Firdaus
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin DPK. STAI Al-Furqan Makassar
Firdaus019@yahoo.com
Abstract:
This article describes the rules for interpreting the quran with a theoretical approach to
literature. Based on the results of the study obtained an understanding that interpretation is
the beginning of the word interpretation which means that the study of guidelines explains
the content of the book of God in meaning and wisdom that can be used as a lesson for
humans as servants of Allah. As well as the discussion of this interpretation becomes the
initial capital to be able to interpret the Al-quran properly and correctly in order to avoid
irregularities and errors in terms of interpreting the Qur'an. Ahmad Izzan wrote in his book
about the study of the Qur'anic interpretation rules, some of which explained the basic
principles of interpretation which included several basic principles of interpretation,
namely; a) Interpretation of the Qur'an with the Qur'an, b) Interpretation of the Qur'an with
Sunnah, c) Interpretation of the Qur'an with Qoul Shoha-bah (shohabah words), d) Tafsir
Al-Qur'an 'with Tabi'in.
Abstrak:
Artikel ini menguraikan kaidah-kaidah dalam menafsirkan al-qur‟an dengan pendekatan
teoritis kepustakaan. Berdasarkan hasil kajian diperoleh pemahaman bahwa Penafsiran
merupakan awal kata dari tafsir yang artinya adalah ilmu yang mempelajari pedoman-
pedoman menjelaskan kandungan kitab Allah secara makna dan hikmah-hikmah yang dapat
dijadikan pelajaran bagi manusia sebagai hamba Allah. Serta pembahasan tafsir ini menjadi
modal awal untuk bisa menaf-sirkan Al-qur‟an dengan baik dan benar agar terhindar dari
penyimpangan dan kekeliruan dalam hal menafsirkan Al-Qur‟an. Adapun Ahmad Izzan
menuliskan dalam bukunya tentang studi kaidah tafsir Al-Qur‟an, sebagiannya menjelaskan
tentang kaidah dasar tafsir yang menca-kup beberapa kaidah-kaidah dasar penafsiran, yaitu;
a) Tafsir Al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an, b) Tafsir Al-Qur‟an dengan Sunnah, c)Tafsir Al-
Qur‟an dengan Qoul Shoha-bah (perkataan shohabah), d) Tafsir Al-Qur‟an dengan Tabi‟in.
Kata Kunci: Kaidah-kaidah, Menafsirkan, Al-qur‟an
I. PENDAHULUAN Sebagai sumber ajaran Islam yang
Al-Qur‟an merupakan salah satu utama al-Qur‟a diyakini berasal dari Allah
wahyu yang berupa kitab suci yang diturun- dan mutlak benar. Keberadaan al-Qur‟an
kan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. sangat dibutuhkan oleh manusia. Di dalam
Al-Qur‟an yang berupa kalam Allah ini al-Qur‟an terdapat petunjuk hidup yang
merupakan kitab atau wahyu yang istimewa sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai
dibandingkan dengan wahyu-wahyu yang pedoman dalam menjalani kehidupan.
lainnya. Bahkan salah satu keistimewaan- Petunjuk yang ada dalam al-Qur‟an
nya adalah tidak ada satu bacaanpun sejak memang terkesan masih bersifat umum dan
peradaban baca tulis dikenal lima ribu global, maka dari itu perlu penjabaran dari
tahun yang lalu, yang dibaca baik oleh hadits. Disamping itu, akal manusia juga
orang yang mengerti artinya, maupun oleh harus mengolah petunjuk dan hukum yang
orang yang tidak mengerti artinya.1 ada dalam al-Qur‟an, karena al-Qur‟an
diturunkan dan diperuntukkan bagi orang
1
Quraish Shihab, Lentera Al-Qur’an: kisan dan yang berakal. Sejalan dengan hal tersebut,
Hikmah Kehidupan (Bandung: PT. Mizan Pustaka, Quraish Shihab menjelaskan, al-Qur‟an
2008), hal. 21
ٍ ِ ِ ِ
keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa اب َعلَْي ِو
َ َفَتَ لَ َّق َٰى ءَ َاد ُم من َّربِّوۦ َكل ََٰمت فَت
Ditafsirkan oleh ayat selanjutnya
يم حِٱلر َّ ابإِنَّوۥُ ُى َو ٱلت ََّّو
(ayat 3-4):
ُ ُ
ٱلصلَ َٰوَة
َّ يمو َن ِ ِ ِ ِ ِ َّ Terjemahnya:
ُ ين يُ ْؤمنُو َن بٱلْغَْيب َويُق َ ٱل ذ Kemudian Adam menerima beberapa
ِ َّ ِ ِ
kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun
ين يُ ْؤِمنُو َن ِِبَا
َ َوٱلذ.َوِمَّا َرَزقْ َٰنَ ُه ْم يُنف ُقو َن
menerima tobatnya. Sungguh, Allah
Maha Penerima tobat, Maha Penya-
ِ ك وبِ ْٱلء ِ ِ
اخَرِة َ َ َ ك َوَماأُن ِزَل من قَْبل َ أُن ِزَل إِلَْي
yang”.
