Anda di halaman 1dari 27

i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang besar yang diperpanjang perjalanan telah berkali-
kali menorehkan catatan dengan tinta emas bagi kemajuan dunia. Namun
disamping kesuksesan tersebut, Islam telah berkali-kali pula berada dalam periode
kelam seperti masa transisi kekuasaan dari khulafa urrasyidin ke dinasti Umayyah
yang diwarnai perang “saudara” siffin, peralihan dari dinasti Umayyah ke dinasti
Abbasiyah yang berujung dengan pembantaian keluarga khalifah dari Bani
Umayyah.Tercatat dalam sejarah bahwa dinasti Bani Abbasiyah yang memerintah
setelah Dinasti Bani Umayyah adalah dinasti terlama dalam sejarah peradaban
Islam – sekitar lebih dari 5 (lima) abad- juga dinasti ini pula yang mengantarkan
peradaban Islam pada masa golden agenya.

Pada tahun 1250-1500 M, merupakan babak di mana umat Islam yang berada
di sekitar Timur Tengah mendapat berbagai cobaan baik dari dalam maupun dari
luar. Dari luar misalnya serangan dari Timur Lenk dan juga Hulagu Khan yang
kesemuanya merupakan satu keturunan yaitu bangsa Mongol. Dari dalam atau
intern yaitu merupakan masa disintegrasi, konflik antara sunni dan syi’ah yang
semakin menajam serta munculnya gerakan-gerakan fanatik terhadap bangsa
Arab.

Akan tetapi berlainan dengan apa yang terjadi di kawasan Afrika Utara atau
Mesir, Dinasti Mamalik yang berkuasa di sana berhasil berhasil selamat dari
serangan-serangan dari bangsa Mongol. Sehingga peradaban Islam yang mungkin
terputus karena saat itu Baghdad yang merupakan pusat peradaban Islam telah
dihancurkan oleh bangsa Mongol, dapat terus berkembang walaupun di tempat
yang berbeda. Penyebabnya adalah banyak ilmuwan yang melarikan diri ke Mesir
dan di sana pemerintah yang berkuasa juga memperhatikan perkembangan ilmu
pengtahuan dan sebagainya. Dengan demikian perkembangan peradaban dari
masa periode klasik tidak terputus dan terus berlanjut oleh dinasti Mamluk di
Mesir.

Kemunduran umat Islam tersebut banyak memotivasi gerakan-gerakan


yang mencoba merobohkan Islam. Mereka mencoba memasukkan budaya-budaya
mereka kedalam dunia umat Islam sehingga banyak umat islam yang terpengaruh
dan mengikuti arus yang menjadikan umat Islam semakin terpuruk. Melihat
keadaan ini para ulama tergugah untuk membuat suatu pergerakan demi
kebebasan Islam. Mereka mencoba mengembalikkan semangat dunia Islam degan
berbagai cara dan metode mereka masing-masing. Yang intinya yaitu melakukan
kebangkitan islam.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sebab kemajuan islam?
2. Apa sebab-sebab kemunduran islam?
3. Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh untuk menuju kejayaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat memahami zaman-zaman kejayaan islam pada zaman pertengahan.
2. Mengetahui sebab-sebab dari kemunduran islam.
3. Dapat membuat sebuah langkah-langkah untuk menuju kembali kejayaan
islam pada masa modern ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Zaman Kemajuan Islam


Ada beberapa langkah-langkah awal yang dilakukan oleh pendiri khalifah
Abbasiyah dalam menata pemerintahannya. Salah satunya adalah melakukan
penataan internal dan eksternal. Dibidang internal Abbasiyah membangun ibu kota
baru, menata sumber penghasilan Negara, membentuk Biro – Biro, Membangun
sistem organisasi militer, menciptakan administrasi wilayah pemerintahan dan
memberangus dominasi Arab di posisi pemerintahan strategis dan menggantinya
dengan profesionalisme serta perluasan fungsi jawatan pos menandai adanya
perubahan dalam tata pemerintahan yang ideal. Sementara dibidang eksternal
mereka membangun hubungan internasional dan melakukan ekspansi wilayah.
Sebagaimana kita ketahui, puncak masa keemasan Islam terjadi pada masa Al-
Mansur, al Mahdi, al-Hadi, Harun al Rasyid, al Makmun, al Mu’tasim al Wathiq
serta al Mutawakkil. Konsep konsep pemerintahan dari Persia juga diadopsi
beberapa khalifah Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan wanita –
wanita Persia. Perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-
Makmun. Pada masa ini pula tata pemerintahan Islam tak lagi menjadi monopoli
orang arab. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar Arab,
yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini terbukti dengan masuknya orang
–orang Turki dan Persia.

Pembentukan ibukota baru yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan,


administrasi dan meliter serta lalu lintas ekonomi. Al-Mansur memilih Baghdad
sebagai Ibu kota, tempat tersubur di Iraq yang memperoleh pengairan dari sungai
Tigris dan Euphrate. Perlu diketahui pada masa Bani Umayyah ibukota
pemerintahan berpusat di Damaskus. Pada perkembangannya kota Baghdad menjadi
kota bercorak kosmopolitan dengan penduduk beragam suku, etnis agama dan
profesi. Selain itu Baghdad menjadi lalu lintas perdagangan internasional.
Pada paruh pemerintahan, dibawah kepemimpinan al-Mansur, Dinasti Abbasiyah
melakukan perubahan visi pemerintahan khalifah dari otoritas penuh khalifah
menjadi tugas seorang perdana menteri. Yang membawahi kepala – kepala
departemen. Beberapa departemen dibawah wazir masing – masing adalah ;
Departemen keuangan, Departemen Kehakiman, Departemen Perhubungan. Adapun
urusan sekretriat negara dipimpin seorang Raisu al Kuttab yang membawahi ;
Sekretaris Urusan Surat Menyurat, Sekretaris Urusan Keuangan, Sekretaris Urusan
Tentara, dan Sekretaris Urusan Kehakiman. Orang pertama yang menjabat posisi
wazir adalah Khalid bin Barmak asal Balkh (Bachtral) Persia.
Perkembangan lainnya terlihat pada serangkaian ekspansi wilayah kekuasaan ke
Bizantium. Al- Mahdi adalah khalifah Abbasiyah pertama yang mengumandangkan
perang melawan Bizantium, memulai serangan dan sukses brilian. Pada 782 pasukan

3
Arab, mencapai Bosporus dan memaksa Ratu Irene berdamai dengan membayar
upeti sebesar 70-90 ribu dinar. Selama ekspedisi inilah harun memperlihatkan
kepiawaiannya, sehigga ayahnya memberi gelar al-Rasyid dan mengangkatnya
sebagai pewaris Musa al-Hadi saudaranya. Kemudian Harun melanjutkan
serangkaian ekspansi wilayah ke Asia Kecil, Heraklea, dan Tyna.
Dinasti Abbasiyah terus berupaya memajukan Islam dengan membangun hubungan
internasional pada masa Harun al-Rasyid. Diantaranya menjalin hubungan dengan
Charlemagne. Dari hubungan ini Harun berkepentingan untuk menghadapi
saingannya,Bani Umayyah, di Spanyol. Menurut Richard Coke sebagai mana dikutip
Syalabi, pemerintahan Abbasiyah disegani di dalam maupun di luar negeri.

