Anda di halaman 1dari 15

BAHASA INDONESIA KEILMUAN

Dr. VENDYAH TRISNANINGTYAS, M.Pd

Disusun oleh:

Revina Nur Ainin


22105510023

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
2022
BAB 1

1. Historisme Bahasa Indonesia.


Bahasa Indonesia tidak lahir secara alamiah, ini merupakan hasil perjuangan para pejuang kemerdekaan.
latar belakang munculnya bahasa Indonesia adalah adanya kepentingan politik para pejuang yang
menginginkan kemerdekaan.

Bahasa Indonesia muncul bersamaan dengan sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, saat itulah bahasa
Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa persatuan.

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.
Dasar yang dipakai adalah bahasa melayu Riau dari abad ke-19.

Alasannya, bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya di pakai sebagai lingua franca (bahasa perantara
di bidang perdagangan) diseluruh nusantara. Bahasa Melayu memiliki stuktur yang sederhana, mudah
dipahami, mudah dipelajari dan bersifat demokratis.

2. Fakta yang terjadi pada kongres pemuda II


Kongres Pemuda II digelar di gedung Katholikke Jongelingen Bond, Waterloopein (Lapangan Banteng)
pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Rapat ini diketuai oleh Sugondo Joyopuspito untuk memperkuat
semangat persatuan dalam diri pemuda Indonesia.

Kongres Pemuda II digelar pada 27-28 Oktober 1928 untuk menyatukan pemikiran para pemuda dari
berbagai daerah. Melalui kongres inilah, akhirnya para pemuda melahirkan sebuah deklarasi yang
dikenang hingga saat ini. Tokoh yang sangat berjasa dalam merumuskan deklarasi tersebut adalah
Muhammad Yamin.

Saat kongres berlangsung, Yamin mulai menuliskan gagasan mengenai “Sumpah Pemuda” dalam sebuah
kertas. Kemudian ia menyerahkannya kepada Soegondo Djopoespito, saat itu ia adalah ketua kongres.

Rapat kedua dilanjutkan pada Minggu, 28 Oktober 1928 di gedung Oost Java. Rapat kedua para peserta
lebih banyak membahas tentang pendidikan. Para pemuda berharap untuk pendidikan kebangsaan bagi
anak muda bisa seimbang.

Rapat ketiga sekaligus penutupan dari Kongres II dilaksanakan di gedung Indonesische Clubgebouw di
Jalan Keramat Raya No. 106. Rapat dihadari oleh para pemuda dari berbagai daerah. Rapat ini banyak
membahas tentang pentingnya gerakan nasionalisme dan demokrasi.

Selain itu, di gedung Indonesische Clubgebouw (Museum Sumpah Pemuda) ini juga para pemuda
merumuskan dan membacakan ikrar Sumpah Pemuda. Pembacaan ikrar ini menjadi titik awal bagi
kebangkitan para pemuda di Indonesia. Kemudian tercetuslah ikrar sumpah pemuda.

3. Keunikan bahasa Melayu dibandingkan bahasa nusantara lainnya


Sebaran bahasa Melayu sudah sangat luas di Asia, khususnya Asia Tenggara. Sikap setia para raja masa
lampau yang hanya menggunakan satu bahasa Melayu sebagai bahasa diplomasi baik dalam hal politik
maupun hubungan sesama mampu menjulangkan eksistensi bahasa Melayu dikalangan masyarakat
pada waktu itu.

Bahasa Melayu memiliki sistem yang sederhana, berkat kesederhanaannya itu, bahasa Melayu mudah
dipahami dan dipelajari. Dalam bahasa ini juga tidak mengenal tingkatan bahasa.

4. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia dinilai masih 'muda' banyak menyerap dari
berbagai bahasa, baik daerah ataupun bahasa asing. Jelaskan pendapat Anda.

Menurut saya, penyerapan bahasa asing itu sendiri adalah proses dari perluasan bahasa Indonesia.
Sesuai dengan fungsi umum dari kata serapan yakni memperluas kosakata dan memberikan
pengetahuan lebih tentang bahasa asing kepada pemakai.

5. Bahasa Indonesia memiliki variasi yang disebut dengan istilah ragam bahasa. Jelaskan ragam
bahasa yang ditinjau dari berbagai prespektif.

Ragam bahasa terdiri menjadi dua prespektif

1. Berdasarkan media pengantarannya


● Ragam lisan > harus ada yang mendengar
● Ragam tulis > harus ada yang membaca

2. Berdasarkan situasi pemakaiannya


● Ragam formal
● Ragam semi-formal
● Ragam non-formal

BAB 2
D. PRAKTIKUM LEMBAR KERJA

Analisislah kesalahan bahasa sesuai dengan PEUBI!

No Kata baku Kata tidak baku

1. aktif aktip
2. aktivitas aktifitas
3. Al Qur’an Al Quran
4. Analisis Analisa
5. Apotek Apotik
6. Asas Azaz
7. Atlet Atlit
8. Bus Bis
9. Besok, esok
10. Diagnosis Diagnosa
11. Ekstrem Ekstrim
12. Embus Hembus
13. Februari Pebruari
14. Frekuensi Frekwensi
15. Foto Photo
16. Anda anda
17. Geladi gladi
18. hierarki hirarki
19.
20. ibu kota ibukota
21. ijazah ijasah
22. imbau himbau
23. indra indera
24. indragiri inderagiri
25. istri isteri
26. izin ijin
27. jadwal jadual
28. jenderal jendral
29. jumat jum’at
30. kanker kangker
31. karier karir
32. katolik khatolik
33. kendaraan kenderaan
34. komoditas komoditi
35. komplet komplit
36. konkret konkrit, kongkrit
37. kosakata kosa kata
38. kualitas kwalitas, kwalitat
39. kuantitas kwantitas
40. kuitansi kwitansi
41. kuno kuna
42. lokakarya loka karya
43. maaf ma’af
44. makhluk mahluk, mahkluk
45. mazhab mahzab
46. metode metoda
47. mungkir pungkir
48. nahkoda nakhoda, nakoda
49. narasumber nara sumber
50. nasehat nasihat
51. negatif negatip
52. November Nopember
53. objek obyek
54. objektif obyektif
55. olahraga olah raga
56. orang tua orangtua
57. paham faham
58. persen prosen
59. pelepasan penglepasan
60. penglihatan, pengecualian pelihatan
61. permukiman, pemukiman
62. perumahan, pengrumahan
63. pikir fikir
64. Prancis Perancis
65. praktik praktek
66. provinsi propinsi
67. putra putera
68. putri puteri
69. realitas realita
70. risiko resiko
71. saksama seksama
72. samudera samudra
73. sanksi sangsi
74. saraf syaraf
75. sarat, syarat
76. sekretaris sekertaris
77. sekuriti, sekuritas
78. segitiga segi tiga
79. selebritas selebriti
80. sepak bola sepakbola
81. silakan silahkan
82. sintesis sintesa
83. sistem sistim
84. surga syurga, sorga
85. subjek subyek
86. subjektif subyektif
87. Sumatera Sumatra
88. standar standard
89. standarisasi standardisasi
90. tanda tangan tandatangan
91. tahta takhta
92. teknik tehnik
93. telepon telefon, tilpon
94. teoretis teoritis
95. terampil trampil
96. ubah rubah
97. utang hutang
98. wali kota walikota
99. Yogyakarta Jogjakarta
100. Zaman Jaman
BAB 3
NO NAMA ASING NAMA INDONESIA
1. Appettizer Pembangkit selera
2. Backhoe Serok belakang
3. Rapid test Tes cepat
4. Bed cover Penutup ranjang
5. Body lotion Calir tubuh
6. Panic buying Aktivitas pembelian dalam keadaan panik
7. Beverly tower Menara baiduri (apartemen)
8. Physical distancing Jarak fisik
9. Pratama hills Bukit pratama
10. Work from home Bekerja dari rumah
11. Sophisticated (inggris) Canggih
12. Snack bar (inggris) Kedai makanan ringan
13. Monitor (inggris) Pantau (Minangkabau)
14. Peat (inggris) Gambut (Banjar)
15. Atom (inggris) Atom
16. Logistic (inggris) Perencanaan
17. Winkel (inggris) Toko
18. Dommekracht (belanda) Dongkrak
19. Radio detecting and Radar
20. Ranging Jangkauan

Jelaskan problematika pengindonesiaan kosakata asing!


Kosakata Bahasa asing banyak sekali berpengaruh terhadap kosakata Bahasa Indonesia, ada
banyak sekali pengaruh, baik itu berdampak baik ataupun sebaliknya, salah satu dampak baiknya
adalah kosakata bahasa asing mampu memperkaya kosakata serapan, sebaliknya jika bahasa
asing yang masuk ke Indonesia diserap tanpa batasan, maka Bahasa Indonesia akan rusak ciri
kebahasaannya.
BAB 4

1. Menulis kembali artikel

Kematian Jonghyun anggota dari SHInee membuat luka yang mendalam bagi para Shawol (sebutan fans
shinee) bahkan dua fans asal Indonesia sangat terpukul hingga ikut melakukan percobaan bunuh diri
yang untungnya bisa diselamatkan.

