Anda di halaman 1dari 136

Jurnal

Dinamika Administrasi Bisnis


Volume 02, Nomor 01, April 2016

Penanggung Jawab
Prof. Dr. Agus Sukristyanto, MS.
(Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

Pemimpin Redaksi
Dr. Ayun Maduwinarti, MP.

Wakil Pemimpin Redaksi/Sekretaris


Dra. Awin Mulyati, MM.

Anggota Dewan Redaksi


Drs. Agung Pujianto, MM.
Drs. Endro Tjahjono, MM.
Drs. Uthe CH Nasution, MM.

PENERBIT
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jl. Semolowaru 45 Surabaya-60118 Telepon (031) 5925982
Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis Volume 02, Nomor 01, April 2016

DAFTAR ISI

Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan


Pemberian KPR.............................................................................................................1
Fonisah Sutrisni, Ute Chairuz Nasution, Ni Made Ida Pratiwi

Analisis Kenaikan Nilai Mata Uang Asing Dalam Menentukan Harga Jual di
PT. Mitra Satya Jaya...................................................................................................20
Eka Rodiana, Diana Juni Mulyati, Ute Ch Nasution

Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying Behavior


Pada Carrefour B.G Junction Surabaya.....................................................................35
Hendriyani Puspita Sari, Endro Tjahjono, Agung Pujianto

Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization dan Crowd-Combo)


Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna Smartphone Xiaomi di Indonesia........54
Rangga Luqman Hakim, IGN Anom Maruta, Endro Tjahjono

Analisa Break Even Point Sebagai Dasar Dalam Menentukan Harga Jual Produk.......74
Nining Khosiyati, Diana Juni Mulyati, Ni Made Ida Pratiwi

Analisis Swot Sebagai Alat Bantu Dalam Penerapan Strategi Pengembangan


Usaha Bakso Ginseng Surabaya.................................................................................89
Siti Rohana, Endro Tjahjono, Rachmawati Novaria

Analisis Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Jasa


Atau Produk..............................................................................................................106
Endah Novita Sari, Awin Mulyati, IGN. Anom Maruta

Pengaruh Harga, Ragam Produk, dan Pelayanan Pemberian Pelatihan Jilbab


Terhadap Keputusan Pembelian Pada Butik D’Cheapest......................................... 117
Ina Septiana, Agung Pujianto, Sri Andayani
Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis Volume 02, Nomor 01, April 2016

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN DALAM SISTEM DAN


PROSEDUR KELAYAKAN PEMBERIAN KPR
(Studi Eksplansi Tentang Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur
Kelayakan Pemberian KPRP ada PT Bank Mandiri Surabaya)

* Fonisah Sutrisni, ** Ute Chairuz Nasution, ** Ni Made Ida Pratiwi

ABSTRACT

Analysis of credit worthiness of internal control is an important element


in the provision of credit to the debtor. Lending activities required analysis of
good and careful review of all aspects of credit that can support the loan granting
process in order to prevent a credit risk. The aim of the study is to examine the
implementation of internal control systems and procedures Housing Credit at PT.
Bank Mandiri Tbk Surabaya Branch. As for the object of research is the internal
control system on a credit application (KPR), especially in KPR. From the data
obtained, then analyzing the company procedures, use of information generated,
and the implementation of internal control. Results of research conducted at PT.
Bank Mandiri Tbk Surabaya branchin general have had a good internal control of
the application for mortgages. However, in practice there are still some weaknesses,
namely credit services more dominant part in the operations of the Home Ownership
Loan. Fixed salary for the loan applicant is not done immediately inspection visits,
the audit did not surprise causing poor service and the escape of customers who
should not credit worthy and it causes bad loans. Therefore it takes special training
to credit part of which is very important in terms of promoting the company so that
the company added better in the credit department.
Keywords: Internal Control Systemand Credit Application Procedures.

Pendahuluan mempunyai beberapa manfaat baik untuk


Bank, Pemerintah maupun bagi nasabah.
Dalam era globalisasi, kebutuhan akan Manfaat kredit bagi Bank utamanya yaitu
rumah yang layak semakin besar. Berbagai untuk memperoleh hasil dari pemberian
cara dilakukan untuk mendapatkan rumah kredit, terutama dalam bentuk bunga yang
tersebut. Bank berperan untuk memberikan diterima oleh Bank sebagai balas jasa dan
bantuan dana (kredit) kepada masyarakat biaya administrasi kredit yang dibebankan
yang membutuhkan. Pemberian kredit ini kepada nasabah, hal ini penting untuk
kelangsungan hidup Bank.

1
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Kegiatan kredit sangat penting, dengan dari masyarakat sehingga perlu penerapan
semakin meningkatnya pengetahuan prinsip kehati-hatian melalui analisa yang
masyarakat dan dalam menghadapi para akurat dan mendalam, penyaluran yang
pesaing dari waktu ke waktu yang semakin tepat, pengawasan dan pemantauan yang
meningkat. Oleh karena itu perusahaan baik, perjanjian yang sah dan memenuhi
perbankan berusaha menarik minat syarat hukum, pengikatan jaminan yang
nasabah dengan memenuhi kebutuhan dan kuat dan dokumentasi perkreditan yang
keinginan mereka secara menguntungkan teratur dan lengkap yang bertujuan agar
dan bertanggung jawab, sekaligus kredit yang disalurkan tersebut dapat
meningkatkan dan menarik minat kembali tepat pada waktunya sesuai
konsumen dengan selalu menunjukkan perjanjian kredit yang meliputi pinjaman
kredibilitas sebagai bank terpecaya. Kredit pokok dan bunga. Apabila kredit yang
merupakan suatu fasilitas keuangan yang telah disalurkan bank kepada masyarakat
memungkinkan seseorang atau badan usaha dalam tidak dibayar kembali kepada
untuk meminjam uang untuk membeli bank tepat pada waktunya sesuai dengan
produk dan membayarnya kembali perjanjian kredit.
dalam jangka waktu yang ditentukan. Perbankan merupakan salah satu
UU No. 10 tahun1998menyebutkan lembaga yang menghimpun dana dari
bahwa kredit adalah penyediaan uang masyarakat dan menyalurkannya, agar
atau tagihan yang dapat dipersamakan dana yang dihimpun dari masyarakat
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau tersebut tidak mengendap, maka perbankan
kesepakatan pinjam meminjam antara menyalurkan dana tersebut kepada
bank dengan pihak lain yang mewajibkan masyarakat dalam bentuk kredit. Salah
pihak peminjam untuk melunasi utangnya satu jenis kredit yang disalurkan pada
setelah jangka watu tertentu dengan perbankan adalah Kredit Kepemilikan
pemberian bunga. Rumah (KPR).
Pengendalian kredit merupakan bagian Masalah yang dihadapi pada PT.
dari pengendalian intern yang bertujuan Bank Mandiri Tbk, yaitu kurang efektif
untuk menjaga agar kredit yang diberikan pengendalian intern dalam sistem dan
tetap lancar, produktif dan tidak macet. prosedur kelayakan pemberian kredit
Lancar dan produktif artinya kredit itu pemilikan rumah. Rumusan masalah
dapat ditarik kembali bersama bunganya dalam penelitian ini adalah “Apakah
sesuai dengan perjanjian yang telah sistem pengendalian intern yang
disetujui kedua belah pihak. Pengendalian diterapkan oleh PT. Bank Mandiri, Tbk
kredit penting, sebab jika terjadi kredit Surabaya dalam proses pemberian Kredit
macet berarti bagi bank bersangkutan Pemilikan Rumah telah efektif ?
akan mengalami kerugian, oleh karena itu
penyaluran kredit harus didasarkan pada Tujuan dilaksanakan Penelitian:
prinsip kehati-hatian dan dengan system
pengendalian kredit yang baik dan benar. 1. Untuk Mengetahui Sistem dan
Prosedur pemberian KPR PT. Bank
Perlunya internal kontrol dalam Mandiri, Tbk Surabaya
suatu bank sebelum memberikan kredit, 2. Untuk Mengetahui Sistem
bank harus melakukan penilaian yang Pengendalian Intern dalam sistem
seksama, mengingat sumber dana kredit prosedur kelayakan pada PT. Bank
yang disalurkan adalah bukan dana dari Mandiri, Tbk Surabaya
bank itu sendiri, tetapi dana yang berasal

2 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan
Pemberian KPR

Kerangka Teori back office untuk mendapatkan sejarah


Terdapat penelitian terdahulu singkat Bank DKI, struktur organisasi
yang menjadi acuan dalam penilitian baik bank pusat maupun bank cabang,
iniyakni:penelitian dari Rizka Maulidhia dengan staff administrasi kredit untuk
Enanto(2013) yang berjudul “Analisis mendapatkan penjelasan mengenai
Sistem Pengendalian Intern atas tahap-tahap prosedur pemberian kredit
Pemberian Kredit Pemilikan Rumah mulai dari tahap pengajuan sampai pada
(Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, tahap pencairan, dan studi terhadap
Tbk Cabang Tulungagung)”. Penelitian ini dokumen dan catatan perusahaan seperti
bertujuan untuk mengetahui bagaimana Buku Operasional Perusahaan, Surat
penerapan sistem pengendalian intern Persetujuan Permohonan Kredit (SPPK),
pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Perjanjian Kredit (PK).Informasi yang
Tulungagung.Adapun yang menjadi objek diperoleh kemudian disusun, diolah,
penelitian adalah sistem pengendalian dan selanjutnya dianalisis sehingga
intern atas permohonan kredit pemilikan menghasilkan suatu kesimpulan. Metode
rumah (KPR) khususnya pada KPR penelitian yang digunakan adalah metode
konsumtif.Dari data yang diperoleh, deskriptif dengan pendekatan studi
maka dilakukan analisa terhadap prosedur kasus, yaitu metode yang berusaha untuk
perusahaan, pemrosesn, penggunaan memberikan gambaran cara sistematis
informasi yang dihasilkan, dan penerapan dan akurat mengenai fakta.Selain itu
pengendalian intern.Berdasarkan hasil dengan menggunakan metode proses
analisis, PT. Bank Central Asia, Tbk pengendalian internal COSO yang terdiri
Cabang Tulungagung secara umum telah dari 5 elemen dapat diketahui bahwa
memiliki pengendalian intern yang baik sistem informasi akuntansi pada prosedur
atas permohonan kredit pemilikan rumah, pemberian kredit multiguna yang
namun dalam pelaksanaannya masih diterapkan Bank DKI juga sudah cukup
terdapat beberapa kelemahan yaitu bagian memadai dan berjalan sesuai dengan
Account Officerlebih dominan dalam fungsinya. Dengan terselenggaranya
kegiatan operasional KPR konsumtif, pengendalian internal yang memadai
bagi pemohon kredit fixed income tidak dalam bidang perkreditan, berarti
dilakukan inspeksi on the spot, tidak menunjukkan sikap kehati-hatian dalam
dilakukannya surprised audit. bank tersebut.
Penelitian selanjutnya dari Yohanna Penelitian dariRatna Bintari,
Aprilin Mulyani (2012) yang berjudul, Mochammad Dzulkirom, dan Achmad
“Analisis penerapan sistem informasi Husaini (2013)yang berjudul “Analisis
akuntansi dan pengendalian internal sistem dan prosedur pemberian kredit
pada prosedur penyaluran dana kredit modal kerja dalam upaya mendukung
multiguna pada Bank”. Penelitian ini pengendalian kredit (Studi Pada Koperasi
bertujuan untuk mengetahui bagaimana Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo
penerapan dalam penyaluran kredit harus Pacitan)”.Pengendalian kredit merupakan
benar-benar memperhitungakan resiko- bagian dari pengendalian intern yang
resiko yang mungkin akan timbul dalam bertujuan untuk menjaga agar kredit
pemberian kredit yang dilaksanakan yang diberikan tetap lancar, produktif
sehingga kredit yang diberikan menjadi dan tidak macet.Tujuan penelitian ini
efektif.Yang dilakukan pertama adalah adalah untuk mengetahui sistem dan
observasi, lalu wawancara dengan staff prosedur pemberian kredit modal kerja

Jurnal 3
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

yang diterapkan oleh Koperasi Bank dan membantu menjaga dipatuhinya


Perkreditan Rakyat Ngadirojo serta kebijaksanaan manajemen yang telah
untuk mengetahui sistem dan prosedur ditetapkan lebih dahulu. (Zaki Baridwan,
pemberian kredit modal kerja tersebut 2001, 13).
telah mendukung pengendalian kredit atau
belum. Jenis penelitian yang digunakan Tujuan Pengendalian Intern
dalam penelitian ini adalah penelitian Tujuan Pengendalian Intern adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. untuk mengamankan harta benda
Fokus penelitian ini adalah sistem dan perusahaan, memperoleh data yang
prosedur pemberian kredit modal kerja dipercaya melancarkan operasi dan
pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat efisiensi dan mendorong ditaatinya
Ngadirojo dengan melakukan analisis kebijakan-kebijakan manajemen. (Drs.
terhadap aspek-aspek yang ada pada Mustofa, 1995, 71).
pengendalian kredit.Berdasarkan analisis
data yang diperoleh dari Koperasi Bank Menurut Zaki Baridwan tujuan
Perkreditan Rakyat Ngadirojo dapat pengendalian intern adalah sebagai
diketahui bahwa sistem dan prosedur yang berikut:
diterapkan belum memenuhi pengendalian 1. Menjaga keamanan harta milik suatu
kredit yang baik, sebab belum adanya organisasi.
fungsi Internal Audit, belum terdapat Barang-barang atau milik
Customer Service serta belum terdapat perusahaan bisa hilang karena
fungsi Kasir pada tiap Kantor Kas dicuri, disalahgunakan rusak karena
sehingga menyebabkan perangkapan tugas kecelakaan atau musibah kecuali ada
Account Officer yang memungkinkan pengawasan yang memadai. Hal yang
terjadinya penyalahgunaan wewenang sama bisa terjadi terhadap kekayaan
atau penyelewengan. perusahaan yang berupa hak seperti:
piutang dagang, dokumen-dokumen
Kajian Teori dan catatan-catatan yang sangat
Sistem pengendalian intern berharga bagi perusahaan.
Menurut Mulyadi Sistem pengendalian 2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran
intern meliputi struktur organisasi, metode akuntansi
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan Manajemen memerlukan informasi
untuk menjaga kekayaan organisasi, yang teliti dapat dipercaya
mengecek ketelitian dan keandalan data kebenarannya dapat tepat pada
akuntansi, mendorong efisiensi dan waktunya untuk mengelola kegiatan-
mendorong dipatuhinya kebijaksanaan kegiatan perusahaan. Terdapat banyak
manajemen. (Mulyadi, 2002, 165). sekali tipe dan jenis informasi yang
dibutuhkan oleh manajemen untuk
Sedangkan definisi lain menurut Zaki dipakai sebagai dasar dalam membuat
Baridwan pengertian pengendalian intern keputusan-keputusan penting
dalam arti yang luas adalah Pengendalian yang menyangkut kegiatan dalam
intern itu meliputi struktur organisasi perusahaan.
dan semua cara-cara serta alat-alat yang 3. Memajukan efisiensi dalam operasi
dikoordinasikan yang digunakan didalam Mekanisme pengawasan atau
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga pengendalian intern yang diasosiakan
keamanan harta milik perusahaan, dengan para personil dan kegiatannya
memajukan efisiensi di dalam operasi, dimaksudkan untuk mencegah atau

4 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan
Pemberian KPR

menghindarkan terjadi berbagai b. Suatu fungsi tidak boleh


peristiwa dan keadaan yang diberi tanggung jawab penuh
berakibat timbulnya efisiensi operasi melaksanakan semua tahapan
perusahaan. suatu transaksi.
4. Mendorong dipatuhinya semua Hal ini dimaksudkan agar di
kebijaksanaan manajemen yang telah dalam pelaksanaan suatu transaksi
ditetapkan terlebih dahulu. terdapat internal check diantara
Kebijaksanaan peraturan dan prosedur- unit organisasi pelaksana dan
prosedur pelaksanaan kegiatan itu tersedianya cacatan akuntansi yang
ditetapkan oleh manajemen sebagai dapat dipercaya kebenarannya
alat untuk mencapai tujuan yang telah sehingga kekayaan organisasi
direncanakan. Sistem pengendalian terjamin keamanannya.
intern beserta mekanismenya 2. Sistem wewenang dan prosedur
diciptakan untuk menjamin bahwa pencatatan yang memberikan
semua kebijaksanaan, peraturan perlindungan yang cukup terhadap
dan prosedur - prosedur yang telah kekayaan hutang, pendapatan dan
ditetapkan itu selalu dipatuhi oleh biaya.Dalam organisasi setiap transaksi
karyawan. (Zaki Baridwan, 2001, 14) haya terjadi atas dasar ortirisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang
Unsur – Unsur Pengendalian Inter untuk menyetujui terjadinya transaksi
Untuk memenuhi tujuan – tujuan tersebut. Oleh karena itu dalam
tersebut diatas terdapat beberapa unsur organisasi harus dibuat sistem yang
atau elemen menurut Mulyadi yang mengatur pembagian wewenang
merupakan ciri pokok suatu pengendalian untuk ortorisasi atas terlaksananya
intern. Unsur pokok sistem pengendalian setiap transaksi. Formulir merupakan
intern adalah sebagai berikut : media yang digunakan untuk
merekam penggunaan wewenang
1. Struktur oraganisasi yang memisahkan untuk memberikan ortorisasi
tanggung jawab fungsional secara terlaksanakannya transaksi dalam
tegas.Struktur organisasi merupakan organisasi. Prosedur pencatatan yang
kerangka(framework) pembagian baik kan menjamin data yang direkam
tanggung jawab fungsional kepada dalam formulir dicatat dalam catatan
unit-unit organisasi yang dibentuk akuntansi dengan tingkat ketelitian
untuk melaksanakan kegiatan- dan keandalannya (reliability) yang
kegiatan pokok perusahaan.Pembagian tinggi , serta dapat menghasilkan
tanggung jawab fungsional dalam informasi yang teliti dan dapat
organisasi didasarkan pada: dipercaya mengenai kekayaan,
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi utang, pendapatan, dan biaya suatu
operasi dan penyimpanan organisasi.
Fungsi operasi adalah fungsi 3. Praktek yang sehat dalam
yang memiliki wewenang untuk melaksanakan tugas dan fungsi setiap
melaksanakan suatu kegiatan. unit organisasi.
Setiap kegiatan dalam perusahaan Cara – cara yang umumnya ditempuh
memerlukan otorisasi dari manajer oleh perusahaan dalam menciptakan
fungsi yang mewakili wewenang praktek yang sehat adalah :
untuk melaksanaka.n kegiatan a. Penggunaan formulir bernomor
tersebut. urut tercetak yang pemakaiannya

Jurnal 5
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

harus dipertanggungjawabkan 4. Karyawan yang mutunya sesuai


oleh yang berwenang. Formulir dengan tanggung jawab.
merupakan alat untuk memberikan Bagaimana pun baiknya struktur
otorisasi terlaksanaanya transaksi, organisasi, sistem otorisasi dan
maka pengendalian pemakainnya prosedur pencatatan, serta berbagai
dengan menggunakan nomor urut cara yang diciptakan untuk mendorong
cetak, akan dapat menetapkan praktek yang sehat, semuanya sangat
pertanggung jawabkan tergantung kepada manusia yang
terlaksananya transaksi. melaksanakannya. Agar tujuan sistem
b. Pemeriksaaan mendadak (surprised pengendalian intern dapat terwujud,
audit) dibutuhkan karyawan yang kompeten
Dengan dilaksanakan pemeriksaan dan dapat dipercaya. Hal ini dapat
mendadak terhadap kegiatan dilakukan dengan cara mengadakan
– kegiatan pokoknya hal seleksi calon karyawan berdasarkan
ini mendorong karyawan persyaratan yang dituntut oleh
melaksanakan tugasnya sesuai pekerjaannya dan pengembangan
dengan aturan yang telah pendidikan karyawan selama
ditetapkan. menjadi karyawan perusahaan, sesuai
c. Setiap transaksi tidak boleh dengan tuntutan perkembangan
dilaksanakan dari awal sampai pekerjaannya.
akhir oleh satu orang atau satu
unit organisasi tanpa ada campur 1. Efektivitas Pengendalian Internal
tangan dari orang atau unit Efektivitas adalah ukuran keberhasilan
organisasi lain. suatu kegiatan atau program yang dikaitkan
d. Perputaran jabatan (job rotation) dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu
Adanya perputaran jabatan ini akan pengendalian internal dikatakan efektif
dapat menjaga indepedensi pejabat apabila memahami tingkat sejauh mana
dalam melaksanakan tugasnya, tujuan operasi entitas tercapai, laporan
sehingga persekongkolan diantara keuangan yang diterbitkan dipersiapkan
mereka dapat dihindari. secara handal, hukum dan regulasi yang
e. Keharusan pengambilan cuti bagi berlaku dipatuhi.
karyawan yang berhak.
f. Secara periodik diadakan 2. Sistem dan Prosedur
pencocokan fisik kekayaan dengan Pengertian sistem menurut Andri
catatannya. Kristanto adalah Sistem merupakan
g. Pembentukan unit organisasi jaringan kerja dari prosedur – prosedur
yang bertugas untuk mengecek yang saling berhubungan, berkumpul
efektifitas unsur – unsur sistem bersama – sama untuk melakukan suatu
pengendalian intern yang lain. kegiatan. (Andri Kristanto, 2008, 1).
Adanya satuan pengawas
intern dalam perusahaaan akan Menurut Mulyadi yang dimaksud
menjamin efektivitas unsur – prosedur adalah suatu kegiatan klerikal,
unsur sistem pengendalian intern, biasanya melibatkan beberapa orang dalam
sehingga kekayaan perusahaan suatu kegiatan department atau lebih yang
akan terjamin keamanannya dan dibuat untuk menjamin penanganan secara
data akuntansi akan terjamin seragam transaksi perusahaan yang terjadi
ketelitiannya dan keandalannya. berulang-ulang”. (Mulyadi, 2009, 5).

6 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan
Pemberian KPR

3. Bank yang dilengkapi dengan note purchase


Menurut Kasmir Bank adalah agreement (NPA). (Pedoman Akuntan
lembaga yang kegiatan utamanya adalah Perbankan Indonesia atau PAPI, 2001,
menghimpun dana dari masyarakat dan III.8a.1 ).
menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa bank 5. Sistem dan Prosedur Efektif Yang
lainnya. (Menurut Kasmir, 2004, 11) Dapat Meningkatkan Pelayanan
Kemudian menurut Undang-undang Kepuasan pelanggan bukan hanya
No 10 tahun 1998 tentang Perbankan hasil kerja keras, tetapi berhubungan
dalam Pasal 1 angka (2) memberikan dengan kultur perusahaan. Top manajemen
pengertian tentang bank yaitu: “ bank yang paling bertanggungjawab terhadap
adalah badan usaha yang menghimpun pembentukan kultur budaya perusahaan
dana dari masyarakat dalam bentuk dapat beraspirasi terhadap kepuasan
simpanan, dan menyalurkannya kepada pelanggan. Menambah jumlah budget
masyarakat dalam bentuk kredit dan/ untuk meningkatkan mutu adalah hal
atau bentuk- bentuk lainnya dalam yang mudah. Jauh lebih sulit adalah
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat mengubah mindset karyawan, karena ini
banyak”. berhubungan dengan sikap yang sudah
lama terbentuk. (Irawan, 2003, 65).
4. Kredit
6. Pengendalian Intern Dalam
Istilah kredit berasal dari bahasa
Sistem Dan Prosedur Kelayakan
Yunani credere yang berarti kepercayaan.
Pemberian Kredit
Oleh karena itu, dasar dari kredit
ialah kepercayaan. Seseorang yang Hubungan antara pengendalian intern
memberikan kredit (kreditur) percaya dengan sistem dan prosedur apabila
bahwa penerima kredit (debitur) di masa pelaksanaan tugas dan fungsi setiap
mendatang akan sanggup memenuhi unit organisasi sudah berjalan sesuai
segala sesuatu sesuatu yang dijanjikan. sistem dan prosedur yang sudah ada
Apa yang telah dijanjikan itu dapat akan menjamin efektivitas unsur – unsur
berupa uang, barang atau jasa. sistem pengendalian intern, sehingga
kekayaan perusahaan akan terjamin
Pengertian Kredit menurut Pedoman keamanannya dan data akuntansi akan
Akuntan Perbankan Indonesia atau PAPI, terjamin ketelitiannya dan keandalannya,
yaitu Kredit adalah penyediaan uang bagaimana pun baiknya struktur
atau tagihan yang dapat dipersamakan organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau pencatatan, serta berbagai cara yang
kesepakatan pinjam-meminjam antara diciptakan untuk mendorong praktek
bank dengan pihak lain yang mewajibkan yang sehat, semuanya sangat tergantung
pihak meminjam (debitur) untuk melunasi kepada manusia yang melaksanakannya.
hutangnya setelah jangka waktu tertentu Agar tujuan sistem pengendalian intern
dengan jumlah bunga, imbalan atau dapat terwujud, dibutuhkan karyawan
pembagian hasil keuntungan. Termasuk yang kompeten dan dapat dipercaya agar
dalam pengertian yang diberikan tidak terjadi kesalahan dalam keputusan
adalah kredit dalam rangka pembiayaan pemberian kredit.
bersama, kredit dalam restrukturisasi,
dan pembelian surat berharga debitur

Jurnal 7
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Kerangka Berpikir lain data kualitatif adalah gambar yang


diperoleh melalui pemotretan atau
Analisis Pengendalian Intern dalam rekaman video.
Sistem dan Prosedur pada Bank
Mandiri
Unit Analisis
Di dalam penelitian ini, yang menjadi
1. Struktur Organisasi unit analisis adalah analisis pengendalian
2. Sistem Wewenang dan Prosedur
3. Tugas dan Fungsi intern dalam sistem dan prosedur
4. Kompeten SDM kelayakan pemberian kredit pemilikan
rumah yang dilakukan Bank Mandiri
kepada customer.
Sistem Pemberian Sistem Perlindungan
Kredit menurut Kekayaan / Aset
praktik perusahaan Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian
dalam penelitian ini adalah Bank Mandiri
Kesimpulan
yang merupakan komunikator untuk
penyampaian informasi pengetahuan
pengendalian intern dalam sistem dan
prosedur pemberin kredit. Alasan peneliti
Hipotesis menggunakan Bank Mandiri sebagai
Sehubungan dengan masalah yang subjek penelitian ini dikarenakan Bank
dihadapi perusahaan maka hipotesis yang Mandiri merupakan salah satu dari
dapat diajukan adalah sebagai berikut beberapa bank negara yang memberikan
: “Apabila pengendalian intern dalam jasa kredit pemilikan rumah diIndonesia.
sistem dan prosedur kelayakan pemberian
kredit pemilikan rumah dilaksanakan Lokasi Penelitian
dengan efektif maka dapat meningkatkan Penelitian ini dilakukan di PT. Bank
pelayanan dan kepuasan pada nasabah Mandiri Area Surabaya genteng kali, Jl.
Bank Mandiri Surabaya dan kekayaan Genteng kali 93-95 Surabaya. Lokasi
perusahaan akan terjamin keamannya.” interview atau wawancara dilakukan di
Bank Mandiri Area Surabaya genteng kali
Metodologi Penelitian Lantai 2.

Jenis Penelitian Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, penulis Dalam Penyusunan Laporan
menggunakan metode penelitian Tugas Akhir yang berjudul “Analisis
deskriptif kualitatif, artinya peneliti Pengendalian Intern Dalam Sistem dan
melakukan pengumpulan data yang Prosedur Kelayakan Pemberian Kredit
berbentuk kata-kata atau yang berwujud Pemilikan Rumah Pada PT Bank Mandiri
pernyataan-pernyataan verbal, bukan Surabaya ”, adapun beberapa metode
dalambentuk angka. Data kualitatif pengumpulan data, diantaranya:
diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, 1. Study Kepustakaan
analisis dokumen, diskusi terfokus,atau Adalah penelitian dimana sumber data
observasi yang telah dituangkan dalam yang diperoleh dari hasil kajian orang
catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain yang telah direkam dalam literatur

8 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan
Pemberian KPR

yang ada di perpustakaan, dokumentasi set kondisi, suatu system pemikiran,


maupun pusat informasi. ataupun suatu kelas peristiwa pada
2. Study Lapangan (Field research) masa sekarang. Dengan demikian, pada
Yaitu kegiatan penelitian yang penelitian ini berupaya mendeskripsikan,
dilakukan secara langsung oleh menguraikan dan menginterpretasikan
penulis pada perusahaan yang tentang bagaimana pengendalian intern
bersangkutan, wawancara, observasi, atas kelayakan pemberian kredit pemilikan
dan dokumenter. rumah dan kendala - kendala yang dihadapi
PT. Bank Mandiri, Tbk Cabang Surabaya
Dari kedua metode tersebut penulis dalam proses pemberian kredit pemilikan
menggunakan salah satu metode study rumah. Sedangkan jenis penelitian yang
lapangan (field research) pengumpulan dilakukan adalah penelitian studi kasus.
data yang dilakukan adalah dengan Studi kasus mencoba menganalisa
menggunakan cara : situasi (keadaan) perusahaan, mencoba
1. Wawancara menemukan masalah dan memecahkan
Dalam melakukan penelitian penulis masalah yang ada pada perusahaan. Dasar
melakukan wawancara dengan pihak dari studi kasus adalah masalah yang
trekait yang berhubungan langsung muncul juga dialami perusahaan lain,
dengan karyawan Bank Mandiri tapi pemecahannya untuk tiap perusahaan
khususnya dalam bidang KPR yaitu lain tidaklah sama. Penyelesaiannya
analyst Credit. hanya berlaku pada satu objek saja yaitu
2. Observasi perusahaan yang diteliti.
Melakukan observasi langsung Yang menjadi subjek penelitian
terhadap Bank Mandiri melihat dalam penelitian ini adalah Bank Mandiri
cara kerja karyawan Bank Mandiri , yang merupakan komunikator untuk
mencatat hal-hal penting yang harus di penyampaian informasi pengetahuan
teliti oleh penulis, melihat aplikasi apa pengendalian intern dalam sistem dan
saja yang digunakan untuk menunjang prosedur pemberin kredit. Alasan peneliti
KPR. menggunakan Bank Mandiri sebagai
3. Dokumenter subjek penelitian ini dikarenakan Bank
Yaitu suatu cara pengumpulan Mandiri merupakan salah satu dari
data dengan cara melihat dokumen beberapa bank negara yang memberikan
perusahaan. jasa kredit pemilikan rumah diIndonesia.

Teknik Analisa Data Penyajian Data dan Pembahasan


Dalam penelitian ini penulis Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
menggunakan metode deskriptif Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
kualitatif yaitu prosedur pemecahan dapat diartikan sebagai pinjaman yang
masalah yang diselidiki dengan diberikan oleh bank untuk membiayai atau
menggambarkan/melukiskan keadaan membeli rumah guna dihuni dan dimiliki
subyek/obyek penelitian (seseorang, sendiri, dengan pengenaan suku bunga
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada pasar dan menggunakan perhitungan
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta bunga anuitas tahunan dimana di dalamnya
yang tampak atau sebagaimana adanya. meliputi pembayaran cicilan bunga dan
Suatu metode dalam meneliti setatus cicilan pokok dengan jangka waktu
sekelompok manusia, suatu obyek, suatu pelunasan maksimal 15 tahun. Dalam

Jurnal 9
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

program ini semua biaya untuk pembelian 1. Warga Negara Indonesia (WNI) dan
KPR dibiayai oleh bank atau bank hanya berdomisili di Indonesia.
sebagai penyedian dana sehingga debitur 2. Umur minimal 21 tahun.
dapat lebih leluasa dalam memilih rumah 3. Umur maksimal pada saat kredit
idaman yang akan dibeli. berakhir 55 tahun (pegawai) dan
Jenis Kredit Kepemilikan Rumah maksimal 60 tahun (profesional/
(KPR) wiraswasta)
1. Mandiri KPR Duo 4. Memiliki Pekerjaan dan Penghasilan
Tetap:
adalah fasilitas Mandiri KPR yang
dipergunakan untuk pembelian rumah Pegawai:
tinggal/apartemen/ruko dengan 1. Status pegawai tetap masa kerja
kondisi baru di proyek developer minimal 1 tahun
sekaligus pembelian mobil/motor/ 2. Profesional/Wiraswasta:
furniture/home appliances. 3. Telah berpengalaman atau beroperasi
2. Mandiri KPR Take Over minimal 2 tahun.
adalah fasilitas Mandiri KPR yang 4. Penghasilan/Pendapatan:
dipergunakan untuk pemindahan 5. Penghasilan minimum per bulan Rp.
fasilitas kredit sejenis dari bank lain 2.500.000,- (Jabodetabek)
dan dapatkan dana tambahan untuk 6. Penghasilan minimum per bulan Rp.
berbagai keperluan konsumtif. 2.000.000,- (luar Jabodetabek)
3. Mandiri KPR Flexible
adalah fasilitas Mandiri KPR yang Dokumen Persyaratan
dipergunakan untuk keperluan No Jenis Pe- Profe- Wiras-
Dokumen gawai sional wasta
pembelian rumah tinggal/ruko/
1. Asli formulir
rukan/apartemen dengan sistem aplikasi diisi
pembayaran angsuran yang fleksibel √ √ √
dengan lengkap
yaitu tersedianya rekening flexible dan benar
(revolving) selama jangka waktu 2. Copy KTP
tertentu atas sebagian tertentu dari Pemohon & √ √ √
suami/istri
limit kredit yang diperoleh. 3. Copy Surat
4. Mandiri KPR Angsuran Nikah/Cerah
√ √ √
Berjenjang (bagi yg telah
menikah/cerai)
adalah fasilitas Mandiri KPR yang 4. Copy Kartu
diperuntukkan hanya bagi karyawan/ √ √ √
Keluarga
pegawai untuk keperluan pembelian 5. Copy rekening
rumah yang memberikan keringanan koran/tabungan √ √ √
berupa penundaan pembayaran 3 bulan terakhir
sebagian angsuran pokok sampai 6. Copy NPWP √ √ √
Pribadi
tahun ke-3, sehingga pada tahun ke-4 7. Asli slip gaji
angsuran kembali normal. terakhir/ Surat
keterangan
penghasilan √    
Persyaratan Umum
dan surat
Adapun persyaratan permohonan KPR keterangan
yang harus dipenuhi debitur, yaitu: jabatan

10 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan
Pemberian KPR

8. Copy neraca Keterangan :


laba rugi/ KPR : Kredit Pemilikan Rumah
informasi   √ √ KPRS : Kredit Pemilikan Rumah Susun
keuangan
KPRuko/KPRukan : Kredit Pemilikan
terakhir
9. Copy Akte Rumah Toko/Kredit Pemilikan Rumah
Pendirian Kantor
    √
Perusahaan dan
ijin-ijin usaha Loan to Value (LTV)*
10. Copy ijin-ijin Ketentuan maksimal nilai pinjaman
  √  
praktek profesi
11. Copy dokumen
terhadap nilai agunan
kepemilikan Contoh :
agunan : SHM/ √ √ √ Nasabah ingin membeli rumah dgn luas
SHGB, IMB &
PBB
bangunan 200 m2 dan saat ini sedang
memiliki 1 fasilitas KPR a/n istri, maka
Jangka Waktu pengajuan KPR merupakan urutan
fasilitas kredit II
Maksimal jangka waktu adalah 15
tahun dengan syarat tidak melebihi sisa
Pembahasan
jangka waktu hak atas tanah minus 1 tahun
dan batas usia debitur tidak melebihi 65 Proses Awal Penerimaan Pengajuan
tahun. KPR
1. Proses Awal Penerimaan Pengajuan
Suku Bunga Kredit, Biaya-biaya dan KPR :
Agunan a. Debitur datang ke developer
1. Suku Bunga Kredit menanyakan harga KPR (uang
muka 30% dari harga jual)
Mandiri KPR Suku Bunga
b. Developer mengajukan
Eksisting 13.25% p.a eff (floating) permohonan debitur ke Bank
2. Biaya-biaya Mandiri
Provisi, Administrasi, premi asuransi c. Harus ada permohonan kredit
(jiwa dan kerugian), biaya taksasi secara tertulis (Application Form)
agunan, biaya notaris, biaya balik d. Harus didukung dengan
nama dan biaya pengikatan agunan. data pendukung (Dokumen
3. Agunan Persyaratan)
Ketentuan SE BI No. 15/40/DKMP
Loan to Value (LTV) Berdasarkan Urutan Fasilitas Kredit
Tipe Agunan dan Luas
Bangunan (m2)
Fasilitas Kredit I Fasilitas Kredit II Fasilitas Kredit III dst

KPR Tipe > 70 m² 70% 60% 50%


KPRS Tipe > 70 m² 70% 60% 50%
KPR Tipe 22 - 70 m² - 70% 60%
KPRS Tipe 22 - 70 m² 80% 70% 60%
KPRS Tipe s.d. 21 m² - 70% 60%
KPRuko / KPRukan - 70% 60%

Jurnal 11
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

e. Bagian Loan Service Menerima Permohonan Kredit (EPK) dan


Formulir Permohonan Kredit / Laporan Hasil Pemeriksaan
Pinjaman (FPK) dan Dokumen dan Penilaian Barang Jaminan
syarat yang meliputi Formulir (LHPBJ)
Aplikasi, foto copy KTP c. Bagian umum menerima segalah
pemohon dan Suami/Iastri, laporan yang sudah dibuat/
Copy Surat Nikah/Cerah (bagi dikerjakan oleh Analis Kredit
yg telah menikah/cerai), Copy (LHPBJ, EPK, dokumen syarat
Kartu Keluarga, Copy rekening dan FPK) dan di berikan kebagian
koran/tabungan 3 bulan terakhir, akad kredit untuk dievaluasi
Copy NPWP Pribadi, Asli slip dan dicek kembali kelengkapan
gaji terakhir/ Surat keterangan dan kelayakan kredit yang akan
penghasilan dan surat keterangan diberikan ke calon nasabah,
jabatan, Copy neraca laba rugi/ membuat Surat Perjanjian Kredit
informasi keuangan terakhir, (SPK), kemudian semua dokumen
Copy Akte Pendirian Perusahaan diserahkan ke pimpinan.
dan ijin-ijin usaha, Copy ijin-ijin 3. Bagan Alur Prosedur Penelitian
praktek profesi, Copy dokumen Kredit
kepemilikan agunan : SHM/ a. Semua dokumen (SPK, LHPBJ,
SHGB, IMB & PBB EPK, Dokumen syarat, dan FPK)
f. Loan Service meneliti kelengkapan diterima pimpinan untuk dilakukan
FPK dan Dokumen syarat proses evaluasi dokumen, apabila
g. Loan Service akan terus diterima maka permohonan
memproses pengajuan kredit kredit tersebut diotorisasi oleh
apabila segalah kelengkapan FPK, pimpinan kemudian semua
Dokumen syarat, dan Cek SID dokumen diserahkan ke bagian
(ID BI) lengkap ketahap bagian akad kredit.
umum. b. Bagian Loan Service mengadakan
Loan Service tidak meneruskan pemanggilan terhadap calon
proses pengajuan kredit apabila nasabah yang disetujui pengajuan
segalah kelengkapan FPK dan kreditnya, setelah bagian akad
Dokumen syarat tidak lengkap dan kredit dan pimpinan melakukan
Cek SID (ID BI) tidak lolos dari evaluasi kredit dan mengisi
pantauan Bank Indonesia akan formulir Evaluasi Permohonan
dikeluarkan surat penolakan dan Kredit (EPK) dan Laporan Hasil
pengembalian Dokumen syarat Peninjauan atas Barang Jaminan
kepada nasabah. (LHPBJ).
2. Bagan Alur Prosedur Penelitian c. Bila permohonan kredit tersebut
Kredit ditolak maka dokumen syarat
a. Bagian umum/loan service diserahkan ke bagian Loan service
menerima segalah kelengkapan untuk kemudian dikembalikan
dokumen syarat dan FPK untuk kepada nasabah, sedangkan
dicek ulang. dokumen-dokumen yang lain
b. Bagaian Analisa Kredit melakukan diserahkan ke bagian pembukuan
survey lapangan, melakukan untuk diarsip.
analisa jaminan/agunan calon 4. Bagan Alur Prosedur Pencairan
nasabah, membuat Evaluasi Kredit

12 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan
Pemberian KPR

a. Semua dokumen yang masuk 1. Tahap Pemberian Kredit


(SPK, LHPBJ, EPK, dokumen Loan Service memiliki peran yang
syarat dan FPK) yang di terima penting dalam proses pemberian
bagian arsip/pembukuan akan di kredit. Proses tersebut dapat dibagi
arsip dan disimpan. menjadi beberapa tahapan. Adapun
b. Bagian kredit membuat Kwitansi tahapan tersebut antara lain:
Penerimaan Pinjaman (KPP), a. Tahap Pengenalan Produk
Surat Kuasa Menjual atas Jaminan Pada tahap ini, Loan Service
(SKMJ), kartu angsuran, dan kitir mengenalkan produk-produk
pinjaman. kredit yang dimiliki oleh bank
c. Kemudian kitir pinjaman yang kepada calon debitur agar calon
telah diisi dan diotorisasi oleh debitur tersebut mengetahui
Akad Kredit diberikan kepada spesifikasi produk kredit, baik itu
nasabah, kemudian kartu angsuran kekurangan maupun kelebihan dari
disimpan di bagian kredit. produk kredit yang ditawarkan.
d. Bagian kasir setelah menerima b. Syarat-syarat pengajuan kredit
KPP dan kuitansi dari bagian arsip Setelah Loan Service mengenalkan
akan Melakukan pencairan kredit produk kredit kepada calon
dan bertanggung jawab terhadap nasabah, selanjutnya adalah
keamanan kas serta memastikan memberikan informasi mengenai
bahwa yang diberikan benar-benar syarat-syarat dalam mengajukan
telah diterima oleh nasabah yang kredit yang telah dipilih oleh
mengajukan kredit. calon debitur. Baik untuk KPR
e. Kuitansi diserahkan ke bagian bersubsidi maupun kredit yang
pembukuan untuk dasar lain hampir keseluruhan syarat-
pembuatan rekapitulasi dan buku syaratnyasama, hanya ada
kas. beberapa poin yang berbeda.
Syarat-syarat tersebut antara lain
Divisi Loan Service Pada Bank Mandiri mengisi form aplikasi permohonan
Kantor Cabang Surabaya kredit, fotocopy KTP, Kartu
Loan Service bertugas menangani keluarga (KK),dan surat nikah/
operasional bank terutama pemberian cerai, pas foto terbaru pemohon
kredit kepada debitur. Loan Service dan pasangan, slip gaji terakhir/
memegang peranan yang sangat surat keterangan penghasilan,
penting. Dalam dunia perbankan tugas fotocopy SK pegawai, fotocopy
utama Loan Service adalah memberikan tabungan/giro di bank BTN/ bank
pelayanan dan membina hubungan lain, fotocopy SPT Pph Ps.21,
dengan masyarakat. Loan Service bank fotocopy NPWP untuk pemohon
dalam melayani para nasabah selalu kredit >100 juta, fotocopy akta
berusaha menarik dengan cara merayu pendirian perusahaan, SIUP,
para calon nasabah menjadi nasabah TDP, & SITU, fotocopy ijin-ijin
bank yang bersangkutan dengan praktek, fotocopy Sertifikat Hak
berbagai cara. Loan Service merupakan Milik (SHM), Sertifikat Hak
tulang punggung kegiatan operasional Guna Bangunan (SHGB), dan
dalam dunia perbankan, khususnya pada Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
proses pemberian kredit. Apabila syarat-syarat tersebut
lengkap, dan kriteria calon debitur

Jurnal 13
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

cukup baik, maka proses -realisasi peretujuan dari pihak bank


akan cepat terlaksana dan begitu baik dari Loan Service maupun
sebaliknya, apabila syarat- dari pimpinan. Dalam realisasi
syarat tersebut masih kurang dan kredit ini calon nasabah wajib
calon debitur mengindikasikan menandatangani berkas-
berperilaku kurang baik, maka berkasyang diketahui oleh pejabat
proses realisasi kredit juga lama notaris untuk melegalkan berkas-
bahkan akan ditolak. berkas tersebut.
c. Tahap wawancara e. Tahap pengarsipan data
Setelah syarat-syarat pengajuan Pada tahap ini Loan Service
terpenuhi, maka tahap selanjutnya bertugas menyimpan dan
adalah tahap wawancara. memelihara data nasabah agar
Pada tahap ini Loan Service data tersebut tidak hilang maupun
berkewajiban mewawancarai rusak. Dalam menyimpan data,
calon debitur berkaitan dengan Loan Service berkewajiban
kriteria yang dimiliki. Hal yang mengurutkan data agar mudah
dinilai dalam tahap wawancara dalam pencarian jika sewaktu-
ini antara lain menilai nasabah waktu dibutuhkan.
berdasarkan prinsip 7C dan 7P. 2. Alur Pemberian Kredit Pemilikan
d. Realisasi kredit Rumah (KPR)
Realisasi kredit dilakukan setelah Secara sederhana, alur pemberian
calon debitur mendapatkan KPR dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini:

