Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ISLAM DAN TOLERANSI PERSAUDARAAN

DISUSUN OLEH:
Nadhira Shafa Kamilla (2110070100057)
Elsa Ardana (2110070100060)
Nabillah Putri Aulia (2110070100062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah " Islam dan Toleransi Persaudaraan”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah agama yang telah memberikan tugas terhadap kami. Selain
itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempuna dan ini merupakan upaya yang baik dan studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu dengan keterbatasan waktu dan kemampuan
dalam pembuatan makalah ini, maka saran yang membangun senantiasa diharapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik untuk kami sendiri maupun pihak lain
yang berkepentingan.

Padang, 26 Oktober 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang selalu menekankan adanya kehidupan yang
harmonis terhadap sesama manusia yang diharapkan mampu membangun
masyarakat yang beradab dengan mempunyai sikap yang terbuka, demokratik,
toleran dan damai. Oleh sebab itu, dalam kehidupan bermasyarakat kiranya dapat
menegakkan prinsip-prinsip persaudaraan dan mengikis segala bentuk fanatisme
golongan ataupun kelompok, karena pada dasarnya setiap agama berfungsi
menciptakan kesatuan sosial agar manusia tetap utuh dibawah semangat
Ketuhanan
Tetapi dalam tradisi beragama sangat sering ditemukan adanya klaim
kebenaran, setiap pemeluk merasa bahwa agama nyalah yang benar, sedangkan
agama – agama lain salah, bahkan tidak jarang seseorang merasa pahamnya
dalam beragama adalah paham yang paling benar.
Toleransi merupakan sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai
macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat istiadat,
budaya, bahasa serta agama, atau yang lebih popular dengan sebutan inklusivisme,
pluralism, dan multikulturalisme. Toleransi seringkali menjadi masalah yang
actual sepanjang masa, khususnya toleransi antar umat beragama. Sejak awal
perkembangannya, Islam selalu memberikan perhatian yang tinggi terhadap
perlunya toleransi beragama.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep kerukunan umat beragama dan antaragama
2. Etika persaudaraan sesama Islam dan dengan non Muslim
3. Batas-batas toleransi dalam Islam
4. Kerjasama antaragama
5. Persaudaraan Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kerukunan Umat Beragama dan Antaragama


Kerukunan beragama adalah keadaan hubungan antarumat beragama yang
dilandasi toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam pengamalan
ajaran agama serta kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Eksistensi kerukunan
ini sangat penitng, di samping karena merupakan keniscayaan dalam konteks
perlindungan hak asasi manusia (HAM), juga karena kerukunan ini menjadi prasyarat
bagi terwujudnya integrasi nasional, dan integrasi ini menjadi prasyarat bagi
keberhasilan pembangunan nasional
Kerukunan umat beragama itu ditentukan oleh dua faktor, yakni sikap dan
prilaku umat beragama serta kebijakan negara/pemerintah yang kondusif bagi
kerukunan. Semua agama mengajarkan kerukunan ini, sehingga agama idealnya
berfungsi sebagai faktor integratif. Dan dalam kenyataannya, hubungan antarpemeluk
agama di Indoensia selama ini sangat harmonis.
Konflik antar-umat beragama umumnya tidak murni disebabkan oleh faktor
agama, tetapi oleh faktor politik, ekonomi atau lainnya yang kemudian dikaitkan
dengan agama. Sedangkan yang terkait dengan persoalan agama, di samping karena
munculnya sikap keagamaan secara radikal dan intoleran pada sebagian kecil
kelompok agama, juga dipicu oleh persoalan tentang pendirian rumah ibadah dan
penyiaran agama serta tuduhan penodaan agama. Persoalan pendirian rumah ibadah
merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi terjadinya perselisihan atau
sikap intoleransi
Sedangkan persoalan konflik dan ketegangan internal agama, tertama Islam,
umumnya dipicu oleh adanya perbedaan paham keagamaan dalam hal yang sangat
mendasar (pokok-pokok ajaran agama) dan munculnya aliran kepercayaan (cult) yang
mengaitkan dirinya dengan agama Islam, serta penghinaan agama, seperti kasus
Ahmadiyah, Jamaah Salamullah dan Al-Qiyadah al-Islamiyyah

B. Etika Persaudaraan Sesama Islam dan Dengan Non Muslim


Secara etimologi etika berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa latin, yaitu mos dan dalam
bentuk jamaknya more, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik dan menghindar dari hal-hal perbuatan
ataupun tindakan yang buruk.
Secara terminologis, etika berarti ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang
harus dituju dan menunjukan jalan yang seharusnya diperbuat.
Setiap Muslim hendaknya bergaul dengan baik dengan non Muslim, serta
menunjukkan akhlāk yang mulia kepada non Muslim dengan syarat non Muslim pun
demikian pula. Dalam QS. Al-Mumtahanah ayat 8, yang artinya:
“Allāh tiada melarang kamu untuk berbuat baik (dalam urusan dunia) dan berlaku
adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negrimu. Sesungguhnya Allāh menyukai orang-orang yang
berlaku adil.” (Qs. Al-Mumtahanah: 08).
Dibolehkan melakukan kerjasama terhadap non Muslim dalam hal hubungan
sesama manusia, perdagangan, pendidikan umum, pekerjaan, memberantas kebatilan,
menolong orang yang diẓalimi, memberantas segala bahaya terhadap kemanusiaan,
menjaga keamanan lingkungan dan lain sebagainya. Tapi tidak boleh kerjasama
dalam hal akidah, seperti ikut perayaan suatu agama atau melakukan ibadah bersama.
Ibadah bersama yang tidak dibolehkan ini tentu saja dalam konteks ibadah
manusia kepada Tuhan. Tapi ibadah antar manusia seperti saling memberikan hadiah
atau sedekah, senyum, mengucapkan salām, berbuat baik, dan lain sebagainya
dibolehkan.
Dibolehkan berlaku adil kepada non Muslim, Allah mewajibkan umat muslim
menegakkan keadilan, baik ke sesama Muslim maupun kepada non Muslim. Dan juga
berbuat baik dengan bantuan finansial, memberi makan kepada mereka yang
kelaparan, memberi pinjaman bagi mereka yang membutuhkan, menolong mereka
dalam perkara-perkara yang mubah (boleh)
Jika salah satu kerabatnya adalah non Muslim, seperti anak yang mempunyai
orangtua yang non Muslim atau sebaliknya, atau saudara yang mempunyai saudara
lainnya yang non Muslim. Maka tetap diharuskan bergaul dan bersilaturahmi kepada
mereka dengan baik. Tidak boleh memutuskan silaturahmi karena Allah Swt sangat
mencela orang yang memutuskan silaturahmi

C. Batas-batas toleransi dalam Islam


1. Definisi toleransi
Toleransi merupakan sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai
macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat istiadat,
budaya, bahasa serta agama, atau yang lebih popular dengan sebutan inklusivisme,
pluralism, dan multikulturalisme
2. Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama dapat diwujudkan dalam bentuk antara lain:
- Saling menghormati
- Memberi kebebasan kepada pemeluk agama lain dalam menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
- Tolong-menolong dalam hidup bermasyarakat.
Meskipun demikian antar umat beragama dapat diwujudkan sebagaimana
tersebut di atas, tetapi bukan berarti dalam melaksanakan toleransi ini dengan
mencampur adukkan antara kepentingan sosial dan aqidah. Dalam melaksanakan
toleransi ada batasan-batasan tertentu.
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-
orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan
membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka
sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” QS. Al- Muntahanah :
9).
Dengan ayat ini, Allah memberi peringatan kepada umat Islam bahwa
toleransi Itu ada batasannya. Toleransi antar umat beragama tidak boleh
dilaksanakan dengan kaum atau golongan yang memusuhi umat Islam karena agama
dan mengusir orang-orang Islam dari kampung halamannya, kalau yang terjadi
demikian maka umat Islam dilarang untuk bersahabat dengan golongan tersebut.
3. Batas-batas toleransi dalam islam
a. Bidang Ibadah
1) Batas toleransi di bidang akidah
‫ࣖ َلُك ْم ِد ْيُنُك ْم َوِلَي ِد ْيِن‬
“Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku” QS Al-Kafirun ayat 6
Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam Islam tidak ada toleransi dalam
hal akidah. Contohnya, saat mengikuti doa bersama antarumat beragama,
maka umat Islam harus membaca doa sendiri dan tak boleh ikut mengamini
doa agama lain di luar Islam.
2) Batas toleransi di bidang fikih
Salah satu contoh sederhana penerapan toleransi di bidang fikih adalah
adanya perbedaan awalan bacaan Al-Fatihah dalam sholat pada mazhab
Syafi’i dan Maliki. Menurut mazhab Syafi’i, bacaan diawali dengan
basmalah, sementara untuk Maliki adalah hamdalah. Keduanya sama-sama
memiliki landasan dalil yang shahih. Sehingga, sudah sepatutnya kedua
mazhab tersebut saling dihormati, bukannya malah dicari mana yang salah
atau benar.
3) Batas toleransi di bidang akhlak
Sudah sewajarnya bagi seorang Muslim yang melihat suatu kemunkaran
dalam syariat Islam untuk segera melakukan nahi munkar atau mencegahnya.
Sebagaimana disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Sa'id al-
Khudriy berikut ini. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa di antara kamu melihat kemunkaran, hendaklah ia mencegah
kemunkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya
dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan hatinya.
Itulah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)
b. Bidang Muamalah
1) Batas toleransi di bidang interaksi sosial
Allah berfirman dalam Al Quran surat Al-Mumtahanah ayat 8:
‫اَل َيْنٰه ىُك ُم ُهّٰللا َع ِن اَّلِذ ْيَن َلْم ُيَقاِتُلْو ُك ْم ِفى الِّدْيِن َو َلْم ُيْخ ِر ُجْو ُك ْم ِّم ْن ِدَياِر ُك ْم َاْن َتَبُّر ْو ُهْم َو ُتْقِس ُطْٓو ا ِاَلْيِهْۗم ِاَّن َهّٰللا ُيِح ُّب‬
‫اْلُم ْقِسِط ْيَن‬
Artinya: Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak
mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berlaku adil.
Merujuk pada ayat tersebut, maka seorang Muslim boleh berinteraksi
dengan umat agama lain. Asalkan, interaksi tersebut tidak mengancam jiwa,
harga diri, harta, maupun wilayah orang Muslim.
2) Batas toleransi di bidang ekonomi
Allah mengajarkan untuk berbuat adil. Karenanya, dalam Al-Quran
Allah melarang adanya monopoli ekonomi yang membuat kekayaan hanya
dinikmati oleh sejumlah orang kaya. Selain itu, Islam juga tidak memberi
toleransi pada aktivitas ekonomi yang hanya menguntungkan satu pihak.
Contohnya, pemalsuan barang dagangan, perjudian, rentenir, dan lainnya.

D. Kerjasama antaragama
1. Definisi
Kerjasama umat bragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang
dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling
menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam
kehidupan masyarakat dan bernegara.
Kerja sama antar umat beragama ditandai dengan adanya sikap saling
menghormati lembaga keagamaan yang seagama dan berbeda agama, sikap saling
menghormati hak dan kewajiban umat beragama serta saling menghormati umat
agama seagama dan berbeda agama.
2. Contoh Kerjasama antar agama
- Membangun Tempat Ibadah
Setiap agama tentu akan membutuhkan tempat ibadah yang nyaman dan
tenang. Sebagai negara yang beragam, tentu kita perlu untuk saling membantu
antarumat beragama saat membangun tempat ibadah. Kita bisa membantu dalam
bentuk tenaga atau bentuk lain yang bisa mempercepat proses pembangunan.
- Bersedekah
Bersedekah juga bisa dilakukan sebagai bentuk kerja sama antarumat
beragaman. Kita bisa bersedekah pada siapa saja tanpa melihat perbedaan agama.
- Tidak Mengganggu Ibadah
Kerja sama lainnya yang bisa dilakukan adalah tidak mengganggu ibadah
agama lain. Dengan begitu, orang dari agama berbeda tidak akan mengganggu
teman-teman dalam menjalankan ibadah.
- Saling Menghormati
Saling menghormati juga jadi salah satu bentuk kerja sama dalam hidup
bersama dengan keberagaman agama. Dengan saling menghormati, kita semua
akan mendapatkan tempat tinggal yang nayaman dan damai.
- Menjaga Keamanan saat Perayaan Agama
Setiap agama tentu memiliki hari besar yang berbeda-beda dan kerja sama
bisa dilakukan terkait hal tersebut.Kita bisa saling bekerja sama untuk menjaga
keamanan selama jalannya perayaan agama tertentu.
- Berbagi
Berbagi juga bisa dilakukan sebagai bentuk usaha melakukan kerja sama
antarumat beragama. Seperti saat perayaan Hari Raya Kurban, umat Islam bisa
berbagi daging dengan semua orang tanpa melihat perbedaan agama. Atau saat
perayaan Imlek, umat Konghucu bisa berbagi kue atau buah dengan semua orang.
- Membersihkan Lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan bersama juga merupakan kerja sama
antarumat beragama. Dengan lingkungan yang bersih dan nyaman, semua umat
beragama bisa beribadah dengan lancar atau melakukan kegiatan sosial dengan
nyaman.
- Menjaga Keamanan Lingkungan
Keamanan lingkungan tentu bukan hanya menjadi tanggung jawab salah
satu kelompok atau umat agama tertentu.
- Saling Mengingatkan
Kita juga bisa saling mengingatkan dan memberikan waktu pada tiap orang
dengan agama berbeda untuk beribadah.
- Saling Membantu
Saat ada yang membutuhkan bantuan tentu kita harus menolong dengan
kemampuan yang dimiliki. Untuk menolong seseorang kita bisa bekerja sama
dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang agama atau perbedaan lainnya.

E. Persaudaraan Islam
Islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai persaudaraan. Dalam agama
Islam, persaudaraan merupakan bagian dari akidah yang harus dipahami dan dihayati
oleh setiap muslim. Persaudaraan dalam Islam adalah ikatan sosial dan spiritual yang
menghubungkan seluruh umat manusia. Persaudaraan ini didasarkan pada keyakinan
bahwa seluruh manusia adalah saudara seiman dan sebangsa. Selain itu, persaudaraan
dalam Islam juga bermakna kerjasama dalam kebaikan, saling membantu, serta
memperhatikan dan menghargai hak-hak sesama manusia. Persaudaraan dalam Islam
memiliki banyak manfaat, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan
sosial seperti meningkatkan kualitas hidup, membangun solidaritas sosial, dan
membantu menyelesaikan konflik. Untuk meningkatkan persaudaraan dalam Islam,
kita harus menjalin hubungan yang baik dengan sesama muslim, menjaga ukhuwah
Islamiyah, dan menghindari sifat sombong dan egois. Dalam masyarakat muslim,
terdapat banyak contoh persaudaraan yang dapat dijadikan teladan.
1. Perbedaan persaudaraan Islam dan persaudaraan di luar Islam
Perbedaan persaudaraan Islam dan persaudaraan di luar Islam terletak pada
aspek dasar, nilai spiritual, tujuan, dan kedudukan dalam akidah. Persaudaraan
dalam Islam didasarkan pada keyakinan Islam, memiliki nilai spiritual, menjadi
bagian dari akidah, bertujuan untuk mencapai ridha Allah SWT, dan berada pada
tingkat yang lebih tinggi. Sedangkan persaudaraan di luar Islam didasarkan pada
kesamaan kepentingan, tidak memiliki nilai spiritual, tidak menjadi bagian dari
akidah, bertujuan untuk mencapai kesuksesan dalam hidup, dan berada pada tingkat
yang lebih rendah.
2. Al-Quran banyak membahas tentang persaudaraan dalam Islam
Berikut ini adalah beberapa ayat yang menjelaskan tentang makna
persaudaraan dalam Islam.
 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat rahmat.” (QS Al-Hujurat: 10)
 “Dan orang-orang yang beriman itu, baik laki-laki maupun
perempuan, sebahagian mereka adalah penolong bagi sebahagian yang
lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf (kebajikan) dan mencegah
dari yang munkar (kejahatan).” (QS At-Taubah: 71)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kerukunan beragama adalah keadaan hubungan antarumat beragama yang
dilandasi toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam pengamalan
ajaran agama serta kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Melaksanakan
toleransi adalah dengan tidak mencampur adukkan antara kepentingan sosial dan
aqidah. Dalam melaksanakan toleransi ada batasan-batasan tertentu. Baik dalam
bidang ibadah atau muamalah. Dapat dilakukan juga kerja sama antar umat
beragama yang ditandai dengan adanya sikap saling menghormati lembaga
keagamaan yang seagama dan berbeda agama, sikap saling menghormati hak dan
kewajiban umat beragama serta saling menghormati umat agama seagama dan
berbeda agama

Anda mungkin juga menyukai