi kurikulum yaitu; menyediakan


informasi mengenai pelaksanaan pengembangan, dan menentukan tingkat
keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta faktor-faktor yang
berkontribusi.
Berdasarkan pendapat diatas, secara jelas evaluasi adalah suatu usaha
penilaian atau pemeriksaan kesesuaian antara tujuan Pendidikan yang
telah ditentukan atau direncanakan dan hasil belajar yang telah dicapai
oleh siswa, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan
keberhasilan yang telah terjadi pada siswa. Hasil evaluasi ini dapat
digunakan sebagai penyempurna program, bimbingan Pendidikan dan
sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak lain.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang didapatkan dari lapangan, peneliti akan melakukan analisis data
secara deskriptif mengenai penerapan manajemen kurikulum di MI Al-Khudamat Sumedang.
Manajemen kurikulum adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
pengajaran yang dititik beratkan pada usaha pembinaan situasi belajar mengajar disekolah agar
selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan manajemen kurikulum disekolah melalui beberapa
tahapan yaitu perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi kurikulum.
Berdasarkan penelitian dilapangan yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka berikut ini
adalah data temuan dilapangan yang diperoleh dari wawancara, observasi maupun dokumentasi
dapat disimpulkan sebagai berikut:
A. Identitas Madrasah
1 Nama Lembaga : MI Al-Khudamat
2 Alamat / desa : Legok Kaler
Kecamatan : Paseh
Kabupaten : Sumedang
Propinsi : Jawa Barat
Kode Pos : 45381
No.Telepon : 081321662542
: Yayasan Pendidikan Al-khudamat
3 Nama Yayasan
Sumedang (YPAS)
4 Status Sekolah : Swasta
5 Status Lembaga MI : Swasta
6 No SK Kelembagaan : 002/SK-KYPAS/X/2015
7 NSM : 111232110060
8 NIS / NPSN : 69956167
9 Tahun didirikan/beroperasi : 05 Juni 2014
10 Status Tanah : Wakaf
11 Luas Tanah : 3.266 m2
12 Nama Kepala Sekolah : Edah Jubaedah, S.Pd.I., M.Pd.I
13 No.SK Kepala Sekolah : 4024/Kw.10/1.2/Kp.07.1/3/2019

15
16

14 Masa Kerja Kepala Sekolah : 16 Tahun 11 Bulan


15 Status akreditasi : Baik (B)
16 No dan SK akreditasi : 763/ BAN-SM/ SK/ 2019
17 Jumlah Kelas : 12 Kelas
18 Jumlah Siswa : 320 Siswa
19 Jumlah Guru : 20 Guru

B. Perencanaan kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat Sumedang.


Perencanaan kurikulum merupakan langkah awal membangun kurikulum dalam
membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan sebuah perencanaan
yang akan digunakan oleh pendidik dan peserta didik. Berbicara mengenai perencanaan
kurikulum di MI al-Khudamat Sumedang bahwa tahap perencanaan kurikulum yang
pertama adalah dengan mangadakan rapat perencanaan kurikulum yang dilaksanakan
sebelum memasuki tahun ajaran baru dan menggunakan hasil rapat evaluasi kurikulum
sebagai pertimbangan dalam penyusunan yang akan digunakan satu tahun kedepan.
Perencanaan akan berjalan dengan baik jika komponen-komponen kurikulum dapat
dipenuhi. Seperti yang telah dilaksanakan oleh MI al-Khudamat Sumedang dalam
perencanaan kurikulum terlebih dahulu memperhatikan komponen-komponen kurikulum,
diantaranya:
1. Menentukan Tujuan Kurikulum
Dalam menentukan tujuan kurikulum pada MI Al-Khudamat dirumuskan mengacu
kepada tujuan umum pendidikan, yaitu tujuan pendidikan dasar yakni meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Selain itu, mengacu kepada tujuan
satuan pendidikan madrasah dengan mempertimbangkan visi, misi dan tujuan lembaga
atau madrasah.
2. Menentukan Isi/Materi Pembelajaran
Dalam menetukan isi/ materi pembelajaran mengacu kepada muatan kurikulum yang
meliputi meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Selain itu juga isimateri
pembelajaran dapat mengacu pada muatan lokal dan kegiatan pengembangan
dirisesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan madarasah yang telah dijabarkan dalam
17

