Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Sistem Pengelolaan, Pengembang dan Tingkat Pengembangan Kurikulum


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Pengembangan Kurikulum”
Dosen pengampu :
Imroatus Sholikhah, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Kolid Misbahudin (20229003011)


2. Fatkhurrohman (20229003007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KH. MUHAMMAD ALI SHODIQ
TULUNGAGUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT, atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam tidak lupa selalu dihaturkan untuk junjungan kita nabi agung, Nabi Muhammad SAW
yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT untuk kita semua, tidak lupa kami
sampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu Imroatus Sholikhah,M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah pengembangan kurikulum.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Sistem
Pengelolaan, Pengembang dan Tingkat Pengembangan Kurikulum”. Harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Penulis sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan masukan dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis
mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa syukur dan terima kasih. Semoga makalah
ini memberikan manfaat.

Tulungagung, 30 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
A. Sistem Pengelolaan Kurikulum................................................................................ 2
B. Para Pengembang Kurikulum .................................................................................. 5
C. Tingkatan Pengembangan Kurikulum...................................................................... 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 9
B. Saran ......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting bagi proses pendidikan.
Karena kurikulum merupakan intisari utama dalam materi yang diajarkan. Dengan
adanya kurikulum, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik dan
teratur. Kurikulum tentunya wajib diterapkan di setiap sekolah yang ada di Indonesia
sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.

Pada hakikatnya kurikulum yaitu suatu rencana yang menjadi panduan dalam
menyelenggarakan proses pendidikan. Apa yang dituangkan dalam rencana tersebut
banyak dipengaruhi oleh pandanganperenana tentang keberadaan awal pendidikan.

Pengelolaan kurikulum adalah suatu pola usaha atau cara bersama untuk mencapai
tujuan pengajaran khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas interaksi belajar
mengajar dan untuk memajukan kualitas mutu pendidikan.

Pengelolaan kurikulum ini berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang


membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas belajar bagi
siswa. Oleh karena itu penulis ingin memberikan pemaparan mengenai sistem
pengelolaan kurikulum, para pengembang dan tingkat pengembangan kurikulum. 1

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana sistem pengelolaan kurikulum?
2. Siapa saja pihak-pihak yang mengembangkan kurikulum?
3. Apa saja tingkatan dalam pengembangan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sistem pengelolaan kurikulum.
2. Untuk mengetahui pihak-pihak yang mengembangkang kurikulum
3. Untuk mengetahui tingkatan dalam pengembangan kurikulum.

1Alhamuddin. Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia Sejak Zaman Kemerdekaan


Hingga Reformasi (Jakarta: Prenamedia Group, 2019), Him. I

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pengelolaan Kurikulum

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, pengembangan kurikulum dilihat dari segi


pengelolaannya dapa dibedakan, yaitu sentralisasi, desentralisasi, dan sentral desantral. 2

1. Peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi

Pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi merupakan kurikulum yang disusun


oleh tim khusus di tingkat pusat yang terdiri atas para ahli. Dalam kurikulum ini, guru
tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi kurikulum yang bersifat
makro yang disusun oleh tim khusus yang terdiri dari para ahli, melainkan lebih
berperan dalam kurikulum mikro. Guru dalam kurikulum mikro ini, menyusun
kurikulum untuk jangka waktu satu tahun, satu semester.3

Jadi tugas guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi adalah untuk
menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun bahan pelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan tahap perkembangan anak, memiliki
metode dan media pembelajaran yang bervariasi, serta menyusun program dan alat
evaluasi yang tepat. Sistem sentralisasi juga dapat memacu sekolah-sekolah yang
kurang bermutu untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya, sedangkan bagi sekolah
yang sudah baik dapat menambah sendiri dengan melakukan berbagai pengayaan
sehingga jadi lebih bermutu. 4 Kelebihan dari pengembangan kurikulum sentralisasi,
yaitu mendukung terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa, tercapainya standar
minimal penguasaan atau perkembangan anak, dan model pengembangan
kurikulumseperti ini mudah untuk dikelola, dimonitor dan dievaluasi, serta lebih hemat
biaya, waktu, dan fasilitas. 5

2 H. Andi Achruh P, Eksistensi Guru dalam Pengembangan Kurikulum, Jurnal UIN Alauddin Makassar, Vol. 5,
No. 2, Hlm. 419
3 Ibid,.
4 Ema Fatmawati, Karakteristik Kurikulum, Desain Pengembangan Kurikulum, Peran Pemimpin Pesantren.

(Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara, 2015), Hlm. 81


5 H. Andi Achruh P, Eksistensi Guru dalam Pengembangan Kurikulum, Jurnal UIN Alauddin Makassar, Vol. 5,

No. 2, Hlm. 419

2
Kelemahan dari pengembangan kurikulum sentralisasi, yaitu pertama, menyeragamkan
kondisi yang berbeda-beda keadaan dan tahap perkembangan intelek, alam dan sosial
budayanya sangat sulit sekali.

Penyeragaman bisa menghambat kreatifitas, dapat memperlambat kemajuan sekolah


yang sudah mapan dan menyeret sekolah yang masih terbelakang. Kedua, dalam
penilaian hasil kurang objektif. Dalam kurikulum yang seragam, penilaian sering
dilakukan secara seragam pula. Seragam dalam penilaian berarti kesamaan di dalam segi
yang dinilai, prosedur, dan alat penilaian serta standar penilaian. Ketiga, memberikan
gambaran hasil yang beragam dan menunjukkan adanya perbedaan yang sangat ekstrim.
Bagi sekolah-sekolah yang kebetulan baik dapat menimbulkan sikap sombong,
sedangkan bagi sekolah yang hasilnya jelek akan mengakibatkan rasa rendah diri serta
adanya cemohan dari berbagai pihak.

2. Peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi Kurikulum


desentralisasi disusun oleh sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah
atau daerah, Kurikulum ini diperuntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah
tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik,
kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah.6

Kelebihan dari pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi :

a. Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat,

b. Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik Kemampuan


profesional, finansial maupun manajerial
c. Disusun oleh guru-guru sendiri yang memang mengerti kondisi danPerkembangan
anak didik sehingga mudah dalam implementasinya,
d. Memotivasi guru untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum
yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam
pengembangan kurikulum.
Kelemahan dari pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi :
a. Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi
persatuan dan kesatuan nasional, bentuk ini kurang tepat.

6 Ibid..

3
b. Tidak adanya standar penilaian yang sama, jadi sulit untuk dibandingkan dengan
sekolah atau wilayah lain,

c. Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah atau ke wilayah lain.

d. Sulit untuk mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional.

e. Tidak semua sekolah atau daerah memiliki kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum sendiri

Dengan demikian, tiap kampus mempunyai kurikulum tertentu yang berbeda


dengan kampus yang lain. Dosen ikut berpartisipasi, bukan cuma dalam penjabaran
dalam program tahunan semester/ satuan mata kuliah, namun di dalam menyusun
kurikulum yang merata untuk kampus. Di sini dosen pula bukan cuma berfungsi
bagaikan pengguna, namun perencana, pemikir, penataan, pengembang serta pula
pelaksana serta evaluator kurikulum. 7

Ditinjau dari aspek administrasinya, desentralilasi adalah bentuk organisasi


yang menghubungkan otonomi organik dengan aspek kelembagaan tertentu bagi
daerah tertentu. Berkaitan dengan makna desentralilasi tersebut, maka terdapat makna
administrasi yang bersifat desentralisasi sebagai wujud pertanggung jawaban terhadap
siapa yang mempunyai wewenang mengorganisasikan dalam mencapai kesesuaian
komponen kelembagaan dengan cara menjaga keseimbangan dan keharmonisan yang
dinamis. Prinsip dasar desentralisasi adalah pendelegasian dari otoritas-otoritas dan
fungsi-fungsinya terhadap semua level yang terstruktur tersebut. 8

Dalam hubungannya dengan desentralisasi administratif, maka secara


tradisional terdapat tiga bentuk, yakni by technical service; by territorial function: and
by cooperation. Maksudnya yaitu bahwa desentralisasi administratif kurikulum
mempunyai makna yang keterkaitan dengan teknik-teknik pelayanan,fungsi teritorial,
dan adanya kerjasama. Desentralisasi pengembangan kurikulum mempunyai makna
bahwa pengembangan kurikulum mahasiswa yang dihubungkan dengan potensi,
karakteristik dan kebutuhan pengembangan daerah dapat dimulai dari pemegang

7 Ema Fatmawati, Karakteristik Kurikulum. Desain Pengembangan Kurikulum, Peran Pemimpin Pesantren,
(Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara, 2015), Hlm. 83
8 Ibid..

