Abstrak
Jurnal ini bertujuan untuk membahas mengenai Sejarah Peradaban Islam pada
masa Bani Umayyah, pola pemerintahan dinasti Umayyah, Ekspansi wilayah
yang dilakukan oleh dinasti Umayyah dan Peradaban Islam pada masa dinasti
Umayyah. Metode penulisan Jurnal ini menggunakan metode deskriptif
analitik. Deskriptif yang dimaksud adalah suatu metode yang berfungsi untuk
memberikan gambaran mengenai sejarah peradaban Bani Umayyah. Data yang
digunakan adalah data primer yang diambil dari sumber dari buku yang
berjudul “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti” yang ditulis oleh
Pudjiani, Tatik dan Bagus Mustakim, sedangkan data sekunder diambil dari
artikel jurnal dan buku-buku yang sesuai dengan bahasan Jurnal ini. temuan
makalah ini adalah ekspansinya Mu`awiyah berhasil menaklukan berbagai
wilayah baik di Timur maupun Barat, Daerah-daerah itu meliputi Spanyol,
Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia,
Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan
dan Kirgistan di Asia Tengah. Pada masa pemerintahan khalifah pertama
Dinasti Umayyah, Mu’awiyyah menciptakan budaya baru baik dalam sistem
pemerintahan negara maupun dalam kehidupan beragama. Dan kesimpulan
jurnal ini adalah Bani Umayyah adalah salah satu penguasa muslim yang
mengubah sistem pemerintahan demokratis menjadi sistem pemerintahan
monarki, dan mereka mampu menaklukan beberapa wilayah baik dari Timur
maupun Barat.
Abstract
This journal aims to discuss the history of Islamic civilization during the Bani,
Umayyad era, the pattern of government of the Umayyad dynasty, the
expansion of the territory carried out by the Umayyad dynasty and Islamic
Civilization during the Umayyad dynasty. This journal writing method uses a
descriptive analytic method. Descriptive in question is a method that serves to
provide an overview of the history of the Umayyad civilization. The data
used are primary data taken from sources from a book entitled "Islamic
1
Alya Anisyah, Fatkhiyyah, Nurul Amni
PENDAHULUAN
Dinasti umayyah yang berpusat di damaskus lahir diawali dengan terjadinya peristiwa
tahkim pada perang shiffin 657M dan adanya krisis pada pemerintahan Hasan. Muawiyah bin
Abu Sufyan adalah khalifah pertama yang memerintah pada dinasti umayyah dan yang
mengubah sistem khilafah kepada sistem mamlakat (kerjaaan atau monarki). Muawiyah berhasil
mendirikan dinasti umayyah bukan hanya kemenangan diplomasi dalam perang shiffin dan
terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, melainkan sejak semula Muawiyah memiliki “basis rasional”
yang solid sebagai landasan pembangunan masa depan.
Untuk melihat Dinasti Umayyah (damaskus) secara utuh, maka perlu memberikan
perspektif dari mulai awal terbentuknya, pada masa kejayaanya apa saja perubahan yang terjadi
terhadap peradaban umat islam dan fase kemunduran atau factor apa yang menyebabkan
hancurnya dinasti umayyah ini. Tulisan ini mencoba melihat dari tiga sudut pandang ini dengan
metode deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data Studi Pustaka.
PEMBAHASAN
1
A. Syalabi, “Sejarah dan Kebudayaan Islam I”, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 2000), cetakan IV, h.302.
2
Alya Anisyah, Fatkhiyyah, Nurul Amni
Kekhalifahan Bani Umayyah lahir diawali dengan adanya krisis yang terjaji pada masa
pemerintahan Hasan, sebuah peristiwa penting dalam sejarah dimana Hasan mundur dari
posisinya demi mendamaikan kaum muslimin yang pada saat itu sedang ditimpa beragam fitnah,
dimulai dari terbunuhnya Utsman bin Affan, Perang Jamal, Pertempuan Siffin, terbunuhnya Ali
bin Abi Thalib, serta penghianatan dari orang-orang Khawarij dan Syi’ah, dan Hasan memilih
berdamai serta menyerahkan kepemimpinannya kepada Muawiyah, sehingga perdamaian antara
keduanya ini disebut Aammul Jamaah (tahun persatuan).2
Dengan demikian berakhirlah masa pemerintahan khulfaur Rasyidin dan mulailah
keuasaan Bani Umayyah, dan berbentuk pemerintahan yang awalnya bersifat Demokratis diubah
menjadi monarchiherietis (kerajaan turun temurun). Ini berawal ketika mewajibkan seluruh
rakyatnya untuk menyatakan setia kepada anaknya Yazid.3 Bani Umayyah memerintah dari 661
H sampai 75 H di Jazirah Arab dan sekitarnya, dan di Kordoba serta Spanyol dari tahun 756 H
sampai 1031 nama H. Nama dinasti ini berasal dari kakek buyut dari khalifah pertama Bani
Umayyah yang bernama Umayyah bin ‘Abd as-Syams, dan nama kalifah pertama yaitu
Muawiyah bin Abu Sufyan atau disebut biasa disebut dengan Muawiyah 1.4
Masa Kejayaan
Pada masa pemerintahan dinasti Umayyah berlangsung selama 91 tahun dengan 14 orang
khalifah,5 masa kekekhalifahan Muawiyah bin Abu Sufyan dilanjutkan perluasan wilayah yang
terhenti pada masa khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, dimulai dengan
menaklukkan Tunisia, di sebelah Timur menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan
Afganistan sampai ke Kabul, dan angkatan lautnya sudah mulai melakukan serangan-serangan ke
Ibu kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke Timur yang dilakukan Muawiyah kemudian
dilanjutkan oleh khalifah Abd Al-Malik. Dia mengirim tentara untuk menyebrangi sugai Oxus
dan berhasi menundukkan Balkh, Bukhara, Khawariz, Fergana, dan Samarkand. Tentaranya
bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind, dan daerah Punjab sampai ke
Maltan.
Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilakukan pada zaman Al-Walid Ibn Abdul
Malik, yang meruopakan masa ketentraman, kemakmuran, dan ketertiban. Pada masa
pemerintahannya, umat islam merasa hidup bahagia yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu
tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya, benua Eropa, yaitu
pada tahun 711 H. Setelah Aljazir dan Maroko dapa ditundukkan, pemimpin pasukan islam yaitu
Thariq bin Ziyad dengan pasukannya menyebrangi selat yang memsiahkan antara Maroko
dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama
Gibraltar (Jabal Thariq). Setelah Spanyol dapat dikalahkan. Maka, Spanyol menjadi sasaran
ekspansi selanjutnya dan dengan cepat ibu Kota Spanyol, kordova dapat dikuasai. Setelah itu
disusul kota-kota lain sepeti Seville, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibbu Kota Spanyol yang
baru etelah jatuhnya Kordova. Pasukan islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena
didukung oleh rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Di zaman
Umar bin Abd Aziz, serangan dilakukan ke perancis melalui pegunungan Piranee, yang dipimpin
oleh Abd Al-Rahman bin Abdullah Al-Ghafiqi. Dimulai dengan menyerang Bordeau, Pitiores,
dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun, peperangan yang terjadi di luar kota Tours Al-
2
Latif, Abdussyafi Muhammad Abdul, “Bangkit dan Runtuhnya Khalifah Bani Umayyah”, Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2016.
3
Yatim Badri, “Sejarah Peradaban Islam II”, (Jakarta: Rajawali Pres, 2020), h.42.
4
Zubaidah Siti, “Sejarah Peradaban Islam”, (Medan: Perdana Publishing, 2016), cetakan pertama, h.79.
5
Maidir Harun, Firdaus Agung, “Sejarah Peradaban Islam”, (Padang IAIN IB Press, 2001), h.41-42.
3
Alya Anisyah, Fatkhiyyah, Nurul Amni
4
Alya Anisyah, Fatkhiyyah, Nurul Amni
negara kelas dua. Namun perlawanan Al-Mukhtar sendiri ditumpas oleh Abdullah bin Zubair
yang menyatakan dirinya secara terbuka sebagai khalifah setelah Husain bin Ali terbunuh,
walaupun dia juga tidak berhasil menghentikan gerakan Syi’ah secara keseluruhan.
Abdullah bin Zubair membina kekuatannya di Mekkah setelah dia menolak sumpah setia
terhadap Yazid bin Muawiyah. Tentara Yazid bin Muawiyah kembali mengepung Madinah dan
Mekkah. Dua pasukan bertemu dan pertempuran pun tak terhindarkan, namun peperangan ini
terhenti karena tak lama kemudian Yazid bin Muawiyah wafat dan tentara Bani Umayyah
kembali ke Damaskus. Perlawanan Abdullah bin Zubair baru dapat dihancurkan pada masa
kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan, yang kemudian kembali mengirimkan pasukan Bani
Umayyah yang dipimpin oleh Al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi dan berhasil membunuh Abdullah
bin Zubair pada tahun 73 H/692 M.
Setelah itu, gerakan-gerakan lain yang dilancarkan oleh kelompok Khawarij dan Syi’ah
juga dapat diredakan. Keberhasilan ini membuat orientasi pemerintahan Bani Umayyah mulai
dapat diarahkan kepada pengamanan daerah-daerah kekuasaan di wilayah Timur meliputi kota-
kota di sekitar Asia Tengah, dan wilayah Afrika bagian Utara, bahkan membuka jalan untuk
menaklukkan Spanyol (Al-Andalus). Selanjutnya hubungan pemerintah dengan golongan oposisi
membaik pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul-Aziz (717-720 M), dimana sewaktu
diangkat sebagai khalifah, menyatakan akan memperbaiki dan meningkatkan negeri-negeri yang
berada dalam wilayah Islam agar menjadi lebih baik daripada menambah perluasannya, dimana
pembangunan dalam negeri menjadi prioritas utamanya, meringankan zakat, kedudukan Mawali
disejajarkan dengan Muslim Arab. Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, namun
berhasil menyadarkan golongan Syi’ah, serta memberi kebebasan kepada penganut agama lain
untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya.
7
Zubaidah Siti, “Sejarah Peradaban Islam”, (Medan: Perdana Publishing, 2016), cetakan pertama, h.81-84.
5
Alya Anisyah, Fatkhiyyah, Nurul Amni
6
Alya Anisyah, Fatkhiyyah, Nurul Amni
Pasukkan dibawah pimpinan Uqbah berhasil menguasai Qairawan hingga bagian wilayah
selatan Tunisia. Lalu Muawiyyah membuatkan benteng umtuk melindungi kota tersebut dari
serangan pasukan Berber dan menjadikan Qairawan sebagai ibukota rovinsi Afrika Utara.
Sebuah rencana perkembangan yang pada saat pemerintahan khalifah utsman dan ali yang
terhenti, dilanjutkan Kembali pada masa bani Umayyah (Nasution, 1985:61).
Muawiyyah yang menginginkan membangun sistem pemerintahan monarki islam akhirnya
dapat terwujudkan, kemudian ia menunjuk Yazid, anaknya sebagai putra mahkota. Pemilihannya
dalam pemerintahan ini menjadikannya contoh dan diikuti oleh seluruh penguasa Umayyah
sesudahnya. Oleh dari itu, Muawiyyah ditunjuk sebagai pendiri dari sistem monarki dalam
sejarah masa politik umat islam.
Perkembangan Keagamaan pada Masa Bani Umayyah
Pada masa Bani Umayyah perkembangan keagamaan meliputi perkembangan dalam ilmu al-
Qur’an, Hadis, dan Fiqih. Bahkan perkembangan dalam ilmu hadis sudah mencapai dalam
pembukuan buku hadis di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.10
Pada masa bani umayyah, pada bidang keilmuan berkembang sangat pesat termasuk
perkembangan ilmu fiqih pada pemerintahan bani umayyah ke 2 di Andalusia. Hingga lahirnya 4
mazhab terkenal hingga saat ini, yaitu Imam Syafi’I, Imam Hambali, Imam Maliki, dan Imam
Hanafi.
Suksesi Pemerintahan pada Masa Bani Umayyah
Pemerintahan Bani Umayyah sendiri tercipta dari nama Umayyah bin Abu Syam bin Abdi
Manaf. Bani Umayyah berkuasa kurang lebih 91 tahun. Selama berkuasa kemajuan yang dapat
dicapai oleh bani Umayyah paling banyak pada masa kekuasaan Muawiyyah bin Abu Sufyan,
Abdul Malik bin Marwan, Umar bin Abdul Aziz, dan Hasyim bin Abdul malik.
Keberhasilan dalam pemerintahan bani umayyah meliputi banyak gerak bidang, yaitu:
a. Pemisahan Kekuasaan
Dalam pemisahan kekuasaan Muawiyyah memisahkan kekuasaan agama dengan
kekuasaan politik, disebabkan karna Muawiyyah bukanlah seorang yang ahli dalam
dalam bidang keagamaan, maka kekuasaan agamaan itu diserahkah kepada para ulama.
b. pembagian wilayah
Jika pada pemerintahan khalifah Umar bin Khattab dapat memiliki 8 propinsi, maka
pada pemerintahan bani umayyah dapat memiliki 10 propinsi yang dimana setiap
propinsi dipimpin oleh seorang gubenur yang langsung bertanggung jawab kepada
pemimpin pusat di bani umayyah saat itu.
c. bidang administrasi pemerintahan
departemen (diwan) yang terbentuk selama masa bani umayyah adalah:
1. Diwan al Rasail, departemen yang berfungsi untuk mengurus surat-surat negara
yang ditujukan kepada gubernur dan menerima surat balasannya.
