Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum Lembaga Pendidikan


Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan
Dosen pengampu
Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag

Disusun oleh :
1. Shofiyatul A’yun 12207183118
2. Nila Laili Fauziah 12207183113
3. Risma Ayu Ningtias 12207183130
4. Anggita Sofia Dwi Rosada 12207183139

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb.
Kami mengucapkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas limpahan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan lancar dan tepat pada waktunya. Makalah ini di buat untuk menyelesaikan
salah satu tugas pada mata kuliah Manajemen Dakwah. Kami mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag selaku dosen pengampu dari mata kuliah
Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan, Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Semua rekan mahasiswa manajemen pendidikan islam kelas 5 - C terutama
kelompok 1 yang telah bersama–sama menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin
WassalamaualaikumWr.Wb.

Tulungagung, 18 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A. Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum......................... 3
B. Perencanaan Kurikulum dalam Lembaga Pendidikan............................ 4
C. Pengorganisasian Kurikulum dalam Lembaga Pendidikan......................7
D. Pelaksanaan Kurikulum dalam Lembaga Pendidikan..............................8
E. Evaluasi Kurikulum dalam Lembaga Pendidikan.................................. 10
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 12
A. Kesimpulan............................................................................................ 12
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejatinya eksistensi masa depan suatu bangsa sangat dipengaruhi dan
ditentukan oleh efektivitas fungsi pendidikan dalam menghasilkan Sumber
Daya yang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan perlu senantiasa
dikembangkan dalam rangka transformasi kebudayaan yang dilakukan melalui
pembelajaran dan proses pendidikan dari Negara berkembang menuju Negara
maju.
System pendidikan memiliki peran strategis dalam
mengimplementasikan kurikulum sebagai miniatur kebudayaan bangsa yang
senantiasa mengutamakan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa untuk
meraih cita-cita kemerdekaan. Kurikulum adalah suatu system yang memiliki
komponen-komponen yang saling berkesinambungan dan menunjang satu
sama lain.. Komponen-komponen kurikulum terdiri dari tujuan, materi
pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk system ini kurikulum akan
berjalan menuju tujuan pendidikan dengan adanya kerja sama diantara seluruh
subsistemnya. Apabila salah satu variable kurikulum tidak berfungsi dengan
baik maka system kurikulum akan berjalan kurang maksimal. Dalam kondisi
saat ini, tidak mungkin kebudayaan bangsa berkembang bila pendididikan di
sekolah tidak efektif dalam mewujudkan pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum pendidikan nasional yang mampu mengantisipasi dan merespon
dinamika kebudayaan pada era informasi melalui penyediaan sumber daya
manusia yang berkualitas unggul.
Maka kurikulum merupakan aspek yang sangat berpengaruh dalam
dunia pendidikan. Karena kurikulum adalah salah satu komponen dalam
system pendidikan untuk mencapai tujuan institusional pada sebuah lembaga
pendidikan. Oleh karenanya kurikulum memegang peranan sentral dalam
mewujudkan sekolah yang bermutu. Adapun hal yang sangat mempengaruhi
keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen kurikum
atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan yang

1
mana pengelolaan kurikulum tersebut dikoordinasi oleh pihak pimpinan
lembaga dan pembantu pimpinan yang bersangkutan secara integral dalam
konteks MBS dan KTSP yang sesuai dengan visi, misi lembaga pendidikan
yang bersangkutan.
Manajemen kurikulum adalah suatu system pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka
mewujudkan tercapainya tujuan kurikulum. Kurikulum adalah jantung
pendidikan. Keberhasilan pendidikan sedikit banyak terletak pada
keberhasilan kurikulum. Dalam hal ini kurikulum memiliki ruang lingkup
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pada
akhirnya sampai pada sebuah evaluasi sehingga dalam pengelolaanya
kurikulum dapat berjalan secara sistematis agar dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan prinsip-prinsip dari manajemen kurikulum?
2. Bagaimana perencanaan kurikulum dalam lembaga pendididkan?
3. Bagaimana pengorganisasian kurikulum dalam lembaga pendidikan?
4. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dalam lembaga pendidikan?
5. Bagaimana evaluasi kurikulum dalam lembaga pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan prinsip-prinsip manajemen kurikulum
dalam lembaga pendidikan
2. Untuk mengetahui perencanaan kurikulum dalam lembaga pendidikan
3. Untuk mengetahui pengorganisasian kurikulum dalam lembaga
pendidikan
4. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum dalam lembaga pendidikan
5. Untuk mengetahui evaluasi kurikulum dalam lembaga pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum

Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir
yang artinya “pelan” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga, terutama dalam bidang atletik pada zaman romawi
kuno. Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang
berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari dari garis start sampai dengan finish untuk memperoleh medali
atau penghargaan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta bahan yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Manajemen Kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen
berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh
karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan dalam mengelola
kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian
sasaran dalam visidan misi lembaga pendidikan tidak mengabaikan
kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan
agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum,
sehingga lembaga pendidikan selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri
dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum,
mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada
masyarakat maupun pemerintah.1

1
Ibrahim Nasbi, (Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis, Jurnal Idaarah Vol. 1 No. 2,
2017), Hlm. 318-319

3
Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum, yaitu:
1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar
sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen
kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan
demokrasi, yang menempatkan pengelola, pelaksanaan dan subjek didik
pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai
pihak yang terlibat.
4. Efektivitas dan Efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan
kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan
hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat.
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum,
proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan
visi, misi, dan tujuan kurikulum.2

B. Perencanaan Kurikulum dalam Lembaga Pendidikan

1. Pengertian Perencanaan Kurikulum

Perencanaaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang


dimaksud untuk membina anak didik ke arah perubahan perilaku yang
diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan telah terjadi
pada diri anak didik. Pengembangan kurikulum harus dilihat dari
pengalaman yang diperoleh baik dari dalam maupun dari luar lembaga
pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis dan terpadu, yang

2
Ibid., Hlm. 319-320

4
bertujuan untuk mempersiapkan anak didik mencapai tujuan pendidikan.3
Perencanaan Kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika
pemegang pengelolaan kurikulum membuat keputusan dan mengambil
tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh tenaga
pendidik dan peserta didik.4 Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan
kurikulum adalah suatu proses penyusunan system belajar yang ditujukan
kepada siswa untuk mencapai hasi pembelajaran yang berkualitas dan untuk
meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam lingkup pendidikan islam.

2. Karakteristik dan Tujuan Perencanaan Kurikulum

Kurikulum adalah semua pengalaman yang mencakup yang diperoleh baik


dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan, yang telah direncanakan
secara sistemtis dan terpadu yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta
didik mencapai tujuan pendidikan. Tujuan perencanaaan kurikulum
dikembangkan dalam bentuk kerangka teori dan penelitian terhadap
kekuatan sosial, pengembangan masyarakat, kebutuhan dan gaya belajar
siswa. Pimpinan perlu menyusun perencanaan secara cermat, teliti,
menyeluruh, dan rinci, karena memiliki multi fungsi sebagai berikut:

a. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen,


yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan,
media penyampaiannya, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya,
tenaga, sarana yang diperlukan, system control dan evaluasi, peran unsur-
unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen organisasi.
b. Berfungsi sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk
menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan
organisasi. Perencanaan kurikulum yang matang besar sumbangannya
terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinan, dan oleh karenanya perlu
memuat informasi kebijakan yang relevan, disamping seni kepemimpinan
dan pengetahuan yang telah dimilikinya.

3
Arif Munandar, (Pengantar Kurikulum,Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), Hlm.102
4
M Musfiqon, (Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Kurikulum 2013, Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2016), Hlm. 18

5
c. Sebagai motivasi untuk melaksanakan system pendidikan sehingga
mencapai hasil optimal

3. Model Perencanaan Kurikulum

a. Model perencanaan rasional deduktif atau rasional tyler, menitik


beratkan logika dalam merancang program kurikulum dan bertitik tolak
dari spesifikasi tujuan (goals and objectives) tetapi cenderung
mengabaikan problematika dalam lingkungan tugas. Model itu dapat
diterapkan pada semua tingkat pembuatan keputusan, misalnya
rasionalisasi proyek pengembangan guru, atau menentukan kebijakan
suatu planning by objecktives di lingkungan departemen. Model ini
cocok untuk system perencanaan pendidikan yang sentralistik yang
menitikberatkan pada system perencanaan pusat, dimana kurikulum
dianggap sebagai suatu alat untuk mengembangkan/ mencapai maksud-
maksud di bidang social ekonomi
b. Model interaktif rasional (the rational interactive model), memandang
rasionalitas sebagai tuntutan kesepakatan antara pendapat-pendapat
yang berbeda, yang tidak mengikuti urutan logic. Perencanaan
kurikulum dipandang suatu masalah lebih “perencanaan dengan”
(planning with) daripada perencanaan bagi (planning for). Seringkali
model ini dinamakan model situasional, asumsi rasionalitasnya
menekankan pada respon fleksibel kurikulum yang tidak memuskan dan
inisiatif pada tingkat sekolah atau tingkat local. Hal ini mungkin
merupakan suatu refleksi suatu keyakinan ideologis masyarakat
demokrasi atau pengembangan kurikulum berbasis sekolah.
Implementasi rencana merupakan fase krusial dalam pengembangan
kurikulum, dimana diperlukan saling beradaptasi antara perencana dan
pengguna kurikulum.
c. Model yang disiplin (The Diciplines Model), perencanaan ini
menitikberatkan pada guru-guru, mereka sendiri yang merencanakan
kurikulum berdasarkan pertimbangan sistematik tentang relevansi
pengetahuan filosofis, (issu-issu pengetahuan yang bermakna),

6
sosiologi (argument-argumen kecenderungan social), psikologi (untuk
memberitahukan tentang urutan-urutan materi pelajaran)
d. Model tanpa perencanaan (non planning model), adalah suatu model
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan intuitif guru-guru di dalam
ruangan kelas sebagai bentuk pembuatan keputusan, hanya sedikit
upaya kecuali merumuskan tujuan khusus, formalitas pendapat, dan
analisis intelektual.

Keempat model perencanaan kurikulum yang dikemukakan di atas


sesungguhnya merupakan tipe-tipe yang ideal (ideal types) dan bukan model-
model perencanaan kurikulum aktual. Umumnya perencanaan kurikulum
mengandung keempat aspek model tersebut. Namun untuk membedakannya
antara satu dengan yang lainnya, diperlukan analisis variable kebermaknaan bagi
praktek perencanaan. Asumsi-asumsi rasionalitas tersebut perlu disadari dalam
kaitannya dengan cara memproses informasi sebagai refleksi posisi-posisi social
dan ideologis yang mengatur perencanaan kurikulum.5

C. Pengorganisasian Kurikulum

Pengorganisasian kurikulum merupakan upaya untuk mengelola dan


mensinkronkan semua program kurikulum sehingga dapat diimplementasikan
dalam kegiatan belajar mengajar dengan optimal. Sedangkan organisasi
kurikulum merupakan struktur program yang berupa kerangka umum program-
program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.6
Organisasi kurikulum adalah pola atau desain bahan kurikulum yang
tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta
mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Adapun Pengorganisasian adalah
tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-
orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh

5
Opcid, Ibrahim Hlm.322-324
6
Agus Zaenul Fitri, (Manajemen Kuriulum Pendidikan Islam (Dari Normatif – Filosofis ke
Praktis). Bandung: Alfabeta, 2013), Hlm. 34

7
kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa
setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa
targetnya. Beberapa factor yang mempengaruhi organisasi kurikulum adalah
ruang lingkup, urutan bahan, kontinuitas, keseimbangan dan keterpaduan.
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : perumusan rasional
atau dasar pemikiran, perumusan visi,misi dan tujuan, penentuan struktur dan isi
program, pemilihan dan pengorganisasian materi, pengorganisasian kegiatan
pembelajaran, pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar dan yang terakhir
penentuan cara mengukur hasil.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi mengemukakan
beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
1. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang
sesuai dengan kebutuhan.
2. Satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja.
3. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
4. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol.
5. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah.
6.
Organisasi harus fleksibel dan seimbang.7

D. Pelaksanaan Kurikulum

Pembinaan kurikulum pada dasarnya adalah usaha pelaksanaan kurikulum di


sekolah, sedangkan pelaksanaan kurikulum itu sendiri direalisasikan dalam
proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prnsip dan tuntutan kurikulum
yang telah dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang pendidik atau sekolah-
sekolah tertentu. Pokok-pokok kegiatan tersebut menurut Evelyn J. Sowell dapat
dikelompokkan menjadi 9 kelompok kegiatan diantaranya adalah:

1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah

7
Fitri Oviyanti, dkk, (Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, Palembang: Noer Fikri, 2015),
Hlm. 8-9

8
2. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
3. Kegiatan yang berhubungan dengan murid
4. Kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
5. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler
6. Kegiatan pelaksanaan evaluasi
7. Kegiatan pelaksanaan pengatur alat
8. Kegiatan dalam bimbingan dan penyuluhan
9. Kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan mutu professional guru
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yatu tingkat sekolah
dan tingkat kelas, yang dilaksanakan dengan saling berkesinambungan dan
bersama-sama bertanggungjawab untuk melaksanakan proses administrasi
kurikulum.

1. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah

Pada tingkatan sekolah, kepala sekolah bertanggungjawab


melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala
sekolah berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun rencan
tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan
membuat notula rapat, embuat statistik dan menyusun laporan.

2. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas

Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin


kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas
tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi, yaitu: pembagian tugas
mengajar, pembagian tugas pembinaan ekstra kurikuler, pembagian tugas
bimbingan belajar.

Pelaksanaan manajemen kurikulum merupakan bagian yang integral dari


keseluruhan dari manajemen pendidikan yang diterapkan di semua jenis dan
jenjang pendidikan. Bahkan tidak berlebihan jika dikatkan bahwa keberhasilan
suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh manajemen kurikulumnya.

9
Istilah manajemen dan administrasi pendidikan yang dipergunakan dalam
penulisan ini mengandung arti yang sama yaitu pengelolaan pendidikan.8 Sesuai
dengan penjelasan tersebut bahwa dalam pelaksanaan kurikulum harus diarahkan
dengan tolak ukur yang susuai dengan tujuan yang telah dibuat dan pencapaian
keberhasilan terhadap pengelolaan dari strategi yang bermutu.

E. Evaluasi Kurikulum

Kegiatan evaluasi kurikulum dilakukan untuk mengukur apakah tujuan


kurikulum sudah tercapai. Dengan hal tersebut, evaluasi juga hanya dibatasi pada
kegiatan menilai tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang
telah ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran.9 Kunci pekerjaan evaluasi adalah
kepekaan evaluator terhadap pelaksanaan kurikulum yang telah dikembangkan
sehingga dapat diambil keputusan yang tepat. Supaya dapat diambil keputusan
secara tepat, maka diperlukan informasi yang akurat10. Selanjutnya dalam
melakukan evaluasi kurikulum perlu mengikuti prinsip, dan prinsip dalam
pengevaluasian kurikulum adalah prinsip waktu dan objektivitas.11

Konsep evaluasi kurikulum memiliki cakupan yang luas, yatu seluruh


komponen dan kegiatan pendidikan, serta dilakukan secara terus-menerus. Tetapi
dapat juga dilakukan hanya pada komponen-komponen tertentu dari kurikulum.
Hal tersebut bergantung pada tujuan pelaksanaan evaluasi kurikulum. Meskipun
demikian, diperlukan persyaratam tertentuuntuk menentukan apakah evaluasi
kurikulum dilaksanakan atau hanya pada komponen tertentu saja, agar hasilnya
bermakna.

Dari penjelasan di atas bahwa komponen kurikulum atau aspek yang dinilai
dalam evaluasi dapat dibagikan menjadi 2, yaitu: (1) Evaluasi kurikulum dalam
pengertian luas, bersasaran pada seluruh komponen kurikulum, bukan hanya
hasil belajar dan proses pembelajaran (tujuan, materi, strategi, media, evaluasi),

8
Suhelyanti, M. Ridwan Aziz, dkk, (Manajemen Pendidikan, Medan: Yayasan Kita Menulis, Juli
2020), Hlm. 28-29
9
Lise Chamisijatin dan Fendy Hardian Permana, (Telaah Kurikulum, Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang, Februari 2020), Hlm. 69
10
Ibid, Hlm. 71
11
Ibid, Hlm. 73

10
melainkan juga desain dan implementasinya, kemampuan dan unjuk kerja guru,
kemampuan dan kemajuan peserta didik, sarana, fasilitas dan sumber belajar. (2)
Sedangkan evaluasi kurikulum dalam arti sempit, sebatas pada hasil-hasil yang
dicapai peserta didik. Jadi evaluasi kurikulum diantaranya adalah:

1. Evaluasi perencanaan kurikulum


2. Evaluasi pelaksanaan kurikulum.12

12
Ibid, Hlm. 74-75

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan


mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan selain
dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan
kurikulum, mendesain kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan
hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah. Kurikulum
tersebut merupakan jantung dari suatu lembaga pendidikan, kemudian dikelola
dengan sedemikian rupa agar tujuannya dapar tercapai. Dan ada 5 prinsip dalam
manajemen kurikulum, yaitu produktivitas; demokratisasi; kooperatif, efektivitas
dan efisiensi; mengarahkan visi, misi dan tujuan. Dalam hal ini ruang lingkup
manajemen kurikulum terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan evaluasi.
Perencanaan Kurikulum merupakan langkah awal membangun kurikulum
ketika pemegang pengelolaan kurikulum membuat keputusan dan mengambil
tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh tenaga
pendidik dan peserta didik. Ada beberapa model perencanaan manajemen
kurikulum, yaitu Model perencanaan rasional deduktif, Model interaktif rasional,
Model disiplin, Model tanpa perencanaan.
Pengorganisasian kurikulum merupakan upaya untuk mengelola dan
mensinkronkan semua program kurikulum sehingga dapat diimplementasikan
dalam kegiatan belajar mengajar dengan optimal.
Pelaksanaan kurikulum itu sendiri direalisasikan dalam proses belajar
mengajar sesuai dengan prinsip-prnsip dan tuntutan kurikulum yang telah
dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang pendidik atau sekolah-sekolah
tertentu. Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yatu tingkat
sekolah dan tingkat kelas.
Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
apakah tujuan kurikulum sudah tercapai. Dengan hal tersebut, evaluasi juga

12
hanya dibatasi pada kegiatan menilai tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran yang telah ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran. Dan dalam
pengevaluasian kurikulum terdiri dari evaluasi perencanaan dan pelaksanaan.

13
DAFTAR RUJUKAN

Fitri, Agus Zaenul. 2013. Manajemen Kuriulum Pendidikan Islam (Dari Normatif –
Filosofis ke Praktis). Bandung: Alfabeta

Oviyanti, Fitri., dkk. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Palembang:


Noer Fikri

Musfiqon, M. 2016. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Kurikulum 2013.


Sidoarjo: Nizamia Learning Center

Nasbi, Ibrahim. Desember 2017. Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis.


Jurnal Idaarah Vol. 1 No. 2

Munandar, Arif. 2018. Pengantar Kurikulum. Yogyakarta: CV Budi Utama

Chamisijatin, Lise dan Permana, Fendy Hardian. Februari 2020. Telaah Kurikulum.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Suhelyanti., Aziz, M. Ridwan., dkk. Juli 2020. Manajemen Pendidikan. Medan:
Yayasan Kita Menulis

14

Anda mungkin juga menyukai