2.1.1. Masa Kekhalifahan Rasyidah


Khilafah Rasyidah merupakan pemimpin umat Islam setelah
NabiMuhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar,
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun pada Tahun 634 M ia
meninggal dunia, kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu Bakar
sebagaimana pada masa Rasulullah yaitu bersifat sentral, kekuasaan eksekutif,
legislatif dan yudikatif tepusat ditangan khalifah. Setelah menyelesaikan
urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan keluar
Arabia. Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam
sedang mengancam Palestina, Irak dan kerajaanHirrah, ia diganti oleh “tangan
kanan”nya Umar bi Khattab.

Di zaman Umar gelombang (perluasan daerah kekuasaan) ekspansi


pertama terjadi, ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635M dan  setahun
kemudian, setelah tentara Bizantium kalah dipertempuran Yarmuk, seluruh
daerah Syria jatuh kebawah kekuasaan Islam.

Karena peluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur


administrasi Negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang
terutama di Persia. Umar memerintah selama 10 tahun (13-23H/634-644M)
masa jabatanya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak
dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah dia menunjuk enam orang sahabat dan
meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya untuk
menjadi seorang khalifah. keenam orang sahabat tersebut adalah Usman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair, Sa’ad abi Waqqas, Abdurahman
bin Auf. Yang kemudian terpilih sebagai Khalifahselanjutnya adalah Usman
bin Affan.

Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paruhterakhir


masa khalifahannya, muncul persaan tidak puas dan kecewadikalangan
sebagian kecil umat Islam terhadapnya. Akhirnya, pada tahun 35H /655 M.
Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang kecewa

4
tersebut. Pada masa pemerintahannya, Usman berjasamembangun bendungan
untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-
kota.

2.1.2. Masa Kekhalifahan Bani Umayyah

Kemajuan Islam di masa Daulah Umayyah  meliputi berbagai


bidang,yaitu politik, ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, seni dan budaya.
Diantaranya yang paling spektakuler adalah bertambahnya pemeluk
AgamaIslam secara cepat dan meluas. Semakin banyaknya jumlah kaum
Muslimin ini terkait erat dengan makin luasnya wilayah pemerintahan Islam
pada waktu itu. Pemerintah memang tidak memaksakan penduduk setempat
untuk masuk Islam, melainkan mereka sendiri yang dengan rela hati tertarik
masuk Islam. Akibat dari makin banyaknya orang masuk agama Islam tersebut
maka pemerintah dengan gencar membuat program pembangunan Masjid di
berbagai tempat sebagai pusat kegiatan kaum Muslimin.

Pada masa Khalifah Abdul Malik, masjid-masjid didirikan di berbagai


kota besar. Selain itu, beliau juga memperbaiki kembali tiga Masjid utama
umat Islam, yaitu Masjidil Haram (Mekkah), Masjidil Aqsa (Yerusalem) dan
Masjid Nabawi (Madinah). Al-Walid, Khalifah setelah Abdul Malik yang ahli
Arsitektur, mengembangkan Masjid sebagai sebuah bangunan yang indah.

Perkembangan lain yang menggembirakan adalah makin


meluasnya pendidikan Agama Islam.Sebagai ajaran baru, Islam sungguh mena
rik minat penduduk untuk mempelajarinya. Masjid dan tempat tinggal ulama
merupakan tempat yang utama untuk belajar agama. Bagi orang
dewasa, biasanya mereka belajar tafsir Al-Quran, hadist, dan sejarah Nabi
Muhammad SAW. Selain itu, filsafat juga memiliki penggemar yang tidak
sedikit. Adapun untuk anak-anak, diajarkan baca tulis Arab dan hafalan Al-
Quran dan Hadist. Pada masa itu masyarakat sangat antusias dalam usahanya
untuk memahami Islam secara sempurna. Jika pelajaran Al-Quran,hadist, dan
sejarah dipelajari karena memang ilmu yang pokok untuk memahami ajaran
Islam, maka filsafat dipelajari sebagai alat berdebat dengan orang-orang
Yahudi dan Nasrani yang waktu itu suka berdebat menggunakan ilmu filsafat.
Sedangkan ilmu-ilmu lain seperti ilmu alam, matematika, dan ilmu sosial
belum berkembang. Ilmu-ilmu yang terakhir ini muncul dan berkembang
dengan baik pada masa dinasti Bani Abbasiyah maupun Bani Umayyah
Spanyol.

2.1.3. Masa Kekhalifahan Bani Abbasiyah


Peradaban dan kebudayyan Islam berkembang dan tumbuh
mencapaikejayaan pada masa Bani Abbasiyah. Hal tersebut dikarenakan pada
masaini Abbasiyah lebih menekankan pada perkembangan peradaban

5
dankebudayaan Islam dari pada perluasan wilayah. Disinilah letak
perbedaan pokok dinasti Abbasiyah dengan dinasti Umayyah.

Puncak kejayaan dinasti Abbasiyah terjadi pada masa khalifah Harun


Al- Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Makmun (813-833 M). Ketika Al-
Rasyid memerintah, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah,
keamanan terjamin walaupun ada juga pemberontakan dan luas wilayahnya
mulai dari Afrika Utara sampai ke India.

Lembaga pendidikan pada masa Bani Abbasiyah mengalami


perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat,hal ini sangat ditentukan oleh
perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah
berlaku sejak Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa pengetahuan, selain itu
juga ada dua hal yang tidak terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan yaitu :

a) Terjadinya asimilasi antara bahasa Arab dengan bahasa bangsa lain


yang telah lebih dulu mengalami kemajuan dalam bidang
ilmu pengetahuan. Pada masa Bani Abbas, bangsa-bangsa non-
Arab banyak yang masuk Islam. Asimilasi berlangsung secara
efektif dan bernilai guna. Bangsa-bagssa itu memberi saham tertentu
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Pengaruh Persia
sangat kuat dalam bidang ilmu pengetahuan. Disamping itu,
bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat,
dan sastra. Pengaruh India terlihat dari bidang kedokteran, ilmu
matematika, dan astronomi. Sedangkan pengaruh Yunani terlihat 
dari terjemahan terjemahan di berbagai bidang ilmu, terutama
Filsafat.
b) Gerakan penerjemahan berlangsung selama tiga fase. Fase
pertama,  pada  masa  khalifah  Al-Mansyur  hingga  Hasrun  Al-
Rasyid. Pada faseini yang banyak diterjemah adalah buku-buku
dibidang ilmu Astronomi dan Mantiq. Fase kedua terjadi pada masa
khalifah Al-Makmun hinggatahun 300 H. Buku-buku yang banyak
diterjemah adalah bidang filsafat,dan kedokteran. Dan pada fase
ketiga berlangsung setelah tahun 300 H,terutama setelah adanya
pembuatan kertas. Selanjutnya bidang-biadang ilmu yang
diterjemahkan semakin meluas

Di zaman Khalifah Harun al- Rasyid (786-809 H) adalah zaman


yanggemilang bagi Islam. Zaman ini kota baghdad mencapai puncak
kemegahannya yang belum pernah dicapai sebelumnya, Harun sangat
cinta pada sastrawan, ulama, Filosof yang datang dari segala penjuru ke
Baghdad. Salah satu pendukung utama tumbuh pesatnya ilmu pengetahuan
tersebut adalah didirikannya pabrik kertas di Baghdad. Orang Islam pada

6
awalnya membawa kertas dari Tiongkok, usaha pembuatan kertas erat
kaitannya dengan perkembangan Universitas Islam.