Alur Pemberian Kredit KPR Bank Mandiri KC. Surabaya

14 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan
Pemberian KPR

Berdasarkan Gambar diatas dapat Kredit (SP3K), bagi yang telah mendapat
dijelaskan mengenai alur pemberian persetujuan SP3K maka calon nasabah
Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi menunggu rumah yang ingin dibeli/
yaitu Calon Debitur membawa syarat- dibuat dengan jangka waktu 1-6 bulan.
syarat permohonan kredit, setelah Rumah tersebut adalah jaminan untuk
syarat-syarat terpenuhi Loan Service pihak bank kemudian dilakukan taksasi
melakukan wawancara terhadap calon berkaitan dengan jumlah pinjaman yang
debitur. Setelah melakukan wawancara layak diberikan kepada debitur. Setelah
kemudian Loan Service melakukan melakukan taksasi selanjutnya pihak
BI Check berkenaan dengan pinjaman bank memberikan realisasi kredit kepada
calon nasabah di bank lain. Apabila debitur sesuai dengan kesepakatan awal
calon debitur memiliki pinjaman di dengan melakukan penandatanganan
rekening bank lain yang cukup banyak perjanjian dihadapan notaris. Setelah
dan kemungkinan besar pendapatan realisasi selesai maka tugas Loan
calon debitur tidak mencukupi untuk Service selanjutnya adalah melakukan
melakukan pinjaman maka Loan pengarsipan dengan mengurutkan
Service berhak memutuskan untuk tidak data dengan baik untuk memudahkan
memberikan kredit kepada calon debitur pengambilan data jika sewaktu-waktu
dengan memberikan surat penolakan dibutuhkan.
kepada calon debitur. Jika calon debitur Divisi Loan Service merupakan
tidak memiliki pinjaman dan pendapatan ujung tombak pelayanan pada Bank
mencukupi untuk melakukan angsuran Mandiri Kantor Cabang Surabaya
maka selanjutnya Loan Service membuat karena dari divisi inilah layanan kredit
Daftar Usulan Pemohon (DUP). DUP Bank Mandiri dapat dilakukan. Divisi
langsung bisa dibuat untuk calon nasabah ini juga mendapatkan target dari direksi
berpenghasilan tetap seperti Pegawai Bank Mandiri Kantor Cabang Surabaya
Negeri. Untuk nasabah yang tidak setiap tahunnya yang harus dicapai.
berpenghasilan tetap seperti pedagang Berdasarkan hasil pengamatan penulis
maka pihak bank akan Melakukan On selama melakukan penelitian di Bank
The Spot (OTS 1)/tinjauan langsung Mandiri Kantor Cabang Surabaya,
ke tempat calon debitur, hal ini untuk beban kerja pada bagian ini cukup
mencegah terjadinya kredit macet berat karena banyaknya aktivitas yang
dikemudian hari. harus dilakukan, mulai penawaran,
Setelah pembuatan DUP langkah evaluasi kredit, peninjauan ke lokasi,
selanjutnya adalah menyerahkan berkas sampai dengan proses pengucuran
ke Komisi Pemutus Kredit (KPK). kredit. Banyakya aktivitas yang harus
Dalam tahap ini barulah dilakukan dilakukan oleh bagian Loan Service
OTS 2 untuk pemohon berpenghasilan ini menjadikan proses untuk pengajuan
tetap. jika ada calon nasabah yang kredit sampai dengan kredit cair cukup
tidak memenuhi kriteria maka dapat lama. Data yang diambil oleh penulis
dilakukan penolakan pemberian kredit selama melakukan penelitian dari 10
dengan membuat surat penolakan yang orang nasabah yang telah mengajukan
dikirimkan kepada calon debitur. Apabila kredit dan kreditnya telah disetuju dapat
calon debitur memenuhi spesifikasi dilihat pada Tabel di bawah ini :
maka selanjutnya adalah pembuatan
Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan

Jurnal 15
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tabel Realisasi Kredit 10 Nasabah


Lama Kategori
Kode Tanggal Tanggal
Proses Waktu
Nasabah Pengajuan Kredit Realisasi Kredit
Kredit Proses
KPR. 1 4 Januari 2013 10 Mei 2013 > 3 bulan Lama
KPR. 2 9 Januari 2013 21 Februari 2013 1 – 3 bulan Sedang
KPR. 3 10 Januari 2013 2 Februari 2013 < 1 bulan Cepat
KPR. 4 16 Januari 2013 14 Mei 2013 > 3 bulan Lama
KPR. 5 21 Januari 2013 22 Maret 2013 1 – 3 bulan Sedang
KPR. 6 21 Januari 2013 4 Juni 2013 > 3 bulan Lama
KPR. 7 23 Januari 2013 17 April 2013 1 – 3 bulan Sedang
KPR. 8 23 Januari 2013 21 Juni 2013 > 3 bulan Lama
KPR. 9 25 Januari 2013 1 April 2013 1 – 3 bulan Sedang
KPR. 10 25 Januari 2013 6 Mei 2013 > 3 bulan Lama
Sumber: Data Nasabah Bank Mandiri, 2014

Menunjukkan data realisasi kredit 10 proses pemberian kredit, pada


Nasabah yang mengajukan KPR pada KPR Bank Mandiri telah dilakukan
Bank Mandiri Kantor Cabang Surabaya. pemisahan fungsi. Hal ini dapat
Data yang ada menunjukkan bahwa dilihat yaitu telah ada pemisahan
hanya 1 orang nasabah yang mendapatkan antara bagian kredit dengan bagian
pelayanan yang masuk dalam kategori kasir, pemisahan antara bagian kasir
cepat dengan lama waktu < 1 bulan, 4 dengan bagian pembukuan. Dengan
orang mendapatkan pelayanan dalam telah dilakukannya pemisahan
kategori sedang dengan lama waktu fungsi ini maka kecil kemungkinan
antara 1-3 bulan dan 5 orang mendapatkan dilakukannya kecurangan.
pelayanan dalam waktu lama, yaitu > 3 2. Sistem otorisasi dan prosedur
bulan. pencatatan
Dalam suatu organisasi/perusahaan
Analisis dan Interpretasi Data setiap transaksi yang terjadi
Unit Organisasi / Fungsi yang terkait dilaksanakan atas dasar sistem
(pelaksana) : otorisasi dan setiap pencatatan
1. Struktur organisasi yang memisahkan transaksi harus berdasarkan bukti-
tanggung jawab fungsional secara bukti yang diproses melalui sistem
tegas otorisasi KPR Bank Mandiri
Struktur organisasi merupakan mengotorisasi formulir-formulir
kerangka pembagian tanggung jawab yang digunakan dalam setiap
fungsional kepada unit-unit organsasi transaksi pemberian kredit melalui
yang dibentuk untuk melaksanakan pimpinan KPR Bank Mandiri Dalam
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. prosedur pencatatan jumlah kas yang
Dalam setiap hubungannya dengan dikeluarkan diteliti kembali oleh
bagian pembukuan yaitu dengan

16 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan
Pemberian KPR

melakukan pencatatan dalam setiap karyawan atau kurangnya pelatihan


transaksi yang terjadi KPR Bank khususnya dalam credit analyst KPR.
Mandiri. Kalau kurangnya mutu karyawan
3. Praktik yang sehat yangsesuai tanggung jawabnya maka
Di dalam setiap organisasi tidak akan menyebabkan ketidakseimbangan
dapat berjalan dengan baik apabila dalam memajukan perusahaan.
tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik yang sehat dalam Berdasarkan hasil penelitian yang
pelaksanaannya. Cara-cara yang telah dilakukan, maka dapat diketahui
ditempuh Bank Mandiri Lancar agar masalah yang dihadapi oleh Bank Mandiri
tercipta praktek yang sehat yaitu: adalah kurangnya mutu SDM dalam hal
a. Transaksi yang berhubungan menangani pengajuan KPR.
dengan sistem pemberian kredit,
tidak hanya dilakukan oleh satu Pemecahan Masalah
orang/unit organisasi dari awal Dengan adanya masalah yang dihadapi
sampai akhir, transaksi tersebut oleh perusahaan, maka perlu dicari
menyangkut pengangsuran piutang beberapa jalan keluar untuk memecahkan
maupun angsuran piutang. masalah tersebut. Adapun pemecahan
b. Pengecekan secara kontinyu oleh masalah tanpa merubah struktur organisasi
para pengurus secara bergantian yang sudah ada di Bank Mandiri dengan
untukmengawasi setiap terjadinya cara sebagai berikut:
transaksi. Hal ini dilakukan 1. Meningkatkan Pelayanan dalam
untuk menghindari adanya Mutu SDM yang kurang memadai
penyimpangan-penyimpangan dengan cara memberikan pelatihan
yang mungkin terjadi terutama khusus tentang pelayanan pengajuan
menyangkut jumlah kas, dan KPR kepada administrasi dan Loan
dilakukan secara harian. service agar dapat meningkatkan
c. Unit-unit organisasi yang terkait mutu pelayanan dalam pengajuan
bekerja secara independen, sesuai KPR dan mengatasi debitur yang tak
dengan unit pekerjaan masing- layak mendapatkan kredit. karena
masing. Hal ini untuk menghindari apabila mutu karyawan jelek maka
adanya persekongkolan di antara dapat menurunkan kualitas pelayanan
unit-unit organisasi tersebut. mengatasi debitur.
4. Mutu karyawan yang sesuai tanggung 2. Selain dilakukan pelatihan maka
jawabnya pihak manajer departemen Analis
Bagaimanapun baiknya struktur sementara melakukan pengawasan
organisasi sistem otorisasi dan dan monitoring terhadap karyawan
prosedur pencatatan semuanya loan analyst untuk menjamin bahwa
tergantung dari manusia yang loan analyst melakukan tugas dan
melaksanakan. Di dalam setiap tanggung jawabnya sesuai prosedur.
organisasi tidak akan tercipta praktek 3. Untuk menciptakan praktek yang
yang sehat kalau mutu karyawannya sehat dalam pemberian pengkredit
tidak baik. Di dalam Bank Mandiri maka bagian Analisa kredit wajib
mutu karyawannya ada beberapa yang melakukan Inspeksi on the spot yaitu
tidak sesuai, kemungkinan kurangnya melakukan survey kepada debitur
pengawasan pada saat pemilihan dengan cara mendatangi kantor,

Jurnal 17
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

rumah atau sanak saudara terdekat KPR meliputi formulir


yang mana harus dilakukan dalam permohonan pinjaman, evaluasi
waktu 3 bulan sekali. Tetapi menurut permohonan kredit, dokumen
informasi yang diperoleh penulis syarat, laporan hasil pemeriksaan
mengatakan bahwa inspeksi on the dan penilaian barang jaminan,
spot ini dilakukan hanya sewaktu- surat kuasa potong gaji, surat
waktu tidak secara kontinue. Dalam perjanjian kredit, surat pengakuan
arti kata inspeksi on the spot dilakukan utang, surat kuasa menjual atas
apabila terjadi penunggakan atau jaminan, bukti penerimaan
keterlambatan di dalam membayar umum, kwitansi, kitir pinjaman
kewajibannya. Menurut penulis dan catatan akutansi adalah
sebaiknya inspeksi on the spot ini lebih buku registrasi, kartu angsuran,
diaktifkan pelaksanaannya, karena jurnal pengeluaran kas, jurnal
apabila tidak maka kemungkinan penerimaan kas, dengan dilakukan
terjadinya penunggakan akan semakin pencatatan dalam setiap transaksi
besar. Di samping itu peran Internal yang terjadi KPR Bank Mandiri
Control di sini lebih diaktifkan juga. akan lebih jelas pengarsipannya.
Internal Control dapat melakukan c. Prosedur yang dijalankan oleh
inspeksi mendadak (sidak) terhadap Bank Mandiri meliputi prosedur
debitur dengan demikian terjadinya permohonan kredit, prosedur
penunggakan akan dapat ditekan penelitian pinjaman, dan prosedur
sehingga akan meningkatkan pencairan kredit, alur prosedur
pengendalian intern perusahaan. pemberian KPR yang di buat oleh
Bank Mandiri ini bertujuan untuk
Kesimpulan menjamin kegiatan penanganan
secara seragam ransaksi
Dari hasil penelitian yang dilakukan perusahaan yang terjadi berulang-
dan pembahasan pada bab IV maka ulang.
penulisdapat menyimpulkan sebagai 2. Sistem Pengendalian Intern dalam
berikut: sistem prosedur kelayakan pada
1. Sistem dan Prosedur pemberian KPR PT. Bank Mandiri, Tbk Surabaya
PT. Bank Mandiri, Tbk Surabaya atas pembiayaan konsumen dalam
mempunyai tujuan sebagai berikut: pemberian kredit pemilikan rumah
a. Bagian – bagian yang terkait (KPR), penulis dapat menyimpulkan
dalam pengajuan KPR pada bahwan penerapan sistem pengendalian
Bank \Mandiri Surabaya adalah intern atas pembiayaan konsumen
manajer/pimpinan, bagian Loan dalam pemberian kredit pemilikan
service, bagian akad kredit, bagian rumah (KPR) bisa dikatakan kurang
arsip/pembukuan, dan bagian efektif pada SDMnya, Hal ini bisa
kasir, dengan dibuatkan struktur dilihat dari mutu karyawan yang sesuai
organisasi yang memisahkan tanggung jawabnya, Bagaimanapun
tanggung jawab fungsional secara baiknya struktur organisasi sistem
tegas maka kecil kemungkinan otorisasi dan prosedur pencatatan
dilakukannya kecurangan. semuanya tergantung dari manusia
b. Dokumen dan Catatan akutansi yang melaksanakan. Di dalam setiap
yang digunakan dalam pengajuan organisasi tidak akan tercipta praktek
yang sehat kalau mutu karyawannya

18 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengendalian Intern Dalam Sistem dan Prosedur Kelayakan
Pemberian KPR

tidak baik. Di dalam Bank Mandiri Purnama Siddiq. (2005). Evaluasi Sistem
mutu karyawannya ada beberapa yang Pemberian Kredit Pada KPR BKK
tidak sesuai kemungkinan kurangnya Maju Lancar, Surakarta
pemantuan dan pengawasan pada saat Untung Budi, 2000, Kredit Perbankan
pemilihan karyawanatau kurangnya Indonesia, Yogyakarta : Andi
pelatihan khususnya dalam loan analyst Warren, c.S., Reeve, J.M., fress, P.E.
KPR. Kurangnya mutu karyawan (2005). Pengantar Akuntansi Buku 1.
yang sesuai tanggung jawabnya maka (Edisi 21). Penerjemah : Farahmita,
menyebabkan ketidakseimbangan Amanugrahani, & T. Hendrawan.
dalam memajukan perusahaan. Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN : Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA

Andri Kristanto. 2008. Perancangan


Sistem Informasi dan Aplikasinya.
Yogyakarta : Penerbit Gava Media.
Baridwan, Zaki, 2001, Sistem Informasi
Akuntansi, Edisi kedua, Yogyakarta
: BPFE Yogyakarta
Boynton, William C., Raimon N. Johnson
dan Walker G. Kell. (2003). Modern
Auditing. Penerjemah : Rojoe, P.A.,
Gania G., dan Budi i.S. Penerjemah
: Budi. S. I
http://bankmandiri.co.id/index.aspx (di
unduh tanggal 15 november 2015)
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2010).
Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Juyup, Haryono AL. (2001). Dasar-dasar
Akuntansi. Edisi 6. Yogyakarta :
Penerbit Sekolah Ilmu Ekonomi
YKPN.
Kasmir, S.E. M.M.2002. Dasar – Dasar
Perbankan.. Jakarta : Penerbit
Rajawali Pers
Kieso. (2002). Intermediate Accounting.
Penerjemah : Salim e.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi
Ketiga. Jakarta : Penerbit Salemba
Empat.
Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi Keenam.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Mulyadi. (2002). Sistem Akuntansi.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Jurnal 19
Dinamika Administrasi Bisnis
Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis Volume 02, Nomor 01, April 2016

ANALISIS KENAIKAN NILAI MATA UANG ASING DALAM


MENENTUKAN HARGA JUAL DI PT. MITRA SATYA JAYA

* Eka Rodiana, ** Diana Juni Mulyati, ** Ute Ch Nasution

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the pricing strategies of PT Mitra


Satya Jaya. Quantitative descriptive research is being used in this research.
The research problem is it. There is a change in the selling price because by
inflation in currency. The data is collected by interview and observation. The
result is use to estimate the selling price of the company is bigger than the
selling price of the company. The difference in a total sales is Rp 105.170.813
and the profit is 183.349.109
Keywords: selling price, mark up pricing, rate

Pendahuluan diperoleh atau diterima oleh perusahaan


dari produk atau jasa yang dihasilkan.
Nilai tukar atau kurs adalah PT Mitra satya jaya merupakan
perbandingan antara harga mata uang perusahaan perdagangan yang memiliki
suatu Negara dengan mata uang Negara fokus utama sebagai pengimpor sekaligus
lain (Musdholifah & Tony : 2007). Nilai distributor mesin penggerak ( dynamo
tukar merupakan satu variable yang ) dan mesin penurun kecepatan ( Speed
penting dalam suatu perekonomian Reducer ) dari China. Dalam kegiatan
terbuka, karena variabel ini berpengaruh jual beli PT mitra satya jaya produk
pada variabel lain seperti harga, tingkat yang di jual di datangkan langsung dari
bunga, neraca pembayaran dan transaksi China. Transaksi pembelian persediaan
berjalan (Batiz, 1994). produk menggunakan mata uang asing
Harga adalah sejumlah uang yang , mata uang yang dipakai adalah US
dibebankan atas suatu produk atau jasa dollar. Namun apabila pembelian
atau jumlah dari nilai tukar konsumen atas produk dilakukan di singapura maka
manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan mata uang SGD atau dollar
menggunakan produk jasa tersebut (Kotler, Singapura. Dalam suasana seperti ini
2001 :171). Sedangkan penetapan harga harga memegang peranan penting bagi
adalah suatu proses untuk menentukan perusahaan untuk memperoleh kedudukan
seberapa besar pendapatan yang akan dipasar. Oleh karena itu perusahaan harus

20
Analisis Kenaikan Nilai Mata Uang Asing Dalam Menentukan Harga
Jual di PT. Mitra Satya Jaya

dapat menentukan harga produk secara Sejati. Hasil dari penelitian tersebut
tepat agar perusahaan dapat berhasil Sagateknindo Sejati dalam menetapkan
memasarkan produknya dan meningkatkan harga menggunakan metode Mark up
keuntungan. pricing.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Penelitian selanjutnya dilakukan
pada PT Mitra Satya Jaya maka penulis oleh Ni Made Evarina Ariesta (2013),
mengidentifikasi bahwa : yang berjudul Analisis Penetapan Harga
1. Terjadinya perubahan harga jual Jual Jasa Service dan Suku Cadang
disebabkan adanya perubahan Kurs. Pada Bengkel Bali Surya Motor dengan
2. Nilai tukar rupiah merupakan hal yang Menggunakan Metode Time and Material
sangat penting dalam menentukan Pricing Tahun 2013. Penelitian ini
harga jual agar bisa bersaing di bertujuan untuk mengetahui penetapan
pasaran. harga jual jasa service dan suku cadang
pada bengkel bali surya motor. Penelitian
Dari latar belakang yang telah ini menggunakan desain penelitian
diuraikan, rumusan masalah yang menjadi deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian
fokus penelitian ini adalah: perhitungan penetapan harga jual jasa
service dan suku cadang pada bengkel
1. Metode harga jual apakah yang bali surya motor menggunakan cara
digunakan PT Mitra Satya Jaya dalam menghitung berdasarkan jasa service yang
menetapkan harga jual? diberikan kepada customer dan penetapan
2. Bagaimana dampaknya terhadap harga jual suku cadang berdasarkan mark
volume penjualan? up dikali harga beli.

Tujuan Penelitian 1. Pengertian Harga


Dalam setiap kegiatan penelitian pasti Menurut Basu Swastha & Irawan
ada tujuan, adapun tujuan dari diadakanya (2005:241) adalah “Jumlah uang (ditambah
penelitian ini adalah : beberapa produk kalau mungkin) yang
1. Untuk mengetahui metode penetapan dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
harga yang dilakukan oleh PT Mitra kombinasi dari produk dan pelayanannya”.
Satya Jaya. Sedangkan menurut Siswanto (2001:58)
2. Untuk mengetahui apakah metode “Harga adalah sesuatu yang ditentukan
yang dilakukan oleh PT Mitra Satya sebagai imbalan jasa atau barang yang
Jaya tersebut sudah efektif dalam diperdagangkan”. Harga merupakan
bersaing di pasaran. satu-satunya bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan. Harga juga
Landasan Teoritis merupakan salah satu unsur bauran
Terdapat penelitian terdahulu yang pemasaran yang paling fleksibel, harga
menjadi acuan dalam penelitian ini yakni dapat diubah dengan cepat tidak seperti
penelitian dari Roy Surya Satriawan tampilan produk.
(2003) yang berjudul : Strategi Penetapan Dari definisi diatas dapat disimpulkan
Harga Pada PT. Sagateknindo Sejati bahwa harga adalah sejumlah uang yang
Dalam Meningkatkan Volume Penjualan. harus dibayarkan untuk mendapatkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui barang atau jasa yang diperdagangkan.
metode dan strategi penetapan harga Harga yang ditetapkan harus dapat
yang dilakukan oleh PT. Sagateknindo menutup semua ongkos biaya untuk

Jurnal 21
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

mendapatkan laba yang di inginkan. Untuk b. Metode penetapan harga break-even


itu agar dapat sukses dalam memasarkan Dalam break-even pricing kita dapat
barangnya, setiap perusahaan harus mengetahui tentang bagaimana satu
menetapkan harga yang tepat. satuan produk itu di jual pada harga
tertentu untuk mengembalikan dana
2. Tujuan Penetapan Harga yang tertanam dalam produk tersebut.
Tujuan penetapan harga bermacam- c. Metode penetapan harga rate of
macam, makin jelas tujuan suatu return
perusahaan, makin mudah pula dalam Kebijaksanaan penetapan harga untuk
menetapkan harga. Perusahaan dapat mencapai tingkatan pengembalian
mengharapkan salah satu dari lima tujuan investasi (rate of return on investment)
utama melalui penetapan harga menurut merupakan kebijaksanaan yang
Philip Kotler & Kevin Lane Keller banyak dipakai oleh perusahaan-
(2009:138), tujuan penetapan harga adalah perusahaan besar.
sebagai berikut:
d. Metode penetapan harga beban
a. Kelangsungan hidup puncak
b. Laba sekarang maksimum Penetapan harga beban puncak dapat
c. Skimming pasar maksimum dipakai bilamana jumlah barang dan
d. Pendapatan sekarang maksimum jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
e. Kepemimpinan mutu produk sangat terbatas, dan permintaan
f. Pertumbuhan penjualan maksimum pembeli cenderung berubah
dikemudian hari.
3. Metode Penetapan Harga
e. Metode penetapan harga biaya
Menurut Basu Swastha & Irawan variabel
(2003:256), dalam menetapkan harga Sistem penetapan harga biaya variabel
jual ada beberapa metode yang dapat ini dapat dipakai untuk menentukan
digunakan oleh suatu perusahaan yaitu: harga minimum yang dapat dikuasai.
“metode penetapan harga mark-up, Penetapan biaya variabel sering
metode penetapan harga break-even, dijumpai dalam situasi dimana biaya
metode penetapan harga rate of return, tetap merupakan bagian yang besar
metode penetapan harga beban puncak, dalam biaya total.
metode penetapan harga biaya variabel”.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat 4. Pengertian Nilai Tukar
dijelaskan bahwa didalam menetapkan Kurs rupiah terhadap dollar AS
harga dapat mengunakan metode sebagai memainkan peranan sentral dalam
berikut : perdangan internasional, karena kurs
a. Metode penetapan harga mark-up rupiah terhadap dollar AS memungkinkan
Mark-up merupakan jumlah rupiah kita untuk membandingkan semua harga
yang ditambahkan pada biaya dari barang dan jasa yang dihasilkan diberbagai
suatu produk untuk menghasilkan negara.
harga jual. Jadi, mark up tersebut Menurut Todaro (2000:247) kurs
dipakai untuk menutup biaya overhead adalah suatu tingkat, tarif, harga dimana
dan laba bagi perusahaan. Biasanya Bank Sentral bersedia menukar mata
mark up ditentukan dengan persentase uang dari suatu negara dengan mata uang
dari biaya produk atau harga jualnya. negara-negara lain.

22 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Kenaikan Nilai Mata Uang Asing Dalam Menentukan Harga
Jual di PT. Mitra Satya Jaya

Sedangkan menurut Sadono Sukirno Metode Penelitian


(2004), kurs adalah “ Harga atau nilai Tempat dan Waktu Penelitian
mata uang suatu negara yang dinyatakan Penelitian dilaksanakan pada bulan
dalam nilai mata uang negara lain”. Oktober 2015 hingga akhir Desember
2015. Lokasi yang diambil yaitu di
5. Pengertian impor perusahaan PT Mitra Satya Jaya, yang
Menurut Samuelson dan Nordhaus bertempat di Jl Sukosemolo 63 Galaxy
(2004:302), “ Impor adalah perdagangan Bumi Permai Blok G6 No 11 Surabaya.
dengan cara mendatangkan barang-
Penelitian ini merupakan jenis
barang dari luar negeri untuk dijual atau
penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
digunakan didalam negeri”.
deskriptif kuantitatif adalah penelitian
Impor menghubungkan antara jumlah dengan menganalisa data yang berupa
permintaan masyarakat dalam negeri angka-angka dengan cara mendeskripsikan
terhadap barang luar negeri. Impor adalah atau menggambarkan data apa adanya.
arus kebalikan dari pada ekspor yaitu
Penelitian ini dilakukan untuk
barang dan jasa yang masuk kesuatu
mengetahui perhitungan penetapan harga
negara. Pada hakikatnya perdangan
jual mesin gear box yang dipengaruhi
luar negeri timbul karena tidak ada satu
oleh perubahan nilai mata uang asing pada
negara pun yang dapat menghasilkan
perusahaan PT. Mitra Satya Jaya.
semua barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan seluruh penduduk. Setiap
Objek dan Subjek Penelitian
negara berusaha untuk mencapai surplus
perdagangan/kelebihan ekspor atas impor Objek penelitian ini adalah kenaikan
dan menghindari defisit perdagangan/ nilai mata uang asing dalam menentukan
kelebihan impor atas ekspor. harga jual di PT Mitra Satya Jaya.
Subjek penelitian ini terdiri dari :
Kerangka Berfikir
1. Pimpinan perusahaan
Pembelian Produk 2. Bagian Keuangan dan Accounting
Kurs Dollar AS Impor 3. Bagian Administrasi dan pelaporan
4. Karyawan lain
Metode
Variabel Penelitian
penetapan harga

Variabel dari penelitian ini adalah


Volume kenaikan nilai mata uang asing atau
Penjualan
perubahan kurs. Kurs adalah harga dari
mata uang yang berasal dari berbagai
Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran negara yang ditukarkan dengan negan
Sumber: Data yang di olah negara lain dalam transaksi internasional.
Kurs disini mempunyai pengaruh dalam
Hipotesis menetapakan harga jual. Harga jual
adalah nilai yang akan diterima oleh
Adapun hipotesis dari penelitian perusahaan dimana didalamnya terdapat
ini adalah apabila nilai kurs mata uang keuntungan perusahaan sebagai akibat
dapat diprediksi maka harga jual dapat di dari penyerahan barang atau jasa kepada
tetapkan secara tepat. pembeli atau pelanggan.

Jurnal 23
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Teknik Pengumpulan Data 1. Melakukan identifikasi pembelian


Dalam rangka pengumpulan data produk impor
yang dipergunakan, maka penelitian ini 2. Melakukan perhitungan biaya
menggunakan teknik pengumpulan data pembelian dalam mata uang rupiah
sebagai berikut: 3. Melakukan perhitungan persentase
mark up dengan rumus sebagai
1. Wawancara
berikut:
Wawancara digunakan sebagai teknik
Biaya tidak langsung Rp xxx
pengumpulan data apabila peneliti
Laba yang diharapkan Rp xxx
ingin melakukan studi pendahuluan
Jumlah Rp xxx+
untuk menemukan permasalahan yang
Biaya langsung Rpxxx :
diteliti dan juga apabila peneliti ingin
Mark up x%
mengetahui hal-hal dari responden
4. Setalah diketahui persentase mark up
yang lebih mendalam dan jumlah
maka dapat dilakukan perhitungan
respondennya sedikit ( Sugiyono,
untuk menentukan harga jual gear
2014:137). Wawancara dilakukan
box, yaitu:
untuk memperoleh informasi mengenai
tentang berdirinya perusahaan, jumlah
pegawai, dan perhitungan harga jual Harga Jual = Harga beli + % mark up
yang diterapkan oleh perusahaan.
2. Observasi langsung Penyajian Data dan Pembahas
Observasi adalah teknik pengumpulan
Pembelian Produk Impor
data yang mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan denga Untuk memudahkan dalam
teknik yang lain, yaitu wawancara menganalisa kenaikan nilai mata uang
dan kuisoner. Observasi merupakan asing dalam menetapakan harga jual
pengamatan secara langsung dari yag di lakukan perusahaan Mitra Satya
dekat pada objek penelitian, data Jaya, maka diperlukan data perusahan
tersebut berupa dokumen-dokumen mengenai pembelian produk impor
dan kegiatan perusahaan. dari China. Pada penelitian ini penulis
mengambil produk mesin gearbox “
Teknik Analisa Data WPA” sebagai subjek penelitian. Adapun
data yang diperlukan terangkum dalam
Dalam penelitian ini teknik analisis
tabel dari bulan Februari – Februari 2015
yang digunakan adalah teknik analisis
adalah sebagai berikut:
deskriptif yang didapat dari laporan
keuangan perusahaan untuk periode
bulan Februari 2014 – Februari 2015
dimana data diuraikan, dianalisis serta
dibandingkan dengan menggunakan
perhitungan. Metode mark up pricing
yaitu dengan menambahkan persentase
mark up tertentu yang di inginkan
sebagai keuntungan diatas biaya/harga
pokoknya.
Tahapan yang dilakukan dalam
analisis data adalah:

24 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Kenaikan Nilai Mata Uang Asing Dalam Menentukan Harga
Jual di PT. Mitra Satya Jaya

Daftar harga pembelian Gear Box WPA


Tabel 1.
Bulan Februari 2014
Jumlah Unit Price @
Jenis Gear Box QTY Berat Kg Jumlah
Berat Kg USD
WPA 50 26 7 182 $ 22,25 $ 579
WPA 60 52 10 520 $ 29,38 $ 1.528
WPA 70 10 15 150 $ 37,64 $ 376
WPA 80 60 20 1.200 $ 47,63 $ 2.858
WPA 100 168 35 5.880 $ 77,92 $ 13.091
WPA 120 79 60 4.740 $ 111,56 $ 8.813
WPA 135 40 80 3.200 $ 164,16 $ 6.566
WPA 155 28 110 3.080 $ 233,10 $ 6.527
Total 463 18.952 $ 40.337
Sumber : PT Mitra Satya Jaya

Tabel 2.
Bulan Juni 2014
Jumlah Unit Price @
Jenis Gear Box QTY Berat Kg Jumlah
Berat Kg USD
WPA 80 25 20 500 $ 40,32 $ 1.008
WPA 100 10 35 350 $ 65,63 $ 656
WPA 120 45 60 2.700 $ 92,4 $ 4.182
WPA 135 35 80 2.800 $ 137,62 $ 4.817
WPA 155 10 110 1.100 $ 195,79 $ 1.958
WPA 175 34 150 5.100 $ 268,10 $ 9.115
WPA 200 28 215 6.020 $ 371,59 $ 10.405
WPA 250 2 360 720 $ 599,60 $ 1.199
Total 115 19.290 $ 10.663
Sumber : PT Mitra Satya Jaya

Tabel 3.
Bulan Agustus 2014
Unit Price @
Type Gear Box QTY Berat Jumlah Berat Jumlah
USD
WPA 50 25 7 175 $ 19,05 $ 476
WPA 60 52 10 250 $ 25,08 $ 1.304
WPA 70 10 15 150 $ 31,90 $ 319
WPA 80 60 20 1.000 $ 40,32 $ 2.419
WPA 100 168 35 2.100 $ 65,63 $ 11.026
WPA 120 79 60 1.200 $ 92,94 $ 7.342
WPA 135 40 80 2.000 $ 137,62 $ 5.505
WPA 155 28 110 3.300 $ 195,79 $ 5.482
Total 462 337 10.000 $ 33.874
Sumber : PT Mitra Satya Jaya

Jurnal 25
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tabel 4.
Bulan Februari 2015
Unit Price
Type Gear Box QTY Berat Jumlah Berat Jumlah
@USD
WPA 60 11 10 110 $ 25,08 $ 276
WPA 70 24 15 360 $ 31,90 $ 766
WPA 80 90 20 1.800 $ 40,32 $ 3.629
WPA 100 20 35 700 $ 65,63 $ 1.313
WPA 120 35 60 2.100 $ 92,94 $ 3.253
WPA 135 75 80 6.000 $ 137,62 $ 10.322
WPA 155 15 110 1.650 $ 195,79 $ 2.937
WPA 175 4 150 600 $ 268,10 $ 1.072
WPA 200 15 215 3.225 $ 371,59 $ 5.574
Total 289 16.545 $ 29.140
Sumber : PT Mitra Satya Jaya

Tabel 5.
PT Mitra Satya Jaya
Periode Februari 2014 – Februari 2015
Pendapatan      
Penjualan Rp2.050.000.000
Retur Penjualan Rp 150.898.000-
Jumlah Pendapatan Rp1.981.803.704
Harga Pokok Penjualan  
COGS Rp1.189.405.859
Jumlah Harga Pokok Penjualan Rp1.189.405.859
Laba Kotor Rp 792.397.845
   
Beban Operasi  
Biaya Komisi Rp 9.500.000  
Biaya Administrasi dan Umum Rp 26.750.000  
Biaya Gaji Rp 124.467.000  
Biaya Peralatan Rp 5.050.000  
Biaya Pemeliharaan Rp 1.522.000  
Biaya Listrik & Tlp Rp 17.184.610  
Biaya Iklan Rp 1.005.000  
Biaya Lain-lain Rp 34.000.000+  
Total Beban Usaha Rp219.478.610-
Laba Bersih     Rp572.919.235
Sumber : PT Mitra Satya Jaya 2015

26 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Kenaikan Nilai Mata Uang Asing Dalam Menentukan Harga
Jual di PT. Mitra Satya Jaya

Tabel 6.
Biaya Tidak Langsung per Februari 2014 – Februari 2015
Macam Biaya Jumlah
Biaya Administrasi dan Umum Rp 26.750.000
Biaya Gaji Rp 124.467.000
Biaya Peralatan Rp 5.050.000
Biaya Pemeliharaan Rp 1.522.000
Biaya Listrik & Tlp Rp 17.184.610
Biaya Iklan Rp 1.005.000
Biaya Lain-lain Rp 34.000.000
Jumlah Rp 209.978.610
Sumber : PT Mitra Satya Jaya 2015

Uji Hipotesis Setelah memperhitungkan besarnya


1. Perhitungan Persentase Mark Up laba yang diharapkan maka selanjutnya
Berdasarkan laba yang diharapkan diperhitungkan besarnya mark up:
dihitung dengan mengalikan kembalian
investasi (ROI) yang diharapkan sebesar Biaya Tidak
10% dengan total aktiva yang digunakan Langsung
pada awal tahun anggaran yaitu sebesar Penjualan Gear
Rp 2.000.000.000,- maka besarnya laba Box Wpa Rp 209.978.610
yang diharapkan dari kegiatan penjuala laba yang
gear box WPA adalah sebagai berikut: diharapkan Rp 200.000.000+
Jumlah Rp 409.978.610
Jumlah Aktiva
Tahun Anggaran Rp 2.000.000.000 Biaya Langsung Rp 850.000.000:

Tingkat Mark Up 48%


Kembalian
Investasi ROI 10% x 2. Perhitungan Harga Jual
Sebelum dihitung besarnya harga jual
Laba Yang
gear box wpa, maka akan dihitung total
diharapakan Rp 200.000.000
cost dari gearbox wpa seperti pada tabel
berikut ini:

Tabel 7.
Harga Jual pada Bulan Februari 2014 Kurs Rp 11.634
Type Gear Unit Price
Ppn Harga Rupiah Ongkir Total Cost
Box @USD
WPA 50 $22,25 10% Rp258.857 Rp 38.625 Rp 323.368
WPA 60 $ 29,38 10% Rp 341.807 Rp 55.180 Rp 431.167
WPA 70 $ 37,64 10% Rp 437.904 Rp 82.770 Rp 564.464
WPA 80 $ 47,63 10% Rp 554.127 Rp 110.360 Rp 719.900
WPA 100 $ 77,92 10% Rp 906.521 Rp 193.130 Rp 1.190.303
WPA 120 $111,56 10% Rp 1.297.889 Rp 331.080 Rp 1.758.757

Jurnal 27
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

WPA 135 $164,16 10% Rp 1.909.837 Rp 441.440 Rp 2.542.261


WPA 155 $233,10 10% Rp 2.711.885 Rp 609.980 Rp 3.590.053
Sumber: Data yang di olah

Tabel 8.
Harga Jual pada Bulan Juni 2014
Kurs Rp 11.969
Type Gear Unit Price
Ppn Harga Rupiah Ongkir Total Cost
Box @USD
WPA 80 $ 40,32 10% Rp 530.849 Rp 95.220 Rp 626.069
WPA 100 $ 65,63 10% Rp 864.078 Rp 166.635 Rp 1.030.713
WPA 120 $ 92,94 10% Rp 1.223.638 Rp 285.660 Rp 1.509.298
WPA 135 $137,62 10% Rp 1.811.891 Rp 380.880 Rp 2.192.771
WPA 155 $195,79 10% Rp 2.577.751 Rp 523.710 Rp 3.101.461
WPA 175 $268,10 10% Rp 3.529.777 Rp 714.150 Rp 4.243.927
WPA 200 $371,59 10% Rp 4.892.316 Rp1.023.650 Rp 5.915.931
WPA 250 $599,60 10% Rp 7.894.273 Rp1.713.900 Rp 9.608.233
Sumber: Data yang di olah

Tabel 9.
Harga Jual pada Bulan Agustus 2014
Kurs Rp 11.717
Type Gear Unit Price @
Ppn Harga Rupiah Ongkir Total Cost
Box USD
WPA 60 $ 25,08 10% Rp 323.248 Rp 61.033 Rp 384.282
WPA 70 $ 31,90 10% Rp 411.149 Rp 87.190 Rp 498.340
WPA 80 $ 40.32 10% Rp 519.672 Rp 130.785 Rp 650.457
WPA 100 $ 65.63 10% Rp 845.885 Rp 174.380 Rp 1.020.265
WPA 120 $ 92.94 10% Rp 1.197.875 Rp 305.165 Rp 1.503.041
WPA 135 $137.62 10% Rp 1.773.742 Rp 523.140 Rp 2.296.883
WPA 155 $195,79 10% Rp 2.523.478 Rp 697.520 Rp 3.220.999
Sumber: Data yang di olah

Tabel 10
Harga Jual pada Bulan Februari 2015
Kurs Rp 12.863
Unit Price
Type Gear Box Ppn Harga Rupiah Ongkir Total Cost
@USD
WPA 60 $ 25,08 10% Rp 354.864 Rp 40.978 Rp 395.842
WPA 70 $ 31,90 10% Rp 415.362 Rp 58.540 Rp 509.903
WPA 80 $ 40,32 10% Rp 570.499 Rp 87.810 Rp 658.310
WPA 100 $ 65,53 10% Rp 928.618 Rp 117.080 Rp1.045.699
WPA 120 $ 92,94 10% Rp 1.315.035 Rp 204.890 Rp1.519.926
WPA 135 $137,62 10% Rp 1.947.226 Rp 351.240 Rp2.298.467

28 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Kenaikan Nilai Mata Uang Asing Dalam Menentukan Harga
Jual di PT. Mitra Satya Jaya

WPA 155 $195,79 10% Rp 2.770.291 Rp 468.320 Rp3.238.611


WPA 175 $268,10 10% Rp 3.793.427 Rp 643.940 Rp4.437.367
WPA 200 $371,59 10% Rp 5.257.738 Rp 878.100 Rp6.135.838
Sumber: Data yang di olah

Dalam menentukan persentase Dalam menentukan persentase


mark up perusahaan hanya berdasarkan mark up perusahaan hanya berdasarkan
taksiran sedangkan peneliti menggunakan taksiran sedangkan peneliti menggunakan
penetapan persentase mark up yang sesuai penetapan persentase mark up yang sesuai
digunakan pada metode akutansi. Setelah digunakan pada metode akutansi. Setelah
diketahui persentase mark up maka dapat diketahui persentase mark up maka dapat
dilihat perbedaaan harga jual menurut dilihat perbedaaan harga jual menurut
perusahaan dengan perhitungan harga jual perusahaan dengan perhitungan harga jual
menurut peneliti: menurut peneliti:

Tabel 11.
Perhitungan Harga Jual Perusahaan Februari 2014

Type Gear Box Total Cost Mark Up Harga Jual


WPA 50 Rp 323.368 40% Rp 452.715
WPA 60 Rp 431.167 40% Rp 603.634
WPA 70 Rp564.464 40% Rp 790.250
WPA 80 Rp 719.900 40% Rp 1.007.860
WPA 100 Rp1.190.303 40% Rp 1.666.424
WPA 120 Rp1.758.757 40% Rp 2.462.260
WPA 135 Rp2.542.261 40% Rp 3.559.165
WPA 155 Rp 3.590.053 40% Rp 4.912.674
Sumber: Di Olah Dari Hasil Penelitian

Tabel 12.
Perhitungan Harga Jual Peneliti Februari 2014
Type Gear
Total Cost Mark Up Harga Jual
Box
WPA 50 Rp 323.368 48% Rp 478.585
WPA 60 Rp 431.167 48% Rp 638.127
WPA 70 Rp 564.464 48% Rp 835.407
WPA 80 Rp 719.900 48% Rp 1.065.452
WPA 100 Rp1.190.303 48% Rp 1.761.648
WPA 120 Rp1.758.757 48% Rp 2.602.960
WPA 135 Rp2.542.261 48% Rp 3.762.546
WPA 155 Rp 3.590.053 48% Rp 5.193.398
Sumber: Di Olah Dari Hasil Penelitian

Jurnal 29
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tabel 13.
Perhitungan Harga Jual Perusahaan Juni 2014
Type Gear
Total Cost Mark Up Harga Jual
Box
WPA 80 Rp 563.546 40% Rp 788.964
WPA 100 Rp 910.788 40% Rp 1.275.103
WPA 120 Rp 1.293.704 40% Rp 1.811.186
WPA 135 Rp 1.905.311 40% Rp 2.667.435
WPA 155 Rp 2.741.237 40% Rp 3.837.732
WPA 175 Rp 3.810.038 40% Rp 5.334.053
WPA 200 Rp 5.265.997 40% Rp 7.372.396
WPA 250 Rp 9.608.233 40% Rp 13.451.526
Sumber: Di Olah Dari Hasil Penelitian

Tabel 14.
Perhitungan Harga Jual Peneliti Juni 2014
Type Gear
Total Cost Mark Up Harga Jual
Box
WPA 80 Rp 563.546 48% Rp 834.048
WPA 100 Rp 910.788 48% Rp 1.347.966
WPA 120 Rp 1.293.704 48% Rp 1.914.682
WPA 135 Rp 1.905.311 48% Rp 2.819.860
WPA 155 Rp 2.741.237 48% Rp 4.057.031
WPA 175 Rp 3.810.038 48% Rp 5.638.856
WPA 200 Rp 5.265.997 48% Rp 7.793.676
WPA 250 Rp 9.608.233 48% Rp 14.220.184
Sumber: Di Olah Dari Hasil Penelitian

Tabel 15.
Perhitungan Harga Jual Perusahaan Agustus 2014
Type Gear
Total Cost Mark Up Harga Jual
Box
WPA 60 Rp 384.282 40% Rp 537.995
WPA 70 Rp 498.340 40% Rp 697.676
WPA 80 Rp 650.457 40% Rp 910.640
WPA 100 Rp 1.020.265 40% Rp 1.428.371
WPA 120 Rp 1.503.041 40% Rp 2.104.257
WPA 135 Rp 2.296.883 40% Rp 3.215.636
WPA 155 Rp 3.220.999 40% Rp 4.509.399
Sumber: Di Olah Dari Hasil Penelitian

30 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Kenaikan Nilai Mata Uang Asing Dalam Menentukan Harga
Jual di PT. Mitra Satya Jaya

Tabel 16.
Perhitungan Harga Jual Peneliti Agustus 2014
Type Gear
Total Cost Mark Up Harga Jual
Box
WPA 60 Rp 384.282 48% Rp 568.737
WPA 70 Rp 498.340 48% Rp 737.543
WPA 80 Rp 650.457 48% Rp 962.676
WPA 100 Rp 1.020.265 48% Rp 1.509.992
WPA 120 Rp 1.503.041 48% Rp 2.224.501
WPA 135 Rp 2.296.883 48% Rp 3.399.387
WPA 155 Rp 3.220.999 48% Rp 4.767.079
Sumber: Di Olah Dari Hasil Penelitian

Tabel 17.
Perhitungan Harga Jual Perusahaan Februari 2015
Type Gear
Total Cost Mark Up Harga Jual
Box
WPA 60 Rp 395.842 40% Rp 554.179
WPA 70 Rp 509.903 40% Rp 713.864
WPA 80 Rp 658.310 40% Rp 921.634
WPA 100 Rp 1.045.699 40% Rp 1.463.979
WPA 120 Rp 1.519.926 40% Rp 2.127.896
WPA 135 Rp 2.298.467 40% Rp 3.217.854
WPA 155 Rp 3.238.611 40% Rp 4.534.055
WPA 175 Rp 4.437.367 40% Rp 6.212.314
WPA 200 Rp 6.135.838 40% Rp 8.590.173
Sumber: Di Olah Dari Hasil Penelitian

Tabel 18.
Perhitungan Harga Jual Peneliti Februari 2015
Type Gear
Total Cost Mark Up Harga Jual
Box
WPA 60 Rp 395.842 48% Rp 585.846
WPA 70 Rp 509.903 48% Rp 754.656
WPA 80 Rp 658.310 48% Rp 974.299
WPA 100 Rp 1.045.699 48% Rp 1.547.635
WPA 120 Rp 1.519.926 48% Rp 2.249.490
WPA 135 Rp 2.298.467 48% Rp 3.401.731
WPA 155 Rp 3.238.611 48% Rp 4.793.144
WPA 175 Rp 4.437.367 48% Rp 6.567.303
WPA 200 Rp 6.135.838 48% Rp 9.081.040
Sumber: Di Olah Dari Hasil Penelitian

Jika dilihat dari perhitungan analisis up pricing yang digunakan perusahaan


harga jual gearbox dengan metode mark dengan peneliti adalah lebih tinggi

Jurnal 31
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

dibandingkan dengan harga jual menurut Jika dilihat dari laporan laba rugi
yang diolah penulis, laba perusahaan
perusahaan. Hal ini disebabkan PT Mitra
Satya Jaya tidak melakukan analisis secara
lebih besar dari sebelumnya yaitu
mendetail atau lengkap terhadap faktor-
dari Rp Rp572.919.235,- menjadi Rp
faktor yang sewajarnya diperhitungkan 746.268.344,- dampak dari adanya
dalam penentuan harga jual gear box wpa.
kenaikan harga jual dan perubahan ilai
kurs tentunya dapat mempengaruhi
Yang berarti ada beberapa komponen biaya
volume penjualan dan minat customer
yang tidak dimasukkan dalam perhitungan
harga jual tersebut yang dapat berupa untuk membeli mesin gear box di PT
biaya pemasaran, biaya iklan dan biayaMitra Satya Jaya. Dengan ini penulis
lainnya yang terkait dalam perhitunganmenggunakan analisa dari segi kualitatif
harga jual gear box. untuk menganalisa situasi perusahaan
Berikut ini adalah data mengenai secara keseluruhan, sebagai berikut:
volume penjualan dalam periode waktu
satu tahun dengan perhitungan menurut
peneliti:

Tabel 19.
PT Mitra Satya Jaya
Periode Februari 2014 – Februari 2015
Pendapatan      
Penjualan Rp2.155.170.813
Harga Pokok Penjualan  
COGS Rp1.189.405.859
Jumlah Harga Pokok Penjualan Rp1.189.405.859
Laba Kotor Rp 965.764.954
   
Beban Operasi  
Biaya Komisi Rp 9.500.000  
Biaay Administrasi dan Umum Rp 26.750.000  
Biaya Gaji Rp 124.467.000  
Biaya Peralatan Rp 5.050.000  
Biaya Pemeliharaan Rp 1.522.000  
Biaya Listrik & Tlp Rp 17.184.610  
Biaya Iklan Rp 1.005.000  
Biaya Lain-lain Rp 34.000.000+  
Total Beban Usaha Rp219.478.610-
Laba Bersih     Rp746.268.344
Sumber : Di Olah Dari Hasil Penelitian

32 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Kenaikan Nilai Mata Uang Asing Dalam Menentukan Harga
Jual di PT. Mitra Satya Jaya

Tabel 20.
Daftar Perbandingan Harga Jual
PT. Mitra Satya Jaya Untuk periode Januari 2015

Metode Mark Up PT
Type Gear Box PT Sumber Jaya
Pricing Utama Bersama
WPA 60 Rp 585.846 Rp 675.000 Rp 568.000
WPA 70 Rp 754.656 Rp 967.000 Rp 742.400
WPA 80 Rp 974.299 Rp 1.166.000 Rp 1.034.200
WPA 100 Rp 1.547.635 Rp 1.974.000 Rp 1.650.200
WPA 120 Rp 2.249.490 Rp 2.982.000 Rp 2.280.000
WPA 135 Rp 3.401.731 Rp 3.829.500 Rp 3.240.000
WPA 155 Rp 4.793.144 Rp 5.275.000 Rp 4.717.500
WPA 175 Rp 6.567.303 Rp 7.020.000 Rp 6.414.500
WPA 200 Rp 9.081.040 Rp 10.605.000 Rp 9.225.000
Sumber: Data yang di Olah

Interprestasi Data Untuk mengatasi permasalahan ini,


Berdasarkan data yang dibuat setelah langkah yang paling tepat adalah dengan
melakukan penelitian, permasalahan yang mengadakan kebijakan kenaikan harga.
terjadi pada perusahaan PT Mitra Satya Dengan menggunakan metode mark
Jaya adalah adanya perubahan harga jual up pricing namun yang membedakan
yang diakibatkan oleh adanya perubahan dalam penelitian ini adalah mark up yang
nilai kurs, hal ini dikarenakan adanya digunakan bukan berdasarkan tafsiran
pembelian mesin gear box baru atau baru atau perkiraan tetapi berdasarkan metode
didatangkan dari Cina. Namun pada setiap penetapan yang berdasarkan teori akutansi
terjadinya perubahan harga jual, penjualan seperti pada uji hipotesis yang dilakukan
di PT Mitra Satya Jaya tersebut juga oleh peneliti. Dari uji hipotesis tersebut
mengalami penurunan. Dengan adanya didapatkan penentuan harga pembanding
penurunan penjualan ini perusahaan yang tampak pada tabel dibawah ini :
mengalami penurunan keuntungan.

Tabel 21.
Perbandingan Persentase Mark Up Hasil Perhitungan Perusahaan
dan Hasil Perhitungan Peneliti
Menurut Menurut
Jenis Gear Box Selisih
Perusahaan Peneliti
WPA 50 48%
40% 8%
WPA 60 48%
40% 8%
WPA 70 48%
40% 8%
WPA 080 48%
40% 8%
WPA 100 48%
40% 8%
WPA 120 48%
40% 8%
WPA 135 48%
40% 8%
WPA 155 48%
40% 8%

Jurnal 33
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

WPA 175 48%


40% 8%
WPA 200 48%
40% 8%
WPA 250 48%
40% 8%
Sumber: Di Olah Dari Hasil Penelitian

Tabel 22.
Perbandingan Jumlah Pendapatan dan Laba Bersih Perhitungan Perusahaan
dan Hasil Perhitungan Peneliti
Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Peneliti Selisih
Jumlah Pendapatan Rp 2.050.000.000 Rp 2.155.170.813 Rp 105.170.813
Laba Bersih Rp 572.919.235 Rp 756.268.344 Rp 183.349.109
Sumber: Di Olah dari Hasil Penelitian

Dampak dari kenaikan harga jual ini dengan menggunakan metode yang
tentunya dapat mempengaruhi volume sama, namunpersentase mark up
penjualan, dengan kebijakan kenaikan sebesar 48 %. Hasil persentase
harga diharapkan perusahaan dapat ditentukan dari perhitungan biaya
meningkatkan permintaan atau paling langsung dan tidak langsung.
tidak dapat mempertahankan jumlah
permintaan yang ada selama ini, yang Daftar Pustaka
nantinya akan berpengaruh terhadap
keuntungan dan volume penjualan mesin Ariesta, N. M. ((2014). Analisis Penetapan
gear box. Yang tentunya harus di ikuti Harga Jual Jasa Service dan Suku
dengan munculnya berbagai kebijakan Cadang pada Bengkel Bali Motor
yang harus dilakukan seperti: promosi Surya Dengan Menggunakan Metode
, pelayanan, perbaikan mutu penjualan, Time and Material. Jurnal Fakultas
dan kualitas mesin. Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Pendidikan dan Ganesha Singaraja .
Kesimpulan Bali.

Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai kenaikan nilai
mata uang asing dalam menetapkan harga
jual pada PT Mitra Satya Jaya, maka
penulis dapat menarik kesimpulan antara
lain :
1. PT Mitra Satya Jaya menggunakan
metode mark up pricing sebagai dasar
pada saat penetapan harga jual.
2. Perhitungan penetapan harga jual
pada perusahaan PT Mitra Satya
Jaya menggunakan cara menghitung
berdasarkan biaya total cost di
tambahkan dengan mark up 40%.
Sedangkan perhitungan peneliti

34 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis Volume 02, Nomor 01, April 2016

PENGARUH VISUAL MERCHANDISING TERHADAP


KONSUMEN IMPULSE BUYING BEHAVIOR PADA CARREFOUR
B.G JUNCTION SURABAYA

* Hendriyani Puspita Sari, ** Endro Tjahjono, ** Agung Pujianto

ABSTRACT

Retailers must be have a competitiveness to achieve sales targets.


One way to increase sales is to stimulate consumer purchase intentions. The
retailer can stimulate consumers to buy impulsively by displaying the Windows
Display and store atmosphere as beautiful as possible,and offers a competitive
Store Image. The purpose of this research was to explain correlation between
the consumer impulse buying and visual merchandising is a window display,
store image, and store atmosphere his indicates that the window display and
store atmosphere has a stimulation that can cause desire ultimately motivate
consumers to conclude impulse buying when entering the store. And to explain
the dominant effect of between store atmosphere with impulse buying.
Data analysis technique in this research is multiple linear regression
method. Population of this research is the student, Housewife, civil servants /
private and entrepreneurial in Surabaya.
The amount of the consumer population Carrefour BG Junction
Surabaya could not be known with certainty. For those reasons, taking the
number assigned sample of 100 respondents. Based on the calculation result
known that tcount variable window display, store image, and store atmosphere
amounted to 2.866 respectively, -2154, 3.143> 1.984 ttabel
Expected to always do innovation, creativity and up to date in terms of
display products in a particular event
Keywords : Visual Merchandising: window display, citra toko, dan store
atmosphere; impulse buying

Pendahuluan (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney.


Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel
Indonesia berada di peringkat 12 dunia tertinggi yang pernah dicapai Indonesia
dalam Indeks Pembangunan Ritel Global dalam indeks sejak 2001. Peringkat

35
Volume 02, Nomor 01, April 2016

GRDI meliputi 30 besar negara-negara luas di Indonesia adalah PT Contimas


berkembang dalam investasi ritel di Utama Indonesia (Carreffour).
seluruh dunia. Indeks menganalisis 25 Carrefour adalah perusahaan ritel
variabel makroekonomi dan ritel khusus multinasional asal Perancis yang telah
untuk membantu menyusun strategi berdiri lebih dari 50 tahun. Perubahan
global dalam mengidentifikasi peluang kondisi perekonomian, baik global maupun
investasi pasar. Pasar ritel di Indonesia regional, mengharuskannya mampu
terus berkembang, dan itu memerlukan beradaptasi untuk dapat terus bertahan.
perbaikan infrastruktur dan peraturan Di Indonesia, langkah bisnis pertama
yang lebih menguntungkan untuk Carrefour dimulai dengan mendirikan
membantu sektor ini tumbuh lebih lanjut. gerai di Bubutan. Berdiri sejak 1 Mei
Minimarket Indomaret dan Alfamart 2006, Carrefour B.G Junction menjadi
lokal berencana meningkatkan jejak kaki salah satu gerai penghasil keuntungan
mereka di seluruh negeri. yang utama bagi Carrefour Indonesia. Saat
Perkembangan bisnis ritel di Jawa ini, akibat perubahan lingkungan bisnis
Timur khususnya di surabaya tahun ini ritel di Indonesia menjadikan Carrefour
bakal cenderung stagnan dan belum ada bagian dari perusahaan nasional Indonesia
tanda-tanda ekspansi dari para peritel di bawah management CT Corp melalui
lokal. Kondisi tersebut berbeda dengan PT Trans Retail Indonesia.
kondisi dalam tiga tahun terakhir ini, di Meningkatnya pertumbuhan ritel,
mana bisnis ritel menjamur di seluruh ditandai oleh beberapa faktor baik itu
pelosok Jawa Timur dengan tingkat faktor Internal maupun faktor eksternal.
pertumbuhan rata-rata hingga 15% per Dimana kedua faktor ini saling memiliki
tahun, baik untuk minimarket maupun keterkaitan satu sama lain dalam
supermarket. meningkatkan penjualan konsumen.
Dengan perkembangan bisnis retail Faktor internal dalam hal ini berupa
yang begitu pesat dan diiringi dengan penataan toko mulai dari mendisplay
persaingan yang begitu ketat membuat merchandise, desain toko hingga atmosfier
perusahaan tidak berorientasi pada pesaing toko tersebut. Sedangkan faktor eksternal
saja, tetapi perusahaan juga dituntut dapat dapat berupa image yang diciptakan tentang
menjaga keseimbangan yang baik antara toko tersebut. Penataan barang dalam
orientasi pesaing dan orientasi pelanggan. toko memiliki andil yang penting dalam
Setiap retail hendaknya dapat memenuhi menarik konsumen. Penataan display yang
keinginan dan kebutuhan pelanggan untuk baik membuat konsumen yang datang
menjaga hubungan baik dengan pelanggan akan merasa nyaman berbelanja dalam
serta mempertahankannya. suatu toko, selain itu suasana dalam toko
Peritel merupakan distributor paling juga dapat menimbulkan emosi positif di
akhir karena langsung berhadapan mata konsumen. Mereka akan menikmati
dengan konsumen sebagai pemakai akhir. belanja mereka pada saat suasana dan
Peritel membeli produk dari perusahaan desain suatu toko membuat mereka
manufaktur atau distributor besar dan nyaman, sehingga dapat memunculkan
menjualnya kembali kepada konsumen. pembelanjaan impulsif.
Peritel bekerjasama erat dengan para Dalam kehidupan sehari-hari
pemasok dan distributor. Beberapa peritel semua orang yang melakukan kegiatan
besar dalam industri ritel yang dikenal perbelanjaan hampir keseluruhannya

36 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying
Behavior Pada Carrefour B.G Junction Surabaya

mengalami pembelian secara tidak Strategi yang diterapkan oleh


terencana. Ada kalanya susunan daftar Carrefour B.G Junction Surabaya dalam
belanja yang telah disusun dari rumah, meningkatkan penjualan adalah dengan
melebihi daftar yang telah disusun cara mengubah tata letak estalase
tersebut. Pembelian tidak ternecana yang (window display)setiap ada event, promo
dilakukan pelanggan dalam pembelian ataupun diskon produk, carrefour juga
barang terjadi karena faktor yang ada darimemberikan kemudahan konsumen dalam
dalam dan luar diri pelanggan sendiri. memperoleh barang (citra toko) dan juga
Faktor dari luar bisa terjadi karena memberikan kenyamanan bagi konsumen
lingkungan sosial dan lingkungan toko untuk berbelanja (store atmosphere).
yang dirancang sedemikian rupa sehingga
terlihat menarik dan menimbulkan minat Tujuan Penelitian
beli pada konsumen. Dengan bentuk desain Tujuan penelitian yang diajukan
yang unik Peritel juga dapat menvisualkan berdasarkan latar belakang tersebut di
produknya dengan memamfaatkan atas adalah:
lingkungan toko tersebut melalui visual 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh
merchandising (Dunne dan Lusch, 2005) Visual Merchandising (window
Selain itu juga peritel juga harus display, citra toko, store atmosphere)
memiliki daya saing yang kuat untuk terhadap konsumen impulse buying
mencapai target penjualan. Salah satu behavior
cara untuk meningkatkan penjualan 2. Untuk mengetahui pengaruh dominan
adalah dengan cara menstimulus niat beli store atmosphere terhadap konsumen
konsumen. Peritel dapat merangsang niat impulse buying behavior
beli konsumen secara implusif dengan
cara menampilkan Window Display dan Kajian Teori
store atmosphere secantik mungkin, serta Visual merchandising
menawarkan Citra Toko yang kompetitif. Visual merchandising adalah
Store atmosphere tidak hanya penataan ruang dalam (instore) dan ruang
dapat memberikan suasana lingkungan luar (outstore) yang dapat menciptakan
pembelian yang menyenangkan saja, kenyamanan bagi pelanggan (Azhari,
tetapi juga dapat memberikan nilai tambah dkk,2014:5). Visual merchandising
terhadap produk yang dijual. Selain itu, adalah suatu kegiatan yang dilakukan
store atmosphere juga akan menentukan dalam mendesain ruangan toko
citra toko itu sendiri. Store atmosphere sesuai dengan barang yang dijual dan
sebagai salah satu sarana komunikasi yang memanfaatkan fasilitas yang ada, dan
dapat berakibat positif pada konsumen dengan menentukan tema yang sesuai
untuk melakukan pembelian secara spontan yang mampu membuat suasana toko
(impulse buying). Store atmosphere akan menjadi menarik perhatian konsumen.
di desain semenarik mungkin dimana Dalam menganalisis hubungan konsumen
bertujuan untuk menciptakan kenyamanan Merchandise, adalah penting juga untuk
bagi konsumen. Minimal konsumen akan mempertimbangkan karakteristik-
merasa betah saat berada di toko tersebut karakteristik Merchandise. Menurut
dan hal ini akan membuat konsumen akan Peter dan Olson (2000), karakteristik-
memutuskan untuk melakukan pembelian karakteristik Merchandise adalah sebagai
di toko tersebut. berikut:

Jurnal 37
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

1. Kompatibilitas. Merchandise, kualitas strategi


Kompatibilitas (compatibility) adalah pemasaran yang digunakan juga
sejauh mana suatu Merchandise memiliki peran apakah suatu
konsisten dengan afeksi, kognisi, dan Merchandise itu berhasil dan
perilaku konsumen saat ini. berkemampulabaan
2. Kemampuan untuk diujicoba.
Kemampuan untuk diujicoba Window Display
(trialability) ini menjelaskan sejauh Menurut Utami (2008:168) window
mana suatu Merchandise dapat dicoba display merupakan salah satu cara
dalam jumlah yang terbatas, atau penyajian barang dagang yang harus
dipilah ke dalam jumlah-jumlah yang dilakukan oleh peritel. Window display
kecil jika untuk melakukan uji coba termasuk area display khusus di dalam
ternyata membutuhkan biaya yang toko yang dirancang untuk mendapatkan
tinggi. perhatian pelanggan dan merupakan
3. Kemampuan untuk diteliti. komponen penting dari tata ruang toko,
Kemampuan untuk diteliti apabila window display digunakan dengan
(observability) mengacu pada sejauh tepat bisa membantu menarik pelanggan
mana Merchandise atau dampak yang masuk ke toko. Puspitasari (2006:613)
dihasilkan Merchandise tersebut dapat menyatakan window display adalah
dirasakan oleh konsumen lain. pemajangan barang dagangan di estalase
4. Kecepatan. atau jendela kegiatan usaha. Tujuan
Kecepatan (speed) adalah seberapa window display adalah untuk menarik
cepat manfaat suatu Merchandise minat konsumen sekaligus menjaga
dipahami oleh konsumen. keamanan barang dagangan. Window
5. Kesederhanaan. display hanya memperlihatkan barang
Kesederhanaan (simplicity) adalah dagangan yang dtawarkan saja tanpa
sejauh mana suatu Merchandise dapat disentuh oleh konsumen, sehingga
dengan mudah dimengerti dan pengamanan menjadi lebih mudah. Bila
digunakan konsumen. konsumen ingin mengetahui lebih lanjut
6. Manfaat relatif. maka konsumen dipersilahkan untuk
Manfaat relatif (relative advantage) masuk lebih memperjelas pengamatan.
adalah sejauh mana suatu Merchandise Fungsi window display adalah:
memiliki keunggulan bersaing yang
bertahan atas kelas Merchandise, 1. untuk menarik perhatian orang yang
bentuk Merchandise, dan merek lewat.
lainnya. 2. Menyatakan kualitas yang baik, atau
7. Simbolisme Merchandise. harga yang murah, sebagai ciri yang
Simbolisme Merchandise (product khas dari toko tersebut.
simbolisme) adalah apakah makna 3. Memancing perhatian terhadap
suatu Merchandise atau merek barang-barang istimewa yang dijual
bagi konsumen dan bagaimanakah di toko.
pengalaman konsumen ketika membeli 4. Untuk menimbulkan impulse buying
dan menggunakannya. (dorongan seketika untuk membeli).
8. Strategi Pemasaran (marketing 5. Agar menimbulkan daya tarik terhadap
strategy). keseluruhan toko
Walaupun tidak sepenuhnya
merupakan suatu karakteristik

38 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying
Behavior Pada Carrefour B.G Junction Surabaya

Citra Toko Store Atmosphere


Store image atau disebut juga citra Store atmosphere adalah desain
toko mungkin sudah tidak asing lagi, lingkungan melalui komunikasi visual,
karena citra toko itu berkaitan dengan pencahayaan, warna, musik dan wangi-
manajemen ritel, atau perdagangan eceran wangian untuk merancang respon
yang sehari-hari terlihat di kanan kiri emosional dan persepsi pelanggan dn
kita. Menurut Sopiah dan Syihabuddin untuk mempengaruhi pelanggan dalam
(2008;174) citra toko memiliki pengertian membeli barang (Utami, 2006:238).
pandangan atau persepsi masyarakat Cakupan strategi store atmosphere bisa
terhadap nama atau produk toko secara dikelompokkan menjadi Instrore dan
efektif baik dari segi nilai, kualitas, dan outstore. Store atmosphere bisa dipahami
harga. Menurut Sopiah dan Syihabuddin sebagai penataan ruang dalam (Instore)
(2008:139), menciptakan store image dan ruang luar (outstore) yang dapat
yang baik bagi konsumen adalah pekerjaan menciptakan kenyamanan bagi pelanggan
yang tidak mudah. Image adalah suatu (Sutisna; 2011). Instore atmosphere
bayangan atau gambaran yang ada dalam adalah pengaturan-pengaturan di dalam
benak seseorang yang timbul karena ruangan yang menyangkut:
emosi atau reaksi terhadap lingkungan di 1. Internal layout merupakan pengaturan
sekitarnya. Image sebuah toko terhadap dari berbagai fasilitas dalam ruangan
konsumen dapat diciptakan/diwujudkan yang terdiri dari tata letak meja kursi
dengan cara: pengunjung, tata letak meja kasir, dan
1. Menyajikan produk yang tata letak lampu, pendingin ruangan,
lengkap,bermutu dan berkualitas sound.
2. Menetapkan harga yang wajar 2. Suara merupakan keseluruhan alunan
3. Tata ruang toko yang nyaman. suara yang dihadirkan dalam ruangan
4. Customer service ( pelayanan untuk menciptakan kesan rileks yang
pramuniaga yang sopan dan terlatih) terdiri dari live music yang disajikan
dan alunan suara musik dari sound
Beberapa strategi yang bisa dilakukan system.
peritel guna mempertahankan citra sebuah 3. Bau merupakan aroma-aroma yang
toko antara lain: dihadirkan dalam ruangan untuk
1. Strategi penentuan produk yang sesuai menciptakan selera yang timbul
dengan image toko. dari aroma produk dan aroma yang
2. Strategi penentuan target pasar ditimbulkan oleh pewangi ruangan.
3. Strategi penetapan harga 4. Tekstur merupakan tampilan fisik dari
4. Strategi pelayanan jasa atau service bahan-bahan yang digunakan untuk
5. Strategi penanganan konsumen. meja dan kursi dalam ruangan dan
dinding ruangan.
Strategi ini sangat penting untuk 5. Desain interior bangunan adalah
ditetapkan oleh para peritel, hal ini penataan ruang-ruang dalam outlet
dikarenakan agar dapat mempertahankan kesesuaian meliputi kesesuaian luas
keutuhan sebuah citra toko. Dengan ruang pengunjung dengan ruas jalan
harapan para konsumen dapat terus yang memberikan kenyamanan,
melakukan upaya belanja ulang ditoko desain bar counter, penataan meja,
tersebut (Sopiah dan Syihabuddin, penataan lukisan-lukisan, dan sistem
2008:174-76). pencahayaan dalam ruangan.

Jurnal 39
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Outstore atmosphere adalah 2. Spontaneity, pembelian impulsif


pengaturan-pengaturan di luar ruangan terjadi secara tak terduga dan
yang menyangkut: memotivasi konsumen untuk membeli
1. External layout yaitu pengaturan tata saat itu juga, seringkali karena respon
letak berbagai fasilitas outlet diluar terhadap stimuli visual point-of-sale.
ruangan yang meliputi tata letak 3. Excitement and stimulation, keinginan
parker pengunjung, tata letak papan membeli tiba-tiba ini sering kali
nama, dan lokasi. diikuti oleh emosi seperti “exciting”,
2. Tekstur merupakan tampilan fisik “thrilling”, atau “wild”.
dari bahan-bahan yang digunakan 4. Disregard for consequences,
bangunan maupun fasilitas diluar keinginan untuk membeli dapat
ruangan yang meliputi tekstur dinding menjadi tidak dapat ditolak sampai
bangunan luar ruangan dan tekstur konsekuensi negatif yang mungkin
papan nama luar ruangan. terjadi diabaikan.
3. Desain eksterior bangunan merupakan
penataan ruangan-ruangan luar outlet Kerangka Pemikiran
meliputi desain papan nama luar
ruangan, penempatan pintu masuk, Window
bentuk bangunan dilihat dari luar, dan display

sistem pencahayaan luar ruangan. Konsumen


impulse
Citra Toko buying
Impulsive Buying Behavior behavior

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:


511) impulse buying merupakan keputusan Store

yang emosional atau menurut desakan Atmosphere

hati. Emosi dapat menjadi sangatkuat dan


kadangkala berlaku sebagai dasar dari
motif pembelian yang dominan Pembelian Hipotesis Penelitian
impulsif sering terjadi pada kehidupan Berdasarkan perumusan masalah
kita sehari-hari. yang ada, dapat ditarik hipotesis sebagai
Pembelian impulsif terjadi ketika berikut:
konsumen mengalami pengalaman H1: Ada pengaruh Visual Merchandising
tiba-tiba, memiliki dorongan yang kuat (Window display, Citra Toko, Store
dan keras hati untuk membeli sesuatu atmosphere) terhadap Konsumen
dengan segera, cenderung terjadi impulse buying behavior Carrefour
dengan mengurangi rasa hormat pada B.G Junction di Surabaya
konsekwensinya. Tanpa pengontrolan H2 : Store atmosphere memiliki pengaruh
diri yang kuat konsumen akan dengan dominan terhadap konsumen impulse
hasratnya dan melakukan pembelian buying behavior Carrefour B.G
impulsif. Menurut Rook (Cahyorini dan Junction di Surabaya
Rusfian, 2011: 12), pembelian impulsif
terdiri dari karakteristik berikut : Variabel Penelitian
1. Power, compulsion, and Berkaitan dengan penelitian ini maka
insensity, adanya motivasi untuk variabel dependen dan independen adalah
mengesampingkan hal-hal lain dan sebagai berikut:
bertindak secepatnya.

40 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying
Behavior Pada Carrefour B.G Junction Surabaya

1. Window display (X1) dalam penelitian Regresi Linier Berganda


ini indikator variabel sebagai berikut: Penelitian ini menggunakan rumus
a. Penataan window display sesuai Regresi linier berganda. Analisis
dengan tema acara (natalan, tahun regresi linier berganda merupakan
baru, lebaran, dan lain-lain) pengembangan dari analisis regresi
b. Window display menunjukkan ciri sederhana. Kegunaannya yaitu untuk
khas toko tersebut. ( elektronik, meramalkan nilai variabel terikat (Y)
perabotan rumah tangga, pakaian apabila variabel bebasnya (X) dua atau
dan lain-lain) lebih (Riduwan;2006).
2. Citra Toko(X2) mempunyai indikator Analisis regresi ganda adalah alat
sebagai berikut: untuk meramalkan nilai pengaruh dua
a. Harga yang lebih rendah variabel bebas atau lebih terhadap satu
dibandingkan dengan toko lain variabel terikat (untuk membuktikan
b. Ketersediaan berbagai merek dan ada tidaknya hubungan fungsional atau
produk yang dipilih hubungan kausal antara dua atau lebih
c. Penempatan katalog yang tepat variabel bebas X1, X2, …., Xi terhadap
d. Keuntungan dari promosi kartu suatu variabel terikat Y.
kredit
Untuk mengetahui seberapa besar
e. Keleluasaan bergerak didalam
pengaruh variabel bebas (independent)
toko
yaitu: window display (X1),Citra
f. Kemudahan menemukan barang-
Toko(X2) dan Store Atmosphere (X3)
barang yang diinginkan
terhadap variabel terikat (dependent)
g. Tenaga penjualan yang ramah
yaitu Consumer Impulse buying (Y) pada
3. Store atmosphere (X3) mempunyai Carrefour B.G Junction di Surabaya.
indikator sebagai berikut: Untuk menghitung nilai koefisien regresi,
a. Memiliki pencahayaan yang dalam data penelitian ini menggunakan
terang dan baik alat bantu program komputer SPSS
b. Memberikan informasi produk Persamaan analisis regresi linier
baru berganda sebagai berikut:
c. Lingkungan tidak bau
d. Dekorasi dan presentasi produk Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e
yang bagus
Deskripsi Obyek Penelitian
4. Consumer Impulse buying Behavior
Data Responden
(Y1) mempunyai indikator sebagai
berikut: Sampel yang digunakan dalam
a. Konsumen tidak memperdulikan penelitian ini sebanyak 100 responden
harga saat berbelanja. dengan kriteria konsumen yang pernah
b. Konsumen merasa menyesal, berbelanja di Carrefour B.G Junction
setelah konsumen melakukan Surabaya, berusia minimal 18 tahun
impulse buying karena adanya dengan asumsi usia tersebut konsumen
dorongan hati. sudah bisa mengambil suatu keputusan
c. Konsumen akan melakukan saat berbelanja produk pada Carrefour B.G
pembelian ketika ada promosi, Junction Surabaya dan pernah melakukan
diskon dan event pembelian produk. Karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini:

Jurnal 41
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tabel 3 Tabel 5
Karakteristik Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Berdasarkan
jenis kelamin Pekerjaan
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Keterangan Frekuensi Presentase
Wiraswasta 35 35%
Laki-laki 10 10% Pegawai Swasta 20 20%
Perempuan 90 90% Pegawai Negeri 5 5%
Ibu Rumah Tangga 37 37%
Total 100 100%
Mahasiswa 3 3%
Sumber: hasil olah penulis, 2015 Total 100 100%
Sumber: hasil olah penulis, 2015
Tabel 3 menunjukkan bahwa
responden dengan dengan jenis kelamin Tabel 5 menunjukkan bahwa
laki-laki sebesar 10% dan responden responden dengan status pekerjaan sebagai
jenis kelamin perempuan sebesar 90%. wiraswasta sebesar 35,0%, pegawai swasta
Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebesar 20,0%, responden dengan status
sebagian besar pelanggan Carrefour B.Gpekerjaan sebagai pegawai negeri sebesar
Junction Surabaya adalah Perempuan. 5,0%, responden dengan status pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan usia
sebagai ibu rumah tangga sebesar 37,0%,
dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini:
dan responden dengan status pekerjaan
sebagai mahasiswa sebesar 3,0%.
Tabel 4 Dapat dikatakan bahwa pada umumnya
Karakteristik Responden Berdasarkan konsumen yang sering melakukan
Usia pembelian di Carrefour B.G Junction
adalah konsumen yang memiliki status
Keterangan Frekuensi Presentase
pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga dan
18-20 tahun 9 9% wirausaha, sedangkan konsumen yang
21-30 tahun 40 40% jarang melakukan pembelian di Carrefour
31-40 tahun 35 35% B.G Junction adalah Mahasiswa
> 40 tahun 16 16% Terakhir, karakteristik responden
berdasarkan frekuensi responden dalam
Total 100 100%
melakukan pembelian pada Carrefour
Sumber: hasil olah penulis, 2015 B.G Junction Surabaya dapat dilihat pada
Tabel 6 dibawah ini:
Tabel 4 berdasarkan usia responden
yang berusia 18-20 tahun sebesar 9,0%, Tabel 6
responden yang berusia 21-30 tahun Karakteristik Responden Berdasarkan
sebesar 40,0%, kemudian responden yang Frekuensi Pembelian
berusia 31-40 tahun sebesar 35,0%, dan Keterangan Frekuensi Presentase
responden yang berusia >40 tahun sebesar
16,0% dengan demikian dapat dikatakan Tidak pernah 8 8%
bahwa pada umumnya konsumen 1-3 kali 55 55%
Carrefour B.G Junction Surabaya adalah 4-6kali 30 30%
konsumen dengan rentang usia antara
7-10 kali 7 7%
21-30 tahun. Selanjutnya karakteristik
responden berdasarkan pekerjaan dapat Total 100 100%
dilihat pada Tabel 5 dibawah ini: Sumber: hasil olah penulis, 2015

42 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying
Behavior Pada Carrefour B.G Junction Surabaya

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan digunakan untuk mewakili variabel


frekuensi responden dalam melakukan Store Atmosphere (X3), dan 4 pernyataan
pembelian produk pada Carrefour B.G terakhir digunakan untuk mewakili
Junction Surabaya. Responden yang variabel consumer impulse buying (Y).
tidak pernah melakukan pembelian Pernyataan tersebut secara teruji dapat
sebesar 8,0%, responden yang mewakili setiap variabel baik variabel
melakukan pembelian 1-3 kali sebesar dependen maupun variabel independen
55,0%, responden yang melakukan yang digunakan dalam penelitian ini.
pembelian hanya 4-6 kali sebesar Berikut ini hasil tabulasi data dari
30,0%, dan responden yang melakukan kuestioner yang diajukan, dapat dilihat
pembelian 7-10 kali sebesar 7,0%. Hal dari hasil tabulasi sebagai berikut:
ini menunjukkan bahwa pada umumnya Berdasarkan tabel diatas,
konsumen cenderung melakukan diketahui rata-rata responden menyatakan
pembelian pada Carrefour B.G Junction bahwa keputusan pembelian impulse
Surabaya, yaitu sebanyak 1-3 kali dan buying dipengaruhi oleh variabel window
4-6 kali, sedangkan 7-10 kali konsumen display (X1) dimana sebagian responden
cenderung sedikit untuk melakukan menyatakan setuju ketika semakin
pembelian secara terus menerus dalam banyak perubahan dalam window display
jangka waktu sebulan. dapat meningkatkan pembelian. Dari data
pernyataan X1.1 (Penataan window display
Deskripsi Data Variabel sesuai dengan tema acara (natalan, tahun
Dalam penelitian ini peneliti baru, lebaran, dan lain-lain)) memperoleh
menggunakan kuesioner untuk nilai tertinggi 36 responden yang
mendapatkan data tentang variabel menyatakan sangat setuju sedangkan
peneliti. Skala yang digunakan adalah 5 responden menyatakan tidak setuju
skala likert. Pernyataan yang diajukan dengan pernyataan tersebut. Sedangkan
berhubungan dengan pelayanan, untuk pernyataan X1.2 (Window display
fasilitas, dan penataan ruangan. Dimana menunjukkan ciri khas toko tersebut.
dalam kuesioner tersebut terdapat 16 (elektronik, perabotan rumah tangga,
pernyataan yang terbagi-bagi yakni pakaian dan lain-lain)) memperoleh nilai
2 pernyataan yang digunakan untuk 41 responden yang menyatakan sangat
mewakili variabel window display (X1), setuju dan 7 responden menyatakan tidak
7 pernyataan digunakan untuk mewakili setuju dengan indikator variabel window
variabel citra toko (X2), 4 pernyataan display (X1) yang disajikan peneliti.

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Variabel Window display (X1)
Sangat
Sangat Tidak Total
Pernyataan Setuju Netral Tidak Mean Kategori
Setuju Setuju Score
Setuju
X1.1 36 32 27 5 - 399 3,99 Setuju
X1.2 41 35 17 7 - 410 4,10 Setuju
Total X1 77 67 44 12 - 809 4,05 Setuju
Sumber: Hasil olah kuesioner penulis, 2015

Jurnal 43
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tabel 8
Distribusi Frekuensi Variabel Citra Toko (X2)
Sangat
Sangat Tidak Total
Pernyataan Setuju Netral Tidak Mean Kategori
Setuju Setuju Score
Setuju
X2.1 33 46 17 4 - 408 4,08 Setuju
X2.2 30 40 21 9 - 391 3,91 Setuju
X2.3 21 31 40 8 - 365 3,65 Setuju
X2.4 23 34 34 9 - 371 3,71 Setuju
X2.5 63 16 14 7 - 435 4,35 Setuju
X2.6 10 54 32 4 - 370 3,70 Setuju
X2.7 24 20 54 2 - 366 3,66 Setuju
Total X2 204 241 212 43 - 2706 3,86 Setuju
Sumber: Hasil Olah kuestioner, 2015

Dilihat dari tabel diatas, diketahui katalog yang tepat) memperoleh nilai
rata-rata responden menyatakan bahwa 21 responden yang menyatakan sangat
keputusan pembelian impulse buying setuju dan 8 responden menyatakan
dipengaruhi oleh variabel citra toko tidak setuju dengan indikator variabel
(X2) dimana sebagian responden citra toko(X2) yang disajikan peneliti.
menyatakan setuju ketika semakin Dilihat dari tabel diatas, diketahui
banyak perubahan dalam citra toko rata-rata responden menyatakan
dapat meningkatkan pembelian. Dari bahwa keputusan pembelian impulse
data pernyataan X2.5 (Keleluasaan buying dipengaruhi oleh variabel store
bergerak didalam toko) memperoleh atmosphere (X3) dimana sebagian
nilai tertinggi 63 responden yang responden menyatakan sangat setuju
menyatakan sangat setuju sedangkan ketika semakin banyak perubahan dalam
7 responden menyatakan tidak setuju store atmosphere dapat meningkatkan
dengan pernyataan tersebut. Sedangkan pembelian. Dari data pernyataan X3.2
untuk pernyataan X2.3 (Penempatan

Tabel 9
Distribusi Frekuensi Variabel Store atmosphere (X3)
Sangat
Sangat Tidak Total
Pernyataan Setuju Netral Tidak Mean Kategori
Setuju Setuju Score
Setuju
X3.1 55 29 12 4 - 435 4,35 Sangat Setuju
X3.2 58 23 11 8 - 431 4,31 Sangat Setuju
X3.3 56 29 12 3 - 438 4,38 Setuju
X3.4 51 41 6 2 - 441 4,41 Sangat Setuju
Total X3 210 122 41 17 - 1745 4,37 Sangat Setuju
Sumber: Hasil olah kuesioner penulis, 2015

44 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying
Behavior Pada Carrefour B.G Junction Surabaya

(Memberikan informasi produk baru) buying (Y) yang disajikan peneliti. Dari
memperoleh nilai tertinggi 58 responden data pernyataan Y3 (akan melakukan
yang menyatakan sangat setuju pembelian ketika ada promosi, diskon
sedangkan 8 responden menyatakan dan event) memperoleh nilai tertinggi
tidak setuju dengan pernyataan tersebut.67 responden yang menyatakan
Sedangkan untuk pernyataan X2.3 sangat setuju sedangkan 1 responden
(Lingkungan tidak bau) memperoleh nilai menyatakan tidak setuju dengan
46 responden yang menyatakan sangat pernyataan tersebut. Sedangkan untuk
setuju dan 3 responden menyatakan pernyataan Y1 (tidak memperdulikan
tidak setuju dengan indikator variabel harga saat berbelanja.) memperoleh nilai
store atmosphere (X3) yang disajikan 23 responden yang menyatakan sangat
peneliti. setuju dan 1 responden menyatakan
Distribusi frekuensi berdasarkan tidak setuju dengan indikator variabel
tanggapan responden terhadap impulse impulse buying (Y) yang disajikan
buying(Y) dapat dilihat pada tabel peneliti.
diatas. Data berupa tanggapan responden Interprestasi Nilai adalah untuk
terhadap impulse buying (Y) diukur mengetahui tanggapan responden
dengan angka 1-5 yang berarti tidak terhadap suatu variabel yang akan
sangat setuju (STS) sampai dengan diteliti, digunakan nilai maksimum dan
sangat setuju (SS). minimum (Durianto, 2001:43). Skala
Dilihat pada tabel diatas dapat penelitian ini menggunakan skala 1-5,
dijelaskan bahwa tanggapan responden maka nilai minimal dan maksimal dapat
tentang Impulse buying Behavior (Y) dikategorikan sebagai berikut :
dengan 3 item pernyataan yang disajikan
peneliti pada responden, diperoleh Jumlah minimum Nilai – Nilai maksimum = 5-1 = 0,8
Jumlah kelas 5
nilai total tertinggi sebanyak 127 yang
menyatakan sangat setuju. Sedangkan
nilai total terendah adalah 2 responden Berdasarkan hal di atas dapat diperoleh
yang menyatakan tidak setuju dengan kriteria dari variabel yang disajikan pada
indikator variabel konsumen impulse Tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 10
Distribusi Frekuensi variabel Konsumen Impulse buying behavior (Y)
Sangat Total
Sangat Tidak
Pernyataan Setuju Netral Tidak Mean Kategori
Setuju Setuju
Setuju Score
Y1 23 47 29 1 - 391 3,91 Setuju
Y2 31 54 15 - - 416 4,16 Setuju
Sangat
Y3 67 26 6 1 - 458 4,58
Setuju
Total Y1 121 127 50 2 - Sangat
1265 4,22
Setuju
Sumber: Hasil olah kuesioner penulis, 2015

Jurnal 45
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tabel 11 variabel visual merchandising (window


Interval Rata-Rata Skor display, citra toko, store atmosphere)
sama-sama memiliki pengaruh terhadap
Interval Rata-Rata Kriteria Setiap impluse buying namun diantara variabel
Skor Variabel visual merchandising(window display,
1 – 1,80 Sangat tidak citra toko, store atmosphere) yang
setuju memiliki pengaruh dominan adalah store
atmosphere
1,81 – 2,60 Tidak setuju

2,61 – 3,40 Netral Uji Persyaratan Analisis


Pengujian persyaratan analisis perlu
3,41 – 4,20 Setuju dilakukan sebelum data dianalisis lebih
lanjut. Pengujian persyaratan analisis
4,21 – 50 Sangat setuju yang dilakukan yaitu uji normalitas
Sumber : Durianto et al (2001:43), diolah dan homogenitas. Uji normalitas
dilakukan karena berdasarkan metode
Tabel diatas menggambarkan kategori penelitian, analisis data dalam penelitian
sikap terhadap analisis window display, ini menggunakan analisis regresi dan
citra toko dan store atmosphere pada lini korelasi, sehingga data variabel bebas
carrefour. Misalkan jika nilai jawaban maupun variabel terikat harus berdistribusi
reponden terhadap interval 3,41-4,20 normal. Sedangkan uji homogenitas
maka responden menyatakan window dilakukan hanya untuk meyakinkan
display, citra toko dan store atmosphere bahwa variasi skor dari ketiga variabel
setuju, sehingga dapat diartikan fakta bersifat homogen.
bahwa window display, citra toko dan
store atmosphere mempengaruhi impulse Uji Hipotesis Statistik
buying responden carrefour. Dari tabel Sebelum menjabarkan tentang analisis
distribusi frekuensi variabel diatas dapat data dalam bentuk perhitungan dengan
disimpulkan sebagai berikut: menggunakan bantuan program SPSS
versi 16 for window , sebagaimana telah
Tabel 12
diketahui hipotesa penelitian sebagai
Hasil rata-rata Variabel
berikut:
VARIABEL RATA-RATA Kategori
1. HO = Visual Merchandising (window
SKOR
display, citra toko, Store atmosphere)
Window 4,05 Setuju tidak berpengaruh terhadap Consumer
display
Impulse buying
Citra Toko 3,86 Setuju Ha = Visual Merchandising (window
Store Sangat Setuju display, citra toko, Store atmosphere)
4,37
atmosphere berpengaruh terhadap konsumen
Konsumen 4,22 Sangat Setuju Impulse buying
Impulse 2. Ho = Store Atmosphere tidak
buying berpengaruh dominan terhadap
Sumber: hasil rata-rata skor diolah penulis konsumen Impulse buying
Ha = Store Atmosphere berpengaruh
Dilihat dari tabel hasil rata-rata skor dominan terhadap konsumen Impulse
diatas dapat disimpulkan bahwa dari buying

46 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying
Behavior Pada Carrefour B.G Junction Surabaya

Sebelum melakukan pengujian Tabel 13


hipotesis maka dilakukan uji analisis Collinearity Statistics
regresi sebagai berikut:
Collinearity Statistics
Model
Analisis Regresi Linier Berganda Tolerance VIF
Dalam penelitian ini peneliti 1 (Constant)
menggunakan lebih dari tiga variabel Window_display .894 1.119
sehingga untuk menentukan kelayakan
Citra_toko .785 1.274
secara statistik menggunakan analisa
regresi linier berganda maka haru Store_atmosfer .784 1.275
memenuhi beberapa uji asumsi klasik Sumber: Hasil Olah penulis,2015
sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas
1. Uji Multikolinieritas menunjukkan nilai VIF (Variance
Multikolinearitas menunjukkan Inflation Factor)  adalah < 10. X1 sebesar
adanya lebih dari satu hubungan linier yang 1,119 nilai VIF dari X2 sebesar 1,274 dan
sempurna. Hal tersebut seperti yang telah nilai VIF dari X3 sebesar 1,275. Dapat
dikemukakan oleh Santoso (2002:203) disimpulkan bahwa model regresi tidak
bahwa tujuan uji multikolinearitas adalah mengandung multikolinieritas. Sehingga
untuk menguji apakah pada model regresi pengujian selanjutnya dapat dilanjutkan
ditemukan adanya korelasi antar variabel karena telah memenuhi syarat pengujian
independent. Jika terjadi korelasi, asumsi klasik yaitu tidak terjadi
maka dinamakan terdapat problem multikolonieritas.
multikolinearitas. Untuk mendeteksi
adanya multikolinearitas adalah dari 2. Uji normalitas
besarnya VIF (Variance Inflating Factor) Menurut Bambang (2005) Pengujian
dan tolerance. Pedoman suatu model ini bermaksud untuk mengetahui normal
regresi yang bebas multikolinearitas atau tidaknya data yang diperoleh.
menurut Santoso (2002:206) adalah: Uji normalitas dilakukan dengan
a. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 mengunakan Normal P-P regresi dengan
b. Mempunyai angka tolerance bantuan SPSS versi 16 for window .
mendekati 1 Jika probabilitas < 0,05 maka datanya
dinyatakan berdistribusi normal,
Uji asumsi dasar ini diterapkan untuk sebaliknya jika nilai probabilitasnya
analisis regresi yang terdiri atas dua > 0,05 maka datanya dinyatakan
atau lebih variabel dimana akan diukur berdistribusi tidak normal.
tingkat asosiasi (keeratan) hubungan Dari grafik Normal PP-Plot diatas
atau pengaruh antar variabel melalui dapat terlihat pola penyebaran data
besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan yang ada dimana data yang berbentuk
multikolieritas jika koefisien korelasi antar titik atau lingkaran kecil menyebar
variabel bebas (X) lebih besar dari 0.05. mengikuti garis lurus diagonal disekitar
dikatakan tidak terjadi multikolinieritas diagram. Dengan berlandaskan
jika koefisien korelasi antar variabel pedoman penilaian Normalitas data
bebas lebih kecil atau sama dengan 0.05 maka disimpulkan bahwa data residu
(Danang dan Ari;2013). dari variabel independen (X1, X2 dan
X3) yang diteliti adalah data yang

Jurnal 47
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

berditribusi normal. Dengan demikian store atmosphere terhadap konsumen


uji Normalitas ini menunjukkan impulse buying, Tabel keempat
terpenuhi asumsi Normalitas. menginformasikan model persamaan
regresi yang diperoleh dengan koefisien
konstanta dan koefisien variabel yang ada
di kolom Unstandardized Coefficients B.
maka dilakukan analisa Regresi Linier
Berganda dengan bantuan program SPSS.
Dari tabel diatas diperoleh persamaan
regresinya sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e


Y = 2,467 + 0,150 X1 - 0,161 X2 + 0,167 X3

Dimana:
Y = Konsumen Impulse buying
a   = Konstanta
X1   = Display windoy
Gambar 3 Grafik Normal PP-Plot X2   = Citra Toko
X3 = Store Atmosphere
3. Uji Autokorelasi b1   = Koefisien regresi untuk variabel
Display window
Dasar pengambilan keputusan du
b2  = Koefisien regresi untuk variabel
≤ dw ≤ 4-du, keputusan dari hasil di
Citra Toko
atas nilai dw = 1,971 sehingga 1,74 ≤
b3  = Koefisien regresi untuk variabel
1,971 ≤ 4-du, maka dapat disimpulkan
store atmosphere
bahwa persamaan regresi tidak memiliki
e  = Error atau kesalahan pengganggu
hubungan auto regresi korelasi sehingga
layak digunakan.
Dari tabel diatas menunjukkan
bahwa persamaan regresi berganda yang
Analisisi Regresi Berganda
diperoleh dari hasil analisis yaitu Y =
Analisa data dilakukan tehadap hasil 2,467 + 0,150 X - 0,161 X + 0,167 X
1 2 3
jawaban responden. Untuk mengetahui persamaan regresi tersebut  bahwa harga
pengaruh window display, citra toko dan

Tabel 14
Model Summary
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .434a .188 .163 .27937 1.971
a. Predictors: (Constant), x2, x1, x3
b. Dependent Variable: y
Sumber: Hasil olah kuesioner penulis, 2015

48 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying
Behavior Pada Carrefour B.G Junction Surabaya

Tabel 16
Coefficients
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.464 .301 8.181 .000
x3 .166 .053 .326 3.143 .002 .785 1.274
x1 .151 .053 .279 2.866 .005 .893 1.119
x2 -.159 .074 -.223 -2.154 .034 .789 1.267
a. Dependent Variable: y
Sumber: Hasil Olah kuestioner, 2015

α1 = 0,150   bertanda positif α2 = 0,161 1 (satu) nilai X2 akan menurunkan Y


bertanda positif dan α3 = 0,167 bertanda yaitu sebesar -0,161.
positif. Dengan demikian terdapat 4. Koefisien regresi X3 sebesar 0,167
hubungan yang positif antara X1 denganY, menyatakan bahwa setiap penambahan
hubungan yang negatif antara X2 dengan Y 1(satu) nilai X3 akan meningkatkan Y
dan juga terdapat hubungan positif antara sebesar 0,167
X3 dengan Y. Dengan kata lain, maka dari
persamaan di atas dapat diartikan sebagai 1. Uji Korelasi
berikut: Dari tabel dibawah dapat terlihat
1. Konstanta sebesar 2,467 menyatakan adanya hubungan sangat lemah antara
bahwa besarnya Y adalah 2,467 variabel independen (Window display,
dengan asumsi bahwa X1, X2, dan X3 citra toko, store atmosphere) terhadap
bernilai constant variabel dependen (konsumen impulse
2. Koefisien regresi X1 sebesar 0,150 buying) terbukti interval koefisien sebesar
menyatakan bahwa setiap penambahan 0,434. Hal ini menjelaskan bahwa untuk
1 (satu) nilai X1 akan meningkatkan Y menimbulkan pembelian yang spontan
sebesar 0,150. (impulse buying) maka memerlukan
3. Koefisien regresi X2 sebesar -0,161 window display, citra toko, dan store
menyatakan bahwa setiap pengurangan atmosphere.

Tabel 18
Model Summary
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .434a .188 .163 .27937 1.971
a. Predictors: (Constant), x2, x1, x3

b. Dependent Variable: y

Sumber: Hasil Kuestioner diolah penulis, 2015

Jurnal 49
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

2. Uji Determinasi (R2) (store atmosphere) secara simultan


Koefisien determinasi berganda terhadap variabel Y (impulse buying).
(R2) digunakan untuk mengetahui 2. Menentukan titik kritis (Ftabel)
sumbangan  pengaruh variabel Tingkat signifikansi (α) ditetapkan
independen terhadap variabel dependen. sebesar 5%
Untuk mengetahui  besarnya koefisien
determinasi (R2) masing-masing prediktor Derajat kebebasan pembilang (df1) =
yang digunakan. k=3
Derajat kebebasan penyebut (df2) =
Dilihat pada tabel diatas terlihat n - k - 1 = 100 - 3 - 1 = 96 sehingga
tampilan dari hasil spss model summary diperoleh Ftabel = 2.68
dengan hasil koefisien determinasi (R²)
menunjukkan nilai sebesar 0,188 hal ini Menentukan besarnya Fhitung 7.383
menunjukkan bahwa variabel citra toko, Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
window display dan store atmosphere Apabila Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima
mempunyai kontribusi sebesar 18,8% pada dan H1 ditolak.
konsumen impulse buying, sedangkan Apabila Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak
sisanya 81,2 % dipengaruhi oleh faktor- dan H1 diterima
faktor variabel lain (promosi, harga, dan
lain-lain) diluar variabel penelitian. Simpulan
Karena Fhitung = 7.383 lebih besar
Uji Simultan (F) dari Ftabel = 2.68 maka hasilnya dari uji
Tabel 19 tersebut dapat diterima dan sesuai dengan
Hasil Uji Simultan (F) hipotesis.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.731 3 .577 7.383 .000a
Residual 7.501 96 .078
Total 9.232 99
a. Predictors: (Constant), Store_atmosfer, citra_toko, Window_display
b. Dependent Variable: Konsumen_impulse_buying
Sumber: Hasil Olah Kuestioner, 2015
Tabel di atas digunakan untuk
Uji F, langkah-langkah sebagai menunjukkan taraf signifikansi atau
berikut: linearitas dari regresi. Kriterianya dapat
1. Hipotesis Statistik ditentukan berdasarkan uji F atau nilai
H0: b1, b2, b3 = 0 artinya tidak ada uji Signifikansi (Sig). Dalam tabel
pengaruh antara variabel X1 (window tersebut nilai F hitung sebesar 7,383
display), X2 (citra toko), X3 (store dengan signifikansi 0,00 yang berarti
atmosphere) secara simultan terhadap secara bersama-sama variable window
variabel Y (impulse buying). display, citra toko, dan store atmosfer
berpengaruh terhadap Konsumen
H1: b1, b2, b3 ≠ 0, artinya ada
Impulse buying.
pengaruh antara antara variabel X1
(window display), X2 (citra toko), X3

50 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying
Behavior Pada Carrefour B.G Junction Surabaya

Uji Parsial (Uji t) n-2 = 100-2 = 98, di dengan demikian


Tabel 20 kriteria pengambilan keputusannya adalah
Coefficientsa karena besarnya thitung3,143 > ttabel1,984,
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang
Unstandardized berarti secara parsial (sendiri-sendiri)
Model Coefficients t X3  mempengaruhi Y
B Std. Error

1 (Constant) 2.464 .301 8.181 Pembahasan Hasil Penelitian


x3 .166 .053 3.143 Berdasarkan hasil Analisis penelitian
x1 .151 .053 2.866 diatas dapat dijelaskan bahwa:
x2 -.159 .074 -2.154 1. Berdasarkan hasil regresi linier
a. Dependent Variable: y berganda diperoleh nilai Koefisien
regresi  berganda X1  sebesar 0,150
Sumber: hasil olah kuestioner,2015 menyatakan bahwa setiap penambahan
1 (satu) nilai X1 akan meningkatkan Y
Nilai thitung diperoleh dengan sebesar 0,150. Berdasarkan secara uji
menggunakan bantuan aplikasi software parsial diperoleh hasil dengan derajat
SPSS versi 16. Selanjutnya nilai t hitung kebebasan (df) = n-2 = 100-2 = 98 α ,
akan dibandingkan dengan tingkat dengan demikian kriteria pengambilan
kesalahan (α=5%) derajat kebebasan (df) keputusannya adalah karena besarnya
= (n-k). criteria pengambilan keputusan: thitung2,866 > ttabel1,984, sehingga H0
1. H0 diterima jika thitung< ttabeln ditolak dan H1 diterima yang dapat
2. Ha di terima jika thitung> ttabel diartikan bahwa secara parsial (sendiri-
sendiri) X1 berpengaruh terhadap Y.
2. Berdasarkan hasil regresi linier
Berdasarkan pada hasil Uji Parsial
berganda diperoleh nilai Koefisien
tabel diatas diperoleh thitung untuk
regresi  berganda X2 sebesar -
variable X1 sebesar 2,866. Dengan derajat
0,161 menyatakan bahwa setiap
kebebasan (df) = n-2 = 100-2 = 98, di
pengurangan 1 (satu) nilai X2 akan
dengan demikiankriteria pengambilan
menambah Y yaitu sebesar - 0,161.
keputusannya adalah besarnya thitung2,866
Berdasarkan hasil Uji parsial diperoleh
> ttabel1,984, sehingga H0 ditolak dan
hasil dengan derajat kebebasan (df) =
H1 diterima yang berarti secara parsial
n-2 = 100-2 = 98, dengan demikian
(sendiri-sendiri) X1  mempengaruhi Y
kriteria pengambilan keputusannya
Terlihat pada hasil Uji Parsial tabel adalah : karena thitung3,143 > ttabel1,984,
diatas diperoleh thitung untuk variable sehingga thitung-2.154 > ttabel1,9845,
X2  sebesar -2.154. Dengan derajat sehingga H0 diterima dan H1 ditolak
kebebasan (df) = n-2 = 100-2 = 98, di yang berarti secara negatif namun
dengan demikian kriteria pengambilan tidak signifikan mempengaruhi Y
keputusannya adalah karena besarnya thitung- 3. Berdasarkan hasil regresi linier
2.154 > ttabel1,9845, sehingga H0 diterima berganda diperoleh nilai Koefisien
dan H1 ditolak yang berarti secara parsial regresi  berganda Koefisien regresi
(sendiri-sendiri) X2  mempengaruhi Y X3 sebesar 0,167 menyatakan bahwa
Pada hasil Uji Parsial tabel diatas setiap  penambahan 1 (satu) nilai X3
diperoleh thitung untuk variable X3 sebesar akan meningkatkan Y sebesar 0,167.
3,143 Dengan derajat kebebasan (df) = Berdasarkan hasil uji secara parsial

Jurnal 51
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

di peroleh hasil dengan derajat buying di Carrefour B.G Junction


kebebasan (df) = n-2 = 100-2 = 98, Surabaya. Hal ini terjadi karena
dengan demikian kriteria pengambilan thitung-2.154 > ttabel1,984,dan nilai sig
keputusannya adalah thitung3,143 > (0,034), sehingga H0 diterima dan
ttabel1,984, sehingga H0 ditolak dan H1 H1 ditolak yang artinya terdapat
diterima yang berarti secara parsial pengaruh negatif tapi tidak signifikan
(sendiri-sendiri) X3  mempengaruhi Y. citra toko ( X2) terhadap Konsumen
4. Berdasarkan hasil analisis determinasi Impulse buying. Citra Toko (Nama
diperoleh hasil nilai koefisien Baik) Carrefour BG Juction kurang
determinasi R2 (R Square) sebesar memberikan rangsangan atau daya
0,188 atau 18,8 % . Dengan kata tarik pada konsumen untuk melakukan
lain  pengaruh X1, X2, dan X3 secara pembelian secara tidak terencana
bersama-sama terhadap Y adalah (Impluse Buying).
sebesar 18,8% sedangkan sisanya 3. Store Atmosphere berpengaruh
81,2 % ditentukan oleh faktor-faktor dominan terhadap impulse buying di
lainnya, diluar X1, X2, dan X3 terhadap Carrefour B.G Junction Surabaya.
Y. Dan berdasarkan hasil uji Silmultan Hal ini terjadi besarnya thitung3,143 >
(uji f) di peroleh hasil nilai fhitung ttabel1,984 dan nilai sig (0,002), sehingga
sebesar 7,383. Pada taraf signifikansi H0 ditolak dan H1 diterima yang
5% (0,000 < 0,05) diperoleh Ftabel = artinya terdapat pengaruh positif Store
2,68. Nilai fhitung> ftabel (7,383 >2,68), Atmosphere ( X3) terhadap Konsumen
maka H0 ditolak dan H1 diterima Impulse buying. Carrefour BG Juction
sehingga dapat dikatakan bahwa X1, Surabaya berhasil menciptakan Strore
X2, dan X3 secara bersama-sama atmosphere berupa pencahayaan,
berpengaruh terhadap Y. warna, musik dan wangi-wangian
yang nyaman sehingga menimbulkan
Kesimpulan pembelian secara tidak terencana pada
konsumen.
Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan pada bab IV maka dapat Daftar Pustaka
disimpulkan sebagai berikut:
1. Window display berpengaruh signifikan Adellya nurmalasari (2015), Jurnal
terhadap impulse buying di Carrefour Analisis Pengaruh Creative
B.G Junction Surabaya. Hal ini terjadi Promotion,Visual Merchandising
karena nilai thitung2,866 > ttabel1,984 dan Dan Harga Pada Keputusan
nilai sig (0,05), sehingga H0 ditolak Pembelian Produk Ritel Fashion
dan H1 diterima yang artinya terdapat Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi
pengaruh positif window display ( Penelitian. Penerbit PT. Rineka
X1) terhadap Konsumen Impulse Cipta. Jakarta.
buying. Window Display di Carrefour Bambang S. Soedibjo, 2005, Pengantar
BG Juction yang menarik dapat Metode Penelitian, STIE-STMIK
menimbulkan keinginan pembelian Pasim, Bandung
tidak terencana terhadap konsumen Berman, Barry dan Evans, Joel R. 2004.
(Impluse Buying) Retail Management A Strategic
2. Terdapat pengaruh negatif signifikan Apporoach. Ninth Editon. New Jersey:
antara Citra Toko terhadap impulse Pearson Education International.

52 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Visual Merchandising Terhadap Konsumen Impulse Buying
Behavior Pada Carrefour B.G Junction Surabaya

Dunne, P.M., and Lusch, F.R., (2005), Sopiah dan Syihabuddin. 2008. Manajemen
Retailing, Fifth Edition, Thomson Bisnis Ritel.Andi :Yogyakarta.
Corporation, South Western. Triyono, Sigit. 2006. Sukses Terpadu
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Bisnis Ritel. Jakarta : PT. Elex Media
Multivariate dengan Program SPSS. Komputindo.
Semarang Taufiq, A. 2005. Manajemen Ritel. Jakarta
Hatane Semuel, 2006. “Dampak Respon : Penerbit PPM
Emosi Terhadap Kecenderungan Utami, Christina Whidya. 2006.
Perilaku Pembelian Impulsif Manajemen Ritel: Strategi dan
Konsumen Online dengan Implementasi Ritel Modern. Jakarta:
Sumberdaya yang Dikeluakan dan Penerbit Salemba Empat.
Orientasi Belanja Sebagai Variabel Utami, Christina Widhya. 2010.
Mediasi”. Jurnal manajemen dan Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba
kewirausahaan.Vol.8.No.2. Empat
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/ Utami, Cristina Widya. 2008. Manajemen
dir.php?DepartmentID=MAN Barang Dagangan dalam Bisnis
Kotler, Philip., 2005, Manajemen Riteil. Publishing Bayumedia,
Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid Malang
2. Jakarta: Penerbit Indeks Lamb, et.
al. 2001. Pemasaran Buki 1. Jakarta:
Salemba
Peter,Olson. 2005. Consumer Behaviour
and Marketing Strategy. New York:
Mc. Graw Hill.
Puspitasari, Diana. (2006). Analisis
Pengaruh Persepsi Kualitas Dan
Kepuasan Pelanggan Terhadap
Minat beli Ulang. Tesis.
Rudy Jusup Sutiono (2009), Visual
Merchandising Attraction: Senjata
Merayu yang Paling Ampuh agar
Orang Membeli Apa pun yang Anda
Jual, gramedia Pustaka utama
Sudarsono, Ceicilia Vanny (2011)
Jurnal Pengaruh window display,
mannequin display dan promotional
signage terhadap impulse buying di
Fashion Park, Surabaya
Sugiono. 2003, Metode Penelitian
Bisnis. Edisi kelima. Cv. Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.
Bandung: Alfabeta

Jurnal 53
Dinamika Administrasi Bisnis
Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis Volume 02, Nomor 01, April 2016

ANALISIS PENGARUH NEW WAVE MARKETING (COMMUNITIZATION


DAN CROWD-COMBO) TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION PADA
PENGGUNA SMARTPHONE XIAOMI DI INDONESIA

* Rangga Luqman Hakim, ** IGN Anom Maruta, ** Endro Tjahjono

ABSTRACT

The development of information technology is growing rapidly and


quickly on the last few years. These developments have an impact on the
pattern of the marketing strategy of that vertical characteristic in the Legacy
Marketing era to be horizontal in this New Wave Marketing era. Xiaomi as
Smartphone newcomer using this strategy to enter the world market, including
Indonesia. Seeing this phenomenon, this study was conducted in order to
determine and analyze the effect of the New Wave Marketing (Communitization
and Crowd-Combo) for Customer Satisfaction at Xiaomi Smartphone Users
in Indonesia. Data were obtained from the questionnaires, literature study,
observation and appropriate online research purposes. Analysis tools is
using multiple regression hypothesis test, namely F test and t test. The total
sample of 100 respondents drawn from Xiaomi Smartphone user forums (Mi
Fans). The results showed that the use of the New Wave Marketing strategy
(Communitization, Co-Creation, Currency, Communal Activation, and
Conversation) simultaneously or partially significant influence on Customer
Satisfaction. Conversation variable has dominant influence. Values obtained
from this research, Adjusted R Square of 0.836, which means that 83.6% of
Customer Satisfaction variation is explained by the variation in the variables
of Communitization and Crowd-Combo, the remaining balance of 16.4% is
explained by other variables outside the research.
Keywords : New Wave Marketing, Communitization, Crowd-Combo, Customer
Satisfaction

Pendahuluan keamanan, maupun ekonomi. Teknologi


internet berkembang dengan Web 2.0
Perkembangan Teknologi dan dan juga mobile technology membuat
Informasi semakin dinamis dan banyak perilaku pelanggan berubah dan sekaligus
melahirkan terobosan baru dalam segala membuka peluang-peluang baru. Marketer
aspek kehidupan, baik sosial, politik, harus menyesuaikan praktik marketing-

54
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

nya dengan berbagai perubahan ini agar lima konsep yang diperlukan dalam
mampu terus bersaing dan merebut pasar. membentuk suatu Customer Satisfaction,
Global Web Index, sebuah perusahaan yaitu Communitization dan Crowd-
riset yang meneliti pasar konsumen digital, Combo (co-creation, currency, communal
seperti dirilis oleh laman Techinasia activation, conversation). Kelima konsep
menunjukkan pengguna internet di tersebut merupakan evolusi dari konsep-
Indonesia pada awal tahun 2014 sudah konsep pada era Legacy Marketing,
mencapai 88,1 juta dengan sebaran Communitization sebagai Segmentasi,
terbesar masih berada di pulau Jawa yang Crowd-Combo atau New Wave Marketing
mencapai 52 juta. Sebaran demografi Mix yang terdiri dari Co-Creation
pengguna internet di bawah ini berdasar sebagai Product, Currency sebagai price,
riset yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Communal Activation sebagai place,
Penyelenggara Internet Indonesia) hingga serta Conversation sebagai Promotion.
akhir tahun 2014. ­Pemilihan lima variabel tersebut karena
keterkaitannya yang sangat erat antara
Hermawan Kartajaya dalam buku terbentuknya Communitization dengan
New Wave Marketing (2008:20) membagi penerapan aplikasi Crowd-Combo (Co-
tiga stages pemasaran di Asia, khususnya creation, Currency, Communal Activation,
Indonesia. Era pertama terjadi sebelum dan Conversaton).
tahun 1998 yang disebutnya sebagai
Pseudo Marketing. Pada era ini orang Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
sudah belajar marketing, tapi tidak setiap perusahaan bisa dipastikan adalah
banyak yang menerapkan dengan benar. untuk mendapatkan profit sebesar-besarnya
Era setelah 1998 sampai dengan 2008 dari penjualan yang dilakukan. Untuk
disebutnya sebagai era Legacy Marketing, mencapai tujuan perusahaan tersebut
perusahaan-perusahaan mulai berpikir adalah dengan meningkatkan kualitas dan
bahwa untuk survive mereka harus bisa kuantitas penjualan serta mendapatkan
lebih kompetitif. Persaingan dalam masa Customer yang loyal. Permasalahannya
ini sudah mulai fair, dan dilakukannya ketika sudah mendapatkan Customer,
analisa pasar untuk mengetahui kondisi apakah Customer tersebut puas dengan
yang sebenarnya. Sepuluh tahun setelah value yang ditransfer oleh perusahaan dan
tahun 2008 mulailah yang disebut dengan menjadikannya loyal.
era New Wave Marketing, era dimana Masyarakat saat ini bisa dikatakan
semua yang dulunya vertikal mulai beralih tidak bisa dilepaskan dari gadget,
ke horisontal. khususnya smartphone, adanya tren
New Wave Marketing merubah kenaikan penggunaan internet dari tahun
konsep segmentasi, targeting, positioning, ke tahun dan 85% dari akses tersebut
diferensiasi, marketing mix (product, price, menggunakan Smartphone. Salah satu
place, and promotion), selling, brand, produsen Smartphone asal Tiongkok
servis, dan proses menjadi communitization, yang meramaikan pasar Smartphone
confirming, clarifying, coding, crowd-combo di Indonesia adalah Xiaomi. Sebagai
(co-creation, currency, communal activation, pendatang baru di dunia Smartphone,
conversation),commercialization,character, Xiaomi dengan segala inovasi baik
caring, dan collaboration. produk yang ditawarkan dan juga cara
pemasaran yang tidak biasa telah berhasil
Dari ke 12-c dalam New Wave Marketing menunjukkan kepada dunia dengan
tersebut, penulis melihat sedikitnya ada direbutnya peringkat tiga besar produsen

Jurnal 55
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Smartphone membuntuti Samsung dan and services ofvalue with others. (Kottler,
Apple pada tahun 2014, walaupun pada 2012: 5)
tahun 2015 posisinya digeser oleh Huawei Menurut AMA (Asosiasi pemasaran
(gadgetren.com). Amerika) yang dikutip oleh Kotler
Customer Satisfaction secara sederhana danKeller (2012: 5) definisi pemasaran
dapat dilihat dari produk yang ditawarkan adalah Marketing is the activity, setof
kemudian apakah trennya ke arah positif institutions, and processes for creating,
apa negatif. Xiaomi sebagai pendatang communicating, delivering, and
baru dengan manuvernya yang mampu exchanging offerings that have value for
menjual puluhan ribu produknya hanya customers, clients, partners, and societyat
dalam hitungan menit di Indonesia cukup large.
menyita perhatian. Apakah benar strategi Menurut Djaslim Saladin (2006: 1)
yang diterapkan serta eksistensinya yang istilah pemasaran dapat diartikan sebagai
terbilang masih baru di pasar Indonesia berikut: Pemasaran adalah suatu sistem
sudah membuat puas CustomerXiaomi total dari kegiatan bisnis yang dirancang
dan sejauh mana pengaruh strategi dalam untuk merencanakan, menentukan harga,
era New Wave Marketing ini diterapkan. promosi dan mendistribusikan barang-
barang yang dapat memuaskan keinginan
Tujuan Penelitian dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
Adapun tujuan dilakukannya perusahaan.
penelitian ini antara lain untuk mengetahui
dan menganalisis: Definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa arti pemasaran adalah
1. Pengaruh penerapan strategi Definisi-definisi di atas dapat disimpulkan
Communitization, Currency, Co- bahwa arti pemasaran adalah untuk
Creation, Communal Activation, dan mengetahui dan memahami pelanggan
Conversation terhadap Customer dengan baik sehingga produk atau jasa
Satisfaction, sesuai dengan kebutuhan konsumen.
2. Variabel Independen (Communitization, Pemasaran menyalurkan barang dari
Currency, Co-Creation, Communal produsen kepada konsumen dan akhirnya
Activation, dan Conversation) yang dapat memenuhi kebutuhan konsumennya
mempunyai pengaruh paling signifikan tersebut.
terhadap Customer Satisfaction.
Intinya pemasaran bertujuan untuk
Tinjauan Pustaka mencapai sasaran dengan mengenali
kebutuhan dan keinginan konsumen
1. Pemasaran dengan cara yang lebih efektif yaitu
Pemasaran sebagai sebuah aktivitas dengan merancang, menentukan harga
sosial yang berfunsi untuk menciptakan, promosi dan akhirnya bisa memberikan
mengenalkan, dan mempertahankan nilai kepuasan bagi konsumen.
dari sebuah produk yang dalam masyarakat
mempunyai banyak pengertian, baik 2. Manajemen Pemasaran
secara social maupun manajerial. Manajemen pemasaran terjadi ketika
Marketing is a societal process by setidaknya satu pihak dalam sebuah
which individuals and groups obtain what pertukaran potensial berpikir tentang
theyneed and want through creating, cara-cara untuk mencapai respons yang
offering,and freely exchanging products diinginkan oleh pihak lain.

56 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

Pengertian manajemen pemasaran 2. Sedangkan perspektif kedua yaitu


menurut Kotler dan Keller (2012: 5), apa yang suatu organisasi akhirnya
Marketing management as the art and lakukan (eventually does), yang
science of choosing target markets and mendefinisikan strategi sebagai pola
getting, keeping, and growing customers tanggapan atau respon organisasi
through creating, delivering, and terhadap lingkungannya sepanjang
communicating superior customer value. waktu. (Stoner, Freeman, dan Gilbert,
Sedangkan menurut Ben. M.Enis yang Jr. dalam Fandy Tjiptono)
dikutip oleh Buchori Alma (2005: 86),
Marketing is the process of increasing the Menurut Tull dan Kahle (1990)
effective ness and or efficiensy by which Strategi Pemasaran didefinisikan sebagai
marketing activities are performed by alat fundamental yang direncanakan untuk
individuals or organizations. mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing
Menurut William J. Shultz yang dikutip yang berkesinambungan melalui pasar
oleh Buchori Alma (2005: 86), Marketing yang dimasuki dan program Pemasaran
management is planning, direction and yang digunakan untuk melayani pasar
control of the entire marketing activity of sasaran tersebut. Fandy Tjiptono (1997:
afirm of division of afirm. 6).
Kesimpulan dari beberapa pengertian Menurut Corey (dalam Dolan,1991)
manajemen pemasaran adalah suatu dalam Fandy Tjiptono (1997: 6), Strategi
proses perencanaan pemasaran untuk bisa Pemasaran terdiri atas lima elemen yang
mendapatkan hasil yang maksimal dengan saling terkait, antara lain:
sumberdaya yang efektif dan efisien.
1. Pemilihan Pasar
3. Strategi Pemasaran 2. Perencanaan Produk
3. Sitem Distribusi, dan
Strategi, sebuah kosakata yang diserap 4. Penetapan Harga
dari Bahasa Yunani yang berasal dari kata 5. Komunikasi Pemasaran (Promosi)
strategia (Stratos = militer; dan ag = me-
mimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk Berdasarkan perkembangannya,
menjadi Jenderal. Hal ini relevan dengan strategi Pemasaran mengalami empat fase
situasi zaman itu yang sering terjadi perkembangan, yaitu:
perang, dimana jenderal dibutuhkan untuk
memimpin suatu angkatan perang agar 1. Budgetting dan Overall Strategy
dapat selalu memenangkan peperangan. (dekade 1950an)
Fandy Tjiptono (1997: 3) 2. Perencanaan Jangka Panjang (dekade
1960an)
Pemahaman Strategi Organisasi dapat 3. Formula Planning (dekade 1970an)
didefinisikan berdasarkan dua perspektif 4. Strategic Thinking (semenjak dekade
yang berbeda, yaitu: 1980an hingga saat ini)
1. Pertama dari perspektif apa yang suatu
organisasi ingin lakukan (intends 4. New Wave Marketing
to do) dimana dapat dijabarkan Era new wave marketing dengan
sebagai program untuk menentukan teknologi yang ada mendorong lahirnya
dan mencapai tujuan organisasi dan kreatifitas dan teknologi (driving
mengimplementasikan misinya, creativity). Disaat ini manusia mulai

Jurnal 57
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

memasuki tahap perkembangan pada Communitization dan Crowd-Combo


peradaban yaitu sebagai kreatif, (Co-Creation, Currency, Communal
akumulasi pengetahuan yang sebelumnya Activation, dan Conversation). Kelima
sudah didapat pada era informasi variabel tersebut dipilih karena saling
menjadikan orang mampu melahirkan berhubungan dan mempunyai pengaruh
kebijakan untuk menciptakan berbagai yang besar dalam mensukseskan tujuan
hal jauh lebih kreatif. Pada teknologi perusahaan, yaitu Customer Satisfaction.
era new wave mendorong tumbuhnya Communitization dibentuk untuk dapat
partisipasi, semakin banyak orang bisa melaksanakan taktik Co-creation,
terhubung dan berkolaborasi antara satu Currency, Communal Activation, dan
dengan yang lain untuk menciptakan juga Conversation. Tanpa adanya
sesuatu (Kartajaya,2008:122). Selain itu Comunitization keempat dimensi dari
akses pada new wave marketing harus Crowd-combo tersebut tidak akan bisa
memungkinkan terciptanya value secara tercapai.
bersama melalui jaringan orang yang saling
berbagi, berinteraksi dan menyelesaikan 5. Communitizaton
masalah. New wave marketing harus Communitization adalah membentuk
mampu mengkombinasikan sejumlah suatu komunitas konsumen sebagai
aktivitas pemasaran secara kreatif dengan sekelompok orang yang saling
fokus kepada individu-individu yang peduli satu sama lain,dan memiliki
diharapkan bisa memiliki interest dan kesamaan,tujuan,nilai dan identitas.
values yang sama dengan perusahaan. (Kartajaya, 2010: 86)
Pemasaran terdiri atas tiga komponen Dalam era Legacy Marketing,
yaitu Strategy, Tactic, dan Value. strategi Marketing mempunyai tiga unsur
Dimana dalam New Wave Marketing, utama, yaitu Segmentation, Targeting,
elemen-elemen pemasaran tersebut dan Positioning. Namun kini di era
mengalami pergeseran yaitu pergeseran New Wave Marketing pemasar harus
dari sisi strategi pemasaran dimana dari mampu menghubungkan diri dengan
yang namanya Segmentation menjadi pelanggan dan membentuk suatu konsep
Communitization, Targeting menjadi pemasaran yang dapat diterima dengan
Confirmation, dan Positioning menjadi lebih meaningfull oleh pelanggan. Oleh
Clarification. Penerapan elementaktik karena itu ketiga elemen dari strategi
Pemasaran berubah karena praktek marketing tersebut dirubah menjadi
Differentiation menjadi Codification, Communitization, Clarification, dan
dari bauran Pemasaran 4P (Product, Confirmation.
Price, Place, Promotion) menjadi New
Wave Marketing-Mix Crowd-combo Communitization dalam buku
(Co-creation, Currency, Communal Facebook Marketing for Giant Profits,
Activation, Conversation) dan juga darimerupakan pembentukan komunitas yan
Selling ke Commercialization. Sedangkanterdiri dari orang-orang yang memiliki
Marketing Value bergeser dari Brand ke kepentingan dan ketertarikan yang sama
yang terkait dengan suatu produk atau
Character, dari Service menjadi Care dan
dari Process menjadi Collaboration. lebih dikenal dengan prospek. Prospek
inilah yang menjadi target market yang
Dalam penelitian ini, tidak nantinya harus dirubah menjadi customer,
menggunakan ke 12-C dalam New Wave bahkan menjadi komunitas yang loyal.
Marketing, melainkan hanya difokuskan Hal ini dilakukan untuk meminimalisir

58 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

energi karena perusahaan tidak akan Pada era Legacy Marketing, value
menawarkan produk kepada mereka dari sebuah produk dirancang dan dibuat
yang bukan merupakan target market dengan sedemikian rupa oleh internal
perusahaan tersebut. (Lasmadiarto, 2010: perusahaan dan kemudian di-deliver­
17) kepada pelanggan sebagai barang jadi
Tujuan Communitization adalah yang siap konsumsi. Berbeda dengan Co-
bagaimana komunitas yang diciptakan Creation di era New Wave Marketing,
baik secara by-default maupun by-design di mana value diciptakan bersama-sama
tersebut bisa menjadi relevan dengan antara produsen dan pelanggan.
karakter merek perusahaan. Indikator yang Basis value yang kedua yaitu
digunakan bukan lagi sekedar kesamaan pengukuran kepuasan pelanggan
yang homogeny antar konsumen, tapi didasarkan dari feature yang melekat
sejauh mana masing-masing anggota pada produk tersebut. Pada Co-
komunitas tersebut benar-benar adesif, Creationvalue tersebut justru berasal dari
artinya saling menyatu satu sama lain. Pada proses interaksai antara produsen dengan
era New Wave Marketing, yang terpenting pelanggan.
adalah akses yang memungkinkan Tahap-tahap pengembangan produk
terciptanya value secara bersama melalui (Co-Creation) biasanya dimulai dengan
jaringan orang yang saling berbagi, penemuan ide yang dilakukan dengan
berinteraksi, dan menyelesaikan masalah riset pasar terlebih dahulu, baik itu tren
(communitization) pasar, perilaku konsumen, serta exploitasi
keinginan konsumen. Setelah itu baru
6. Co-Creation dilanjutkan dengan menyerahkannya
Sebuah rangkaian strategi, setelah kepada ­Co-Creator sehingga tercipta
terbentuknya Communitization sesuai pendekatan Company Centric yang
yang diharapkan, produsen menggunakan berdasarkan multisumber.
wadah tersebut untuk melakukan Co-
Creation yang dalam penelitian ini juga Dalam pengembangan Co-creation,
menjadi salah satu bagian dari variabel perusahaan biasa menggunakan model
indenden. Maksud dari Co-Creation DART (Dialogue, Access, Risk-
tersebut antara lain; Assestment, and Transperancy) yaitu suatu
model yang menggambarkan secara lugas
Co-creation is an active, creative and mengenai fondasi atau prinsip-prinsip
social process based on collaboration dasar yang harus dimiliki perusahaan agar
between producers and users, initiated by dapat berhasil menerapkan penciptaan
the firm to generate value for customers. nilai bersama. Akses konsumen pada
(C.K. Prahalad dan Venkat, 2004: 9) informasi dan kemampuan mereka untuk
Co-Creation projects are a wonderful berdialog melalui Consumer Communities
mix of market research and marketing. It’s telah mengubah peran konsumen dalam
a virtuous circle whereby the brief fulfills sistem bisnis saat ini. (Prahalad dan
consumers, enabling them to express their Ramaswamy, 2004: 23)
creativity, and the brand benefits from
content that we can celebrate and gain 7. Currency
insights from, and potentially even use Menurut Kotler dan Amstrong
as part of our communication materials. (2001:349) harga merupakan sejumlah
(David Skerret, 2012: 4) uang yang dibebankan atas suatu produk

Jurnal 59
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

atau jasa atau jumlah dari nilai yang internet. Konsumen diberikan beban biaya
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat tergantung pada seberapa sering iklan
karena memiliki atau menggunakan tersebut ditayangkan atau mendapat respon
produk atau jasa tersebut. dari sasaran iklan tersebut. Konsumen
Menurut William J Stanton (1993:13) juga bisa menentukan segmentasi dari
harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan iklan yang ditampilan, apakah itu menurut
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi umur tertentu, pekerjaan, jenis kelamin
dari barang beserta pelayanannya. dan sebagainya. Hal seperti inilah yang
disebut dengan currency yang berkonsep
Jadi, harga adalah sejumlah uang yang low-budget high-impact karena biaya
dibutuhkan atau ditukarkan kekonsumen yang dikeluarkan sesuai dengan sasaran
untuk mendapatkan atau memiliki suatu yang diinginkan.
barang yang memiliki manfaat serta
penggunaannya. 8. Communal Activation
Indikator yang mencirikan harga Communal Activationsebagai
menurut Kotler (2008:345) yaitu: perkembangan dari Place dalam Legacy
1. Keterjangkauan harga. Marketing mempunyai pemahaman baru
2. Kesesuaian harga dengan kualitas bahwa bukanlah semata-mata distributor/
produk. retailer yang akan menyalurkan produk
3. Daya saing harga. ke konsumen menjadi penentu sukses
4. Kesesuaian harga dengan manfaat distribusi produk. Membawa produk ke
produksi. tengah komunitas masyarakatlah yang
5. Harga mempengaruhi daya beli beli akan menentukan kesuksesan produk
konsumen. tersebut. Mengaktifkan sebuah komunitas
6. Harga dapat mempengaruhi konsumen lewat para pemimpin atau aktivis
dalam mengambil keputusan. komunitas itu. Orang-orang seperti inilah
yang mampu memasarkan produk alias
Pengertian-pengertian di atas Co-creation kita kepada para anggota
merupakan pemahaman harga dalam komunitas lainnya. (Kartajaya, 2008:
Legacy Marketing. Dalam Era New Wave 229).
Marketing perbedaaan pengertian dan
teorinya tidak jauh berbeda, hanya pada 9. Conversation
fleksibilitas dari harga tersebut saja. Jadi, Promosi menurut Kotler (2010: 426)
produk atau Co-Creation yang telah promosi merupakan berbagai kegiatan
dibuat nantinya tidak punya suatu nilai yang dilakukan antar perusahaan
harga yang tetap. Untuk produk yang untuk mengkomunikasikan manfaat
sama, nilainya bisa naik, bisa pula turun. dari produknya dan untuk meyakinkan
(Kartajaya, 2008: 222) konsumen sasaran agar membelinya.
Promosi merupakan semua kegiatan
Currency atau fleksibilitas harga ini
yang ditujukan untuk memacu tingkat
banyak dikenal dalam dunia internet. Tarif
permintaan terhadap produk yang
iklan di dunia maya, baik dalam web,
dipasarkan dengan komunikasi antara
blog, maupun media sosial tarifnya tidak
produsen dan konsumen. Komunikasi
flat seperti pada koran atau majalah. Cost
pemasaran perlu dilakukan guna
per click (CPC), Cost per M-Impression
memberitahukan produk yang akan
(CPM) atau Cost per Action (CPA) adalah
dipasarkan.
istilah yang digunakan dalam tarif iklan di

60 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

Promosi seperti pemahaman di atas pembelian pelanggan berupa kemarahan,


bersifat searah, top-down, dan one-to- ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas,
many, walaupun dalam direct marketing kegembiraan, atau kesenangan.
dan public relation ada komunikasi antara Sedangkan menurut Oliver dalam
perusahaan dan konsumen, tapi sifatnya Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra
sangat terbatas dan high-cost. Dalam Era (2005: 196), Kepuasan adalah suatu
New Wave Marketing perusahaan hanya penilaian bahwa fitur produk atau jasa, atau
perlu melakukan Communitization dan produk atau jasa itu sendiri, memberikan
biarkan komunitas tersebut melakukan tingkat pemenuhan berkaitan dengan
Conversation. Tugas perusahaan konsumsi yang menyenangkan,termasuk
hanya memfasilitasi dan masuk dalam tingkat Under-Fulfillment dan Over-
Conversation tersebut, dengan melakukan Fulfillment.
ini biaya yang dikeluarkan akan lebih
kecil dan hasilnya lebih efektif karena Halsteadet al, dalam Fandy Tjiptono
adanya common truth. dan Gregorius Chandra (2005: 196)
menyatakan bahwa Kepuasan pelanggan
10. Customer Satisfaction merupakan respon afektif yang sifatnya
Menurut Schnaars (dalam Fandy transaction-spesific dan di hasilkan dari
Tjiptono, 1997: 24), pada dasarnya perbandingan yang dilakukan konsumen
tujuan dari suatu bisnis adalah untuk antara kinerja produk dengan beberapa
menciptakan para pelanggan yang merasa standar pra-pembelian.
puas. Terciptanya kepuasan pelanggan Fandy Tjiptono dalam bukunya
tersebut dapat memberikan beberapa megutip Kotler dan Amstrong (2005:
manfaat, diantaranya hubungan antara 793) bahwa Kepuasan pelanggan
perusahaan dengan pelanggannya menjadi (Customer Satisfation) pada sebuah
harmonis, menjadikan dasar yang baik pembelian bergantung pada kinerja actual
bagi pembelian ulang dan terciptanya produk tersebut dibandingkan dengan
loyalitas pelanggan, dan membentuk harapan-harapan seorang pembeli.
suatu rekomendasi dari mulut ke mulut Bila kinerja produk jauh dari harapan,
(Word-of-Mouth) yang menguntungkan maka pelanggan tersebut merasa tidak
bagi perusahaan. puas.Bila kinerja produk sesuai dengan
Pengalaman konsumen dalam harapan, pelanggan sangat puas atau
mengkonsumsi atau menggunakan sangat senang.
produk atau jasa suatu perusahaan itu
berbeda-beda. Konsumen akan merasa Metode Penelitian
pengalaman berkesan dengan produk
atau jasa yang bersangkutan apabila apa Metode penelitian yang penulis
yang mereka ekspektasikan sebelumnya gunakan adalah penelitian korelasional
mengenai produk atau jasa yang disajikan kuantitatif. Metode penelitian korelasional
dapat memenuhi criteria atau tuntutan ini lebih kompleks daripada metode
konsumen tersebut, yang nantinya hal ini penelitian deskriptif. Pada metode
akan menuntun kepada kepuasan.Berikut korelasional, hubungan antara variabel
definisi kepuasan: diteliti dan dijelaskan. Hubungan yang
Menurut Lovecock dan Lauren dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi,
Wright (2005: 102) Kepuasan adalah metode korelasional mencari hubungan di
keadaan emosional, reaksi pasca antara variabel-variabel yang diteliti.

Jurnal 61
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tujuan metode korelasi yaitu untuk Dimana:


meneliti sejauh mana variabel pada satu n = Ukuran sampel
vektor yang berkaitan dengan variasi N = Ukuran populasi
pada faktor lainnya. Jika pada metode ini, e = Tingkat kesalahan dalam
hanya dua variabel yang dihubungkan, pengambilan sampel, biasanya 10%
maka disebut korelasi sederhana dan
jika lebih dari dua variabel dihubungkan Dalam penelitian ini jumlah populasi
disebut korelasi berganda. Pada metode pengguna Smartphone Xiaomi dengan
ini, pencarian hubungan (korelasi) antara batas kesalahan yang diinginkan adalah
dua variabel menggunakan koefisiesn 10%, maka dengan mengkiuti rumus
korelasi atau koefisien determinasi. di atas dihasilkan perhitungan sebagai
berikut:
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2011: 61). Perhitungan di atas menunjukkan
Populasi dalam penelitian ini adalah bahwa dengan jumlah populasi pengguna
seluruh pengguna Smartphone Xiaomi Smartphone Xiaomi sebanyak 600.000
di Indonesia yang terkumpul di seluruh orang yang ambil dari jumlah fansXiaomi
forum atau komunitas yang ada, terutama pada Fanspage Facebook resmi Xiaomi
di Facebook, Kaskus.co.id, maupun miui. Indonesia, ukuran sampel yang diperoleh
com. Hal ini dikarenakan penelitian ini sebanyak 100 orang.
pengambilan data dan penelitian yang Teknik pengambilan sampel melalui
digunakan lebih banyak menggunakan teknik Simple Random Sample dimana
metode Online seperti yang dilakukan masing-masing populasi mempunyai
Xiaomi dalam penerapan strategi peluang yang sama untuk dipilih menjadi
pemasaran yang digunakan. anggota sampel(Sugiyono, 2001: 58).
Pembagian kuesioner dilakukan secara
Sampel online pada komunitas pengguna
Sampel adalah bagian dari jumlah dan Smartphone Xiaomi baik pada Facebook,
karakteristik yang dimiliki oleh populasi Kaskus, maupun miui.com
(Sugiyono, 2011: 62).
Penentuan jumlah sampel dalam Variabel Penelitian
penelitian ini dengan menggunakan Berkaitan dengan penelitian ini maka
rumus yang dikembangkan dari Isaac dan variabel dependen dan independen adalah
Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, sebagai berikut:
5%, dan 10% .Rumusnya adalah sebagai 1. Variabel independen terdiri dari:
berikut; X = Communitization
1
X2 = Co-Creation
X3 = Currency
X4 = Communal Activation
X5 = Conversation

62 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

2. Variabel dependen yaitu: Pengertian di atas merupakan


Y = Customer Satisfaction pemahaman harga dalam Legacy
Marketing. Dalam Era New Wave
Definisi Operasional Marketing perbedaaan pengertian dan
Setelah pembagian Variabel dan teorinya tidak jauh berbeda, hanya
juga penjelasan dalam definisi konsep. pada fleksibilitas dari harga tersebut
Pembagian Variabel dalam Definisi saja. Jadi, produk atau Co-Creation
Operasional adalah Sbb.: yang telah dibuat nantinya tidak
punya suatu nilai harga yang tetap.
1. Communitization menurut Hermawan Untuk produk yang sama, nilainya
Kartajaya pada buku Marketing 3.0 bisa naik, bisa pula turun. (Hermawan
indikatornya adalah Kartajaya, 2008)
a. Adanya Interaksi dan kepedulian
yang terjalin antara sesama Indikator yang mencirikan harga
anggota komunitas menurut Kotler (2008:345) yang
b. Partisipasi anggota komunitas disesuaikan dengan konsep pada
dengan pihak perusahaan Currency yaitu:
c. Anggota komunitas mempunyai a. Keterjangkauan harga.
tujuan, nilai-nilai dan identitas b. Kesesuaian harga dengan kualitas
yang sama produk.
2. Co-Creation dalam “Co-Creation c. Daya saing harga.
Experiences: The Next Practice in d. Kesesuaian harga dengan manfaat
Vale Creation” oleh C.K. Prahalad produksi.
and Venkat Ramaswamy, indikatornya e. Harga mempengaruhi daya beli
adalah beli konsumen.
a. Adanya kerjasama antara f. Harga dapat mempengaruhi
perusahaan dengan konsumen konsumen dalam mengambil
dalam menciptakan suatu nilai keputusan.
dari sebuah produk, 4. Communal Activation
b. Customer dapat mengusulkan Communal Activation dalam jurnal
atau menciptakan pelayanan yang “Pengaruh Communal Activation
sesuai dengan keadaan mereka, untuk membentuk Brand Loyalty
c. Mendefinisikan masalah bersama- Produk Minuman” oleh Prabowo,
sama dan menyelesaikannya, Hartiwi  and  Garda Muchardie,
d. Lingkungan pengalaman yang Brian and Handrimurtjahjo, Dedy (2012)
penuh Inovasi untuk menciptakan mempunyai indicator sebagai berikut :
pengalaman-pengalaman baru.
a. Adanya orang yang aktif
3. Currency mendorong pelaksanaan berbagai
Menurut Kotler dan Amstrong kegiatan dalam sebuah komunitas
(2001:349) harga merupakan b. Adanya orang yang mampu
sejumlah uang yang dibebankan atas menunjukkan kesinergian
suatu produk atau jasa atau jumlah sehingga memiliki potensi yang
dari nilai yang ditukar konsumen atas memancarkan kejujuran
manfaat-manfaat karena memiliki c. Adanya forum diskusi yang
atau menggunakan produk atau jasa dibangun oleh pihak perusahaan
tersebut. dengan aktivis komunitas

Jurnal 63
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

d. Adanya kemampuan komunitas b. Menciptakan Word-of-Mouth:


untuk menggantikan peran Dalam hal ini, pelanggan akan
distributor dalam hal akses mengatakan hal-hal yang baik
terhadap informasi tentang tentang perusahaan kepada orang
produk lain.
c. Menciptakan Citra Merek:
5. Conversation Pelanggan akan kurang
Promosi menurut Kotler (2010:426) memperhatikan merek dan iklan
promosi merupakan berbagai kegiatan dari produk pesaing.
yang dilakukan antar perusahaan d. Membeli produk lain dari
untuk mengkomunikasikan manfaat perusahaan yang sama.
dari produknya dan untuk meyakinkan
konsumen sasaran agar membelinya. Teknik Pengumpulan Data
Promosi seperti pemahaman di atas Penelitian ini pengumpulan data
bersifat searah, top-down, dan one- menggunakan metode:
to-many, walaupun dalam direct 1. Penelitian Lapangan (Field Research)
marketing dan public relation ada yaitu penelitian yang dilakukan
komunikasi antara perusahaan dan secara langsung guna mendapatkan
konsumen, tapi sifatnya sangat terbatas data primer dari responden dengan
dan high-cost. Dalam Era New Wave menggunakan kuesioner secara online
Marketing perusahaan hanya perlu dengan pertanyaan menggunakan
melakukan Communitization dan skala likert.
biarkan komunitas tersebut melakukan 2. Kepustakaan (Library Research) yaitu
Conversation. data diperoleh penulis dengan cara
Indikator Promosi yang disesuaikan membaca literature, bahan referansi,
dengan Konsep Conversation adalah bahan kuliah, artikel-artikel di majalah
dan internet, serta penelitian terdahulu
a. Jangkauan conversation dalam untuk menambah wawasan terhadap
komunitas materi yang sedang diteliti.
b. Kuantitas conversation antara
anggota komunitas dengan Analisis Data
perusahaan
c. Kualitas penyampaian pesan Sebelum pengujian hipotesis, akan
dalam diskusi dalam komunitas dilakukan analisis validitas dan reliabilitas
data.Analisis validitas dilakukan dengan
6. Customer Satisfaction menggunakan metode corrected item-
Menurut teori Kottler dalam jurnal Total Correlation dan melihat Cronbach
Suwardi (2011), menyatakan kunci Alpha untuk menguji reliabilitas.
untuk mempertahankan pelanggan
adalah kepuasan konsumen. Indikator Uji Validitas (Test of Validity)
Kepuasan konsumen dapat dilihat Penelitian Kuantitatif kriteria utama
dari: terhadap data hasil penelitian adalah valid,
reliabel, dan obyektif. Validitas merupakan
a. Re-purchase: membeli kembali, derajat ketepatan antara data sesunguhnya
dimana pelanggan tersebut akan dengan data yang dapat dilaporkan oleh
kembali kepada perusahaan untuk peneliti. (Sugiyono, 2010: 117)
mencari barang / jasa.

64 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

Uji Validasi dalam penelitian ini St = Varian total


dilakukan dengan teknis analisis item, k = Jumlah item
yaitu dengan cara mengkorelasikan skor
setiap item pertanyaan dengan skor untuk Uji signifikansi dilakukan pada
masing-masing variabel. taraf signifikansi 0.05, artinya instrumen
Teknik korelasi yang digunakan dalam dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha
melakukan uji validasi adalah Pearson lebih besar dari rcritics product moment.
Product Moment dengan rumus: Atau, kita bisa menggunakan batasan
tertentu seperti 0.6 (Duwi, 2011). Menurut
Sekaran dalam Duwi (2011), reliabilitas
dengan cronbach’s alpha kurang dari 0.6
adalah kurang baik, sedangkan 0.7 dapat
diterima, dan diatas 0.8 adalah baik. Untuk
Keterangan:
mempermudah proses perhitungan, maka
rhitung = Korelasi Product Moment
digunakan alat bantu komputer dengan
x = skor pernyataan ke-i, i = 1, 2, 3,
….n software statistik SPSS 23 for windows.
y = skor tota pernyataan ke-i, i = 1, Teknik yang digunakan
2, 3, ….n untuk mengukur tingkat reliabilitas
n = Jumlah responden adalah Cronbach’s Alpha dengan cara
membandingkan nilai Alpha dengan
Kriteria yang digunakan untuk standarnya. Realibilitas suatu konstruk
menyatakan suatu instrumen dianggap variabel dikatakan baik jika memiliki
valid atau layak digunakan dalam nilai Cronbach’s Alpha > 0.60.
pengujian hipotesis apabila koefisien
korelasi lebih besar atau sama dengan Uji Hipotesis
0,30 (Azwar dalam Duwi, 2011). Agar data yang dikumpulkan dapat
dimanfaatkan dan ditingkatkan untuk
Uji Reliabilitas (Test of Realibility) menentukan keputusan hasil penelitian,
Menurut Duwi (2011), uji reliabilitas maka data tersebut perlu diolah dan
data digunakan untuk mengetahui dianalisis terlebih dahulu. Adapun metode
konsistensi alat ukur, apakah alat ukur analisis yang digunakan yaitu:
yang digunakan dapat diandalkan dan 1. Analisis deskriptif kuantitatif, yaitu
tetap konsisten jika pengukuran tersebut metode yang bertujuan mengubah
diulang. Suatu alat pengukur dikatakan kumpulan data mentah menjadi
realiable bila alat itu dalam mengukur bentuk yang mudah dipahami, dalam
suatu gejala pada waktu yang berlainan, bentuk informasi yang ringkas dimana
senantiasa menunjukan hasil yang sama. hasil penelitian beserta analisisnya
Uji reliabilitas pada penelitian ini diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah
dilakukan dengan menggunakan metode yang mana dari analisis tersebut akan
Alpha dengan rumus sebagai berikut: dibentuk suatu kesimpulan.
2. Analisis kuantitatif dengan regresi
berganda untuk mengetahui besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari suatu
perubahan kejadian (variabel X)
Keterangan:
terhadap kejadian lainnya (variabel
r11 = Nilai reabilitas
Y). Analisis regresi menggunakan
Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item

Jurnal 65
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

rumus persamaan regresi berganda 2. MIUI ROM: ROM kustomisasi tinggi


seperti yang dikutip dalam Sugiyono yang dapat digunakan di beberapa
(2011:283), yaitu: perangkat Android
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + 3. MiTalk: aplikasi messaging unggul
b5X5 + e 4. MiBox: set-top box pintar yang
meningkatkan pengalaman TV Anda
Dengan penjabaran sebagai berikut
Y = Customer Satisfaction Xiaomi pertaman kali memasuki
a = Konstanta pasar Indonesia pada Agustus 2014 dan
X1 = Communitization melakukan penjualan perdana pada 4
X2 = Co-Creation September 2014 dengan menggunakan
X3 = Currency metode Flash Sales bekerjasama dengan
X4 = Communal Activation toko online Lazada. Smartphone pertama
X5 = Conversation yang diluncurkan di Indonesia adalah
b1 = Koefisien regresi untuk variabel Xiaomi Redmi 1s dengan harga Rp.
Communitization 1,500,000.00. Sampai akhir 2015 sudah
b2 = Koefisien regresi untuk variabel ada beberapa produk baru yang sudah
Co-Creation masuk ke pasar Indonesia mulai dari
b3 = Koefisien regresi untuk variabel Smartphone, Phablet, Tablet, MiBand,
Currency hingga Power Bank dan Accessories
b4 = Koefisien regresi untuk variabel lainnya.
Communal Activation
b5 = Koefisien regresi untuk variabel Gambaran Umum Responden
Conversation Responden dalam penelitian ini
e = Error adalah pengguna Smartphone Xiaomi di
Indonesia. Sampel ditentukan berjumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN 100 responden tersebar di seluruh
Indonesia yang diambil dari komunitas-
Bagian ini akan menjelaskan secara komunitas pengguna Smartphone Xiaomi
ringkas tentang gambaran umum objek secara online baik di Facebook, Kaskus.
penelitian, gambaran umum responden, co.id, maupun miui.com.
Uji Persyaratan Analisis, Uji Hipotesis
Penelitian. Berdasarkan Jenis Kelamin
Xiaomi adalah perusahaan mobile Berdasarkan sebaran Jenis Kelamin,
internet yang berdedikasi untukresponden laki-laki di sini sangat dominan
menciptakan pengalaman pengguna yang mencapai angka 94% dan hanya 6%
dari segala aspek. Didirikan pada tahunresponden wanita. Hal ini menunjukkan
2010, perusahaan ini dengan cepat telahpemilihan gadget dengan lebih
menjadi salah satu perusahaan teknologimenggunakan logika fungsi dibandingkan
terkemuka di Cina. Perusahaan ini kini merk yang melekat masih didominasi oleh
bernilai lebih dari 10 miliar USD dan Laki-laki, sesuai dengan yang ditawarkan
memiliki lebih dari 3.000 karyawan. Xiaomi yaitu kualitas tinggi tetapi tanpa
Portofolio produk utama Xiaomi melakukan branding secara konvensional
meliputi: sehingga lebih menyasar pada segmen
orang-orang yang lebih mementingkan
1. Xiaomi Phones: kualitas tinggi dan
fungsi dan kemampuan device.
kinerja perangkat Android

66 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

Berdasarkan Tempat Tinggal terlihat sangat merata. Untuk responden


Sebaran responden cukup merata dari berpenghasilan lebih dari Rp.
setia daerah, walaupun masih di dominasi 4,000,000.00 dominan dengan perolehan
dari pulau Jawa. Responden terbanyak 27%, diikuti yang berpenghasilan kurang
dari daerah Jawa Timur dengan persentase dari Rp. 1.000.000,00 sebanyak 24%,
mencapai 25%, diikuti Jogjakarta dan Rp. 2.000.000,00 – 3.000.000,00 23%,
Jawa Tengah 21%, DKI Jakarta 17%, selanjutnya 12% untuk Rp 1.000.000,00
Jawa Barat dan Banten 13%, Bali 16% – 2.000.000,00 dan yang paling sedikit
dan daerah lainnya 8%. Sebaran ini berpenghasilan antara Rp. 3.000.000,00
menunjukkan penggunaan teknologi tidak s.d.  Rp. 4.000.000,00 sebanyak 2%.
lagi dimonopoli oleh warga Ibu Kota, Khusus untuk responden dengan
tetapi sudah mulai merata karena sistem penghasilan kurang dari Rp. 1.000.000,00
penjualan online. adalah responden yang belum mempunyai
pendapatan secara mandiri atau berasal
Berdasarkan Usia dari pihak ketiga, baik wali maupun
Sebaran responden menurut range orang tua. Sumberdaya dalam melakukan
usia. Rentang usianya didominasi antara pembelian produk Xiaomi berasal dari
20-30 tahun dengan angka mencapai 66%, pihak ketiga dengan berbagai macam
diikuti dengan usia kurang dari 20 Tahun cara, baik menabung, dibelikan secara
sebanyak 18%, kemudian usia antara 30 langsung, maupun dengan fasilitas cicilan
– 40 tahun 13% dan sisanya 3% berusia atau angsuran.
di atas 40 tahun. Usia Remaja Akhir dan
Dewasa Awal mendominasi penggunaan Uji Hipotesis Penelitian
Smartphone berbasis Android ini, renang 1. Analisis Regresi Linear Berganda
usia yang masih sangat tertarik terhadap Analisis Regresi Linear Berganda
perkembangan teknologi dan informasi. digunakan dalam penelitian ini dengan
tujuan untuk membuktikan hipotesis
Berdasarkan Pendidikan Terakhir mengenai adanya pengaruh variabel
Pendidikan terakhir pengguna Communitization (X1), Co-Creation (X2),
menggambarkan pemahaman penggunan Currency (X3), Communal Activation
produk, khususnya Smartphone Xiaomi (X4), Conversation (X5), secara parsial
ini. Pada penelitian ini mayoritas maupun bersama-sama terhadap Customer
responden mempunyai tingkat pendidikan Satisfaction (Y). Perhitungan Statistik
terakhir SMA/ Sederajat yang mencapai dalam analisis linear berganda dalam
45% diikuti berpendidikan Sarjana penelitian ini menggunakan SPSS 23 for
dengan 32%, kemudian Diploma 12%, windows. Hasil dari penelitian ini dapat
SMP/ Sederajat 9% dan Pasca Sarjana 2%. dilihat pada table berikut;
Smartphone yang bisa dikatakan mudah Tabel di bawah menginformasikan
digunakan oleh segala macam pengguna model persamaan regresi yang diperoleh
dengan tingkat pendidikan yang cukup dengan koefisien konstanta dan koefisien
merata. variabel yang ada di kolom Unstandardized
Coefficients B. Berdasarkan tabel ini
Berdasarkan Penghasilan dalam diperoleh model persamaan regresi:
Sebulan
Y = 0,130 + 0,213 X1 +0,114 X2 + 0,260
Berdasarkan penghasilan responden X3 + 0,091 X4 + 0,300 X5 + e
selama satu bulan, penyebarannya

Jurnal 67
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .130 .198 .659 .511
X1 .213 .046 .230 4.637 .000
X2 .114 .039 .149 2.916 .004
X3 .260 .045 .306 5.812 .000
X4 .091 .040 .110 2.262 .026
X5 .300 .030 .467 9.864 .000

Dimana: 3. Variabel independen Currency (X3)


Y = Customer Satisfaction berpengaruh positif terhadap Customer
X1 = Communitization Satisfaction (Y) dengan nilai koefisien
X2 = Co-Creation sebesar 0,260.
X3 = Currency 4. Variabel independen Communal
X4 = Communal Activation Activation (X4) berpengaruh positif
X5 = Conversation terhadap Customer Satisfaction (Y)
dengan nilai koefisien sebesar 0,091.
Konstanta sebesar 0,130 menyatakan 5. Variabel independen Conversation
bahwa jika tidak ada strategi (X5) berpengaruh positif terhadap
Communitization, Co-Creation, Currency, Customer Satisfaction (Y) dengan
Communal Activation, dan Conversation nilai koefisien sebesar 0,300.
maka Customer Satisfaction adalah
sebesar 0,130. 2. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi dipergunakan
Persamaan regresi di atas dapat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
dijelaskan sebagai berikut: bariabel-variabel independen terhadap
1. Variabel independen Communitization variabel dependen. Nilai koefisien
(X1) berpengaruh positif terhadap determinasi untuk variabel independen
Customer Satisfaction (Y) dengan lebih dari 2 (dua) digunakan Adjusted R
nilai koefisien sebesar 0,213. Square, sebagai berikut :
2. Variabel independen Co-Creation Hasil analisis faktor-faktor yang
(X2) berpengaruh positif terhadap mempengaruhi Customer Satisfaction
Customer Satisfaction (Y) dengan pada tabel 4.15 menunjukkan nilai
nilai koefisien sebesar 0,114.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .919 a
.845 .836 .14003

a. Predictors: (Constant), X5, X1, X4, X2, X3


b. Dependent Variable: Y

68 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

koefisien determinasi (Adjusted R Square) Hasil perhitungan statistic


sebesar 0.836 yang berarti seluruh variabel menunjukkan nilai F hitung = 102,140
independen yakni Communitization dengan signifikansi sebesar 0,000 <
(X1), Co-Creation (X2), Currency 0,050 (5%). Hasil tersebut menunjukkan
(X3), Communal Activation (X4), dan hipotesis bahwa variabel Communitization
Conversation (X5) mempunyai kontribusi (X1), Co-Creation (X2), Currency
secara bersama-sama sebesar 83.6 % (X3), Communal Activation (X4), dan
terhadap variabel dependen (Y) yaitu Conversation (X5) secara simultan
Customer Satisfaction. Sisanya 16,4 % bersama-sama mempunyai pengaruh yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang signifikan terhadap Customer Satisfaction
tidak masuk dalam penelitian. pengguna Smartphone Xiaomi di Indonesia
dinyatakan diterima.
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) pada 4. Uji Signifikansi Parameter
dasarnya menunjukkan apakah semua Individual (Uji t)
variabel independen yang dimasukkan Uji t dimaksudkan untuk mengetahui
dalam model mempunyai pengaruh seberapa jauh pengaruh satu variabel
secara bersama-sama terhadap variabel independen (Communitization (X1), Co-
dependennya. Hasil perhitungan Uji F Creation (X2), Currency (X3), Communal
dari penelitian ini adalah sebagi berikut: Activation (X4), dan Conversation (X5)
Uji serempak atau Uji F merupakan secara individual dalam menerangkan
uji signifikansi secara bersama-sama variabel dependen (Customer Satisfaction).
seluruh variabel independen yakni Hasil uji t dari penelitian ini bisa dilihat
Communitization (X1), Co-Creation dari tabel berikut:
(X2), Currency (X3), Communal Berikut interpretasi dari masing-
Activation (X4), dan Conversation (X5) masing variabel atas hasil pengujian
terhadap variabel dependen Customer secara parsial.
Satisfaction (Y). Uji F dilakukan dengan
membandingkan nilai α dengan nilai Variabel Communitization (X1)
signifikansi dari nilai F hitung, apabila Hasil pengujian dengan SPSS untuk
nilai α lebih besar dari signifikansi F variabel Communitization (X1) terhadap
hitung, maka variabel independen (X1), Customer Satisfaction (Y) diperoleh nilai t
(X2), (X3), (X4), dan (X5) berpengaruh hitung = 4,637 dengan tingkat signifikansi
signifikan terhadap variabel dependen 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai
(Y). probabilitas 0,05 maka H1 diterima

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10.014 5 2.003 102.140 .000b
Residual 1.843 94 .020
Total 11.857 99
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X5, X1, X4, X2, X3

Jurnal 69
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .130 .198 .659 .511
X1 .213 .046 .230 4.637 .000
X2 .114 .039 .149 2.916 .004
X3 .260 .045 .306 5.812 .000
X4 .091 .040 .110 2.262 .026
X5 .300 .030 .467 9.864 .000
a. Dependent Variable: Y

dan Ho ditolak yang berarti variabel terhadap Customer Satisfaction (Y)


Communitization berpengaruh signifikan diperoleh nilai t hitung = 2,262 dengan
terhadap Variabel Dependen (Customer tingkat signifikansi 0,026. Nilai sig
Satisfaction). lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05
maka H1 diterima dan Ho ditolak yang
Variabel Co-Creation (X2) berarti variabel Communal Activation
Hasil pengujian dengan SPSS untuk berpengaruh signifikan terhadap Variabel
variabel Co-Creation (X2) terhadap Dependen (Customer Satisfaction).
Customer Satisfaction (Y) diperoleh nilai t
hitung = 2,916 dengan tingkat signifikansi Variabel Conversation (X5)
0,004. Nilai sig lebih kecil dari nilai Hasil pengujian dengan SPSS untuk
probabilitas 0,05 maka H1 diterima dan Ho variabel Conversation (X4) terhadap
ditolak yang berarti variabel Co-Creation Customer Satisfaction (Y) diperoleh nilai t
berpengaruh signifikan terhadap Variabel hitung = 9,864 dengan tingkat signifikansi
Dependent (Customer Satisfaction). 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05 maka H1 diterima dan Ho
Variabel Currency (X3) ditolak yang berarti variabel Conversation
Hasil pengujian dengan SPSS untuk berpengaruh signifikan terhadap Variabel
variabel Currency (X3) terhadap Customer Dependent (Customer Satisfaction).
Satisfaction (Y) diperoleh nilai t hitung =
5,812 dengan tingkat signifikansi 0,000. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas Secara umum hasil pengujian pengaruh
0,05 maka H1 diterima dan Ho ditolak yang variabel independen (Communitization
berarti variabel Currency berpengaruh (X1), Co-Creation (X2), Currency
signifikan terhadap Variabel Dependen (X3), Communal Activation (X4), dan
(Customer Satisfaction). Conversation (X5) menunjukkan bahwa
secara simultan dan bersama-sama
Variabel Communal Activation (X4) mempunyai pengaruh secara signifikan
Hasil pengujian dengan SPSS untuk terhadap variabel dependen Customer
variabel Communal Activation (X4) Satifaction (Y) pada pengguna Smartphone

70 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

Xiaomi di Indonesia. Secara parsial hasil dijabarkan menjadi empat variabel yaitu
penelitian juga membuktikan kebenaran Co-Creation, Currency, Communal
dari Hipotesis yang diajukan, masing- Activation, dan Conversation. Berdasarkan
masing variabel independen berpengaruh rumusan masalah penelitian yang
signifikan terhadap variabel dependen. diajukan, penelitian lapangan, analisis
Penerapan strategi New Wave data hasil penelitian, dan juga pembahasan
Marketing, khususnya Communitization yang telah dikemukakan, maka diperoleh
dan Crowd-Combo (Co-Creation, kesimpulan bahwa secara simultan dan
Currency, Communal Activation dan bersama-sama variabel independen
Conversation) terbukti sangat cocok Communitization, Co-Creation, Currency,
diterapkan di era perkembangan kehidupan Communal-Activation, dan Conversation
masyarakat yang sulit lepas dari media berpengaruh signifikan terhadap variabel
social, internet, dan gadget. Komunitas dependen Customer Satisfaction pengguna
secara cepat tercipta ketika ada persamaan Smartphone Xiaomi di Indonesia, ini
minat, hobby, pekerjaan, nasib, dan terlihat dari nilai F hitung 102,140 dengan
sebagainya. Khusus pada kasus Xiaomi, signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
setiap ada produk baru yang dikeluarkan tingkat probabilitas 0,050.
secara langsung orang-orang bergabung Secara Parsial, masing -masing variabel
untuk mendiskusikan dan terbentuklah idependen terbukti mempunyai pengaruh
komunitas tersebut. yang signifikan terhadap variabel dependen
yaitu Customer Satisfaction. Variabel
Kesimpulan Conversation (X5) merupakan variabel
yang paling dominan mempengaruhi
Perkembangan Teknologi Informasi variabel Customer Satisfaction dengan
yang cukup pesat dan cepat turut besaran koefisien 0,300, t hitung 9,864
mempengaruhi pola perilaku kehidupan dengan tingkat siginifikansi 0,000,
masyarakat, begitu juga halnya dengan kemudian diikuti oleh variabel Currency
Marketing Strategy. Pola pemasaran (X3) dengan besaran koefisien 0,260, t
dalam era Legacy Marketing yang bersifat hitung 5,812 dengan tingkat siginifikansi
vertikal, berubah menjadi horisontal pada 0,000, Communitization(X1) dengan
era New Wave Marketing. Keterbukaan besaran koefisien 0,213, t hitung 4,637
informasi dan mudahnya koneksi antar dengan tingkat sginifikansi 0,000, Co-
individu dan kelompok dalam waktu yang Creation (X2) dengan besaran koefisien
sama membuat konsumen menjadi semakin 0,114, t hitung 2,916 dengan tingkat
pintar dan ikut menentukan keberhasilan sginifikansi 0,004, dan terakhir baru
sebuah usaha. Salah satu perusahaan variabel Communal Activation dengan
yang menerapkan horisonatalisasi dalam besaran koefisien 0,091, t hitung 2,262
stretegi marketingnya adalah Xiaomi. dengan tingkat sginifikansi 0,026. Hasil
Oleh karena itu cukup menarik untuk penelitian ini juga menunjukkan nilai
melihat apakah strategi New Wave koefisien determinasi (Adjusted R Square)
Marketing tersebut berpengaruh signifikan sebesar 0.836 yang berarti seluruh variabel
terhadap Customer Satisfaction pengguna independen yakni Communitization
Smartphone Xiaomi di Indonesia. (X1), Co-Creation (X2), Currency
Variabel New Wave Marketing yang (X3), Communal Activation (X4), dan
akan diteliti adalah Communitization dan Conversation (X5) mempunyai kontribusi
Crowd-Combo. Crowd-Combo apabila secara bersama-sama sebesar 83.6 %

Jurnal 71
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

terhadap variabel dependen (Y) yaitu Gunawan. (2014). bukatekno.com.


Customer Satisfaction. Sisanya 16,4 % Retrieved from bukatekno.com Web
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang site: http://bukatekno.com/381/
tidak masuk dalam penelitian. xiaomi-redmi-note.html
Gunawan, A. (2010). Analisis Pengaruh
Daftar Pustaka Communal Activation Terhadap
Keputusan Membeli untuk
(Official) Xiaomi Redmi Note 2 Indonesia meningkatkan Brand Loyalty.
Group. (2016). Facebook. Retrieved Handayani, S., & Martini, I. (2014).
from Facebook Group: https:// Model Pemasaran di Era New
w w w. f a c e b o o k . c o m / g r o u p s / Wave Marketing. Jurnal Ekonomi
RedmiNote2ID/members/ Manajemen dan Akutansi.
Altherita. (2011). Pengaruh Kartajaya, H. (2008). New Wave Marketing.
Communitization Terhadap Ekuitas Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Merek Blackberry.
Kartajaya, H. (2010). CONNECT - Surfing
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet New Wave Marketing. Jakarta: PT.
Indonesia. (2015). SlideShare. Gramedia Pustaka Utama.
Retrieved from SlideShare
Website: http://www.slideshare. Khoirunnisa. (2015). Selular.id.
net/internetsehat/profil-pengguna- Retrieved from Selular.id Web
internet-indonesia-2014-riset-oleh- site: http://selular.id/news/
apjii-dan-puskakom-ui community/2015/09/komunitas-
mi-fans-indonesia-pecinta-xiaomi-
Birgelen, M., Ruyter , K. d., & Wetzels, sekaligus-brand-ambassador/
M. (2000). The Impact of
Incomplete Information on the Use Kotler, P., & Amstrong, G. (2012).
of Marketing Research Intelligence Principles of Marketing 14th edition.
in International Service Settings. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Journal of Service Research. Kotler, P., & Keller, K. L. (2012).
Buchari, A. (2000). Manajemen Marketing Management 14th
Pemasaran dan Pemsaran Jasa. Edition. New Jersey: Pearson
Bandung: Alfabeta. Education, inc.
Churchill, G. A., & Peter, J. P. (1995). Kottler, P. (2010). Kotler on Marketing.
Marketing: Creating Value for Tanggerang: Karisma Publishing
Customers. Homewood: William Group.
Schoof. Kottler, P., & Amstrong, G. (2001).
Dharma, R. (2013). Analisis Pengaruh Prinsip-Prinsip Manajemen Jilid 1
Kebijakan Harga, Pelayanan dan Edisi Kedelapan, Alih Bahasa Oleh
Fasilitas Pendukung Terhadap Damos Sihombing, MBA. Jakarta:
Kepuasan Pelanggan pada PT. Erlangga.
Semen Tonasa Kabupaten Pangkep. Kottler, P., & Amstrong, G. (2008).
Endraswara, S. (2011). Metodologi Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid
Penelitian Sastra. Jakarta: PT. Buku I, Edisi Keduabelas. Jakarta:
Seru. Erlangga.
eYeka. (2012). Online Co-creation To Kottler, P., Kartajaya, H., & Setiawan,
Accelerate Marketing and Innovation. W. (2010). Marketing 3.0 : From

72 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh New Wave Marketing (Communitization Dan Crowd-
Combo) Terhadap Customer Satisfaction Pada Pengguna ....

Products to Customer to Human Reza, M. (2012). Pengaruh Co-Creation


Spirit. Jakarta: PT. Gramedia Terhadap Kepuasan Pengguna
Pustaka Utama. Shampoo Sunsilk.
Lannuerdy, E. (2014). ChipOnline. Saladin, D. (2006). Manajemen Pemasaran.
id. Retrieved from ChipOnline. Bandung: Linda Karya.
id Web site: http://chip.co.id/ Saputri, E. D. (2012). Pengaruh kehadiran
news/technology-web_internet- Hijabers Community Terhadap
telecommunication-software_os- Keputusan Pembelian Jilbab pada
hardware-gadget-android/13543/ Butik Dian Pelangi Makassar.
wow_dalam_40_detik_lazada_ Sekaran, U. (2011). Metode Penelitian untuk
indonesia_sukses_jual_10_ribu_ Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
xiaomi_redmi_note
Stanton, W. J. (1993). Prinsip Pemasaran
Lasmidiarto, M. (2010). Extreme Facebook terjemahan Yohanes Lamarto, SE.
Marketing for Giant Profits. Jakarta: Edisi 1. Jakarta: Erlangga.
Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian
Lovelock, C., & Wright, L. (2005). Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Manajemen Pemasaran Jasa.
Jakarta: Indeks. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Novandri, M. (2010). Analisis Pengaruh Bandung: Alfabeta.
Kualitas Produk, Harga, dan Iklan
Terhadap Keputusan Pembelian Tjiptono, F. (1997). Strategi Pemasaran
Sepeda Motor Yamaha Pada Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi
Harpindo Jaya Cabang Ngaliyan. Offset.
Semarang: Fakultas Ekonomi Wahyudi, T., & Prawatya, Y. E. (2012).
Universitas Diponegoro. Analisis Pengaruh Marketing Mix
Prahalad, C., & Ramaswamy, V. (2004). Terhadap Kepuasan Konsumen
Co-creating Value with Customers. Sepeda Motor. Jurnal ELKHA Vol.4,
Optimize. 34-37.
Prahalad, C., & Ramaswamy, V. (2004). Wijaya, K. K. (2015). Techinasia.
Co-Creation Experiences: The Next Diambil kembali dari Techinasia
Practice in Value Creation. Journal Web site: https://id.techinasia.
of Interactive Marketing. com/bagaimana-xiaomi-laris-di-
indonesia/
Priyatno, D. (2011). Buku Saku Analisis
Statistik Data SPSS. Yogyakarta: Xiaomi. (2016). MIUI. Retrieved from
Mediakom. MIUI Web Site: http://www.mi.com/
id/about/index.html
Putra, A. W. (2015). Gadgetren. Retrieved
from Gadgetren Web site: http:// Yonaldi, S., & Yanti, B. (2014). Analisis
gadgetren.com/2015/10/15/huawei- Communitization sebagai New Wave
smartphone-peringkat-3-dunia/ Marketing Strategy (Studi Pengguna
Blackberry di Sumatera Barat).
Rangkuti, F. (2006). Measuring Customer
Satisfaction, (Teknik Mengukur dan Zamroni, M. (2014). matriphe.
Strategy Meningkatkan Kepuasan com. Retrieved from matriphe!
Pelanggan), serta Analisis PLN personal blog: https://matriphe.
JP. Jakarta: Gramedia Pustaka com/2014/10/19/menghadiri-mi-
Utama. fans-jakarta-meet.html

Jurnal 73
Dinamika Administrasi Bisnis
Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis Volume 02, Nomor 01, April 2016

ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR DALAM


MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK
(Studi Eksplansi Pada UD Barokah Lumajang)

* Nining Khosiyati, ** Diana Juni Mulyati, ** Ni Made Ida Pratiwi

ABSTRACT

Due increased of the technology development influenced word business


effort tightly resulted problems face of company become complex. In order
to survive and can develop in the future, the company must aware towards
competitive situation exchange, especially competition in selling price fixed.
Because of selling price fixed is important, every company have to
consider carefully every decision will be taken in selling price fixed. This will
caused consumer have choice whether they will buy the offering product or
not. As we know that the tightly competition caused by the same type company,
consumer smart buying product as they want based on the price and quality of
the product.
The writer doing research at UD. Barokah Lumajang, i.e. the company
that produce keripik pangsit, which the company have problem in selling price
fixed. The price relative more expensive compared with identically competitor
price, resulted selling volume and company profit decreased.
This research is to find out the benefit of the break even point analysis
as the basic in the selling price fixed at UD. Barokah Lumajang. Sample used
in this research is 2013 and 2014 each year sample. Independent variable
is break even point wiht product volume indicator, selling volume, fix cost,
variable cost, selling price that influence dependent variable i.e. price / kg of
the measure product with break even point calculation.
The result of the research from the writer show that break even point
method exactly to applied to the company because calculating result obtained
from competitive product selling i.e. the price before using break even point
method calculation Rp. 28.000 / kg and the price after using break even point
method calculation Rp. 25.000 / kg, the rest value Rp. 3.000 / kg
Keyword : Break Even Point, Product Selling Price, UD. Barokah Lumajang

74
Analisa Break Even Point Sebagai Dasar Dalam Menentukan
Harga Jual Produk

Pendahuluan upaya penetapan harga merupakan bidang


keputusan yang sangat penting bagi
Berkembangnya teknologi banyak manajemen bisnis. Mengingat pentingnya
perusahaan swasta maupun perusahaan masalah penetapan harga hendaknya
negara yang didirikan dan mempunyai setiap perusahaan berhati-hati dalam
tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan mengambil keputusan sehingga harga jual
keuntungan yang maksimal dengan produk yang ditetapkan bisa memberikan
menekan biaya seminim mungkin, untuk keuntungan dalam jangka panjang.
mewujudkan tujuan tersebut maka Komponen yang perlu diperhatikan
perusahaan harus mempunyai perencaan oleh perusahaan dalam menetapkan harga
yang baik sehingga dapat dapat mencapai adalah volume penjualan, target lama yang
tujuan secara efektif dan efisien. diharapkan, total biaya yang dikeluarkan
Semakin maju jenis usaha perusahaan serta harga jual yang dikeluarkan pesaing,
maka semakin kuat tingkat persaingannya, dari beberapa komponen tersebut
supaya dapat mempertahankan perusahaan dapat menerapkan metode
kelangsungan hidup perusahaan serta analisa Break Even Point (BEP) atau titik
bisa lebih berkembang dalam masa yang impas.
akan datang, maka perusahaan harus Analisa Break Even Point adalah
senantiasa tanggap terhadap perubahan suatu teknik analisa untuk mempelajari
dan situasi perekonomian. Suasana hubungan antara biaya tetap, biaya
persaiangan yang begitu kuat akibat variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
munculnya perusahaan – perusahaan Dalam perencanaan keuntungan, analisa
yang memproduksi jenis produk yang Break Even Point merupakan profit
sama menyebabkan konsumen semakin planning approach yang mendasarkan pada
detail dalam memilih jenis produk hubungan antara biaya dan penghasilan
yang dibutuhkan, sehingga perusahaan penjualan perusahaa. Perusahaan bisa
harus segera melakukan penanganan dikatakan pada Break Even jika seluruh
terhadap masalah tersebut supaya posisi penghasilan sama besarnya dengan biaya
perusahaan tidak terancam oleh pesaing. yang telah dikeluarga, dengan kata lain
Perusahaan dapat melakukan berbagai perusahaan tidak mengalami kerugian
macam cara untuk menanggulangi dan keuntungan, dengan penerapan
masalah tersebut dengan meningkatkan metode Break Even Point perusahaan
mutu dan kualitas produk, sistem dapat mengetahui hubungan antara biaya
pelayanan yang memuaskan serta dari dengan volume penjualan sehingga
harga yang relatif terjangkau di kalangan perusahaan dapat menentukan harga jual
konsumen. yang tepat untuk jenis produknya.
Dewasa ini kapasitas lebih, persaingan UD. Barokah adalah usaha kecil
yang semakin intensif, biaya tenaga kerja menengah yang memproduksi keripik
yang semakin meningkat, inflasi, dan pangsit. UD. Barokah mengalami
banyak faktor lainnya telah menyebabkan penurunan penjualan karena harga jual
meningkatnya persaingan harga secara keripik yang ditetapka tidak wajar,
tajam pada banyak perusahaan, dan harga relatif mahal sehingga banyak
telah diberikannya relevansi baru kepada konsumen yang mengeluh dan beralih ke
strategi - strategi penetapan harga pada usaha pesaing yang sejenis, dampaknya
semua tingkatan saluran pemasaran, mengakibatkan perolehan laba menurun.
maka dalam situasi bisnis dewasa ini

Jurnal 75
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Berdasarkan uraian mengenai a. Biaya Tetap (Fixed Costs)


penetapan harga jual yang sangat Biaya Tetap (Fixed Costs) adalah
berpengaruh pada persaingan diatas maka biaya yang jumlahnya tidak
penulis tertarik melakukan penelitian berubah, terlepas dari perubahan
dengan judul “Analisa Break Even Point tingkat aktivitas dalam kisaran
sebagai dasar dalam menetapkan harga jual relevan (relevan range) tertentu.
produk pada UD. Barokah Lumajang”. Tidak sebagaimana halnya biaya
variabel, biaya tetap tidaklah
Landasan Teori terpengaruh oleh perubahan
1. Pengertian Break Even Point (BEP) aktivitas selama periode tertentu.
Break Event Point adalah suatu teknik b. Biaya Variabel
analisa untuk mempelajari hubungan Biaya variabel (variable cost)
antara biaya tetap, biaya variabel, adalah biaya yang jumlah
keuntungan dan volume kegiatan. keseluruhannya berubah sebanding
Oleh karena itu analisis tersebut dengan perubahan tingkat aktivitas
mempelajari hubungan antara biaya – bisnis. Apabila tingkat aktivitas
keuntungan – volume kegiatan, maka meningkat 10% maka jumlah
analisis terebut sering pula disebut biaya variabel juga ikut meningkat
“Cost – Profit – Volume analusis” sebesar 10%. Sekalipun demikian,
(C.P.V analysis). Dalam perencanaan biaya variabel per unit jumlahnya
keuntungan, analisa break even tetap pada saat terjadi perubahan
merupan “porfit-planning approach” tingkat aktivitas.
yang mendasarkan pada hubungan c. Biaya Campuran
antara biaya dan penghasilan Biaya campuran (Mixed cost)
penjualan adalah biaya yang mengandung
unsur-unsur biaya variabel dan
Titik Impas (Break Even Point) adalah tetap. Biaya campuran disebut
volume penjualan dimana jumlah juga dengan biaya semi variabel
pendapatan dan jumlah bebannya (semi variable cost). Biaya
sama, tidak terdapat laba maupun rugi campuran terjadi karena hubungan
bersih. Laba bersih akan diperoleh jumlah biaya dengan basis
bilamana volume penjualan berada di aktivitas, disebut fungsi biaya
atas titik impas, sedangkan rugi bersih (cost function), memiliki unsur
akan diderita seandainya volume yang konstan terhadap perubahan
penjualan berposisi di bawah titik volume aktivitas dan unsur yang
impas. variabel terhadap perubahan
2. Jenis-jenis Pola Perilaku Biaya volume aktivitas. Sebagian dari
Perilaku biaya (cost behavior) berarti biaya campuran ini berubah seiring
bagaimana suatu biaya akan bereaksi dengan volume atau pemakaian
atau memberikan respon terhadap dan sebagian lagi berperilaku tetap
perubahan-perubahan tingkat aktivitas selama periode tertentu
usaha. Aktivitas adalah istilah umum 3. Perhitungan Break Even Point
yang menunjuk kepada segala Perhitungan Break Even Point dapat
sesuatu yang dilakukan perusahaan, dilakukan dengan :
contohnya meliputi produk yang a. Perhitungan Break Even Point
dujual, jam mesin, faktur yang dibuat, dalam unit
dan persediaan yang diinspeksi.

76 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisa Break Even Point Sebagai Dasar Dalam Menentukan
Harga Jual Produk

untuk dapat menciptakan permintaan.


FC Metode penetapan harga yang akan
Rumus : Q = Q= dibahas, yaitu :
P V
b. Perhitungan Break Even Point a. Markup Pricing (Penetapan Harga
dalam rupiah Berdasarkan Biaya Plus)
b. Target Return Pricing (Penetapan
FC Harga Berdasarkan Tingkat
Rumus =
VC Keuntungan Sasaran)
1 c. Perceived Value Pricing (Penetapan
S
Harga Menurut Persepsi Nilai)
4. Pengertian Harga d. Going Rate Pricing (Penetapan
Penetapan harga jual produk atau Harga dengan Mengikuti Harga
jasa merupakan salah satu jenis Pasar yang Ada)
pengambilan keputusan manajemen e. Sealed Bid Pricing (Penawaran
yang penting. Untuk lebih jelasnya Harga dalam Sampul Tertutup)
mengenai apa yang dimaksud dengan
harga, maka dapat dilihat dari para Hipotesis Penelitian
ahli sebagai berikut :
Hipotesis yang penulis kemukakan
a. Harga adalah jumlah uang adalah “dengan menggunakan analisia
(ditambah beberapa barang kalau Break Even Point maka harga jual
mungkin) yang dibutuhkan untuk yang kompetitif dapat ditetapkan oleh
mendapat sejumlah kombinasi perusahaan”
dari barang dan pelayanannya.
b. Harga adalah nilai tukar yang Teknik Analisa Data
diterima oleh penjualan pada waktu Teknik analisa data yang digunakan
pertukaran barang atau jasa tertentu. adalah mengolah data dan angka dengan
5. Pilihan Metode Penetapan Harga menggunakan metode perhitungan Break
Tersedianya data permintaan, fungsi Even Point dengan rumus :
biaya dan tingkat harga jual pesaing, FC
BEP dalam Unit : Q =
maka perusahaan sudah siap untuk P V
memilih dan menentukan harga FC
jualnya sendiri. Harga jual ini akan BEP dalam Rupiah =
VC
terletak diantara satu tingkat tertentu 1
S
yang terlalu rendah untuk bisa
FC  Keuntungan
menelorkan keuntungan, dengan satu Sales Minimal :
tingkat tertentu yang terlalu tinggi VC
1
S
Penyajian Data
Laporan persediaan barang keripik pangsit UD. Barokah Lumajang Tahun 2013
Persediaan awal 200 kg
Produksi 14.400 kg
14.600 kg
Penjualan 14.120 kg
Persediaan akhir 480 kg
Sumber Data : UD. Barokah Lumajang

Jurnal 77
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tabel 2
Laporan persediaan barang keripik pangsit UD. Barokah Lumajang
Tahun 2014
Persediaan awal 480 kg
Produksi 14.700 kg
15.180 kg
Penjualan 12.300 kg
Persediaan akhir 2.880 kg
Sumber Data : UD. Barokah Lumajang

Tabel 3
Perhitungan Total Biaya Keripik Pangsit UD. Barokah
Tahun 2013
Biaya produksi variabel per kg keripik
Biaya bahan baku Rp. 7.500
Biaya overhead Rp. 2.300
Jumlah biaya variabel Rp. 9.800

Biaya tetap per tahun :


Biaya FOH Rp. 500.000
Biaya Pemasaran Rp. 9.600.000
Biaya adm & umum Rp. 30.960.000
Jumlah biaya tetap Rp. 41.060.000
Sumber Data : UD. Barokah Lumajang

Tabel 4
Perhitungan Total Biaya Keripik Pangsit UD. Barokah Lumajang
Tahun 2014
Biaya produksi variabel per kg keripik
Biaya bahan baku Rp. 8.200
Biaya overhead Rp. 2.850
Jumlah biaya variabel Rp. 11.050

Biaya tetap per tahun :


Biaya FOH Rp. 500.000
Biaya Pemasaran Rp. 9.600.000
Biaya adm & umum Rp. 30.960.000
Jumlah biaya tetap Rp. 41.060.000
Sumber Data : UD. Barokah Lumajang

78 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisa Break Even Point Sebagai Dasar Dalam Menentukan
Harga Jual Produk

Tabel 5
Laporan Rugi Laba Keripik Pangsit UD. Barokah Lumajang
Tahun 2013
Penjualan = 14.120 kgx Rp. 25.000 Rp. 353.000.000
Biaya variabel
Persediaan awal = 200 kg x Rp. 9.800 Rp. 1.960.000
Biaya produksi = 14.400 kg x Rp. 9.800 Rp. 141.120.000
Rp. 143.080.000
Persediaan akhir = 480 kg x Rp. 9.800 Rp. 4.704.000
Jumlah biaya variabel Rp.138.376.000
Laba Kontribusi Rp. 214.624.000

Biaya tetap
Biaya FOH Rp. 500.000
Biaya Pemasaran Rp. 9.600.000
Biaya Adm & umum Rp. 30.960.000
Jumlah biaya tetap Rp. 41.060.000

Laba Rp. 173.564.000

Sumber Data : UD. Barokah Lumajang

Tabel 6
Laporan Rugi Laba Keripik Pangsit UD. Barokah Lumajang
Tahun 2014
Penjualan = 12.300 kgx Rp. 28.000 Rp. 344.400.000
Biaya variabel
Persediaan awal = 480 kg x Rp. 11.050 Rp. 5.304.000
Biaya produksi = 14.700 kg x Rp. 11.050 Rp. 162.435.000
Rp. 167.739.000
Persediaan akhir = 2.880 kg x Rp. 11.050 Rp. 31.824.000
Jumlah biaya variabel Rp.135.915.000
Laba Kontribusi Rp. 208.485.000

Biaya tetap
Biaya FOH Rp. 500.000
Biaya Pemasaran Rp. 9.600.000
Biaya Adm & umum Rp. 30.960.000
Jumlah biaya tetap Rp. 41.060.000
Laba Rp. 167.425.000
Sumber Data : UD. Barokah Lumajang

Jurnal 79
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tabel 7
Perbandingan harga jual per kg keripik pangsit
Tahun 2013 - 2014

Nama Perusahaan Tahun 2013 Tahun 2014

UD. Barokah Lumajang 25.000 28.000

UD. Sumber Lancar Lumajang 24.000 27.000

Aneka Keripik Lumajang 22.000 25.000


Sumber Data : UD. Barokah Lumajang

Analisis Data
Tabel 8
Target dan Realisasi Penjualan Keripik Pangsit UD. Barokah Lumajang
Tahun 2013 – 2015

Target Penjualan Realisasi


Tahun Selisih Penjualan
(Per kg Keripik Pangsit) (Per kg Keripik Pangsit)

2013 14.500 14.120 380

2014 15.000 12.300 2.700

2015 17.500 - -
Sumber Data : UD. Barokah Lumajang yang telah diolah

Disamping data keuangan penulis Keterangan Jumlah


juga menyajikan data tentang metode
yang digunakan oleh perusahaan dalam Biaya variabel per kg keripik Rp. 9.800
menetapkan harga jual produknya. Metode Biaya tetap Rp. 41.060.000
penetapan harga jual yang ditetapkan oleh Jumlah unit yang diharapkan 14.500 kg
perusahaan adalah dengan metode mark terjual
up pricing. Dalam perhitungan sebagai Sumber Data : UD. Barokah Lumajang
berikut :

Markup Pricing = Biaya Per Unit


(1 – Keuntungan penjualan yang diinginkan)

Harga jual produk keripik pada tahun Biaya per kg = Biaya variabel +
2013
Rp.41.060.000
Tabel 9 = Rp.9.800  Rp.12.632
14.500
Biaya-biaya produksi keripik pangsit
UD. Barokah Lumajang Perusahaan ingin memperoleh
Tahun 2013 keuntungan sebesar 50% atas
penjualannya, maka

80 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisa Break Even Point Sebagai Dasar Dalam Menentukan
Harga Jual Produk

஻௜௔௬௔௉௘௥௞௚
Markup pricing =
ሺଵି௄௘௨௡௧௨௡௚௔௡௉௘௡௝௨௔௟௔௡௬௔௡௚ௗ௜௜௡௚௜௡௞௔௡ሻ
Rp.12.632
= Rp.25.264
1  0.5
dibulatkan menjadi Rp. 25.000 / kg

Harga jual produk keripik pada tahun Keripik Lumajang adalah Rp. 22.000 /
2014 kg keripik pangsit, sedangkan pada UD
Tabel 10 Barokah Lumajang adalah Rp. 25.000 /
Biaya-biaya produksi keripik pangsit kg keripik pangsit.
UD. Barokah Lumajang Pada tahun 2014 harga pesaing di UD.
Tahun 2014 Sumber Lancar Lumajang adalah Rp.
27.000 / kg keripik pangsit dan Aneka
Keterangan Jumlah
Keripik Lumajang adalah Rp. 25.000
Biaya variabel per kg Rp. 11.050 / kg keripik pangsit, sedangkan harga
keripik pada UD. Barokah Lumajang adalah Rp.
Biaya tetap Rp. 41.060.000 28.000 / kg keripik pangsit. perbandingan
harganya lebih tinggi dari pada perusahaan
Jumlah unit yang 15.000 kg
pesaing. Perbandingan harga dapat dilihat
diharapkan terjual
pada tabel 7.
Sumber Data : UD. Barokah Lumajang
2. Sebab Masalah
Biaya per kg = Biaya variabel + Masalah yang sedang dihadapi
Rp.41.060.000 oleh UD. Barokah disebabkan karena
= Rp.11.050  Rp.13.787
15.000 perusahaan tidak menggunakan metode
break event point dalam menetapkan harga
Perusahaan ingin memperoleh
jualnya. Tetapi menggunakan metode
keuntungan sebesar 50% atas penjualannya,
maka
஻௜௔௬௔௉௘௥௞௚
Markup pricing =
ሺଵି௄௘௨௡௧௨௡௚௔௡௉௘௡௝௨௔௟௔௡௬௔௡௚ௗ௜௜௡௚௜௡௞௔௡ሻ
Rp.13.787
= Rp.27.574
1  0.5
dibulatkan menjadi Rp. 28.000

Pembahasan Hasil Penelitian “Markup Pricing”, dimana perusahaan


menambahkan tingkat keuntungan yang
1. Permasalahan yang dihadapi standart pada biaya-biaya yang telah
Dari penyajian data yang ada maka dibebankan pada produk. Penetapan
penulis menganalisis permasalahan yang markup yang tinggi menyebabkan harga
terjadi di UD Barokah Lumajang yaitu jual produk tinggi, sehingga menyebabkan
adanya kebijakan penetapan harga jual menurunnya volume penjualan dan
yang tidak kompetitif dibandingkan menurunnya laba perusahaan.
dengan harga jual dari perusahaan pesaing.
Pada tahun 2013 harga pesaing pada UD. 3. Akibat Masalah
Sumber Lancar Lumajang adalah Rp. Dengan adanya permasalahan yang
24.000 / kg keripik pangsit dan Aneka dihadapi oleh perusahaan maka dapat

Jurnal 81
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

mempengaruhi aktivitas perusahaan perhitungan analisis break even point


dalam mencapai tujuannya. Adapun akibat yang penulis kemukakan berikut ini
yang ditimbulkan dari adanya masalah menganggap bahwa volume penjualan
pada UD. Barokah Lumajang adalah (estimasi) telah diketahui dahulu, dan
menurunnya volume penjualan dan laba penulis ingin mengetahui berapa harga
perusahaan sebagai mana terlihat pada jual minimum yang dilempar di pasar.
tabel berikut :

Tabel 11
Penurunan volume penjualan keripik pangsit dan laba perusahaan UD.
Barokah Lumajang Tahun 2013 dan 2014
Volume Selisih Volume
Tahun Laba (Rp) Selisih Laba (Rp)
Penjualan (kg) Penjualan (kg)
2013 14.120 173.564.000
1.820 6.139.000
2014 12.300 167.425.000
Sumber Data : UD. Barokah Lumajang yang telah diolah

4. Pemecahan Masalah Adapun perhitungan dengan


Dalam usaha pemecahan masalah, menggunakan metode penetapan harga
penulis tidak lepas dari teori-teori yang berdasarkan break even point adalah
pada pada bab terdahulu, sebab pemecahan sebagai berikut :
masalah merupakan upaya penulis
untuk menyelesaikan atau memecahkan 1. Penetapan harga dengan
masalah yang ada. Untuk memecahkan menggunakan metode BEP atas
masalah yang dihadapi oleh UD. Barokah dasar unit
Lumajang maka penulis menggunakan
metode penetapan harga berdasarkan FC
Rumus :
Brek even point. Perhitungan break even P V
point yang dapat dilakukan dengan tiga Dimana :
cara yaitu :
FC = Biaya Tetap
a. Metode break even point atas dasar P = Harga Jual / Unit
unit V = Biaya Variable / Unit
b. Metode break even point atas dasar
rupiah Dari data yang diperoleh UD. Barokah
c. Metode break even point atas dasar Lumajang berikut ini penulis sajikan
gambar perhitungan tingkat penjualan yang
harus dicapai agar perusahaan tidak
Analisis break even point juga dapat menderita rugi atau laba pada tahun
digunakan untuk berbagai sejumlah unit 2013 dan 2014.
yang diproduksi dan berbagai fixed cost. Penentuan BEP tahun 2013
Berbeda dengan analisis break even point Diketahui :
yang lazim, dimana harga jual merupakan Biaya tetap Rp. 41.060.000
sesuatu yang sudah diketahui terlebih Biaya variabel per kg
dahulu baru kemudian jumlah volume keripik pangsit Rp. 9.800
penjualan minimum yang dicari. Pada Estimasi harga jual Rp. 22.000

82 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisa Break Even Point Sebagai Dasar Dalam Menentukan
Harga Jual Produk

Rp.41.060.000 Perhitungan :
BEP =
Rp.22.000  Rp.9.800 Rp.41.060.000
3.365 =
Rp.41.060.000 P  Rp.9.800
BEP =
Rp.12.200 Rp.41.060.000
P =  Rp.9.800
BEP = 3.365 kg keripik pangsit 3.365
P = Rp. 12.202 + Rp. 9.800
P = Rp. 22.002
Penentuan BEP pada tahun 2014
Jadi harga jual per kg keripik pangsit
Diketahui :
adalah Rp. 22.002 di bulatkan menjadi
Biaya tetap Rp. 41.060.000
Rp. 22.000
Biaya variabel per kg
keripik pangsit Rp. 11.050
Harga jual per kg keripik pangsit
Estimasi harga jual Rp. 25.000
pada tahun 2014
Perhitungan :
Diketahui :
Rp.41.060.000 Biaya tetap Rp. 41.060.000
BEP =
Rp.25.000  Rp.11.050 Biaya variabel Rp. 11.050
Rp.41.060.000 Estimasi penjualan 2.943 kg keripik
BEP = pangsit
Rp.13.950
BEP = 2.943 kg keripik pangsit Perhitungan :
Rp.41.060.000
2.943 =
2. Penetapan harga dengan metode P  Rp.11.050
BEP atas dasar rupiah Rp.41.060.000
P =  Rp.11.050
2.943
Berdasarkan data yang diperoleh P = Rp. 13.951 + Rp. 11.050
dari UD. Barokah Lumajang berikut P = Rp. 25.001
penulis sajikan perhitungan harga jual
yang harus ditetapkan agar perusahaan
Jadi harga jual per kg keripik pangsit
tidak menderita rugi atau laba pada
adalah Rp. 25.001 di bulatkan menjadi
tahun 2013 dan 2014.
Rp. 25.000
FC
Rumus :
P V
FC = Biaya Tetap
P = Harga Jual / Unit
V = Biaya Variable / Unit

Harga jual per kg keripik pangsit


pada tahun 2013
Diketahui :
Biaya tetap Rp. 41.060.000
Biaya variabel Rp. 9.800
Estimasi penjualan 3.365 kg keripik
pangsit

Jurnal 83
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

3. Penetapan harga dengan metode BEP atas dasar gambar

( Juta )

150

140

130

120

110
daerah laba /
100 Break Even Point keuntungan

90

80

70

60 biaya variabel

50
( Biaya Tetap )
40 Rp. 41.060.000

30

20 biaya tetap

10
( kg )
250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250

Gambar 1. Grafik Break Even Point Tahun 2013

( Juta )

150

140

130

120 Break Even Point


daerah laba /
110 keuntungan

100

90

80

70 biaya variabel

60

50
( Biaya Tetap )
40 Rp. 41.060.000

30

20 biaya tetap

10
( kg )
250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250

Gambar 2. Grafik Break Even Point Tahun 2014

84 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisa Break Even Point Sebagai Dasar Dalam Menentukan
Harga Jual Produk

Pembuktian Hipotesis diterapkan untuk memecahkan masalah


Pengujian hipotesis merupakan yang dihadapi UD. Barokah Lumajang.
aplikasi dalam memecahkan masalah Berikut ini penulis uraikan estimasi
perusahaan. Pengujian ini merupakan perolehan laba yang akan dicapai
kunci dapat atau tidaknya pemecahan perusahaan apabila harga jual produk
masalah yang penulis terapkan sebagai ditetapkan berdasarkan perhitungan harga
jalan pemecahan masalah perusahaan. jual pada break even point.
Adapun dalam pengujian hipotesa ini
adalah sesuai dengan hipotesa yang penulis Dari hasil pengujian terhadap
kemukakan pada bab sebelumnya, yaitu : hipotesis diketahui bahwa dengan
dengan menggunakan analisis Break Even menggunakan metode analisis break
Point maka harga jual yang kompetitif even point, diperoleh harga jual produk
dapat ditetapakan oleh perusahaan. yang lebih rendah dibandingkan dengan
metode penetapan harga jual sebelumnya.
Tabel 12 Penurunan harga jual dengan laba tertentu
Perbandingan harga jual sebelum dan akan memberikan keuntungan bagi
sesudah menggunakan BEP
Harga jual sebelum Harga jual sesudah Penurunan harga
Tahun
menggunakan BEP menggunakan BEP jual
2013 Rp. 25.000 Rp. 22.000 Rp. 3.000
2014 Rp. 28.000 Rp. 25.000 Rp. 3.000
Sumber Data : UD. Barokah Lumajang
yang telah diolah
perusahaan pada tahun yang akan datang
yaitu meningkatkan volume penjualan
Dari hasil pengujian terhadap hipotesis
dan volume produksi.
nampak bahwa metode penetapan harga
jual dengan menggunakan analisa break Pada tahun 2015 diperkirakan volume
even point lebih tepat dibandingkan penjualan pada UD. Barokah akan
dengan metode penetapan harga jual meningkat sebanyak 45% dari tahun
sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat tahun 2014, peningkatan ini disebabkan
pada harga jual sebelum dan sesudah oleh adanya kepekaan konsumen terhadap
menggunakan analisa break even point penurunan harga jual produk yang
dimana harga jual produk lebih rendah ditetapkan oleh perusahaan.
sesudah menggunakan analisa break even
point. Harga jual pada break even point Tabel 13
merupakan petunjuk bagi perusahaan Estimasi persediaan barang keripik
dan memutuskan penetapan harga jual di pangsit UD. Barokah Lumajang
pasar. Harga jual yang lebih rendah dengan Tahun 2015
laba tertentu akan dapat memberikan Persediaan awal 2.880 kg
keuntungan bagi perusahaan yaitu Produksi 15.000 kg
meningkatnya kuantitas volume penjualan 17.880 kg
dan volume produksi sehingga laba Penjualan 17.700 kg
perusahaan dapat meningkat untuk tahun Persediaan akhir 180 kg
berikutnya. Jadi alternatif pemecahan
masalah yang diambil penulis dapat Sumber : Data yang telah diolah

Jurnal 85
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Tabel 14
Rp.41.060.000
Estimasi Perhitungan Total Biaya BEP =
Keripik Pangsit UD. Barokah Rp.25.000  Rp.12.200
Lumajang Tahun 2015 Rp.41.060.000
BEP =
Rp.12.800
Biaya produksi variabel
BEP = 3.208 kg keripik pangsit
per kg keripik :
Biaya bahan baku Rp. 9.200
Biaya overhead Rp. 3.000 Perhitungan Harga jual per kg keripik
Jumlah biaya pangsit pada tahun 2015
variabel Rp. 12.200 Diketahui :
Biaya tetap per tahun : Biaya tetap Rp. 41.060.000
Biaya FOH Rp. 500.000 Biaya variabel per kg
Biaya Pemasaran Rp. 9.600.000 keripik pangsit Rp. 12.200
Biayaadm&umum Rp. 30.960.000 Estimasi penjualan 3.208 kg keripik
Jumlah biaya tetap Rp. 41.060.000 pangsit

Sumber : Data yang telah diolah Perhitungan :


Rp.41.060.000
Perhitungan BEP tahun 2015 3.208 =
P  Rp.12.200
Diketahui : Rp.41.060.000
P =  Rp.12.200
Biaya tetap Rp. 41.060.000 3.208
Biaya variabel per kg P = Rp. 12.799 + Rp. 12.200
keripik pangsit Rp. 12.200 P = Rp. 24.999
Estimasi harga jual Rp. 25.000
Jadi harga jual per kg keripik pangsit
Perhitungan :
adalah Rp. 24.999 di bulatkan menjadi
Rp. 25.000

( Juta )

150

140

130

120 Break Even Point


daerah laba /
110
keuntungan
100

90

80 biaya variabel

70

60

50
( Biaya Tetap )
40 Rp. 41.060.000

30

20 biaya tetap

10
( kg )
250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250

Gambar 3. Grafik Break Even Point Tahun 2015

86 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisa Break Even Point Sebagai Dasar Dalam Menentukan
Harga Jual Produk

Berdasarkan perhitungan diatas ingin menetapkan keuntungan sebesar 20%


diketahui bahwa harga jual per kg keripik maka perhitungannya sebagai berikut :
pangsit pada titik break even point adalah Rumus :
sebesar Rp. 25.000. Berikut ini penulis FC  % PMxSM
sajikan estimasi perolehan laba pada Sales Minimal :
VC
perusahaan. 1
S
Penjualan Minimal (Sales Minimal)
Rp.41.060.000  0,2SM
Berikut ini penulis sajikan perhitungan Sales Minimal =
sales minimal yaitu besarnya penjualan 39.137.600
1
minimal yang harus dicapai perusahaan 80.200.000
untuk memperoleh keuntungan atau profit Rp.41.060.000  0,2SM
margin yang diinginkan. Jika perusahaan 0,512

Tabel 15
Estimasi Laporan Rugi Laba Keripik Pangsit UD. Barokah Lumajang Tahun
2015
Penjualan = 17.700 kg x Rp. 25.000 Rp. 442.500.000
Biaya variabel
Persediaan awal = 2.880 kg x Rp. 12.200 Rp. 35.136.000
Biaya produksi = 15.000 kg x Rp. 12.200 Rp. 183.000.000
Rp. 218.136.000
Persediaan akhir = 180 kg x Rp. 12.200 Rp. 2.196.000
Jumlah biaya variabel Rp.215.940.000
Laba Kontribusi Rp. 226.560.000

Biaya tetap
Biaya FOH Rp. 500.000
Biaya Pemasaran Rp. 9.600.000
Biaya Adm & umum Rp. 30.960.000
Jumlah biaya tetap Rp. 41.060.000
Laba Rp. 185.500.000

Sumber : Data yang telah diolah

Tabel 16
Perbandingan volume penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan sebelum
dan sesudah menggunakan analisa BEP UD. Barokah Lumajang Tahun 2014 –
2015
Volume Selisih Volume
Tahun Perolehan Laba Selisih Laba
Penjualan Penjualan

Jurnal 87
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Jadi besarnya penjualan minimal yang Kurniawan, Dodi. (2013). Analisis


harus dicapai perusahaan adalah sebesar Perhitungan Biaya Produksi dan
Rp. 131.602.564 Laba yang diharapkan pada Usaha
Murni. Diakses dari warcoeb.
Kesimpulan blogspot.co.id/2013/03/analisis-
perhitungan-biaya-produksi-dan.
1. Dalam kenyataannya UD. Barokah html?m=1. Akses tanggal 31 Januari
Lumajang menggunakan metode 2016
penetapan harga jual dengan mark-up Kotler, Philip. (2010). Manajemen
pricing sehingga menghasilkan harga Pemasaran Jilid 2. Jakarta :
jual yang tidak kompetitif, metode Erlangga.
tersebut kurang tepat untuk diterapkan Mahendra, Dwi Andi. (2012). Analisa
di dalam pengambilan keputusan Penetapan Harga Jual Perumahan
penetapan harga. Pondok Permata Suci Gresik,
2. Dari analisis yang telah penulis Jurnal. Surabaya : Institut Teknologi
lakukan terhadap masalah yang Sepuluh Nopember.
ada pada UD. Barokah Lumajang
menunjukkan bahwa metode break Mulyadi. (2012).Akuntansi Biaya Edisi
even point lebih tepat untuk diterapkan 5.Yogyakarta:UPP STIM YKPN
pada perusahaan, karena dari hasil Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-
perhitungan diperoleh harga jual yang dasar Pembelanjaan Perusahaan.
kompetitif, yaitu harga jual sebelum Yogyakarta : GPFE.
menggunakan metode break even Simamora, Henry.(2002). Akuntansi
point adalah Rp. 28.000 / kg dan harga Manajemen Edisi 3. Jakarta:Salemba
jual sesudah menggunakan metode Empat.
break even point adalah Rp. 25.000 Soehardi, Sigit. (2002). Analisis Break
/ kg, terdapat penurunan harga jual Even Edisi 3. Yogyakarta : BPFE.
sebesar Rp. 3.000 / kg. Sukesi;. (2002). Analisis Break Even
3. Setelah menggunakan analisa break Point Sebagai Dasar Dalam
even point, terdapat peningkatan Penetapan Harga Pada PT. Panca
volume penjualan sebesar 5.400 Wira Usaha Unit Pabrik Genteng
kg dan kenaikan laba sebesar Rp. Karang Pilang Surabaya, Skripsi.
18.075.000. Surabaya : Universitas 17 Agustus
4. Dengan menggunakan perhitungan 1945 Surabaya.
metode break even point perusahaan
Swasta, Basu. (2002). Azas-azas
dapat mengetahui perhitungan harga
Marketing.Yogyakarta : Liberty.
jual secara lebih terperinci.

Daftar Pustaka

Basu Swasta, Irawan. (2003). Manajemen


Pemasaran Modern. Yogyakarta :
Liberty.
Bastian Bustami, Nurlela. (2006).
Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut.
Yogyakarta: Graham Ilmu.

88 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis Volume 02, Nomor 01, April 2016

ANALISIS SWOT SEBAGAI ALAT BANTU DALAM


PENERAPAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAKSO
GINSENG SURABAYA

* Siti Rohana, ** Endro Tjahjono, ** Rachmawati Novaria

ABSTRACT

Writing doing research on GINSENG MEATBALLS MR. DI. The purpose


of this study was to determine strength, weaknesses, opportunities and threats
are owned by the company and also to know the role of a SWOT analysis as a tool
in the implementation of the business development strategy. The data analysis
technique used is SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunties, Thearts).
As for the meaning of this analysis is to identify internal and external area in a
climate of competition with companies engaged in the same business.
SWOT analysis covers the external environment and internal
environment. Environmental analysis is a process used to determine the
strengths, weaknesses, opportunities, and threats. In the SWOT analysis will
use a quantitative approach. A quantitative approach is a way of analyzing
data using a calculation of figures to support the data analysis process. Based
on all the above analysis, a tool used to compile the factors the company’s
strategy is to use the SWOT matrix.
This matrix can clearly describe how external opportunities and
threats facing the company can be tailored to the strengths and weaknesses
of the company is. SWOT matrix can produce four sets of the possibility of
alternative strategies. By using SWOT analysis results can be obtained that the
SO strategy is the most appropriate strategy used by the company. The strategy
used to exploit Opportunity strength of the company.
Keyword: Analysis, SWOT, Strategic, Meatball, Ginseng

Pendahuluan mulai dari pedagang kecil sampai dengan


pedagang besar, pedagang keliling hingga
Bakso merupakan makanan yang di mall-mall besar. Bahkan sebagian
mudah didapatkan di mana saja, terutama lagi berdagang bakso dengan gaya resto.
di Surabaya. Saat ini, sudah banyak Bakso ginsneg meupaka varian baru
pengusaha yang menjalankan bisnis bakso, dengan citarasa yang khas yang sekarang

89
Volume 02, Nomor 01, April 2016

dicoba dikembangkan oleh Pak Di. Bakso Tujuan Penelitian


Pak Di berdiri sejak tahun 2000, Gingseng Berdasarkan rumusan masalah yang
sebagai bahan pokok dalam bakso yaitu telah disusun diatas, maka penelitian ini
baru dilakukan pada tahun 2015. Bakso bertujuan untuk :
Pak Di adalah usaha yang berbentuk
1. Untuk mengetahui peranan analisis
UMKM yang merupakan usaha rumahan,
SWOT sebagai alat bantu penerapan
Bakso Ginseng Pak Di menyediakan dua
strategi pengembangan dalam usaha.
jenis bakso yaitu, bakso ginseng dan bakso
2. Merumuskan strategi penjualan yang
original. Bakso Ginseng Pak Di diminati
tepat.
oleh berbagai kalangan,terutama kalangan
menengah ke bawah, karena harganya
Landasan Teori
yang terjangkau dan konsep penjualan
yang menggunakan gerobak keliling, 1. Manajemen Strategi
merupakan ciri khas pemasaran bakso pak Manajemen Strategi diidentifikasi
Di. Strategi pemasaran dilakukan dengan sebagai seni dan ilmu untuk
cara yang sederhana. Strategi yang di memformulasi, mengimplementasi, dan
maksud bisa dimulai dari pengembangan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang
layanan dalam bisnis bakso. memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuan.Manajemen strategi berfokus
Berdasarkan penjelasan diatas, ada
pada menginteraksikan manajemen,
beberapa permasalahan yang akan dikaji
pemasaran, keuangan/akuntasnsi,
dalam penelitian adalah :
produksi atau operasi, penelitian dan
1. Faktor internal dan eksternal apa saja pengembangan, serta informasi komputer
yang berpengaruh terhadap usaha untuk mencapai keberhasilan organisasi.
bakso ginseng Pak Di Surabaya? Tujuan manajemen strategi adalah
2. Bagaimana alternatif strategi yang untuk mengeksploitasi dan menciptakan
tepat untuk diterapkan pada bakso peluang baru yang berbeda untuk
ginseng Pak Di sesuai dengan kondisi masa mendatang, perencanaan jangka
lingkungan usahanya? panjang, Sebaliknya, mencoba untuk
mengoptimalkan kecendrungan sekarang
Sedangkan untuk penelitian ini hanya untuk masa datang (Yusa, 201). Proses
dilakukan di Jl. Plemahan sesuai dengan manajemen strategi menurut David (2006)
tempat usaha. dalam Yusa (2011) terdiri atas tiga tahap :
formulasi strategi, implementasi strategi
Perumusan Masalah dan evaluasi strategi.
Pemasalahan yang dihadapi Bakso
Ginseng Pak Di adalah kurang efektifnya 2. Analisis Lingkungan Internal dan
strategi penjualan yang digunakan usaha saat Lingkungan Eksternal Perusahaan
ini, hal ini mengakibatkan Bakso Gingseng Analisis internal mengidentifikasi
Pak Di sulit bersaing dan tingkat penjulan kekuatan dan kelemahan yang menjadi
pada kondisi stagnan. Dari permasalahan landasan strategi perusahaan. Kekuatan
tersebut peneliti mencoba menggunakan perusahaan adalah sumberdaya,
analisis SWOT untuk mengetahui kondisi keterampilan atau keunggulan relative
internal dan eksternal usaha, dengan terhadap pesaing dan kebutuhan
harapan analisis SWOT dapat digunakan pasar yang dilayani oleh perusahaan.
untuk memperbaiki atau menyusun kembali Kelemahan perusahaan adalah
strategi penjualan dengan tepat. keterbatasan atau kekurangan dalam

90 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Swot Sebagai Alat Bantu Dalam Penerapan Strategi Pengembangan
Usaha Bakso Ginseng Surabaya

sumberdaya, keterampilan dan kapasitas Tujuan perencanaan strategi adalah


yang serius menghambat kinerja efektif untuk membentuk dan menyempurnakan
perusahaan. Faktor-faktor yang termasuk usaha serta produk perusahaan sehingga
dalam faktor internal perusahan adalah: memenuhi target laba pertumbuhan.
faktor manajemen, faktor pemasaran dan Perencanaan strategi memerlukan tiga
distribusi, faktor keuangan dan akuntasi, kegiatan kunci, yaitu :
faktor produksi, dan pengembangan, dan a. Perusahaan mengelola usahanya
faktor informasi (Yusa ,2011) . sebagai portofolio investasi.
Menurut David (2006) dalam Yusa b. Perusahaan mengevaluasi setiap
(2014) analisis terhadap lingkungan unit usaha secara tepat dengan
eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi mempertimbangkan tingkat
peluang dan ancaman yang dihadapi suatu pertumbuhan pasar dan posisi serta
perusahaan, sehingga perusahaan memiliki kesesuaian perusahaan dalam pasar
kemampuan untuk dapat merumuskan tersebut.
suatu strategi. Analisis lingkungan c. Perusahaan harus mengembangkan
eksternal menekankan kepada evaluasi suatu rencana permainan untuk
terhadap peristiwa diluar kendali sebuah mencapai tujuan jangka panjang dan
perusahaan. Lingkungan Eksternal dapat menentukan strategi apa yang paling
dibagi menjadi dua kelompok yaitu: sesuai dari sudut pandang posisi
a. Lingkungan Jauh Perusahaan industry dan tujuan peluang, keahlian,
Yusa (2011) lingkungan jauh eksternal dan sumber dayanya.
terdiri dari faktor-faktor yang
bersumber dari luar dan biasanya 4. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
tidak berhubungan dengan situasi Visi yang dimiliki sebuah perusahaan
operasional perusahaan yaitu politik, merupakan suatu cita-cita tentang
ekonomi, sosial, budaya, demografi, keadaan dimasa datang yang diinginkan
teknologi. untuk diwujudkan oleh seluruh personel
b. Lingkungan Industri perusahaan. Cita-cita masa depan ada
Aspek lingkungan industri akan lebih dalam benak pendiri yang kira-kira
mengarah pada aspek persaingan mewakili seluruh anggota perusahaan
dimana perusahaan berada. Faktor- disebut dengan visi.
faktor yang mempengaruhi kondisi Misi mengantikulasi perusahaan yang
persaingan, seperti ancaman pada sebenarnya dan apa yang dapat dicapai.
perusahaan dan kekuatan yang dimiliki Misi timbul bukan sebagai suatu konsep
oleh perusahaan termasuk kondisi tetapi sebagai suatu peryataan. Peryataan
persaingan industri tersebut meliputi misi perusahaan menyajikan suatu
pendatang baru, produk pengganti, artikulasi tentang sasaran umum kedalam
pembeli, pemasok dan persaingan. tema utama strategi perusahaan. Pernyataan
misi mencerminkan pernyataan strategi
3. Perencanaan Strategi perusahaan yang luas dan merupakan
Menurut Poter (1997)dalam Yusa alat penting untuk ahli strategi.Peryataan
(2011) perencanaan strategi adalah misi yang jelas diperlukan sebelum
proses manajerial untuk mengembangkan strategi alternatif dapat dirumuskan dan
dan menjaga agar tujuan, keahlian dan diimplementasikan. Peryataan misi yang
sumberdaya organisasi sesuai dengan baik mengungkapkan pelanggan, produk
peluang pasar yang terus berubah. atau jasa, pasar, teknologi, pemikiran

Jurnal 91
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

untuk bertahan hidup, falsafah, konsep, d. Ancaman (Treats)


pemikiran untuk citra produk, dan Ancaman adalah faktor-faktor
pemikiran untuk karyawan (Yusa, 2011). lingkungan yang tidak menguntungkan
dalam perusahaan jika tidak dibatasi
5. Analisis SWOT maka akan menjadi hambatan bagi
Analisis untuk mengetahui strength, perusahaan yang bersangkutan
weakness, opportunity, dan threatsering baik masa sekarang ataupun yang
disebutanalisis SWOT yang merupakan akan datang. Ancaman merupakan
singkatan dari keempat hal tersebut pengganggu utama bagi posisi
(Rahmat 2012 ).Konsep dasar pendekatan sekarang atau yang diinginkan
SWOT tampaknya sederhana, yaitu apabila perusahaan.
kita dapat mengetahui kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) organisasi kita 6. Matriks Eksternal Factor Evaluation
dan mengetahui peluang (opportunity) (EFE) dan Matriks Internal Factor
dari luar organisasi yang menguntungkan Evaluation (IFE)
serta ancaman (treath) di dalam organisasi Matriks EFE merupakan sebuah daftar
yang merugikan perusahaan. yang membuat serangkaian faktor strategi
a. Kekuatan (Strength) eksternal yang terdiri atas peluang dan
Menurut Pearce and Robinson ancaman. Kelebihan alat analisis matriks
(1997:231), kekuatan adalah EFE adalah agar para penyusun strategi
sumber daya, keterampilan, atau dapat merangkum dan mengevaluasi
keunggulan-keunggulan lain relatif informasi ekonomi, pemerintahan,
terhadap pesaing dan kebutuhan demografi, lingkungan dan budaya,
pasar yang dilayani atau ingin politik, serta tekonologi dan lingkungan
dilayani oleh perusahaan. Kekuatan industri.
adalah kompetensi khusus yang
memberikan keunggulan komparatif 7. Matriks Internal Eksternal (IE)
bagi perusahaan di pasar. Kekuatan Gabungan antara matriks IFE dan
dapat terkandung dalam sumber daya, EFE menghasilkan matriks eksternal-
keuangan, citra, kepemimpinan pasar, internal yang berisikan sembilan macam
hubungan pembeli-pemasok, dan sel yang memperhatikan kombinasi total
internal faktor lain. nilai terboboti dari matriks-matriks IFE
dan EFE. Tujuan penggunaan matriks ini
b. Kelemahan (Weakness) adalah untuk memperoleh strategi bisnis
Yang dimaksud dengan kelemahan di tingkat korporat yang lebih detail.
adalah kekurangan atau keterbatasan Diagram tersebut dapat mengidentifikasi
dalam hal sumber daya yang ada pada sembilan strategi perusahaan, tetapi
perusahaan baik itu keterampilan atau pada prinsip ke sembilan sel itu dapat
kemampuan yang menjadi penghalang dikelompokan menjadi tiga strategi utama
bagi kinerja organisasi. yaitu :
c. Peluang (Opportunity) a. Sel I,II, dan IV disebur strategi
Yang dimaksud dengan peluang Tumbuh dan Membangun Strategi
adalah berbagai hal dan situasi yang yang cocok adalah Strategi Intensif
menguntungkan bagi suatu perusahaan. (penetrasi pasar, pengembangan
Situasi penting yang menguntungkan pasar, dan pengembangan produk)
dalam lingkungan perusahaan. atau Strategi Integratif (intergrasi

92 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Swot Sebagai Alat Bantu Dalam Penerapan Strategi Pengembangan
Usaha Bakso Ginseng Surabaya

kebelakang, integrasi ke depan atau dan Rendah (1,00-1,99) Adapun nilai-


integrasi horizontal). nilai EFE dikelompokan dalam Kuat
b. Sel III, V, danVII disebut Strategi (3,0-4,0), Rata-rata (2,0-2,99), dan
Pertahankan dan Pelihara. Penentrasi Lemah (1,0-2,99). Bentuk matriks IE
pasar dan pengembangan produk (Internal eksternal)
merupakan dua strategi yang banyak
dilakukan apabila usahaan berada 8. Diagram Analisis SWOT
pada sel ini. Analisi SWOT membandingkan antara
c. Sel VI, VIII, dan IX disebut faktor eksternal peluang (opportunities)
strategi Panen dan Divestasi. Nilai- dan ancaman (threats) dengan faktor
nilai IFE di kelompokan kedalam internal kekuatan (strength) dan kelemahan
Tinggi (3,0-4,0). Sedang (2,0-2,99) (weaknesses).

Sumber : David (2009:304)


Gambar G. Matriks Internal Eksternal

Berbagai Peluang

Kuadran 3 Kuadran1
Mendukung strategi berbenah Mendukung strategi agresif

Kelemahan Internal Kekuatan Internal

Kuadran 4 Kuadran 2
Mendukung strategi defensive Mendukung strategi diversifikasi

Berbagai Ancaman

Sumber: Rangkuti Freddy (2009:119)


Gambar H. Diagram Analisis SWOT

Jurnal 93
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

a. Kuadran 1 : Ini merupakan situasi Matriks SWOT merupakan matching


yang snagat menguntungkan, usaha tool yang penting untuk membantu para
akan memiliki peluang dan kekuatan manajer mengembangkan empat tipe
sehingga dapat memanfaatkan strategi. Keempat tipe strategi yang
peluang yang ada. Strategi yang harus dimaksud adalah :
diterapkan dalam kondisi ini adalah a. Strategi SO (Strengths-Opportunities)
mendukung kebijakan pertumbuhan adalah strategi yang digunakan
yang agresif. perusahaan dengan memanfaatkan
b. Kuadran 2 : Meskipun menghadapi atau mengoptimalkan kekuatan
berbagai ancaman, usaha masi yang dimiliki / Strengths (S) untuk
memiliki kekuatan dari segi internal. memanfaatkan berbagai peluang /
Strategi yang harus diterapkan adalah Opportunities (O).
menggunakan kekuatan memanfaatkan b. Strategi WO (Weaknesses-
peluang jangka panjang dengan cara Opportunities) adalah strategi yang
strategi diversifikasi (produk atau digunakan perusahaan dengan
pasar). seoptimal mungkin meminimalisir
c. Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi kelemahan / Weaknesses (W) yang
peluang besar yang sangat besar, tetapi ada untuk memanfaatkan peluang /
dilain pihak, ia menghadapi kendala Opportunities (O).
atau kelemahan internal. Kondisi c. Strategi ST (Strengths-Threats)
bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan adalah strategi yang digunakan
Question Mark pada BCG matrik. perusahaan dengan memanfaatkan
Fokus strategi perusahaan ini adalah atau mengoptimalkan kekuatan yang
meminimalkan masalah-masalah dimiliki / Strengths (S) untuk mengurangi
internal perusahaan sehingga dapat berbagai ancaman / Treaths (T) yang
merebut peluang pasar yang lebih mungkin melingkupi perusahaan.
baik. d. Strategi WT (Weaknesses-Threats)
d. Kuadran 4 : Merupakan situasi yang adalah strategi yang digunakan untuk
tidak menguntungkan. Perusahaan mengurangi kelemahan / Threats (T).
tersebut menghadapi berbagai
ancaman dalam kelemahan internal. Metode Penelitian
9. Pengembangan Strategi 1. Jenis Penelitian
Setelah menganalisis dengan matriks Sesuai dengan judul, rumusan
IFE, EFE, I-E, dan diagram SWOT maka masalah dan tujuan penelitian, maka
dilakukan baerbagai kombinasi dengan penelitian ini menggunakan pendekatan
menggunakan matriks SWOT. Matriks deskriptif kuantitatif, karena penelitian ini
SWOT memiliki kelebihan dan kelemahan bertujuan untuk mendapatkan informasi
diantaranya: (1) strategi dapat diperiksa yang mendalam yang dapat mendukung
secara berurutan atau bersamaan; (2) perencanaan pengembangan Usaha Bakso
tidak ada batas jumlah strategi yang Ginseng Pak Di. Data yang diperoleh
dapat diperiksa atau dievaluasi; dan dianalisis dengan menggunakan metode
(3) membutuhkan ketelitian dalam deskriptif. Tujuan metode deskriptif
menentukan faktor-faktor eksternal adalah untuk memberikan gambaran
dan internal yang terkait dalam proses secara sistematis, aktual, dan akurat
keputusan (David, 2009:284). mengenai mengenai fakta-fakta, sifat-

94 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Swot Sebagai Alat Bantu Dalam Penerapan Strategi Pengembangan
Usaha Bakso Ginseng Surabaya

sifat serta hubungan antara fenomenal pengumpulan data menjadi amat penting.
yang diteliti. Analisis dan pengolahan Metode pengumpulan data adalah bagian
data dilakukan secara kuantitatif melalui instrumen pengumpulan data yang
pendekatan konsep manajemen strategi, menentukan berhasil atau tidaknya suatu
meliputi tahap pemasukan data, transfer penelitian. Pada penelitian kuantitatif
data, editing data, dan pengolahan data. dikenal beberapa metode antara lain
Analisis kuantitatif meliputi analisis faktor- metode angket, wawancara, observasi,
faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan dokumentasi.
dan faktor-faktor inetrnal (kekuatan dan
kelemahan) dengan menggunakan matriks 5. Metode Analisis Data
External Faktor Evaluation (EFE) dan Proses penyusunan perencanaan
Internal Faktor Evaluation (IFE). Matriks strategi melalui tiga tahap analisis, yaitu:
EFE digunakan untuk menganalisa faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap peluang a. Tahap pengumpulan data (evaluasi
dan ancaman yang dihadapi. Data-data factor eksternal dan internal)
eksternal dicari untuk menganalisis hal- b. Tahap analisis (Matriks SWOT,
hal yang berkaitan dengan persoalan Matriks Internal Eksternal)
ekonomi, budaya, sosial, lingkungan, c. Tahap pengambilan keputusan
demografi, regulasi pemerintah, dan
persaingan pasar. Matriks IFE digunakan Penyajian dan Pembahasan
untuk menganalisis faktor-faktor yang 1. Sejarah Perusahaan
berupa kekuatan dan kelemahan yang Pak Samidin atau yang akrab biasa
dimiliki. Data faktor-faktor internal dicari dipanggil Pak Di, dilahirkan pada tanggal
untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan 30 Juni 1958 dari pasangan keluarga
dengan beberapa fungsional perushaan, petani, Ibu Sami dan Bapak Noto di sebuah
misalnya aspek manajemen, pemilik, Desa kecil di Desa Trunojoyo, Kecamatan
penjualan, keuangan, dan produksi. Kanigoro, Kabupaten Malang. Berbekal
ijaza SMA. mengawali perjuangannya
2. Tempat dan Waktu dengan merantau menjadi karyawan depot
Penelitian ini dilakukan di tempat makanan di Kota Jakarta yang terkenal
Usaha Bakso Ginseng yaitu di Jl. Plemahan padat penduduk dan sumber tenaga
Surabaya. Pengumpulan data dilakkuakan kerja yang berlimpah. Pak Samidi mulai
dari bulan Desember 2015. menikmati suasana dan pekerjaan yang
ada. Berselang sepuluh tahun Pak Samidi
3. Populasi dan Sampel Penelitian mampu menjadi wirausaha UMKM Bakso
Populasi dalam penelitian ini tidak yang mempunyai penghasilan sederhana.
dapat ditentukan, oleh karenanya Dengan pertumbuhan perkembangan
penetapan jumlah sampel diambil inovasi dari tahun ketahun yang semakin
sebanyak 100 responden. Pemilihan inovatif dan kreatif Pak Di mulai mencoba
sampel menggunakan metode accidental mengembangkan usahanya baksonya
random sampling yaitu responden yang dengan mencoba menambahkan daun
dijumpai saat melakukan penelitian. ginseng pada olahan baksonya dengan
tetap memakai daging sapi asli. Alsan
4. Instrumen Penelitian mengapa Pak Di memilih daun ginseng
Dari setiap pembicaraan mengenai sebagai tambahan dalam produk
metodologi penelitian, bahasa metode baksonya yaitu karena tanaman ginseng

Jurnal 95
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

dianggap memiliki khasiat ajaib, semakin b. Analisis Lingkungan Eksternal,


tua usia ginseng tersebut maka semakin analisis lingkungan eksternal bertujuan
baik untuk meningkatkan daya tahan untuk mengembangkan faktor-faktor
tubuh dan kaitannya dengan mental yang terbatas mengenai peluang yang
seseorang. Selain menambah stamina dapat memberikan manfaat bagi suatu
juga menstabilkan fisiologis tubuh, usaha dan faktor-faktor ancaman
dapat menurunkan kolesterol dan dapat yang harus dihadapi. Lingkungan
mencegah sakit kanker dan masih banyak eksternal dibagi menjadi dua kategori
manfaat lainnya. Bakso ginsneg merupaka yaitu lingkungan jauh dan lingkungan
varian baru dengan citarasa yang khas industri.
yang sekarang dicoba dikembangkan oleh
Pak Di yang baru dilakukan pada awal 4. Deskripsi Responden
tahun 2015. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 100 responden
2. Visi dan Misi dengan kriteria responden jenis kelamin,
Misi yang dimiliki oleh usaha Bakso umur, domisili, pekerjaan, dan status
Pakdi adalah : pembeli. Berikut hasil penelitian sebagai
a. Menjadikan usaha yang mengutamakan berikut :
kepuasaan pelanggan. a. Karakterisitik Jenis Kelamin
b. Menjadikan Bakso Ginseneg Pak Di Tabel D Hasil Penelitian Responden
yang dikenal masyarakat. Menurut Jenis Kelamin
c. Menyadarkan kepada masyrakat tentang
tanaman alami/ herbal jika disajikan Jenis Kelamin Frequency Percent
dengan Bakso untuk kesehatan Laki-laki 50 50%
Perempuan 50 50%
Visi usaha Bakso Pak Di yaitu menjual
makanan yang berkonsentrasi pada kuliner Total 100 100%
Bakso yang halal, menyehatkan, aman, Sumber: lampiran1
berkualitas, dan dengan mengutamakan
kejujuran. Tabel D menunjukan bahwa responden
dengan jenis kelamin laki-laki
3. Aspek Pengembangan Usaha terdapat 50 pembeli dan responden
Dalam merancang strategi dengan jenis kelamin juga terdapat 50
pengembangan yang dilakukan haruslah pembeli. Hasil tersebut menunjukan
mengetahui berbagai aspek, antara lain: bahwa pengunjung pembeli Bakso
Ginseng Pak Di adalah seimbang
a. Analisis Lingkungan Internal,
antara laki-laki dan perempuan.
analisis lingkungan internal
merupakan analisis yang dilakukan
b. Karakteristik Umur
untuk mengetahui faktor-faktor
Dari hasil penelitian menunjukan
internal yang terdiri dari kekuatan dan
bahwa responden dengan karakteristik
kelemahan yang dimiliki oleh Bakso
menurut umur. Usia menyatakan
Gingseng Pak Di. Aspek lingkungan
pembeli Bakso Ginseng Pak Di adalah
yang akan dikaji meliputi manajemen,
usia 21-30, sedangkan kan untuk
pemasaran, keuangan, produksi, dan
remaja atau pelajar cenderung lebih
sumber daya manusia.
sedikit, ada pun juga usia maximum

96 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Swot Sebagai Alat Bantu Dalam Penerapan Strategi Pengembangan
Usaha Bakso Ginseng Surabaya

yaitu untuk golongan Bapak-bapak 5. Uji Hipotesis Penelitian


atau Ibu rumah tangga ber usia 55 Kombinasi kedua faktor tersebut
tahun peminat Bakso Ginseng dan ditunjukan dalam diagram hasil analisis
dapat disimpulkan bahwa Bakso SWOT yang menghasilkan 4 strategi
Ginseng Pak Di banyak diminati yaitu :
oleh golongan dewasa. Karena dalam
a. Strategi SO (Mendukung Strategi
lingkungan penjualan Bakso Ginseng
Growth)
mayoritas adalah karyawan kost-
Strategi SO yang ditempuh Bakso
kostan.
Ginseng Pak Di yaitu:
c. Karakteristik Pekerjaan  Strategi memanfaatkan seluruh
Tabel 3. Hasil Karakteristik Pekerjaan kekuatan Usaha Bakso Ginseng
yaitu, lamanya usaha yang dirintis,
Pekerjaan Frequency Percent harga yang terjangkau semua
Pelajar/ 22 22% kalangan, citarasa yang khas, ramah
Mahasiswa dalam melayani pembeli, persedian
Karyawan 35 35% produk dan meningkatkan kualitas
dan mutu produk.
Wiraswasta 26 26%
b. Strategi ST (Mendukung Strategi
Ibu rumah 27 27% Deversifikasi)
tangga
Strategi ST ditentukan oleh Bakso
Total 100 100% Ginseng Pak Di yaitu:
Sumber : Hasil olahan lampiran 4  Meningkatkan atau mempertahankan
kualitas mutu usaha baik dalam
Menurut Tabel 4.2.4 menunjukan produksi maupun penjualan.
bahwa peminat Bakso Ginseng Pak Di  Menetapkan strategi harga yakni
lebih diminati oleh konsumen dengan selain menggunakan efisiensi biaya
status karyawan dengan frequensi 35 bisa juga dengan menggunakan
konsumen. diferensiasi harga.
c. Strategi WO (Mendukung Strategi
d. Karakteristik Pembeli
Turn-Around)
Tabel 4. Hasil Karakteristik
Strategi WO yang ditempuh oleh
Responden Pembeli
Bakso Ginseng Pak Di antara laian:
Pembeli Frequency Percent  Mengupayakan mencari tempat
Baru Pertama 52% 52% lokasi usaha yang menetap dan
strategis.
Pelanggan 48% 48%
 Menambah atau mencari tenaga
Total 100% 100% kerja, agar saat ramai tidak
Sumber : Hasil olahan lampiran mengantri lama.
 Memperbarui peralatan produk
Menurut hasil tabel 4. menunjukan usaha.
bahwa peminat Bakso Ginseng Pak  Membiasakan atau berlatih
Di lebih diminati oleh status pembeli memanajemen sistem keuangan.
baru dengan jumlah 52%.  Mempebanyak penjualan pada
produk inovasi baru.

Jurnal 97
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

d. Strategi WT (Mendukung Strategi tekonologi atau pun melalui


Defensif) pelanggan tetap.
Strategi WT ditempuh oleh Bakso
Ginseng Pak Di antara lain: 6. Pembahasan Hasil Penelitian
 Memeperbaiki strategi bisnis kea Berikut model-model yang
rah yang lebih baik dipergunakan adalah :
 Meminimalkan kelemahan yang a. Analisis Dekriptif
ada sesuai dengan ancaman yang b. Matriks Internal / Eksternal
segera akan terjadi yaitu: menjaga c. Diagram Cartesius
image usaha dari beredarnya isu d. Matriks SWOT
bakso berformalin mengontrol
perkembanggan pasar, dan gencar a. Analisis Deskkripsi
melakukan promosi. Berikut uaraian unsur-unsur Marketing
Mix pada Bakso Ginseng Pak Di adalah
Dari empat kemungkinan alternative sebagai berikut:
strategi yang diperoleh diatas, strategi
yang paling tepat digunakan oleh Bakso 1) Analisa Produk (Product)
Ginseng Pak Di guna tetap meningkatkan Produk yang ada pada Bakso
penjualan yaitu perumusan strategi yang Ginseng Pak Di yang ada sampai
efektif akhirnya diperoleh adalah strategi saat ini seperti, bakso ginseng, bakso
SO yaitu strategi dengan menggunakan original, tahu kuning dan tahu putih,
Strength untuk memanfaatkan dan gorengan.
Opportunity yang dimiliki perusahaan 2) Analisis Promosi (Promotion)
yaitu: Bentuk-bentuk promosi yang
dilakukan oleh Bakso Ginseng Pak
a. Meningkatkan kualitas produk Di dalam meningkatkan penjualan,
dengan cara tetap menjaga kehalalan yaitu masih melalui promosi mulut ke
produk dan meningkatkan mutu mulut. Pelanggan atau pembeli dapat
pelayanan penjualan dengan cara bila menjadi sumber informasi mengenai
antrian sedang ramai dan konsumen keberadaan produk Bakso Ginseng
menunggu lebih dari 1 jam maka Pak Di.
akan mendapatkan potongan 50% 3) Analisis Harga (Price)
dan apabila produk yang suda Harga produk yang diberikan sebagai
dipesan kurang atau tidak sesuai sosialisasi sangat menentukan
dengan pemesanan, maka produk bisa keberhasilan penjualan, jika harga
ditukarkan. rendah dibarengi dengan tingginya
b. Memanfaatkan seluruh kekuatan bahan baku, maka konsumen akan
Bakso Ginseng Pak Di yaitu, lamanya cenderung tertarik membeli produk
usaha yang dirintis, harga yang Bakso Ginseng Pak Di.
terjangkau semua kalangan, citarasa 4) Analisis SDM (People)
yang khas, ramah dalam melayani Pada Bakso Ginseng Pak Di struktur
pembeli, dan persedian produk yang dan sistem manajemen masih
selalu cukup memenuhi permintaan sangat sederhana, hal ini terlihat
pembeli. dari pemilik yang melaksanakan
c. Memperkuat image di masyarakat tugas mulai dari keuangan hingga
dengan cara gencar melakukan pendistribusian.
promosi baik melalui media

98 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Swot Sebagai Alat Bantu Dalam Penerapan Strategi Pengembangan
Usaha Bakso Ginseng Surabaya

b. Analisis SWOT Bakso Ginseng


Tabel 2. Analisis SWOT pada Bakso Ginseng Pak Di Surabaya
Kekuatan Kelemahan
F ¾ Usaha yang dirintis sudah cukup ¾ Lokasi Usaha sulit ditemukan
A lama. karena letaknya kurang strategis.
K ¾ Produk usaha memiliki citarasa yang ¾ Saat ramai, butuh waktu lama
T khas disbanding dengan bakso lain. untuk menunggu antrian
O ¾ Persedian produk selalu mencukupi penyajian.
R permintaan pemebeli. ¾ Peralatan yang digunakan pada
I ¾ Harga produk terjangkau untuk semua usaha masih sangat sederhana.
N kalangan masyarakat. ¾ Sistem pembayaran pada pada
T ¾ Pemilik usaha slalu ramah dalam usaha masih sangat sederhana
E melayani pembeli. ¾ Inovasi produk baru pada usaha
R masih sangat terbatas.
N
A
L
Peluang Ancaman
F ¾ Pertumbuhan penduduk berpeluang ¾ Jumlah penjula bakso di
A meningkatkan penjualan produk Surabaya semakin banyak.
K makanan. ¾ Banyaknya pedagang yang
T ¾ Inovasi dan kemajuan teknologi menjual bakso berformalin
O mampu meningkatkan penjualan membuat masyarakat
R produk makanan. menghindari makanan bakso.
E ¾ Perubahan gaya hidup konsumtif ¾ Kenaikan harga daging sapi
K meningkatkan penjualan produk membuat ukuran dan harga
S bakso. bakso berubah.
T ¾ Jumlah penjual bakso ginseng di ¾ Banyaknya masyarakat yang
E Surabaya masih jarang ditemui. masih meragukan produk Bakso
R ¾ Bakso Ginseng Pak Di sesuai dengan Ginseng Pak Di.
N selera masyarakat. ¾ Munculnya pesaing baru akan
A mengancam keberadaan Bakso
L Ginseng Pak Di.
Sumber : Di olah oleh penulis
c. Matriks IFE dan Matriks EFE
Tabel 3.1. Matriks IFE
Skor
Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating
Pembobotan
KEKUATAN :
- Usaha yang dirintis sudah cukup lama 0,15 3 0,45
- Produk usaha memiliki citarasa yang khas 0,10 3 0,30
disbanding dengan bakso lain
- Persedian produk selalu mencukupi permintaan 0,05 3 0,15
pemebeli
- Harga produk terjangkau untuk semua kalangan 0,15 4 0,60
masyarakat
- Pemilik usaha slalu ramah dalam melayani pembeli 0,15 3 0,45
SUBTOTAL 0,60 1,95

Jurnal 99
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

KELEMAHAN :
- Lokasi Usaha sulit ditemukan karena letaknya 0,15 3 0,45
kurang strategis
- Saat ramai, butuh waktu lama untuk menunggu 0,10 3 0,30
antrian penyajian
- Peralatan yang digunakan pada usaha masih sangat 0,05 3 0,15
sederhana
- Sistem pembayaran pada pada usaha masih sangat 0,05 4 0,20
sederhana
- Inovasi produk baru pada usaha masih sangat terbatas 0,15 3 0,45

SUBTOTAL 0,40 1,55


Total 1,00 3.50
Sumber : Pengelola Data Internal Bakso Ginseng Pak Di, 2015

Dari hasil analisis Matriks IFE faktor digunakan sebagai nilai sumbu X pada
Strength mempunyai subtotal nilai skror matriks I-E dan diagram SWOT. Seperti
1.95 sedanngkan Weakness mempunyai halnya pada Matriks EFE, maka pada
subtotal nilai skor 1.55 dengan total skro faktor-faktor strategi eksternal EFE juga
3.50. Perolehan nilai total skor tersebut dilakukan identifikasi yang hasilnya.

Tabel 3.2. Matriks EFE


Skor
Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating
Pembobotan
PELUANG :
- Pertumbuhan penduduk berpeluang meningkatkan 0,20 4 0,80
penjualan produk makanan
- Inovasi dan kemajuan teknologi mampu
meningkatkan penjualan produk makanan 0,20 3 0,60
- Perubahan gaya hidup konsumtif meningkatkan
penjualan produk bakso
- Jumlah penjual bakso ginseng di Surabaya 0,10 3 0,30
masih jarang ditemui
- Bakso Ginseng Pak Di sesuai dengan selera
masyarakat 0,06 3 0,18

0,05 3 0,15

SUBTOTAL 0,61 2,03

100 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Swot Sebagai Alat Bantu Dalam Penerapan Strategi Pengembangan
Usaha Bakso Ginseng Surabaya

ANCAMAN :
- Jumlah penjula bakso di Surabaya semakin 0,08 4 0,32
banyak
- Banyaknya pedagang yang menjual bakso 0,03 4 0,12
berformalin membuat masyarakat menghindari
makanan bakso
- Kenaikan harga daging sapi membuat ukuran
dan harga bakso berubah 0,20 4 0,80
- Banyaknya masyarakat yang masih meragukan
produk Bakso Ginseng Pak Di
- Munculnya pesaing baru akan mengancam 0.03 4 0,12
keberadaan Bakso Ginseng Pak Di

0,05 3 0,15
SUBTOTAL 0,39 1.51

Total 1,00 3,54


Sumber : Pengelola Data Internal Bakso Ginseng Pak Di, 2015

Analisis EFE menunjukan bahwa Gambar dibawah menunjukan bahwa


untuk faktor-faktor Opportunity nilai kondisi Internal Usaha Bakso Ginseng
skronya 2.03 dan faktor Threat 1.51 Pak Di dalam keadaan kuat, dengan arti
dengan total skor 3.54. Perolehan nilai lian perusahaan dapat meningkatkan
tersebut digunakan sebagai sumbu Y pada dan mempertahankan kualitas produk
matriks I-E dan diagram SWOT. dengan memanfaatkan kuatnya respon
perusahaan terhadap setiap peluang yang
d. Matriks I-E mungkin diperoleh serta ancaman yang
Perolehan nilai total skor yang harus dihadapi.
diperoleh dari matriks IFE dan matriks
EFE, kemudian di implementasikan ke e. Diagram Analisis SWOT
dalam matriks I-E (Internal-Eksternal) Dari hasil analisis yang diperoleh
dan dapat dilihat pada Gambar 4. peroleh dengan menggunakan matriks IFE,
hasil matriks I-E: EFE dan matriks I-E. Selajutnya nilai

Sumber : Pengelola Data Internal Bakso Ginseng Pak Di, 2015


Gambar 4. Perolehan Hasil Matriks I-E

Jurnal 101
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

total skor dari masing-masing factor memanfaatkan seluruh kekuatan


dapat dirinci, Strength: 1.95, Weakness: untuk merebut dan memanfaatkan
1.55, Opporthunity: 2.03, Threat: 1.5. peluang sebenar-benarnya. Strategi
Maka diketahui nilai Strength diatas SO yang ditempuh Bakso Ginseng
nilai Weakness selisih (+) 0.40 dan nilai Pak Di yaitu:
Opporthunity diatas nilai Threat selisih  Strategi memanfaatkan seluruh
(+) 0.52. Dari hasil identifikasi faktor- kekuatan Usaha Bakso Ginseng
faktor tersebut maka dapat digunakan yaitu, lamanya usaha yang
dalam Diagram SWOT dapat dilihat pada dirintis, harga yang terjangkau
gambar 5.

Sumber : Diagram SWOT Hasil Pengelolahan Data Internal dan Eksternal Bakso Ginseng
Pak Di, 2015
Gambar 5. Diagram SWOT

Dari gambar diagram SWOT diatas, semua kalangan, citarasa yang


sangat jelas menunjukan bahwa Bakso khas, ramah dalam melayani
Ginseng Pak Di telah berada pada jalur pembeli, persedian produk dan
yang tepat dengan terus melakukan meningkatkan kualitas dan mutu
strategi pengembangan (growth) yang produk.
dapat meningkatkan penjulan. b. Strategi ST (Mendukung Strategi
Berdasarkan analisis tersebut di atas Deversifikasi)
menunjukan bahwa kinerja perusahaan Adalah strategi menggunakan
dapat ditentukan oleh kombinasi faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan
internal dan eksternal. Kombinasi kedua untuk mengatasi ancaman. Strategi
faktor tersebut ditunjukan dalam diagram ST ditentukan oleh Bakso Ginseng
hasil analisis SWOT sebagai berikut: Pak Di yaitu :
a. Strategi SO (Mendukung Strategi  Meningkatkan atau
Growth) mempertahankan kualitas mutu
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan usaha baik dalam produksi maupun
pikiran perusahaan, yaitu dengan penjualan.

102 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Swot Sebagai Alat Bantu Dalam Penerapan Strategi Pengembangan
Usaha Bakso Ginseng Surabaya

 Menetapkan strategi harga penjualan yaitu perumusan strategi yang


yakni selain menggunakan efektif akhirnya diperoleh adalah strategi
efisiensi biaya bisa juga dengan SO yaitu strategi dengan menggunakan
menggunakan diferensiasi harga. Strength untuk memanfaatkan
c. Strategi WO (Mendukung Strategi Opportunity yang dimiliki perusahaan
Turn-Around) yaitu:
Strategi ini diterapkan berdasarkan a. Meningkatkan kualitas produk
pemanfaat peluang yang ada dengan dengan cara tetap menjaga kehalalan
cara meminimalkan kelemahan yang produk dan meningkatkan mutu
ada. Strategi WO yang ditempuh oleh pelayanan penjualan dengan cara bila
Bakso Ginseng Pak Di antara laian: antrian sedang ramai dan konsumen
 Mengupayakan mencari tempat menunggu lebih dari 1 jam maka
lokasi usaha yang menetap dan akan mendapatkan potongan 50%
strategis. dan apabila produk yang suda
 Menambah atau mencari tenaga dipesan kurang atau tidak sesuai
kerja, agar saat ramai tidak dengan pemesanan, maka produk bisa
mengantri lama. ditukarkan.
 Memperbarui peralatan produk b. Memanfaatkan seluruh kekuatan
usaha. Bakso Ginseng Pak Di yaitu, lamanya
 Membiasakan atau berlatih usaha yang dirintis, harga yang
memanajemen sistem keuangan. terjangkau semua kalangan, citarasa
 Mempebanyak penjualan pada yang khas, ramah dalam melayani
produk inovasi baru. pembeli, dan persedian produk yang
selalu cukup memenuhi permintaan
d. Strategi WT (Mendukung Strategi pembeli.
Defensif) c. Memperkuat image di masyarakat
Strategi ini didasarkan pada kegiatan dengan cara gencar melakukan
yang bersifat defensive dan berusaha promosi baik melalui media tekonologi
meminimalkan kelemahan yang ada atau pun melalui pelanggan tetap.
serta menghindari ancaman. Strategi
WT ditempuh oleh Bakso Ginseng Berdasarkan hasil analisis SWOT
Pak Di antara lain: Bakso Ginseng Pak Di memiliki kekuatan
 Memeperbaiki strategi bisnis yang dapat dipakai pada strategi tertentu
kearah yang lebih baik serta memanfaatkan peluang yang tepat
 Meminimalkan kelemahan yang dan secara bersamaan meminimalkan
ada sesuai dengan ancaman yang atau menghindari perusahaan dengan
segera akan terjadi yaitu: menjaga memperbaiki kondisi diatas rata-rata
image usaha dari beredarnya isu kemampuan sehingga Bakso Ginseng
bakso berformalin mengontrol Pak Di dapat mengendalikan para
perkembangan pasar, dan gencar pesaing yang ada maupun pesaing yang
melakukan promosi. terbilang kuat. Tujuan usaha ini dicapai
melalui keputusan konsumen yang di
Dari empat kemungkinan alternative peroleh setelah kebutuhan dan keinginan
strategi yang diperoleh diatas, strategi konsumen dipenuhi melalui produk yang
yang paling tepat digunakan oleh Bakso dihasilkan oleh perushaan.
Ginseng Pak Di guna tetap meningkatkan

Jurnal 103
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Kesimpulan pantau-daging-sapi. Diakses 05


Januari 2016. 16:05.
Berdasarkan analisis internal dan Baadillah, Nanda Rizky (2014). Analisis
eksternal perusahaan beserta diagram SWOT Sebagai Alat Bantu Dalam
cartesius dapat diperoleh bahwa Menentapkan Strategi Pemasaran
yang menjadi strategi utama Bakso UD. Rizky Barokah Surabaya.
Ginsneg Pak Di adalah strategi Growth Skripsi pada Jurusan Administrasi
(perkembangan) dimana Bakso Ginseng Niaga. Fakultas Ilmu Sosial dan
Pak Di dapat mengembangkan produk Politik. Universitas 17 Agustus
usahanya dengan cara Meningkatkan 1945. Surabaya.
kualitas produk dengan cara: Browning, G. 2007. Emergenetics:
1. Tetap menjaga kehalalan produk Menyadap Ilmu Kesuksesan Baru. PT.
dan meningkatkan mutu pelayanan Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
penjualan dengan cara bila antrian Berbusa, Mulut (2015). Perekonomian
sedang ramai dan konsumen Surabaya dan Potensinya. Retrieved
menunggu lebih dari 1 jam maka from https://samakata.wordpress.
akan mendapatkan potongan 50% com./2015/10/28/perekonomian-
dan apabila produk yang suda surabaya-dan-potensinya. Diakses
dipesan kurang atau tidak sesuai 06 Januari 2015. 14:20.
dengan pemesanan, maka produk bisa David F.R. 2006. Manajemen Strategi.
ditukarkan Terjemahan: PT Indeks Kelompok
2. Memanfaatkan seluruh kekuatan Gramedia. PT. Gramedia. Jakarta.
Bakso Ginseng Pak Di yaitu, lamanya
usaha yang dirintis, harga yang David, F R. 2009. Manajemen Strategi:
terjangkau semua kalangan, citarasa Konsep-konsep. Edisi dua belas,
yang khas, ramah dalam melayani Indeks, Jakarta.
pembeli, dan persedian produk yang Pearce. Robinson. 1997. Manajemen
selalu cukup memenuhi permintaan Stratejik Formulasi, Implementasi,
pembeli. dan Pengendalian Jilid 1. Jakarta:
3. Memperkuat image di masyarakat Binarupa Aksara.
dengan cara gencar melakukan Poter, M. 1997. Strategi Bisnis Teknik
promosi baik melalui media tekonologi Menganalisis Industri dan Pesaing.
atau pun melalui pelanggan tetap. Jakarta: Erlangga.
Kristiani, Ina (2013). Analisis Strategi
Daftar Pustaka Pengembangan Bisnis Pada Bakso
Lotus Jembar Bandung. Skripsi pada
Ana, Chy (2015). 14 Manfaat Daun Program Studi Manajemen Industri
Ginseng Bagi Kesehatan. Retrieved Katering. Fakultas Pendidikan Ilmu
from http://manfaat.co.id/manfaat- Pengetahuan Sosial. Universitas
daun-ginsneg/2015/04/27. Diakses Pendidikan Indonesia. Bandung.
07 Januari 2016. Rahmat, Reny Maulida (2012). Analisis
Ardiantofani, Chilmi (2015). Harga Daging Strategi Pemasaran Pada PT. Koko
Sapi Naik, Dprd Surabaya Pantau Jaya Prima Makassar. Selatan.
Daging Sapi. http://Surabayanews. Skripsi pada Jurusan Manajemen.
co.id/2015/08/14/32188/harga- Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
daging-sapi-naik-dprd-surabaya- Universitas Hasanudin. Makassar.

104 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Swot Sebagai Alat Bantu Dalam Penerapan Strategi Pengembangan
Usaha Bakso Ginseng Surabaya

Rangkuti, Freddy. (2004). AnalisisSWOT


Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Umar, Husein. 2008. Strategic
Management in Action. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Wahyuning, Ratna (2008). Analisis
SWOT Pada Usaha Waralaba
(Studi Kasus Bakso Kota Cak Man
Malang). Skripsi pada Program
Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan
Ilmu Pendidikan Sosial. Fakultas
Tarbiyah. Universitas Islam Negri
(UIN) Malang. Malang.
Yusa, Muhammad Reza (2011). Analisis
Strategi Pengembangan Usaha Pada
E-coFarm, Kampus IPB Darmaga-
Bogor. Skripsi pada Agribisnis.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Institut Pertanian Bogor. Bogor

Jurnal 105
Dinamika Administrasi Bisnis
Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis Volume 02, Nomor 01, April 2016

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA ATAU PRODUK
(Studi Kasus Pada Pengguna Pengguna di Larissa Aesthetic Center Surabaya)

* Endah Novita Sari, ** Awin Mulyati, ** IGN. Anom Maruta

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of word of mouth to the service
or product purchasing decisions in Larissa Aesthetic Center Surabaya. Larissa
Aesthetic Center is one of beauty clinics are trying to meet consumer needs for
beauty treatments using natural ingredients and are safe for the skin. Where
the independent variable in this study is the word of mouth (talkers, topics,
tools, takingparts and tracking) affect the dependent variable is the purchase
decision.
The population in this study is that consumers who have used at least
1 (one) time the services or products of Larissa Aesthetic Center Surabaya.
Samples were taken of 100 respondents by using incidental sampling. The
collection of data obtained by distributing questionnaires filled out by
consumers, then the data is analyzed using multiple regression analysis.
Multiple regression analysis includes Test Validity, Test Reliability, Correlation
(r), Test of determination (R2), Regression Analysis, Simultaneous Test (Test f)
and partial test (t test).
The results showed that the variables talkers, topics, tools, takingparts
and tracking influence purchasing decisions by 38% the remaining 62% are
influenced by other independent variables. Variables talkers, topics, tools,
takingparts and tracking at the validity and reliability test is valid and reliable.
These results are also supported by calculations simultaneous test (test f) of
11.513 with a significance level of 0.000 and all indicators on the partial test (t
test) obtained by significance ˂ 0.05.
Keywords : Word of Mouth, Purchasing Decision, Larissa Aesthetic Center

Pendahuluan baru bagi dunia bisnis. Perkembangan


bisnis kecantikan didukung oleh riset
Bisnis kecantikan mulai marak dari Direktorat Jenderal Basis Industri
dibicarakan, sehingga membawa peluang Manufaktur (BIM) Kementerian

106
Analisis Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Jasa
Atau Produk

Perindustrian, bahwa omzet industri kesadaran pada kalangan kaum wanita


kosmetik diprediksi naik mencapai Rp. akan kebutuhan mempercantik diri.
11,2 triliun atau tumbuh 15% dari 2012 Berdasarkan latar belakang diatas,
yang sebesar Rp. 9,7 triliun, dimana nilaimaka penulis melakukan penelitian
ekspor melonjak tajam dari Rp. 3 triliun
dengan judul “Analisis Pengaruh Word
menjadi Rp. 9 triliun (www.swa.co.id,
of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian
akses 02 Desember 2015).
Jasa Atau Produk (Studi Analisis pada
Hal ini mendorong pengusaha bisnis Larissa Aesthetic Center di Surabaya)”.
kecantikan untuk memanfaatkan peluang
tersebut dengan menentukan strategi Kerangka Teori
komunikasi yang jitu dan mudah dalam 1. Komunikasi Pemasaran
menyampaikan informasi jasa atau produk
Pemasaran adalah proses sosial
yang dipasarkan. Dinamika pemasaran
dan manajerial dengan mana seseorang
umumnya konsumen akan mencari
atau kelompok memperoleh apa yang
referensi dan lebih mempercayai pendapat
mereka butuhkan dan inginkan melalui
dari seseorang yang pernah menggunakan
penciptaan dan pertukaran produk dan
suatu jasa atau produk. Komunikasi word
nilai (Philip Kotler, 1992). Konsep-konsep
of mouth mampu memicu konsumen
inti pemasaran meliputi kebutuhan,
untuk membicarakan, mempromosikan,
keinginan, permintaan, produksi, utilitas,
dan merekomendasikan hingga menjual
nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi
merek suatu produk kepada calon
dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar.
konsumen lainnya (Sumardi, 2012:56).
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas
Perilaku konsumen perlu untuk pemasaran yang berusaha menyebarkan
diketahui sebelum mempengaruhi informasi, mempengaruhi, membujuk
keputusan pembelian konsumen, karena dan atau mengingatkan pasar sasaran
dapat timbul akibat adanya faktor dari atas perusahaan dan produknya bersedia
lingkungan dan dorongan dari dirinya meminta, membeli, dan loyal pada
sendiri. Perilaku konsumen adalah produk yang ditawarkan perusahaan yang
kegiatan tentang bagaimana individu, bersangkutan (Tjiptono, 2008:219).
kelompok, dan organisasi memilih,
membeli, menggunakan dan bagaimana Menurut Nugroho J. Setiadi (2008:249)
barang, jasa, ide atau pengalaman untuk mengemukakan bahwa terdapat dua jenis
memuaskan kebutuhan dan keinginan saluran komunikasi diantaranya sebagai
tersebut (Kotler dan Keller, 2009:166). berikut :

Komunikasi word of mouth dapat a. Saluran Komunikasi Non Personal


dimanfaatkan sebagai salah satu Saluran komunikasi non personal
sarana penyampaian informasi pada yaitu menyampaikan pesan tanpa
bisnis kecantikan. Bisnis kecantikan di melakukan kontak atau interaksi
Indonesia belakangan ini bermunculan pribadi, tetapi dilakukan melalui
diantaranya Erha Clinic, Natasha Skin media, atmosfer dan acara.
Clinic Center, Cantik Skin Care, Miracle b. Saluran Komunikasi Personal
Aesthetic Center, London Beauty Center Saluran komunikasi personal yaitu
dan klinik kecantikan lainnya. Fenomena mencakup dua orang atau lebih yang
tersebut menimbulkan persaingan yang berkomunikasi secara langsung satu
ketat bagi Larissa Aesthetic Center dan sama lain dengan cara bertatap muka,
disebabkan oleh semakin meningkatnya bertelepon atau melalui surat.

Jurnal 107
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Saluran komunikasi personal keunggulan tersendiri, tentang


memperoleh efektivitasnya melaui perusahaan dan lokasi yang strategis.
peluang untuk mengindividualkan c. Toolsadalah alat untuk membantu agar
penyajian dan umpan baliknya. Salah pesan tersebut dapat berjalan, seperti
satu contoh saluran komunikasi website game yang diciptakan untuk
personal yaitu word of mouth. orang-orang bermain, contoh produk
gratis, postcards, brosur, spanduk,
2. Word of Mouth melalui iklan diradio apa saja alat
Komunikasi word of mouth mampu yang bisa membuat orang mudah
memicu konsumen untuk membicarakan, membicarakan atau menularkan
mempromosikan, dan merekomendasikan produk anda kepada temannya.
hingga menjual merek suatu produk d. Taking Partatau partisipasi perusahaan
kepada calon konsumen lainnya yaitu suatu partisipasi perusahaan
(Sumardi, 2012:56). Umumnya word seperti halnya dalam menanggapi
of mouth akan efektif apabila didukung respon pertanyaan-pertanyaan
oleh pengalaman riil, tanpa rekayasa mengenai produk atau jasa tersebut
terhadap merek atau produk, oleh karena dari para calon konsumen dengan
itu word of mouth mampu dijadikan menjelaskan secara lebih jelas dan
sarana utama dalam kegiatan pemasaran terperinci mengenai produk atau jasa
dengan alasan keberhasilannya dalam tersebut, melakukan follow upke
meningkatkan penjualan “Low Budget calon konsumen sehingga mereka
High Impact Marketing” atau anggaran melakukan suatu proses pengambilan
rendah dampak pemasarannya tinggi keputusan.
(Ali Hasan, 2010). e. Trackingatau pengawasan akan hasil
word of mouthmarketingperusahaan
Word of mouthmempunyai elemen- yaitu perusahaan pun cepat tanggap
elemen yang dibutuhkan dalam dalam merespon calon konsumen,
penyebarannya menurut Andy Sernovitz perlu pula pengawasan akan word
(2009:31), yaitu : of mouthyang telah ada tersebut
a. Talkers adalah mengetahui siapa yaitu dengan melihat hasil seperti
pembicara dalam hal ini pembicara dalam kotak saran sehingga terdapat
adalah konsumen yang telah informasi banyaknya word of mouth
mengkonsumsi produk atau jasa yang positif atau word of mouthnegatif dari
telah diberikan, terkadang orang para konsumen.
lain cenderung dalam memilih atau
memutuskan suatu produk tergantung 3. Perilaku Konsumen
kepada konsumen yang telah Perilaku konsumen dapat timbul
berpengalaman menggunakan produk akibat adanya faktor dari lingkungan
atau jasa tersebut atau biasa disebut dan dorongan dari diri sendiri. Perilaku
dengan referral yaitu pihak yang konsumen adalah kegiatan tentang
merekomendasikan suatu produk atau bagaimana individu, kelompok,
jasa. dan organisasi memilih, membeli,
b. Topicsadalah suatu pesan atau perihal menggunakan dan bagaimana barang, jasa,
yang membuat mereka berbicara ide atau pengalaman untuk memuaskan
mengenai produk atau jasa, seperti kebutuhan dan keinginan tersebut (Kotler
halnya pelayanan yang diberikan, dan Keller, 2009:166).
karena produk yang mempunyai

108 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Jasa
Atau Produk

4. Keputusan Pembelian dipicu oleh stimultan internal, ketika


Keputusan pembelian menurut salah satu kebutuhan normal naik ke
Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah tempat yang lebih tinggi sehingga
suatu keputusan seseorang dimana dia menjadi pendorong. Kebutuhan juga
memilih salah satu dari beberapa alternatif dipicu oleh rangsangan eksternal.
pilihan yang ada. Pengambilan keputusan b. Pencarian Informasi
pembelian konsumen merupakan suatu Konsumen yang tergerak mungkin
proses pemilihan salah satu dari beberapa akan mencari atau mungkin pula
alternatif penyelesaian masalah dengan tidak mencari informasi tambahan,
tindak lanjut yang nyata. Konsumen jika dorongan konsumen kuat dan
kemudian dapat melakukan evaluasi produk yang memenuhi kebutuhan
pilihan serta menentukan sikap yang akan berada dalam jangkauannya, ia akan
diambil selanjutnya. cenderung membelinya. Konsumen
Keputusan selalu mensyaratkan pilihan dapat memperoleh informasi dalam
diantara beberapa perilaku yang berbeda. beberapa sumber, meliputi sumber
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:224) pribadi (keluarga, teman, tetangga,
proses pengambilan keputusan konsumen rekan kerja) sumber komersial (iklan,
ada beberapa tahapan yaitu : penjual, pengecer, bungkus, situs,

Mengenali Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Pasca


Kebutuhan Informasi Alternatif Membeli Pembelian

Sumber : Kotler & Amstrong (2001:224)


web, dll), sumber publik(media
Gambar 2.2 massa, organisasi pemberi
Proses Pengambilan Keputusan perangkat), dan sumber berdasarkan
Konsumen pengalaman(memegang, meneliti dan
menggunakan produk).
Model lima tahap dalam proses
c. Pengevaluasian alternative
pengambilan keputusan konsumen
Sikap konsumen terhadap sejumlah
seperti terlihat pada gambar 2.2 diatas,
merk tertentu terbentuk melalui
tidak semuanya selalu melewati tahapan
beberapa prosedur evaluasi. Cara
tersebut. Konsumen dapat melewati
konsumen terbentuk dari memulai usaha
salah satu tahap tersebut atau membalik
mengevaluasi alternatif pembelian
beberapa tahap. Penjelasan lebih lanjut
tergantung pada konsumen individual
mengenai tahapan diatas adalah sebagai
dan situasi pembelian tertentu.
berikut :
d. Keputusan Pembelian
a. Pengenalan Kebutuhan
Tahap pengevaluasian konsumen
Proses pembelian bermula dari
menyusun peringkat merk membentuk
pengenalan kebutuhan (need
kecenderungan pembelian. Secara
recognition). Pembeli mengenali
umum keputusan pembelian
permasalahan atau kebutuhan.
konsumen akan membeli merk yang
pembeli merasakan adanya perbedaan
paling disukai, tetapi ada dua faktor
keadaan yang aktual dengan keadaan
yang muncul antara kecenderungan
yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat
dan keputusan pembelian.

Jurnal 109
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

e. Perilaku Setelah Pembelian Kerangka Berpikir


Pekerjaan pemasar tidak berhenti saat Penulis mempelajari beberapa
produk dibeli. Saat membeli produk penelitian terdahulu dari word of mouth
konsumen akan merasa puas atau diketahui bahwa setiap penelitian
tidak puas dan akan masuk kepada memiliki variabel yang berbeda-beda
perilaku setelah pembelian yang disesuaikan dengan objek yang diteliti.
penting diperhatikan oleh pemasar. Penulis memutuskan untuk menggunakan
Semakin besar beda harapan dan lima variabel yang akan digunakan
kinerja semakin besar pula tingkat dalam penelitian. Variabel word of mouth
ketidakpuasan konsumen. adalah seperti gambar dibawah sebagai
berikut :
Penjual harus memberikan janji yang
benar-benar sesuai dengan kinerja produk Metodologi Penelitian
agar pembeli merasa puas. Beberapa
penjual bahkan menyatakan janji tingkatan Jenis Penelitian
kinerja yang lebih rendah dibandingkan Dalam penelitian ini menggunakan
kinerja yang sebenarnya agar kepuasan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian
konsumen menjadi semakin tinggi. dengan menggunakan data angka yang
Menurut Kotler (1995) bahwa pada dapat diolah guna menunjang hasil
keputusan pembelian memiliki indikator, penelitian.
diantaranya sebagai berikut :
a. Kemantapan pada sebuah produk Populasi dan Sampel
b. Kebiasaan dalam membeli produk Populasi dalam penelitian ini adalah
c. Memberikan rekomendasi kepada masyarakat umum yang terkena dampak
orang lain dari informasi word of mouth dan pernah
d. Melakukan pembelian ulang melakukan pembelian di Larissa Aesthetic

Word of Mouth

Talker

Topics

Keputusan
Tools

Pembelian
Taking Part

Tracking

Sumber : Dikembangkan dalam penelitian ini (2015)


Kerangka Pemikiran Teoritis

110 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Jasa
Atau Produk

Center Surabaya. Sampel yang digunakan Variabel Penelitian


dalam penelitian ini menggunakan Variabel penelitian adalah apapun
teknik non-probability adalah teknik yang dapat membedakan atau membawa
pengambilan sampel yang tidak memberi variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada
peluang atau kesempatan sama bagi setaip berbagai waktu untuk obyek atau orang
unsur atau anggota populasi untuk dipilih yang sama, atau pada waktu yang sama
menjadi sampel (Sugiyono, 2012:95). untuk obyek atau orang yang berbeda
Metode ini juga dilakukan dengan (Sekaran, 2006:115). Penelitian ini
metode incidental sampling adalah menggunakan dua variabel diantaranya
teknik penentuan sampel berdasarkan sebagai berikut :
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
1. Variabel Dependen
kebetulan/insidental bertemu dengan
Variabel dependen atau biasa disebut
penulis dapat digunakan sebagai sampel,
dengan variabel terikat yaitu variabel
bila dipandang orang yang kebetulan
yang tergantung pada variabel lainnya.
ditemui itu cocok dengan sumber data
Penelitian ini yang menjadi variabel
(Sugiyono, 2012:96).
dependen adalah keputusan pembelian
Menurut Rostya Adi (2006) (Y).
mengemukakan bahwa penentuan jumlah
Keputusan pembelian adalah suatu
sampel yang akan digunakan dalam
keputusan seseorang dimana dia
penelitian ini menggunakan rumus
memilih salah satu dari beberapa
dibawah ini :
alternatif pilihan yang ada (Schiffman
dan Kanuk, 2000:437). Menurut
n = Z2___
Kotler (1995) terdapat 4 (empat)
4 (Moe)2
indikator dari keputusan pembelian,
Dimana : yaitu :
N : Jumlah sampel a. Kemantapan pada sebuah produk
Z : Tingkat distribusi normal pada tingkat b. Kebiasaan dalam membeli produk
keyakinan 95% = 1,96 c. Memberikan rekomendasi kepada
Moe : Margin of error atau kesalahan orang lain
maksimal yang bisa dikorelasi, d. Melakukan pembelian ulang
ditetapkan 10% atau 0,10 2. Variabel Independen
Variabel independen atau biasa disebut
Menggunakan margin of error sebesar dengan variabel bebas yaitu variabel
10%, maka jumlah sampel minimal yang yang tidak tergantung pada variabel
dapat diambil sebesar : yang lainnya. Penelitian ini yang
n : 1,962 / 4 (0,10)2 menjadi variabel independen adalah
n : 96,04 yang dibulatkan menjadi 97 word of mouth (X).
Word of mouth adalah kegiatan
Berdasarkan penjelasan diatas, jumlah pemasaran yang memicu
responden dalam penelitian ini yang konsumen untuk membicarakan,
menggunakan jasa atau produk di Larissa mempromosikan, merekomendasikan
Aesthetic Center Surabaya sebanyak 97 hingga menjual merek suatu produk
orang, tetapi untuk menyempurnakan kepada calon konsumen lainnya
penelitian ini penulis mengambil sampel (Sumardi, 2012:56). Menurut Andy
sebanyak 100 orang. Word of Mouth dapat diukur melalui :

Jurnal 111
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

a. Talker yaitu pembicara yang terhadap keputusan pembelian jasa


merupakan konsumen yang telah atau produk pada Larissa Aesthetic
mengkonsumsi jasa atau produk. Center di Surabaya.
b. Topics yaitu pesan atau perihal 2. Diduga terdapat variabel yang
yang membuat mereka berbicara berpengaruh paling dominan terhadap
mengenai produk atau jasa, keputusan pembelian jasa atau produk
seperti halnya pelayanan yang pada Larissa Aesthetic Center di
bagus, keunggulan produk, dan Surabaya.
sebagainya.
c. Tools yaitu fasilitas atau alat untuk Teknik Pengumpulan Data
membantu agar pesan tersebut Kuesioner adalah pengumpulan
dapat berjalan, seperti website data dengan cara mengajukan beberapa
game yang diciptakan untuk orang- pertanyaan secara tertulis kepada
orang bermain, produk gratis, responden yang menggunakan jasa
postcards, brosur, spanduk, iklan atau produk Larissa Aesthetic Center di
dan sebagainya yang bisa membuat Surabaya. Pengolahan data mentah ini
orang mudah membicarakan atau dibantu dengan program SPSS 21.0 for
menularkan produk atau jasa yang Windows.
ditawarkan.
d. Taking Part yaitu partisipasi Observasi dilakukan oleh penulis
perusahaan dalam menanggapi melalui pengamatan secara langsung
suatu respon pertanyaan- pada obyek yang berada di Larissa
pertanyaan mengenai produk Aesthetic Center Surabaya untuk melihat
atau jasa kepada calon konsumen langsung dan memberikan gambaran
dengan menjelaskan secara lebih yang sesungguhnya mengenai obyek yang
jelas dan terperinci mengenai diteliti.
produk atau jasa tersebut.
e. Tracking yaitu pengawasan dari Teknik Analisis Data
marketing perusahaan terhadap Analisis kuantitatif merupakan
hasil word of mouth yang berupa analisis yang digunakan untuk data-
tanggapan atau respon terhadap data yang berbentuk angka yang dapat
calon konsumen. Dari tracking diukur atau dihitung. Tujuan dari analisis
ini bisa diketahui word of mouth kuantitatif yaitu untuk mengetahui
yang positif atau negatif dari seberapa besar pengaruh suatu variabel
konsumen. dependen. Analisis ini menggunakan
suatu perhitungan melalui metode
Hipotesis Penelitian statistic dengan menggunakan SPSS 21.0.
Hipotesis adalah jawaban sementara Variabel independen dalam penelitian ini
atas permasalahan penelitian yang adalah talker (X1), topics (X2), tools (X3),
membutuhkan data untuk menguji takingparts (X4) dan tracking (X5) dalam
kebenaran dari penelitian. Berdasarkan word of mouth.
latar belakang dan perumusan masalah, maka Berikut persamaan regresi linier
hipotesis dalam penelitian ini adalah : berganda dalam penelitian ini :
1. Diduga terdapat pengaruh signifikan
antara word of mouth (talkers, topics, Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b2X1 + b3X3
tools, takingparts dan tracking) + b4X4 + b5X5

112 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Jasa
Atau Produk

Dimana, 2. Karakteristik Responden Berdasarkan


Y’ = jawaban responden mengenai Usia
variabel keputusan pembelian Berdasarkan usia yang paling
a = konstanta regresi (nilai Y’ apabila mendominasi adalah responden
X1, X2, X3, X4, X5 = 0) berusia 15-24 tahun sebesar 83%,
b1 = koefisien regresi dari talkers kemudian diikuti oleh responden yang
b2 = koefisien regresi dari topics berusia 25-30 tahun sebesar 9% dan
b3 = koefisien regresi dari tools responden yang berusia ˃ 30 tahun
b4 = koefisien regresi dari takingparts menduduki pada peringkat ketiga
b5 = koefisien regresi dari tracking sebesar 8%. Pengambilan keputusan
X1 = jawaban responden mengenai kategori dimulai dari usia 15 tahun
variabel talkers dianggap sudah cukup dewasa
X2 = jawaban responden mengenai untuk melakukan pembelian dan
variabel topics kalangan pelajar tidak sedikit yang
X3 = jawaban responden mengenai menggunakan produk atau jasa dari
variabel tools klinik kecantikan Larissa Aesthetic
X4 = jawaban responden mengenai Center Surabaya.
variabel takingparts 3. Karakteristik Responden
X5 = jawaban responden mengenai Berdasarkan Pekerjaan
variabel tracking
Berdasarkan jenis pekerjaan yang
paling mendominasi adalah Pelajar/
Hasil dan Pembahasan
Mahasiswa sebesar 74%, Pegawai
Penyebaran kuesioner ini dilakukan Swasta sebesar 19%, Pegawai Negeri
pada bulan Desember 2015 sebanyak 100 sebesar 4%, dan Pekerjaan lainnya
responden dan telah memenuhi kriteria sebesar 3%. Sebagian besar remaja
penelitian yaitu pernah menggunakan sekarang sangat mementingkan
jasa atau produk minimal 1 (satu) kali kecantikan mulai dari rambut sampai
di Larissa Aesthetic Center Surabaya. dengan seluruh tubuh agar terlihat
Seluruh responden telah memenuhi cantik, sehingga hasil kuesioner yang
kriteria tanpa terkecuali dengan disebarkan di Larissa Aesthetic Center
memberikan kuesioner langsung kepada hamper seluruh konsumennya adalah
responden yang sedang menunggu pelajar dan mahasiswa.
panggilan untuk perawatan maupun
pembelian produk di Larissa Aesthetic Berikut data yang telah diolah
Center Surabaya. Perhitungan dan menggunakan regresi linier berganda
beberapa informasi tentang responden dengan SPSS 21.0 :
secara lebih terinci sebagai berikut :
Y = 2,784 – 0,368 X1 + 0,379 X2 +
1. Karakteristik Responden Berdasarkan 0,210 X3 + 0,337 X4 – 0,241 X5
Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin yang paling Persamaan regresi diatas dapat
banyak adalah perempuan sebesar dijelaskan sebagai berikut :
94% dari total responden, sedangkan 1. Konstanta (a) sebesar 2,784 yang
laki-laki hanya sebesar 6% dar total artinya jika talkers (X1), topics (X2),
responden tools (X3), takingparts (X4) dan
tracking (X5) dalam word of mouth
nilainya adalah 0, maka keputusan

Jurnal 113
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

pembelian (Y) nilainya 2,784 5. Koefisien regresi tools (X3) sebesar


dengan penjelasan apabila variabel 0,210 bernilai positif yang artinya
talkers (X1), topics (X2), tools (X3), jika variabel lain dari variabel word
takingparts (X4) dan tracking (X5) of mouth tetap dan variabel tools
dalam word of mouth tidak dilakukan (X3) mengalami kenaikan 1%, maka
produsen, maka tingkat keputusan keputusan pembelian (Y) akan naik
pembelian (Y) menurun senilai senilai 0,210. Koefisien bernilai positif
2,784. yang artinya koefisien variabel tools
2. Koefisien regresi talkers (X1) (X2) mempunyai hubungan positif
sebesar -0,368 bernilai negatif yang terhadap keputusan pembelian (Y),
artinya jika variabel lain dari word sehingga ketika tools (X3) meningkat
of mouth tetap dan variabel talkers maka keputusan pembelian (Y)
(X1) mengalami kenaikan 1%, maka semakin meningkat.
keputusan pembelian (Y) akan turun 6. Koefisien regresi takingparts (X4)
senilai -0,368. Koefisien bernilai sebesar 0,337 bernilai positif yang
negatif yang artinya koefisien variabel artinya jika variabel lain dari word of
talkers (X1) mempunyai hubungan mouth tetap dan variabel takingparts
negatif terhadap keputusan pembelian (X4) mengalami kenaikan 1%, maka
(Y), sehingga ketika talkers (X1) keputusan pembelian (Y) akan naik
menurun maka keputusan pembelian senilai 0,337. Koefisien bernilai
(Y) semakin meningkat. positif yang artinya koefisien variabel
3. Variabel talkers dapat memberi takingparts (X4) mempunyai hubungan
dampak positif ketika informasi yang positif terhadap keputusan pembelian
disampaikan memberi kesan positif (Y), sehingga ketika takingparts (X4)
tentang citra perusahaan, sehingga meningkat maka keputusan pembelian
keputusan pembelian meningkat. (Y) semakin meningkat.
Sebaliknya, variabel talkers akan 7. Koefisien regresi tracking (X5)
dengan mudahnya memberikan sebesar -0,241 bernilai negatif yang
dampak negatif ketika informasi yang artinya jika variabel lain dari word
disampaikan memberi kesan negatif of mouth tetap dan variabel tracking
tentang citra perusahaan serta semakin (X5) mengalami kenaikan 1%, maka
banyak talkers akan menyebabkan keputusan pembelian (Y) akan turun
penurunan terhadap keputusan senilai -0,241. Koefisien bernilai
pembelian. negatif yang artinya koefisien variabel
4. Koefisien regresi topics (X2) sebesar tracking (X5) mempunyai hubungan
0,379 bernilai positif yang artinya jika negatif terhadap keputusan pembelian
variabel lain dari word of mouth tetap (Y), sehingga ketika traking (X5)
dan variabel topics (X2) mengalami menurun maka keputusan pembelian
kenaikan 1%, maka keputusan (Y) semakin meningkat.
pembelian (Y) akan naik senilai 8. Hal tersebut menjelaskan bahwa
0,379. Koefisien bernilai positif yang tracking diperlukan bagi perusahaan
artinya koefisien variabel topics (X2) untuk memantau perkembangan
mempunyai hubungan positif terhadap setiap konsumen, tetapi jika tracking
keputusan pembelian (Y), sehingga dilakukan terlalu berlebihan akan
ketika topics (X2) meningkat maka menimbulkan rasa tidak nyaman
keputusan pembelian (Y) semakin pada konsumen serta menyebabkan
meningkat. penurunan pada keputusan pembelian.

114 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Analisis Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Jasa
Atau Produk

Pada analisis regresi linier berganda 2. Hipotesis Kedua


didapatkan beberapa uji untuk memperkuat Dari variabel talkers, topics, tools,
bukti sebuah penelitian. Uji simultan takingparts dan tracking dalam word of
(F) merupakan salah satu uji untuk mouth ada yang mempunyai pengaruh
mengetahui seberapa besar berpengaruh yang dominan terhadap variabel
variabel independen secara bersama-sama keputusan pembelian jasa atau produk di
terhadap variabel dependen. Pada uji F Larissa Aesthetic Center Surabaya yaitu
yang dilakukan dapat ditarik penjelasan variabel topic sebesar 3,841 dengan
bahwa untuk meningkatkan keputusan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
pembelian, maka diperlukan adanya Dengan demikian hipotesis kedua yang
faktor word of mouth (talkers, topics, penulis ajukan DITERIMA.
tools, takingparts dan tracking).
Sedangkan uji parsial (t) menunjukkan Variabel talkers dan tracking
seberapa besar pengaruh variabel mempunyai pengaruh yang bernilai
independen secara parsial terhadap variabel negatif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian, sedangkan variabel tools dan
dependen. Dari hasil uji t disimpulkan
takingparts mempunyai pengaruh yang
bahwa variabel topics berpengaruh paling
bernilai positif dan signifikansi ˂ 0,05
dominan terhadap keputusan pembelian
terhadap keputusan pembelian.
dibandingkan dengan variabel talkers,
tools, takingparts dan tracking.
Kesimpulan

Hasil Pengajuan Hipotesis
Dari penjelasan diatas dapat
Hasil pengajuan hipotesis pada disimpulkan bahwa variabel talkers,
penelitian adalah sebagai berikut : topics, tools, takingparts dan tracking
1. Hipotesis Pertama berpengaruh positif terhadap keputusan
Variabel talkers, topics, tools, pembelian sebesar 11,513 dan bersifat
takingparts dan tracking dalam word of signifikan. Secara umum dapat ditarik
mouth berpengaruh terhadap variabel kesimpulan bahwa talkers, topics, tools,
keputusan pembelian jasa atau produk takingparts dan tracking berpengaruh
di Larissa Aesthetic Center Surabaya. secara bersamaan terhadap keputusan
pembelian jasa atau produk. Namun yang
Berdasarkan hasil dari beberapa uji
paling dominan dari kelima variabel diatas
diatas, membuktikan bahwa ada
adalah variabel topics sebesar 3,841 dan
pengaruh signifikan antara word
berpengaruh positif terhadap keputusan
of mouth (talkers, topics, tools,
pembelian.
takingparts dan tracking) terhadap
keputusan pembelian sebesar 11,513
Daftar Pustaka
dengan tingkat signifikansi ˂ 0,05 yaitu
0,000. Dengan demikian hipotesis
Center, L. (2015, Desember 30). Jumlah
pertama yang diajukan penulis
Pengunjung Larissa Aesthetic Center
DITERIMA. Hal ini dapat dijelaskan Tahun 2013 - 2015. (R. Oktanesia,
bahwa keputusan pembelian oleh Interviewer)
konsumen tinggi, jika pihak Larissa
Aesthetic Center Surabaya melakukan Center, Larissa Aesthetic;. (2015). About
komunikasi word of mouth ke calon Larissa. Retrieved November 30,
2015, from www.larissa.co.id:
konsumen.
http://www.larissa.co.id/about

Jurnal 115
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Dewi, Yulianti Liana;. (2014). Pengaruh Putra, Diyos Nugraha Eka;. (2014).
Word of Mouth Marketing Terhadap Pengaruh Word of Mouth Terhadap
Probabilitas Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian Pada Cafe
Konsumen Rumah Makan Ayam Roti Gempol dan Kopi Anjis, Jurnal.
Gephok, Skripsi. Jember: Universitas Gempol: Telkom University.
Jember. Schiffman, Leon dan Kanuk;. (2007).
Fatmasari, Fitri;. (2015). Analisis Perilaku Konsumen, Terjemahan
Pengaruh Electronik Word of Edisi 7. Jakarta: PT. Indeks.
Mouth Twitter Terhadap Keputusan Sernovitz, Andy;. (2006). Word of Mouth
Pembelian Restoran Mie Akhirat, Marketing (WoM) : How Smart
Skripsi. Surabaya: Universitas 17 Companies Get People Talking.
Agustus 1945 Surabaya. New York: Kaplan.
Hasan, Ali;. (2010). Marketing dari Sernovitz, Andy;. (n.d.). About the Author.
Mulut ke Mulut . Yogyakarta: Media Retrieved Desember 15, 2015, from
Pressindo. wordofmouthbook.com: http://
Keller, Ketler &;. (2009). Manajemen wordofmouthbook.com/andy/#bio
Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Sugiyono;. (2009). Metode Penelitian
Penerbit Erlangga. Bisnis. Bandung: Rosda.
Kotler, Philip. (1997). Manajemen Sumardy, Merlin, Melina;. (2011). Rest in
Pemasaran Edisi Keenam, Jilid 1. Peace Advertising : Killed By The
Erlangga: Jakarta. Power of Word of Mouth. Jakarta:
Kusumaningrum, Fitri Tensiya;. (2014). PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pengaruh Word of Mouth Positif Sunyoto, Danang;. (2012). Analisis
Terhadap Keputusan Konsumen Validitas dan Asumsi Klasik.
dalam Penggunaan Jasa Ella Skin Yogyakarta: Gaya Media.
Care dengan Perceived Quality Sunyoto, Danang;. (2015). Perilaku Konsumen
sebagai Variabel Mediasi, Jurnal. dan Pemasaran. Yogyakarta: Center of
Surakarta: Universitas Slamet Academic Publishing Service.
Riyadi.
Sutrisna;. (2002). Perilaku Konsumen dan
Nugroho, J. Setiadi;. (2008). Perilaku Komunikas Pemasaran. Bandung:
Konsumen, Perspektif Kontemporer PT. Remaja Rosda Karya.
pada Motif, Tujuan dan Keinginan
Konsumen. Jakarta: Pranada Media SWA Online, Majalah;. (2015, July 03).
Group. ITE Serius Garap Pasar Kecantikan
di Indonesia. Retrieved Desember
Nursukmawati, Ria. (2013). Pengaruh 02, 2015, from www.swa.co.id:
Word of Mouth Communication http://swa.co.id/business-strategy/
Terhadap Keputusan Pembelian marketing/hadirkan-beauty-
Erha Clinic. Bandung: Universitas trade-show-ite-siap-garap-pasar-
Pendidikan Indonesia. indonesia
Pujiana, Ika Lestari;. (2012). Pengaruh Wiyono, Budi;. (2009, Maret 29). Word
Word of Mouth Communication of Mouth Marketing (WOM).
Terhadap Proses Pengambilan Retrieved Desember 2015, 2015,
Keputusan Pembelian di Klinik from budiwiyono.com: http://
Kecantikan Auraku Skin Solution, budiwiyono.com/2009/03/29/word-
Skripsi. Cimahi: Telkom University. of-mouth-marketing-wom/

116 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis Volume 02, Nomor 01, April 2016

PENGARUH HARGA, RAGAM PRODUK, DAN PELAYANAN


PEMBERIAN PELATIHAN JILBAB TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA BUTIK D’CHEAPEST

* Ina Septiana, ** Agung Pujianto, ** Sri Andayani

ABSTRACT

A purchase decision is taken after the consumer behavior through


several processes, namely the introduction of the problem, information search
and evaluation of alternatives. Consumer purchase decisions do not stop until
the decision to shop alone, but will continue in the post-purchase behavior.
There are several factors that influence the consumer’s decision to shop.
However, in this study only took three factors, namely the price, variety of
products and services.
This study aims to identify and analyze the effect of prices, variety of
products and services to the purchasing decision at Boutique D’Cheapest. The
data used are primary data through questionnaires. The sampling technique
used purposive sampling method is calculated through a formula Slovin.
Samples taken as many as 65 respondents. The population in this study are all
consumers at Boutique D’Cheapest. Test used to test the research instrument
is a form of validity, reliability, and classical assumption. Furthermore,
quantitative data analysis performed by multiple linear regression analysis
using SPSS 20 for windows.
Results of this study stated that the price variable has a positive effect and
does not significantly influence the purchasing decision Boutique D’Cheapest,
while the variable range of products and services and a significant positive
influence on purchasing decisions at Boutique D’Cheapest.
Keywords: Decision of the purchase, Price, Variety of Products, Services.

Pendahuluan bersaing di pasaran, sehingga menjadikan


konsumen memiliki banyak pilihan
Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebelum mengambil keputusan
produk sebaiknya di sesuaikan dengan untuk membeli suatu produk.
kebutuhan dan keinginan konsumen. Persaingan yang tajam akan suatu
Dengan begitu maka produk dapat produk menutut keberhasilan perusahaan

117
Volume 02, Nomor 01, April 2016

yang di tentukan oleh ketepatan Ketika perusahaan bisa mengikuti


perusahaan dalam memanfaatkan peluang permintaan pasar mengenai trend jilbab,
dan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan maka hal tersebut menjadi peluang yang
individu dalam usahanya mendapatkan luar biasa.
dan menggunakan barang ataupun jasa Seperti yang kita ketahui saat ini
yang termasuk di dalamnya proses wanita karir banyak yang menggunakan
keputusan pembelian. Banyak perusahaan jilbab. Beberapa profesi di izinkan untuk
yang berusaha memenangkan persaingan memakai seragam dengan menggunakan
dengan cara memanfaatkan peluang penutup kepala berupa jilbab. Dengan
bisnis yang ada dan berusaha menerapkan adanya bermacam-macam profesi tentu
strategi pemasaran yang tepat dalam harus menciptakan jilbab yang sesuai
rangka menguasai pasar. Salah satu tujuan sasaran. Pada Butik D’Cheapest harus
perusahaan adalah untuk mempertahankan memahami model, jenis, ragam produk,
eksistensi kinerjanya untuk mencapai dan lain-lain untuk tiap kebutuhan
suatu tingkat pertumbuhan tertentu. konsumennya.
Perusahaan tersebut akan berusaha
menguasai pangsa pasar dengan berbagai Di toko-toko lain yang menjual produk
strategi pemasaran dan juga pelayanannya jilbab sudah banyak. Mereka saling
dengan tujuan akhir mendapatkan laba bersaing dengan memberikan kelebihan-
maksimal dengan tingkat efisiensi kelebihan yang di milikinya kepada para
kinerja secara optimal. Dengan kata lain, pelanggan. Persaingan pun semakin ketat,
pemasaran merupakan salah satu kegiatan sehingga Butik D’Cheapest harus semakin
yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan strategi pemasarannya
usahanya mempertahankan kelangsungan yang lebih baik. Tujuan utama menyusun
hidup dalam persaingan usaha yang strategi pemasaran ini adalah untuk
semakin ketat dan untuk mengembangkan mengetahui dukungan apa saja yang di
usahanya. perlukan agar pelanggan yang potensial
mau melakukan pembelian terhadap
Pada saat ini jilbab tidak hanya produk yang di tawarkan.
sebatas kebutuhan untuk menutup aurat
saja, namun jilbab kebutuhan untuk Adapun faktor-faktor yang
berpenampilan (performance). Terlihat mempengaruhi keputusan konsumen
sekali saat ini mengenakan jilbab menjadi untuk membeli jilbab adalah seperti harga,
fenomena yang sangat luar biasa, di ragam produk, dan pelayanan pemberian
dukung dengan adanya trend jilbab yang pelatihan jilbab. Pengaruh dari faktor
berubah-ubah, bermodel-model, semakin tersebut bisa positif atau justru negatif.
inovatif, bervariasi, dan beragam. Hal Agar konsumen tertarik untuk
tersebut sangat mendukung bagi para mengunjungi toko dan melakukan
wanita yang menggunakan busana transaksi bukanlah hal yang mudah
muslim. mengingat bahwa konsumen datang ke
Di Surabaya sudah banyak yang pasar mempunyai tujuan dan motif yang
mengenakan jilbab, apalagi untuk berbeda mulai dari sekedar melihat-lihat,
tingkat mahasiswi, sebagian besar sudah rekreasi atau khusus untuk berbelanja
menggunakan jilbab, baik dari yang kebutuhan mereka (Mulyani, 2009), h.
memiliki background universitas islam 100. Penting bagi perusahaan menyusun
ataupun tidak. Hal ini menjadi peluang strategi yang tepat untuk memikat
yang baik bagi para pengusaha jilbab. konsumen melakukan transaksi. Berbagai

118 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Harga, Ragam Produk, dan Pelayanan Pemberian Pelatihan
Jilbab Terhadap Keputusan Pembelian Pada Butik D’Cheapest

atribut yang di miliki perusahaan Tujuan Penelitian


merupakan potensi yang harus selalu Adapun tujuan dilakukannya
di perhatikan dan di optimalkan dalam penelitian ini antara lain untuk mengetahui
menyusun strategi yang baik guna menarik dan menganalisis pengaruh harga, ragam
konsumen. produk, dan pelayanan pemberian
Bermula dari adanya fenomena- pelatihan jilbab terhadap keputusan
fenomena, apakah harga, ragam produk, pembelian pada Butik D’Cheapest?
dan pelayanan pemberian pelatihan jilbab
ini berpengaruh terhadap keputusan Landasan Teori
konsumen untuk berbelanja di Butik
D’Cheapest, dan bagimana pengaruhnya, Sebelum penyajian teori yang akan
inilah yang membuat penulis ingin penulis paparkan terlebih dahulupenelitian
mengetahui secara lebih mendalam, terdahulu yang terkait dengan judul
sehingga penulis memutuskan untuk diatas.
melakukan penelitian dengan mengambil 1. Bayu Triyanto (2014), melakukan
judul “Pengaruh Harga, Ragam Produk, peneliti dengan judul “Analisis
dan Pelayanan Pemberian Pelatihan Pengaruh Produk, Promosi, Harga,
Jilbab Terhadap Keputusan Pembelian dan Tempat Terhadap Keputusan
pada Butik D’Cheapest.” Pembelian pada Toko Seyegan Sport
Berdasarkan latar belakang masalah Sleman” (Studi Kasus di Daerah
yang telah di kemukakan di atas, Yogyakarta). Tujuan penelitian ini
maka dapat di identifikasi beberapa adalah untuk mengetahui pengaruh
permasalahan antara lain: Konsumen produk, promosi, harga, dan tempat
yang semakin peka terhadap harga, terhadap keputusan pembelian. Hasil
persaingan antar butik, pentingnya analisis dalam penelitian ini yaitu
mempengaruhi keputusan pembelian produk, promosi, harga, dan tempat
konsumen, pangsa pasar yang kecil di berpengaruh signifikan terhadap
banding pesaing, pentingnya informasi, keputusan pembelian. Penelitian ini
dan rangsangan langsung dari perusahaan merupakan penelitian korelasional
kepada konsumen agar membeli. menggunakan metode survei dengan
instrumen angket. Nilai validitas
Karena keterbatasan waktu dan instrumen sebesar 0,911 dan
tenaga yang di miliki, maka penulis reliabilitasnya sebesar 0,954. Teknik
hanya akan menganalisa pengaruh harga, analisis data menggunakan Uji F pada
ragam produk, dan pelayanan pemberian taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian
pelatihan jilbab terhadap keputusan menunjukkan Uji keberartian koefisien
pembelian pada Butik D’Cheapest. tersebut dilakukan dengan cara
mengonsultasi harga F hitung 13,290 > F
Perumusan Masalah (2,58) pada taraf.
tabel
Berdasarkan batasan masalah di atas, 2. Dalam penelitian Ika Putri Iswayanti
maka perumusan masalah yang di hadapi (2010), yang berjudul “Analisis
dalam proses penelitian yaitu: “Seberapa Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas
besar pengaruh harga, ragam produk, dan Layanan, Harga, dan Tempat
pelayanan pemberian pelatihan jilbab Terhadap Keputusan Pembelian
terhadap keputusan pembelian pada Butik (Studi pada Rumah Makan “Soto
D’Cheapest?” Angkring Mas Boed” di Semarang).

Jurnal 119
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Variabel yang digunakan adalah hidup operasional suatu dunia usaha.


kualitas produk, kualitas pelayanan, Pemasaran merupakan sebuah konsep
harga, dan tempat. Hasil analisis kunci keberhasilan suatu bisnis dimana
menunjukkan bahwa variabel kualitas pemasaran dengan memperhatikan
produk, kualitas pelayanan, harga, keinginan dan pemenuhan kebutuhan
dan tempat berpengaruh terhadap pelanggan untuk tercapainya target
keputusan pembelian. Hasil penelitian penjualan yang telah di tetapkan
menunjukkan bahwa variabel yang akan memberi dampak positif bagi
paling berpengaruh adalah variabel perkembangan usaha suatu perusahaan
kualitas produk dengan koefisien di tengah era persaingan bisnis yang
regresi sebesar 0,0206, kemudian begitu ketat dewasa ini, sebagian besar
variabel kualitas pelayanan dengan masyarakat sering mengartikan pemasaran
koefisien regresi sebesar 0,253, sebagai proses penjualan barang dan jasa,
variabel harga dengan koefisien regresi tetapi apabila di lihat lebih mendalam
sebesar 0,239, dan yang terakhir pengertian pemasaran mempunyai aspek
variabel tempat dengan koefisien yang lebih luas dari pada pengertian
regresi sebesar 0,206. Variabel- tersebut.
variabel tersebut memiliki pengaruh Bagi pelaku bisnis sasaran fundamental
terhadap keputusan pembelian sebesar dari bisnis mereka adalah kelangsungan
52,4%. hidup, laba, dan pertumbuhan. Pemasaran
memberikan kontribusi secara langsung
Perbedaan penelitian terdahulu dan untuk mencapai sasaran ini. Pemasaran
penelitian sekarang adalah terletak pada terdiri dari kegiatan berikut, yaitu menilai
jenis respondennya, dalam penelitian ini keinginan dan kepuasan konsumen saat
dominan menggunakan jenis kelamin ini dan calon konsumen, mendesain
perempuan sebab penelitian ini berkaitan dan mengatur penawaran produk,
dengan kebutuhan perempuan muslimah, menentukan harga dan kebijakan harga,
yaitu: jilbab, sedangkan untuk variabel mengembangkan strategi distribusi, dan
pada Bayu Triyanto, yaitu: promosi, harga, melakukan komunikasi dengan konsumen
dan tempat sedangkan pada penelitian saat ini dan calon konsumen.
ini menggunakan variabel harga, ragam
produk, dan pelayanan pemberian Menurut (Kotler dan Amstrong, 2008),
pelatihan. Untuk variabel pada Ika Putri mengatakan bahwa pemasaran adalah
Iswayanti, yaitu: kualitas layanan, harga, proses di mana perusahaan menciptakan
tempat sedangkan pada penelitian ini nilai bagi pelanggan dan membangun
menggunakan variabel harga, ragam hubungan yang kuat dengan pelanggan
produk, dan pelayanan pemberian dengan tujuan untuk menangkap nilai dari
pelatihan. Kesimpulannya untuk varibel pelanggan sebagai imbalannya.
penelitian terdahulu dan sekarang terletak
pada variabel promosi dan tempat. Konsep Harga
Harga memiliki peranan yang penting
Pengertian Pemasaran dalam pemasaran. Penentuan harga
Pemasaran merupakan salah satu memainkan peranan penting dalam proses
bidang fungsional yang sangat penting bauran pemasaran karena penentuan harga
dalam suatu organisasi bisnis sebagai akan terkait langsung dengan pendapatan
penunjang utama bagi kelangsungan yang di terima oleh pemasar.

120 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Harga, Ragam Produk, dan Pelayanan Pemberian Pelatihan
Jilbab Terhadap Keputusan Pembelian Pada Butik D’Cheapest

Menurut (Tjiptono, 2002), harga memilih, membeli, menggunakan dan


merupakan satuan moneter atau ukuran tidak menggunakan barang atau jasa.
lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) Memahami konsumen tidaklah mudah
yang di tukarkan agar memperoleh hak karena setiap konsumen memutuskan
kepemilikan atau penggunaan suatu pembelian tertentu yang berbeda-beda
barang atau jasa. Harga merupakan dan sangat bervariasi.
komponen yang berpengaruh langsung Menurut (Kotler, 2002), “keputusan
terhadap laba perusahaan. pembelian adalah tindakan dari
konsumen untuk mau membeli atau
Konsep Ragam Produk tidak terhadap produk. Dari berbagai
Pada hakekatnya seseorang membeli faktor yang mempengaruhi konsumen
produk bukan hanya sekedar ia ingin dalam melakukan pembelian suatu
memiliki produk. Para konsumen membeli produk atau jasa, biasanya konsumen
barang atau jasa karena barang atau jasa selalu mempertimbangkan kualitas,
tersebut di pergunakan sebagai alat untuk harga dan produk yang sudah di kenal
memuaskan kebutuhan dan keinginan. oleh masyarakat sebelum konsumen
memutuskan untuk membeli, biasanya
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
konsumen melalui beberapa tahap terlebih
“ragam produk adalah berbagai bentuk jenis
dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah,
produk yang di tawarkan oleh produsen
(2) pencarian informasi, (3) evaluasi
pada konsumen melalui harga, tingkatan
alternatif, (4) keputusan membeli atau
atau klasifikasi, merk, dan kualitas.”
tidak, (5) tindakan setelah pembelian.”
Konsep Pelayanan
Perilaku Konsumen
Konsep kualitas pelayanan seringkali
Menurut (Shciffman dan Kanuk,
di anggap sebagai ukuran relatif kebaikan
dalam Samuel dkk, 277), menjelaskan
suatu produk atau jasa oleh pelanggan
bahwa perilaku konsumen adalah perilaku
dalam memenuhi harapannya. Definisi
yang di tunjukkan konsumen dalam
kualitas pelayanan berpusat pada upaya pencarian akan pembelian, penggunaan,
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pengevaluasian, dan penggantian
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya produk dan jasa yang di harapkan dapat
untuk mengimbangi harapan pelanggan. memuaskan kebutuhan konsumen. Model
Menurut Kotler yang di alih bahasakan bagan dari perilaku konsumen:
oleh (Hendra Teguh, Ronny A. Rusli
dan Benyamin Molan, 2007), h. 499, Hipotesis
menyatakan bahwa “kualitas pelayanan Hipotesis merupakan jawaban
merupakan tingkat kompetensi yang di sementara terhadap rumusan masalah yang
harapkan dan pengendalian atas tingkat masih harus di buktikan kebenarannya
kompetensi tersebut untuk memenuhi melalui penelitian. Hipotesis dalam
keinginan konsumen sehingga tercapai penelitian ini adalah:
kepuasan konsumen”.
1. Harga, Ragam Produk, dan Pelayanan
berpengaruh terhadap keputusan
Keputusan Pembelian pembelian pada Butik D’Chepest.
Pemahaman mengenai keputusan 2. Pelayanan berpengaruh paling dominan
pembelian konsumen meliputi bagaimana terhadap keputusan pembelian pada
individu, kelompok, dan organisasi Butik D’Cheapest.

Jurnal 121
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Rangsangan Rangsangan Ciri-ciri Proses Keputusan Keputusan


Pemasaran Lain Pembeli Membeli Pembelian
- Budaya - Memahami - Pilihan produk
- Produk - Ekonomi
- Sosial masalah - Pilihan merek
- Harga - Teknologi
- Individu - Mencari - Pilihan penjual
- Distribusi - Kebudayaan
- Psikologi informasi - Waktu pembelian
- Promosi - Politik
- Evaluasi - Jumlah pembelian
- Keputusan
- Perilaku setelah
membeli

Gambar 1
Model Perilaku Konsumen

Kerangka Berpikir Sampel Penelitian


Kerangka pemikiran menggambarkan Dalam penelitian ini penulis
hubungan dari variabel independen, dalam mengambil sampel dari subjek atau
hal ini adalah harga (X1), ragam produk objek dari populasi yaitu konsumen pada
(X2), dan pelayanan pemberian pelatihan Butik D’Cheapest. Menentukan besarnya
(X3) terhadap variabel dependen yaitu sampel yang di ambil dari populasi peneliti
keputusan pembelian (Y) yang dilakukan menggunakan rumus yang di kemukakan
oleh konsumen.

HARGA
X1

RAGAM PRODUK KEPUTUSAN PEMBELIAN


X2 Y

PELAYANAN PEMBERIAN
PELATIHAN
X3

Gambar 2
Kerangka Pemikiran

Populasi Penelitian oleh Slovin dengan tingkat kepercayaan


Populasi dalam penelitian ini adalah 90% dengan nilai e = 10%.
seluruh konsumen pada Butik D’Cheapest.
Setelah dilakukan pengamatan oleh Variabel Penelitian
peneliti selama 2 hari yang terdiri dari 1 Variabel penelitian adalah suatu
hari pada hari kerja (sabtu), dan 1 hari atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek
pada hari kerja (minggu). Di dapatkan atau kegiatan yang mempunyai variasi
jumlah populasi dalam penelitian ini tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
sebanyak 180 orang. untuk di pelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014), h. 38.

122 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Harga, Ragam Produk, dan Pelayanan Pemberian Pelatihan
Jilbab Terhadap Keputusan Pembelian Pada Butik D’Cheapest

Berkaitan dengan penelitian ini maka kuesioner tetutup, suatu cara


variabel dependen dan independen adalah pengumpulan data dengan
sebagai berikut: memberikan atau menyebarkan
1. Variabel independen terdiri dari: daftar pertanyaan kepada
X1 = Harga responden dan yang menjadi
X2 = Ragam Produk responden dalam penelitian
X3 = Pelayanan Pemberian Pelatihan ini adalah konsumen Butik
D’Cheapest, dengan harapan
2. Variabel dependen yaitu: mereka dapat memberikan respon
Y = Keputusan Pembelian atas daftar pertanyaan tersebut.

2. Penelitian kepustakaan (Library


Teknik Pengumpulan Data Research)
Metode ini disebut metode kuantitatif Penelitian ini dilakukan melalui
karena data penelitiannya berupa angka- studi kepustakaan atau studi literatur
angka dan analisisnya menggunakan dengan cara mempelajari, meneliti,
statistik, karena pengolahan data mengkaji serta menelah literatur berupa
menggunakan statistik maka data tersebut buku-buku (textbook), peraturan
harus di klasifikasikan dalam kategori perundang-undangan, majalah, surat
tertentu dengan menggunakan tabel-tabel kabar, artikel, situs web dan penelitian-
tertentu, untuk mempermudah dalam penelitian sebelumnya yang memiliki
menganalisis data. hubungan dengan masalah yang di teliti.
Dalam penelitian ini pengumpulan Studi kepustakaan ini bertujuan untuk
data dilakukan dengan cara menyebarkan memperoleh sebanyak mungkin teori yang
kuesioner kepada seluruh konsumen pada di harapkan akan dapat menunjang data
Butik D’Cheapest. Metode pengumpulan yang di kumpulkan dan pengolahannya
data yang digunakan dalam penelitian ini lebih lanjut dalam penelitian ini.
dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan Sebelum kuesioner digunakan untuk
(Field Research) dan Studi Kepustakaan pengumpulan data yang sebenarnya,
(Library Research). Pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada
primer dan sekunder dilakukan dengan responden yang memiliki karakteristik
cara: yang sama dengan karakteristik populasi
1. Penelitian Lapangan (Field Research) penelitian. Uji coba dilakukan untuk
a. Metode pengamatan (Observasi), mengetahui tingkat kesahihan (validitas)
yaitu teknik pengumpulan dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur
data dengan cara melakukan penelitian, sehingga di peroleh item-
pengamatan langsung terhadap item pertanyaan-pertanyaan yang layak
objek yang sedang diteliti, dia untuk digunakan sebagai alat ukur untuk
mati atau kegiatan yang sedang pengumpulan data penelitian.
berlangsung. Dalam penulisan
laporan ini, penulis mengadakan Teknik Analisa Data
pengamatan langsung pada Analisis data pada penelitian ini
konsumen Butik D’Cheapest. menggunakan metode analisis yang dapat
b. Kuesioner, yaitu teknik kuesioner memberikan proses analisis simultan
yang penulis gunakan adalah yang terkait dengan model regresi linear

Jurnal 123
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

berganda dengan bantuan software 3. Frekuensi Pembelian yang dilakukan


statistik yaitu SPSS (Statistical Package Responden
for Social Science). Tingkat Frekuensi Pembelian oleh Responden
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Keterangan Frekuensi Prosentase
< 3 kali 31 48%
Dimana:
3 - 4 kali 20 31%
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta 4 - 5 kali 7 11%
X1 = Harga > 5 kali 7 11%
X2 = Ragam Poduk Total 65 100%
X3 = Pelayanan Pemberian Pelatihan
Berdasarkan tabel menunjukkan
b1 = Koefisien Regresi untuk variabel
frekuensi responden dalam melakukan
Harga
pembelian produk pada Butik D’Cheapest.
b2 = Koefisien Regresi untuk variabel
Responden yang melakukan pembelian
Ragam Produk
< 3 kali sebesar (48%), responden
b3 = Koefisien Regresi untuk variabel
yang melakukan pembelian hanya 3-4
Pelayanan
kali sebesar (31%), responden yang
e = Error
melakukan pembelian 4-5 kali sebesar
(11%), dan responden yang melakukan
Penyajian Data Lapangan
pembelian > 5 kali sebesar (11%). Hal ini
1. Karakteristik Responden Berdasarkan telah menunjukkan bahwa pada umumnya
Umur konsumen cenderung melakukan
Berdasarkan data temuan di ketahui pembelian pada Butik D’Cheapest yaitu
bahwa untuk umur responden yang sebanyak < 3 kali.
terbanyak adalah yang berumur antara 20-
29 tahun sebanyak (48%), di ikuti dengan 4. Pengeluaran Belanja responden di
usia responden < 20 tahun sebanyak Butik D’Cheapest
(32%), kemudian responden yang
Tingkat Pengeluaran Responden
berusia 30-39 tahun sebanyak (17%), dan
kemudian responden yang berusia > 40 Pengeluaran Jumlah Prosentase
tahun sebanyak (3%). Rp. 100.000,- sd
Rp 200.000,- 30 46%
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Rp. 200.000,- sd
Pendidikan Rp 300.000,- 14 22%
Dari tabel menunjukkan bahwa Rp 300.000,- sd
sebanyak 37 responden (57%) Rp 400.000,- 8 12%
dengan pendidikan terakhirnya SMA, Rp 400.000,- sd
berpendidikan Diploma di ikut 9 Rp 500.000,- 8 12%
responden (14%), dan pendidikan > Rp 500.000,- 5 8%
terakhir Sarjana sebanyak 19 responden
sebesar (29%), dapat di katakan bahwa Total 65 100%
pada umumnya konsumen yang sering
melakukan pembelian di Butik D’Cheapest Dari table menunjukkan pengeluaran
adalah konsumen yang tingkat pendidikan responden, berpengeluaran Rp. 100.000,-
terakhirnya SMA. sd Rp 200.000,- diikuti 30 orang sebesar

124 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Harga, Ragam Produk, dan Pelayanan Pemberian Pelatihan
Jilbab Terhadap Keputusan Pembelian Pada Butik D’Cheapest

(46%), berpengeluaran Rp. 200.000,- sd 124. Hal ini di tunjukkan dengan adanya
Rp 300.000,- diikuti 14orang sebesar keaneka ragaman jenis produk jilbab pada
(22%), berpengeluaran Rp. 300.000,- sd Butik D’Cheapest dan sesuai dengan
Rp. 400.000,- di ikuti 8 orang sebesar selera fashion.
(12%), selanjutnya sebanyak8orang
sebesar (12%) untukpengeluaran Rp. Deskripsi Variabel Pelayanan
400.000,- sd Rp. 500.000,-dan di susul Berdasarkan tabel, di ketahui
sebanyak 5orang yang sebesar (8%) responden yang memberikan respon
untukpengeluaran>Rp. 500.000,-. sangat setuju (SS) memperoleh skor 63,
untuk respon setuju (S) memperoleh
Deskripsi Variabel Harga skor 135, kemudian respon netral (N)
Berdasarkan tabel, di ketahui memperoleh skor 21, respon tidak setuju
responden yang memberikan respon (TS) memperoleh skor 27, dan yang
sangat setuju (SS) memperoleh skor 73, terakhir untuk respon sangat tidak setuju
untuk respon setuju (S) memperoleh (STS) memperoleh skor 14.
skor 100, kemudian respon netral (N) Tanggapan responden sebagaimana pada
memperoleh skor 23, respon tidak setuju tabel menunjukkan bahwa sebagian
(TS) memperoleh skor 47, dan yang besar responden memberikan tanggapan
terakhir untuk respon sangat tidak setuju yang setuju (S) terhadap empat indikator
(STS) memperoleh skor 17. variabel harga yaitu dengan skor sebesar
Tanggapan responden sebagaimana 135. Hal ini di tujukkan adanya karyawan
pada tabel menunjukkan bahwa sebagian yang ramah, sigap dan menyukai adanya
besar responden memberikan tanggapan pemberian pelatihan jilbab.
yang setuju (S) terhadap empat indikator
variabel harga yaitu dengan skor sebesar Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian
100. Hal ini di memberikan kesan bahwa Berdasarkan tabel, di ketahui
penetapan harga Butik D’Cheapest sudah responden yang memberikan respon
sesuai dengan kualitas produk dan sudah sangat setuju (SS) memperoleh skor 106,
tidak di ragukan lagi. untuk respon setuju (S) memperoleh
skor 111, kemudian respon netral (N)
Deskripsi Variabel Ragam Produk memperoleh skor 12, respon tidak setuju
Berdasarkan tabel, di ketahui (TS) memperoleh skor 19, dan yang
responden yang memberikan respon terakhir untuk respon sangat tidak setuju
sangat setuju (SS) memperoleh skor 64, (STS) memperoleh skor 12.
untuk respon setuju (S) memperoleh Tanggapan responden sebagaimana
skor 124, kemudian respon netral (N) pada tabel menunjukkan bahwa sebagian
memperoleh skor 22, respon tidak setuju besar responden memberikan tanggapan
(TS) memperoleh skor 37, dan yang yang setuju (S) terhadap empat indikator
terakhir untuk respon sangat tidak setuju variabel harga yaitu dengan skor sebesar
(STS) memperoleh skor 13. 111. Berdasarkan jawaban responden,
Tanggapan responden sebagaimana di peroleh bahwa responden ingin terus
pada tabel menunjukkan bahwa sebagian berkunjung ke Butik D’Cheapest. Hal
besar responden memberikan tanggapan ini memberikan kesan bahwa Butik
yang setuju (S) terhadap empat indikator D’Cheapest sudah menjadi langganan
variabel harga yaitu dengan skor sebesar banyak responden dalam produk jilbab.

Jurnal 125
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Uji Hipotesis Statistik di pengaruhi oleh harga, ragam produk, dan


Sebelum menjabarkan tentang analisis pelayanan, dan sisanya 2,35% di pengaruhi
data dalam bentuk perhitungan dengan oleh variabel-variabel lain yang tidak di
menggunakan bantuan program komputer jelaskan dalam model regresi ini.
SPSS versi 16 for window, sebagaimana
telah di ketahui hipotesis penelitian Analisis Regresi berganda dan uji
sebagai berikut: Hipotesis
1. HO = Harga,Ragam Produk dan Berikut ini akan penulis lakukan
Pelayanan tidak berpengaruh analisis regresi terhadap terhadap variabel
terhadap Keputusan Pembelian yang penulis ajukan. Pengujian dilakukan
Ha = Harga,Ragam produk dan dengan urutan uji analisis sebagai berikut:
Pelayanan berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
2. Ho = Variabel pelayanan tidak Model
Tolerance VIF
berpengaruh secara dominan terhadap
(Constant)
Keputusan Pembelian
Ha = Variabel pelayananberpengaruh 1 X1 ,243 4,120
X2 ,210 4,772
paling dominan terhadap Keputusan X3 ,339 2,952
Pembelian a. Dependent Variable: Y (Keputusan Pembelian)

Sumber: Hasil olah penulis, 2015


Analisis Korelasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,881a ,776 ,765 ,44337
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 (Pelayanan, Harga, Ragam Produk)
Sumber: Hasil olah penulis, 2015
Berdasarkan tabel menunjukkan
Dapat di jelaskan terlihat adanya nilai VIF dari X1 sebesar 4,120, nilai
hubungan sangat kuat antara variabel VIF dari X2 sebesar 4,772, dan nilai
independen (harga, ragam produk, VIF dari X3 sebesar 2,952. Seluruh nilai
dan pelayanan) terhadap variabel masih di bawah 10, dapat di simpulkan
dependen (keputusan pembelian) terbukti bahwa model regresi tidak mengandung
interval koefisien sebesar 0,818. Hal ini multikolinieritas. Sehingga pengujian
menjelaskan bahwa untuk menimbulkan selanjutnya dapat di lanjutkan karena
pembelian yang spontan (keputusan telah memenuhi syarat pengujian
pembelian) maka memerlukan (harga, asumsi klasik yaitu tidak terjadi
ragam produk, dan pelayanan). multikolonieritas.

Analisis Determinasi Uji Normalitas


Hasil perhitungan regresi di ketahui Gambar dibawah menunjukkan bahwa
bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) data menyebar di sekitar garis-garis
yang di peroleh sebesar 0,765. Hal ini berarti diagonal mengikuti arah garis diagonal
7,65% (76,5%) keputusan pembelian dapat atau grafik histogramnya menunjukkan

126 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Harga, Ragam Produk, dan Pelayanan Pemberian Pelatihan
Jilbab Terhadap Keputusan Pembelian Pada Butik D’Cheapest

distribusi normal, maka model regresi adalah sebagai berikut:


memenuhi asumsi normalitas. Y = 0,668 + 0,187 X1 + 0,288 X2 + 0,466
X3 + e

Persamaan regresi tersebut dapat di


jelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta 0,668 mengandung makna
bila seluruh variabel bernilai 0, maka
tingkat keputusan pembelian senilai
0,668.
2. b1 = 0,187 mengandung arti harga di
naikkan 1 rupiah dan variabel lain
tetap, maka akan terjadi kenaikan
keputusan pembelian senilai 0,187.
3. b2 = 0,288 mengandung arti ragam
produk di naikkan 1 rupiah dan
variabel lain tetap, maka akan terjadi
kenaikan keputusan pembelian senilai
0,288.
Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) ,668 ,241 2,770 ,007
X1 (harga) ,181 ,119 ,187 1,524 ,133 ,243 4,120
1 X2 (produk) ,274 ,126 ,288 2,180 ,033 ,210 4,772
X3 ,456 ,102 ,466 4,478 ,000 ,339 2,952
(pelayanan)
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: Hasil olah penulis, 2015
4. b3 = 0,466 mengandung arti pelayanan
Model persamaan regresi yang dapat di naikkan 1 rupiah dan variabel lain
di tuliskan dari hasil tersebut dalam tetap, maka akan terjadi kenaikan
bentuk persamaan regresi bentuk standart keputusan pembelian senilai 0,466.

Uji Simultan (F)


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 41,624 3 13,875 70,580 ,000b
1 Residual 11,991 61 ,197
Total 53,615 64
a. Dependent Variable: Y (Keputusan Pembelian)
b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 (Pelayanan, Harga, Ragam Produk)
Sumber: Hasil olah penulis, 2015

Jurnal 127
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

Hasil pengujian di peroleh nilai F Hasil penelitian menunjukkan


hitung sebesar 70,580 dengan signifikansi bahwa variabel ragam produk memiliki
0,000. Dengan menggunakan batas pengaruh yang positif dan signifikan
signifikansi 0,05 nilai signifikansi tersebut terhadap keputusan pembelian. Hasil
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian di ini memberikan bukti bahwa banyaknya
peroleh bahwa hipotesis yang menyatakan keaneka ragaman jenis produk jilbab
harga, ragam produk, dan pelayanan dan kepuasan pribadi adanya kesesuaian
secara bersama-sama memiliki pengaruh dalam gaya style.
yang signifikan terhadap keputusan Hasil penelitian menunjukkan
pembelian. bahwa variabel pelayanan memiliki
Uji Parsial (T)
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B
Std. Error Beta
(Constant) ,668 ,241 2,770 ,007
X1 (harga) ,181 ,119 ,187 1,524 ,133
1
X2 (produk) ,274 ,126 ,288 2,180 ,033
X3 (pelayanan) ,456 ,102 ,466 4,478 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: Hasil olah penulis, 2015

Berdasarkan uji parsial di ketahui pengaruh yang positif dan signifikan


bahwa dari ke-tiga variabel yang memiliki terhadap keputusan pembelian. Hasil
pengaruh paling dominan terhadap ini memberikan bukti bahwa pelayanan
keputusan pembelian adalah variabel yang di berikan pada Butik D’Cheapest
pelayanan. Dari tabel di atas di ketahui meliputi pelayanan yang ramah, sigap,
nilai t hitung sebesar 4,478 dengan tingkat dan kreasi dalam video tutorial yang
signifikansi 0,00. di terima baik dapat mempengaruhi
keputusan pembelian pada Butik
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN D’Cheapest. Dan variabel pelayanan
(X 3) juga terbukti berpengaruh
Dari hasil analisis yang telah paling dominan terhadap keputusan
dilakukan mengenai faktor-faktor yang pembelian
mempengaruhi keputusan pembelian pada
Butik D’Cheapest, yang di lihat dari atribut KESIMPULAN
harga, ragam produk, dan pelayanan
berpengaruh positif dalam keputusan Dari hasil analisis data dan
pembelian pada Butik D’Cheapest. pembahasan pada bab sebelumnya dapat
di simpulkan sebagai berikut ini:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel harga memilki pengaruh positif 1. Hasil analisis di peroleh bahwa variabel
dan tidak signifikan terhadap keputusan harga (X1) memiliki koefisien regresi
pembelian. Hasil ini memberikan bukti sebesar (bertanda positif) terhadap
bahwa harga tidak sepadan dengan keputusan pembelian (Y). Hal ini
kualitas produk yang di berikan dan harga berarti bahwa harga (X1) berpengaruh
lebih murah di toko lain dari pada Butik positif terhadap keputusan pembelian
D’Cheapest. (Y) di terima.

128 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
Pengaruh Harga, Ragam Produk, dan Pelayanan Pemberian Pelatihan
Jilbab Terhadap Keputusan Pembelian Pada Butik D’Cheapest

2. Hasil analisis di peroleh bahwa Jakarta: Jilid 1 Edisi Kedelapan, Alih


variabel ragam produk (X2) memiliki Bahasa, Oleh Damos Sihombing,
koefisien regresi sebesar (bertanda Penerbit Erlangga.
positif) terhadap keputusan pembelian Kotler, Philip. (2005). Manajemen
(Y). Hal ini berarti bahwa ragam Pemasaran Edisi Kesebelas. Jilid 2.
produk (X2) berpengaruh positif Indeks, Jakarta.
terhadap keputusan pembelian (Y) -----------------. (2000). Marketing
dapat di terima. Management, The Millenium 1st
3. Hasil analisis di peroleh bahwa Edition. Prentice Hall, New Jersey.
variabel pelayanan (X3) memiliki
koefisien regresi sebesar (bertanda -----------------. (2002). Manajemen
positif) terhadap keputusan pembelian Pemasaran Edisi Millenium 1
(Y). Hal ini berarti bahwa pelayanan (Diterjemahkan Oleh Hendra Teguh
(X3) berpengaruh positif terhadap dan Ronny A. Rusli). Jakarta: PT.
keputusan pembelian (Y) dapat di Prenhalindo.
terima. -----------------. (2002). Manajemen
4. Nilai Adjusted R square di peroleh Pemasaran Edisi Millenium 2
sebesar 0,765. Hal ini berarti bahwa (Diterjemahkan Oleh Hendra Teguh
76,5% keputusan pembelian (Y) dapat dan Ronny A. Rusli). Jakarta: PT.
di jelaskan oleh variabel harga (X1), Prenhalindo.
ragam produk (X2), dan pelayanan Lamb, Hair, dan McDaniel. (2001).
(X3). Sedangkan sebesar 23,5% dapat Pemasaran. Jakarta: Salemba
di jelaskan oleh sebab-sebab lain yang Empat.
tidak di teliti dalam penelitian ini. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller.
(2009). Manajemen Pemasaran
DAFTAR PUSTAKA Edisi 13. Jilid I.. Jakarta: Erlangga.
Assauri, Sofjan. (2009). Manajemen Supranto. (2001). Pengukuran Tingkat
Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Kepuasan Pelanggan Untuk Pangsa
Persada. Pasar. Jakarta: Riceka Cipta.
Bilson Simamora. (2002). Panduan Riset Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen Dan
Perilaku Konsumen. Surabaya: Komunikasi Pemasaran, Bandung:
Pustaka Utama. PT.Remaja Rosada Karya.
Buchari Alma. (2004). Manajemen Santoso, Singgih. (2004). SPSS Versi 10
Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Mengolah Data Statistik Secara
Bandung: Alfabeta. Profesional. Jakarta: PT. Gramedia.
Fandy Tjiptono. (2008). Strategi Bisnis Sugiyono. (2007). Statistika Untuk
Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Penelitian. Bandung: ALFABETA
Henry Simamora. (2000). Manajemen Sofjan, Assuari. (2002). Manajemen
Pemasaran Internasional. Surabaya: Pemasaran, Dasar, Konsep, dan
Pustaka Utama. Strategi. Rajawali Pres. Jakarta.
Husein Umar. (2000). Riset Pemasaran
dan Perilaku Konsumen. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kotler Philip dan Amstrong. (2001).
Prinsip-Prinsip Manajemen.

Jurnal 129
Dinamika Administrasi Bisnis
Volume 02, Nomor 01, April 2016

130 Jurnal
Dinamika Administrasi Bisnis
PANDUAN PENULISAN

Jurnal Dinamika Administrasi Bisnis hanya menerima naskah asli yang belum
pernah diterbitkan. Naskah dapat berupa hasil penelitian, pemikiran inovatif, kajian
analitis di bidang pendidikan yang bermanfaat untuk menunjang ilmu, pendidikan dan
praktik ilmu pendidikan khususnya dalam bidang administrasi bisnis. Naskah ditulis
dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan gaya bahasa yang efektif dan
akademis.
Naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut sistematika sebagai berikut :
1. Judul, menggambarkan isi pokok tulisan secara ringkas dan jelas, ditulis dalam
bahasa Indonesia pada bagian paling atas yang diikuti oleh :.
 Nama penulis, tanpa gelar disertai catatan kaki tentang instansi tempat penulis
bekerja.
 Alamat, berupa instansi, tempat penulis bekerja dilengkapi dengan alamat pos
lengkap dan alamat email.
2. Susunan tulisan harus mengikuti aturan berikut : abstrak, pendahuluan, bahan dan
metode, hasil, pembahasan, simpulan dan saran.
3. Abstrak, ditulis dalam bahasa Inggris minimal 100 kata dan merupakan intisari
seluruh tulisan meliputi : masalah, tujuan, metode, hasil dan simpulan. Dibawah
abstrak harus disertakan 3 – 5 kata kunci.
4. Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan
penelitian dan harapan untuk waktu yang akan datang
5. Bahan dan metode, berisi penjelasan tentang bahan-bahan dan alat-alat digunakan,
waktu, tempat, teknik dan rancangan percobaan. Metode harus dijelaskan selengkap
mungkin agar peneliti lain dapat melakukan uji ulang. Referensi perlu diberikan
pada metode yang belum jelas.
6. Hasil, dikemukakan dengan jelas, bila perlu disertai dengan ilustrasi (gambar,
grafik, diagram), tabel atau foto. Hasil yang telah dijelaskan dengan tabel atau
ilustrasi tidak perlu dijelaskan panjang lebar dalam teks.
7. Pembahasan, menerangkan arti hasil penelitian, bagaimana hasil penelitian dapat
memecahkan masalah, perbedaaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu dan
kemungkinan pengembangannya.
8. Simpulan, berupa hasil kesimpulan penelitian yang mengacu pada tujuan
penelitian.
9. Kepustakaan, referensi yang ditulis dalam teks harus diikuti nama penulis dan
tahun penerbitan. Misalnya : Bungin, B. (2009). Sosiologi komunikasi.

Kepustakaan disusun mengikuti aturan berikut :


 Buku :
Bogdan, Robert & Sari Knopp Biklen. 1992. Qualitative Research for
Education, An Introduction to Theory and Methods. USA: Allyn and Bacon.
 Thesis/Desertasi:
Sklare, Arnold B. 1965. The Art of The Novella. The MacMillan Company.
New York Introduction.
 Jurnal :
Jurnal Pendidikan , Badan Pembina Pendidikan Daerah Departemen Pendidikan,
Semarang ,1999. Vol.7. Edisi Khusus, hal : 44 – 47.
 Website :
Purwanti, 2008. Sejuta Manfaat CSR Perusahaan. http://mediaindonesia. com/
mediahidupsehat/index. diakses 07 Mei 2008 jam 15.35 WIB.

10. Naskah yang dikirim ke redaksi harus diketik dalam CD dengan salah satu program
pengolah kata MS Word disertai cetakan pada kertas HVS, ukuran F4 (210 x 330
mm) dengan jarak 1 spasi, font 11 times new romans, panjang tulisan berkisar
antara 5 – 10 halaman. Naskah akan diedit oleh dewan redaksi tanpa mengubah
isinya untuk disesuaikan dengan format penulisan yang telah ditetapkan oleh
fakultas ilmu sosial dan ilmu politik.

Naskah yang telah diterima beserta semua ilustrasi yang menyertainya menjadi milik
sah penerbit. Semua data, pendapat atau pernyataan yang terdapat dalam naskah
adalah merupakan tanggung jawab penulis. Oleh karena itu penerbit, dewan redaksi
dan seluruh staf fakultas ilmu sosial dan ilmu politik tidak bertanggungjawab atau
tidak bersedia menerima masalah sehubungan dengan plagiatisme, konsekuensi
dari ketidakakuratan, kesalahan data, pendapat maupun pernyataan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai