Anda di halaman 1dari 3

Kata pengantar:

Dengan rasa syukur dan semangat pemersatu, saya hadirkan makalah ini sebagai kontribusi kecil
dalam menjaga keberagaman dan memperkuat fondasi toleransi beragama. Keberagaman agama
yang menjadi pewaris budaya dan sejarah umat manusia memerlukan perhatian khusus dalam
menjaga keharmonisan dan perdamaian di tengah-tengah tantangan zaman ini.

Makalah ini mengajak pembaca untuk merenung, memahami, dan meresapi esensi toleransi
beragama sebagai pondasi utama bagi kemajuan masyarakat. Dengan membahas beragam aspek,
kami berharap dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang pentingnya saling menghormati
dan menerima perbedaan keyakinan.

Sebagai penulis, saya menyadari bahwa toleransi bukanlah sekadar konsep, tetapi sebuah tindakan
nyata yang membutuhkan keterlibatan aktif dari setiap individu, komunitas, dan pemerintah. Melalui
makalah ini, kami berharap dapat memicu diskusi yang membangun dan memberikan inspirasi bagi
pembaca untuk ikut serta dalam menjaga kedamaian dan persatuan di tengah keberagaman agama
yang kaya ini.

Isi:

Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati dan menghargai antara penganut agama lain.
Seperti apa yang disebutkan dalam kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular “Bhineka Tunggal Ika
Tan Hana Dharma Mangrwa” yang artinya: berbeda-beda tetapi satu, tidak ada kebenaran yang
kedua.

Kitab ini mengambarkan toleransi beragama yang sudah sejak zaman dulu terjalin, yaitu pada masa
pemerintahan kerajaan Majapahit. Indonesia terdiri dari banyak pulau dan beragam suku bangsa dan
Agama. Walaupun demikian, kita adalah bangsa Indonesia yang bernaung di bawah negara kesatuan
Repulblik Indonesia. Jangan karena suatu perbedaan, kita menjadi terpecah belah, kita adalah satu
bangsa Indonesia.

Dari suku manapun asal kita, dari keturunan apapun kita, dari agama apapun kita, kita adalah satu,
bangsa Indonesia. Demikian pula di agama Hindu, kita banyak mengenal sebutan atau nama Tuhan,
apakah disebut Iswara, Brahma, Wisnu, Siwa, dan lainnya. Sesungguhnya, itu hanya sebutan dari
manifestasi Tuhan di dalam fungsi dan tugasnya.

Dalam hal ini sering terjadi kekeliruan untuk memahami eksistensi Tuhan. Apapun keyakinan orang di
dalam menyampaikan ekspresi jiwanya tentang Tuhan, Tuhan di dalam ajaran Hindu diyakini satu,
tidak ada Tuhan yang kedua.

Masalah:
1.Apa tujuan toleransi beragama?

2.Apa bentuk toleransi beragama?

3.Apa dampak kurangnya toleransi terhadap kehidupan beragama individu dan komunitas?

Pembahasan:

1.Apa tujuan toleransi beragama?

Tujuan toleransi beragama adalah meningkatkan iman dan ketakwaan masing-masing penganut
agama dengan kenyataan ada agama lain. Dengan demikian, kita sebagai umat yang menganut ajaran
agama, semakin menghayati dan memperdalam ajaran agama dan berusaha untuk
mengamalkannya, mencegah terjadinya perpecahan antara umat beragama akibat perpedaan.

2.Apa bentuk toleransi beragama?

Toleransi beragama bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bergaul dengan semua
orang tanpa membedakan kepercayaan masing-masing; menghargai dan memberikan kesempatan
kepada teman yang berbeda agama tanpa ada diskriminasi. Jadi, toleransi beragama berarti bahwa
setiap orang memliki persamaan hak dan harus diperlakukan sama dalam hidupnya demi kedamaian,
kenyamanan, dan kesejahtraan bersama.

3.Apa dampak kurangnya toleransi terhadap kehidupan beragama individu dan komunitas?

Kurangnya toleransi terhadap kehidupan beragama individu dan komunitas dapat mengakibatkan
konsekuensi serius dalam berbagai aspek kehidupan. Pertama, konflik antaragama dapat meruncing
menjadi ketegangan sosial dan bahkan kekerasan. Ini menciptakan lingkungan yang tidak kondusif
untuk perkembangan harmonis masyarakat, mengancam perdamaian dan stabilitas.

Dampak kedua adalah diskriminasi terhadap individu atau kelompok beragama. Ketidaksetaraan
dalam akses terhadap peluang pekerjaan, pendidikan, atau layanan publik dapat merugikan
kelompok tertentu secara ekonomi dan sosial. Selain itu, diskriminasi semacam itu juga menciptakan
ketidaksetaraan dalam kebebasan dan hak-hak dasar, merugikan prinsip-prinsip kemanusiaan yang
mendasari masyarakat yang adil. Oleh karena itu, membangun toleransi beragama bukan hanya
menghormati keragaman keyakinan, tetapi juga melindungi hak-hak fundamental dan keadilan dalam
masyarakat.

Kesimpulan:

Toleransi beragama adalah landasan penting untuk keberagaman dan harmoni dalam masyarakat.
Dengan menghormati perbedaan agama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai dan
berdampingan dengan saling menghargai. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga
sebuah panggilan bersama untuk membangun masa depan yang lebih baik bersama-sama.

Saran:
1. **Pendidikan Toleransi Beragama:** Mendorong program pendidikan yang memasukkan
kurikulum yang mempromosikan pemahaman tentang berbagai agama. Hal ini dapat
menciptakan generasi yang lebih terbuka dan menghargai keberagaman.

2. **Dialog Antaragama:** Aktif memfasilitasi dialog dan pertemuan antaragama untuk


membangun pemahaman yang lebih baik. Acara seperti seminar, lokakarya, atau forum
dapat menjadi platform efektif untuk merangkul perbedaan.

3. **Media yang Bertanggung Jawab:** Menggalakkan media yang bertanggung jawab dan
menyajikan informasi agama secara objektif. Hal ini dapat membantu menghindari
stigmatisasi atau stereotip yang dapat memicu ketegangan.

Anda mungkin juga menyukai