4
kewenangan dan pengajaran (pengembangan kurikulum) yang dimulai dari rektor
bersama dengan dosen. Kurikulum desentralisasi disusun oleh kampus tertentu dalam
suatu wilayah atau daerah dan kurikulum ini ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan
ataupun lingkungan wilayah tertentu.”9

Peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentral-desentral


Untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran
antara keduanya dapat digunakan yaitu bentuk sentral-desentral.10

Dalam kurikulum yang dikelola secara desentralisasi dan juga yang sentral-
desentral, peranan guru dalam pengembangan kurikulum ini jauh lebih besar
dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi. Guru-guru juga turut
berpartisipasi, bukan hanya menjabarkan kurikulum induk ke dalam program tahunan,
tetapi juga di dalam menyusun kurikulum secara keseluruhan untuk sekolahnya. Guru-
guru juga ikut andil dalam merumuskan setiap komponen dan unsur dari kurikulum
itu sendiri sehingga mereka mempunyai perasaan turut memiliki kurikulum dan
terdorong untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya dalam
pengembangan kurikulum.”11

B. Para Pengembang Kurikulum


Pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kurikulum di sekolah antara lain: 12

1. Guru dan Peserta didik


Guru ialah barisan pengembang kurikulum terdepan, hingga guru
pulalah yang Senantiasa melaksanakan penilaian serta penyempurnaan
terhadap kurikulum. Tidak hanya itu pula di dalam guru berfungsi bagaikan
komunikator, motivator Belajar, pengembangan media belajar, pencoba,
penyusun organisasi, manajer sistem pendidikan, pembimbing baik di sekolah
ataupun di warga dalam ikatan penerapan long life education.

9 Ibid..
10 Ema Fatmawati, Karakteristik Kurikulum, Desain Pengembangan Kurikulum, Peran Pemimpin Pesantren,
(Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara, 2015), Hlm. 85
11 H. Andi Achruh P, Eksistensi Guru.... Hlm 421
12 Nurul Huda, "Manajemen Pengembangan Kurikulum". At-Ta'lim: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1...hlm 65

5
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berkepentingan sebab tugasnya yang terikat bagaikan
administrator serta supervisor. 13 Kepala sekolah dituntut bisa berfungsi aktif
dengan membagikan seluruh kemampuannya secara terus menerus dengan
mencurahkan waktu, tenaga, serta pikirannya buat mengetuai sekolah.
Kedudukan kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum begitu vital.
Sehingga tiap kebijakan, keahlian, visi, reaksi, serta kreativitasnya
menghadapi perubahan kurikulum turut berperan besar bagi pengembangan
kurikulum.14

3. Komite Sekolah
Peran masyarakat untuk mendukung keberhasilan pendidikan di
sekolah teramat tinggi. Karena itu, di tiap sekolah dibentuk lembaga
perwakilan masyarakat dan orang tua wali peserta didik yang disebut badan
pembantu pelaksanaan pendidikan (BP3) dan komite sekolah. Di samping
sebagai penyandang dana dan jembatan antara hubungan masyarakat dengan
sekolah, komite sekolah juga berperan sebagai lembaga kontrol terhadap
kegiatan sekolah. Selain itu, orang tua juga mempunyai peranan penting dalam
pelaksanaan kurikulum, karena dalam hal ini diperlukan kerjasama yang
sangat erat antara guru (pihak sekolah) dan para orang tua peserta didik agar
setiap kegiatan- kegiatan tersebut memberikan umpan balik bagi
penyempurnaan kurikulum secara simultan. 15

4. Pemerintah
Pengembangan kurikulum yang dilakukan di sekolah idealnya dipandu
oleh pihak pemerintah. Di mana peran pemerintah dalam pengembangan
kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar

13 Abdul Majir, Dasar Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), Hlm. 136
14 Nurul Huda, “Manajemen Pengembangan Kurikulum”. At-Ta’lim: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 Hlm. 66
15 Ibid..

6
serta program inti kurikulum. Kerangka dasar dan program inti tersebut akan
menentukan minimal course yang dituntut.

C. Tingkatan Pengembangan Kurikulum


Menurut Zainal Arifin, ada empat tahap pengembangan kurikulum dilihat dari
tingkatannya antara lain:16

1. Tingkat nasional
Pada tingkat ini membahas pendidikan pada tingkat nasional yang
terdiri dari pendidikan formal, informal, dan non formal. Dari tingkatannya
dapat dilihat secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal, pengembangan
kurikulum dilakukan berdasarkan tingkatan pendidikan dari yang terendah
sampai ke tinggi. Sedangkan Secara horizontal, pengembangan kurikulum
berdasarkan pendidikan yang sederajat.

2. Tingkat institusi
Tingkat ini memiliki beberapa kegiatan yangb harus dilaksanakan
antara lain, merumuskan tujuan yang akan dicapai sekolah, menyusun SKL
(standar kompetensi lulusan), dan penetapan isi kurikulum secara keseluruhan.
Standar kompetensi lulusan berupa rumusan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dicapai oleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran pada lembaga pendidikan.

3. Tingkat mata pelajaran


Silabus ialah wujud pengembangan kurikulum pada tingkatan mata
pelajaran. Silabus yang terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, modul
pokok. Aktivitas pendidikan, penanda pencapaian, wujud evaluasi serta alokasi
waktu disusun pada tiap semester.

16Karima Nabila Fajri, "Proses Pengembangan Kurikulum". Islamika Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan.
Vol. 1 No. 2. Him. 38

7
4. Tingkat pembelajaran di kelas
Pada tingkat pembelajaran dikelas pengembangan kurikulum
dilakukan dalam bentuk susunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pendidikan) yang
dirancang oleh masing-masing guru. Perencanaan tersebut juga meliputi sumber
belajar yang akan digunakan. Penjelasan di atas merupakan bentuk
pengembangan kurikulum pada tiap-tiapTingkatannya. Masing-masing
tingkatan memiliki tugas masing-masing dalam proses Pengembangan
kurikulum, akan tetapi tetap disesuaikan dengan tujuan pendidikan Nasional.
Menurut Hamalik proses pengembangan kurikulum yang digunakan
di Indonesia dimulai dengan melihat kebutuhan yang ada. Dari studi kebutuhan
serta kelayakan kemudian menyusun rencana kurikulum, rencana awal
dikembangkan menjadi rencana yang akan diterapkan dalam pelaksanaan
kurikulum. Rencana tersebut di uji coba terlebih dahulu di lapangan sebelum
kurikulum dilaksanakan secara menyeluruh. Setelah dilaksanakan secara
menyeluruh kemudian dilakukan penilaian untuk melihat tingkat keberhasilan
kurikulum. Hasil penilaian dapat digunakan untuk perbaikan kurikulum yang
telah ada.17

17 Ibid..

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengelolaan kurikulum adalah suatu pola usaha atau cara bersama untuk
mencapai tujuan pengajaran khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas
interaksi belajar mengajar dan untuk memajukan kualitas mutu pendidikan.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, pengembangan kurikulum dilihat dari
segi pengelolaannya dapat dibedakan, yaitu (1) sentralisasi, yang berarti
merupakan kurikulum yang disusun oleh tim khusus di tingkat pusat yang
terdiri atas para ahli. (2) desentralisasi, yaitu merupakan kurikulum yang
disusun oleh sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah
atau daerah. (3) sentral-desantral, yaitu bentuk pengelolaan antara kedua
kurikulum tersebut.
2. Pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kurikulum di sekolah antara
lain yaitu guru dan peserta didik, kepala sekolah, komite sekolah, dan
pemerintah.
3. Menurut Zainal Arifin, ada empat tahap pengembangan kurikulum dilihat
dari tingkatannya antara lain, tingkat nasional, tingkat institusi, tingkat mata
pelajaran, dan tingkat pembeajaran dikelas.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Kami sangat menyadari bahwa
makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak
memerlukan perbaikan. Karena itu, kami selaku pemakalah sangat membutuhkan
tanggapan, saran, dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah kami
selanjutnya. Atas perhatiannya, disampaikan terima kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA

Achruh, H. Andi. Eksistensi Guru dalam Pengembangan Kurikulum, Jurnal UIN


Alauddin Makassar, Vol. 5, No. 2, 2016

Alhamuddin. 2019, Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia Sejak


Zaman Kemerdekaaan Hingga Reformasi. Jakarta: Prenamedia Group 2019.

Ema Fatmawati. 2015. Karakteristik Kurikulum, Desain Pengembangan Kurikulum.


Peran Pemimpin Pesantren. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara 2015.

Fajri, Karima Nabila. Proses Pengembangan Kurikulum, Islamika: Jurnal Keislaman


dan Ilmu Pendidikan. Vol. 1, No. 2, Juli 2019

Huda, Nurul. Manajemen Pengembangan Kurikulum, At-Ta'lim: Jurnal Pendidikan


Vol. 3, No. 1, 2017

Majir. Abdul. 2017. Dasar Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Decpublish 2017.

10

Anda mungkin juga menyukai