Dokumen KTSP pada Dokumen 1. Adapun penjelasan singkat dari mata pelajaran,
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri adalah sebagai berikut :
a. Muatan Nasional
Muatan nasional mencakup mata pelajaran dan alokasi waktu yang ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) maupun
Keputusan Menteri Agama (KMA) atau peraturan lain yang berlaku. Mata pelajaran
adalah seluruh mata pelajaran yang diajarkan di madrasah dengan tetap berpedoman
pada struktur kurikulum yang tercantum dalam KMA Nomor 184 Tahun 2019
tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah. Sedangkan alokasi
waktu adalah waktu yang tersedia dalam setiap mata pelajaran.
Madrasah dapat menambah beban belajar maksimal 6 jam pelajaran.
Penambahan 6 jam pelajaran tersebut sudah termasuk di dalamnya mata pelajaran
muatan lokal.Disamping itu madrasah dapat merelokasi jam pada mata pelajaran
tertentu untuk mata pelajaran lain sebanyak-banyaknya 6 JTM untuk keseluruhan
relokasi, dengan ketentuan bahwa relokasi tersebut dengan memindahkan mata
pelajaran kelompok B ke mata pelajaran kelompok A. Madrasah dapat melakukan
relokasi jam pelajaran dengan pertimbangan kebutuhan peserta didik, akademik, dan
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Merelokasi jam pelajaran bukan
karena pertimbangan kekurangan atau kelebihan guru.
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI yang
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan.
18

b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Tim pengembangan
kurikulum madrasah memasukkan muatan lokal yang digunakan satuan
pendidikannya. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan,
tidak terbatas pada mata pelajaran ketrampilan.
Muatan lokal merupakan satu mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran
muatan lokal atau lebih setiap semester. Muatan lokal setiap tingkatan kelas bisa
berbeda-beda jenisnya. Misalnya muatan lokal kelas 1 Bahasa daerah dan Tahfidz,
kelas 3 Tahfidz, kelas 4 Bahasa Daerah dan Robotik, dan sebagainya.
c. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Pengembangan diri merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam
mengembangkan diri dan mengekspresikan diri sesuai bakat dan minat.
Pengembangan ini disesusaikan dengan kebutuhan dan kondisi madrasah. Kegiatan
pengembangan diri ini merupakan kegiatan di luar pelajaran sebagai bagian integral
dari kurikulum sekolah atau madrasah. Tujuan khususnya adalah mengembangkan
bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemandirian,
kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar,
wawasan dan perencanaan karier juga kemampuan pemecahan masalah., seperti:
bimbingan dan konseling, kegiatan ekstrakurikuler, pembiasaan rutin, pembiasaan
terprogram, keteladanan, dan sebagainya
19

3. Menentukan Proses Pembelajaran


Penentuan proses pembelajaran disusun berdasarkan analisis silabus dan RPP sesuai
mata pelajaran yang akan disampaikan.
Proses pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran sebagai berikut:
a. pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;
b. pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat;
c. proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta
didik secara holistik;
d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas
sebagai mitra; dan
e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Langkah Penyusunan RPP di madrasah berdasarkan Lampiran Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5164 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Madrasah

4. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran yang digunakan juga disesuaikan dengan silabus dan RPP
yang sudah ditentukan. Penilaian atau evaluasi pencapaian kompetensi dasar peserta
didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes
dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
20

penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Penilaian (asesmen) merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut:
a. Penilaian merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
b. Penilaian dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran;
c. Penilaian dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
d. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; dan
e. Hasil Penilaian digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Secara umum penilaian atau evaluasi yang digunakan di madrasah adalah Penilaian
otentik (authentic assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, yang dilakukan secara
komprehensif yang meliputi ranah sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan. Secara terperinci ada empat jenis penilaian yang dilakukan, yakni:
1) Penilaian sumatif yang bertujuan untuk menentukan tingkat kemajuan peserta didik
2) Penilaian penempatan yang bertujuan untuk menempatkan siswa dalam situasi
belajar mengajar
3) Penilaian diagnosis yang bertujuan membantu siswa mengatasi kesulitan belajar
4) Penilaian formatif yang bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
21