Adapun ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Bani


Abbasiayah di antaranya adalah sebagai berikut :

a) Ilmu Kedokteran

Pada mulanya Ilmu Kedokteran telah ada pada saat


BaniUmayyah, ini terbukti dengan adannya sekolah tinggi
kedokteranYundisapur dan Harran. Dinasti Abbasiyah telah banyak
melahirkandokter terkenal, salah satunya yaitu Ibnu Rusyd (520-595
M) terkenalsebagai dokter perintis dibidang penelitian pembuluh
darah dan penyakit cacat.

b) Ilmu Matematika

Terjemahan dari bahasa asing ke bahasa Arab menghasilkankarya


dibidang matematika. Diantara ahli matematika islam yangterkenal
adalah Al-Khawarizmi, adalah seorang pengarang kitab Al-
Jabar wal Muqabalah (ilmu hitung) dan penemu angka Nol.
Tokohlainnya adalah Abu Al-Wafa Muhammad Bin Muhammad
Bin IsmailBin Al-Abbas terkenal sebagi ahli ilmu matematika.

c) Ilmu Farmasi

Diantara ahli farmasi pada masa Bani Abbasiyah adalah


IbnuBaithar, karyanya yang terkenal adalah Al-Mughni (berisi
tentang obat-obatan), jami’ al-mufradat al-adawiyah (berisi tentang
obat-obatan danmakanan bergizi). Dan masih banyak lagi ilmu yang
berkembang pada masa BaniAbbasiyah berkuasa, hal ini terlihat
bahwa saat Khalifah Al-Mustansir(1226-1242 M) memerintah ia
mendirikan Universitas Mustansiriah diBaghdad yang dapat
dibanggakan karena telah mampu melampauiUniversitas di Eropa.

2.1.4. Faktor-Faktor Kemajuan Islam

Semua capaian-capain diatas secara tidak langsung menjadi faktor awal


berkembangannya Ilmu pengetahuan dan Filsafat. Adapun faktor-faktor Yang
Mendorong Kebangkitan Filsafat Dan Sains yang lain adalah :

1) Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang


lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Berkat keberhasilan penyebaran Islam keberbagai wilayah yang baru, Islam
bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang memiliki khazanah
pengetahuan yang baru pula dan ini bertemu dengan semangat Umat Islam

7
yang terdorong ajaran agamanya untuk mencari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dari manapun.
2) Pluralistik dalam pemerintahan dan politik
Untuk mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang
berbeda dengan Dinasti Umayyah. Dinasti Abbasiyah sangat berbeda
Dinasti Umayyah yang sangat bercorak ke Araban. Beberapa hal yang
dilakukan oleh al-Mansur antara lain dengan memasukkan orang-orang
Persia dalam struktur pemerintahan, seperti menerapkan sistem administrasi
pemerintahan Persia dan mengangkat Khalid bin Barmak sebagai wazir-
yang kemudian menjadi salah satu tokoh dalam perkembangan ilmu
pengetahuan di Bani Abbas-, menjadi guru bagi Harun al-Rasyid bahkan dia
mengawini perempuan Persia dan memiliki keturunan khalifah yang
mempunyai perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Konsep konsep
pemerintahan ala Persia juga diadopsi beberapa khalifah Abbasiyah dengan
cara melakukan kawin silang dengan wanita – wanita Persia (shi’i).
Perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-Makmun.
Pada masa ini pula tata pemerintahan Islam tak lagi menjadi monopoli
orang arab. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar
Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini terbukti dengan
masuknya orang – orang Turki dan Persia.
3) Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik
Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk
pembangunan di sektor Sosial dan Pendidikan. Seperti pengadaan sarana
belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan
oleh Harun al-Rasyid pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Ma’mun,
khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan,
kehidupan intelektual serta kebudayaan.
4) Gerakan Penterjemahan
Gerakan ini berlangsung dalam 3 (tiga) fase. Fase pertama, pada masa al-
Mansur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan
adalah karya-karya bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua berlangsung
mulai masa al-Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak
diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga,
setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Karya-
karya yang diterjemahkan mulai meluas dalam semua bidang keilmuan.
Manuskrip yang berbahasa Yunani diterjemahkan dahulu ke dalam bahasa
Siriac-Bahasa Ilmu pengetahuan di Mesopotamia-kemudian diterjemahkan
dalam bahasa arab Para penterjemah yang terkenal pada masa itu, antara
lain:
a) Hunain ibn Ishaq, ilmuwan yang mahir berbahasa arab dan yunani.
Menerjemahkan 20 buku Galen ke dalam bahasa Syiria dan 20 buku dalam
Bahasa Arab.
b) Ishaq Ibnu Hunain Ibnu Ishaq
c) Tsabit bin Qurra

8
d) Qusta bi Luca
5) Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan
dan kajian ilmu pengetahuan
Al-Ma’mun yang berpaham mu’tazilah, sangat mencintai ilmu
pengetahuan, sehingga kebijakan dibidang ilmu pengetahuan sangat
menonjol yang mengakibatkan gairah intelektual mendapatkan wadah. Ia
mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, akademi,
pusat penterjemahan dan lembaga penelitian. Bahkan dilingkungan istana
juga didirikan perpustakaan pribadi khalifah yang berfungsi sebagai
lembaga pendidikan bagi keluarga istana dan terhimpun didalamnya para
ilmuwan, ulama dan para pujangga. Jadi di zaman inilah daerah Islam
meluas yang akhirnya ilmu pengetahuan berkembang dan memuncak baik
dalam bidang agama, non agama dan kebudayaan Islam. Hal ini dibuktikan
dengan munculnya ulama-ulama besar seperti Imam Malik, Imam Abu
Hanifah, Imam Syafi’I dan Imam Ibn Hanbal dalam bidang hokum. Dalam
bidang teologi : Imam al-Asy’ari, Imam al-Maturidi, pemuka-pemuka
Mu’tazilah seperti Wasil Ibn Ata’, Abu al-Huzail, al-Nazzam, dan al-
Jubba’i. sedangkan dalam tasawuf atau mistisisme : Zunnun al-Misri, Abu
Yazid al-Bustami dan al-Hallaj. Dalam bidang filsafat : al-Kindi, al-Farabi,
Ibn Sina dan Ibn Maskawaih. Dalam bidang ilmu pengetahuan : Ibn al-
Haysam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi.

2.2 Sebab-Sebab Kemunduran Islam


Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses
penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya
serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol, masa kemunduran ini
dapat dibagi ke beberapa fase lagi, yaitu:

2.2.1 Serangan Mongol oleh Dinasti Jengiskhan


Bangsa Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang
membentang dari Asia tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan
Manchuria barat serta Turkistan timur. Mereka mempunyai watak yang
kasar, suka berperang, pengembara dan berani menghadapi maut untuk
mencapai keinginannya, dan kebringasannya dalam menentang musuh-
musuhnya. Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-
bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja
keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan
sampai raja yang ke VI.Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud
Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti
Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan
kepada Hulagukhan.

9
Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak
antara Asia kecil di barat dan India di timur.Kedatangannya ke dunia Islam
diawali dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan
Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada
tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M. Kota Bagdad
sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang
dilalui tentara Mongolia tersebut.

Pada tahun 1258 M inilah  kota Baghdad jatuh ke tangan bangsa


Mongol dan mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, juga merupakan awal
kemuduran politik dan peradaban Islam. Karena pada masa itu Baghdad
merupakan pusat kebudayaan dan merupakan kawasan yang kaya akan
khsanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh
pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.