2. Diwan al Kharraj, depaertemen yang berrfungsi untuk mengurus masalah
perpajakkan.
3. Diwan al Barid, departemen yang berfungsi dalam menyampaikan berita rahasia
kepada pemerintahan pusat.
10
Pujiani, tatik, Bagus Mustakim, “Pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas 7”, hal.155.
7
Alya Anisyah, Fatkhiyyah, Nurul Amni
8
Alya Anisyah, Fatkhiyyah, Nurul Amni
b. ilmu geografi dan sejarah yang memelajari tentang perjalanan hidup, peristiwa, dan kisah.
c. Ilmu Bahasa yang berupa nahwu, shorof dan lainnya.
d. Ilmu filsafat yang berupa astronomi, berhitung, kimia, mantiq, dan kedokteran.
e. Ilmu kimia, kedokteran dan astrologi. Al-Haris bin Kaladah tercatat sebagai orang
pertama dalam sejarah dunia bidang ilmu ini, beliau berasal dari kota Thaif.
f. Seni rupa yang berupa dekorasi orang arab yang membawa dampak dekorasi islam
menggunakan tanaman atau garis geometris.
g. Musik yang berkembang pesat pada pemerintahan Yazid bin Muawiyyah.13
KESIMPULAN
Bani Umayyah adalah salah satu penguasa Muslim yang mengubah system pemerintahan
demokratis menjadi monarki atau system pemerintahan kerajaan, Kekaisaran Umayyah tidak
dilestarikan dengan pemilihan atau suara terbanyak yang dilakukan oleh pemimpin sebelumnya
yaitu Khilafah ur rasyidin. Meskipun Bani Umayyah tetap ada menggunakan istilah Khalifah
tetapi mereka menawarkan interpretasinya sendiri untuk menghormati posisi mereka. Mereka
menyebutnya "khalifah Allah" Dalam arti seorang “penguasa” yang ditunjuk oleh Tuhan.
pemerintahan bani Umayyah berlangsung selama 91 tahun dengan 14 orang khalifah ,Kemajuan
besar yang dibuat pada masa bani Umayyah. Diantaranya perluasan wilayah, Kebijakan
pemerintah, militer, ekonomi, pendidikan dan Sains dan perkembangan bahasa arab. dan banyak
perkembangan lainnya yang tidak disebutkan dalam jurnal ini. Namun setelah itu bani Umayyah
mengalami kemunduran dan kehancuran salah satunya disebabkan karena kualitas para khalifah
yang tidak bisa memikul beban kenegaraannya.
DAFTAR PUSTAKA
A.Syalabi, (2000) Sejarah dan Kebudayaan Islam I, (Jakarta: Al-Husna Zikra), cetakan IV.
Jabir Muh, “Dinasti Bani Umayyah di suryah”, Jurnal Hunafa Volume 4, No.3 (September, 2007), h.271-
280
Latif, Abdussyafi Muhammad Abdul, (2016) Bangkit dan Runtuhnya Khalifah Bani Umayyah, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.
Yatim Badri, (2020) Sejarah Peradaban Islam II, (Jakarta: Rajawali Pres).
Zubaidah Siti, (2016) Sejarah Peradaban Islam, (Medan: Perdana Publishing,), cetakan pertama.
Maidir Harun, Firdaus Agung, (2001) Sejarah Peradaban Islam, (Padang IAIN IB Press).
Anwar, Ahmad Masrur. (2015) “pertumbuhan dan perkembangan Pendidikan islam pada masa bani
umayyah”, Jurnal Tarbiya Volume 1.
13
Pudjiani, Tatik, Bagus mustakim, “Pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas 8”, h.157.
9
Alya Anisyah, Fatkhiyyah, Nurul Amni
Mansur, Fadlil Munawwar. “pertumbuhan dan perkembangan budaya arab pada masa dinasti
umayyah.”. 2003. Humaniora Volume XV.
Nasution, Harun, (1985) “Islam ditinjau dari berbagai aseknya jiid 1”, Universitas Indonesia Press:
Jakarta.
Niswah, choirun, (2015) “Pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin dan bani umayyah.”. Tadrib
volume I.
Pudjiani, Tatik, Bagus Mustakim. (2019) “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 7”, Direktorat jendral
Pendidikan islam kementrian agama RI: Jakarta.
10