C. Pengorganisasian kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat Sumedang


1. Pengelolaan Kurikulum Madrasah
Pengelolaan kurikulum di madrasah dilaksanakan berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6980 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah.
Pada bab III lampiran keputusan tersebut dijelaskan tentang Panduan Teknis
Penyusunan Dokumen 1 KTSP. Langkah-langkah penyusunan KTSP sebagai berikut :
a. Membentuk Tim Pengembang Kurikulum
Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan KTSPadalah
menyusun tim pengembang kurikulum madrasah. Tim terdiri dari unsur: kepala
madrasah, komite madrasah, guru (termasuk Koordinator Bidang Kurikulum) dan
pemangku kepentingan (stakeholders). Tim ini merupakan penggerak penyusunan,
implementasi, monitoring dan pengendali, serta evaluasi kurikulum. Tim ini
mengadakan pertemuan-pertemuan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dalam
pengembangan kurikulum.
b. Analisis konteks/pemetaan madrasah
Tim pengembang kurikulum madrasah melakukan analisis terhadap kondisi
madrasah dan hubungannya dengan peserta didik. Analisis dilakukan terhadap
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi madrasah. Analisis ini
dilakukan secara holistik sehingga hasil yang diperoleh merupakan gambaran nyata
tentang kondisi madrasah.
c. Penyusunan dokumen 1 KTSP
Setelah melakukan analisis, Tim pengembang kurikulum menyelenggarakan
pertemuan/ workshop untuk menyusun KTSP. Kepala madrasah, guru, komite
madrasah dengan bimbingan pengawas dan nara sumber menyusun KTSP dokumen
1 dengan pertimbangan utama mutu konten/ isi dokumen.Secara teknis KTSP
dokumen 1 memuat komponen-komponen sebagai berikut : Pendahuluan,
Karakteristik Madrasah, Visi, Misi, dan Tujuan, Struktur dan Muatan Kurikulum,
Kalender Pendidikan
22

2. Jenis organisasi kurikulum yang digunakan


Jenis organisasi kurikulum yang digunakan adalah gabungan keduanya, yakni
separated subject curriculum (kurikulum yang terdiri atas mata pelajaran yang terpisah-
pisah) dan correlated curriculum (kurikulum yang menunjukan hubungan antara satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Dengan menggunakan korelasi
sistematis.

D. Pelaksanaan kurikulum berbasis madrasah di MI al-Khudamat Sumedang


Pelaksanaan kurikulum merupakan suatu proses mewujudkan kurikulum dalam realisasi
pembelajaran di madrasah setelah perencanaan kurikulum selesai disusun. Pelaksanaan
kurikulum ini memungkinkan perserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,
pengayaan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kodisi peserta didik.
Menurut Oemar Hamalik bahwa pelaksanaan kurikulum dibagi pada dua tingkatan yaitu
pelaksanaan kurikulum tingkat madrasah dan tingkat kelas. Dalam tingkatan madrasah yang
berperan dan bertanggung jawab adalah kepala madrasah, sedangkan dalam tingkat kelas
yang berperan dan bertanggung jawab adalah pendidik. Dalam pelaksanaan kurikulum
berbasis madrasah di MI al-Khudamat Sumedang yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Madrasah
Pelaksanaan kurikulum pada tingkat madrasah merupakan tugas dari kepala
madrasah. Berbagai cara yang dilakukan di MI al-Khudamat Sumedang, kepala
madrasah Bersama wakil kepala bidang kurikulum melaksanakan serangkaian tugas
yang berkaitan dengan administrasi seperti menyusun rencana tahunan, menyusun
jadwal pelaksanaan kegiatan, jadwal pelajaran, dan menyusun program. Pelaksanaan
kurikulum tingkat madrasah sebagai berikut:
a. Kegiatan kurikuler
Pelaksanaan kegiatan kurikuler adalah kegiatan pembelajaran dengan mata
pelajaran sebagaimana tertulis pada tabel Struktur kurikulum yang disusun mengacu
pada struktur kurikulum yang terdapat dalam KMA Nomor 184 Tahun 2019. Mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa dalam tabel sebagai berikut:

