Fase disintegrasi (1000-1250 M) yang ditandai dengan perpecahan dan kemunduran politik
umat Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala tentara Hulagu di tahun
1258 M.
A. Keultanan Umani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol. Awalnya datang ke Turki
untuk meminta suaka politik kepada penguasa Seljuk dari serangan tentara Mongol. Usman
dipercaya menjadi panglima perang Dinasti Seljuk menggantikan ayahnya. Setelah Sultan
Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak itu berdirilah Dinasti Usmani
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki. Berasal dari suku
bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah satunya suku Kayi. Usman
bergelar Pedisyah Al-Usman, dibawah kepemimpinannya wilayah kesultanan semakin luas
dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M),
Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M). Pada masa pemerintahan
Muhammad Al-Fatih Kesultanan Usmani mengalami puncak kejayaan, dan dapat menaklukan
wilayah Byzantum serta Konstantinopel (1453 M).
B. Kerajaan Safawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran). Awalnya sebuah
gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang menjadi gerakan politik, dipimpin oleh Syekh
Safifuddin Ishaq. Gerakan ini memasuki wilayah politik dan pemerintahan karena merupakan
tarekat militer yang para pengikutnya berkeinginan memainkan peran politik untuk
memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan politik dipertajam pada pemerintahan Ismail, sehingga
Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan Safawi. Dibentuk semacam kesatuan tentara agama
atau Qizilbasy (si kepala merah) pada pemerintahan Haidar
Ismal menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara. Sebelumnya Persia berada di
bawah kekuaaan Suni, maka ia mendatangkan ulama Syiah dari Iraq, Bahrein, dan Libanon
untuk tujuannya. Program ini mengalami pertentangan yang berat, karena tidak mudah
mengubah ideologi rakyat dari Suni ke Syiah. Banyak pula sastrawan dan ulama Suni yang
dibunuh demi penerapan Syiah ini. Syah Ismail terus melanjutkan penaklukan sampai ke
seluruh Iran, Heart maupun Diyarbakr (Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan
Qizilbasy.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami puncak
keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang melepaskan diri,
tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan kep.Harmuz,
bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin melepaskan diri dari ketergantungan
dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia membentuk kekuatan militer yang terdiri dari
budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada
tahun 1598.
1. Pemerintahan dan Politik
Terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan, dan
pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua jenis, istana (dargah) dan sekretariat negara
(divan atau mamalik). Penyelenggaraan negara dipercayakan kepada para amir (kepala suku)
tingkat atas dan wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga
yang tercakup dalam dewan tersebut (majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan istana,
sekretaris pribadi Syah, dan kepala intelejen
2. Ekonomi
Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat di bidang pertanian dengan
memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah raja. Pertumbuhan ekonominya
semakin baik karena stabilitas keamanan yang dinamis dan situasi dalam negeri yang terkendali.
Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor
perdagangan semakin maju. Di bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah
Bulan Sabit yang subur
3. Ilmu Pengetahuan
Didirikan lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu sekolah teologi untuk lebih
memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan Safawi
antara lain, Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Jubai, Muhammad Baqir Astarabadi, Sarudin
Muhammad bin Ibrahim Syirazi, dan Muhammad Baqir Majlisi.
4. Bangunan dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan gaya arsitektur yang indah.
Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan hasil dari kerajinan tangan, keramik, karpet, dan
seni lukis.
C. Kerajaan Mogul
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India. Babur diwarisi daerah Ferghana dari
ayahnya ketika berusia 11 tahun. Berdirinya Kerajaan Mogul di India menimbulkan serangan
dari Kerajaan Hindu, serangan ini dapat dikalahkan oleh Babur. Babur memerintah selama 30
tahun, setelah wafat digantikan putranya, Humayun yang hanya memerintah selama 9 tahun
karena kondisi dalam negeri tidak aman dengan munculnya pemberontakan. Humayun
meninggal dan digantikan oleh anaknya yang berusia 14 tahun, Akbar. Urusan pemerintahan
diserahkan kepada Bairam Khan. Ketika Akbar dewasa, ia memperluas wilayah dengan
menaklukan daerah Chundar, Ghond, Orisa, dan Asingah. Pemerintahan dijalankan secara
militeristik, pemimpin daerah dipimpin ileh seorang komandan (sipah saleh). Terjadi kemajuan
di berbagai bidang, misalnya ekonomi dan pertanian, yang dipacu oleh stabilitas politik yang
aman dan pemerintahan yang stabil. Karya Malik Muhammad Jayadi yang berjudul Padmayat
menjadi karya sastra yang paling menonjol. Demikian juga pembangunan masjid indah dan
megah yang berlapis mutiara yang disebut Taj Mahal.
Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Al-Walid
Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di Marakesy
(Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika
astronomi, kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab
yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan pegangan
bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu
Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan
para penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.
2. Al-Ghazali (450505 H)
Al-Ghazali
Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Hamid al-
Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H
di Tus juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak
terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit,
beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan diri
kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus,
Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Adapun jasa- jasa beliau terhadap umat Islam antara lain
sebagai berikut.
3. AI-Kindi (805873 M)
AI-Kindi
Al-Kindi merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Yakub bin Ishak
AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk
cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi,
kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak
bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga
merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).
4. AI-Farabi (872950 M)
AI-Farabi
Al-Farabi merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Nashr
Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan
wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi menekuni berbagai bidang
ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan
astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar- Royu Ahlul al-Mad3nah wa aI-
Fad3lah (pemikiran tentang penduduk negara utama).
Ibnu Sina
Ibnu Sina merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Ali AI-
Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di
Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan
ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran
Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal
berjudul Al-Qanun Fi At-Tibb, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifa, ensiklopedi
tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.