Anda di halaman 1dari 15

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

MAKALAH

Dosen Pengampu: Dr. Nik Haryanti, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Anis Marcella (22105510007)

Ellok Damayanti (22105510008)

DEPARTEMEN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR

Semester 2022 / 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkah-
Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama dan Peradaban Islam. Besar
harapan kami agar makalah ini dapat menjadi referensi akademis dalam
mempelajari studi mengenai Pendidikan Agama dan Peradaban Islam. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat disempurnakan.

Penuntasan makalah ini tidak terlepas dari kerja sama antar anggota
kelompok yang terlibat secara langsung. Penulisan makalah ini diuji ketika
pembelajaran secara bertatap muka. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan
terimakasih sebagai bentuk apresiasi atas semua yang telah diberikan selama
proses penyusunan makalah ini. Terakhir, semoga siapapun yang membaca
makalah ini mendapatkan manfaat baik secara akademis maupun non akademis.

Blitar, 12 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Definisi dari Kerukunan.................................................................................6
2.2 Definisi dari Kerukunan Antar Umat Beragama............................................7
2.3 Kerukunan Umat Beragama dalam Pandangan Islam....................................8
2.4 Jenis-jenis Kerukunan....................................................................................9
2.5 Manfaat dari terciptanya kerukunan antar umat beragama............................9
2.6 Menjaga kerukunan hidup antar umat beragama.........................................10
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai
sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau
budaya seni, tapi juga termasuk agama.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu
mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas masing-masing dan berpotensi
konflik. Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang multikultural.
Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja karena keanekaragaman suku,
budaya, bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama yang diakui oleh
pemerintah Indonesia adalah agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu,
Budha dan Kong Hu Chu.
Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan agama yang dianut masing-
masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan tersebut apabila tidak
terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar umat beragama yang
bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita
kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong menolong.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama
yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua
anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik
antar umat beragama yang terjadi tiba-tiba”. (2017)

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana definisi dari kerukunan
b) Bagaimana definisi dari kerukunan antar umat beragama
c) Bagaimana kerukunan umat beragama dalam pandangan Islam
d) Bagaimana menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
e) Bagaimana jenis-jenis kerukunan

4
f) Bagaimana manfaat dari terciptanya kerukunan antar umat beragama

1.3 Tujuan Penulisan


a) Mengetahui definisi dari kerukunan
b) Mengetahui definisi dari kerukunan antar umat beragama
c) Mengetahui kerukunan umat beragama dalam pandangan Islam
d) Mengetahui menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
e) Mengetahui jenis-jenis kerukunan
f) Mengetahui manfaat dari terciptanya kerukunan antar umat beragama

5
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Definisi dari Kerukunan
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan
“damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan
“bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud,
1985:850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan”
adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia. (Ahmad
Firaz Maolana, 2017)

Kerukunan menurut Paurus Wirutomo yaitu upaya mempersatukan makhluk


sosial dengan memberikan rasa kenyamanan dan ketentraman baik individu
maupun kelompok dengan menggunakan konsep-konsep tertentu agar tercipta
intregasi sosial dalam masyarakat. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) kerukunan merupakan kesepakatan masyarakat yang
dilaksanakan berdasarkan keragaman dalam kehidupan sosial, baik budaya etnis
maupun agama untuk mencapai tujuan bersama. (Paurus Wirutomo, 2012)

Sedangkan Durkheim berpendapat bahwa kerukunan merupakan proses


interaksi agar umat beragama yang membentuk ikatan sosial dan tidak
individualis untuk menciptakan sebuah keutuhan dalam masyarakat yang berada
dibawah peran tokoh masyarakat, tokoh agama ataupun masyarakat itu sendiri
yang memiliki peran tersendiri dalam lingkungan tersebut. Durkheim
menyimpulkan untuk mewujudkan kerukunan maka harus menghapus
diskriminasi dengan cara adanya pengakuan dan penghormatan atas dasar
plurarisme. (Suseno, 1996)

Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup
berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk
mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling
terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan

6
antarumat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat
beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerja
sama antarumat beragama.

Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan


hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial,
manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong


menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa
saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama. (Ahmad Firaz Maolana, 2017)

2.2 Definisi dari Kerukunan Antar Umat Beragama


Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan masyarakatnya untuk
hidup rukun. Sebab kerukunan merupakan salah satu pilar penting dalam
memelihara persatuan rakyat dan bangsa Indonesia. Tanpa terwujudnya
kerukunan diantara berbagai suku, agama, ras dan antar golongan bangsa
Indonesia akan mudah terancam oleh perpecahan dengan segala akibatnya yang
tidak diinginkan.

Agama secara umum merupakan suatu kepercayaan atau keyakinan yang


dianut oleh masyarakat menjadi norma dan nilai yang diyakini dan dipercaya.
Agama diakui sebagai seperangkat aturan yang mengatur keberadaan manusia di
dunia.

Kerukunan hidup umat beragama di Indonesia dipolakan dalam Trilogi


Kerukunan yaitu:

1. Kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama ialah


kerukunan diantara aliran-aliran / paham-paham / mazhab-mazhab yang
ada dalam suatu umat atau komunitas agama.

7
2. Kerukunan di antara umat / komunitas agama yang berbeda-beda ialah
kerukunan diantara para pemeluk agama-agama yang berbeda-beda yaitu
diantara pemeluk islam dengan pemeluk Kristen, Katolik, Hindu dan
Budha.

Dengan demikian kerukunan merupakan jalan hidup manusia yang memiliki


bagian-bagian dan tujuan tertentu yang harus dijaga Bersama-sama, saling tolong
menolong, toleransi, tidak saling bermusuhan, saling menjaga satu sama lain.
(Karda, 2018)

2.3 Kerukunan Umat Beragama dalam Pandangan Islam


Islam menjunjung tinggi toleransi. Toleransi mengarah kepada sikap terbuka
dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa,
warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua
merupakan fitrah dan sunnattulah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Dalam
terminology Islam, istilah yang dekat dengan kerukunan umat beragama adalah
“tasamuh”. Keduanya menunjukkan pengertian yang hampir sama, yaitu saling
memahami, saling menghormati, dan saling menghargai sebagai sesame manusia.
Tasamuh memuat tindakan penerimaan dan tuntutan dalam batas-batas tertentu.
Dengan kata lain, perilaku tasamuh dalam beragama memiliki pengertian untuk
tidak saling melanggar Batasan, terutama yang berkaitan dengan batasan
keimanan (aqidah). (Ibnu Rusydi, 2018)

Konsep toleransi beragama dalam Islam bukanlah membenarkan dan


mengakui semua agama dan keyakinan yang ada saat ini, karena ini merupakan
persoalan akidah dan keimanan yang harus dijaga dengan baik oleh setiap pribadi
muslim. Toleransi bukan mengakui semua agama sama, apalagi membenarkan
tata cara ibadah umat beragama lain. Tidak ada toleransi dalam hal akidah dan
ibadah. Karena sesungguhnya bagi orang Islam agama yang diridhai di sisi Allah
hanyalah Islam. Toleransi hanyalah dalam urusan muamalah dan kehidupan
sosial. (Ibnu Rusydi, 2018)

8
Islam adalah agama yang menjunjung toleransi terhadap agama lainnya dan
tentunya bukan toleransi yang kebablasan. Toleransi adalah mengakui adanya
keberagaman keyakinan dan kepercayaan di masyarakat, tanpa saling mencampuri
urusan keimanan, kegiatan, tata cara dan ritual peribadatan agama masing-masing.
Toleransi Islam antar umat beragama itu hanya menyentuh ranah sosial.
Membenarkan keyakinan agama lain bukanlah disebut toleransi, tapi pluralisme
agama yang mengarah pada sinkretisme. Sedangkan pluralisme adalah paham
yang bertentangan dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan keyakinan bahwa
Islam sajalah agama yang benar, yang diridhoi Allah.