Dari Jonghyun dan beberapa artis lain misal, Whitney Houston dan Chester Bennington, mereka
menujukkan bahwa depresi tidak melulu soal murung dan hidup susah. Jonghyun adalah artis yang
populer dan dicintai oleh banyak fansnya, banyak orang mengidolakan dan ingin menjadi dirinya. Dibalik
kepoluleran dan karya-karya yang dihasilkan, ternyata ia hanya merasa sendirian.
Lingkungan dan teman-temannya gagal memahami dirinya. Kesuksesannya bagaikan
menenggelamkannya dalam musim yang membekukan jiwanya. Tentu tuntutan sebagai idol membuat
dirinya menjadi serba salah. curhat ke fans tentu hanya menjadi obrolan satu arah. atau berkeluh kesah
kepada agensi yang ada hanya diberi jadwal padat agar dapat mengalihkan pikirannya.dia kesepian
dalam ketenarannya. Dia tidak memiliki sosok yang mampu membantu, mendengar, dan menemukan
musim seminya. Jonghyun kemudian menghirup gas beracun dalam kamarnya.

Depresi bukan lah hal yang remeh. Pelaku bunuh diri adalah korban. Ada fase di mana para korban
mengakhiri nyawanya. Yakni fase cry for help. Mereka akan mengirimkan sinyal secara halus jika mereka
tengah membutuhkan pertolongan. Tetapi, kebanyakan orang meremehkan hal ini. Padahal fase ini
sangat krusial. Jika bisa didengarkan dan ditolong dengan cepat maka kemungkinan para korban tidak
mengambil tindakan fatal itu.

Depresi bukan lah lelucon, ini masalah serius. Para korban hanya membutuhkan teman yang bersedia
mendengarkan. Jika Anda atau teman Anda merasakan tekanan yang kuat dan muncul tendensi untuk
bunuh diri segera lah berkonsultasi atau membicarakan hal ini kepada pihak yang terkait seperti
psikolog.

Salah satu yang bisa dihubungi dengan cepat adalah ketik Into the Light dan segera klik. Di sana banyak
tautan yang bisa dihubungi dengan cepat untuk merespons tendensi untuk bunuh diri. Semoga, kasus-
kasus bunuh diri bisa dicegah dengan lebih cepat.

2. Maksud penulis menyusun artikel

Untuk menginformasikan kepada pembaca tentang masalah depresi yang mampu merenggut nyawa
seseorang. Serta pentingnya mendengarkan keluh kesah seseorang agar kasus bunuh diri karena depresi
tidak terulang lagi.

3. Topik utama : depresi


4. Kematian vokalis SHINee, Jonghyun, pada 18 Desember lalu membawa pengaruh pada banyak
hal terutama bagi para fansnya. Jonghyun adalah pribadi yang menginspirasi banyak orang.
Salah satu yang bisa

BAB V

1. Karangan argumentasi. Dalam artikel tersebut berisi pandangan penulis mengenai kemunculan mini
market di kota-kota dan kecamatan.

2. Karangan persuasi. Pada akhir artikel terdapat kalimat pendapat penulis yang dimaksud kan untuk
membujuk atau meyakinkan pembaca bahwa program keluarga berencana

masih sangat relevan sebagai solusi masalah kependudukan di Indonesia.

3. Karangan Deskriptif. Karangan tersebut menggambarkan dengan jelas bentuk gedung Kesenian Manik
Mas.

4. Karangan Narasi. Teks tersebut menjelaskan dengan urut dan rinci sebuah peristiwa
Tulisan travel writing

Pesona Pantai Pasir Putih di Blitar

Pantai Pasir Putih Pasetran Gondo Mayit. Tidak seseram namanya, justru pantai ini menyimpan sejuta
keindahan ketika Anda mengunjunginya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwasannya banyak
wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi pantai ini karena namanya yang terdengar menyeramkan.

Pantai Pasir Putih Pesantren Gondo Mayit terletak di Desa Tambak Rejo, Kecamatan Wonotirto,
Kabupaten Blitar. Bersebelahan dengan pantai Tambak Rejo yang sudah cukup terkenal. Rute menuju
pantai ini bisa diakses menggunakan kendaraan pribadii. Jika dari arah kota Blitar bisa mengambil jalur
ke arah Kademangan dan Tulungagung. Kemudian ikuti arah menuju Pantai Tambak Rejo. Saya
menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam dari arah kota Blitar.

Untuk tiket masuk, akan dikenai biaya sebesar Rp15.000. Namun, jika Anda berkunjung pada pagi hari
dan beruntung, maka tidak perlu membayar tiket masuk. Kawasan pantai ini memiliki tempat parkir
yang luas. Untuk biaya parkir sendiri adalah Rp5.000/sepeda motor. Tidak perlu takut kelaparan, karena
ditepi pantai banyak warga lokal yang membuka warung dan menyediakan berbagai macam olahan laut
atau snack lainnya.

Air laut di Pantai Gondo Mayit sangat bening dan menenangkan. Mengundang siapa pun untuk turun
menikmati hempasan ombak. Pantai Gondo Mayit juga dilengkapi gazebo-gazebo kecil di tepi pantai.
Jika Anda membawa keluarga untuk piknik menikmati indahnya air laut, maka Pantai Pasir Putih
Pasetran Gondo Mayit menjadi pilihan yang tepat.

BAB VII

Tema: Media Sosial

Judul karangan: Media Sosial ditangan Gen-Z

Paragraf pembuka:

Sekarang ini, kita hidup di zaman teknologi yang berkembang pesat. Kehidupan sudah tidak dapat
dipisahkan dengan teknologi itu sendiri. Munculnya media sosial merupakan salah satu contoh dari
perkembangan zaman. Bukan hanya kalangan dewasa, tetapi anak-anak kecil pun kini mulai mengalami
ketergantungan pada media sosial. Anak-anak, remaja, atau istilahnya Generasi Z, biasanya banyak
menghabiskan waktunya dengan memanfaatkan dunia maya. Generasi Z atau Gen Z merupakan
generasi yang lahir dalam rentan tahun 1995 hingga 2019.

Artikel:

Sekarang ini, kita hidup di zaman teknologi yang berkembang pesat. Kehidupan sudah tidak dapat
dipisahkan dengan teknologi itu sendiri. Munculnya media sosial merupakan salah satu contoh dari
perkembangan zaman. Bukan hanya kalangan dewasa, tetapi anak-anak kecil pun kini mulai mengalami
ketergantungan pada media sosial. Anak-anak, remaja, atau istilahnya Generasi Z, biasanya banyak
menghabiskan waktunya dengan memanfaatkan dunia maya. Generasi Z atau Gen Z merupakan
generasi yang lahir dalam rentan tahun 1995 hingga 2019.

Banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan Generasi Z di dalam media sosial. Seperti mengakses
informasi yang bisa saja berpengaruh buruk. Teknologi dapat berupa komputer atau media elektronik
lainnya seperti ponsel atau gawai pintar, jaringan internet dan media sosial.

Perkembangan teknologi memicu perilaku Generasi Z dalam kehidupan sehari-hari. Bisa kita lihat
berbagai fungsi Facebook, Twitter, Instagram, Line, Telegram, Whatsapp dan TikTok sudah terpenuhi.
Tentu saja kecanggihan teknologi ini dapat mengubah cara pandang seseorang, baik secara negatif
maupun positif.

Media sosial memiliki dampak yang begitu besar dalam hidupnya karena kemampuannya
memvisualisasikan interaksi antara dua orang yang dipisahkan oleh jarak dan waktu. Sehingga Gen Z
dapat berkomunikasi secara tatap muka, tetapi juga lintas-bijaksana, dengan bantuan media sosial.

Fenomena ini tercermin dari gaya komunikasi media mereka, mereka merasa nyaman ketika mulai
berkomunikasi dengan teman baru melalui jejaring sosial dan ruang virtual lainnya. Hal ini sangat
berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih nyaman dengan hubungan personal dan berinteraksi
dengan orang lain. Gen Z secara alami terbuka untuk membangun hubungan dengan teman baru melalui
dunia maya. Namun Gen Z juga memiliki kekurangan yaitu kecanduan judi, kecanduan internet, tidak
menyukai hal-hal yang tidak sesaat, kurang disiplin dalam hal-hal kecil dan cara berpikir yang
menyimpang.

BAB VIII

Eneste, P. 2009a. Proses Kreatif: Jilid .I Jakarta: KPG.

__________. 2009b. Proses Kreatif: Jilid II. Jakarta: KPG.

__________.2009c. Proses Kreatif: Jilid III. Jakarta: KPG.

__________.2009d. Proses Kreatif: Jilid IV. Jakarta: KPG.

Fandi, O.H. 2014. Booming Energi AS dan Anomali Harga Minyak. Dalam Jawa Pos, 1 November 2014.

