Anda di halaman 1dari 5

DAMAIKAN NEGRI DENGAN TOLERANSI

Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi PAI SMP


Dosen Pengampu: Dr. H. Amirudin Drs,. M.Pd.I

Disusun Oleh : Kelas PAI 4C

Sihabudin (1810631110095)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

Jl. HS.Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
41361, telepon 0267641177, fax. 0267641367, info@unsika.ac.id, website info@unsika.ac.
DAMAIKAN NEGRI DENGAN TOLERANSI

1. Pengertian Toleransi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran” (inggris,
tolerance, Arab: tasamuh) yang berarti bahwa ukur untuk penambahan atau pengurangan
yang masih diperbolehkan. Secara etimologi, toleransi adalah kesabaran, ketahanan
emosional, dan kelapangan dada. Sedangkan menurut istilah (terminology) tolrsansi yaitu
bersikap atau bsersifat menenggang, (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan) yang berbeda dan bertentangan dengan
pendirianya.
Jadi, toleransi bergama adalah sikap sabar dsan menahan diri untuk tidak mengganggu
dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah penganut agama – agama
lain.

2. Toleransi Dalam Islam


Toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam
perbedaan. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman allah QS. Al – Hujarat ayat 13:
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki – laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi maha penyayang”

Toleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah
penting yang ada dalam sisem teology islam. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan kita
akan keragaman mausia, baik di lihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adat istiadat, dsb.
Toleransi bergama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya agama –
agama lain selain agama kita dengan segala bentuk sistem, dan tata cara peribadatanya
dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama masing – masing.
Keyakinan umat islam kepada allah tidak sama dengan keyakinan para penganut agama
lain terhadap tuhan – tuhan mereka. Demikian juga dengan tata cara ibadahnya. Bahkan
islam melarang penganutnya mencela tuhan – tuhan dalam agama manapun. Maka kata
tasamuh atau toleransi dalam islam bukanlah “barang baru” , tetapi sudah diaplikasikan
dalam kehidupan sejak agama islam itu lahir.
3. Toleransi Antar Sesama Muslim
Dalam firman Allah SWT QS. Al – Hujarat ayat 10
“Orang – orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaiki
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat ramat”

Dalam surat diatas Allah menyatakan bahwa orang – orang mu’min bersaudara, dan
memerintakan untuk melakukan ishlah (perbaiki hubungan) jika seandainya terjadi
kesalahpahaman diantara dua orang atau kelompok kaum muslim.

Dalam mengembangkan sikap toleransi secara umum, dapat kita mulai terlebih dahulu
dengan bagaimana kemanapun kita mengelola dan mensikapi perbedaan (pendapat) yang
(mungkin) terjadi pada keluarga kita atau pada keluarga/saudara kita sesama muslim,
sikap toleransi dimulai dengan cara membangun kebersamaan atau keharmonisan dan
menyadari adanya perbedaan. Dan menyadari pula bahwa kita semua adalah bersaudara.
Maka akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian, dan akhirnya akan bermuara pada
sikap toleran. Dalam konteks pendapat dan pengalaman agama, al – Qur’an secara tegas
memerintahkan orang – orang mu’min untuk kembali kepada allah (al – qur’an) dan rasul
(sunnah).

4. Toleransi Antar Umat Bergama


Toleransinya hendaklah dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup
bersama masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk
menjalankan prinsip – prinsip keagamaan (ibadah) masing – masing, tanpa adanya
paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari satu pihak ke
pihak lain. Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup bertetangga baik
dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan
dengan cara saling menghotmati, saling memuliakan dan saling tolong – menolong. Jadi
sudah jelas, bahwa sisi aqidah untuk teologi bukanlah urusan manusia, melainkan Tuhan
SWT dan tidak ada kompromi serta sikap toleran didalamya. Sedangkan kita
bermu’amalah dari sisi kemanusian kita. Allah juga menjelaskan tentang prinsip dimana
setiap pemeluk agama -mempunyai system dan ajaran masing – masing sehingga tidak
perlu saling menghujat.
Al – Qur’an juga menganjurkan agar mencari titik temu dan titik singgung antar pemeluk
agama. Al- Qur’an menganjurkan agar dalam interaksi sosial, bila tidak ditemukan
persamaan, hendaklah masing – masing mengakui keberadaan pihak lain dan tuidak perlu
saling menyalahkan.

(QS. Saba: 24-26):

24. katakanlah: “ Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?
Katakanlalh: “Allah”, dan sesungguhnya kami atau kamu (orang – orang musyrik), pasti
berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.

25. katakanlah: “kamu tidak ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami
perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat.

26. katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua. Kemudian dia memberi
Keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha pemberi Keputusan lagi Maha
Mengetahui.

5. Toleransi Umat Beragama di Indonesia


Gagasan ini muncul terutama dilatar belakangi oleh meruncingya hubungan antar umat
beragama. Sebab munculnya kategangan intern umat beragama tersebut antara lain:
1) Sifat dari masing – masing agama, yang mengandung tugas dakwah atau misi.
2) Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama
pihak lain.
3) Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati
bahkan memandang rendah agama lain.
4) Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam
kehidupan masyarakat.
5) Kecurigaan masing – masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama,
antar umat beragama, maupun antara umat baragama dengan pemerintah.
6) Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
Pluralitas agama hanya akan bisa dicapai apabila masing – masing golongan bersikap
lapang dada satu sama lain. Sikap lapang dada kehidupan beragama akam memiliki
makna bagi kehidupan dan kemajuan masyarakat plural, apabila ia diwujudkan dalam:
a. Sikap saling menahan diri terhadap ajaran, keyakinan dan kebiasaan golongan
agama lain yang berbeda, yang mungkin berlawanan dengan ajaran, keyakinan
dan kebiasaan sendiri.
b. Sikap saling menghormati hak orang lain untuk menganut dengan sungguh –
sungguh ajaran agamanya.
c. Sikap saling mempercayai atas itikad baik golongan agama lain.
d. Perbuatan yang diwujudkan dalam”
 Usaha untuk memahami ajaran dan keyakinan agama orang lailn.
 Usaha untuk mengemukakan keyakinan agama sendiri dengan sebijaksana
mungkin untuk tidak menyinggung keyakinan agama lain.
 Untuk saling membantu dalam kegiatan – kegiatan social untuk mengatasi
keleterbelakangan bersama.
 Untuk saling belajar dari keunggulan dan kelebihan pihak lain sehingga
terjadi saling tukar pengalaman untuk mencapai tujuan bersama. (Tirmizi
Taher, 1997,9)

DAFTAR PUSTAKA

Suharyanto, Agung. (2013). Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam


Membina Sikap Toleransi Antar Siswa. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial
Politik, 1 (2), (2013): 192-203.

Tolerance. (1828). Dalam Merriam-Webster Dictionary. Diakses 31 Januari 2019,


dari https://www.merriam-webster.com/dictionary/tolerance

Anda mungkin juga menyukai