Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KERUKUNAN ANTARA UMAT BERAGAMA


Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Agama
Dosen Pengampu : Haerul Akmal.,S.HI.,M.H

Nama Kelompok 1 :
1. Baiq Yuli Isnaini
2. I Gusti Ayu Octavina Krissani
3. Yuyun Kartika Mulyadi

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI KESEHATAN
MATARAM
2023
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Kerukunan Antar
Umat Beragama". Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Haerul
Akmal .,S.HI.,M.H selaku dosen pengampu.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Mataram, 24 September 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk


mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita
ketahui Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya
masalah adat istiadat atau budaya seni, tetapi juga termasuk agama.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang


terdiri dari beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan
keanekaragaman agama itu mempunyai kecendrungan kuat terhadap
identitas agama masing-masing dan berpotensi konflik. Indonesia
merupakan salah satu contoh masyarakat yang multikultural. Multikultular
masyarakat Indonesia tidak saja karena keanekaragaman suku, budaya,
bahasa, ras tetapi juga dalam hal agama. Agama yang diakui oleh
pemerintah Indonesia adalah agama Islam, Kristen Protestan, Katolik,
Hindu, Buddha dan Kong Hu Chu.

Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan agama yang


dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan tersebut
apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar umat
beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang
mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling
tolong monolong.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari kerukunan antar umat beragama dari sudut pandang
agama Islam dan Hindu?
2. Apa definisi dari kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial
menurut agama Islam dan Hindu?
3. Apa saja batasan-batasan toleransi dalam kerukunan beragama
menurut agama Islam dan Hindu?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu kerukunan antar umat beragama dari sudut
pandang agama Islam dan Hindu.
2. Mengetahui kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial
menurut agama Islam dan Hindu.
3. Menegtahui apa saja batasan-batasan toleransi dalam menjaga
kerukunan beragama menurut agama Islam dan Hindu.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerukunan Antar Umat Beragama Menurut Agama Islam

1. Pengertian
Dalam istilah agama islam, kerukunan itu dinamakan Tasamuh,
yaitu membiarkan secara sadar terhadap pikiran atau pendapat orang
lain. Kerukunan itu adalah satu tata pikir atau sikap hidup (thalent
attitude) yang menunjukkan kesabaran dan kelapangan dada
menghadapi pikiran- pikiran, pendapat-pendapat, dan pendirian orang
lain.
Kerukunan antar umat beragama adalah hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengelaman ajaran
agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.
Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas
disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Contohnya terdapat pada Al-
Quran Suruh Al-Baqarah ayat 256 Allah berfirman:

‫ٓا ِاْك َر اَه ِفى الِّدْيِۗن َقْد َّتَبَّيَن الُّر ْشُد ِم َن اْلَغِّي‬
Artinya: Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),
sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan
jalan yang sesat.
2. Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial dalam perbedaan agama haruslah memberikan
kebebasan beragama adalah menghormati eksistensi agama lain, dengan
pengertian menghormati keragaman dan kepercayaan yang ada, baik
yang dilindungi oleh negara maupun yang tidak dilindungi dalam artian
yang pemeluknya sedikit. Kebersamaan pun bisa diartikan
persaudaraan atau ukhuwah, yang merupakan salah satu ajaran yang
mendapat perhatian penting dalam Islam. Ukhuwah yang Islami dapat
dibagi ke dalam empat bagian, yaitu:
1. Ukhuwah ubudiyah atau saudara sekemakhlukan dan
kesetundukan kepada Allah SWT.
2. Ukhuwah insaniyah (basyariyah), dalam arti seluruh umat
manusia adalah bersaudara, karena semua berasal dari ayah
dan ibu yang sama; Adam dan Hawa.
3. Ukhuwah wathaniyah wannasab, yaitu persaudaraan dalam
keturunan dan kebangsaan.
4. Ukhuwah fid din al islam, persaudaraan sesama muslim.
Hubungan antara muslim dengan penganut agama lain tidak
dilarang oleh syariat Islam, kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah
dan ibadah. Kedua persoalan tersebut merupakan hak intern umat Islam
yang tidak boleh dicampuri pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan
dapat bersatu dalam kebersamaan yang baik.Ukhuwah fid din al islam,
persaudaraan sesama muslim.
Kebersamaan antar umat beragama merupakan bagian dari
hubungan sosial antar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam.
Hubungan dan kerjasama dalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun
budaya tidak dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam ruang
lingkup kebaikan. Kebersamaan antar umat beragama di Indonesia selama
ini telah terjalin relatif cukup baik, terutama dalam bidang-bidang di luar
masalah agama, seperti di bidang politik, sosial, dan ekonomi.
Demikian halnya di bidang ekonomi, kerjasama antar penganut
agama yang berbeda seakan tak pernah menjadi penghalang. Hiruk pikuk
pasar adalah bukti nyata hal ini, hampir dipastikan segala proses transaksi
perdagangan dan proses "take and give". Artinya sama sekali tidak
memperhatikan faktor agama.
Uraian di atas menguatkan kita bahwa menjaga kebersamaan umat
akan melahirkan kerukunan umat beragama di Indonesia tercinta.
3. Batasan Toleransi Dalam Menjaga Kerukunan Beragama Menurut
Agama Islam
Toleransi mengandung pengertian kesediaan menerima kenyataan
pendapat yang berbeda-beda tentang kebenaran yang dianut. Dapat
menghargai keyakinan orang lain terhadap agama yang dipeluknya
serta memberi kebebasan untuk menjalankan apa yang dianutnya
dengan tidak sinkretisme dan bukan pada prinsip agama yang
dianutnya. Toleransi antar umat beragama dapat diwujudkan dalam
bentuk antara lain:

 Saling menghormati,
 Memberi kebebasan kepada pemeluk agama lain dalam
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
 Tolong-menolong dalam hidup bermasyarakat.
Meskipun demikian antar umat beragama dapat diwujudkan
sebagaimana tersebut di atas, tetapi bukan berarti dalam melaksanakan
toleransi ini dengan mencampur adukkan antara kepentingan sosial dan
aqidah.
Dalam melaksanakan toleransi ada batasan-batasan tertentu.
Ali Machsum menjelaskan bahwa Batasan toleransi itu ada menurut
keyakinannya masing-masing. Islam menghormati orang yang
beragama Kristen, Budha, Hindu dan agama lainnya. Bukan karena dia
Kristen, Budha atau Hindu tapi Islam menghormati mereka sebagai
umat Allah. Ciptaan Allah yang wajib dikasihi. Islam mewajibkan untuk
saling menghormati sesama umat beragama, tapi akan murtad kalau
dengan itu membenarkan agama lain… …” (Hasanuddin, 1420 H).

Dari pendapat yang disampaikan oleh Ali Machsum, tentang


batasan toleransi ini, membuktikan gambaran bahwa umat beragama
bertoleransi dan menghormati orang lain (umat beragama lain) itu
dengan tidak memandang apa agama yang dipeluk oleh orang tersebut
melainkan dengan melihat bahwa dia adalah umat Allah atau ciptaan
Allah yang wajib dikasihi dan dihormati sebab sebagai umat beragama
dan umat manusia wajib saling meghormati dan mengasihi.
Toleransi antar umat beragama bukan sinkretisme, seperti yang
telah dijelaskan di atas. Toleransi tidak dibenarkan dengan mengakui
kebenaran semua agama. Sebab orang salah kaprah dalam mengartikan
dan melaksanakan toleransi. Misalnya, ada orang yang rela
mengorbankan syari’at agama dengan tidak minta izin pada tamunya
untuk sholat malah menunggui tamunya karena takut dibilang tidak
toleransi dan tidak menghargai tamu.
Bukan seperti ini yang diinginkan dalam toleransi itu, toleransi
antar umatberagama yang diharapkan di sini adalah toleransi yang
tidak menyangkut bidang akidah atau dogma masing-masing agama.
Melainkan hanya menyangkut amal sosial antar sesama insan sosial,
sesama warga negara (Hasanuddin, 1420 H)., sehingga tercipta
persatuan dan kesatuan.
Setiap agama mempunyai ajaran sendiri-sendiri dan pada dasarnya
tidak ada agama. yang mengajarkan kejelekan kepada penganutnya.
Salah satu tujuan pokok ajaran agama adalah pemeliharaan terhadap
agama itu sendiri, yang antara lain menuntut peningkatan pemahaman
umat terhadap ajaran agamanya serta membentengi mereka dari setiap
usaha pencemaran atau pengaruh lain yang membuat akidah mereka
tidak murni lagi (Quraish Shihab, 1992).
Begitu juga dengan agama Islam, agama Samawi yang ajarannya
berasal dari Allah SWT, tidak menghendaki adanya pencampuran
ajarannya dengan ajaran lain. Oleh karena itu untuk mengatisipasi hal
tersebut Islam telah memberikan batasan-batasan pada umatnya dalam
melaksanakan hubungan antar sesama manusia, apalagi dalam
melaksanakan toleransi antar umat beragama

Allah telah menurunkan kitab suci Alquran kepada nabi


Muhammad SAW untuk disampaikan kepada segenap umat manusia,
guna dijadikan pegangan dan pedoman hidup. Dalam kitab suci
Alquran inilah terdapat aturan tentang batasan-batasan dalam
bertoleransi antar umat beragama bagi umat Islam. Sebagaimana
firman Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai