Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Antara Aqidah dengan Sikap Toleransi

A. Pengertian
Toleransi beragama adalah ialah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu
dan tidak melecehkan agama atau system keyakinan dan ibadah penganut agama-agama lain.
Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar
umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama.
Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh
Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.
B. Konsep Toleransi dalam Islam
Berdasarkan pengertian toleransi, toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau
mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa,
adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua merupakan fitrah dan sunnatullah yang
sudah menjadi ketetapan Tuhan.
Toleransi dalam beragama bukan berarti kita hari ini boleh bebas menganut agama
tertentu dan esok hari kita menganut agama yang lain atau dengan bebasnya mengikuti ibadah
dan ritualitas semua agama tanpa adanya peraturan yang mengikat. Akan tetapi, toleransi
beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain
agama kita dengan segala bentuk system, dan tata cara peribadatannya dan memberikan
kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama masing-masing.
Karena itu, agama Islam menurut hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah saw.
pernah ditanya tentang agama yang paling dicintai oleh Allah, maka beliau menjawab: alHanafiyyah as-Samhah (agama yang lurus yang penuh toleransi), itulah agama Islam.
Toleransi sendiri terbagi atas tiga yaitu :
a.
Negatif
Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja
karena menguntungkan dalam keadaan terpaksa.Contoh PKI atau orang-orang yang beraliran
komunis di Indonesia pada zamanIndonesia baru merdeka.
b.
Positif
Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai.Contoh Anda beragama Islam
wajib hukumnya menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinan pada ajaran agama Anda,
tetapi penganutnya atau manusianya Anda hargai.
c.
Ekumenis
Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur
kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri. Contoh Anda
dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau paham.
Dalam kehidupan beragama sikap toleransi ini sangatlah dibutuhkan, karena dengan sikap
toleransi ini kehidupan antar umat beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap saling
menghargai dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

C. Hubungan toleransi
1. Hubungan Antara Toleransi dengan Ukhuwah (persaudaraan) Sesama Muslim
Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 10:

Dalam ayat di atas, Allah menyatakan bahwa orang-orang mumin bersaudara, dan
memerintahkan untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) jika seandainya terjadi
kesalahpahaman diantara 2 orang atau kelompok kaum muslim, Al-Quran memberikan contohcontoh penyebab keretakan hubungan sekaligus melarang setiap muslim melakukannya.
Untuk mengembangkan sikap toleransi secara umum, dapat kita mulai terlebih dahulu
dengan bagaimana kemampuan kita mengelola dan mensikapi perbedaan (pendapat) yang
(mungkin) terjadi pada keluarga kita atau pada keluarga/saudara kita sesama muslim. Sikap
toleransi dimulai dengan cara membangun kebersamaan atau keharmonisan dan menyadari
adanya perbedaan. Dan menyadari pula bahwa kita semua adalah bersaudara. Maka akan timbul
rasa kasih sayang, saling pengertian dan pada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran. Dalam
konteks pendapat dan pengamalan agama, al-Quran secara tegas memerintahkan orang-orang
mumin untuk kembali kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (sunnah). Tetapi seandainya etrjadi
perbedaan pemahaman al-Quran dan sunnah itu, baik mengakibatkan perbedaan pengamalan
ataupun tidak
2. Hubungan antara Toleransi dengan Muamalah antar Umat Beragama (Non-Muslim)
Dalam kaitannya dengan toleransi antar umat beragama, toleransi hendaknya dapat
dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain,
dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masingmasing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari
satu pihak ke pihak lain. Hal demikian dalam tingkat praktek-praktek social dapat dimulai dari
sikap bertetangga, karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap kebersamaan antara penganut
keagamaan dalam praktek social, kehidupan bertetangga dan bermasyarakat, serta bukan hanya
sekedar pada tataran logika dan wacana.
Mengenai system keyakinan dan agama yang berbeda-beda, al-Quran menjelaskan pada
ayat terakhir surat al-kafirun
Bahwa perinsip menganut agama tunggal merupakan suatu keniscayaan. Tidak mungkin
manusia menganut beberapa agama dalam waktu yang sama; atau mengamalkan ajaran dari
berbagai agama secara simultan. Oleh sebab itu, al-Quran menegaskan bahwa umat islam tetap

berpegang teguh pada system ke-Esaan Allah secara mutlak; sedangkan orang kafir pada ajaran
ketuhanan yang ditetapkannya sendiri. Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan tentang prinsip
dimana setiap pemeluk agama mempunyai system dan ajaran masing-masing sehingga tidak
perlu saling hujat menghujat.
D. Pandangan islam tentang toleransi
Islam adalah agama yang toleran, agama yang penuh kasih sayang yang selalu
menghormati antar umat beragama. Bukankah dalam Al-Quran dikatakan bahwa Bagiku
agamaku dan bagimu agamamu(QS.Al-kafirun:6) bukankah itu adalah salah satu pengakuan
Islam terhadap keberagaman agama, bahkan Rasulullah sendiri mencontohkan ketika Rasul
berzakat dia juga memberikan Zakatnya kepada orang yahudi, ketika ditanya orang yahudi
mengapa Rasulullah memberi zakat kepadanya padahal dia bukan seorang muslim, Jawab beliau
Engkau adalah tetanggaku, dan aku wajib memuliakan Saling Menghormati Sesama
Toleransi beragama berarti saling menghormati dan berlapang dada terhadap pemeluk
agama lain, tidak memaksa mereka mengikuti agamanya dan tidak mencampuri urusan agama
masing-masing. Ummat Islam diperbolehkan bekerja sama dengan pemeluk agama lain dalam
aspek ekonomi, sosial dan urusan duniawi lainnya.
Dalam sejarah pun, Nabi Muhammad Saw telah memberi teladan mengenai bagaimana hidup
bersama dalam keberagaman.
(1) Tidak Ada Paksaan Dalam Beragama
Dalam soal beragama, Islam tidak mengenal konsep pemaksaan beragama. Setiap diri
individu diberi kelonggaran sepenuhnya untuk memeluk agama tertentu dengan kesadarannya
sendiri, tanpa intimidasi.
Persoalan keyakinan atau beragama adalah terpulang kepada hak pilih orang per orang,
masing-masing individu, sebab Allah Subhanahu wataala sendiri telah memberikan kebebasan
kepada manusia untuk memilih jalan hidupnya. Manusia oleh Allah Subhanahu wataala diberi
peluang untuk menimbang secara bijak dan kritis antara memilih Islam atau kufur dengan segala
resikonya. Meski demikian, Islam tidak kurang-kurangnya memberi peringatan dan
menyampaikan ajakan agar manusia itu mau beriman.
(2) Dalam Aqidah Tidak Ada Toleransi
Jika dalam aspek sosial kemasyarakatan semangat toleransi menjadi sebuah anjuran,
ummat Islam boleh saling tolong menolong, bekerja sama dan saling menghormati dengan
orang-orang non Islam, tetapi dalam soal aqidah sama sekali tidak dibenarkan adanya toleransi
antara ummat Islam dengan orang-orang non Islam.
Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam tatkala diajak ber-toleransi dalam masalah aqidah,
bahwa pihak kaum Muslimin mengikuti ibadah orang-orang kafir dan sebaliknya, orang-orang
kafir juga mengikuti ibadah kaum Muslimin, secara tegas Rasulullah diperintahkan oleh Allah
Subhanahu wataala untuk menolak tawaran yang ingin menghancurkan prinsip dasar Aqidah
Islamiyah itu. Allah Taala berfirman: Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan

menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan
Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku.(QS.al-kaffirun:1-6)
E. Contoh Toleransi Agama
1) Pada awal memulai kehidupannya dimadinah langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw adalah menyatukan masyarakat di madinah dan sekitarnya, yang terdiri dari
beberapa suku dan agama langkah strategis ini melahirkan Piagam Madinah yang meletakan
dasar-dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi masyarakat majemuk. Dalam Piagam
Madinah tersebut diatur hubungan antara sesama anggota komunitas islam dengan komunitas
lainnya, antara lain:
a. Saling membatu dalam pengamanan wilayah Madinah
b. Membela warga yang teraniaya
c. Menghormati kebebasan beragama dan beribadah
d. Menjaga hubungan bertetangga yang baik
e. Mengadakan musyawarah apabila terjadi sesuatu diantara mereka
2. Khalifah Umar bin Khattab r.a. waktu menerima berita bahwa pasukan islam telah menguasai alQuds (yuressalam), segera dikirimkan perintah kepada komandan pasukannya, dimana isi
perintah tersebut:
a. Berikan jaminan keamanan kepada penduduk,baik jiwanya,harta miliknya,maupun rumahrumah ibadahnya.
b. Jangan mengganggu dan merusak gereja-gerejanya ,atau salib-salibnya
c. Jangan mengganggu atau menggambil barang-barang fasilitas peribadatan yang mereka miliki.
Rambu-rambu kerukunan dalam kehidupan beragama dalam masyarakat majemuk,antara lain
dikemukakan dalam Al-quran surat al-hujarat ayat 11-12 untuk kerukunan antara sesame umat
seiman,yang intiny:
a. Jangan sampai satu kelompok menghina kelompok lain.
b. Jangan saling mencela
c. Jangan menyebut kelompok tertentu dengan kesan melecehkan.
d. Jangan suka berpra sangka buruk terhadap pihak lain.
e. Jangan suka mencari-cari kesalalahan orang
f. Jangan menyebar isuyang merugikan orang lain

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi.
Syeikh Salim bin Ied al-Hilali, Toleransi Islam Menurut Pandangan Al-Qur'an dan As-Sunnah,
terj. Abu Abdillah Mohammad Afifuddin As-Sidawi (Misra: Penerbit Maktabah Salafy Press,
t.t.).
http://ibnuharun.multiply.com/journal/item/24
http://kang-tejo.blogspot.com/2010/04/islam-pluralisme-agama-dan-toleransi.html

Anda mungkin juga menyukai