DISUSUN OLEH :
Nim : 2211144011308
DIRGAHAYU SAMARINDA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini yang
berjudul ‘’ Kerukunan Antar Umat Beragama’’ dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….
2.1 Pengertian……………………………………………………………….
2.2 Faktor terjadinya kerukunan antara umat beragama……………………
2.3 Faktor penunjang kerukunan antara umat beragama………………….
2.4 Faktor penghambat kerukunan antara umat beragama………………
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kerukunan antar umat beragama merupakan satu unsur penting yang harus dijaga di
Indonesia yang hidup di dalamnya berbagai macam suku, ras, aliran dan agama. Untuk
itu sikap toleransi yang baik diperlukan dalam menyikapi perbedaan-perbedaan tersebut
agar kerukunan antar umat beragama dapat tetap terjaga, sebab perdamaian nasional
hanya bisa dicapai kalau masing-masing golongan agama pandai menghormati identitas
golongan lain. Islam mengakui hak hidup agama-agama lain, dan membiarkan para
pemeluk agama lain tersebut untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing, inilah
dasar ajaran Islam mengenai toleransi beragama. Akan tetapi toleransi tidak diartikan
sebagai sikap masa bodoh terhadap agamanya. Istilah toleransi sebenarnya tidak terdapat
dalam istilah Islam, tetapi toleransi termasuk istilah modern yang lahir dari Barat sebagai
respon dari sejarah yang meliputi kondisi politis, sosial dan budayanya yang khas.
Mengenai soal beragama, Islam tidak mengenal konsep pemaksaan dalam beragama.
Setiap diri individu diberi kebebasan sepenuhnya untuk memeluk agama tertentu dengan
kesadarannya sendiri, tanpa intimidasi. Karena manusia telah dibekali dengan akal dan
dianggap sudah dewasa untuk menentukan pilihannya sendiri.
Allah SWT Berfirman di dalam QS. Yunus (10) : 99 yang artinya:
‘’Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya’’.
Kerukunan dan toleransi antar umat beragama kiranya akan menjadi agenda nasional
bahkan internasional yang tak kunjung usai, ini bisa dipahami karena masa depan suatu
bangsa sedikit banyak tergantung pada sejauh mana keharmonisan hubungan antara umat
beragama. Kegagalan dalam merealisasikan agenda ini akan mengantarkan suatu bangsa
pada trauma terpecah belahnya sebagai bangsa. Karenanya, toleransi merupakan
kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi sembari memberikan penjelasan tentang
ajaran-ajaran agama yang menekankan pada toleransi beragama,sehinggga jiwa toleransi
beragama dapat dibina di kalangan pemeluk masing-masing agama.
Dengan demikian kerukunan antar umat beragama merupakan salah satu tongkat
utama dalam memelihara hubungan suasana yang baik, damai, tidak bertengkar, tidak
gerak, bersatu hati dan bersepakat antar umat beragama yang berbeda-beda agama
untuk hidup rukun.
Dijelaskan Dalam pasal 1 angaka (1) peraturan bersama Mentri
Agama dan Mentri Dalam No.9 dan 8 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan
tugas Kepala Daerah/Wakil Daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama,
pemberdayaan forum kerukunan umat beragama, dan pendirian rumah ibadat.
Kerukunan antar umat beragama adalah hubungan sesama umat beragama yang
dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan
dalam pengalaman ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara didalam Negara kesatuan kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Dan ada beberapa pedoman yang digunakan untuk menjalin kerukunan antara
umat beragama:
1. Saling Menghormati
2. Kebebasan Beragama
3. Menerima orang lain apa adanya
4. Berfikir positif
2.