PENDIDIKAN AGAMA
(Dosen Pengampuh : NI`MAH WAHYUNI S.Pd.I,M.Pd)
KELOMPOK 9
DISUSUN OLEH :
1. SULFITRA (C22010018)
2. SITI RAHMAWATI (C22010047)
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kerukunan
antar umat beragama
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................2
A.Latar belakang.................................................................................................2
B.Rumusan masalah............................................................................................2
C.Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
B.Jenis-Jenis Kerukunan....................................................................................4
A.Kesimpulan......................................................................................................7
B.Saran................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah
kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki
keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni,
tapi juga termasuk agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari kerukunan hidup antar umat beragama ?
2. Bagaimana manfaat dari terciptanya kerukunan antar umat beragama bagi
negara dan
3. warga negara ?
4. Bagaimana cara mengantisipasi terjadinya radikalisme antar umat beragama ?
5. Apakah yang menyebabkan sekelompok umat beragama bertentangan dengan
inter umatnya maupun antar umat beragama yang lainnya ?
1
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan makna dari kerukunan hidup antar umat
beragama.
2. Untuk mengetahui penyebab dari radikalisme antar umat beragama.
3. Untuk mengetahui caramengantisipasite;jadinyaradika1isme diantara inter
maupun antar umat beragama
4. Untuk mengetahui manfaat dari terciptanya kerukunan inter maupun antar
umat beragama.
2
BAB II PEMBAHASAN
Indonegia adalah salah satu negara yang menerapkan masyarakatnya untuk hidup
rukun. Sebab kerukunan merupakan salah satu pilar penting dalam memelihara
persatuan rakyat dan bangsa Indonesia. Tanpa terwujudnya kerukunan diantara
berbagai suku, Agama, Ras dan antar Golongan bangsa Indonesia akan mudah
terancam oleh perpecahan dengan segala akibatnya yang tidak diinginkan.
Agama secara umum merupakan suatu kepercayaan atau keyakinan yang dianut
oleh masyarakat menjadi norma dan nilai yang diyakini dan dipercaya. Agama
diakui sebagai seperangkat aturan yang mengatur keberadaan manusia di dunia.
Kerukunan antar umat beragama dapat dikatakan sebagai suatu kondisi sosial
dimana semua golongan agama bisa hidup berdampingan bersama-sanna tanpa
mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.
3
B.Jenis-Jenis Kerukunan
2. Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang
teijalin antar masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya,
kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan
Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama. Kerukunan antar umat
beragama lain int oukup sulit untuk dijaga. Seringkali te;jadi konflik antar
pemeluk agama yang berbeda.
Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar
agama sekarang int, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi
malas-malasan (lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap int
muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect encounter)
antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif. Sehingga
kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah
keimanan. Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak te adi, karena baik pihak
yang berbeda keyakinan/agama sanna-sanna menjaga jarak satu sanna lain.
2. Kepentingan Politik
Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam
mncapai tujuan sebuah kerukunan anta umat beragama khususnya di Indonesia,
jika bukan yang paling penting di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah
kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah payah selama bertahun-
tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian kita pun hampir
memetik buahnya. Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut
memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan memorak-porandakannya seolah
petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan “bangunan dialog” yang
sedang kita selesaikan. dengan alasan politik juga kita seringkali menunggangi
agama dan memanfaatkaonya.
3. SikapFanatisme
4
keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis,
yakni pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan tanpa
melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi
dan kondisi masyarakat. Mereka masih berpandangan bahwa Islam adalah satu-
satunya agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan menusia. Jika orang
ingin selamat, ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan orang-orang non-
Muslim, menurut perspektif aliran ini, tidak dapat diterima di sisi Allah.
Hampir bisa dipastikan, perjumpaan Kristen dan Islam (dan juga agama-agama
2. Bersikap Optimis
Paling tidak ada tiga hal yang dapat membuat kita bersikap optimis. Pertama,
pada beberapa dekade terakhir ini studi agama-agama, termasuk juga dialog
antaragama, semakin merebak dan berkembang di berbagai universitas, baik di
dalam maupun di luar negeri. Selain di berbagai perguruan tinggi agama, IAIN
dan Seminari misalnya, di universitas umum seperti Universitas Gajah Mada,
5
juga telah didirikan Pusat Studi Agama- agama dan Lintas Budaya. Meskipun
baru seumur jagung, hal itu bisa menjadi pertanda dan sekaligus harapan bagi
pengembangan paham keagamaan yang lebih toleran dan pada akhimya lebih
manusiawi. Juga bermunculan lembaga-lembaga kajian agama, seperti Interfidei
dan FKBA di Yogyakarta, yang memberikan sumbangan dalam
menumbuhkembangkan paham pluralisme agama dan kerukunan
antarpenganutnya.
6
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah int, dapat disimpulkan bahwa kerukunan umat
bragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi,
saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan
pengamalan ajaran agamanya dan kerja sanna dalam kehidupan masyarakat dan
bemegara. berbagai macam bahasan mengenai kerukunan antar umat beragama,
yaitu Kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan umat beragama
di Indonesia ada beberapa sebab, antara lain; rendahnya sikap toleransi,
kepentingan politik dan sikap fanatisme. Adapun solusi untuk menghadapinya,
adalah dengan melakukan dialog antar pemeluk agama dan menanamkan sikap
optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat beragama.
B.Saran
Sudah saatnya bukan perbedaan lagi yang kita cari atau yang kita bicarakan, tapi
persamaanlah yang seharusnya kita cari karena dari persamaanlah hidup ini akan
saling menghargai, menghormati dan selaras. Lewat persamaan kita bisa jalin
persaudaraan dan mempererat tali silahturahi, denga begitu aka tercpta kerukunan
dengan sendirinya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, Zafar Ishaq & John L. Esposito, eds., 2001, Muslims and the West:
Encounter and Dialogue, Islamabad & Washington DC., Islamic Research
Institute, International
Hlm 57-58