Ajaran Islam yang mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran,


diantaranya beberapa poin di bawah ini :

1. Manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan berbeda-beda.


2. Perbedaan keyakinan tidak bisa dipungkiri.
3. Tidak ada paksaan dalam beragama.
4. Mengikuti Keteladanan Rasulullah.

2.4 Jenis-jenis Kerukunan


1. Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk kerukunan
yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan
sesama orang Islam atau kerukunan sesame penganut Kristen. Kerukunan
antar pemeluk agama yang sama juga harus dijaga agar tidak terjadi
perpecahan, walaupun sebenarnya hal ini sangat minim sekali terjadi
konflik.
2. Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang
terjalin antar masyarakat yang memeluk agama yang berbeda-beda.
Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama
Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama.
Kerukunan antar umat beragama lain ini cukup sulit untuk dijaga. Sering
kali terjadi konflik antar pemeluk agama yang berbeda.

9
2.5 Manfaat dari terciptanya kerukunan antar umat beragama
Umat beragama diharapkan menjunjung tinggi kerukunan antar umat
beragama sehingga dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka yang
akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara. Dalam pemberian stabilitas dan
kemajuan negara, perlu diadakannya dialogsingkat membahas tentang kerukunan
antar umat beragama dan masalah yangdihadapi dengan selalu berpikir positif
dalam setiap penyelesaiannya.

Beberapa manfaat yang dapat kita perolah dari kerukunan antar umat
beragama dengan antara lain :

1. Menghindari Terjadinya Perpecahan


2. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan
3. Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat
4. Toleransi antar umat Beragama meningkat
5. Menciptakan rasa aman bagi agama-agama minoritas dalam dalam
melaksanakan ibadahnya masing-masing
6. Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan Agama
7. Menguatkan tali silahturahmi antar umat beragama
8. Membangun hubungan interaksi yang bai kantar umat beragama

2.6 Menjaga kerukunan hidup antar umat beragama


Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama salah satunya dengandialog
antar umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yangmodern
yang demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargaikemajemukan
(pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam suatu
keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling menjaga kerukunan hidup antarumat
beragama. Secara historis banyak terjadi konflik antar umat beragama,misalnya
konflik di Poso antara umat islam dan umat kristen. Agama disini terlihat sebagai
pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis konflikyang terjadi
tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada para
pemeluknya agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga saling

10
menghormati. Untuk itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesame umat
beragama. (Ahmad Firaz Maolana, 2017)

Konflik yang terjadi antar umat beragama tersebut dalam masyarakat


yangmultkultural adalah menjadi sebuah tantangan yang besar bagi
masyarakatmaupun pemerintah. Karena konflik tersebut bisa menjadi ancaman
serius bagiintegrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar. Supaya
agama bisamenjadi alat pemersatu bangsa, maka kemajemukan harus dikelola
dengan baikdan benar, maka diperlukan cara yang efektif yaitu dialog antar umat
beragamauntuk permasalahan yang mengganjal antara masing-masing kelompok
umat beragama.

Tema dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada


masalah peribadian tetapi lebih ke masalah kemanusiaan seperti moralitas, etika,
dan nilai spiritual, supaya efektif dalam dialog antar umat beragama juga
menghindari dari latar belakang agama dan kehendak untuk mendominasi pihak
lain. Model dialog antar umat beragama yang dikemukakan oleh Kimball adalah
sebagai berikut :

1. Dialog Parlementer ( parliamentary dialogue ).


Dialog ini dilakukan dengan melibatkan tokoh-tokoh umat beragama di
dunia. Tujuanya adalah mengembangkan kerjasama dan perdamaian antar
umat beragama di dunia.
2. Dialog Kelembagaan ( institutional dialogue ).
Dialog ini melibatkan organisasi-organisasi keagamaan. Tujuannya adalah
untuk mendiskusikan dan memecahkan persoalan keumatan dan
mengembangkan komunikasi di antara organisasi keagamaan.
3. Dialog Teologi ( theological dialogue ).
Tujuannya membahas persoalan teologis filosotis agar pemahaman tentang
agamanya tidak subjektif tetapi objektif.
4. Dialog dalam Masyarakat ( dialogue in society ).

