KERUKUNAN BERAGAMA
DOSEN PENGAJAR :
MOHAMMAD MUSLIM
OLEH KELOMPOK V
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya.
Ibarat bangunan rumah yang kekurangan satu batu bata, agama Islam
menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya, (Rasyid, 2016). Islam adalah agama
yang menjunjung tinggi nilai-nilai universal, humanis, dinamis, kontekstual dan
abadi sepanjang masa. Selain itu agama Islam merupakan agama yang telah Allah
SWT sempurnakan untuk menjadi pedoman hidup manusia yang terdapat dalam
Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir dan
penutup para nabi sebelumnya melalui malaikat Jibril sebagaimana tertuang dalam
(Qs. Al-Ahzâb/33: 40). Menurut KH. Abdul Muchith Muzadi kakak KH. Hasyim
Muzadi bahwa Islam Rahmatan Lil’alamin merupakan konsep yang komprehensif
dan holistik, didalamnya terdapat nilai persaudaraan, perdamaian dan kebijaksanaan
yang mudah diterima oleh masyarakat ketika disebarkan oleh para mubalighin
(penyebar dan pembawa agama) melalui ustadz, ulama, dan habib di Indonesia,
(Jamaluddin, 2020).
Al-Qur’an memberikan apresiasi bahwa masyarakat dunia terdiri dari
beragam komunitas yang memiliki orientasi kehidupan masing-masing. Komunitas-
komunitas tersebut harus menerima kenyataan akan keragaman sehingga mampu
memberikan toleransi. Dengan perbedaan ditekankan perlunya masing-masing untuk
saling berlomba dalam menuju kebaikan, karena mereka akan dikumpulkan oleh
Allah untuk memperoleh keputusan final. Apresiasi demikian artikulatif terhadap
pluralisme. Agama adalah sebuah realitas sosial yang tidak dapat dielakkan oleh
siapapun, baik dalam masyarakat tradisional maupun modern. Dimensi pluralitas
yang dipunyai agama adalah sesuatu yang sifatnya neutral values, artinya ia
mempunyai potensi konstruktif sekaligus destruktif dalam kehidupan umat manusia.
Keanekaragaman (pluralitas) agama yang hidup di Indonesia, termasuk di dalamnya
keanekaragaman paham keagamaan yang ada di dalam tubuh intern umat beragama
adalah merupakan kenyataan historis yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun,
(Hasbullah, 2022).
Islam masuk ke Nusantara sekitar pada abad ke-7 M. melalui Selat Malaka,
disyiarkan oleh para pedagang Arab, Gujarat, dan Persia. Masyarakat pribumi yang
waktu itu memeluk agama Hindu dan Budha menerima kehadiran Islam dengan
baik. Karena dakwah Islam yang disampaikan oleh para dai muslim dilakukan
dengan pendekatan kultural yang ada di setiap daerah dan tidak mengusik tradisi
keagamaan yang ada. Hal mi telah mengantarkan pada berdirinya kerajaan-kerajaan
Islam di Nusantara yang dipelopori oleh para wali (Wali Songo) pada abad ke 15,
khususnya di Pulau Jawa. Wali Songo adalah para mubalig yang dalam
pengembangan Islamisasinya menyesuaikan dengan sosio-kultural masyarakat yang
ada. Seperti kenduri, selamatan, sesaji dan sebagainya. Hal ini mengingat kebiasaan
itu sulit untuk ditinggalkan oleh mereka. Para wali menyetujui untuk memberikan
toleransi kepada masyarakat yang saat itu menganut ajaran Hindu dan Budha
melakukan adat-istiadat yang sudah mengakar. Namun dalam penyampaian
dakwahnya, adat-istiadat itu diberi warna Islam, (Jamil, 2018).
Toleransi agama adalah pengakuan adanya adanya kebebasan setiap warga
untuk memeluk agama yang menjadi keyakinannya untuk menjalankan ibadahnya.
Toleransi beragama meminta kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksanaan dan
tanggung jawab, sehingga menumbuhkan perasaan solidaritas dan mengeliminir
egoistis golongan, (Mustaqim, 2019). Bagi umat Islam kedamaian itu hanya dapat
dicapai dengan jalan berpegang teguh kepada ajaran agama. Islam adalah sebuah
agama yang lahir dan hadir untuk menciptakan kehidupan manusia yang penuh
dengan kedamaian. Karena Islam sebagai sebuah kata bermakna damai, (Sahari,
2009).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah yang dimaksud Islam Merupakan Rahmat Lil Alamin
2. Bagaimanakah yang dimaksud Kebersamaan Dalam Pluralitas Agama
3. Bagaimanakah yang dimaksud Makna Toleransi Dalam Islam
4. Bagaimanakah yang dimaksud Implementasi Toleransi Dalam Kehidupan
5. Bagaimanakah yang dimaksud Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan
Perdamaian
6. Bagaimanakah yang dimaksud Konsep Ukhuwah
7. Bagaimanakah yang dimaksud Rapuhnya Ukhuwah
8. Bagaimanakah yang dimaksud Strategi Ukhuwah
9. Bagaimanakah yang dimaksud Masa Depan Ukhuwah Islamiyah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Islam Merupakan Rahmat Lil
Alamin
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kebersamaan Dalam Pluralitas
Agama
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kerukunan
Kerukunan intern umat beragama. yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin
antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam
atau kerukunan sesama penganut Kristen.
Kerukunan umat beragama merupakan suatu hubungan yang dilandasi oleh sikap
toleransi, saling pengertian serta saling menghormati antar pemeluk agama agar bisa
bekerjasama dalam hidup bermasyarakat.
Oleh sebab itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin bisa lahir dari
sikap fanatisme buta serta sikap tidak peduli atas hak-hak keberagaman dan
perasaan orang lain. Namun dalam hal ini tidak juga bisa diartikan bahwa kerukunan
hidup diantara umat memberi ruang sebagai campurtangan unsur-unsur tertentu dari
agama berbeda, karena hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri.
Kerukunan antar umat beragama merupakan hal yang paling penting untuk
mencegah adanya konflik yang terjadi akibat perbedaan keyakinan Kerukunan antar
umat beragama dan pemerintah. Pemerintah memegang peran yang penting dalam
menjaga kedamaian negara. Untuk itulah kerukunan antar umat beragama dan
pemerintah juga harus dijaga.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap Muslim merupakan saudara bagi Muslim lainnya. Sebagai umat
muslim sudah seharusnya kita menjaga kerukunan satu sama lain agar kehidupan
dapat nyaman, tentram dan damai. Bagi umat Islam kedamaian itu hanya dapat
dicapai dengan jalan berpegang teguh kepada ajaran agama.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah
di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2021). Pengertian, Prinsip, dan Contoh Ukhuwah Islamiyah dalam Kehidupan
Sehari-hari. Retrieved from https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-prinsip-
dan-contoh-ukhuwah-islamiyah-dalam-kehidupan-sehari-hari-1wrH68E9Tem/full
Hasbullah. (2022). Islam Dan Pluralitas Agama Di Indonesia (Analisis Sosiologi Agama
Tentang Potensi Konflik Dan Integrasi Sosial).
Jamil. (2018). Makna Toleransi dalam Islam. Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya
Islam, 1(2).
Marzuki. (2001). Pluralitas Agama Dan Kerukunan Umat Beragama Di Indonesia (Mencari
Peran Pendidikan Agama Di Perguruan Tinggi Umum). Cakrawala Pendidikan,
XX(3).
Rasyid, M. M. (2016). Islam Rahmatan Lil Alamin Perspektif Kh. Hasyim Muzadi.
Epistemé, 11(1). doi:10.21274/epis.2016.11.1.93-116
Sahari. (2009). Merajut Perdamaian Melalui Pendidikan Islam. Jurnal Iqra', 3(1).