Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM DAN METODE PENYEBARAN AGAMA – AGAMA DI


INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

DAKWAH KULTURAL

Dosen Pengampu :

Dr. H. Masduki, M. Ag

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. M. Ali Ilhamuddin (12207183109)


2. Herno Resti Wastiti (12207183123)
3. Tsania Fadlila Putri (12207183133)
4. Ainilia Rahma Fauziah (12207183136)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa kami
curahkan kepada Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah nanti.

Tak lupa kami ucapkan rasa terimakasih kepada bapak Dr. H. Masduki M.
Ag. yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan dan
mendiskusikan makalah yang berjudul “Sistem dan Metode Penyebaran Agama –
Agama di Indonesia”

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun yang kami harapkan
demi menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tulungagung, 07 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii

A. PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1.

B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan..........................................................................................1

B. PEMBAHASAN..............................................................................................2

A. Islam.................................................................................................................3

B. Kristen Protestan dan Katolik...........................................................................5

C. Hindu................................................................................................................7

C. PENUTUP.......................................................................................................9

A. Kesimpulan.......................................................................................................9

B. Saran.................................................................................................................9

DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................10

iii
BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimat pada sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang
Maha Esa” merupakan sebuah ciri khas atau karakteristik dari bangsa
Indonesia bahwa negara kita sesungguhnya memiliki agama yang beragam,
dan sudah menjadi hak dari setiap individu untuk menentukan sendiri agama
yang dianut, dipercayai dan diyakini sepenuh hati. Dasar agama diharapkan
mampu menjadi sumber moral yang dapat dijadikan pedoman bagi sikap dan
perilaku warga.
Dengan keadaan Indonesia yang majemuk ini, hendaknya diperlukan
sikap toleransi antar umat beragama. Saling merangkul, bahu-membahu dan
bersatu untuk memperjuangkan keutuhan bangsa. Namun, sayangnya realitas
menunjukkan bahwa konflik bernuansa agama sering terjadi di Indonesia.
Konflik agama dapat terjadi karena perbedaan konsep ataupun praktek yang
dijalankan oleh pemeluk agama melenceng dari ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan oleh syariat agama. Munculnya stereotype satu kelompok
terhadap kelompok lain yang berbeda agama biasanya menjadi pemicu
konflik antar umat beragama yang diikuti oleh upaya saling serang, saling
membunuh, membakar rumahrumah ibadah dan tempat-tempat bernilai bagi
masing-masing pemeluk agama. Dalam beberapa dekade terakhir ini, banyak
umat agama lain memberikan stereotype kepada umat Islam sebagai umat
yang radikal, tidak toleran, dan sangat subjektif dalam memandang kebenaran
agama lain. Di sisi lain umat Kristen juga dipandang sebagai umat yang
agresif dan ambisius, rakus, bertendensi menguasai segala aspek kehidupan
dan berupaya menyebarkan pesan Yesus.
Tidak hanya itu saja, masih banyak kasus tentang isu agama yang terjadi,
dimulai dari masa penjajahan hingga era reformasi seperti saat ini. Apalagi
dengan kemunculan teknologi yang semakin canggih, memudahkan para
oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah persatuan

1
dengan cara menyebarkan hoax mengenai isu agama. Maka dari itu, isu
agama adalah hal yang sensitif di era seperti saat ini, perlu berhati-hati dan
mengedepankan etika ketika beropini mengenai isu tersebut, untuk
meminimalisir kerusuhan. Selain itu, hendaknya semua warga Indonesia
mengetahui sejarah mengenai sistem serta metode penyebaran beberapa
agama yang ada di Indonesia. Diharapkan, selain menambah rasa kecintaan
kita terhadap bangsa sendiri, juga dapat menambah toleransi antar umat
beragama, sehingga tidak ada perpecahan lagi kedepannya dan mampu
menjaga keutuhan negara Indonesia, meskipun memiliki agama atau budaya
yang berbeda-beda di dalamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem dan metode penyebaran agama Islam di Indonesia?
2. Bagaimana sistem dan metode penyebaran agama Kristen Protestan di
Indonesia?
3. Bagaimana sistem dan metode penyebaran agama Kristen Katholik di
Indonesia?
4. Bagaimana sistem dan metode penyebaran agama Hindu di Indonesia?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui penyebaran agama Islam di Indonesia
2. Untuk mengetahui penyebaran agama Kristen Protestan di Indonesia
3. Untuk mengetahui penyebaran agama Kristen Katholik di Indonesia
4. Untuk mengetahui penyebaran agama Hindu di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem dan Metode Penyebaran Agama Islam di Indonesia