11
Dilakukan dalam bentuk kerjasama dari komunitas agama yang
plural dalam menylesaikan masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.
5. Dialog Kerohanian (spiritual dialogue).
Dilakukan dengan tujuan mengembangkan dan memperdalam kehidupan
spiritual di antara berbagai agama.

Indonesia yang multikultural terutama dalam hal agama membuat Indonesia


menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama. Maka dari
itumenjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya
untuk menjaga kehidupan antar umat beragama agar terjaga sekaligus tercipta
kerukunan hidup antar umat beragama dalam masyarakat khususnya masyarakat
Indonesia misalnya dengan cara sebagai berikut:

1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk


agama lain yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi
rasa penasaran yang positf dan mau menghargai keyakinan orang lain.
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan
tetapi salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka
karena ini bagian dari sikap saling menghormati.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang
berhakmendapat fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan
pekerjaan dan sebagainya.

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama


tersebut hendaknya kita sesame manusia haruslah saling tolong-menolong dan
kita harus bisa menerima bahwa perbedaan agama dengan orang lain adalah
sebuah realitas dalam masyarakat yang multikultural agar kehidupan antar umat
beragama bisa terwujud.

12
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa kerukunan
umat beragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan
toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam
kesetaraan pengalaman ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
masyarakat dan bernegara. Berbagai macam bahasan mengenai kerukunan antar
umat beragama yaitu: kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan
umat beragama di Indonesia ada beberapa sebab antara lain rendahnya sikap
toleransi, kepentingan politik dan sikap fanatisme. Adapun solusi untuk
menghadapinya, adalah dengan melakukan dialog antar pemeluk agama dan
menanamkan sikap optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat
beragama.

3.2 Saran
Sudah saatnya bukan perbedaan lagi yang kit acari atau yang kita bicarakan,
tapi persamaanlah yang seharusnya kita cari karena dari permasalahan hidup ini
akan saling menghargai, menghormati dan selaras. Lewat persamaan kita bisa
jalin persaudaraan dan mempererat tali silahturahmi, dengan begitu akan tercipta
kerukunan dengan sendirinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Firaz Maolana, P. C. (2017). Kerukunan Antar Umat Beragama., (p. 1). Denpasar.
Retrieved April 12, 2023, from
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20051/1/14822e497745b7ed8bd9238f506ad
72a.pdf

Ahmad Firaz Maolana, P. C. (2017). Kerukunan Umat Beragama. Bandung:


academia.edu. Retrieved April 12, 2023, from
https://www.academia.edu/35425730/Makalah_KERUKUNAN_UMAT_BERAGA
MA

Ahmad Firaz Maolana, P. C. (2017). KERUKUNAN UMAT BERAGAMA. academia.edu, 8-9.


Retrieved April 15, 2023, from
https://www.academia.edu/35425730/Makalah_KERUKUNAN_UMAT_BERAGA
MA

Ibnu Rusydi, S. Z. (2018). MAKNA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Journal for
Islamic Studies, 1, 173-175. Retrieved April 14, 2023, from
https://media.neliti.com/media/publications/339662-makna-kerukunan-antar-
umat-beragama-dala-bd8bd3a9.pdf

Ibnu Rusydi, S. Z. (2018). MAKNA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Journal for
Islamic Studies, 1, 171-172. Retrieved April 14, 2023, from
https://media.neliti.com/media/publications/339662-makna-kerukunan-antar-
umat-beragama-dala-bd8bd3a9.pdf

Karda, I. M. (2018). KERUKUNAN INTER MAUPUN UMAT BERAGAMA. 3. Retrieved April


14, 2023, from
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20051/1/14822e497745b7ed8bd9238f506ad
72a.pdf

Paurus Wirutomo, d. (2012). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: UI-press. Retrieved April
13, 2023

Suseno, F. M. (1996). Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafah Tentang Kebijaksanaan Hidup.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Retrieved April 13, 2023

14
15

Anda mungkin juga menyukai