Anda di halaman 1dari 2

A.

Wüayah Ijtihad Tafsir bi al-Ra yi

Wilayah ijtihad mufassir bi al-Ra yi dalam memahami nash al- Qur


an, pada prakteknya, ijtihad tersebut tercermin dalam hal-hal berikut

1.Lafadz (kata dalam bahasa Arab) kadang maknanya jelas dan kadang
juga tidak jelas. Sebagian kata yang maknanya jelas pun tetap saja
mengandung makna relative,sehingga memerlukan pembatasan apa yang
dimaksud.karna jika tidak ada pembatasan mengenai apa yang dimaksud
maka maknanay akan semakin meluas lagi.Dalam hal ini para mufassir
harus mengetahui bahwa lafadz itu mengandung beberapa makna,ada yang
maknanaya zahir ada pula yang maknanaya membutuhhkan kepada ta’wil.

Maka praktek yang diguanakan mufassir ini adalah ijtihad untuk


menemukan makna yang dimaksud. Ada lafadz mubham (tidak jelas) tetapi
muffasir masih mampu untuk menjelasknaya,Ini termasuk dalam ijtihad
Tafsir bi al-Rayi. Ada pula lafadz yang tidak dapat dijelaskan oleh
mufassir, melainkan penjelsanya dari Allah sendiri,maka yang demikian
disebut dengan mujmal,dan demikian tidak termasuk kedalam ijtihad.

2.Wilayah ijtihad dalam upaya meletakkan atau memposisikan lafadz


pada makna. Lafadz, terkadang bersifat umum (’am) dan terkadang juga
bersifat khusus (khash).

3.Wilayah ijtihad terkait ketika kita beralih dalalah al-fadz terhadap


makna. Kita ketahui, bahwa dalalah tidak selalu nampak di dalam suatu
ungkapan, sehingga tidak memerlukan ijtihad untuk menemukannya,
melainkan terkadang dalalah ini nampak dari isyarat yang ada di dalam
teks (nash).

1. Tafsir bi al-Ra yi al-Mahmud dan al-Madzmum


Tafsir bi al-Ra yi di bedakan menjadi dua macam, yaitu Tafsir bi al- Ra
yi terpuji (al-Mahmud dan Tafsir bi al-Ra yi tercela (al-Madzmum).
Berikut ini penjelasannya
Tafsir bi al-Ra yi al-mahmud ialah tafsir yang sesuai dengan tujuan
pembuat hukum (Allah),disebut dengan tafsir bi al-ra’yi al-mahmud ketika,
barang siapa menafsirkan al-Qur an menurut logikanya dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut, serta berpegang pada makna-
makna al-Qur an, maka penafsirannya dapat di terima dan patut dinamai
dengan Tafsir bi al-Ra yi al-Mahmud (terpuji).
2. Tafsir bi al-Ra yi of-Mazmum(tercela)
Tafsir bi al-ra’yi a-mazmum ialah tafsir dimana seorang muffasir
menafsirkan al-Qur an menurut selera penafsir sendiri, disamping tidak
mengetahui kaidah bahasa dan hukum, atau membawa Firman Allah
kepada madzhabnya yang menyimpang atau rusak, atau kepada bid’ah
dalalah, atau mendalami Firman Allah dengan ilmunya tetapi tidak
mengetahui kaidah bahasa Arab. Maka tafsir model ini di tolak dan
termasuk Tafsir al-Madzmum (tercela)."

Anda mungkin juga menyukai