ALOKASI WAKTU BELAJAR


MATA PELAJARAN PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Islam
A Al-Quran hadits 2 2 2 2 2 2
23

ALOKASI WAKTU BELAJAR


MATA PELAJARAN PER MINGGU
I II III IV V VI
B Akidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
C Fiqih 2 2 2 2 2 2
D Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2 2 2
2 Pendidikan Pancasila dan
5 5 6 4 4 4
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2
5 Matematika 5 6 6 6 6 6
6 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
7 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 A Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
B Pendidikan Jasmani Olahraga dan
4 4 4 4 4 4
Kesehatan
Muatan Lokal
1 Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
2 Bahasa Inggris - - - 2 2 2
3 Tahfidz 2 2 2 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 40 44 48 48 48

Adapun jadwal kegiatan kurikuler di MI Al-Khudamat dibuatkan jadwal


pelajaran yang berlaku setiap hari untuk semua kelas, dari mulai kelas 1 sampai
kelas 6. Secara umum alokasi jam dan kegiatannya adalah sebagai berikut :

JADWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMUA KELAS


MI PLUS AL-KHUDAMAT
DESA LEGOK KALER KECAMATAN PASEH
JAM KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PROGRAM
WAKTU
KE PEMBELAJARAN
Program Tahfidz (Setiap Hari Kecuali Jum’at)
1 07.00 - 07.30
Asmaul Husna, Sholat Duha & Tahfidz (Setiap Hari Jum’at)
2 07.30 - 08.05 Program MI
3 08.05 - 08.40 Program MI
4 08.40 - 09.15 Program MI
5 09.15 - 09.50 Program MI
6 09.50 - 10.20 ISTIRAHAT
7 10.20 - 10.55 Program MI
8 10.55 - 11.30 Program MI
Program TPQ (Kelas 1 dan 2)
9 11.30 - 12.00 Program Tahfidz/ Program MI (Kelas 3)
Program MI (Kelas 4)
24

JAM KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PROGRAM


WAKTU
KE PEMBELAJARAN
Khusus Hari Jum’at Persiapan Sholat Jum’at
SHOLAT DZUHUR BERJAMA’AH DAN
10 12.00 - 12.45
ISTIRAHAT/PULANG
Program Tahfidz /Program MI (Kelas 3)
11 12.45 - 13.20
Program MI (Kelas 4 dan 5)
12 13.20 - 14.10 Program MI
13 14.10 - 15.00 Program DTA
SHOLAT ASHAR BERJAMA’AH DAN
14 15.00 - 15.30
ISTIRAHAT/PULANG
Kelas 5 dan 6 Istirahat dan persiapan mengikuti
15 15.30 – 16.30
Program Mondok (Boarding School) di Pesantren
16 16.30 – 18.00 Persiapan Sholat Magrib
Sholat Magrib Berjama’ah, dzikir, do’a, asmaul husna,
17 18.00 – 19.30
qiroah al-Qur’an dan mengaji kitab
18 19.30 – 20.00 Sholat Isya berjama’ah, dzikir dan do’a
19 20.00 – 21.00 Menghafal Pelajaran Sekolah/ Madrasah
Istirahat / Tidur dan bangun persiapan Sholat malam dan
20 21.00 – 04.00
berjama’ah Sholat Subuh
Adzan dan iqomah, Sholat Subuh berjama’ah, dzikir, do’a.
Membaca Asma’ul Husna, Qiro’ah Al-Qur’an dan
21 04.30 – 06.00
dilanjutkan mengaji kitab tashripan, tahfidz al-Qur’an dan
Praktek Ibadah

b. Kegiatan Ko-kurikuler
Kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalui penugasan terstruktur terkait satu
atau lebih dari muatan atau mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler dimaksudkan
untuk lebih memahami materi pengajaran yang telah dipelajari pada kegiatan
intrakurikuler di kelas.
Kegiatan Ko-kurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk
waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai jenis
pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan
manusia seutuhnya. Agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa yang
dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler
Kegiatan ko-kurikuler yang dilaksanakan di MI Al-Khudamat sudah terselip
dalam kegiatan pembiasaan yang telah ditugaskan dan terjadwalkan oleh pihak
madrasah untuk menukung terhadap pemahaman dan pengamalan mata pelajaran
yang telah disampaikan pada intrakurikuler terutama pada aspek kelompok mata
25

pelajaran agama dan akhlak mulia. Adapun kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan
bisa berupa :
1) Kegiatan Rutin
Kegiatan Rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas
maupun di sekolah. Bertujuan untuk membiasakan anak mengerjakan sesuatu
dengan baik.
Adapun kegiatan rutin di MIS Al-Khudamat meliputi :
 Upacara Bendera
 Pembacaan Asmaul Husna dan Shalat Dhuha Berjama’ah Setiap Pagi Hari
Jum’at KBM dimulai.
 Hafalan Tahfidz setiap pagi sebelum KBM dimulai.
 Senam pagi setiap hari sabtu
 Sholat berjamaah duhur untuk siwa kelas 1 dan 2, berjama’ah Dhuhur dan
Ashar bagi siwa kelas 3, 4 dan 5 serta mondok bagi siswa kelas 5 dan
mengikuti semua tata tertib pesantren
 Pemeriksaan kesehatan
2) Kegiatan Spontan
Kegiatan Spontan adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus.
Kegiatan ini dilaksanakan secara reguler, baik di kelas maupun di sekolah.
Bertujuan untuk membiasakan anak mengerjakan sesuatu dengan baik,
diantaranya adalah sebagai berikut :
 Membuang sampah pada tempatnya, yaitu melatih kebiasaan bersih
lingkungan dan mencintai lingkungan sehingga tertanam dalam jiwanya
budaya bersih bagian dari kehidupannya.
 Pemeriksaan kesehatan, biasanya pemeriksaan kesehatan oleh pihak
Puskesmas.
 Pergi ke Perpustakaan, biasanya bagi anak yang pulang agak siang dan tidak
punya aktifitas tetap yang diperintahkan Guru.
 Memberi dan menjawab salam.
 Kontak pisik (bersalaman) menyambut kehadiran siswa.
 Meminta maaf dari rasa salah terhadap sesama.
 Berterima kasih.
 Mengunjungi orang sakit dari mereka yang kenal atau kerabat.
26

 Menolong orang yang kesusahan.


 Melerai pertengkaran.
3) Kegiatan Keteladanan
Kegiatan keteladanan adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja yang
lebih mengutamakan pemberian contoh dari Guru dan pengelola pendidikan
yang lain kepada muridnya, dari murid ke murid. Bertujuan memberikan contoh
tentang kebiasaan yang baik.
c. Kegiatan Ekstra kurikuler
Kegiatan pengembangan diri secara Ekstrakulikuler atau terprogram
dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal
melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.
 Pramuka
 BTQ dan Tahfidz
 Pidato
 Volly, futsal, dan lari
 IPA Terpadu
 Matematika Terpadu
 Sastra
 PMR
 Tahsin dan Seni Islami (Nasyid/ Samroh)
2. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Kelas
a. Pembagian Tugas Mengajar
Berdasarkan PP No 15 tahun 2018 pasal 3 kegiatan pokok yang harus di kerjakan
guru selama 37,5 jam kerja efektif itu adalah merencanakan pembelajaran atau
pembimbingan, melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan, menilai hasil
pembelajaran atau pembimbingan, membimbing dan melatih peserta didik dan
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja guru.
Pelaksanaan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru paling sedikit 24 jam
dan paling banyak 40 jam tatap muka perminggu sebagai syarat untuk menerima
tunjangan sertifikasi. Pemenuhan 24 jam seminggu yang biasanya bisa dipenuhi
dengan mengajar di sekolah lain tanpa batasan jam, namun saat ini guru harus
27

mengajar minimal 12 jam di sekolah induk (satminkal) dan hanya boleh menambah
di luar sekolah induk sebanyak 6 jam pelajaran saja. Kekurangan dari 24 jam
dipenuhi dengan tugas tambahan dari sekolah induk.
b. Pembagian Pembina Ekstrakurikuler
Pembagian tugas sebagai pembina Ektrakurikuler dituagskan kepada Guru MI
Al-Khudamat dan guru dari luar yang memiliki bakat, kemampuan dan kesiapan di
bidangnya.

E. Evaluasi Kurikulum berbasis Madrasah di MI al-Khudamat Sumedang


Evaluasi sangat penting sebagai upaya pengambilan keputusan terhadap sesuatu yang
baik bagi kemajuan sekolah. Keberadaan evaluasi akan memberikan gambaran capaian
keberhasilan pelaksanaan kurikulum di madrasah. Melalui evaluasi yang terstruktur akan
didapat keefektifan kurikulum yang ditetapkan. Selain itu akan diketahui kelebihan dan
kekurangan kurikulum yang akan menjadi bahan perbaikan pada tahun berikutnya.
Evaluasi yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan kurikulum di MI Al-
Khudamat adalah sebagai berikut :
1. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian pada MI Al- khudamat terdiri atas; a) penilaian hasil belajar oleh Pendidik
dan b) penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan. Penilaian tersebut berlaku untuk
kegiatan intra kurikuler, ko kurikuler atau ekstra kurikuler di sekolah maupun
madrasah
2. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis. Penilaian hasil belajar
oleh pendidik di MI dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dalam bentuk
penilaian harian (PH).
Penilaian harian (PH) dapat berupa ulangan harian, pengamatan, penugasan
dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
Laporan penilaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat (Sangat
Baik, Baik, Cukup, atau Kurang) dan dilengkapi dengan deskripsi. Laporan penilaian
pengetahuan dan keterampilan berupa angka (0-100), predikat (A, B, C,atau D), dan
deskripsi.
28

3. Penilaian oleh Satuan Pendidikan


Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan
dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, bertujuan
untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran
dalam bentuk penilaian akhir semester (PAS), penilaian akhir tahun (PAT) dan atau
ujian madrasah (UM).
Penilaian Akhir Semester (PAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
ganjil. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester ganjil.
Penilaian Akhir Tahun (PAT) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
genap. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester genap.
Ujian Madrasah (UM) merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
mata pelajaran tertentu yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengukur
capaian standar kompetensi lulusan dari satuan pendidikan. Penyusunan kisi-kisi dan
soal sepenuhnya dilakukan oleh guru pada satuan pendidikan.
Selain ujian madrasah, pemerintah memberikan penguatan pada pelaksanaan Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk mata pelajaran tertentu. Pada USBN, kisi-
kisi dan sebagian dari soal disiapkan oleh pemerintah, sedangkan soal selebihnya
disusun oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) provinsi/kabupaten/kota. Teknis
penyelenggaraan USBN mengacu pada POS USBN yang dikeluarkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Mata pelajaran yang sudah diujikan pada USBN
tidak lagi diujikan pada UM.
Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan digunakan untuk melakukan
perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan, satuan pendidikan
menetapkan kriteria ketuntasan minimal, kriteria kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan
dari satuan pendidikan. Semua kriteria ini harus dituangkan dalam dokumen 1 (satu)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) madrasah.
BAB IV
SIMPULAN