Kejatuhan Baghdad ini tidak semata-mata karena faktor ekstern,


tetapi juga karena faktor intern yang telah meruntuhkan khilafah Abbasiyah
di sana. Faktor intern itu antara lain adanya perpecahan yang ditandai dengan
lepasnya daerah kekuasaan yang kemudian membentuk kerajaan kecil-kecil,
hal tersebut berdampak pada lemahnya kekuatan ekonomi yang juga timbul
karena adanya korupsi dan keinginan untuk hidup mewah dikalangan
penguasa, dan faktor-faktor lainnya.

Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju


Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil
menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya
dapat ditaklukkan kecuali Mesir. Tentara Kerajaan Mamluk yang saat itu
sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur pasukan Mongolia dalam
sebuah pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M.

Demikianlah kondisi dunia arab, terutama Baghdad dan sebagian


besar derah-daerah kerajan Islam lainnya dikuasai oleh bangsa Mongolia
selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilkhan, yang tentunya
kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan kemunduran
dunia Islam.

Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang peduli terhadap
pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu.
Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan
pertama yang beragama Islam. Dia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan
sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan ilmu
pengetahuan alam, seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan
botani. Ia membangun semacam biara, perguruan tinggi untuk mazhab
Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium, dan gedung-
gedung umum lainnya.

10
Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu
(1304-1317 M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim. Ia mendirikan kota
raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-
1335 M) pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang
sangat menyedihkan dan angin topan disertai hujan es yang mendatangkan
malapetaka. Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah.
Masing-masing pecahan saling memerangi . Akhirnya mereka semua
ditaklukkan oleh Timur Lenk.

2.2.2 Serangan Dinasti Timur Lenk


Belum sempat bangkit dari kejatuhan, seabad kemudian malapetaka
yang tidak kalah dahsyatnya kembali terjadi. Penyerangan kali ini yang
dipimpin oleh Timur Lenk atau Timur si Pincang ke dunia Islam tidak kurang
membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atrau
Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih
menganut kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama
“Islam.”

Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri


sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan
daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan. Ia berkata :
“Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi seharusnya
hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M, ia menaklukkan Khurasan, terus
ke Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan.

Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian


besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi rencananya, misalnya di
Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayat yang
dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari 70000
kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia membantai
lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia
dikubur hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian
utara. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20000
penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan
wajah mayat menghadap ke luar.

Banyak bangunan, seperti sekolah dan masjid yang berasal dari


zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi dihancurkan. Demikian pula Damaskus
dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang bersejarah mengalami kerusakan
berat. Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad, dan membantai 20000
penduduknya. Dari mayat-mayat tersebut ia membuat 120 menara sebagai
tanda kemenangan. Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan
Usmani di Turki, karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas
imperium Jengiskan dan Hulagukhan.

11
 Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang sangat hebat di
Ankara. Tentara Usmani mengalami kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid I)
sendiri tertawan dan mati dalam tawanan. Setelah itu Timur Lenk kembali ke
Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun di tengah
perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya pada usia
71 tahun. Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke samarkhand.

Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi
Timur Lenk adalah sosok yang bisa dibilang saleh  ia sempat memperhatikan
pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at dan menyukai
tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu
mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati
para ulama. Walaupun terkadang ia memaksakan suatu fatwa kepada ulama
agar memperbolehkan apa yang dilakukannya.

2.2.3 Dinasti Mamluk di Mesir


Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara
Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamluk yang saat itu sedang berkuasa
di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan
yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki
dinasti Mamluk di Mesir.

Dinasti Mamluk berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti


Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara
Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di
dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamluk ini
mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara
Mongolia menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya.
Banyak penguasa-penguasa kecil menyatakan setia kepada dinasti ini.
Dinasti ini juga dapat melumpuhkan tentara Salib di sepanjang laut tengah.

Di bidang politik atau pemerintahan, pemerintahan dinasti ini bersifat


oligarki militer, kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qalawun (1280-
1290 M) menerapkan pergantian sultan secara turun temurun. Anak Qalawun
berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut oleh Kitbugha
(1295- 1297 M). Sistem pemerintahan oligarki ini banyak mendatangkan
kemajuan di Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para amir
berkompetisi dalam prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan.

Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan


Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur
Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang
menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah
dengan Eropah. Hasil pertanian juga meningkat.

12
Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian
ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu
ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah,
kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu agama.

1.  Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu
Taghribardi, dan Ibnu Khaldun.

2. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang


matematika Abu al Faraj al –‘Ibry.

3. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan
peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi
seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi.

4. Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf.

5. Dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang


pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu
keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain.

6. Dalam bidan arsitektur. Mereka membangun bangunan-bangunan yang


megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum,
perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.

Kerajaan Mamluk ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya


panguasa yang bermoral rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan
datangnya musim kemarau panjang dan berjangkitnya wabah penyakit.
Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu kerajaan Turki Usmani yang
kemudian dapat memenangkan perang melawan tentara Mamluk . Kemudian
Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di Turki.

2.2.4 Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada,
dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam
terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai
wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen
pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada
juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M.

Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam


terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan. Dilain pihak
umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalifah
terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan kristen yang
dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri,
dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara.

13
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat
Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi
meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi
umat Islam di daerah ini. Dunia Islam mengalami kehancuran setelah
Khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan
kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu:
Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia yang akan dibahas
pada makalah selanjutnya.

2.2.5 Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Islam


Beberapa penyebab kemunduran dan kehancuran Umat Islam di
Spanyol di antaranya konflik Islam dengan Kristen, tidak adanya ideologi
pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan,
dan keterpencilan.

a) Konflik Islam dengan Kristen


Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna.
Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-
kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan
hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada
perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah
memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu
menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti
dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat
Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang
mengalami kemunduran.
b) Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain para muallaf diperlakukan sebagai orang
Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan
Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima
orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka
masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu,
suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-
kelompok etnis non Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak
perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-
ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang
dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya figur yang dapat
menjadi personifikasi ideologi itu.
c) Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga
lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang
amat memberatkan dan menpengaruhi kondisi politik dan militer

14
d) Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan,
karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif
muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di
Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella, diantaranya juga
disebabkan permasalahan ini.
e) Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu
berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara.
Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu
membendung kebangkitan Kristen di sana.

2.3 Kebangkitan Umat Islam


Kebangkitan islam disebut juga dengan Islamic Resurrection,Resurrection atau
penegasan kembali, adapula yang menyebutnya Revivalism atau Upaya
Menghidupkan Kembali, selain itu adapula yang menyebutnya dengan pembaharuan,
Neo-fundamentalisme ataupun Kebangunan Kembali. Ada juga yang menyebut
kebnagkitan Islam itu sebagai Al Sahwa Islamiyyah (Islamic Awakening), Ihya’ ad-
Din (Religious Revival) ataupun Al Usuliyya Al Islamiyyah (Islamic
Fundamentalist).

Taufik Abdullah dalam bukunya Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia


Tenggara memberikan keterangan kebangkitan diartikan dalam 3 hal yaitu
bahwa: Yang pertama, kebangkitan islam merupakan suatu pandangan dari kaum
Muslimin sendiri mengenai bertambahnya penganut agama islam dari waktu ke
waktu. Ini berarti juga memperlihatkan bahwa islam itu mempunyai peran yang
penting. Kedua, di artikan keadaan kebangkitan islam pernah terjadi sebelumnya.
Hal ini di ibaratkan dengan kebangkitan kembali yang mana jika kebangkitan yang
dilakukan saat ini itu terdapat kaitanya dengan kebangkitan Islam yang pena terjadi
di masa lalu. Yang ketiga, Kebangkitan Islam bermakna suatu tantangan, bahkan
bisa jadi suatu ancaman bagi pengikut pandangan lain. Yang dimaksud disini adalah
kelompok-kelompok diluar Islam atau sistem sosial, yang mempunyai pandangan
atau beranggapan bahwa kebangkitan Islam merupakan ancaman bagi eksistensi
keberadaan mereka.

