Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. NAMA : ANI FITRIYANI


B. KELAS : PAI 2H
C. Judul Modul : Al-Quran dan Metode Memahaminya
D. Kegiatan Belajar : KB 1

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1 Peta Konsep
(Beberapa istilah
dan definisi) di
modul bidang studi

1. AL-QURAN
Secara harfiah, Alquran berasal dari Bahasa arab qaraa – yaqrau yang
berarti bacaan atau yang dibaca. Adapun secara istilah, mayoritas ulama
mendefinisikan Alquran dengan firman Allah yang diturunkan kepada
nabi Muhammad saw sebagai mukjizat melalui perantara malaikat Jibril,
ditulis dalam mushaf, disampaikan kepada kita secara mutawattir, dan
mempunyai nilai ibadah ketika membacanya dan diawali dengan surat
al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas
1.1. Ayat-ayat Muhkamat
Kata muhkamat merupakan bentuk jamak dari muhkam, secara
etimologi berasal dari akar kata hakama-yahkamu-hukman berarti
menetapkan, memutuskan atau memisahkan. Sedangkan secara
terminologi, muhkam adalah ayat yang mudah diketahui maksudnya,
tidak membutuhkan penafsiran dalam memahaminya. Pengertian
muhkam ini menjadi sifat Alquran yang disebutkan dalam suratHud ayat 1
1.2. Ayat-ayat Mutasyabihat
Ayat-ayat mutayabihat adalah ayat-ayat yang membutuhkan penafsiran
dan pentakwilan dalam memahaminya. Oleh sebab itulah para ulama
seringkali dalam menjelaskan ayat ini dengan ngkapan hanya Allah lah
yang mengetahui kebenarannya.

1
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

Keberadaan ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat, secara eksplisit


tersebut dalam QS Ali ‘Imran (QS 3:7) : “Dialah yang menurunkan al-Kitab
(Alquran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat,
itulah pokok-pokok isi Alquran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat …

Para ulama berbeda pendapat dalam kategorisasi ayat-ayat muhkamat


dan ayat-ayat mutasyabihat. Bisa jadi satu ayat dikategorikan sebagai ayat
muhkamat oleh sebagian ulama, sementara mutasyabihat oleh ulama lain

Perbedaan pandangan tersebut didasari atas perbedaan tentang definisi


dan kriteria ayat muhkamat dan mutasyabihat. Al-Zamakhsyari
menggariskan kriteria ayat-ayat yang tergolong muhkamat adalah ayat
ayat yang berhubungan erat dengan hakikat (realitas); sedangkan
mutasyabihat adalah ayat-ayat yang membutuhkan penelitan (tahqiqat)

Secara lebih spesifik, al-Raghib al-Ashfahani membuat kriteria bagi ayat-


ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang tidak diketahui hakikat
maknanya, seperti ayat seputar kiamat; dan ayat-ayat yang hanya bisa
diketahui maknanya dengan bantuan ayat muhkamat, hadis sahih atau
disiplin ilmu lain, seperti ayat yang lafalnya terlihat aneh dan hukum-
hukumnya tertutup. Sementara ayat-ayat muhkamat menurutnya adalah
ayat-ayat yang tidak termasuk ke dalam kategori mutasyabihat
Namun, meskipun terdapat ayat-ayat yang masih samar maksudnya, bisa
dipastikan bahwa kebenaran Alquran bersifat absolut atau mutlak.
Kemutlakan ini akan berubah menjadi relatif ketika sudah menjadi
pemahaman manusia. Dari itu, dalam upaya memahami kandungan
Alquran terdapat beberapa metode, yaitu tafsir, takwil dan terjemah.

2. TAFSIR

Menurut bahasa kata tafsir diartikan al-idhah (menjelaskan), al-bayan


(menerangkan) dan al-kasyf (menyingkapkan). Sedangkan secara
terminologi terdapat beberapa pendapat, salah satunya menurut Shubhi
al-Shalih yang mendefinisikan tafsir dengan “sebuah disiplin yang
digunakan untuk memahami kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Saw
dan menerangkan makna-maknanya serta menggali hukum-hukum dan
hikmah-hikmahnya
Seseorang yang hendak menafsirkan Al Quran wajib memahami seluk
beluk Quran yang meliputi : asbab al-nuzul, makiyyah dan madaniyyah,
ilmu qiraat, nasikh wa mansukh, dan lainnya
Al-Syathibi menegaskan bahwa seorang tidak diperkenankan memahami
Alquran hanya dari sisi teksnya saja tanpa memperhatikan konteks ketika
ayat turun. Namun demikian, perlu diketahui bahwa tidak seluruh ayat
Alquran memiliki riwayat asbab al-nuzul.
Pemahaman makiyyah dan madaniyyah juga menjadi komponen penting
dalam upaya tafsir Quran. Adapun manfatanya adalah : a) dapat
membantu mempermudah dalam menjelaskan ayat Alquran, dikarenakan

2
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
makiyyah dan madaniyyah terkait dengan situasi dan kondisi masyarakat
saat itu ketika ayat-ayat Alquran diturunkan. b) melalui gaya bahasa yang
berbeda pada ayat makiyyah dan madaniyyah akan membatu dalam
memahami ayat Alquran, sekaligus memberikan indikasi perbedaan
karakteristik masyarakat. c) Dengan memahami makiyyah dan
madaniyyah akan lebih mudah mengkaitkan dengan aspek sejarah hidup
Nabi Muhammad Saw. sebagai salah satu referensi penafsiran
Mufassir juga perlu memahami perbedaan-perbedaan qira’at yang
mempengaruhi terhadap perbedaan makna lafaz untuk mengetahui
adanya dua hukum yang berbeda.

3. TAKWIL

Takwil secara bahasa berarti kembali. Secara terminologi al-Jurjani dalam


kitab al Ta’rifatnya memberikan definisi takwil : Mengalihkan lafaz dari
maknanya yang tampak kepada makna tersembunyi yang dikandung
olehnya selama makna yang dimaksud tersebut dipandang sesuai dengan
al Quran dan Sunnah
Takwil berbeda dengan tafsir sekalipun keduanya menjelaskan maksud
dari sebuah pernyataan dalam Alquran. Tafsir pada praktiknya
menjelaskan makna zahir sementara takwil mengungkap makna batin
Lebih rinci terkait perbedaan cakupan antara tafsir dan takwil, Al-Raghib
alAshfahani dalam kitab Mufradat Alfadzi al-Qur’an mengemukakan
bahwa tafsir lebih umum dari pada takwil (Al-Ashfahani, 2009: 636). Tafsir
lebih banyak digunakan dalam kata dan kosa katanya. Sedang takwil
banyak digunakan dalam makna dan susunan kalimatnya. Takwil lebih
banyak digunakan dalam Alquran, sedang tafsir tidak saja digunakan
dalam Alquran tetapi juga dalam kitab-kitab lainnya (Shihab, 1995: 91).
Penakwilan terhadap ayat Alquran dilakukan secara ketat berdasarkan
kaidah dan dasar-dasar keilmuan. Namun perlu dipahami bahwa takwil
yang hanya berdasarkan akal saja tanpa mempertimbangkan aspek
kebahasaan hukumnya terlarang, karena memungkinkan maksud yang
digagas keluar dari makna dasarnya. Dari itu, ulama salaf lebih memilih
bersikap tafwidh yakni menyerahkan sepenuhnya maknanya kepada Allah
saat memaknai ayat-ayat mutasyabihat dengan ungkapan wallahu a’lam
bi muradi bih (Allah lebih tahu maksudnya)

4. TERJEMAH

Secara bahasa terjemah diartikan dengan mengalihkan tuturan dari satu


bahasa ke bahasa lain (Manzhur: 66). Selain itu, berarti pula memindahkan
lafal dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Adapun secara terminologis,
Al-Shabuni mendefinisikan terjemah Alquran adalah memindahkan
bahasa Alquran ke bahasa lain yang bukan bahasa Arab kemudian
mencetak terjemah ini ke beberapa naskah agar dapat dibaca orang yang
tidak mengerti bahasa Arab, sehingga dapat memahami pesan dasar dari
kitab Allah SWT

3
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

Terjemah bukan termasuk metode memahami Alquran seperti halnya


tafsir dan takwil, ia hanya bentuk pengalihbahasaan. Penerjemahan dibagi
menjadi dua, yaitu terjemah harfiyyah dan terjemah tafsiriyyah. Terjemah
harfiyyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari satu bahasa ke dalam lafaz-
lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan
tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama.
Terjemah tafsiriyah atau terjemah ma’nawiyyah, yaitu menjelaskan
makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-
kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.
Membaca Quran terjemah perlu memahami seluk beluk bahasa Alquran.
Jika tidak maka seringkali menjadikan pemahaman terhadap ayat tersebut
kurang sempurna, atau bahkan dikhawatirkan terjadi kesalahpahaman.
Kesalahpahaman terhadap pembacaan Alquran terjemah secara umum
dapat disebabkan beberapa hal, di antaranya:
a) tidak semua kata dalam suatu bahasa dapat diterjemahkan secara
tepat atau utuh ke dalam bahasa lain, termasuk Alquran. Ini
dikarenakan setiap bahasa memiliki batas-batas makna masing-
masing
b) keterbatasan seorang penerjemah dalam melakukan pilihan kata
yang tepat dan dalam penguasaan struktur bahasa yang
digunakan.
c) latarbelakang budaya yang berbeda pada setiap bangsa akan
membentuk karakteristik bahasa yang berbeda.

2 Berikut adalah kriteria atau sifat dari ayat muhkamat kecuali……


a.mengandung hukum yang konkrit
b.berbicara hakikat dan realitas
c.berbicara hal metafisik dan mengandung hukum yang abstrak
d.tidak membutuhkan pemikiran mendalam
e.maknanya sudah diketahui

jawaban ;C

4
Yang termasuk komponen pendukung tafsir ,kecuali…..

a.asbabul nuzul
b.ilmu qiraah
c.pemahaman makiyyah dan madaniyyah
d.takwil

Brikut yang merupakan fungsi dari takwil adalah…..


a.tafsir yang dapat memudahkan dalam mencerna ajaran Al Qur’an
b.memudahkan belajar ilmu Al Qur’an
c.menjelaskan Al Qur’an
d.menafsirkan AL quran

jawaban : A

Berikut adalah kriteria atau sifat dari ayat Muhkamat,kecuali….


a.terjemah tafsiliyah dan tafsiriah
b.terjemah tafsiriyyah dan ilmiliyah
c.terjemah ilminiyah dan tafsiliyah
d.terjemah harfiyah dan tafsiriyah

jawaban D

2 Daftar materi bidang 1. Cara mengetahui kebenaran takwil ayat-ayat Quran.


studi yang sulit
2. Membedakan antara tafsir dan takwil
dipahami pada
modul

3 Daftar materi yang 1. Membedakan ayat yang termasuk muhkamat dan


sering mengalami mutasyabihat
miskonsepsi dalam
2. Tafsir Quran yang bersumber dari takwil
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai