DAN MENGAMALKAN
ILMU SERTA
KERUKUNAN ANTAR
UMAT BERAGAMA
Disusun oleh :
Aprilia Wulandani Venadia 30720006
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Kerukunan Umat Beragama”.
Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, saya
menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Saya berharap semoga
makalah tentang “Kerukunan Umat Beragama” ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
LATAR BELAKANG.............................................................................................................................
RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................
MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................................................................
MANFAAT.............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................
PENGERTIAN KERUKUNAN..............................................................................................................
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA....................................................................................
MENJAGA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA...................................................
MANFAAT KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................................................................
SARAN....................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai sedang banyak menyisakan
masalah. Karena Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga
negaranya memilih satu dari 5 agama resmi di Indonesia. Hal ini mengindikasikan
bahwa pengetahuan masyarakat tentang kerukunan antar umat beragama perlu
diamati ulang. Kasus-kasus yang muncul terkait masalah kerukunan beragama
juga belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso, forum-
forum islam ekstrimis dan lainnya menyisakan masalah yang sewaktu-waktu siap
membara dan memanaskan suasana di sekitarnya. Akibat banyaknya ditemukan
tidak adanya kerukunan antar agama, yang menjadikan adanya saling permusuhan,
dan saling merasa ketidak adilan.
Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua masyarakat
yang mengalami atau yang tidak mengalami efek negative dari ketidak rukunan
agama merasakan bahwa kerukunan agama itu sangatlah penting.
Agama islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi
pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara
berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya. Islam Agama
Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera,
penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama
islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian,
keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya dan seluruh
alam pada umumnya. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk
1
yang terdiri dari beragam agama. Keanekaragamn yang ditandai dengan beragam
agama itu mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing-
masing dan berpotensi konflik. Indonesia merupakan salah satu contoh
masyarakat yang multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja
kerena keanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama.
Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik,
protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah
perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan
perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan
konflik antar umat beragama yang berlawanan dengan nilai dasar agama tersebut
yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling
membantu satu sama lain. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup
antar umat beragama yang sejati, harus menciptakan satu konsep hidup bernegara
yang mengikat semua anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna
menghindari ”ledakan konflik antar umat beragama yang terjadi tiba-tiba”.
RUMUSAN MASALAH
2
MAKSUD DAN TUJUAN
MANFAAT
Manfaat yang didapat dari menciptakan suasana rukun antar umat beragama
dilingkungan masyarakat yaitu dengan rasa aman, nyaman dan sejahtera.
3
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN KERUKUNAN
Istilah kerukunan adalah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”.
Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan
“bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud,
1985:850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan”
adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia
Kerukunan juga dapat bermakna suatu proses untuk menjadi rukun sebab
sebelumnya ada ketidakrukunan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup
berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk
mencapai kerukunan memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka,
menerima dan menghargai sesama, serta cinta dan kasih. Kerukunan antar umat
beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat beragama
dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerja sama
antarumat beragama.
Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong
(ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan
ras, bangsa, dan agama. Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang
membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai
4
makhluk social, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.
Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena pada
hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan merupakan salah satu ajaran yang pada
kenyataannya bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang Islam, melainkan
condong memiliki arti sebagai persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam
atau persaudaraan yang bersifat Islami.
Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka
saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan yang lain
(QS 49:13).
Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal andaikata Allah
menghendaki, Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam kesatuan
umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang berkompetisi
secara sehat dalam menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS 5:48).
Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara yang satu
dengan yang lain, wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).
Dari ayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dan hadist setidaknya
memperkenalkan empat macam ukhuwah, yaitu:
5
Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yaitu persaudaraan karena sama-
sama memiliki kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan
antarmanusia, baik itu seiman maupun berbeda keyakinan).
Ukhuwah wataniyyah wa an nasab, yaitu persaudaraan yang didasari
keterikatan keturunan dan kebangsaan.
Ukhuwah diniyyah, yaitu persaudaraan karena seiman atau seagama.
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama dapat hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-
masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk
agama yang baik harus hidup rukun dan damai. Oleh karena itu kerukunan antar
umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap kefanatikan buta dan sikap
6
tidak peduli atas hak dan perasaan orang lain. Tapi dalam hal ini tidak diartikan
bahwa kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk
mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , karena hal itu
akan merusak nilai agama tersebut.
Kerukunan hidup antar umat beragama sendiri berarti keadaan hubungan antar
umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, menghargai kesetaraan
dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kerukunan antar umat beragama itu
sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi
itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima
perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling
menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk
agama yang satu dengan yang lainnya tidak saling mengganggu. Menurut
Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar umat beragama pada
tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan bahwa kerukunan
umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional ialah sesuatu yang dinamis,
karena itu harus dijaga terus dari waktu ke waktu. Kerukunan umat Islam dengan
penganut agama lainnya telah jelas disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal
yang tidak diperbolehkan adalah dalam masalah akidah dan ibadah, seperti
pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak dibenarkan adanya toleransi, sesuai
dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6, yang artinya: “Bagimu agamamu,
bagiku agamaku”.Beberapa prinsip kerukunan antar umat beragama berdasar
Hukum Islam :
Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS.Al-
Baqarah : 256).
Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at
agamanya masing-masing (QS.Al-Baqarah :139).
7
Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil dan tidak
boleh memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak memusuhi,tidak
memerangi dan tidak mengusir orang Islam.(QS. Al-Mutahanah : 8).
Islam mewajibkan kita untuk berbuat baik dan menghormati hak-hak tetangga,
tanpa membedakan agama tetangga tersebut. Sikap menghormati terhadap
tetangga itu dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan iman kepada hari
akhir (Hadis Nabi riwayat Muttafaq Alaih).
Barangsiapa membunuh orang mu'ahid, orang kafir yang mempunyai perjanjian
perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau surga, padahal bau surga
itu telah tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun (Hadis Nabi dari
Abdullah bin 'Ash riwayat Bukhari). Sudah banyak perjanjian damai dan
perjanjian HAM yang dibuat oleh Negara Islam dan seluruh Negara di dunia
tentang hal itu. Dan hanya sedikit yang melanggar, diantara yang melanggar itu
adalah Israel, sementara itu yang tidak melanggar sangat banyak, seperti Jerman,
Cheko, Irlandia dan masih banyak lagi. Jadi mereka yang menjaga perjanjian
damai dengan orang Islam tidak berarti dibenarkan membunuh orang-orang yg
tidak menjaga perdamaian dengan orang Islam. Terlebih menurut hadis tersebut
tidak akan mencium bau surga bagi yang membunuh orang tersebut tanpa
kesalahan yang jelas.
Kerukunan antar umat beragama sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari.
Dengan adanya kerukunan antar umat beragama hidup akan terasa damai. Perlu di
ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat beragama bukan berarti kita
menjunjung agama mereka bahkan menerapkan ajaran agama mereka.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak
terjadi konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat Indonesia yang
multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling
tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi
pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas
dan kemajuan negara.
8
MENJAGA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA
Secara bersejarah banyak terjadi konflik antar umat beragama, misalnya konflik di
Poso antara umat islam dan umat kristen. Agama disini terlihat sebagai penyebab
atau sumber dari konflik tersebut. Amat ironis konflik yang terjadi tersebut
padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada para pengikutnya agar
hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga saling menghormati.
Untuk itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama umat beragama.
Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama salah satunya dengan
percakapan antar umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat
yang modern yang demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai
keanekaragaman (pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam
suatu harapan. Untuk itulah kita harus saling menjaga kerukunan hidup antar umat
beragama. Konflik yang terjadi antar umat beragama tersebut dalam masyarakat
yang multkultural adalah menjadi sebuah tantangan yang besar bagi masyarakat
maupun pemerintah. Karena konflik tersebut bisa menjadi ancaman serius bagi
integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar. Agar agama bisa
menjadi alat pemersatu bangsa, maka kemajemukan harus dikelola dengan baik
dan benar, maka diperlukan cara yang efektif yaitu percakapan antar umat
beragama untuk permasalahan yang mengganjal antara masing-masing kelompok
umat beragama. Karena mungkin selama ini konflik yang muncul antara umat
beragama terjadi karena terputusnya jalinan informasi yang benar diantara
pengikut agama dari satu pihak ke pihak lain sehingga timbul prasangka negatif.
9
Menurut Prof. Dr. H Muchoyar H.S, MA dalam menghadapi perbedaan agama
terkait dengan toleransi antar umat beragama agar percakapan antar umat
beragama terwujud memerlukan 3 konsep yaitu :
Tema dialog antar umat beragama sebaiknya tidak mengarah pada masalah tempat
beribadat tetapi lebih ke masalah kemanusiaan seprti moralitas, etika, dan nilai
spiritual, supaya efktif dalam dialog antar umat beragama juga menjauhi dari latar
belakang agama dan kehendak untuk mendominasi pihak lain. Model dialog antar
umat beragama yang dikatakan oleh Kimball adalah sebagai berikut :
10
Dialog dalam Masyarakat ( dialogue in society ). Dilakukan dalam bentuk
persatuan dari komunitas agama yang plural dalam mengurus masalah
praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Dialog Kerohanian (spiritual dialogue). Tujuannya untuk membeberkan
dan memperdalam kehidupan spiritual di antara berbagai agama.
11
MANFAAT KERUKUNAN ANAT UMAT BERAGAMA
"Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan
memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara," katanya
dalam Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia untuk Mengantar NKRI di
Jakarta, Rabu.
Pada pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu itu Maftuh menjelaskan, kerukunan umat beragama di
Indonesia pada dasarnya telah mengalami banyak kemajuan dalam beberapa
dekade terakhir namun beberapa persoalan, baik yang bersifat internal maupun
antar-umat beragama, hingga kini masih sering muncul.
12
Dalam hal ini, Maftuh menjelaskan, tokoh dan umat beragama dapat memberikan
kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk
menggalang kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah sosial termasuk
kemiskinan dan kebodohan.
"Kemajemukan adalah realita yang tak dapat dihindari namun itu bukan untuk
dihapuskan. Supaya bisa menjadi pemersatu, kemajemukan harus dikelola dengan
baik dan benar," katanya. Ia menambahkan, untuk mengelola kemajemukan secara
baik dan benar diperlukan dialog berkejujuran guna mengurai permasalahan yang
selama ini mengganjal di masing-masing kelompok masyarakat.
13
rasa aman bagi masyarakat. "Energi dan militansi agama seyogyanya diarahkan
untuk mewujudkan tiga hal mulia itu," demikian Budi S Tanuwibowo.
Dengan adanya dialog antar agama ini juga diharapkan dapat menumbuh
kembangkan sikap optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat
beragama
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan
masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak
saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang
secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara menjaga
sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan
mengadakan dialog antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang
hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu ada beberapa cara menjaga
sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama antara lain:
14
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.
http://koswara.wordpress.com
http://www.hidayatulah.com
http://shuthajhi.blogspot.co.id
16