PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilih satu dari 5
agama resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai masih
banyak menyisakan masalah. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat
tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau ulang. Dikarenakan banyaknya
ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama, yang menjadikan adanya saling
permusuhan, saling merasa ketidak adilan.
Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan aset dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Berbagai macam kendala yang sering kita hadapi dalam
mensukseskan kerukunan antar umat beragama, dari luar maupun dalam negeri kita sendiri.
Namun dengan kendala tersebut warga Indonesia selalu optimis, bahwa dengan banyaknya
agama yang ada di Indonesia, maka banyak pula solusi untuk menghadapi kendala-kendala
tersebut.
Dari berbagai pihak telah sepakat untuk mencapai tujuan kerukunan antar umat beragama
di Indonesia seperti masyarakat dari berbagai golongan, pemerintah, dan organisasi-organisasi
agama yang banyak berperan aktif dalam masyarakat. Keharmonisan dalam komunikasi antar
sesama penganut agama adalah tujuan dari kerukunan beragama, agar terciptakan masyarakat
yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflik agama.
Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua masyarakat yang
mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidak rukunan agama bahwa kerukunan
agama itu sangatlah penting.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang sejati, harus
tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok sosial yang
berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik antarumat beragama yang terjadi tiba-
tiba”.
Makalah ini akan membahas tentang pentingnya menciptakan kerukunan antar umat
beragama dilingkungan masyarakat.
1
5. Bagaimana menjaga kerukunan hidup antar umat beragama?
6. Apakah manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama?
1.3 Tujuan
Tujuan pada makalah kerukunan antar umat beragama adalah
1. Mengetahui definisi dari kerukunan
2. Mengetahui definisi kerukunan antar umat beragama
3. Mengetahui cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
4. Mengetahui manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari menciptakan suasana rukun antar umat beragama
dilingkungan masyarakat yaitu dengan rasa aman, nyaman dan sejahtera.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata kerukunan berasal dari kata rukunartinya baik dan damai, tidak bertentangan.
Sedangkan merukunkan berarti mendamaikan, menjadikan bersatu hati. Kata rukun berarti
perkumpulan yang berdasar tolong-menolong dan persahabatan, rukun tani artinya
perkumpulan kaum tani, rukun tetangga, artinya perkumpulan antara orang-orang yang
bertetangga, rukun warga atau rukun kampung artinya perkumpulan antara kampung-
kampung yang berdekatan (bertetangga, dalam suatu kelurahan atau desa).
Sedangkan kata umat beragama berasal dari dua suku kata, yakni umat dan beragama.
Umat adalah para penganut suatu agama atau nabi. Dan beragama artinya memeluk
(menjalankan) agama. Yang dimaksud dengan agama adalah kepercayaan kepada Tuhan,
acara berbakti kepada Tuhan, beragama, memeluk agama.
Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa seseorang yang menganut agama atau
kepercayaan yang telah diyakini, harus siap untuk menjalankan setiap amalan yang telah
diajarkan oleh agamanya masing-masing tanpa ada paksaan dan saling memaksa antar umat
yang satu dengan lainnya.
Sedangkan arti dari kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai
kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Kerukunan juga mengandung arti adanya kesadaran di dalam diri manusia untuk saling
menerima perbedaan-perbedaan yang ada, dan saling menghargai masing-masing potensi
3
yang ada dalam diri manusia. Tanpa mencela apalagi sampai menimbulkan konflik yang
berakibatkan pada ketidak-rukunan dalam kehidupan umat beragama.
Selain itu, kerukunan hidup umat beragama juga mengandung tiga unsur penting:
Pertama , kesediaan untuk menerima adanya perbedaan keyakinan dengan orang atau
kelompok lain. Kedua, kesediaan memberikan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang
diyakininya. Dan Ketiga, kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati
suasana kesahduan yang dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan ajaran
agamanya
Rasa penghargaan yang tinggi dan penuh pengertian akan keyakinan masing-masing
inilah yang dimaknai sebagai toleransi. Toleransi dibangun atas kesadaran dan pemahaman
akan kebutuhan dan keyakinan orang lain. Perbedaan yang terjadi adalah suatu realitas atas
dasar keyakinan yang tidak dapat diperdebatkan, hanya dengan memahami dan menghargai
atas perbedaan keyakinan tersebut, maka kerukunan dan kedamaian sesama umat beragama
akan terwujud dan mampu hidup rukun dan damai di alam ciptaan Tuhan. Hakekat dan
makna kerukunan hidup beragama berarti hidup berdampingan tanpa terjadi konflik atau
perselisihan.
Jadi, dapat disimpulkan makna kerukunan hidup umat beragama adalah perihal hidup
rukun yakni hidup dalam suasana baik dan damai, tidak bertengkar, bersatu hati dan
bersepakat antar umat yang berbeda-beda agamanya, atau antara umat dalam satu agama.
4
Kerukunan juga tidak hanya suasana yang tidak memiliki konflik, akan tetapi kerukunan
juga merupakan keadaan damai dan diselesaikan dengan musyawarah jika terdapat
masalah-masalah yang dapat menimbulkan ketidak-rukunan umat beragama, sehingga
tercipta dan terpeliharalah kerukunan hidup umat beragama.
Kerukunan antar umat yang beragama sama berarti adanya kesepahaman dan
kesatuan untuk melakukan amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan menghormati
adanya perbedaan yang masih ditolerir. Dengan kata lain, sesama umat seagama tidak
boleh saling menghina, bermusuhan ataupun menjatuhkan, melainkan harus
dikembangkan sikap saling menghargai, menghormati, dan toleransi apabila terdapat
perbedaan, asalkan perbedaan tersebut tidak menyimpang dari ajaran agama yang
dianut.
Dalam Islam, kerukunan antar umat beragama Islam lebih dikenal sebagai
Ukhuwah Islamiyah. “Ukhuwah” berasal dari kata dasar “akhu” yang berarti saudara,
teman, sahabat, kata “ukhuwah” sebagai kata jadian dan mempunyai pengertian atau
menjadi kata benda abstrak persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti
pergaulan. Sedangkan “Islamiyah” berasal dari kata “Islam” yang dalam hal ini
memberi / menjadi sifat dari “ukhuwah”, sehingga jika dipadukan antara kata
“ukhuwah” dan “Islamiyah” akan berarti persaudaraan islam atau pergaulan secara /
menurut Islam.
5
umat Islam itu laksana satu tubuh, apabila sakit salah satu anggota badan itu, maka
seluruh badan akan merasakan sakitnya. Dikatakan juga bahwa umat muslim itu
bagaikan suatu bangunan yang saling menunjang satu sama lainnya.
Pada tahap selanjutnya, berhubungan dengan non muslim tidak hanya sekedar
bertetangga, hubungan bisnis, dll. Tetapi pastilah lama kelamaan ada dialog yang
menyangkut keyakinan, agama. Bukankah islam memerintahkan kita untuk berdakwah,
beramar makruf nahi mungkar. Sesuai sabda Rasulullah SAW Sampaikanlah apa yang
kamu dapat dariku walau hanya satu ayat. Kaum muslimin diperintahkan untuk
berdakwah di kalangan non muslimin (dan tentu saja di kalangan umat islam juga)
dengan cara yang bijaksana, melalui nasihat dan diskusi dengan cara yang terbaik.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang
lebih mngetahui tentang siapa yang tersesat dati jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” {An-Nahl: 125}
Dan janganlah kau berdebat dengan Ahli kitab melainkan dengan cara yang
paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka, dan katakanlah: “kami
telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan
kepadamu; Tuhan kami adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri {Al-
Ankabut: 46}.
6
Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Musa dan Harun kepada Fir’aun maka
Allah berfirman:
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut” {Thaha: 44}.
Tetapi jika mereka menolak, tidak ada perintah untuk memerangi mereka
selama mereka tidak memerangi umat islam. Dan umat islam diperintahkan untuk tetap
berbuat adil terhadap mereka, sebagaimana seperti tertulis pada point 1. Allah SWT
telah mengharamkan pemaksaan untuk masuk agama Islam bagi orang-orang non
muslim.
Tidak ada paksaan dalam agama, sesunguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kapada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui.
(QS Al-Baqarah: 256)
Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan meyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu dan nuntukkulah agamaku”.
(QS.Al-Kaafiruun: 1-6)
Tapi ingatlah bahwa Allah SWT hanya menerima Islam sebagai agama yang diridhoi-
Nya.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) dis sisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan
kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS.Ali
Imraan; 19)
7
(ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imraan;
20)
Dengan adanya jaminan tersebut, maka setiap pemeluk agama tidak perlu
merasa khawatir untuk menjalani ibadah sesuai keyakinannya masing-masing.
8
2.4 Tantangan Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama
1. Rendahnya Sikap Toleransi
Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar
agama sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi
malas-malasan (lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini
muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect encounter) antar
agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif. Sehingga kalangan
umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu
saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda
keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain.
Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian
membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing
pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan
sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara beberapa
pihak yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik.
2. Kepentingan Politik
Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala
dalam mncapai tujuan sebuah kerukunan anta umat beragama khususnya di
Indonesia, jika bukan yang paling penting di antara faktor-faktor lainnya.
Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah payah
selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian
kita pun hampir memetik buahnya. Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik
yang ikut memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan memorak-
porandakannya seolah petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan
“bangunan dialog” yang sedang kita selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di
negeri kita saat ini, kita tidak hanya menangis melihat political upheavels di negeri
ini, tetapi lebih dari itu yang mengalir bukan lagi air mata, tetapi darah; darah
saudara-saudara kita, yang mudah-mudahan diterima di sisi-Nya. Tanpa politik kita
tidak bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu membangun sebuah
negara, tetapi dengan alasan politik juga kita seringkali menunggangi agama dan
memanfaatkannya.
9
3. Sikap Fanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan
berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang
pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan
fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan
tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih berpandangan bahwa Islam adalah
satu-satunya agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan menusia. Jika
orang ingin selamat, ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan orang-orang non-
Muslim, menurut perspektif aliran ini, tidak dapat diterima di sisi Allah.
Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis karena masing-masing
sekte atau aliran dalam agama tertentu, Islam misalnya, juga memiliki agen-agen
dan para pemimpinnya sendiri-sendiri. Islam tidak bergerak dari satu komando dan
satu pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak pemimpin agama dalam Islam
yang antara satu sama lain memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang
agamanya dan terkadang bertentangan. Tentu saja, dalam agama Kristen juga ada
kelompok eksklusif seperti ini. Kelompok Evangelis, misalnya, berpendapat bahwa
tujuan utama gereja adalah mengajak mereka yang percaya untuk meningkatkan
keimanan dan mereka yang berada “di luar” untuk masuk dan bergabung. Bagi
kelompok ini, hanya mereka yang bergabung dengan gereja yang akan dianugerahi
salvation atau keselamatan abadi. Dengan saling mengandalkan pandangan-
pandangan setiap sekte dalam agama teersebut, maka timbullah sikap fanatisme
yang berlebihan.
Selalu siap membantu sesama dalam keadaan apapun dan tanpa melihat status
orang tersebut. Jangan melakukan perlakuan diskriminasi terhadap suatu agama,
terutama saat mereka membutuhkan bantuan. Misalnya, di suatu daerah di
Indonesia mengalami bencana alam. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk
agama Kristen. Bagi Anda yang memeluk agama lain, jangan lantas malas dan
enggan untuk membantu saudara sebangsa yang sedang kesusahan hanya
karena perbedaan agama. Justru dengan membantu mereka yang kesusahan, kita
akan mempererat tali persaudaraan sebangsa dan setanah air kita, sehingga
secara tidak langsung akan memperkokoh persatuan Indonesia.
Hormatilah selalu orang lain tanpa memandang Agama apa yang mereka anut.
Misalnya dengan selalu berbicara halus dan sopan kepada siapapun. Biasakan
pula untuk menomor satukan sopan santun dalam beraktivitas sehari harinya,
terlebih lagi menghormati orang lain tanpa memandang perbedaan yang ada.
Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama di Indonesia.
Bila terjadi masalah yang membawa nama agama, tetap selesaikan dengan
kepala dingin dan damai, tanpa harus saling tunjuk dan menyalahkan. Para
pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan
peranannya dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak –
pihak manapun, atau mungkin malah menguntungkan semua pihak. Hal ini
diperlukan karena di Indonesia ini masyarakatnya sangat beraneka ragam.
11
yang di dalamnya terdapat berbagai jenis kepercayaan atau agama. Sikap toleransi antar
umat beragama merupakan salah satu solusi untuk mengatasi terjadinya perpecahan di
antara umat dalam mengamalkan agamanya.
Sebagai contoh sikap toleransi antar umat beragama bisa kita lihat di negara kita
ini, yaitu Indonesia yang memiliki lebih dari satu agama dan kepercayaan. Jika toleransi
antar umat beragama tidak tertanam di dalam pribadi masing-masing warga negara
Indonesia, maka kemungkinan besar negara ini akan terpecah belah dan tidak akan
bertahan lama.
12
Terjadinya kerusuhan, pertikaian, dan segala bentuk bencana baik bencana alam
maupun bencana akibat ulah manusia menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan
oleh pemerintah. Kejadian-kejadian tersebut secara langsung maupun tidak langsung
akan berpengaruh terhadap jalannya program pembangunan yang dicanangkan oleh
negara.
Setiap agama tentu mengajarkan perihal kebaikan kepada umatnya. Tidak ada
agama yang mengajarkan umatnya untuk hidup bermusuhan dengan sesama manusia.
Hal ini sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Ali- Imron ayat 103, yang
artinya:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Jadi dengan menjaga kerukunan antar sesama manusia dan menghindari dari
perbuatan bercerai berai akan dapat menambah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT,
dan hal itu tentu saja akan semakin mempertebal keimanan yang dimiliki oleh
seseorang. Tentunya dalam agama islam manfaat beriman kepada Allah akan membuat
hamba tersebut semakin dekat dengan Allah dan tentunya jaminan atas Surga firdaus
atas ketaatannya tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia agar menanamkan sejak dini
pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar terciptanya hidup rukun antar
sesama dengan beberapa cara berikut:
a) Jalinlah persaudaraan sesama umat beragama dan antarumat beragama, yang merupakan
salah satu cara bertakwa kepada Allah SWT.
b) Sebagai umat beragama, harus bisa memahami perbedaan guna mencapai kerukunan dan
kebersamaan sebagai sesama manusia.
14
15