Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DAN PERAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN


PERATURAN DAN KESATUAN BANGSA

Disusun oleh :
Alya Zerlina (22101001)
Anindi Lutfiani Artiska (22101002)
Anira Mirza Syafina (22101003)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
TA.2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Agama, dengan judul Konsep dan Peran Agama dalam Mewujudkan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

Pendahuluan...............................................................................................................1

a. Latar belakang..........................................................................................1
b. Rumusan masalah.....................................................................................1

Pembahasan................................................................................................................2

a. Pengertian Agama....................................................................................2
b. Sejarah Agama-agama di Indonesia.........................................................3
c. Peran Ulama dalam kemerdekaan Indonesia...........................................5
d. Fungsi Agama dalam Kehidupan.............................................................7
e. Nilai-nilai Islam yang perlu diterapkan dalam dunia Keperawatan.........9

Penutup.......................................................................................................................17

a. Kesimpulan .............................................................................................17

DaftarPustaka.............................................................................................................18

iii
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Masyarakat indonesia sering dikatakan sebagai masyarakat religius karena
setiap warga masyarakat menganut suatu agama atau kepercayaan dan
menjalankan ajarannya sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya itu. Sifat yang demikian telah dinyatakan dalam sila pertama
pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Indonesia saat ini mengakui 6 agama yakni islam, kristen protestan,
katholik, hindu, buddha, dan konghucu. Setiap kepercayaan memiliki
perbedaan satu sama lain, dari sinilah yang seringkali memunculkan
konflik perbedaan pendapat kepercayaan yang satu dengan kepercayaan
lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Umat islam merupakan agama
mayoritas, umat islam dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan
bernegara.
Umat berbagai agama memiliki kewajiban bersama pada persatuan dan
kesatuan bangsa. Hal ini terdapat nilai yang terkandung dalam sila ketiga
yang berbunyi “persatuan indonesia” yang berarti bangsa indonesia tidak
boleh terpecah belah dan harus tetap bersatu. Prinsip inilah harus tetap
dimiliki, yang bertujuan untuk menjaga kekuatan dan keutuhan bangsa
indonesia.
b. Rumusan masalah
1. Apa itu agama?
2. Bagaimana sejarah agama-agama di indonesia?
3. Apa saja peran ulama dalam kemerdekaan indonesia?
4. Apa saja fungsi agama dalam kehidupan?
5. Apa saja nilai-nilai islam yang perlu diterapkan dalam dunia
keperawatan?

iv
PEMBAHASAN
a. Pengertian Agama
Agama merupakan suatu hal yang harus diketahui makna yang
terkandung didalamnya, dan agama tersebut berpijak kepada suatu kodrat
kejiwaan yang berupa keyakinan, sehingga dengan demikian, kuat atau
rapuhnya agama bergantung kepada sejauh mana keyakinan itu tertanam
dalam jiwa.1
Agama adalah ajaran yang berasal dari tuhan atau hasil renungan
manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan
oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan
dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.
Agama dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata “A” tidak dan
“gama” kacau. Agama adalah peraturan yang menghindarkan manusia dari
kekacauan serta mengantar mereka hidup dalam keteraturan dan
ketertiban. Dalam bahasa bali agama adalah aturan yang mengatur
hubungan manusia dengan tuhan. Igama adalah hubungan manusia dengan
tuhan/dewa. Ugama adalah hubungan manusia dengan sesamanya. Dalam
bahasa arab, DIN adalah menggambarkan hubungan antara dua pihak yang
satu lebih tinggi kedudukannya dari yang lain. 2 Pengertian agama menurut
beberapa para ahli,sebagai berikut :
1. Menurut Emelle Durkeim (sosiolog agama 1958-1917), yaitu sebagai
suatu sistem terpadu mengenai kepercayaan dan praktek yang
berhubungan hal-hal yang suci dan semua pengikutnya ke dalam suatu
komunitas moral yang disebut umat.
2. Menurut Siti Waridah G dkk (1994), agama merupakan salah satu
prantara yang mengatur kehidupan manusia baik hubungan manusia
dengan manusia maupun manusia dengan penciptanya.3

