Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya
memilih satu dari 5 agama resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar umat
beragama di Indonesia dinilai masih banyak menyisakan masalah. Kasus-
kasus yang muncul terkait masalah kerukunan beragama pun belum bisa
terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso, forum-forum islam
ekstrimis dan lainnya menyisakan masalah ibarat api dalam sekam yang
sewaktu-waktu siap membara dan memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal
ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat tentang kerukunan atar
umat beragama perlu ditinjau ulang. Dikarenakan banyaknya ditemukan
ketidak adanya kerukunan antar agama, yang menjadikan adanya saling
permusuhan, saling merasa ketidak adilan.
Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai,
selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran
untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat
manusia pada khususnya dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam
adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama,
yaitu Nabi Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara
berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri
dari beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman
agama itu mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing-
masing dan berpotensi konflik. Indonesia merupakan salah satu contoh
masyarakat yang multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja
kerena keanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama.
Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik,
protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut
terjadilah perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat

1
Indonesia. Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik
bisa menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan
nilai dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup
saling menghormati, dan saling tolong menolong.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang
mengikat semua anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna
menghindari ”ledakan konflik antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba”.
Makalah ini akan membahas tentang pentingnya menciptakan
kerukunan antar umat beragama dilingkungan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah kerukunan antar umat beragama
adalah :
1. Apa Definisi Dari Kerukunan?
2. Apakah Definisi Dari Kerukunan Antar Umat Beragama?
3. Apakah Agama Islam Merupakan Rahmat Allah?
4. Apakah Kebersamaan Dalam Pluraritas Agama?

1.3 Tujuan
Tujuan pada makalah kerukunan antar umat beragama adalah
1. Untuk Mengetahui Definisi Dari Kerukunan.
2. Untuk Mengetahui Definisi Kerukunan Antar Umat Beragama.
3. Untuk Mengetahui Agama Islam Merupakan Rahmat Allah.
4. Untuk Mengetahui Kebersamaan Dalam Pluraritas Agama.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari menciptakan suasana rukun
antar umat beragama dilingkungan masyarakat yaitu dengan rasa aman,
nyaman dan sejahtera.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kerukunan


Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik”
dan “damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan
hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan
pertengkaran (Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan
pegangan, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh
masyarakat manusia.
Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun
karena sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan
untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram.
Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses
waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta
cinta-kasih. Kerukunan antarumat beragama bermakna rukun dan damainya
dinamika kehidupan umat beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti
aspek ibadah, toleransi, dan kerja sama antarumat beragama.
Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang
membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia.
Sebagai makhluk social, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun
spiritual.
Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong
menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan
siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.
Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara
karena pada hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah,
merupakan salah satu ajaran yang pada hakikatnya bukan bermakna
persaudaraan antara orang-orang Islam, melainkan cenderung memiliki arti

3
sebagai persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan
yang bersifat Islami.
Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara
keseluruhan sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad
karramna bani Adam (QS 17:70).
Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda
agar mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu
dengan yang lain (QS 49:13).
Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal
andaikata Allah menghendaki, Dia dapat menjadikan seluruh manusia
tersatukan dalam kesatuan umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu
untuk member peluang berkompetisi secara sehat dalam menggapai
kebajikan, fastabiqul khairat (QS 5:48).
Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara
yang satu dengan yang lain, wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).
Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dan
hadist sekurang-kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah, yakni:
1. Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup
sesama makhluk yang tunduk kepada Allah.
2. Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena
sama-sama memiliki kodrat sebagai manusia secara keseluruhan
(persaudaraan antarmanusia, baik itu seiman maupun berbeda
keyakinan).
3. Ukhuwah wataniyyah wa an nasab, yakni persaudaraan yang didasari
keterikatan keturunan dan kebangsaan.
4. Ukhuwah diniyyah, yakni persaudaraan karena seiman atau seagama.
Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkan
bentuk perhatian, kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa senasib
sepenanggungan. Nabi menggambarkan hubungan persaudaraan dalam
haditsnya yang artinya ” Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti
satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka seluruh tubuh akan
merasakan demamnya. Ukhuwwah adalah persaudaraan yang berintikan

4
kebersamaan dan kesatuan antar sesama. Kebersamaan di kalangan muslim
dikenal dengan istilah ukhuwwah Islamiyah atau persaudaraan yang diikat
oleh kesamaan aqidah.
Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan
sosial anatar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan
kerja sama dalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak
dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan.

2.2 Kerukunan Antar Umat Beragama


Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika
semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar
masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing
pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu
kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap
fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan
orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar
umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu
dari agama yang berbeda, sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu
sendiri.
Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar
umat beragama tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama,
mengatakan bahwa kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan
nasional adalah sesuatu yang dinamis, karena itu harus dipelihara terus dari
waktu ke waktu. Kerukunan hidup antar umat beragama sendiri berarti
keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling
pengertian, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan
kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan
toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya
masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat
beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu sama

5
lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu
dengan lainnya tidak saling mengganggu.
Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas
disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan
adalah dalam masalah akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa
dan haji, tidak dibenarkan adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam
surat Al Kafirun: 6, yang artinya: “Bagimu agamamu, bagiku
agamaku”.Beberapa prinsip kerukunan antar umat beragama berdasar Hukum
Islam :
1. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama
(QS.Al-Baqarah : 256).
2. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil
dan tidak boleh memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak
memusuhi,tidak memerangi dan tidak mengusir orang Islam.(QS. Al-
Mutahanah : 8).
3. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at
agamanya masing-masing (QS.Al-Baqarah :139).
4. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati hak-hak
tetangga,tanpa membedakan agama tetangga tersebut.Sikap menghormati
terhadap tetangga itu dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan
iman kepada hari akhir (Hadis Nabi riwayat Muttafaq Alaih).
5. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid,orang kafir yang mempunyai
perjanjian perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau
surga;padahal bau surga itu telah tercium dari jarak perjalanan empat
puluh tahun (Hadis Nabi dari Abdullah bin 'Ash riwayat Bukhari). Sudah
banyak perjanjian damai dan perjanjian HAM yang dibuat oleh Negara
Islam dan seluruh Negara di dunia soal itu. Dan hanya sedikit yang
melanggar, diantara yang melanggar itu diantaranya Israel, sedangkan
yang tidak melanggar dan sangatlah banyak, seperti Jerman, Cheko,
Irlandia dan masih sangat banyak yang tidak saya sebut satu persatu yang
tetap menjaga perdamaian. Jadi mereka yang menjaga perjanjian damai
dengan orang Islam. Tidaklah dibenarkan membunuh orang-orang yg tetap

6
menjaga perdamaian dengan orang Islam. Bahkan menurut hadis tersebut
tidak akan mencium bau surga bagi yang membunuh orang tersebut tanpa
kesalahan yang jelas.
Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari- hari. Dengan adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan
damai dan hidup saling berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa
kerukunan antar umat beragama bukan berarti kita megikuti agama mereka
bahkan menjalankan ajaran agama mereka.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga
agar tidak terjadi konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di
masyarakat Indonesia yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa
hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling
bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang
secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara.

2.3 Agama Islam Merupakan Rahmat Allah


Islam adalah agama rahmatan lil ’alamin sebagai bentuk rahmat dan
rasa kasih sayang Allah SWT, karunia dan nikmat yang diberikan kepada
makhluknya di seluruh alam semesta. Di dalamnya menjunjung tinggi hak-
hak asasi manusia, menjaga hak binatang dan tumbuh-tumbuhan Baca Juga
Donasi Semesta Mendukung disalurkan ke Masyarakat Kurang Mampu
Memahami Islam rahmatan lil ‘alamin sebagai konsep dasar dalam agama
Islam, akan memunculkan kembali keindahan Islam yang sudah lama
meredup. Rahmat ini adalah milik Allah dan diturunkan melalui Islam untuk
dinikmati secara bersama – sama. Nabi Muhammad diutus ke dunia ini adalah
untuk menjadi rahmat bagi alam.
Dalam diri Nabi, Allah sudah ciptakan rahmat, bukan bagi umat
muslim semata, melainkan juga bagi non muslim. Baca Juga Semua Sayang
Taqwallah "Islam rahmatan lil ’alamin kehadirannya di tengah kehidupan
masyarakat mewujudkan rasa kedamaian dan rasa tentram sebagai rahmat
bagi manusia dan alam semesta," ujar Ustaz Rahmadon Tosari Fauzi, M.Ed
Ph.D (Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah) saat

7
mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), di
Rumoh Aceh Lambada Kupi, Gampong Pineung Banda Aceh, Selasa (11/2)
malam. Baca Juga Nikmati Lagu "Tanoh Loen Sayang" Versi Rock dengan
Produser AHY dan TRH Dijelaskannya, pada saat penciptaan alam semesta,
Allah menciptakan rahmat itu 100. Tapi yang ada dan ditinggalkan di bumi
hanya satu, yaitu rahmatan wa hidatan.
Untuk dinikmati bersama – sama oleh semua mahkhluk hidup.
Termasuk bagi non muslim. Dengan rahmat yang satu tadi, sebagaimana
disampaikan dalam hadits, lembutlah hati seorang ibu. Harimau tidak makan
anaknya, ini juga rahmat dari Allah. Pada saat hari kiamat, maka 99 lagi
rahmat yang sudah Allah ciptakan akan dikumpulkan lagi. Jangan sampai,
rahmat yang 99 yang disimpan oleh Allah di hari kiamat, tidak satupun
diberikan kepada kita umat Islam. “Setelah satu rahmat diberikan di dunia
dan hilang setelah kematian, maka kita berharap mendapat rahmat di akhirat
kelak,” kata dia. Menurutnya, Islam rahmatan lil 'alamin seharusnya mampu
diaplikasikan oleh penganut agama Islam itu sendiri yang membawa rahmat
dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk di dalamnya
hewan, tumbuhan, apalagi sesama manusia.
Pernyataan ini sendiri banyak terkandung di dalam Al Qur’an, Surat
Al Anbiya ayat 107 yang artinya : “Dan tiadalah kami mengutus kamu
(Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” Islam
sebagai rahmatan lil’alamin sebagaimana tertera dalam surat Al – Anbiya 107
bahwa, alam semesta mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Muhammad
SAW sebagai rahmat.
Bagi orang beriman, datangnya utusan Allah adalah sebuah rahmat
yang nantinya akan membawa kepada cahaya keimanan dan mendapatkan
syafaat dan kemuliaan di dunia dan akhirat. Selain itu, Nabi Muhammad
SAW menyempurnakan ajaran yang disampaikan oleh kitab – kitab
sebelumnya melalui kitab suci Al – Qur’an. "Nabi Muhammad diutus dengan
membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah
rahmat bagi seluruh manusia.

8
Rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. Atau
dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya
Nabi Muhammad adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia,"
sebutnya. Meskipun demikian, kasih sayang di sini bukan berarti mengasihi
dalam hal munkar dan semua hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Seperti bertoleransi pada hal yang merusak imam dan aqidah. Rahmat yang
diberikan berupa Islam meliputi segala dimensi kehidupan manusia. Allah
mengutus Rasul-Nya Muhammad sebagai petunjuk kepada manusia. Agar
manusia senantiasa berjalan di jalan yang benar. Beliau adalah penutup nabi –
nabi dan tidak ada nabi setelah diutusnya Nabi Muhammad. Beliau
mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan yang sesuai dengan kaidah
syariat serta mengajarkan toleransi kehidupan, mengingatkan manusia
terhadap fitrahnya dan mengajarkan tatanan sosial dan cara hidup yang
lengkap dan menciptakan kedamaian dan kesejahteraan dalam kehidupan.
Untuk menciptakan kesejahteraan dalam kehidupan, maka diantara
makhluk hidup harus saling menghargai dan tidak boleh bersikap sewenang –
wenang. Meskipun makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan tidak dapat
berbicara, sebagai manusia yang diberikan akal pikiran seharusnya
memikirkan kelangsungan hidup makhluk lainnya. Sebagai contoh menyakiti
hewan dan menebang pohon sembarangan. Kehidupan yang bisa
berdampingan akan menciptakan kesejahteraan bagi makhluk itu sendiri dan
khususnya alam semesta. Justru sebaliknya, jika manusia tidak menjaga
kesejahteraan dan keselarasan hidup akan menimbulkan dampak pada
manusia. Menebang pohon sembarangan dan tidak menyayangi apa yang ada
di alam semesta akan timbul bencana yang pada akhirnya akan merugikan
manusia itu sendiri. Islam mengajarkan bagaimana menjaga lingkungan serta
hidup dengan saling menghargai.
Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al- Qashas : 77 yang
artinya: “ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)”. Ustadz Rahmadon Tosari juga menyampaikan bahwa Allah

9
memilih orang – orang yang disayangi-NYA untuk menjadi pemeluk Islam.
“Jangan sampai dalam hidup ini menyia-nyiakan dan tidak melaksanakan
ajaran Islam dengan sebaik mungkin,” ujarnya. Bagi orang Islam, setelah mati
adalah permulaan kehidupan. Begitu nafas telah berhembus meninggalkan
raga, maka ada kehidupan akhirat. Setiap muslim meyakini ini.

2.4 Kebersamaan Dalam Pluralitas Agama


Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna
yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang
berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula:
a. Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang
bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan
demikian di dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-
tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar.
b. Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-
sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sahih.
Pendapat ini sering kali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat
dalam agama-agama.
c. Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme,
yakni upaya untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama,
dan pemahaman yang lebih baik antar agama-agama atau berbagai
denominasi dalam satu agama.
d. Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyarat
untuk ko-eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupun
denominasi yang berbeda-beda.

Pluralisme menurut berbagai agama sebagai berikut :


a. Islam
Dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleran kepada
pemeluk agama lain adalah mutlak untuk dijalankan, sebagai bagian dari
keberagaman (pluralitas). Namun anggapan bahwa semua agama adalah
sama (pluralisme) tidak diperkenankan, dengan kata lain tidak
menganggap bahwa Tuhan yang 'kami' (Islam) sembah adalah Tuhan

10
yang 'kalian' (non-Islam) sembah. Pada 28 Juli 2005, Majelis Ulama
Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa melarang paham pluralisme dalam
agama Islam. Dalam fatwa tersebut, pluralisme didefinisikan sebagai
""Suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama
dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu,
setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya
saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga
mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan
berdampingan di surga".
Namun, paham pluralisme ini banyak dijalankan dan kian
disebarkan oleh kalangan Muslim itu sendiri.[2] Solusi Islam terhadap
adanya pluralisme agama adalah dengan mengakui perbedaan dan
identitas agama masing-masing (lakum diinukum wa liya diin). Tapi
solusi paham pluralisme agama diorientasikan untuk menghilangkan
konflik dan sekaligus menghilangkan perbedaan dan identitas agama-
agama yang ada.
Di Indonesia, salah satu kelompok Islam yang dianggap
mendukung pluralisme agama adalah Jaringan Islam Liberal. Di halaman
utama situsnya terulis: "Dengan nama Allah, Tuhan Pengasih, Tuhan
Penyayang, Tuhan segala agama."
b. Kristen
Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade
terakhir diprakarsai oleh John Hick. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa
menurut pandangan fenomenologis, terminologi pluralisme agama arti
sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan
berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-
masing agama. Dari sudut pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah
teori khusus mengenai hubungan antartradisi dengan berbagai klaim dan
rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa agama-
agama besar dunia adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda
mengenai satu puncak hakikat yang misterius.
c. Buddha

11
Dengan mencontoh pandangan Sang Buddha tentang toleransi
beragama, Raja Asoka membuat dekret di batu cadas gunung ( hingga
kini masih dapat di baca ) yang berbunyi: “… janganlah kita
menghormat agama kita sendiri dengan mencela agama orang lain.
Sebaliknya agama orang lain hendaknya dihormat atas dasar tertentu.
Dengan berbuat begini kita membantu agama kita sendiri untuk
berkembang disamping menguntungkan pula agama lain. Dengan
berbuat sebaliknya kita akan merugikan agama kita sendiri di samping
merugikan agama orang lain. Oleh karena itu, barang siapa
menghormat agamanya sendiri dengan mencela agama lain – semata –
mata karena dorongan rasa bakti kepada agamanya dengan berpikir ‘
bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri ‘ maka dengan
berbuat demikian ia malah amat merugikan agamanya sendiri. Oleh
karena itu toleransi dan kerukunan beragamalah yang dianjurkan
dengan pengertian, bahwa semua orang selain mendengarkan ajaran
agamanya sendiri juga bersedia untuk mendengarkan ajaran agama
yang dianut orang lain… “

12
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya
kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong
menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu
bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan
kemajuan Negara. Cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup
antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama
yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama.
Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup
antar umat beragama antara lain :
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk
agama lain
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan
tetapi salahkan orangnya.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat
lain yang sedang beribadah.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya
menanamkan sejak dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama
agar terciptanya hidup rukun antar sesama sehingga masyarakat merasa aman,
nyaman dan sejhtera.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali Masrur. 2014. Problem dan Prospek Dialog Antaragama.


Al-Faruqi, Ismail. 2010. Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban
Gemilan, Cet. III, Mizan : Bandung.
Ash-Shiddiqieqy, Hasbi TM. 2015. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan
Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Daud Ali, Mohammad, 2015. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme_agama
Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan
berbangsa: butir-butir pemikiran
Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta; PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai