Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi Agama
Dosen Pengampu:
1444 H/ 2022 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelasaikan makalah Sosiologi dan Antropologi Agama yang membahas
tentang “Kerukunan Antar Umat Beragama” Sholawat dan salam semoga akan senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW manusia teladan yang kita harap-harapkan
syafaatnya di hari kebangkitan kelak.
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi dan
Antropologi Agama. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Arison Sani, Ma.,
selaku dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan untuk menulis makahalh ini
sehingga dapat menambah wawasan dan informasi bagi penulis.
Terakhir kali, jika ada kebenaran dan kebaikan dalam pembahasan makalah ini, maka
sejatinya kebenaran itu berasal dari Allah SWT. Sementara, segala kesalahan dan kekurangan
yang ada di dalamnya bersal dari kefakiran penulis. Karena itu penulis dengan tulus
memohon maaf dan menerima dengann lapang dada segala kritik dan saran untuk nantinya
dapatmembuat makalah yang lebih baik lagi. Amin Ya Rabbal ‘alamin.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………..……………….ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………iii
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….…….iv
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………...iv
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………..8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iii
baik serta mempererat tali persaudaraan antar umat manusia.
Menurut Syarbini , dalam konteks sosial kemasyarakatan , umat Islam dapat
berinteraksi dengan siapapun tanpa batasan agama , maka dalam membina dan
membangun kerukunan umat beragama yang paling utama adalah bagaimana menjaga
kepentingan bangsa dan negara dalam upaya mewujudkan kemaslahatan umat.
Agama tidak mengenal kekacauan dalam interaksi sosial , saling menjatuhkan
pemeluk agama lain , atau bahkan menjelek – jelekkan agama lain. Agama dan negara
sangat menghormati heterogenitas dan kemajemukan di kalangan umat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini diantaranya:
1. Apa pengertian kerukunan antar umat beragama?
2. Bagaimana konsep islam mengenai kerukunan beragama ?
3. Apa yang menjadi landasan hukum terbinanya kerukunan intern dan antar umat
beragama di Indonesia ?
4. Apa Urgensi dari Kerukunan antar umat beragama ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dan manfaat makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui pengertian kerukunan antar umat beragama
2. Mengetahui urgensi dari kerukunan antar umat beragama
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa kerukunan ialah hidup damai dan tentram saling
toleransi antara masyarakat yang beragama sama maupun berbeda, kesediaan mereka
1
untuk menerima adanya perbedaan keyakinan dengan orang atau kelompok lain,
membiarkan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakini oleh masing-masing
masyarakat, dan kemampuan untuk menerima perbedaan. Kerukunan berarti sepakat
dalam perbedaan-perbedaan yang ada dan menjadikan perbedaan-perbedaan itu
sebagai titik tolak untuk membina kehidupan sosial yang saling pengertian serta
menerima dengan ketulusan hati yang penuh ke ikhlasan. Kerukunan mencerminkan
hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima saling mempercayai,
saling menghormati dan menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan.
Berdasarkan pemaparan di atas maka pengertian dari kerukunan umat beragama
adalah kondisi dimana antar umat beragama dapat saling menerima, saling
menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong menolong, dan bekerjasama
dalam mencapai tujuan bersama.1
1
Rusydi,Ibnu “Makna Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Konteks KeIslaman Dan
KeIndonesian” (2018).
2
hubungan persaudaraan dalam hadisnya: Seorang mukmin dengan mukmin seperti
satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka seluruh tubuh akan
merasakan demamnya. HR.Muslim dan Ahmad. Persatuan dan kesatuan sebagai
implementasi ajaran Islam dalam masyarakat merupakan salah satu prinsip ajaran
Islam. Alquran mengajarkan umat Islam untuk menjalin persatuan dan kesatuan
sebagaimana difirmankan Allah: Q.S Surat Al-Anbiya ayat: 92
Artinya: Sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah
Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
Kata umat dalam ayat di atas dikaitkan dengan tauhid karena itu umat yang
dimaksud adalah pemeluk agama Islam. Sehingga ayat tersebut pada hakekatnya
menunjukkan bahwa agama umat Islam adalah agama yang satu dalam prinsi-prinsip
usulnya; tiada perbedaan dalam aqidahnya, walaupun dapat berbeda-beda dalam
rincian (furu’) ajarannya. Karena itu, kesatuan umat bukan berarti bersatu dalam satu
wadah, melainkan kesatuan dalam aqidah. Bisa saja berbeda dalam ras, bahasa,
maupun budaya, tetapi semuanya bersatu dalam aqidahnya.
3
Artinya: Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS.49:13
Universalisme Islam dapat dibuktikan antara lain dari segi agama, dan
sosiologi. Dari segi agama, ajaran Islam menunjukkan universalisme dengan doktrin
monoteisme dan prinsip kesatuan alamnya. Selain itu tiap manusia, tanpa perbedaan
diminta untuk bersama-sama menerima satu dogma yang sederhana dan dengan itu ia
termasuk ke dalam suatu masyarakat yang homogin hanya dengan tindakan yang
sangat mudah, yakni membaca syahadat. Jika ia tidak ingin masuk Islam, tidak ada
paksaan dan dalam bidang sosial ia tetap diterima dan menikmati segala macam hak
kecuali yang merugikan umat Islam.
Hubungan antara muslim dengan penganut agama lain tidak dilarang oleh
syariat Islam, kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah dan ibadah. Kedua
persoalan tersebut merupakan hak intern umat Islam yang tidak boleh dicampuri
pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu dalam kerja sama yang
baik. Hubungan dan kerja sama antar umat beragama merupakan bagian dari
hubungan sosial antar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan
kerja sama dalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang,
bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan.
4
maupun antar bangsa, negara dan agama. Dalam masyarakat yang multiagama,
Harold Howard mengatakan ada tiga prinsip umum dalam merespons
keanekaragaman agama : Pertama, logika bersama, Yang Satu yang berwujud banyak.
Secara filosofis dan teologis, logika ini merupakan sumber realitas dan cara paling
signifikan untuk menjelaskan keanekaragaman agama. Bagi mereka yang mendalami
sejarah agama-agama, logika ini bukanlah hal yang asing. Misalnya, dalam Veda
dapat menemukan gagasan tentang Yang Satu yang disebut dengan banyak nama.
Kedua, agama sebagai alat. Karenanya, wahyu dan doktrin dari agama-agama adalah
jalan, atau dalam tradisi Islam disebut syariat untuk menuju Yang Satu. agama-agama
adalah kumpulan particular sarana yang digunakan sebagai alat yang dengannya,
Yang Satu dapat dicapai. Ketiga, pengenaan kriteria yang mengabsahkan. Yang
dimaksud di sini adalah mengenakan kriteria sendiri pada agama-agama lain.
5
B. Urgensi Dialog Antar Umat Beragama
Dialog antar umat beragama merupakan dialog dari berbagai pihak kalangan
agamawan. Dialog antar umat beragama bukan ajang untuk berdebat, berapologi,
bahkan pemaksaan pandangan diri sendiri terhadap pihak lainnya. Sebaliknya, peserta
dialog bisa saling belajar satu dengan lainnya mengenai pengalaman kehidupan
keberagamaan mereka. Dengan dialog membuka kemungkinan masing-masing
peserta dialog mengalami perubahan cara pandang dalam berinteraksi antara satu
dengan lainnya secara lebih terbuka, setidaknya akan bisa memahami keyakinan,
pemikiran dan masalah yang dihadapi oleh mitra dialog. Sebagai kenyataan sosial,
dialog antar umat beragama tidak dapat dipisahkan dari persoalan hidup yang dialami
oleh peserta dialog. Realitas sosial merupakan fokus pembicaraan dalam dialog antar
umat beragama ini. Tujuan dialog ini adalah pembicaraan bersama atas dasar saling
pengertian dan menghargai, kemudian bersama-sama membagun hubungan
berdasarkan kejujuran, keterbukaan dan komitmen untuk menjalankan keputusan
bersama. Dialog bukan untuk membandingkan perbedaan atau mengukur benar
tidaknya ajaran atau keyakinan perserta dialog akan tetapi diarahkan untuk mencari
persamaan-persamaan yang bisa dijadikan sebagai landasan saling pengertian dan
kerjasama dalam masyarakat. Dalam dialog antar umat beragama terdapat asas dan
tujuan bagi kerjasama antar umat beragama untuk mencapai keadilan, kemerdekaan,
persatuan, kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian Bersama.3
Dialog antar agama sangat penting dilakukan, sebab melalui dialog ini para
pemuka agama akan berusaha untuk saling kenal satu dengan yang lain. Melalui
dialog antar agama, mereka berusaha untuk saling tukar informasi tentang
agama masing-masing, sehingga mereka saling kenal satu dengan yang lain. Di
dalam usaha untuk saling kenal tersebut, mereka tidak saling kritik ajaran atau
dogma agama masing- masing, sebab dialog akan berubah menjadi ajang debat,
sehingga dialog akan berhenti dan pertengkaran juga akan terjadi. Dialog antar
3
Ulfa Masamah, “Pendidikan Islam, Pendidikan Politik, Dan Dialog Antar Umat Beragama Di Indonesia,” Jurnal
Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan 4, no. 1 (2016): hal. 1.
6
agama bukan untuk tempat saling berapologetika, berdebat, menyampaikan
dakwah atau penginjilan, namun dialog merupakan suatu tempat untuk saling
kenal satu dengan yang lain, dengan cara tukar informasi, sehingga mereka saling
mengenal satu dengan yang lain. dialog dilakukan untuk meningkan toleransi antar
agama di Indonesia. Toleransi dilakukan oleh pihak agama yang mayoritas terhadap
agama-agama yang minoritas di Indonesia. Toleransi ini dapat tercapai, bila tiap
agama saling kenal, mengerti dan memahami dan menganggap agama-agama lain
sebagai saudara. Toleransi dalam keadaan majemuk atau plural di Indonesia
sangat penting dilakukan untuk meminimalkan konflik karena agama. Karena,
apabila terjadi konflik karena agama yang mengatasnamakan Tuhan, maka
kekacauan besar akan dapat terjadi. Dialog sangat penting karena dapat
menimbulkan perdamaian antar agama-agama yang sedang konflik atau tidak
konflik. Hans Küng mengatakan “These days, nobody would seriously dispute to the
fact that peace in the world very much depends on peace among various religious.” Ia
mengungkapkan bahwa perdamaian dalam dunia dapat terjadi bila agama-
agama berdamai. Agama dapat berdamai, bila agama melakukan dialog antar
agama. Sebab salah satu penyebab kekacauan adalah agama Oleh sebab itu, dialog
antar agama penting dilakukan, agar terjadi perdamaian antar agama-agama.4
4
Aeron Frior, “MENUJU DIALOG ANTAR AGAMA-AGAMA DI INDONESIA,” Jurnal Teologi dan Pengembangan
Pelayanan 3, no. 1 (Desember 2013): hal. 1.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Maysita,Alda, ‘’Konsep Dan Aktualisasi Kerukunan Antar Umat Beragama’’ 2014 (n,d,).
Masamah, Ulfa. “Pendidikan Islam, Pendidikan Politik, Dan Dialog Antar Umat Beragama
Di Indonesia.” Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan 4, no. 1 (2016).
Rusydi,Ibnu, ‘’Makna kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Konteks KeIslaman dan
keIndonesian’’ (2018)