Fiedmann, T.L. 2006. The World is Flat. Terj. P. Buntaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Fromm, E. 2002. The Art of Loving. Terj. Alielha. Jakarta: Freshbook.

Freud, S. 2001. Psikoanalisis. Terj. Yogyakarta: Ikon.

Goble, F. 2000. Psikologi Humanistik. Terj. Yogyakarta: Kanisius.

Hadiwijono, H. 2005. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius.

Hall, C. & Linzey, G. 1993a. Teori-teori Psikodinamik. Yogyakarta: Kanisius.

_________. 1993b. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.

_________. 1993c. Teori-teori Holistik. Yogyakarta: Kanisius.

Hamilton, E. 2011. Mitologi Yunani. Terj. Depok: Oncor.


Hasan, A.M. 2014. Jokowi, Rakyat, dan Parlemen. Dalam Jawa Pos, 15 Oktober.

Hassan, F. 1992. Berkenalan dengan Eksistensialisme. Jakarta: Pustaka Jaya.

Ismail, T. 2000. Malu (Aku) jadi Orang Indonesia. Yogyakarta: YOI.

Isaacson, W. 2012. Einstein. Terj. Yogyakarta: Bentang.

Kartono, K. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.

Kauffman, F.B. & Kauffman, B.C. 2009. The Psychology of Creative Writing. New York: Cambridge.

Kellogg, Ronald T. 1994. The Psychology of Writing. New York:Oxford.

Kertajaya, H. 2010. Growing with Character. Jakarta: Gramedia.

Kompas. 2014. Sang Penyelamat Negeri Frozen. Minggu, 16 November. Hlm. 13.

Koswara, E. 1990. Teori Kepribadian. Jakarta: Rhineka Cipta.

Kusumaningrat, H. & Kusumaningrat, P. 2009. Jurnalistik. Jakarta: Rosdakarya.

Kvale, S. 1992. Psikologi & Posmodernisme. Terj. Helly. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Laksana, A.S. 2013. Creative Writing. Jakarta: Gagas Media.

__________. 2014. Hal yang Paling di Sesali. Dalam Jawa Pos, 7 September 2014.

Lavine, TZ. 2002. Dari Socrates ke Sartre. Yogyakarta: Jendela.

Lavine, TZ. 2003. Sartre: Filsafat Eksistensialisme Humanisme. Yogyakarta: Jendela.

Leahly, L. 1985. Aliran Besar Ateisme. Yogyakarta: Kanisius.

Leak, S. 2014. Pemuda + Pendidikan = Cahaya Zaman. Dalam Jawa Pos, 12 Oktober 2014.

Lilienfeld, S.O., dkk. 2012. Mitos Keliru dalam Psikologi. Terj. Yogyakarta: Mizan.

Marahimin, I. 1994. Menulis Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.

Maramis, W.E. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Mawardi, B. 2014. Penculik itu Pahlawan. Dalam Jawa Pos, 10 November.

Miller, Robert K. 2006. Motives for Writing. Fifth Edition. Mc-Grill: New York.

Mirriam-Goldberg,C. 2011. Daripada Bete, Nulis aja!.Yogyakarta: Kaifa.

Munsyi, Alif D. 2012. Menjadi Penulis, Siapa Takut?.Yogyakarta: Kaifa.

Nietzsche. 2001. Zarathustra. Diterjemahkan oleh HB Jassin dkk. Yogyakarta: Bentang.

__________. 2004. Ecce Homo. Diterjemahkan oleh Omi Intan.Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Ninuk, (ed). 2009. Cerpen Pilihan Kompas 2009. Jakarta: Kompas.

Noor, Agus. 2014. Ulat Bulu dan Syekh Daun Jati. Dalam Cerpen Pilihan Kompas 2013. Jakarta: Kompas.
Nugraha, Pepih. 2013. Menulis Sosok. Jakarta: Kompas.

Nuh, M. 2014. Kerja 4.0. Dalam Jawa Pos, 8 November.

Nurgiyantoro, B. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM.

BAB IX

Air Mata Tak Terbendung di Tabundung

Oleh Karina Fitriah

Nyanyian ayam di pagi itu, sebersit cahaya sang surya dari balik jendela dan sejuknya udara seakan
menarik mata ku untuk cepat membukanya bertemu hari yang sangat cerah. Tapi entah mengapa, ada
sesuatu yang benar-benar membelenggu, dan menahanku untuk tidak membuka mata saat itu. Hati dan
pikiranku seperti sedang berada dalam suatu rapat pleno yang amat sangat genting dan yang pada
akhirnya keputusan itu pun muncul. Dengan sangat berat ku buka mataku perlahan, menatap, melihat
dengan seksama sekeliling kamar mungilku yang hampir 300 hari lamanya setia menemaniku dalam suka
maupun duka, dari pagi sampai ketemu pagi lagi, dan hari ini adalah hari perpisahanku dengannya, oh
kamar kosku di Tabundung, Sumba Timur. Aku pasti akan sangat merindukanmu. Setelah ber-melo ria
mengucapkan kata pisah untuk kamarku tercinta, kini kulangkahkan kakiku ke kamar mandi yang
tempatnya tak akan pernah pindah, tetap disamping kandang kerbau milik bapak kos. Dengan
membawa dua ember air penuh, aku pun masuk kamar mandi dengan ditemani aroma yang sangat
sedap di hidung sampai membuatku ingin cepatcepat menyelesaikan mandiku. Mungkin kalian perlu
mencoba bagaimana rasanya mandi di kamar mandi itu karena sensasinya sangat luar binasa. Tapi
pengalaman yang luar binasa ini tak kan pernah terlupakan dan takkan pernah hilang dari memori
otakku yang ukurannya lebih dari jutaan Gigabyte. Kesegaran air dari dua ember penuh itu membuat
mataku Kembali terbuka lebar dan siap untuk menatap hari yang telah ditunggu-tunggu, ini waktunya
untuk pulang ke tanah jawa karena kontrak mengajar di Sumba sudah selesai. Mau tidak mau, kita harus
pulang. Dan itu sangat berat sekali rasanya untuk angkat kaki dari tanah sumba. Sedikit flashback, atau
bisa jadi banyak flashcback, Sumba Timur memberikan banyak sekali pelajaran hidup, khususnya di
Tabundung, yang selalu membuat mata ini tampak seperti mendung gelap dan beberapa detik kemudian
hujan deras pun datang. Tabundung, namamu sungguh membuatku penasaran ketika pertama kali
kudengar. Jalanjalan yang kulalui untuk bisa sampai ke tempatmu bersama Oto (truk yang sudah
dimodifikasi untuk banyak penumpang), tak membuatku mual atau mabuk seperti temanteman yang
lain karena jalan-jalan itu kulewati dengan penuh rasa senang dan bersyukur bisa melewatinya dengan
selamat tanpa suatu halangan apapun. Terik panas sang surya yang sudah diatas kepala menjadi saksi
ketika pertama kali aku menapakkan kakiku di Tabundung. Sungguh nama yang sesuai dengan
keindahan alamnya. Bukit-bukit teletubbies berjajar rapi mengelilingi tempat dimana ku berpijak
sekarang. Senyum ramah dari penduduk setempat menyambutku dengan hangat. Tapi, ada satu cerita
lucu sebelum aku memasuki rumah yang akan aku huni selama hamper setahun. Aku kebingungan untuk
cari cara agar bisa turun dari Oto yang aku tumpangi. Kepala sempat terbentur berulang kali serta mulut
juga ikut berteriak kesakitan. Dan senyum ramah mereka berubah menjadi senyum yang menertawai
tingkahku di Oto. Setelah melalui ratusan percobaan akhirnya aku bisa turun juga dari Oto sembari
membalas senyum mereka padahal kenyataannya aku bingung mau ditaruh dimana ini muka. Cerita
pembuka yang sedikit membuat wajahku memerah. Hari pertama di Tabundung merupakan hari seperti
masa-masa ospek di sekolah. Aku harus melalui berbagai macam cobaan untuk bisa beradaptasi sebaik
mungkin disini. Setelah cerita pembuka yang membuatku sedikit malu, ada cerita selanjutnya yang tak
kalah seru dengan cerita oto. Cerita tentang sebuah Happa (sirih pinang). Aku yakin kalian pasti sudah
bisa membayangkan bagaimana bentuk sirih pinang itu. Di Sumba, setiap rumah pasti ada Happa.
Kemanapun mereka pergi juga harus ada happa di tas atau kantong. Dan itu merupakan suguhan yang
harus ada ketika tamu datang. Jangan berharap ada roti atau semacamnya untuk disuguhkan pertama
kali kita bertamu dirumah tetangga karena pasti akan ada Happa yang selalu setia menunggu untuk kita
makan. Tuan rumah pun mulai menawariku happa. “Happa rambu…” kata mereka. Aku pun
memberanikan diri untuk mencoba Happa. Gigitan pertama sungguh menggoda, menggodaku untuk
tidak melanjutkan memakannya lagi karena rasanya benar-benar asam (bahasa jawa= sepet). Beruntung
aku tidak mabuk karena Happa karena ada yang bilang kalau kita sampai menelan air dari Happa itu bisa
membuat kita mabuk atau pusing tujuh keliling. Cobaan pertama sudah kulalui meskipun tidak berjalan
sempurna. Hari baru kuhadapi dengan semangat baru. “I’m ready for this. I can do it.” Aku
menyemangati diriku sendiri. Aku pun bersiap-siap dan tidak sabar untuk segera bertemu anak-anak
yang semangat belajarnya patut diacungi jempol. Disaat aku baru beranjak pergi kekamar mandi, aku
sudah melihat beberapa murid berseragam sekolah lewat didepan kos dan menyapaku “Selamat Pagi
Ibu Guru Jawa.” Sapaan itu cukup membuatku shock dan sekali lagi aku malu karena aku sendiri masih
membawa handuk yang bersiap untuk pergi mandi sedangkan mereka sudah rapi dengan seragam putih
biru yang warnanya sudah tidak lagi cerah tapi tetap semangat untuk menuntut ilmu. Akhirnya,
kupercepat segala aktifitasku dan bersiap pergi ke sekolah untuk memulai kegiatan hari itu. Tidak lebih
dari tiga menit ku melangkah untuk sampai sekolah karena sekolah dan tempatku tinggal sangat
berdekatan. Sekolah itu cukup luas, ada lapangan untuk bermain sepak bola, volly, bisa juga untuk
bulutangkis, dan banyak ruang kelas untuk belajar karena memang sekolah ini punya sembilan rombel.
SMP Negeri 1 Tabundung, sekolah dimana aku ditugaskan untuk membantu mereka yang memang
sangat perlu bantuan agar bisa lebih baik lagi dalam segala hal terutama kualitas para anak didiknya.
Disini aku mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris karena disini hanya ada satu guru Bahasa Inggris
padahal ada sembilan rombel yang butuh pelajaran ini. 30 jam dalam seminggu aku mengajar Bahasa
Inggris.

Seandainya saja kalau aku PNS mungkin sudah bisa mendapatkan sertifikasi karena jam mengajarku
lebih dari 24 jam. Mengajar mereka merupakan suatu kerja keras yang amat sangat membutuhkan
kesabaran ekstra tinggi. Mereka benar-benar masih merasa asing dengan Bahasa Inggris. Tidak sedikit
dari mereka yang belum paham sama sekali dengan bahasa ini. Aku pun tertantang untuk membuat
berbagai macam cara pengajaran yang efektif, asyik, sehingga mereka bisa cepat juga mengerti Bahasa
Inggris dan tidak menjadikan Bahasa Inggris itu seperti hantu yang menakutkan pada saat Ujian
Nasional. Sudah dua semester lebih aku mendidik anak-anakku di SMP ini. Hati ini ikut bahagia ketika
melihat senyum lebar mereka karena mendengar pengumuman yang menyatakan murid kelas tiga SMP
Negeri 1 Tabundung lulus semua. Mereka pun berebut untuk memelukku dan mengucapkan kata
“Terima Kasih Ibu”. Aku pun membalas pelukan mereka dan tak lupa memberi mereka semangat agar
tetap berjuang melanjutkan sekolah. “Aku berharap tidak ada yang putus sampai disini saja. Aku yakin
kalian pasti bisa,” pintaku. Waktu terus berlalu, hingga tanpa kusadari sekarang waktunya aku untuk
berpamitan dengan mereka. Aku tak sanggup berjalan ke sekolah karena rasanya seperti salah satu
kakiku terbelilit rantai yang besar dan berat untuk diajak pergi ke tempat itu. Disana, anak-anak sudah
menunggu dan memasang wajah-wajah sendu tak bersemangat sama sekali. Kurang lebih 10 menit aku
bicara didepan mereka, menyampaikan segala pengalaman yang sudah kudapat Bersama mereka, dan
memberikan sedikit nasihat untuk masa depan mereka. Aku tidak kuat lagi menatap wajah lusuh itu dan
secepatnya kuakhiri pidato perpisahanku. Satu kalimat terakhir yang kusampaikan ke mereka adalah
“Ibu tidak ingin mengucapkan selamat tinggal. Karena banyak yang mengartikan selamat tinggal itu kita
tidak akan ketemu lagi. Tapi, Ibu hanya pamitan untuk pulang kerumah, kalau Ibu masih diberi umur dan
kesempatan pasti Ibu akan kesini lagi untuk bertemu dengan kalian semua.” Aku pun bernyanyi sedikit
untuk mereka, “Aku hanya pergi tuk sementara, bukan tuk meninggalkanmu selamanya.. Ku pasti kan
kembali pada dirimu tapi kau jangan nakal… Aku pasti kembali,, untukmu Anakiada Tana Humba”. Ibu
guru insya allah akan kembali dan harus melihat kalian sukses membawa nama harum Tabundung ke
dunia. Dan mereka pun memelukku erat yang susah tuk dilepaskan. Sungguh, hari ini adalah hari yang
paling mengacaukan hati dan pikiranku. Pertama kalinya kumerasakan air mata sedih dan Bahagia dalam
waktu bersamaan. Aku sedih, aku tidak kuat berpisah dengan mereka, aku tidak tahu kapan bisa
berjumpa dan mengajar mereka kembali, tapi aku juga senang, akhirnya aku pulang untuk bertemu
keluargaku di Jawa yang sudah lama tidak bersua. Aku bimbang. Aku bingung. Aku stres. Mendung gelap
pun menghampiri mataku dan hujan deras tak bisa lagi dihindari. Air mataku tak bisa terbendung lagi di
Tabundung. Ku namu Ha Nyudda, Sumba Timur.

