Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

“DINASTI ABBASIYAH: PEMBENTUKAN, KEMAJUAN


DAN
KEMUNDURAN”

Oleh :

ASMIRAWATI

80100221173

SHI 4

JURUSAN DIRASAH ISLAMIYAH

KONSENTRASI SYARIAH /HUKUM

ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Muawiyah adalah pendiri Dinasti Umayyah, ia merupakan putra dari Abu
Sufyan Bin Harb Bin Umayyah Bin Abdu Syam Bin Abdu Manaf. Sebagai
keturunan dari Abdu Manaf, Muawiyah memiliki hubungan kerabat dengan
Nabi Muhammad SAW. Ia masuk islam pada hari penaklukan kota Makkah
(Fathul Makkah) dengan penduduk lainya. Ketika itu Muawiyah berusia 23
Tahun. 1
Dinasti Umayyah berkuasa selama 91 tahun ( 41-132 H / 661-750 ).
Dengan 14 orang khalifah yang dimualai dengan Umayyah Bin Abu Sufyan
dan di akhiri oleh Marwan bin Muhammad. Pada awalnya pemerintahan Bani
Umayyah bersifat demokrasi lalu berubah menjadi feodal atau kerajaan. Pusat
pemerintahanya berpusat di Damaskus, hal ini di maksudkan agar lebih mudah
dalam memerintah, karena Muawiyyah sudah begitu lama memegang
kekuasaan
di wilayah tersebut serta ekspansi teritorial sudah begitu luas.2
Muawiyah dalam kepemimpinanya lebih banyak mengadopsi sistem
kerajaan Persia dan Romawi, cenderung otoriter, dan keputusanya ada pada
pemimpin (khalifah). Menjelang hari hayatnya, ia menujuk anaknya yang
bernama Yazid, untuk menjadi penggantinya. Dan ia meminta seluruh rakyat
untuk mengikuti dan menaatinya. Demikian pula pada tahap selanjutnya setiap
pergantian kekuasaan dilakukan secara turun-temurun.3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah?
2. Bagaimana bentuk pemerintahan Dinasti Abbasiyah?
3. Apa Kemajuan yang telah di capai oleh Dinasti Abbasiyah?

1
Prof.DR.H. Samsul Nizar, M.Ag. Sejarah Pendidikan Islam.Prenada Media Group,
Jakarta, 2009, hlm. 56
2
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, Pustaka Al-Husna, Jakarta, 1982,
hlm 30-31.
3
Drs. Mahrus As’ad, Sejarah Kebudayaan Islam, Erlangga, 2009, hlm 62
4. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa dinasti Abbasiyah?
5. Bagaimana proses kemunduran Dinasti Abbasiyah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Umayyah
2. Untuk mengetahui bentuk pemerintahan Dinasti Umayyah
3. Untuk Mengetahui Kemajuan yang telah di capai oleh Dinasti Umayyah
4. Untuk mengetahui peradaban Islam pada masa dinasti umayyah
5. Untuk Mengetahui proses keruntuhan Dinasti Umayyah
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah


Sejarah berdirinya Daulah Umayyah dari nama Umayyah Bin Abdi Syams
Bin Abdi Manaf, Yaitu salah seorang dari pemimpin kabilah Quraisy pada zaman
Jahiliah. Bani Umayyah Baru masuk agama Islam setelah mereka tidak
menemukan jalan lain selain memasukinya, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW
beserta beribu- ribu pengikutnya yang benar-benar percaya terhadap kerasulan dan
kepemimpinan yang menyerbu masuk ke dalam Kota Makkah. Memasuki tahun
ke 40 H/660 M, banyak sekali pertikaian politik di kalangan umat islam,
puncaknya adalah ketika terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi thalib oleh Ibnu
Muljam.
Setelah Khalifah terbunuh, kaum muslimin di wilayah Irak mengangkat Al-
Hasan putra tertua Ali sebagai Khalifah yang sah. Sementara itu Muawiyah
sebagai Gubernur Provinsi Suriah juga menobatkan dririnya sebagai khalifa.
Namun karena Hasan ternyata lemah sementara Muawiyah bin Abu Sufyan
bertambah kuat, maka Hasan bin Ali menyerahkan pemerintahannya kepada
Muawiyah bin Abi Sufyan. Muawiyah sebagai pendiri Dinasti Umayyah adalah
Putra Abu Sufyan, seorang pemuka Quraisy yang menjadi musuh Nabi
Muhammad Saw. Muawiyah dan keluarga keturunan Bani Umayyah memeluk
Islam pada saat terjadi penaklukan kota Makkah. Nabi pernah mengangkatnya
sebagai sekretaris pribadi Nabi berkenan menikahi saudaranya yang perempuan
yang bernama Umi Habibah.
Karier politik Muawiyah mulai meningkat pada masa pemerintahan Umar Bin
Khattab. Setelah kematian Yazid Bin Abu Sufyan pada peperangan Yarmuk,
Muawiyah diangkat menjadi kepala di sebuah Kota di Syria. Kerena keberhasilan
kepemimpinannya, tidak lama kemudian dia diangkat menjadi Gubernur Syria
Oleh Khalifa Umar. Muawiyah selama menjabat sebagai Gubernur Syria, giat
melancarkan perluasan wilayah kekuasaan Islam sampai perbatasan wilayah
kekuasaan Bizantine. Pada masa pemerintahan Khalifa Ali untuk
mempertahankan kedudukannya sebagai Gubernur Syria. Sejak saat itu Muawiyah
mulai berambisi untuk menjadi khalifa dengan mendirikan dinasti Umayyah.
B. Bentuk-bentuk Dinasti Umayyah
Setelah Muawiyah memindahkan pusat pemerintahan dari kota Madinah ke
Damaskus, maka pemerintahan Muawiyah berubah bentuk dari Theo-Demokrasi
menjadi monarki (kerajaan/dinasti) hal ini berlaku semenjak ia mengangkat
putranya Yazid sebagai putra mahkota. Kebijakan yang dilakukan oleh Muawiyah
ini dipengaruhi oleh tradisi yang terdapat dibekas wilayah kerajaan Bizantium
yang sudah lama dikuasai oleh Muawiyah, semenjak dia diangkat menjadi
Gubernur oleh Umur Bin Khattab di Suriah.
Setelah Muawiyah meninggal dunia orang-orang keturunan Umayyah
mengangkat Yazid bin Muawiyah menjadi Khalifah sebagai pengganti ayahnya.
semenjak itu sistim pemerintahan Bani Umayyah memakai sistim turun-temurun
sampai kepada Khalifah Marwan bin Muhammad. Marwan bin Muhammad tewas
dalam pertempuran melawan pasukan Abdul Abbas As-Safah dari Bani Abas pada
tahun 750 M. dengan demikian berakhir Dinasti Bani Umayyah dan diganti oleh
Dinasti Bani Abbas setelah memerintah lebih kurang 90 tahun.
Atas perubahan bentuk pemerintahan dari demokrasi ke monarki, menimbulkan
pertentangan dua tokoh, yakni Husen bin Ali dengan Abdullah bin Zuber sehingga
membuat Husen dan Abdullah meninggalkan kota Madinah. Adapun khalifah-
khalifah terbesar Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sofyan (661-680 M),
Abd Al-Malik bin Marwan (685-750 M), Al-Walid bin Abdul Malik (705-715),
Umar bin Abdul Azis (717-720 M), Hasyim bin Abdul Malik (720-743 M),
puncak kejayaan Dinasti Bani Umayyah terjadi pada masa Umar bin Abdul Aziz
(717-720 M), setelah itu merupakan masa keruntuhannya.

C. Kemajuan yang Dicapai oleh Dinasti Umayyah

Masa Dinasti Umayyah berlangsung selama 91 tahun dengan 14 orang


khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada masa Dinasti ini. Dalam bidang
administraasi misalnya, telah terbentuk berbagai lembaga administrasi
pemerintahan yang mendukung tampuk kepemimpinan Dinasti Umayyah. Banyak
kebijaksanaan yang dilakukan pada masa ini, antara lain yaitu :
1. Pemisahan kekuasaan. Terjadi dikotonomi antara kekuasaan agama dan
kekuasaan politik.

2. Pembagian wilayah. Wilayah kekuasaan terbagi dalam 10 provinsi, yaitu :


Syiria dan Palestina, Kuffah dan Irak, Basrah, Persia, Sijistan, Khurasan,
Bahrain, Oman, Najd dan Yamamah, Arenia, Hijaz, Karman dan India,
dll.

3. Bidang administrasi pemerintahan. Organisasi tata usaha negara terpecah


ke dalam bentuk dewan. Departemen pajak dinamakan dengan Dewan Al-
Kharaj, departemen pos dinamakan Dewan rasail,departemen yang
menangani kepentingan umum dinamakan dengan dewan musghilat,
departemen dokumen negara dinamakan dengan Dewan Khatim.

4. Organisasi keuangan. Masih terpusat pada baitulmaal yang asetnya


diperoleh dari pajak tanah, perorangan bagi non muslim. Pencetakan uang
dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik ibn Marwan.

5. Organisasi ketentaraan. Umumnya orang Arab atau keturunan Arab


yang boleh menjadi tentara.

6. Bidang sosial dan budaya.

7. Bidang seni dan sastra. Yang berkembang hanya seni ukir dan pahat, terlihat
pada kaligrafi sebagai motifnya.

Disamping melakukan ekspansi teritorial, pemerintah dinasti Umayyah


juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Di antara ilmu yang
berkembang pada masa ini adalah :
1. Ilmu agama, seperti : al-Qur’an, Hadits, dan Fiqih. Proses pembukuan hadits
terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz ( 99-10 H ) sejak saat
itulah hadits mengalami perkembangan pesat.
2. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang
perjalanan hidup, kisah dan riwayat Ubaid ibn Syariyah Al- Jurhumi
berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
3. Ilmu pengetahuan di bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang
mempelajari bahasa, nahu, saraf, dll.
4. Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari
bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu
yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.4

D. Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umayyah


Peninggalan peradaban islam pada masa Dinasti Umayyah ada yang
berbentuk fisik (bangunan-bangunan , sarana-sarana umum, dan sebagainya) dan
nonfisik (intelektual dan ilmu pengetahuan). Dibawah ini akan dijabarkan
beberapa peninggalan yang ada yaitu sebagai berikut :
1. Perkembangan bangunan berupa fisik
Pada aspek pembangunan fisik banyak di bangun jalan-jalan dan pasar. Bidang
pertanian juga dibangun, irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Andalusia
yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder,
saluran tersier, dan jembatan-jembatan air yang didirikan. Beberapa kota
dibangun, diantaranya kota-kota terkenal sebagai berikut :
a. Koredova
Kota ini terletak di sebelah selatan lereng gunung Sierre de Cordova dan di tepi
sungai Guadalquivir. Sebelum spanyol ditaklukan oleh tentara islam tahu 117 M,
kordova adalah ibu kota kerajaan Kristen Visigoth, sebelum pindah ke Toledo.
Pada tahun 756 M, kota ini menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan Bani
Umayyah di Spanyol, setelah Bani Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan Bani
Abbas tahun 750 M. Sebagai ibu kota pemerintahan, koredova di masa Bani
Umayyah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak bangunan baru
yang didirikan seperti istana dan masjid-masjid serta sebuah jembatan dengan
gaya arsitektur islam yang mempunyai 16 lengkungan dengan gaya romawi,
menghubungkan kordova dengan daerah pinggiran di seberang sungai. Pada
zaman pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol, kordova menjadi puasat ilmu

4
Prof.DR.H. Samsul Nizar, M.Ag. Sejarah Pendidikan Islam. Prenada Media Group, Jakarta,
2009, hlm. 58-59
pengetahuan. Di kota itu berdiri Universitas kordova, banyak ilmuwan dari dunia
islam bagian timur tertarik untuk mengajar di Universitas ini.
b. Granada
Kota granada terletak ditepi sungai genil di kaki gunung Sierra Nevada,
berdekatan dengan pantai laut Mediterania ( laut tengah ). Pada abad ke-12,
Granada menjadi kota terbesar kelima di Spanyol. Kota ini di kelilingi oleh
tembok. Struktur penduduknya terdiri atas campuran dari berbagai bangsa
terutama Arab, Barbar, dan Spanyol yang menganut tiga agama besar yaitu islam,
Kristen, dan Yahudi. Sejak abad ke-13, Granada diperintah oleh Dinasti Nasrid
selama kurang lebih 250 tahun. Pada masa itulah dibangun sebuah istana indah
dan megah yang terkenal dengan nama istana Al-Hambra, yang berrti merah.
Granada terkenal dengan tembok dan 20 menara yang mengitarinya. Pada masa
pemerintahan Muhamad ( 1354-1391 M ), Granada mencapai puncak kejayaanya,
baik dalam arsitektur maupun bidang politik.

2. Perkembangan nonfisik

a. Kemajuan-kemajuan yang dicapai dibidang politik


Kemajuan islam di Andalusia sangat ditentukan oleh adanya penguasa-
penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-
kekuatan umat islam, seperti abd al-Rahmanal-Dakhil, abd al-Rahman al-Wasith,
abd al-Rahman al-Nashir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh
kebijaksanaan penguasa-penguasa lainya yang memelopori kegitan-kegiatan
ilmiah. Toleransi beragama ditegakan oleh para penguasa terhadap penganut
agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan
peradaban Arab islam di Andalusia. Untuk orang Kristen dan yahudi disediakan
hakim khusus untuk menangani masalah-masalah sesuai dengan agama masing-
masing. Hal ini menunjukan bahwa meskipun umat islam terpecah dalam
beberapa kesatuan politik tetapi mereka dapat bekerjasama dan menyumbangkan
kelebihanya masing- masing.
b. Kemajuan-kemajuan yang dicapai dibidang ilmu pengetahuan
Dalam masa lebih dari tujuh tahun abad kekuasaan Bani Umayyah, umat islam
telah mencapai kejayaan yang luar biasa sehingga membawa dampak terhadap
kemajuan di belahan dunia lainya. Kemajuan-kemajuan tersebut sebagai berikut :
1. Kemajuan intelektual
Andalusia adalah negeri yang subur. Kesuburanya itu mendatangkan
penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada giliranya banyak menghasilkan
pemikir. Masyarakat Andalusia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri atas
komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang
Andalusia yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika
Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang
menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada pengusaha Islam untuk dijadikan
tentara bayaran
), dll. Semua komunitas itu, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya
lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan
pembangunan fisik di Andalusia.
2. Kemajuan dibidang filsafat
Islam di Andalusia telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian
dalam bentengan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang
dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12 M. Minat,
terhadap ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9
M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn abd
al-Rahman ( 832-886 ).
a) Kemajuan dalam bidang agama islam, misalnya : Ilmu qiraat, Ilmu tafsir,
Ilmu hadits, Ilmu nahwu dan syaraf, Ilmu tarikh.

b) Kemajuan bidang sains, yaitu : Ilmu kimia, Ilmu kedokteran, Ilmu bumi,
Ilmu astronomi.

c) Bidang seni yaitu cabang-cabang seni yang berkembang pada masa Dinasti
Umayyah adalah: Seni sastra, Seni lukis, Seni ukir, Seni pahat, Seni suara,
Seni pidato, Seni insya (seni mengarang surat ).
E. Kemunduran Dinasti Umayyah
Sepeninggal Umar bin Abdul-Aziz, kekuasaan Umayyah dilanjutkan oleh
Yazid bin Abdul-Malik. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketenteraman
dan kedamaian, pada masa itu berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan
kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap
pemerintahan Yazid bin Abdul Malik cenderung kepada kemewahan dan kurang
memperhatikan kehidupan rakyat. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa
pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin Abdul-Malik. Bahkan pada masa
ini muncul satu kekuatan baru dikemudian hari menjadi tantangan berat bagi
pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim
yang didukung oleh golongan mawali.
Setelah Hisyam bin Abdul-Malik wafat, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang
tampil berikutnya bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini semakin
memperkuat golongan oposisi. Dan akhirnya, pada tahun 750 M, Daulah
Umayyah digulingkan oleh Bani Abbasiyah yang merupakan bagian dari Bani
Hasyim itu sendiri, di mana Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani
Umayyah, walaupun berhasil melarikan diri ke Mesir, namun kemudian berhasil
ditangkap dan terbunuh di sana. Namun, salah satu penerus Bani Umayyah yang
bernama Abdurrahman Ad-dakhil dapat meloloskan diri pada tahun 755 M.
Ia dapat lolos dari kejaran pasukan bani Abbasiyah dan masuk ke Andalusia
(Spanyol). Di Spanyol sebagian besar umat Islam di sana masih setia dengan Bani
Umayyah. Ia kemudian mendirikan pemerintahan sendiri dan mengangkat dirinya
sebagai amir (pemimpin) dengan pusat kekuasaan di Cordoba. Kematian Marwan
bin Muhammad menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di timur
(Damaskus) yang digantikan oleh Daulah Abbasiyah, dan dimulailah era baru
Bani Umayyah di Al-Andalus.5

5
Tatang Ibrahim, sejarah kebudayaan islam, Cv. Armico, Bandung, 2009, hlm. 82-86
BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan
Muawiyah adalah pendiri Dinasti Umayah, ia merupakan putra dari Abu
Sufyan ibn Harb ibn Umayyah ibn Abdu Syam ibn Abdu Manaf. Sebagai
keturunan dari Abdu Manaf, Muawiyah memiliki hubungan kerabat dengan nabi
Muhammad SAW. Dan masa Dinasti Umayyah berlangsung selama 91 tahun
dengan 14 orang khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada masa Dinasti
ini yakni dalam bidang administrasi. Serta peninggalan peradaban islam pada
masa Dinasti Umayyah ada yang berbentuk fisik (bangunan-bangunan , sarana-
sarana umum, dan sebagainya) dan nonfisik (intelektual dan ilmu pengetahuan).

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan dan kesempurnaan di masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Syalabi, Ahmad. 1982. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2. Jakarta : Pustaka al-
Husna.

Nizar, Samsul. 2009. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Prenada Media Group.
As’ad, Mahsur. 2009. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung : Erlangga.
Ibrahim, Tatang. 2008. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung : Cv. Armico.

Internet:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Umayyah

https://doc.lalacomputer.com/makalah-dinasti-bani-umayyah/

Anda mungkin juga menyukai