Indonesia mempunyai lima agama besar yang telah lama dianut oleh
warga negaranya. Lima agama tersebut adalah Islam, Kristen Katolik, Kristen
Protestan, Hindu dan Budha. Kelima agama tersebut berkembang
dikarenakan para pemeluknya aktif menyebarkan agamanya dengan berbagai
macam strategi. Pada bagian ini akan diulas berbagai strategi yang digunakan
oleh masing-masing pemeluk agama dalam menyebarluaskan ajaran
agamanya. Agama Hindu dan Budha merupakan dua agama yang pertama
sekali masuk ke wilayah Indonesia. Agama Hindu dan Budha masuk ke
Indonesia tidak terlepas dari peranan para pedagang asing yang masuk dan
melakukan aktivitas perdagangan di nusantara. Sedangkan agama Islam
masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim dari Gujarat, Arab
dan juga Persia. Selain untuk berdagang, mereka juga membawa paham
agama Islam untuk disebarluaskan di dalam kehidupan bermasyarakat. Proses
masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara
bertahap dan dialakukan secara damai melalui beberapa strategi berikut
(Syakir 1983, Dalimunthe 2016, Solikin dan Wakidi 2013):
1. Strategi perdagangan, para pedagang muslim di samping berdagang juga
menjalankan kewajiban berdakwah dalam bentuk menyampaikan dan
mengajarkan agama Islam kepada orang lain yang ditemuinya. Selain itu
para pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk
membentuk perkampungan muslim. Strategi ini merupakan strategi yang
dipilih sejak awal masuknya Islam ke Indonesia.
2. Strategi perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan
cara seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang
belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya tersebut ikut
menganut Islam. Sasaran utama dari strategi ini adalah para putri raja atau

3
bangsawan. Karena pernikahan itulah, maka banyak keluarga raja atau
bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti oleh rakyatnya.
3. Strategi dakwah kultural, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan
cara memberi penerangan tentang agama Islam seperti yang dilakukan
Wali Songo dan para ulama lainnya.
4. Strategi pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren
dan sekolah guna memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian para
alumninya menyebarkan ajaran Islam tersebut di daerahnya masing-
masing.
5. Strategi seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media
seni budaya seperti pergelaran wayang kulit, upacara sekaten, seni
bangunan (masjid), seni pahat atau ukir, seni tari, seni musik,dan seni
sastra.
6. Strategi tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola
pikir masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan
Budha.1
Kedatangan Islam di Nusantara berlangsung secara damai dan sangat
cepat beradaptasi dengan budaya Nusantara, tidak ada benturan dengan
budaya setempat. Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Para
pedagang dari Arab datang melalui rute laut sehingga tidak heran penduduk
Indonesia di daerah-daerah pesisir mayoritas memeluk agama Islam.
Beberapa daerah pantai, kota-kota pelabuhan menjadi kota-kota yang
bercorak Islam, seperti: Samudera Pasai, Pidie di Aceh, Palembang, Malaka,
Jambi, Demak, Gresik, Tuban, Cirebon, Banten, Gowa, Makassar,
Banjarmasin, Ternate, Tidore dan sebagainya. Di antara kota-kota tersebut
ada yang berfungsi sebagai pusat kerajaan yang bercorak Islam, kadipaten
dan sebagai kota pelabuhan. Kerajaan di pinggiran pantai bercorak maritim
sedangkan kerajaan di pedalaman bercorak agraris. Selain bercorak Islam,

