Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama yang diampu oleh
Bapak H. Nanang Rahmat MA.Pd
NIM : P17320120421
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah
memberikan banyak sekali nikmat, rahmat dan karunianya kepada kami. Sehingga
kami mampu menyelesaikan Makalah Peran Agama dalam Mewujudkan Persatuan
dan Kesatuan Bangsa.
Sekarang ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Agama yang diberikah oleh dosen pengampu yaitu Bapak H.
Nanang Rahmat MA.Pd . Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca mengenai Makalah Makalah Peran Agama
dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan
masalah ...........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
ISI...............................................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam Kata islam berarti damai, selamat,
sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa
agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian,
keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya dan seluruh
alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia
pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan
secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antarumat beragama yang
sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota
kelompok sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik antarumat
beragama yang terjadi tiba-tiba”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kerukunan?
2. Apakah definisi kerukunan antar umat beragama?
3. Bagaimana menjaga kerukunan hidup antar umat beragama?
4. Bagaimana hubungan antara persatuan bangsa dengan rukunnya umat
beragama?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari kerukunan
2. Mengetahui definisi kerukunan antar umat beragama
3. Mengetahui cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
4. Memahami hubungan persatuan bangsa dengan rukunnya umat beragama
BAB II
PEMBAHASAN
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan
“damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan
bahasa Arab, artinya tiang atau tiang-tiang yang menopang rumah; penopang yang
adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar semua orang walaupun mereka
Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling
beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat beragama dalam
segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerja sama antarumat
beragama.
Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan
hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social,
manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun) dengan sesama manusia
dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat
berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.
perhatian penting dalam islam. Al-qur’an menyebutkan kata yang mengandung arti
Allah.
bersaudara, karena semua berasal dari ayah dan ibu yang sama;Adam dan
Hawa.
kebangsaan.
4. Ukhuwwah fid din al islam, persaudaraan sesama muslim.
Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkan bentuk
Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti satu tubuh, apabila salah satu
merupakan salah satu prinsip ajaran Islam. Salah satu masalah yang di hadapi umat
Islam sekarang ini adalah rendahnya rasa kesatuan dan persatuan sehingga kekuatan
mereka menjadi lemah. Salah satu sebab rendahnya rasa persatuan dan kesatuan di
kalangan muslim terhadap suatu fenomena. Dalam hal agama, di kalangan umat islam
pendapat dan penafsiran pada dasarnya merupakan fenomena yang biasa dan
manusiawi, karena itu menyikapi perbedaan pendapat itu adalah memahami berbagai
penafsiran.
mengikuti pendapat seorang ulama, ia tidak akan berdosa, bahkan tetap diberi
ganjaran oleh Allah , walaupun hasil ijtihad yang diamalkannya itu keliru. Di
sini perlu dicatat bahwa wewenang untuk menentukan yang benar dan salah
bukan manusia, melainkan Allah SWT yang baru akan kita ketahui di hari
ijtihad.
3. Konsep la hukma lillah qabla ijtihadi al mujtahid (Allah belum menetapkan
suatu hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan seorang mujtahid). Konsep ini
hukumnya secara pasti, baik dalam al-quran maupun sunnah Rasul, maka
para mujtahid, dituntut untuk menetapkannya melalui ijtihad. Hasil dari ijtihad
adanya perbedaan dalam pemahaman maupun pengalaman. Yang mutlak itu hanyalah
bersifat relatif. Karena itu sangat dimungkinkan untuk terjadi perbedaan. Perbedaan
tidak harus melahirkan pertentangan dan permusuhan. Di sini konsep Islam tentang
menimbulkan permusuhan, dan apabila telah terjadi, maka islah diperankan untuk
bertentangan.
selalu hanya dapat diharapkan dalam kalangan masyarakat muslim. Islam dapat
yang bersifat universal. Kendatipun dapat dipahami bahwa Isalam yang hakiki hanya
dirujukkan kepada konsep al-quran dan As-sunnah, tetapi dampak sosial yanag
lahirdari pelaksanaan ajaran isalam secara konsekwen ddapat dirasakan oleh manusia
secara keseluruhan. Demikian pula pada tataran yang lebih luas, yaitu kehidupan
antar bangsa,nilai-nilai ajaran Islam menjadi sangat relevan untuk dilaksanakan guna
salah satu etnis atau negara merupakan pengingkaran terhadap makna Islam, sebab ia
hanya setia pada nilai kebenaran dan keadilan yang bersifat universal. Universalisme
Islam dapat dibuktikan anatara lain dari segi, dan sosiologo. Dari segi agama, ajaran
alamnya. Selain itu tiap manusia, tanpa perbedaan diminta untuk bersama-sama
menerima satu dogma yang sederhana dan dengan itu ia termasuk ke dalam suatu
masyarakat yang homogin hanya denga tindakan yang sangat mudah ,yakni membaca
syahadat. Jika ia tidak ingin masuk Islam, tidak ada paksaan dan dalam bidang sosial
ia tetap diterima dan menikmati segala macam hak kecuali yang merugikan umat
Islam.
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing
haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak
mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa
kerukunan hidup antar umat beragama member ruang untuk mencampurkan unsur-
unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama
itu sendiri.
kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional adalah sesuatu yang
dinamis, karena itu harus dipelihara terus dari waktu ke waktu. Kerukunan hidup
antar umat beragama sendiri berarti keadaan hubungan sesame umat beragama yang
ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bias diartikan dengan
toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat
harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu
masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal
beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling
sebagai tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia yang diarahkan dalam tiga
bentuk yaitu:
a) Kerukunan intern umat beragama.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak
multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong
menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa
Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara.
Allah Ta’ala berfirman,
ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل ت ََج َّسسُوا
َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكثِيرًا ِّمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع
orang lain. Entah itu dengan kita menyelidikinya secara langsung atau dengan
adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang
Dr. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh juga
sebagian kalian. Kata ‘tajassus’ lebih sering digunakan untuk suatu kejahatan.
Sedangkan kata ‘tahassus’ seringkali digunakan untuk hal yang baik. Sebagaimana
yang difirmankan Allah Ta’ala, yang menceritakan tentang nabi Ya’qub
(Ya’qub berkata) “Wahai anak-anakku, pergilah kalian, carilah berita tentang Yusuf
Namun terkadang kedua kata tersebut digunakan untuk menunjukkan hal yang buruk,
keimanan. Orang yang berakal akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak
mau membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang yang bodoh akan selalu
berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan-segan berbuat jahat dan
membuatnya menderita.”
BAB III
3.1. Kesimpulan
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya menanamkan sejak
dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar terciptanya hidup
rukun antar sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
https://muslim.or.id/19535-larangan-tajassus-mencari-cari-kesalahan-orang-
lain.html
https://lampung.kemenag.go.id/artikel/15012/kerukunan-antar-umat-beragama-
menurut-pandangan-islam