A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum berbasis madrasah di MI Al-Khudamat meliputi,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum pada tahap
yang pertama yaitu dengan mengadakan rapat perencanaan kurikulum dan
membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Adapun dalam
perencanaan kurikulum madrasah mengacu pada komponen-komponen
kurikulum antara lain, menentukan tujuan kurikulum yang disesuaikan dengan
visi misi madrasah, menentukan isi atau materi pembelajaran, proses
pembelajaran yang berkaitan dengan metode pembelajaran yang diterapkan
oleh pendidik, dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan dengan tes tulis dan
tes lisan. Pelaksanaan kurikulum sudah berjalan dengan baik meskipun dalam
prosesnya menemui kendala. Sehingga agar pelaksanaan kurikulum dapat
berjalan dengan mudah maka dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua
tingkat, yaitu pelaksanaan kurikulum di tingkat madrasah dan di tingkat kelas.
Pelaksanaan kurikulum tingkat madrasah merupakan tanggung jawab dari
kepala madrasah dan wakil kepala bidang kurikulum dalam tugasnya berkaitan
dengan administrasi kurikulum seperti penyusunan rencana tahunan, menyusul
jadwal pelaksanaan kegiatan, menyusun program kerja, penyusunan jadwal
pelajaran serta koordinasi dengan pendidik. Untuk pelaksanaan kurikulum di
tingkat kelas merupakan tugas bagi pendidik yang dibagi menjadi tiga, yaitu
pembagian tugas mengajar dan pembina ekstrakurikuler.
Evaluasi kurikulum dilakukan melalui rapat evaluasi kurikulum yang
dilakukan di akhir tahun ajaran. Rapat evaluasi kurikulum melibatkan ketua
komite, yayasan, kepala madrasah, seluruh dewan guru dan staf madrasah.
Dalam rapat evaluasi membahas keefektifitasan kurikulum terhadap tujuan
pembelajaran. Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh kepala madrasah kepada
pendidik terkait dengan kinerja guru terhadap proses belajar mengajar peserta
didik. Selain itu pemenuhan perangkat pembelajaran juga harus dipenuhi agar

29
30

kegiatan belajar mengajar tersusun secara rapi. Untuk evaluasi hasil belajar
terhadap peserta didik oleh pendidik berkaitan dengan seberapa jauh tingkat
pemahaman peserta didik setelah proses pembelajaran dilakukan dengan
pemberian tugas baik berupa tes tulis maupun tes lisan.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa
terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang.

30
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Erlina, E. (2016). Manajemen Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Lebong. Manajer


Pendidikan.

Handoko, H. (2001). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Ilmah, N. (2018). Manajemen Kurikulum Integratif (Studi Kasus di Madrasah


Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Sidoarjo). Jurnal Manajemen Pendidikan.

Maryam, S. (2020). Manajemen Kurikulum Madrasah Berbasis Full Day School


dalam Penanaman Budaya Pesantren di Madrasah Tsanawiyah. Jurnal
Educatio FKIP UNMA.

Mujiati, S. H., Rita, S., & Handayani, S. (2021). Manajemen Pengembangan


Kurikulum dalam Mewujudkan Pendidikan Bermutu di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Purbalingga. Ejournal Cakrawla.

Nasbi, I. (2017). Manajemen Kurikulum : Sebuah Kajian Teoritis. Jurnal Idaarah.

Noerlitasari, Triwoelandari, R., & Fahri, M. (2018). Manajemen Kurikulum dan


Pembelajaran SD Solihudin School Thailand. Attadib Journal.

Rouf, M. (2016). Manajemen Kurikulum Intergratif Madrasah - Pesantren (Studi


Multisitus di MAN 1 Malang dan Madrasah Terpadu MAN 3 Malang). Al-
Hikmah Jurnal Studi Keislaman.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sintasari, B., & Fitria, N. (2021). Manajemen Kurikulum Berbasis Madrasah di


MTs Bahrul Ulum Gadingmangu Perak Jombang. Urwatul Wutsqo.

Syafaruddin, A. (2017). Manajemen Kurikulum. Medan: Perdana Publishing.

iii
iv

Zulfa, N. C., & Pardjono. (2013). Manajemen Kurikulum Madrasah Aliyah


Program Keagamaan MAN 1 Surakarta. Jurnal Akuntabilitas Manajemen
Pendidikan.

iv

Anda mungkin juga menyukai