Kerukunan umat beragama itu ditentukan oleh dua faktor, yakni sikap dan prilaku umat
beragama serta kebijakan negara/pemerintah yang kondusif bagi kerukunan. Semua agama
mengajarkan kerukunan ini, sehingga agama idealnya berfungsi sebagai faktor integratif. Dan
dalam kenyataannya, hubungan antarpemeluk agama di Indoensia selama ini sangat harmonis.
Hanya saja, di era reformasi, yang notabene mendukung kebebasan ini, muncul berbagai ekspresi
kebebasan, baik dalam bentuk pikiran, ideologi politik, faham keagamaan, maupun dalam ekspresi
hak-hak asasi. Dalam iklim seperti ini mucul pula ekspresi kelompok yang berfaham radikal atau
intoleran, yang walaupun jumlahnya sangat sedikit tetapi dalam kasus-kasus tertentu
mengatasnamakan kelompok mayoriras.
Kerukunan antar umat beragama dapat dikaitkan sebagai suatu kondisi social dimana
semua golongan agama bisa hidup berdampingan Bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar
masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Kerukunan antar agama yang
dimaksud ialah mengupayakan agar terciptanya suatu keadaan yang tidak ada pertentangan intern
dalam masing-masing umat beragama,antar golongan-golongan yang berbeda satu sama lain,
antara pemeluk agama yang satu dengan yang lain, antara umat beragama dan peerintah.
Kepentingan Politik
Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mencapai tujuan
sebuah kerukunan antar umat beragama khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting
di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan
bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan
demikian kita pun hampir memetik buahnya.
Sikap Fanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang.
Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan yang
dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan
yang menekankan praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya
diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa kerukunan umat
beragama yaitu hubungan sesame umat beragama yang dilandasi dengan toleransi,
saling pengertian, saling menghormati, saling menghargi dalam kesetaraan pengalaman
ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Berbagai
macam bahasan mengenai kerukunan umat beragama di Indonesia ada beberapa
sebab,antara lain; rendahnya sikap toleransi, kepentingan politil dan sikap fanatisme.
Adapun solusi untuk menghadapinya adalah dengan mempunyai rasa kehormatan
antara agama satu dengan yang lain, mempunyai kesadaran bahwa setiap agama yang
dianut masyarakat membawa misi kedamaian,rasa ketidakadilan harus dihilangkan
agar tidak menimbul rasa kebencian.
1.2 Saran
Sudah saatnya bukan perbedaan lagi yang kita bicarakan, tapi permasalahanlah yang
seharusnya kita cari karena dari permasalahan hidup ini akan saling menghargai,
menghormati dan selaras. Lewat persamaan kita bisa jalin persaudaraan dan
mempererat tali silaturahmi.
DAFTAR PUSTAKA
http://graduate.uinjkt.ac.id/ https://bengkulu.kemenag.go.id/artikel/42737-tri-kerukunan-umat-
beragama http://tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2014/06/kendala-kerukunan-antar-umat-
beragama.html
https://www.kompasiana.com/deskachaniago5266/5f35ef8fd541df6d491efeb2/upaya-upaya-
mengatasi-konflik-beragama?page=1&page_images=1
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20051/1/14822e497745b7ed8bd9238f506ad72a.pdf