Kata “Kalimaatun” (beberapa kali-
ِ َت ِّمن ٱ ْْل َد َٰى وٱلْ ُفرق ٍ ََّاس وب يِّ َٰن وموا لُِرْؤيَتِ ِو َوأَفْ ِطُروا لُِرْؤيَتِ ِو فَِإ ْن أُ ْغ ِم َي
ُص ُ َف
ان فَ َمن ْ َ ُ َ َ َ ِ لِّلن ِ ِ
ِ ني
َ َعلَْي ُك ْم فَاقْد ُروا لَوُ ثَََلث
ص ْموُ َوَمن َكا َن ُ ََّهَر فَ ْليْ َش ِه َد من ُك ُم ٱلش
ِ
َ يضا أ َْو َعلَ َٰى َس َف ٍر فَع َّدةٌ ِّم ْن أَيَّ ٍام أ
ُخَر ً َم ِر
Artinya:
Maka berpuasalah kalian karena
يد بِ ُك ُم ٱلْعُ ْسَرُ يد ٱللَّوُ بِ ُك ُم ٱلْيُ ْسَر َوََل يُِر ُ يُِر
melihatnya (hilal) dan berhari rayalah
karena melihat-nya, lalu jika kalian
َولِتُ ْك ِملُوا ٱلْعِ َّدةَ َولِتُ َكبِّ ُروا ٱللَّوَ َعلَ َٰى َما terhalang maka ditakarlahlah sampai
tiga puluh hari. (HR. Muslim No. 1080)
َى َدىَٰ ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكُرو َن وموا َح ََّّت ِ ِ إََِّّنَا الش
Terjemahnya: ُص ُ ََّهُر ت ْس ٌع َوع ْشُرو َن فَ ََل ت ْ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di
dalamnya diturunkan Al-Qur'an, seba-
تََرْوهُ َوََل تُ ْف ِطُروا َح ََّّت تََرْوهُ فَِإ ْن غُ َّم َعلَْي ُك ْم
ِ
ُفَاقْد ُروا لَو
gai petunjuk bagi manusia dan penjela-
san-penjelasan mengenai petun-juk itu
dan pembeda (antara yang benar dan Artinya:
yang batil). Karena itu, barang-siapa di Sesungguhnya sebulan itu 29 hari,
antara kamu ada di bulan itu, maka
maka janganlah kalian berpuasa sampai
berpuasalah. Dan barangsiapa sakit
atau dalam perjalanan (dia tidak ber- kalian melihatnya (hilal), dan janganlah
puasa), maka (wajib menggantinya), kalian berhari raya sampai kalian
sebanyak hari yang ditinggalkannya melihatnya, jika kalian terhalang maka
itu, pada hari-hari yang lain. Allah takarkan/perkirakan/hitungkanlah dia.
menghendaki kemudahan bagimu, dan ”(HR. Muslim No. 1080, 3)8
tidak menghendaki kesukaran bagimu.
8
Abu Abdirrohman Al Banteni, Pokok-pokok
7
Ibid.,hal.14 Tafsir Al-Qur’an,. 22 Oktober 2015.