Abad ke-15 H sebagai abad kebangkiatn umat Islam. Karena pada saat itu
kesadaran beragama umat Islam terutama yang diwakili oleh kelas menengah baik
secara ekonomi maupun berpendidikan yang tumbuh di perkotaan mulai
bermunculaan. Mengapa Islam perlu melakukan kebangkitan?

Yang pertama, kita tau saat itu keadaan negara-negara Muslim banyak sekali
yang terjajah, sehingga mengalami kemerosotan, ketertinggalan, dan kemunduran
dalam banyak hal. Kenyataan telah menunjukan kepada kita semua bahwasanya
umat Islam berada di posisi terbelakang dalam pesaingan peradaban di era modern

15
saat itu. dan kita juga tau semenjak modernisasi menjadi tolak ukur kemajuan
peradaban dunia, maka negara-negara Barat tampil amat superior dan menampakan
kecenderungan bahwa kian lama kian hari umat Muslim kita terbelenggu, minder
dan pada akhirnya mengalami ketergantungan terhadap Barat. Tentu saja yang Barat
gombor-gemborkan untuk merendahkan umat Muslim adalah sains dan kemajuan
teknologi yang semakin lama semakin tak terkejar oleh umat Islam.

Penyebab kedua, kesadaran beberapa intelektual Muslim yang beranggapan


sejatinya umat Muslim saat itu dalam keadaan telah dijauhkan dari nilai-nilai ajaran
Islam. Sebagian tokoh-tokoh Islam yang menentang penjajahan Barat dan
mengetahui dampak buruknya berusaha menyadarkan umat Islam kembali dengan
menjelaskan kesesatan dari falsafah materialisme dan kapitalisme yang dibawa oleh
Barat. Ajakan untuk kembali pada tuntunan agama dilakukan dan usaha
membangkitkan semangat untuk menjadikan Islam sebagai suatu alternatif tata dunia
baru mulai didengungkan kembali.

Ketiga, setelah meniru menerapkan nilai-nilai Barat serta mengimpor apa saja


dari Barat, yang terjadi di negara-negara Muslim terus-menerus dalam suatu keadaan
krisis, dimana akhirnya banyak penduduk merasakan kegagalan dan dirasa perlu
menyuarakan haknya. Respon kekecewaan umat Muslim terhadap kegagalan model
pemerintahan nasionalis dan sosialis sekuler di negara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam pun membuat umat Muslim kembali berfikir.

2.3.1. Kebangkitan dalam Dunia Islam

1. Pembaharuan di Mesir
a. Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul muslumin merupakan suatu gerakan dakwah bagi


masyarakat bawah, yaitu para buruh di terusan Suez. Organisasi ini
dibentuk sebagai upaya untuk membangkitkan kesadaran beragama bangsa
Mesir ketika itu, membangun kehidupan sosial yang sesuai dengan ajaran
agama islam menumbuhkan daya juang untuk bebas dari penjajahan
inggris. Tokoh pergerakan ini adalah Hasan Al-Bana. Gerakan ini
didirikan pada bulan maret 1928. Latar belakang pembentukan gerakan ini
antara lain:

1.    Kemerdekaan Mesir dan Negara-negara islam dari kekuasaan asing

2.    Mendirikan pemerintahan islam berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits.

Pada awalnya gerakan ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau


dibawah tanah yaitu melalui masjid-masjid serta mendirikan cabang
dimana-mana. Ikhwan juga sering mengadakan mukhtamar, kegiatan ini
dimanfaatkan untuk menampakkan diri sebagai organisasi politik.
Program Ikhwan yang pertama adalah pemerintahan Islam. In disebabkan

16
karena mereka tidak puas terhadap konstintusi Mesir, yang menurut
mereka bahwa sebuah konstitusi tidak cukup hanya menyebut islam
sebagai Negara. Program politik Ikhwan yang kedua ialah pembebasan
seluruh lembah nil dari pengaruh asing yang membuat keadaan
bermusuhan dengan Ingris. Ikhwan mengalami perselisihan dengan
pemerintah Mesir,pemerintah menuduh Ikhwan terlibat dalam
pembunuhan Ahmad Ali Pasya.

Ikhwan telah memberi warna agama pada nasionalisme Mesir.


Mereka juga menganggap kebebasan tanah air dari kekuasaan Inggris
sebagai suatu kewajiban agama. Program dari Ikhwan yaitu menolak
usaha perdamaian dengan Inggris dan menuntut dibukanya semua partai
politik di Mesir.  Ikhwan juga turut serta dalam perang Palestina.

Ikhwan mengalami krisis yang sangat berat setelah pemimpinnya


wafat yaitu Hasan Al-Bana pada 12 Februari 1949. Setelah menjadi
organisasi legal, Ikwan ingin menasehati pemerintah dengan mengusulkan
membentuk sebuah komite yang bertugas memeriksa peraturan sebelum
diundangkan, tapi pemerintah menolak usulan tersebut. Pada saat Mesir
merayakan hari pembebasannya, ada lembaga politik yang berdiri yaitu
Dewan Pembebasan. Tetapa Ikhwan memandang bahwa ada maksud
tersendiri dari organisasi tersebut.

b. Pan Islamisme
Sebab-sebab kemunduran umat islam merupakan latar belakang
dari terbentuknya gerakan ini. Kemunduran umat islam dikarenakan umat
islam telah meninggalkan ajaran-ajaran islam yang sebenarnya dan
mengikuti ajaran-ajaran yang datang dari luar islam. Hal ini ditandai
dengan pemahaman yang salah terhadap ajaran islam. Sebab lain adalah
perpecahan yag ada dalam umat islam sendiri, pemerintah yang absolut,
mempercayakan pimpinan umat kepada orang-orang yang tak dapat
dipercaya, mengabaikan pertahanan miter, lemahnya persaudaraan islam,
dan lain-lain.

Kemunduran tersebut seharusnya dapat diperbaiki dengan 3 solusi


yaitu: pertama, kembali kepada ajaran islam yang sebenarnya. Kedua,
diubah system pemerintahan dari pemerintahan yag autokrasi menuju
pemerintahan demokrasi. Ketiga, diwujudkannya persatuan umat islam
yang erat untuk memperoleh kemajuan. Dan persatuan islam inilah yang
dinamakan Pan Islamisme. Gerakan in merupakan gerakan pembaharuan
atas kondisi umat yang kritis akibat benturan dunia Eropa dan pemurnian
atas pemahaman dan perilaku umat islam. Gagasan gerakan ini
mempunyai asas doktrinal yang kukuh, yaitu ikatan persaudaraan
seagama. Semangat kesatuan keagamaan ini ditekan sebagai bentuk usaha
membentuk semangat nasionalisme yang diinspirasikan Barat . Jadi, umat

17
islam harus bias membebaskan diri dari tirani, dan membangun peradaban
sendiri dengan suatu cara yaitu Pan Islamisme atau umat islam harus
bersatu. Tokoh-tokoh pembaruan Pan Islamisme ada 3 yaitu Jamaluddin
Al-Afgani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.

2. Pembaruan di Turki

Pembaruan di Turki dimulai abad ke-19. Pelopor pembaruan Turki


adalah Sultan Mahmud II. Para sultan Turki dengan para tokoh
pembaruannya telah memikirkan dan memperjuangkan Turki dari
keterpurukan dan kemunduran didunia islam, khusunya kemunduran
dalam wilayah kerajaan Turki Usmani. Ada beberapa pola pemikiran yang
timbul sebagai upaya mengatasi kemunduran dan untuk mengejar
ketertinggalan yang terjadi dalam dunia islam atas bangsa-bangsa Eropa.
Dan pola pemikiran tersebut dapat diakumulasi  dalam pembahasan
pembaruan yang didalamnya memuat peurnian akidah. Salah satu
pembaruan warna dalam pembahasan tersebut adalah meniru bangsa-
bangsa Eropa yag terlebih dahulu maju pada era modern. Hal ini telah
mewarnai pembaruan periode tanzimat yang mengacu pada pemisahan
antara agama dan Negara.

Tanzimat merupakan suatu periode tertentu dari sejarah Turki


Usmani pada masa modern yang memuat makna pembaruan. Tanzimat
mengacu kepada masa tertentu dari rentetan pembaruan yang timbul di
Turki Usmani pada sepertiga abad ke-19. Tanzimat merupakan suatu
usaha pembaruan yang mengatur , menyusun, dan memperbaiki struktur
organisasi pemerintahan.

Tokoh-tokoh pembaruan dalam periode Tanzimat yaitu Mustafa


Rasyid Pasha (1800-1858 M), Mustafa Sami Pasha (w. 1855 M), Mahmed
Sadek Rifa’at Pasya (1807-1856 M), Ali Pasya (1815-1871 M), Fuad
Pasya ( 1815-1869 M).

Aspek-aspek pembaruan periode Tnzimat telah mencakup berbagai


aspek. Antara lain aspek sosial, ekonomi, hukum, pemerintahan,
pendidikan, dan militer. Pembaruan Tanzimat dapat disimpulkan bahwa
rahasia kemajuan dan keunggulan Barat sebagai akibat kemajuan ilmu dan
teknologi. Kemajuan ilmu dan teknologi sendiri dapat tercipta dalam
suasana pemerintahan dan rakyat yang penuh ketentraman, kemakmuran
dan kedamaian.

Periode setelah Tanziat yaitu periode Usmani muda. Latar


belakang geerakan ini muncul adalah berawal dari kerajaan Turki yang
pada awal abad kesembilan belas dalam kondisi berantakan dan terpech-
pecah ssehingga menjadikan  minimnya kontrol pemerintahan  dalam

18
berbagai aspek. Sehingga banyak kebudayaan asing  yang mudah masuk
ke Turki tanpa ada filtrasi.

Usmani muda ini muncul dengan karakter yang berbeda ,ia


berusaha mengadakan pembaharuan yang selaras dengan sosial  budaya
masyarakat  Turki yaitu ssesuai dengan prinsip-prinsip ajaran islam akan
tetapi tidak meninggalkan tradisi keislaman yang telah ada di masyarakat
Turki itu sendiri. Secara umum pembaruan di Turki bercorak sekuler
dengan melihat kemajuan barat sebagai tolak ukurnya. Pembaruan ini
dilakukan secara otoriter oleh sultan dan pembantu-pembantunya. Hal ini
mendapatkan banyak kritikan dari para ulama serta masyarakatpun tidak
mendukung pergerakan ini.

Selain kedua pergerakan tersebut diatas,dalam pembaruan di Turki


yaitu terdapat Turki Muda. Golongan ini mempunyai faham fanatisme
teologis terhadap keberadaan khalifah sehingga ide-ide pembaharuannya
tidak diterima sepenuhnya oleh penguasa dan para ulama. Hal ini juga
menyebabkan perjalanan perombakan struktur tatanan kehidupan sosial
dan cara berpikir sangat lamban. Hal ini memotivasi Mustafa Kemal
membawa perubahan yang amat drastis dengan perjuangan yang berat
kemal beserta koleganya berhasil menjadikan Turki sebagai Negara
republik memproklamasikan Negara republik Turki dan terpilih menjadi
presiden pertama yaitu pada tanggal 29 oktober 1923 sampai 10
November 1939. Dengan terpilihnya beliau membawa dampak yang
sangat luas terhadap rakyat Turki. Konsep dasar yang digunakan beliau
adalah westernisasi dan nasionalisme. Konsep ini melakukan upaya
pembaruan dengan berbagai aspek politik, hukum, pendidikan,
kebudayaan, dan ekonomi. Visi Kemal melakukan modernsasi adalah
melalui perubahan politik dengn cara memberhantikan kekuasaan absolute
sultan.

Upaya pembaruan yang dilakukan Kemal hanya terbatas pada


wilayah kedaulatan Turki. Beliau juga melakukan pembaruan dalam
bidang pendidikan yaitu dengan melepas unsur-unsur keagamaan dari
sekolah-sekolah asing (dekrit tanggal 7 Februari 1924). Kemudian
menetapkan peraturan koordinasi pendidikan dibawah pengawasan
kementrian pendidikan, beliau menutup semua madrasah yang dikelola
oleh instansi keagamaan digantikan menjadi sekolah pembinaan calon
imam dan khotib menutup fakultas illahiyah dengan menggantinya
menjadi Institut Riset Islam (1933).

Dalam bidang kebudayaan beliau melarang penggunaan simbol-


simbol islam, bahasa Arab dan Persia dalam kurikulum. Melarang
pemakaian torbus kemudian diganti dengan topi barat. Pada
kepemimpinan beliau adzan dikumandangkan dalam bahasa Turki serta

19
Al-qur’an diterjemahkan dalam bahasa Turki. Dalam bidang
perekonomian untuk mengembalikan Turki pada posisi yang stabil Kemal
mengupayakan perbaikan struktur dan orientasi perekonomian negaranya
dengan menjadikan barat sebagai kiblatnya.

3. Pembaruan di India

Islam masuk ke India pada zaman pemerintahan khalifah Usmaniyah


dan mencapai puncak kejayaannya diera dinasti Mughol pada masa
pemerintahan Akbar dan Aurangzeb akan tetapi sejak abad ke-18 kerajaan
Mughok mulai memasuki zaman kemunduran. Keadaan ini membuat orang
Hindu bangkit untuk mengambil kembali pemerintahan di India sehingga
menyebabkan umat Islam di India mengalami keterbelakangan. Dalam
suasana ini para ulama besar dibidang fiqih dan tasawuf bangkit.

Tokoh pembaruan di India yaitu Syaikh Waliyullah Al-Dahlawi.


Beliau mendirikan gerakan Mujahidin. Adapaun gagasan dan usahanya untuk
memajukan masyarakat islam di India dapat diikuti dalam berbagai bidang
yaitu bidang politik, hukum islam atau fiqih, teologi dan tasawuf serta
penerjemahan Al-qur’an. Dalam bidang politik. Beliau memberikan gagasan
bahwa system pemerintahan absolute harus dihapuskan kemudian diganti
dengan system demokratis seperti pada zaman Khulafaur Rosyidin. Dalam
bidang hukum islam yaitu keyakina umat Islam harus dibersihkan dari hal-hal
asing dengan kembali pada Al-qur’an dan Hadist. Ia juga menganjurkan
ijtihad dalam mentapkan hukum islam . dalam bidang teologi dan tasawuf
yaitu berusah menyatukan antara faham pwahdatul wujud dengan pada
Assyuhud . belau juga mengusulkan kepada para sufi untuk kembali kepda
tatanan hidup yang utuh dan bersatu seperti yang diharapakan Rasulullah
sedangkan dalam penerjemahan Al-qur’an  pada mulanya mendapatkan
hambatan yang cukup besar dari masyarakat, bahkan ia dianggap kafir.
Karena beliau menerjemahkan Al-qur’an kedalam bahasa local dengan tujuan
untuk lebih mudah dipahami oleh masyarakat India pada saat itu

Selain Mujahidin, dalam pembaruan di India terdapat pula gerakan


Aligarh. Gerakan ini didirikan oleh Sayid Ahmad Khan. Bentuk-bentuk
pembaruannya dibidang agama, politik, dan pendidikan. Dalam bidang
agama beliau menyatakan bahwa Al-qur’an tidak bertentangan dengan Sains
modern. Menurutnya, alam berjalan dan beredar sesuai dengan hukum alam
yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Segala yang terjadi dialam adalah menurut
hukum sebab akibat. Ia juga menentang adanya taqlid dengan alasan
masyarakat akan selau mengalami perubahan sehingga perlu adanya ijtihad
baru dalam memahami Al-qur’an dan Hadist. Dalam bidang politik ia
memperlakukan Inggris sebagai mitra dalam upaya menjalin kerjasama untuk
tujuan kepentingan India sendiri. Ia menyatakan bahwa pemerintah Inggris
adalah pemerintah yang sah karena didalamnya orang islam bisa hidup

20
damai. Hal ini dinyatakan untuk mengubah pandangan Inggris terhadap umat
Islam. Dalam dunia pendidikan  beliau mendirikan lembaga pendidikan
dengan nama Muhamedan Education Confrence pada tahun 1886. Lembaga
ini memiliki tugas menyebarkan pendidikan barat dikalangan umat Islam,
menyelidiki pendidikan yang didirikan oleh golongan Islam serta menunjang
pendidikan agama yang diberikan sekolah-sekolah swata.   Beliau 
melengkapi dengan lembaga-lembaga penerjemah untuk menerjemahkan
buku-buku seni dan Sains. Lembaga ini didirikan di Moradabat (1559) dan
Grazipur (1863) selain sebagai penerjemah, lembaga ini bertujuan menyebar
luaskan pengetahuan modern baik dalam bidang sejarah, ekonomi maupun
sains. Kegiatan dibidang pendidikan dijalankan sampai tahun 1897. Setelah
beliau menginjak usia tua, ide pembaruan yang berpusat di MAOC oleh
intelektual India diberi nama dengan gerakan Aligarh.

2.3.2. Langkah-Langkah yang ditempuh untuk Menuju Kejayaan

1. Membangun Ilmu yang Mapan

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt) :

‫ علم‬، ‫ الذي علم بالقلم‬، ‫ اقرأ وربك األكرم‬، ‫ خلق اإلنسان من علق‬، ‫اقرأ باسم ربك الذي خلق‬
‫اإلنسان ما لم يعلم‬

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq
[96]: 1).

Ayat yang turun pertama kali ini menjadi pondasi dasar bagi orang
beriman. Membaca merupakan syarat utama memperoleh ilmu. Untuk
memahami dan melaksanakan syariat Islam dibutuhkan ilmu yang benar
dan memadai. Sebab tak sedikit manusia yang niatnya berbuat baik tapi
terjerumus ke dalam kesalahan bahkan kesesatan.

Dengan ilmu, adab seorang Muslim juga bisa terjaga. Ia makin


mengenal siapa dirinya dan mengetahui hak dan kewajibannya. Mulai dari
peran sebagai seorang hamba di hadapan Tuhan Pencipta dan menjadi
khalifah yang bertugas mengurus kemasalahatan di muka bumi.
Disebutkan, fungsi ilmu selain membenarkan amalan dan menguatkan
keimanan, ilmu juga bisa menaikkan derajat orang tersebut di hadapan
Allah.

Senada, Majid Irsan al-Kilani dalam Falsafah at-Tarbiyah al-


Islamiyah, menjelaskan kedudukan manusia yang berilmu dalam
kehidupannya. Menurut al-Kilani setidaknya orang berilmu memandang
dengan lima pola interaksi. Hubungan manusia dengan al-Khaliq adalah

21
ikatan penghambaan, hubungan dengan alam sekitar sebagai ikatan
pemberdayaan (at-taskhir), dengan manusia lainnya adalah hubungan
berbuat baik (adil dan ihsan), dengan kehidupan adalah ikatan ujian, dan
dengan kehidupan akhirat adalah ikatan tanggung jawab (al-
mas`uliyah) dan balasan (al-jaza`).

2. Membangun Iman yang Mendalam

Bagi orang beriman, apapun itu pastinya tak cukup jika tak dibarengi
dengan keimanan kepada Allah. Mengilmui syariat Islam secara rinci
bahkan menghafal dalil-dalil yang ada hanya menjadi sia-sia jika tak
didasari dengan pondasi iman atau hidayah.

Godaan syahwat dan kepuasaan sesaat di dunia hanya bisa terlewati


dengan bekal iman di dada. Sebagaimana jalan terjal menuju surga juga
hanya bisa didaki dengan stok iman yang cukup. Memahami syariat Islam
dengan baik dan rinci menjadi tidak bermakna tanpa adanya iman. Iman
adalah bekal untuk menggapai keridhaan dan pengakuan Allah serta
jaminan keselamatan. Dengan iman, kehadiran manusia di dunia menjadi
sesuatu yang bermakna. Yaitu menyembah kepada Allah dan menjadi
wakil-Nya dalam mengurus kehidupan dunia.

Tanpa iman, kebahagiaan yang diakui manusia berubah menjadi semu


dan palsu. Materi yang dipunyai dan seluruh kenikmatan dunia nyaris
menjadi hampa sekiranya orang tersebut abai mengurus imannya. Sebab
memburu kesenangan dunia tanpa berbekal keimanan hanya mengantar
seseorang kepada frustasi dan kecewa berkepanjangan. Lihatlah, orang-
orang kaya yang miskin iman. Meski hidup glamour, namun mereka
adalah kumpulan orang gelisah yang tak mampu menikmati harta
kekayaannya sedikitpun.

3. Membangun ukhuwah yang kokoh

Longgarnya ukhuwah (persaudaraan) di tengah umat Islam


menyuburkan krisis yang menimpa saat ini. Hal ini menjadi peluang besar
bagi musuh-musuh Islam untuk memberaikan rajutan ukhuwah yang
terjalin, mendinginkan dekapan ukhuwah, dan menjadikan cinta sesama
saudara Muslim berubah tawar dan hampa. Inilah fenomena umat Islam
saat ini. Sebagian mereka masih sibuk bertikai sesama Muslim sedang di
luar sana musuh-musuh Islam bertepuk riuh dengan pemandangan
tersebut.

Berjama’ah adalah pola hidup yang menjadi kebutuhan setiap


makhluk hidup. Ia bersifat fitrah dan berjalan secara sunnatullah. Dengan
pemahaman demikian maka tak pantas seorang manusia berlaku sombong
kepada lainnya. Semuanya adalah lemah dan tak berdaya di hadapan

22
Allah. Semuanya hanya bisa kuat ketika mengikatkan diri dalam satu
simpul ukhwat berbalut keimanan kepada Allah.

Allah berfirman:

‫وبكم‬q‫ألف بين قل‬q‫داء ف‬q‫روا نعمت هللا عليكم إذ كنتم أع‬q‫وا واذك‬q‫ا وال تفرق‬q‫ل هللا جميع‬q‫واعتصموا بحب‬
‫ه لعلكم‬qq‫بين هللا لكم آيات‬qq‫ذلك ي‬q‫ا ك‬qq‫ذكم منه‬qq‫فأصبحتم بنعمته إخوانا وكنتم على شفا حفرة من النار فأنق‬
‫تهتدون‬

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan


janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.” (QS. Ali Imran [3]: 103)

Ada banyak cara dalam menautkan hati sesama orang beriman. Salah
satunya adalah dengan menjauhi buruk sangka, iri hati, dendam, dan benci
kepada saudara Muslim. “Jangan kalian saling mendengki dan
membelakangi karena permusuhan dalam hati. Tetapi jadilah hamba-
hamba Allah yang bersaudara.” Demikian pesan Nabi dalam riwayat
Imam al-Bukhari.

Terakhir, apapun kondisi kaum muslimin belakangan ini, bukanlah


alasan yang tepat untuk berpangku tangan apalagi sekedar mengeluh dan
berputus asa. Setidaknya inilah tiga solusi mendasar yang bisa menjadi
penawar daripada dahaga umat Islam menyongosng kebangkitan kembali
peradaban Islam tersebut. Saatnya bekerja dan bermujahadah serta saling
mengingatkan dalam bingkai ukhuwah Islamiyah.

4. Kontribusi Generasi Muda


Kehidupan ideal seperti dulu (baca : zaman kejayaan Islam masa
Harun Ar-Rasyid) begitu sangat dirindu. Kehidupan rakyat saatitu sangat
lekat dengan kata “sejahtera”. Sosok pemimpin bijaksana dan takut pada
Allah bukan hanya bualan melainkan meujud dalam nyata. Para ilmuwan
dan pemikir diberikan fasilitas untuk mengembangkan temuannya, tidak
diganggu oleh muatan politik yang malah membunuh kreatifitas.
Kemudahan-kemudahan lain pun diberikan dalam rangka menjalani
kehidupan sehari-hari.
Banyak kalangan yang memicingkan mata dengan kemungkinan
peradaban Islam mampu bangkit kembali. Namun, saya tidak setuju
dengan pemikiran demikian. Suatu saat Islam akan mampu kembali

23
menjadi pemimpin peradaban. Saya optimis akan hal itukarena Allah
sendiri telah menjamin dalam Alquranbahwa Islam sebagai Agama yang
diridai-Nya.
Secuil hal kecil yang bisa dilakukan untuk membangun pondasi
kegemilangan Islam, lakukanlah! Punguti serpihan material penyokong
bangunan tersebut supaya kejayaan Islam dapat berdiri kokoh kembali.
Bukankah tak pernah ada sesuatupun yang tiba-tiba menjadi sempurna.
Ada tahapan yang perlu ditempuh sebagai langkah pertama dalam meraih
sesuatu—termasuk mengulang kembali kedigdayaan peradaban Islam.
Sebagai kaum muda dan bergelar mahasiswa sudah sewajarnya kita
merasa terpanggil untuk memelopori upaya besar ini. Hal pertama yang
harus menjadi senjata kaum muda adalah punya impian besar terkait hal
tersebut. Tiap orang harus jadi sosok Arai sebagai salah satu tokoh utama
di novel Sang Pemimpi. Taruh 5 cm— atau bisa lebih— sebagaimana
pesan moral di film 5 cm. Mimpi besar menjadi kontributor terhadap
kegemilangan Islam.
Selanjutnya, teladani sikap-sikap para tokoh-tokoh besar Islam yang
disukai, silakan saja itu tergantung masing-masing pribadi. Karena
terlampau banyak tokoh-tokoh Islam di masa silam. Baca siroh—baik
Nabawiyah, Khulafaur Rasyidah, kekhalifahan semacam Umaiyyah
maupun Abbasiyyah, hingga biografi para ulama besar—kemudian hayati
dan resapi bukan hanya sekadar dibaca saja. Rasakan aura semangat juang
yang merambat masuk dalam aliran darah kita. Lalu katakan pada diri kita
sendiri, kita mampu, kita bisa.
Hasil diskusi kecil-kecilan saya dengan seorang kakak kelas
menelurkan sebuah pemikiran bahwa jika ingin mengulang kembali
kegemilangan Islam, tidak ada cara lain kecuali dengan mengikuti cara-
cara yang mereka tempuh. Namun, yang perlu digaris bawahi, cukup
teladani dan lakukan apa yang memang bisa dilakukan oleh kita sebagai
mahasiswa. Menyebarkan pemikiran lewat tulisan misalnya. Membuat
esai-esai, artikel, cerpen hingga novel sekalipun yang tentu berisi muatan
ajakan untuk bersama-sama menyatukan visi membangun peradaban
Islam. Mengajar dan mendidik tentu menjadi sebuah tindakan yang sangat
strategis dalam menduplikasi virus positif ini pada calon-calon generasi
muda berikutnya. Kuatkan pemahaman Aqidah anak didik kita—baik di
MDA, SD, SMP, SMA, maupun adik tingkat di kampus. Karena hal ini lah
yang akan menjadi sumber motivasi tiada henti.
Tak ada yang tak mungkin jika Allah SWT. telah menghendaki. Cita-cita
ini amat mulia. Dan kita berharap semoga Islam yang jaya pun bisa kita
jajaki kembali.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa


perkembangan islam pada zaman dahulu sangat pesat berkembangnya. Mulai dari
khalifah Rasydah, Khalifah Bani Umayyah dan Khalifah Bani Abbas. Ketiga
Kholifah tersebut yang membuat agama islam ini berkembang semakin pesat dan
maju. Nabi Muhammad SAW tidak meninggalkan wasiat siapa yang menggantikan
beliau sebagi pemimpin politik umat islam setelah beliau wafat. Beliau nampaknya
menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk
menentukannya.
Umat Islam harus mengambil pelajaran dari negara barat. Mereka semula
jauh tertinggal dibandingkan dengan kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan
umat Islam, tetapi kemudian mereka dapat mengejar kemajuan peradaban dan ilmu
pengetahuan umat islam.

Keberadaan cendekiawan pada masa perkembangan Islam abad pertengahan


seperti Ibnu Sina, Al Farabi, dan Ibnu Rusyd haurs menjadi inspirasi dan inovasi
bagi uamt Islam untuk terus mempelajari berbagai disiplin ilmu demi melanjutkan
cita-cita perjuangan tokoh-tokoh muslim pada abad pertengahan tersebut sehingga
Islam mampu membawa rahmat bagi seluruh dunia.

3.2 Saran

Demikian makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan


keterbatasan kami. Maka dari itu, kritik dan saran selalu kami tunggu demi
perbaikan. Dan semoga makalah ini mudah difahami dan bermanfaat di masa yang
akan datang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Harun, Maidir dan Firdaus. 2001. Sejarah Peradaban Islam Jilid II  . Padang:IAIN-
IB Press.

Wahid, Abbas dan Suratno. 2009. Khazanah Sejarah Kebudayyan Islam. Solo:PT.


Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Khoiriyah. 2008. Islam dan Logika [Mengupas Pemahaman Pembaruan Islam].


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Jenggis, Akhmad.2011.Kebangkitan Islam. Yogyakarta: NFP Publishing.

26

Anda mungkin juga menyukai