1
Abror Sodik dan Muhammad Wakhid Mustofa, “Analisis Strategi Penyebaran Agama-
Agama Di Indonesia Dari Pra Hingga Era Modern Dengan Pendekatan Teori Permainan
Matematika”, Vol. 15, No. 1, Juni 2018, hlm. 105

4
adapula yang merupakan percampuran antara unsur-unsur magis-religius
budaya setempat sehingga Islam di Sumatera berbeda dengan Islam di Jawa.
Ada perdebatan mengenai kedatangan Islam di Nusantara, ada empat
tema pokok yang berkaitan dengan kedatangan Islam ke Nusantara: Pertama,
Islam dibawa langsung dari Arab; kedua, Islam diperkenalkan oleh para guru
dan penyiar profesional (da’i; zondig), ketiga, pihak yang mula-mula masuk
Islam adalah penguasa, dan keempat, mayoritas para penyebar Islam
profesional ini datang ke Nusantara pada abad ke 12 dan 13. Jadi Islam sudah
diperkenalkan ke Nusantara sejak abad pertama Hijriyah dan abad 12 M
Islam semakin tampak secara nyata.2
B. Sistem dan Metode Penyebaran Agama Kristen Protestan dan Katolik di
Indonesia
Katolik memiliki makna, suatu sekte agama Kristen yang dipimpin oleh
Paus yang berpusat di Roma. Sedangkan, Protestan secara etimologi berasal
dari kata protes, yaitu satu sekte yang bertentangan dengan sekte Katolik.
Kristen Protestan merupakan agama Kristen yang dahulunya menganut sekte
Katolik, namun sekarang bertentangan karena adanya perbedaan paham
masalah pengampunan dosa yang dilakukan Paus. Theologi Kristen Katolik
maupun Protestan sebenarnya mempunyai makna yang sama, yaitu suatu
aturan atau kebiasaan yang dilihat dari sudut Ilmu Ketuhanan yang
merupakan dasar-dasar kepercayaan kepada Tuhan dan agama terutama kitab-
kitab suci.
Protestanisme pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad ke-16,
sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran. Sedangkan
penyebaran agama Katolik yang dilakukan Portugis dan Spanyol berbarengan
dengan usaha untuk memonopoli rempah-rempah secara keseluruhan di
Maluku Utara. Kemudian, VOC mendukung Protestan dan mengambil-alih
jemaah Katolik di kawasan timur Indonesia. Hanya di Flores Katolik terus
berkembang. Protestan sendiri, yang menjadi anak emas selama masa VOC,

2
Alfriyani Pongpindan, “Islam Khas Indonesia: Metodologi Dakwah Islam Nusantara”,
Vol, III, No.2, Desember 2019, hlm. 5

5
mengalami masa subur. Hal inilah yang menyebabkan populasi Protestan di
Indonesia lebih banyak daripada Katolik. Selain itu, strategi Belanda dan
Portugis dalam mencari rempah-rempah sekaligus menyebarkan agama
Kristen dikenal dengan gold, glory, gospel.
Adapun beberapa strategi yang digunakan para misionaris dalam
melakukan penyebaran agama Kristen pada saat itu diantaranya, sebagai
berikut:
1. Strategi kesaksian pribadi (personal testimony).
Strategi ini dilakukan dalam bentuk seorang kristen/katolik
menyampaikan kepada orang lain bahwa dia memiliki pengalaman pribadi
dengan Yesus Kristus dari mendengar sendiri langsung suara Yesus di
dalam hati atau lewat telinga ketika seorang Kristen sedang mencari
bimbingan spiritual, atau melihat Yesus sendiri menampakkan diri dalam
wujud laki-laki berjubah putih dan bercahaya, sampai mendapatkan
kesembuhan ilahi dari penyakit-penyakit berat yang menurut pendekatan
medis sudah tak akan dapat disembuhkan, atau konon berubah jadi kaya
raya begitu menjadi orang Kristen.
2. Strategi penyebaran agama dari rumah ke rumah.
Dilakukan oleh sekelompok yang menjalankan penyebaran agama dari
rumah ke rumah, (door-to-door evangelism) di masyarakat.
3. Penyebaran agama lewat sinkretisme.
Hal ini dilakukan dalam bentuk penggunaan tembang-tembang Jawa
yang isinya merupakan doa-doa dalam rumus Kristen dan Katolik,
penggunaan dzikir dengan menggunakan rapalan-rapalan Kristen dan
Katolik, dan penggunaan cara-cara seperti dukun untuk mengobati orang
sakit dengan menggunakan Doa Bapa.
4. Strategi inkulturasi dan kontekstualisasi teologi.
Strategi ini dilakukan dalam bentuk mengungkapkan kisah-kisah
skriptural dan ajaran-ajaran agamanya dalam berbagai bentuk ekpresif
kesenian dan kebudayaan yang diambil dari kebudayaan masyarakat
sasaran penyebaran agama. Misalnya dalam bentuk gaya lukisan, madah,

6
pantun, alatalat musik, bentuk pakaian, bentuk bangunan, bahasa, kisah-
kisah, olah raga, upacaraupacara, sampai ke gaya hidup, yang semuanya
berurat dan berakar dalam kehidupan masyarakat-masyarakat lokal yang
menjadi sasaran penyebaran agama.
5. Strategi aktivitas diakonia.
Strategi ini dikakukan dalam dua bentuk: Pertama, pelayanan karitatif
(amal) lewat, misalnya, pemberian sembako kepada penduduk miskin di
suatu kawasan, pemberian sumbangan sejumlah kecil uang, pakaian dan
mainan bekas ke panti-panti asuhan, vaksinasi gratis terhadap anak-anak
penduduk kawasan-kawasan kumuh, pasar sangat murah untuk penduduk
miskin yang tinggal di sekitar lokasi gereja, sampai ke balai-balai
pengobatan sangat murah untuk warga miskin dalam gereja maupun yang
berada di luar gereja, dan lain sebagainya. Kedua, pelayanan vokasional,
yakni kegiatan mendidik, menyekolahkan dan melatih para pengangguran
dan orang miskin agar mereka memiliki bekal pengetahuan praktis dan
keahlian yang dapat membuat mereka menjalani vokasi/panggilan sebagai
pekerja-pekerja yang dapat dipercaya dan terampil dalam masyarakat,
untuk menghasilkan pendapatan buat kehidupan mereka sendiri minimal,
sehingga tidak menjadi parasit yang tak disukai orang lain.
6. Strategi penerjemahan Alkitab.
Dilakukan dalam bentuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-
bahasa daerah yang ada di Indonesia agar lebih mudah difahami oleh
masyarakat berbagai suku dan daerah.3
C. Sistem dan Metode Penyebaran Agama Hindu di Indonesia
Di negara Indonesia sendiri terdapat beberapa agama yang telah di anut
oleh masyarakatnya. Hindu merupakan salah satu agama yang pertama kali
masuk ke Indonesia. Masuknya agama Hindu ke Indonesia pada saat itu tidak
terlepas dari peranan pedagang asing yang masuk dan melakukan aktivitas

3
Abror Sodik dan Muhammad Wahid Mustofa, “Analisis Strategi……………………...
hlm. 105-106

7
perdagangan di nusantara. Berikut terdapat beberapa strategi atau metode
masuknya ajaran agama Hindu ke Indonesia :
1. Lingkungan
Kebanyakan masyarakat Hindu di Indonesia tinggal secara
berkumpul/mengomplek pada suatu daerah salah satu contohnya daerah
Bali. Hal ini berpengaruh terhadap penyebaran agama Hindu itu sendiri.
2. Perkawinan
Pernikahan berbeda agama atau keyakinan membuat salah satu pihak
harus memilih salah satu agama diantara mereka agar bisa bersatu dalam
satu rumah tangga. Jika pihak pria (Hindu) tetapi pihak wanita (Non
Hindu) maka biasanya pihak wanita akan mengikuti keyakinan atau agama
dari pihak pria.
3. Pendidikan
Hal ini dilakukan dengan mendidik siswa tentang ajaran Hindu
dengan baik, sehingga ketika ada siswa ditanya oleh orang yang berbeda
keyakinan dan siswa tersebut menjawab dengan benar maka hal tersebut
merupakan pintu masuk untuk mempelajari agama Hindu lebih dalam.
4. Darma Wacana
Yang dimaksud disini adalah dengan metode ceramah, ditempat –
tempat strategis dengan menggunakan pengeras suara.
5. Kesenian
Kesenian disini berbentuk perwayangan melalui cerita kitab
Mahabarata dan Ramayana, seni ukir atau seni bangunan dengan
membangun pura atau candi, seni tari, seni sastra dengan menterjemahkan
kitab-kitab Hindu dari bahasa Sanskerta ke bahasa Indonesia agar
mempermudahkan untuk dipahami dan dimengerti.
6. Teknologi Informasi
Hal ini dilakukan melalui media online seperti web maupun blog dan
memalui jejaring sosial.4

4
Ibid., hlm 103 - 104

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem penyebaran agama Islam di Indonesia terkenal karena adanya
proses perdagangan yang dilakukan oleh orang dari Gujarat, namun tak
hanya itu ternyata ada strategi lain yang juga digunakan untuk
menyebarkan Islam yakni dengan strategi perkawinan dengan anak dari
para raja terdahulu sehingga para rakyat senantiasa mengkikuti
pimpinannya. Selain itu, ada strategi metode dakwah kultural yang
dilakukan Wali Songo, ada metode melalui pendidikan, seni budaya serta
tasawuf.
2. Kemudian sistem penyebaran agama Kristen Protestan yaitu dibawa dan
disebarkan oleh Belanda. Sedangkan penyebaran Katolik di Indonesia
mulanya dibawa Portugis dalam usahanya memonopoli rempah-rempah.
Kemudian, para misionaris merumuskan ada beberapa strategi yang
dilakukan untuk menyebarkan agama Kristen pada waktu itu, yakni
strategi kesaksian pribadi, penyebaran agama dari rumah ke rumah,
penyebaran agama lewat sinkretisme, inkulturasi dan kontekstualisasi
teologi, aktivitas diakonia, dan strategi penerjemahan Alkitab.
3. Terakhir yaitu penyebaran agama Hindu di Indonesia dilakukan melalui
enam strategi yakni disebarkan dari lingkup lingkungan masyarakat
(contohnya di Bali), pernikahan/ perkawinan, melalui pendidikan, darma
wacana, kesenian, dan disebarkan melalui teknologi dan informasi yang
tersedia saat ini.
B. Saran
Penulis berharap agar hasil karya ini dapat menjadi sebuah bacaan yang
memabawa manfaat bagi pembacanya. Dengan menelaah serta menganalisis
isi ataupun pembahasan di dalamnya, maka pembaca hendaknya dapat
memperoleh gambaran mengenai metode penyebaran beberapa agama di
Indonesia, serta dapat memberi menjadi pengingat bagi kita agar menjunjung
rasa toleransi di tengah perbedaan yang beragam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abror Sodik dan Muhammad Wakhid Mustofa. 2018. “Analisis Strategi


Penyebaran Agama-Agama Di Indonesia Dari Pra Hingga Era Modern Dengan
Pendekatan Teori Permainan Matematika” Vol. 15, No. 1

Pongpindan, Alfriyani. 2019. “Islam Khas Indonesia: Metodologi Dakwah Islam


Nusantara” Vol, III, No.2

Alputila, Cheviano E. 2014. “Pasang Surut Penyebaran Agama Katolik Di


Maluku Utara Pada Abad 16-17”, KAPATA Arkeologi Volume 10 No. 1

10

Anda mungkin juga menyukai