Anda di halaman 1dari 12

GEREJA SANTO SIMON DI DUSUN SUSURU DESA KERTAJAYA

KECAMATAN PANAWANGAN

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Multikulturalisme

Dosen Pengampu : Wiwin Siti Aminah R, S.Ag, M. Ag.

Disusun Oleh :
Ade Irfan Hilmy (19.02.1995)
Ishmah Eva Laila (19.02.2011)
Kustiawan (19.02.2012)
Rin Rin Rosalina (19.02.2017)

FAKULTAS SYARIAH
PRODI AHWAL AL-SYAKHSIYYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
CIAMIS – JAWA BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, Tuhan pencipta dan pemelihara
alam semesta alam. Sholawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepasa Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia hingga
hari pembalasan.
Dalam melaksanakan tugas kelompok ini, tidak sedikit kesulitan dan kendala yang kami
hadapi, baik menyangkut soal pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan, maupun
sistematika penulisan makalah, dan lain sebagainya. Namun berkat semangat dan kerja keras
kami disertai dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan
itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, kami penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu atas terselesaikannya Laporan ini dengan baik.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
kami pribadi, umumnya bagi semua pembaca.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam menulis makalah ini, maka dari itu kami
membuka lebar untuk masukan dan saran yang diberikan oleh pembaca.

Ciamis, 22 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................................i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................2
A. Pengertian Agama Katolik ....................................................................
B. Sejarah Gereja Santo Simon .................................................................
C. Kegiatan di Gereja Santo Simon ...........................................................
D. Kerukunan Antar Agama di Dusun Susuru ..........................................
BAB III PENUTUP ...................................................................................10
A. Kesimpulan ..........................................................................................10
B. Saran ....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai
suku, agama dan ras, tetapi dikenal sebagai bangsa yang ramah dan toleran,
termasuk dalam hal kehidupan beragama. kerukunan beragama adalah keadaan
hubungan antarumat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian dan
saling menghormati dalam pengamalan ajaran agama serta kerjasama dalam
kehidupan bermasyarakat. Eksistensi kerukunan ini sangat penitng, di samping
karena merupakan keniscayaan dalam konteks perlindungan hak asasi manusia
(HAM), juga karena kerukunan ini menjadi prasyarat bagi terwujudnya
integrasi nasional, dan integrasi ini menjadi prasyarat bagi keberhasilan
pembangunan nasional.
Kerukunan antar umat beragama sangatlah penting bagi kenyamanan
dan kedamaian di lingkungan suatu masyarakat. Adapun adanya suatu minoritas
yang baru lahir ataupun sudah dari dulu ada harus berdapatasi di lingkungan
yang di duduki oleh kaum mayoritas yang berbeda. Maka dari itu toleransi
haruslah hadir di tengah-tengah perbedaan tersebut agar menjadikan suatu
masyarakat yang rukun dalam perbedaan yang ada. Adanya kerukunan itu
sendiri harus di munculkan dari setiap diri individu yang ada di dalamnya. Maka
ada cara ataupun suatu aturan bahkan yang mengatur sebuah perbedaan tersebut
agar tercipta suatu kerukunan di antara masyarakat yang berbeda tersebut.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan bagaiman suatu
masyarakat yang majemuk di suatu Dusun di Desa Kertajaya Kecamatan
Panawangan Kabupaten Ciamis, yang dimana masyarakatnya hidup
berdampingan dengan damai tanpa adanya perpecahan ataupun konflik di
tengah-tengah beragamnya agama yang di anut oleh warga disana. Di dusun
tersebut masyarakat hidup aman dan damai walaupun adanya perbedaan
diantara mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Agama Katolik?
2. Bagaimana Sejarah Gereja Santo Simon?
3. Bagaimana Kegiatan di Gereja Santo Simon?

1
4. Bagaimana Kerukunan Antar Agama di Dusun Susru?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Agama Katolik.
2. Untuk mengetahui Sejarah Gereja Santo Simon.
3. Untuk mengetahui Kegiatan di Gereja Santo Simon.
4. Untuk mengetahui Kerukunan Antar Agama di Dusun Susuru.

2
BAB II
PEMBAHASAN
.

A. Pengertian Katolik
Agama secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari
dua suku kata yaitu: “a” berarti tidak dan “gama” berarti kacau, jadi agama
memiliki arti tidak kacau. Dalam arti bahasa Arab agama berarti dinn, yang
menyandang arti antara lain menguasai, memudahkan, patuh,utang, balasan
atau kebiasaan.1
Terlepas dari arti etimologi yang mempunyai riwayat arti sendirisendiri,
namun dalam pengertian teknis terminologis mempunya makna yang sama
yaitu agama, din, religion adalah satu system credo (tata keimanan atau tata
keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak diluar diri manusia.
Mengutip dari Ensiklopedi Gereja, Katolik berasal dari kata sifat Bahasa
Yunani yaitu Katholikos yang artinya universal- menyeluruh atau umum.
Istilah Katolik juga muncul dalam syahadat-syahadat dan rumus pengakuan
iman para calon baptis sejak abad ke-4, walaupun sebelumnya diyakini
sudah ada di teori lain bahwa Gereja Kristus adalah Katolik. Agama dan
teologi Kristen Katolik yaitu Kathilikos. Yang artinya adalah ajaran yang
bersifat umum dan tersebar di seluruh dunia atau dapat diterima diseluruh
dunia. Kata Katolik lebih lanjut lagi dianggap sebagai nama ajaran gereja
yang benar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata yang benar
diucapkan adalah Katolik. Sebab dari masa kolonial Belanda pada saat itu
kata Katholiek yang merupakan Bahasa latin diserap menjadi kata Katolik.
Karena bunyi θ atau th dalam bahasa Indonesia tidak dikenal, selain itu
bahasa Indonesia menerapkan penulisan bahasa secara etimologis. Maka
dari itu kata yang dipakai menjadi Katolik.
Dari sini penulis menarik kesimpulan bahwa Agama Katolik merupakan
suatu system tatanan keimanan yang bersifat umum atau universal.

1 Mohamad Arif., 155.

2
B. Sejarah Gereja Santo Simon
Agama Agama Katolik masuk di Indonesia dibawa oleh orang orang
Portugis. Kehadiran orang orang Portugis di dunia Timur Indonesia berawal
dari Goa dan Malaka yang telah menadi pusat pusat kegiatan misi Katolik
diwilayah Timur. Dari sinilah agama Katolik bermula tersebar ke Maluku
dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan. 2
Penyebaran agama Katolik di Indonesia pada masa kekuasaan Portugis
telah mengalami pasang surut. Pasang Surut penyebaran agama Katolik
tersebut sangat bergantung pada kuat atau lemahnya kedudukan portugis
disuatu pulau, sikap simpati aatau anti-patinya penduduk asli terutama raja
atau kepala adat setempat kepada orang orang Portugis dan ada atau
tidaknya iman pemelihara rohani di tempat tersbut. Yang kemudian
menyebar dan masuk kepelosok pedesaan yang ada di Kabupaten Ciamis
Kecamatan Panawangan Desa Kertajaya Dusun Susuru ini.
Pada tahun 1965 berdiri agama katolik di Dusun Susuru ini. Kemudian
untuk Gereja Santo Simon ini berdiri pada tahun 1970 an. Sebelum
berdirinya gereja tersebut warga umat katolik setempat beribadah di sebuah
rumah peninggalan pendahulu warga disana. Kemudian gereja santo simon
ini juga telah mengalami renovasi pada tahun 1992 an.
Untuk system kepengurusan yang ada di gereja santo simon sama seperti
gereja katolik pada umumny, dimulai dari Dewan Kepaulusan di Vatikan
Roma, Italia, kemudian Dewan Keuskupan di Bandung, kemudian Paroki
Wilayah yaitu di bawah hirarki statasi paroki Cigugur Kuningan.
Pada awal-awal kepengurusan gereja dan juga sebagai tokoh pendahulu di
dusun susuru ialah pa Darmini pada tahun 1965. Yang sampai sekarang
kepengurusan tersebut sudah berganti beberapa kali dan kali ini
kepengurusan gereja oleh bapak Paulus Anang sejak tahun 2006 sampai
sekarang.3
Untuk kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana di gereja santo simon
cukup lengkap yaitu adanya degung sebagai pengiring doa atau pujian,

2 Sjamsudduha.Penyebaran dan Perkembangan Islam, Katolik dan Protestan di Indonesia (Surabaya:


Usaha Nasioanal,1987).
3 Wawancara narasumber paulus anang

3
kemudian adanya jubah khusus pastor, kemudian dari segi ruangan kursi
dan lainnya masih sangat terawatt dan rapih.
Untuk lebih jelasnya lagi awal mula dan sejarah masuknya agama katolik di
Dusun Susuru ini sama halnya dengan sejarah yang ada di paroki Cigugur
Kuningan ujar Narasumber.

C. Kegiatan di Gereja Santo Simon


Selain untuk beribadah gereja juga dapat digunakan untuk kegiatan
keagamaan atau sosial. Kegiatan yang dilakukan di gereja Santo Simon
Dusun Susuru ini sama saja halnya dengan gereja katolik lainnya
diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Pembaptisan
Kegiatan ini dilakukan jika halnya ada kelahiran seorang anak dari umat
katolik, ataupun untuk melaksanakannya ritual seseorang yang akan
masuk ke agama katolik. Di gereja Santo Simon juga sering kali
diadakannya ritual pembaptisan tersebut.
2. Misa hari raya
Pelaksanaan misa hari raya biasanya terjadi pada hari raya paskah dan
Natal. Di gereja Santo Simon ini selain dilakukannya misa biasanya ada
suatu rangkaian acara lainnya yang ditujukan untuk memeriahkan
perayaan tersebut tanpa mengurangi rasa khidmat dalam beribadah.
3. Upacara pernikahan
4. Upacara kematian
5. Kegiatan sosial lainnya seperti adanya kegiatan yang namanya Bina
Iman di gereja Santo Simon Dusun Susuru. Biasanya kegiatan tersebut
berisi kegiatan belajar mengenai keagamaan katolik yang di ikuti oleh
anak SD sampai dengan SMA. Kegiatan ini di laksanakn oleh
kepengurusan gereja yang biasa di sebut OMK (Orang Muda Katolik).
Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap hari minggu pagi di gereja Santo
Simon Dusun Susuru tersebut.4

D. Kerukunan Antar Agama di Dusun Susuru

4 Wawancara narasumber paulus anang

4
Adanya perbedaan dalam suatu lingkungan masyarakat merupakan
suatu keberagaman yang indah. Maka dari itu agar menciptakan suatu
kerukunan dalam keragaman perbedaan haruslah melahirkan suatu toleransi
yang sangat kuat. Toleransi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
terciptanya kenyamanan, perdamaian, dan kesejahteraan dalam suatu
perbedaan ragam tersebut.
Di dusun Susuru sendiri ini sikap toleransi sudah lahir sejak lama yang
dibangun oleh sesepuh disana. Bentuk toleransi yang ada di dusun susuru
sangatlah beragam, diantaranya sebagai berikut:
1. Saling mengundang di setiap adanya acara keagamaan ataupun perayaan
dari masing-masing perwakilan keagamaan, tanpa memandang latar
agama yang berbeda tersebut.
2. Saling gotong royong membantu di setiap kegiatan sosial yang diadakan
di lingkungan Susuru tersebut. Seperti kerja bakti dll.
3. Saling membantu di setiap akan diadakannya acara seperti halnya
pernikahan dan kematian. Contoh halnya dalam pemakaman, di Susuru
ini tidak dikhususkannya pemakaman antara warga katolik maupun
muslim.
4. Adanya sebuah kesepatan yang telah disetujui oleh masyarakat disana
ialah adanya 3 hari dalam seminggu yang tidak boleh diguanakan untuk
kepentingan sosial lainnya. Karena pada hari tersebut hanya di
perkenankan untuk acara maupun kegiatan keagamaannya masing-
masing ialah hari kamis untuk kegiatan peribadahan umat katolik, hari
jum’at kegiatan peribadahan umat islam, kemudian hari minggu untuk
kegiatan sosial keagamaan lainnya.
Adanya bentuk toleransi tersebut sangatlah berpengaruh agar tercipta
suatu perdamaian. Dan selama ini di dusun Susuru tidak pernah terjadi
adanya konflik perpercahan yang disebabkan oleh adanya perbedaan agama
tersebut. Maka dari itu masyarkat disana sangat menjaga bentuk toleransi
yang di sebutkan diatas agar tetap menciptakan masyarakat yang tentram
dan damai tanpa menyinggung satu sama lain dan saling menghormati
perbedaan yang ada. Untuk agama sendiri di dusun Susuru tersebut ada 4
agama yang di anut ialah Islam, Katolik, Kristen, dan penghayat
kepercayaan.

5
Kemudian ada kunci kerukunan lainnya yang di percaya oleh masyarkat
susuru ialah dengan memegang sumber ataupun dasar hukum masing-
masing agama seperti dalam agama islam tercantum dalam QS. Al Kafirun
ayat 6 yang artinya “untukmu agamamu dan untuk ku agamaku”. 5

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari sini penulis menarik kesimpulan bahwa Agama Katolik merupakan
suatu system tatanan keimanan yang bersifat umum atau universal.

5 Wawancara narasumber paulus anang

6
Kemudian untuk berdirinya agama katolik di Dusun Susuru ialah pada
tahun 1965 dan untuk gereja santo simon berdiri pada tahun 1970 an. Untuk
sejarah masuk awal mulanya agama katolik di dusun Susuru ini sama halnya
dengan sejarah yang ada di paroki Stasi Cigugur Kuningan.
Kegiatan yang ada di gereja santo simon sama halnya dengan gereja
katolik pada umumnya. Adanya pembaptisan, misa perayaan hari raya,
upacara pernikahan, upacara kematian, dan kegiatan sosial lainnya yang
berkaitan dengan agama katolik.
Bentuk toleransi yang ada di dusun susuru diantaranya saling
mengundang di setiap acara keagamaan tanpa memandang latar agama
mereka, saling membantu dan gotong royong ex kerja bakti, adanya
kesepakatan 3 hari dalam seminggu yang tidak boleh di gunakan untuk
kegiatan sosial lainnya.

B. Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat
berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan
kabur. Setidaknya dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual
dalam menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari
keberagaman dari multikulturlisne sehingga kita dapat meminimalisasi
kesalahan dalam berfikir.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan
atau bahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya
masukan dari pembaca dan kritik konstruktif sebagai upaya pembangunan
mental guna penyelesaian pada makalah-makalah selanjutnya. Dan, hal itu
penulis harapkan dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa

7
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muhammad. Hal 155

Sjamsudduha. 1987. Penyebaran dan Perkembangan Islam, Katolik dan Protestan di


Indonesia. Surabaya: Usaha Nasioanal.

Wawancara bersama narasumber Paulus Anang (Ketua Kepengurusan Gereja Santo


Simon di Dusun Susuru)

iii

Anda mungkin juga menyukai