Betulkan kata-kata yang salah, tandai dengan pena merah!

a. Mata ku > mataku


b. Amat sangat genting dan yang pada... > amat sangat genting dan pada...
c. Cepatcepat > cepat-cepat
d. Luar binasa > luar biasa
e. Jalanjalan > jalan-jalan
f. Temanteman > teman-teman
g. Disini > di sini
h. Kekamar > ke kamar
i. Didepan > di depan
j. Disana > di sana
k. ..kudapat Bersama mereka.. > ..kudapat bersama mereka..
l. ..air mata sedih dan Bahagia.. > ...air mata sedih dan bahagia..

BAB X

1. alur plagiasi
a) perkembangan teknologi informasi
b) tingginya intensitas tugas perkuliahan sedangkan alokasi waktu yang tersedia sangat terbatas.
c) rasa malas yang sulit ditaklukkan
2. Apabila plagiasi ditiadakan:
a) sumber reputasi buruk
b) menurunkan rasa percaya diri
c) menyuburkan rasa malas
d) sumber hambatan kreativitas
e) tersandung kasus hukum
3. Plagiarisme dapat menurunkan karakter kejujuran yang dibutuhkan oleh semua masyarakat
Indonesia.
4. (1) Plagiat meliputi tetapii tidak terbatas pada:
A. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari
suatu sumber tanpa menyatakan sumber secara dalam catatan kutipan dan/atau tanpa
menyatakan sumber secara memadai
B. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data, dan/atau
informasi dari suatu sumber tanpa menyatakan sumber secara memadai;
C. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa mennyatakan sumber
memadai
D. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau
kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara
memadai;
E. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipulikasikan oleh pihak lain
sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai

(2) Sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas orang perseorangan atau kelompok
orang. Masing-masing bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau untuk dan atas nama suatu
badan, atau anonim penghasil suatu atau kebih karya dan/atau karya ilmiah yang dibuat,
diterbitkan, dipresentasikan, atau dimuat dalam bentuk tertulis baik cetak maupun elektronik;

(3) Dibuat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:

a. komposisi musik
b. perangkat lunak komputer
c. fotografi
d. lukisan
e. sketsa
f. patung, atau
g. hasil karya dan/atau karya ilmiah sejenis yang tidak termasuk
huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, atau huruf f

(4) Diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:

a. buku yang dicetak dan diedarkan oleh penerbit atau perguruan tinggi

b. artikel yang dimuat dalam berkala ilmiah, majalah, atau surat kabar

c. kertas kerja atau makalah profesional dari organisasi tertentu

d. isi laman elektronik

e. hasil karya dan/atau karya ilmiah yang tidak termasuk hurufa, huruf b, huruf c, huruf d
5. Faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku plagiarisme tersebut ada tiga bentuk, yaitu:
a) mengambil tulisan orang lain kemudian diakui sebagai karya sendiri
b) mengambil ide atau batang tubuh pikiran orang lain untuk selanjutnya dirubah ke dalam bahasa
sendiri
c) mengambil teks secara keseluruhan tanpa mengubah tulisan maupun menambah dengan
d) analisis maupun komentar apapun.

Anda mungkin juga menyukai