Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Pengertian Kerukunan Umat Beragama


Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan masyarakatnya untuk hidup rukun.
Sebab kerukunan merupakan salah satu pilar penting dalam memelihara persatuan rakyat dan
bangsa Indonesia. Tanpa terwujudnya kerukunan diantara berbagai suku, Agama, Ras dan antar
Golongan bangsa Indonesia akan mudah terancam oleh perpecahan dengan segala akibat yang
tidak diinginkan.
kerukunan beragama adalah keadaan hubungan antarumat beragama yang dilandasi
toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam pengamalan ajaran agama serta
kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Eksistensi kerukunan ini sangat penitng, di samping
karena merupakan keniscayaan dalam konteks perlindungan hak asasi manusia (HAM), juga
karena kerukunan ini menjadi prasyarat bagi terwujudnya integrasi nasional, dan integrasi ini
menjadi prasyarat bagi keberhasilan pembangunan nasional.

Kerukunan umat beragama itu ditentukan oleh dua faktor, yakni sikap dan prilaku umat
beragama serta kebijakan negara/pemerintah yang kondusif bagi kerukunan. Semua agama
mengajarkan kerukunan ini, sehingga agama idealnya berfungsi sebagai faktor integratif. Dan
dalam kenyataannya, hubungan antarpemeluk agama di Indoensia selama ini sangat harmonis.
Hanya saja, di era reformasi, yang notabene mendukung kebebasan ini, muncul berbagai ekspresi
kebebasan, baik dalam bentuk pikiran, ideologi politik, faham keagamaan, maupun dalam ekspresi
hak-hak asasi. Dalam iklim seperti ini mucul pula ekspresi kelompok yang berfaham radikal atau
intoleran, yang walaupun jumlahnya sangat sedikit tetapi dalam kasus-kasus tertentu
mengatasnamakan kelompok mayoriras.

Kerukunan antar umat beragama dapat dikaitkan sebagai suatu kondisi social dimana
semua golongan agama bisa hidup berdampingan Bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar
masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Kerukunan antar agama yang
dimaksud ialah mengupayakan agar terciptanya suatu keadaan yang tidak ada pertentangan intern
dalam masing-masing umat beragama,antar golongan-golongan yang berbeda satu sama lain,
antara pemeluk agama yang satu dengan yang lain, antara umat beragama dan peerintah.

2.2 Jenis-Jenis Kerukunan


1.Kerukunan Intern Umat Beragama
Perbedaan pandangan dalam satu agama dapat melahirkan konflik di dalam tubuh suatu
agama itu sendiri. Disparitas madzhab ialah salah satu disparitas yang nampak dan nyata.
Kemudian lahir pula disparitas ormas keagamaan. Walaupun satu aqidah, yakni aqidah Islam,
disparitas sumber penafsiran, penghayatan, kajian, pendekatan terhadap Al-Quran dan As-Sunnah
terbukti mampu mendisharmoniskan intern umat beragama. Konsep ukhuwwah islamiyah
merupakan salah satu wahana agar tak terjadi ketegangan intern umat Islam yang menyebabkan
peristiwa konflik. Konsep pertama ini mengupayakan berbagai cara agar tak saling klain
kebenaran. Menghindari permusuhan sebab disparitas madzhab dalam Islam. Semuanya buat
menciptakan kehidupan beragama nan tenteram, rukun, dan penuh kebersamaan.

2.Kerukunan Antar Umat Beragama


Konsep kedua dari trikerukunan memiliki pengertian kehidupan beragama yang tentram
antar masyarakat yang berbeda agama dan keyakinan. Tidak terjadi sikap saling curiga mencurigai
dan selalu menghormati agama masing-masing. Berbagai kebijakan dilakukan oleh pemerintah,
agar tak terjadi saling mengganggu umat beragama lainnya. Semaksimal mungkin menghindari
kesamaan konflik sebab disparitas agama. Semua lapisan masyarakat bersama-sama menciptakan
suasana hayati yang rukun dan damai di Negara Republik Indonesia.

3.Kerukunan Antara Umat Beragama dan Pemerintah


Pemerintah ikut andil dalam menciptakan suasana tentram, termasuk kerukunan antara
umat beragama dengan pemerintah sendiri. Semua umat beragama yang diwakili para pemuka dari
tiap-tiap agama bisa sinergis dengan pemerintah. Bekerjasama dan bermitra dengan pemerintah
buat menciptakan stabilitas persatuan dan kesatuan bangsa. Trikerukunan umat beragama
diharapkan menjadi menjadi salah satu solusi agar terciptanya kehidupan umat beragama nan
damai, penuh kebersamaan, bersikap toleran, saling menghormati dan menghargai dalam
perbedaan.

2.3 Kendala Terjadinya Kerukunan Umat Beragama


Rendahnya Sikap Toleransi
Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar agama
sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan
sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak
langsung antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif. Sehingga
kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu saja,
dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda keyakinan/agama
sama-sama menjaga jarak satu sama lain.
Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu
sama lain bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah
perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap
kecurigaan diantara beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan
konflik.

Kepentingan Politik
Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mencapai tujuan
sebuah kerukunan antar umat beragama khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting
di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan
bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan
demikian kita pun hampir memetik buahnya.

Sikap Fanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang.
Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan yang
dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan
yang menekankan praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya
diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat.

2.4 Cara Mengatasi Masalah Kerukunan Antar Umat Beragama


1. Masyarakat harus mempunyai rasa kehormatan antara agama satu dengan yang lain.
2. Masyarakat harus mempererat tali persahabatan dan berusaha mengenal lebih jauh antara satu
dengan yang lain.
3. Mempunyai kesadaran bahwa setiap agama yang dianut masyarakat membawa misi
kedamaian.
4. Masyarakat yang baru saja pindah ke daerah lain harus berbaur atau membaur ke masyarakat
sekitar.
5. Dalam masyarakat harus ada keadilan dan rasa ketidakadilan itu harus dihilangkan agar tidak
menimbulkan rasa kebencian.

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa kerukunan umat
beragama yaitu hubungan sesame umat beragama yang dilandasi dengan toleransi,
saling pengertian, saling menghormati, saling menghargi dalam kesetaraan pengalaman
ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Berbagai
macam bahasan mengenai kerukunan umat beragama di Indonesia ada beberapa
sebab,antara lain; rendahnya sikap toleransi, kepentingan politil dan sikap fanatisme.
Adapun solusi untuk menghadapinya adalah dengan mempunyai rasa kehormatan
antara agama satu dengan yang lain, mempunyai kesadaran bahwa setiap agama yang
dianut masyarakat membawa misi kedamaian,rasa ketidakadilan harus dihilangkan
agar tidak menimbul rasa kebencian.

1.2 Saran
Sudah saatnya bukan perbedaan lagi yang kita bicarakan, tapi permasalahanlah yang
seharusnya kita cari karena dari permasalahan hidup ini akan saling menghargai,
menghormati dan selaras. Lewat persamaan kita bisa jalin persaudaraan dan
mempererat tali silaturahmi.

DAFTAR PUSTAKA
http://graduate.uinjkt.ac.id/ https://bengkulu.kemenag.go.id/artikel/42737-tri-kerukunan-umat-
beragama http://tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2014/06/kendala-kerukunan-antar-umat-
beragama.html
https://www.kompasiana.com/deskachaniago5266/5f35ef8fd541df6d491efeb2/upaya-upaya-
mengatasi-konflik-beragama?page=1&page_images=1
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20051/1/14822e497745b7ed8bd9238f506ad72a.pdf

Anda mungkin juga menyukai