1
Joesef Sou’yb, Agama-agama Besar di Dunia, (Jakarta, Pustaka al-Husna, 1983),16.
2
http://life-blogdz.blogspot.com/2012/10/definisi-agama-islam.html
3
Ali Zaidin, Agama Kesehatan dan Keperawatan

v
b. Sejarah Agama-agama di Indonesia
Berdasarkan sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong
utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan
pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda.
Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah
dibuat untuk menyesuaikan kultur di indonesia.
Hindu dan Buddha telah dibawa ke indonesia sekitar abad kedua
dan abad keempat masehi ketika pedagang dari india datang ke Sumatera,
Jawa, dan Sulawesi membawa agama mereka. Hindu mulai berkembang di
pulau jawa pada abad kelima masehi dengan kasta Brahmana yang
memuja siva. Pedagang juga mengembangkan ajaran buddha pada abad
berikut lebih lanjut dan sejumlah ajaran buddha dan hindu telah
mempengaruhi kerajaan-kerajaan kaya, seperti Kutai, Sriwijaya, Maan
Sailendra. Sebuah candi buddha terbesar di dunia, Borobudur,telah
dibangun oleh kerajaan Sailendra pada waktu yang sama, begitu pula
dengan candi hindu, Prambanan juga dibangun. Puncak kejayaan Hindu-
Jawa, Kerajaan Majapahit, terjadi pada abad ke-14 M, yang juga menjadi
zaman keemasan dalam sejarah indonesia.
Islam masuk ke indonesia pada abad ke-14 M. Berasal dari
Gujarat, India, Islam menyebar sampai pantai barat sumatera dan
kemudian berkembang ke timur pulau jawa. Pada periode ini terdapat
beberapa kerajaan islam, yaitu kerajaan Demak, Pajang, Mataram dan
Banten. Pada akhir abad ke-15 M, 20 kerajaan islam telah dibentuk,
mencerminkan dominasi islam di Indonesia. Kristen Katolik dibawa
masuk ke indonesia oleh bangsa portugis, khususnya di pulau Flores dan
Timor. Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa belanda
pada abad ke-16 M dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran.
Wilayah penganut animisme di wilayah Indonesia bagian Timur, dan
bagian lain, merupakan tujuan utama orang-orang Belanda, termasuk
Maluku, Nusa Tenggara, Papua, dan Kalimantan.

vi
Kemudian, Kristen menyebar melalui pelabuhan pantai Borneo,
kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi. Wilayah Sumatera juga
menjadi target para misionaris ketika itu, khususnya adalah orang-orang
Batak, dimana banyak saat ini yang menjadi pemeluk Protestan.
Perubahan penting terhadap agama-agama juga terjadi sepanjang
era orde baru. Antara tahun 1964 dan 1965, ketegangan antara PKI dan
pemerintah indonesia, bersama dengan beberapa organisasi,
mengakibatkan terjadinya konflik dan pembunuhan terburuk di abad ke-
20. Atas dasar peristiwa itu, pemerintahan orde baru mencoba untuk
menindak para pendukung PKI, dengan menerapkan suatu kebijakan yang
mengharuskan semua untuk memilih suatu agama, karena kebanyakan
pendukung PKI adalah ateis. Sebagai hasilnya, tiap-tiap warga negara
Indonesia diharuskan untuk membawa kartu identitas pribadi yang
menandakan agama mereka. Kebijakan ini mengakibatkan suatu
perpindahan agama secara massal, dengan sebagian besar berpindah
agama ke kristen protestan dan kristen khatolik. Karena konghucu
bukanlah salah satu dari status pengenal agama, banyak orang tionghoa
juga berpindah ke kristen atau buddha.4

4
https://fatihsaputro.wordpress.com/fakta-fakta-unik/sejarah-dan-perkembangan-agama-di-
indonesia/

vii
c. Peran Ulama dalam Kemerdekaan Indonesia
Peran ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, merupakan sejarah panjang yang tidak bisa dilupakan begitu
saja. Berangkat dari pengalaman kelembagaan pesantren yang lama
dipimpinnya, ulama hanya memiliki makna lawannya adalah imperealis
Barat, yakni kerajaan Protestan Belanda dan pemerintahan kolonial
Belanda.
Oleh karena itu, fokus perhatiannya dalam mempertahankan
Proklamasi 17 Agustus 1945 hanya dengan angkat senjata dalam
organisasi kesenjataan, baik dalam Laskar Hizbullah, Sabilillah bersama
BKR, TKR, TRI, TNI, selama perang kemerdekaan 1945-1950 M,
melawan Tentara Sekutu Inggris dan NICA.5
Setelah berjuang ratusan tahun melawan kolonialisme, Indonesia
dengan tegas menyatakan kemerdekaannya setelah Soekarno-Hatta
membacakan naskah proklamasi Republik Indonesia. Namun,
kemerdekaan itu tidak berlangsung lama. Pada tanggal 15 September
1945, tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied
Forces Netherland East Indies) untuk melucuti tentara Jepang yang sudah
kalah perang. Tentara Inggris membawa misi titipan untuk
mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai jajahan
Hindia Belanda.6
Tepatnya tanggal 22 Oktober 1945, Senin Pahing, 15 Dzulqaidah
1364. Terjadi peristiwa yang merupakan rangkaian sejarah perjuangan
bangsa Indonesia melawan kolonialisme, peran ulama dalam menegakkan
dan mempertahankan proklamasi berdampak para kiai dan santri dari Jawa
Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, membanjiri kota Surabaya.

5
Ahmad Mansur Suryanegara, API Sejarah 2 (Bandung: PT Grafindo Media Pratama,2010),201
6
Zainal Munasichin, Resolusi Jihad NU Sejarah Yang Dilupakan (Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Partai Kebangkitan Bangsa,2001),12.

viii
Berdasar amanat berupa pokok-pokok kaidah tentang kewajiban
umat Islam dalam jihad mempertahankan tanah air dan bangsanya yang
disampaikan Rais Akbar Hasyim Asyari, dalam rapat PBNU yang
dipimpin ketua besar KH Abdul Wahab Hasbullah, menetapkan satu
keputusan dalam bentuk resolusi yang diberi nama “Resolusi Jihad Fi
Sabilillah”.7
Resolusi jihad yang diekeluarkan oleh para ulama merupakan ruh
dari peristiwa 10 November 1945. Fatwa itu dikeluarkan 20 hari sebelum
meletusnya peristiwa yang diperingati sebagai hari pahlawan. Dalam
membahas resolusi untuk mempertahankan kemerdekaan. Para ulama se-
Jawa dan Madura berkumpul di salah satu bangunan yang saat ini
berlokasi di Jalan Bubutan VI/2 Surabaya. Ditempat tersebutlah para
ulama mencetuskan Resolusi Jihad fii Sabilillah sebagai salah satu cara
mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman sekutu.
Istilah resolusi jihad itu memiliki kaitan erat dengan Hari
Pahlawan, karena resolusi jihad yang dicanangkan para ulama pada 22
Oktober 1945 di gedung tua itu pula yang menjadi pemicu Arek-Arek
Surabaya untuk mengganyang penjajah dalam pertempuran 10 November
1945 dan naskah Resolusi Jihad itu dijadikan sebagai panglima perang.
Setelah berdirinya Monumen Resolusi Jihad Fii Sabilillah Nahdlatul
Ulama sangat berdampak besar bagi warga NU, setiap tanggal 22 Oktober
selalu diperingati dengan berbagai acara untuk mengenang jasa para ulama
dan santri dalam perjuangan melawan Kolonialisme dan Imperealisme
Barat yang ingin mengambil alih kembali tanah jajahannya. Momen
bersejarah tersebut kemudian ditetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari
santri nasional.

7
Suryanegara, Api Sejarah 2, 209.

ix
d. Fungsi Agama dalam Kehidupan
1. Sebagai Pembimbing Dalam Hidup
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang
mencakup segala unsure pengalaman pendidikan dan keyakinan yang
didapatnya sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan seseorang
terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di mana segala unsur
pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka
dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis ataupun
rohani dan sosial akan mampu menghadapi dengan tenang.
2. Penolong Dalam Kesukaran
Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan
menghadapi cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan
cenderung menyesali hidup dengan berlebihan dan menyalahkan
semua orang. Beda halnya dengan orang yang beragama dan teguh
imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan
lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa
dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi
dengan kesabaran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya
sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu
menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu.
3. Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli
orang itu kaya apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang
yang kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya yang akan habis
atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa
kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup. Lain halnya dengan
orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah
memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu
merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang
miskin dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh
yang maha berkehendak, tidak mungkin gelisah.

x
Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan
selalu tentram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan
ketetapan Allah dan yang membedakan derajat manusia dimata Allah
bukanlah hartanya melainkan keimanan dan ketakwaannya.
4. Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan
setiap ajaran agamanya. Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat
sangat diperhatikan dan di junjung tinggi dalam Islam. Pelajaran moral
dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk
menghormati orang lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk
meminta dihormati. Islam mengatur hubungan orang tua dan anak
dengan begitu indah. Dalam Al-Qur’an ada ayat yang berbunyi: “dan
jangan kau ucapkan kepada kedua (orang tuamu) uf!!” Tidak ada ayat
yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta
dihormati kepada anak. Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang
berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur
kata hubungan manusia dengan manusia lain (hablum minannas atau
hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika seorang
berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya
contoh kecil peraturan Islam yang berkaitan dengan moral. Masih
banyak lagi aturan Islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral
yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya dituliskan disini.8

8
Ahmad Mifta Fathoni, Pengantar Studi Islam, (Semarang, Gunung Jati: 2001) 29.

xi
e. Nilai-nilai Islam yang perlu diterapkan dalam Dunia Keperawatan
1. Profesional
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu
yang dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan keperawatan professional serta
memiliki sikap profesional sesuai kode etik profesi. Keperawatan
Islami mengutamakan bekerja dengan cerdas dan dilandasi ilmu
sesuai dengan Al Quran surat Al Mujadilah : 11

۟ ‫ٱنش ُز‬
‫وا‬ ُ ‫ُوا َي ْف َس ِح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوِإ َذا قِي َل‬ ۟ ‫ِس َفٱ ْف َس ح‬ َ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َه ا ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا ِإ َذا قِي َل َل ُك ْم َت َف َّس ح‬
ِ ‫ُوا فِى ْٱل َم ٰ َجل‬
َ ُ‫ت ۚ َوٱهَّلل ُ ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون َخ ِبي ٌر‬ ۟ ‫ِين ُأو ُت‬
ٍ ‫وا ْٱلع ِْل َم دَ َر ٰ َج‬ ۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
َ ‫وا مِن ُك ْم َوٱلَّذ‬ ۟ ‫ش ُز‬
َ ‫وا َيرْ َف ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّذ‬ ُ ‫َفٱن‬

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan


kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Ramah
Keperawatan Islami menuntut bekerja dengan muka cerah,
senyum, komunikasi yang baik, sikap yang menyejukan.
“Sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang banyak dengan
hartamu, maka (dapat juga) kamu menolong mereka dengan muka
berseri dan perekerti yang baik (HR. Abu Ya’la).
Ketahilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang
menderita sakit adalah merupakan sebagian dari pada pengobatan.
Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang
sakit, bukanlah harta benda, akan tetapi wajah yang berseri-seri dan

xii
budi perkerti yang baik. (HR.Ibnu Ja’la disyahkan oleh Hakim dari
Abi Hurairah.).
Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak
membedakan kaya atau miskin, golongan muslim atau non-
muslim. Hadist riwayat Al-Tarmidzi : “Senyummu terhadap
saudaramu merupakan suatu kebajikan”.
Ramah dan santun seorang perawat yang patut kita
hadirkan adalah wajah Yang Selalu Ceria Entah kenapa wajah yang
cerah ceria selalu tampak menyenangkan, sebaliknya wajah yang
cemberut, angkuh, musam, selalu saja terlihat tidak
menyenangkan.
Rasulullah SAW bahkan bersabda :“Janganlah selalu
membebani jiwamu dengan sesungguh hati. Hiburlah dirimu
dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab, bila hati terus
dipaksakan dengan memikul beban-beban yang berat, ia akan
menjadi buta”. (HR Abu Dawud). Marilah kita bertekad sekuatnya
agar setiap berjumpa dengan orang lain terutama pasien upayakan
berwajah secerah-cerahnya. Senyuman Yang Tulus Rasulullah
SAW senantiasa tersenyum manis, bila dipandang beliau terlihat
menyenangkan hati. Senyum merupakan sunnah Rasul. Senyum,
selain akan membahagiakan kita juga akan membahagiakan orang
yang melihat kita.
QS.Al-Imran, 159 :

۟ ‫ب ٱَلن َفض‬
ِ ‫ُّوا مِنْ َح ْول َِك ۖ َفٱعْ فُ َع ْن ُه ْم َوٱسْ َت ْغفِرْ َل ُه ْم َو َش‬
‫اورْ ُه ْم فِى‬ ِ ‫َف ِب َما َرحْ َم ٍة م َِّن ٱهَّلل ِ ِلنتَ لَ ُه ْم ۖ َولَ ْو ُكنتَ َف ًّظا غَ لِي َظ ْٱل َق ْل‬
َ ‫ٱَأْلمْ ِر ۖ َفِإ َذا َع َزمْتَ َف َت َو َّك ْل َعلَى ٱهَّلل ِ ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ ُيحِبُّ ْٱل ُم َت َو ِّكل‬
‫ِين‬

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku


lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun
bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu[246]. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka

xiii
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [246] Maksudnya:
urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan
politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.

3. Amanah
Keperawatan Islami mengembangkan sifat amanah yaitu:
jujur, bertangung jawab, terpercaya Menyimpan rahasia Sabda
Nabi Muhammad SAW : Bila seorang menutup rahasia/keaiban
orang lain di dunia, pasti Allah menutup pula rahasia keaibannya di
hari kiamat.
Q.S An Nisa ayat 58 :

۞ َّ‫ِظ ُكم ِب ِهۦٓ ۗ ِإن‬ ۟ ‫اس َأن َتحْ ُكم‬


ُ ‫ُوا ِب ْٱل َع ْد ِل ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ ِن ِعمَّا َيع‬ ِ ‫ُّوا ٱَأْل ٰ َم ٰ َن‬
ِ ‫ت ِإلَ ٰ ٓى َأهْ لِ َها َوِإ َذا َح َكمْ ُتم َبي َْن ٱل َّن‬ ۟ ‫ِإنَّ ٱهَّلل َ َيْأ ُم ُر ُك ْم َأن ُتَؤ د‬
‫ان َسمِي ۢ ًعا بَصِ يرً ا‬
َ ‫ٱهَّلل َ َك‬

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan


amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha Melihat.

Bertanggung jawab “Dan janganlah engkau menurut saja apa-apa


yang tidak engkau ketahui, sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, hati itu masing-masingnya adalah bertanggung jawab”

4. Istiqomah
Keperawatan Islami mengajarkan bekerja dengan sunguh-
sunguh, konsisten, komitmen tinggi, bekerja keras, ulet, tidak
mengenal lelah, yang sesuai dengan salah satu sifat Rasulullah
SAW.

xiv
Q.S Al ahqaf : 13-14.

۟ ‫وا َر ُّب َنا ٱهَّلل ُ ُث َّم ٱسْ َت ٰ َقم‬


َ ‫ُوا َفاَل َخ ْوفٌ َعلَي ِْه ْم َواَل ُه ْم َيحْ َز ُن‬
‫ون‬ ۟ ُ‫ِين َقال‬
َ ‫ِإنَّ ٱلَّذ‬

ٓ
۟ ‫ِين فِي َها َج َزٓا ۢ ًء ِب َما َكا ُن‬
َ ُ‫وا َيعْ َمل‬
‫ون‬ َ َ‫ُأ ۟و ٰل‬
َ ‫ِئك َأصْ ٰ َحبُ ْٱل َج َّن ِة ٰ َخلِد‬

Artinya : 13. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:


"Tuhan kami ialah Allah", Kemudian mereka tetap
istiqamah[1388] Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan mereka tiada (pula) berduka cita. 14. Mereka Itulah penghuni-
penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas
apa yang Telah mereka kerjakan. [1388] Istiqamah ialah teguh
pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.

5. Sabar
Keperawatan Islami mengjarkan bekerja dengan tenang,
tidak tergesa-gesa tetapi cepat dan tepat, tetap sabar,terus berupaya
sampai saat tawakal, sabar tidak berarti lamban, Innallaaha
ma’ashobiriin ( Sesungguhnya Allah menyukai orang yang sabar).
Sikap sabar merupakan sesuatu yang mulia dan merupakan sifat
terpuji, yang dengannya Allah Swt. Membedakan antara manusia
dengan binatang adalah sifat sabar ketika marah. Dan ini bukan
sesuatu yang aneh, sifat sabar adalah penghulu dari segala
kemuliaan dan sumber segala kebaikan serta sumber segala
ketenangan.
Sabar adalah sebuah sifat yang apabila berpegang padanya,
maka akan mendapat cinta Allah dan Allah juga akan menaruh
cinta kepada setiap hati bagi orang yang sabar.

Rassulullah ketika berkata kepada Asyaji’Abdil Qais,


“Sesunggguhnya pada diri kamu terdapat dua hal yang sangat
dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat sabar dan bersikap tidak
terges-gesa.”

xv
Sabar dan Tak Lekas Marah Bila seorang perawat sedang
kesal, waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan yang tidak
terkendali biasanya menghasilkan kata dan prilaku yang keji, yang
akan melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien merasa takut
dan disa berakibat patal bagi penyakitnya. Kita harus senantiasa
bersabar dan menyayangi pasien seperti keluarga sendiri. Penyabar
dan pemaaf adalah salah satu dari budi pekerti yang luhur, yang
sangat penting dipelihara. Q.S Asy Syura ayat 43 :

‫ُأْل‬ َ ِ‫ص َب َر َو َغ َف َر ِإنَّ ٰ َذل‬


ِ ‫ك لَمِنْ َع ْز ِم ٱ م‬
‫ُور‬ َ ‫َولَ َمن‬

Artinya : Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan,


Sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diutamakan.

Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan


kasih sayang, tetapi tidak semua pasien menunjukan perasaan kasih
sayang, bahkan tidak kurang adanya pasien yang justru yang
menjengkelkan dan tidak menunjukan simpati sama sekali. Akan
tetapi melayaninya dengan sabar adalah perbuatan yang terpuji
disisi Allah . HR.Tirmidzi dari Abu Huraira.

6. Ikhlas
Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata
demi memperoleh ridhla dan perkenan Allah dalam proses
keperawatannya. Bekerja harus ikhlas, jangan terpaksa, Al ‘amalu
bin niyah ( Setiap pekerjaan dinilai sesuai niatnya). Bekerja dengan
niat ikhlas akan mendapatkkan pahala dan bila tidak ikhlas tidak
berpahala. Allah menerangkan dalam

xvi
QS Al Bayyinah :5

َ ِ‫ٱلز َك ٰو َة ۚ َو ٰ َذل‬
‫ك دِينُ ْٱل َق ِّي َم ِة‬ ۟ ‫صلَ ٰو َة َويُْؤ ُت‬
َّ ‫وا‬ ۟ ‫ين ُح َن َفٓا َء َو ُيقِيم‬
َّ ‫ُوا ٱل‬ ۟ ‫َو َمٓا ُأ ِمر ُٓو ۟ا ِإاَّل لِ َيعْ ُبد‬
َ ِ‫ُوا ٱهَّلل َ م ُْخلِص‬
َ ‫ين لَ ُه ٱل ِّد‬

Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah


Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah
agama yang lurus. [1595] Lurus berarti jauh dari syirik
(mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal Tidak
mengharapkan balasan atau pujian. Karena amal yang diterima
Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan. HR. Abu
Dawud & Nasa’idari abi umamah. Ikhlas disini dapat dilakukan
dengan cara : Selalu Menolong Dengan Segala Cara Bersegeralah
menolong seseorang dengan segenap kemampuan, baik berupa
harta, tenaga, waktu atau setidak-tidaknya perhatian yang tulus
hanya untuk mendengarkan keluh kesahnya.
Setiap kali kita menolong seseorang dengan ikhlas, berarti
kita telah menabung untuk mendapat pertolongan Allah. Karena
sesungguhnya kesempatan menolong orang lain hanya ada jika
Allah yang maha agung memberi kesempatan kepada kita.
Andaikata kemampuan menolong secara fisik sangat terbatas,
tolonglah dengan taburan do’a. Percayalah, tidak ada kebaikan
sekecil apapun kecuali diperhatikan dan dibalas dengan sempurna
oleh Allah SWT.9

9
Sudalhar, Keperawatan Islami, Tuban : CV Duta Ilmu Indonesia

xvii
PENUTUP

a. Kesimpulan
Agama merupakan suatu kebutuhan yang teramat sangat penting bagi
manusia, disadari atau tidak, setiap manusia pasti membutuhkan
agama.manusia merupakan manusia yang lemah. ini terbukti dengan akal
manusia yang terbatas. sehingga setiap manusia membutuhkan dzat yang
maha segalagalanya untuk dijadikan sebagai tempat untuk mengadu segala
kegelisahannya. agama islam adalah agama penyempurna agama-agama
terdahulu. sumber-sumber hukum islam adalah Al quran, al hadits, dan al
ijtihad.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Joesef Sou’yb, Agama-agama Besar di Dunia, (Jakarta, Pustaka al-Husna, 1983)

http://life-blogdz.blogspot.com/2012/10/definisi-agama-islam.html

Ali Zaidin, Agama Kesehatan dan Keperawatan

https://fatihsaputro.wordpress.com/fakta-fakta-unik/sejarah-dan-perkembangan-
agama-di-indonesia/

Ahmad Mansur Suryanegara, API Sejarah 2 (Bandung: PT Grafindo Media


Pratama,2010)

Zainal Munasichin, Resolusi Jihad NU Sejarah Yang Dilupakan (Jakarta: Dewan


Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa,2001)

Suryanegara, Api Sejarah 2, 209

Ahmad Mifta Fathoni, Pengantar Studi Islam, (Semarang, Gunung Jati: 2001)

Sudalhar, Keperawatan Islami, Tuban : CV Duta Ilmu Indonesia

xix

Anda mungkin juga menyukai