Anda di halaman 1dari 20

PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN TURKI USMANI (1290 – 1924 M)

(PERTEMUAN 9)

A. Asal-Usul Terbentuknya
Turki Usmani berdiri setelah hancurnya Turki Saljuk serta didirikan oleh bangsa Turki dari
kabilah Oghuz (ughu). Entogrol yang merupakan pimpinan Turki Usmani pada waktu itu
berhasil membantu Sultan Saljuk (Sultan Alauddin Kaikobad) dalam menghadapi Bizantium
dan mendapat penghargaan sebidang tanah di Asia kecil (Syukud sebagai Ibu kota). Setelah
Entogrol meninggal, kedudukannya digantikan oleh anaknya, Usman (Usman I).

B. Kerajaan Usmani dan Ekspansinya


Usman lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada usaha memantapkan kekuasaan dan
melindunginya dari segala macam serangan, khususnya Bizantium. Putra Usman, Orkhan,
membentuk Inkisyariyah (Jannisary). Kebijakan kemiliteran ini lebih dikembangkan oleh
pengganti Orkhan yaitu Murad I. Kekuatan militer yennisary berhasil mengubah Kerajaan
Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat. Pada masa Orkhan inilah dimulai usaha
perluasan wilayah yang lebih agresif. Setelah Murad I tewas, ekspansi berikutnya dilanjutkan
oleh putranya, Bayazid I. Bayazid I tewas dalam pertempuran melawan Timur Lenk.
Kerajaan Usmani bangkit kembali pada masa pemerintahan Murad II yang digelari Al-Fatih
(sang penakluk) karena pada masanya ekspansi Islam berlangsung secara besar-besaran. Kota
penting yang berhasil ditaklukkan adalah Konstantinopel pada tahun 1453. Konstantinopel
dijadikan ibu kota kerajaan dan namanya diubah menjadi Istanbul (tahta islam).
Setelah Muhammad Al-Fatih meninggal, ia digantikan Bayazid II yang lebih mementingkan
kehidupan tasawuf. Ia mengundurkan diri dan diganti putranya, Salim I. Pada masa Sultan
Salim I ini para sultan Usmani menyandang dua gelar, yaitu gelar sultan dan gelar khalifah.
Selain itu, ia pun selama 8 tahun menjadi penguasa dan pelindung dua buah kota suci yaitu
Mekah dan Madinah. Puncak kerajaan Turki Usmani dicapai pada masa pemerintahan
Sulaeman I yang digelari Al-Qanuni, karena ia berhasil membuat undang-undang yang
mengatur masyarakat. Orang Barat menyebutnya sebagai Sulaeman yang Agung, The
Magnificent. Ia menyebut dirinya sultan dari segala sultan, raja dari segala raja, pemberian
anugerah mahkota bagi para raja. Kerajaan Turki Usmani mulai melemah semejak
meninggalnya Sulaeman Al Qanuni.

C. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani


1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
Keberhasilan ekspansi Usmani → kekuatan militernya serta didukung oleh terciptanya
jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam struktur pemerintahan, Sultan sebagai penguasa
tertinggi dibantu oleh Shadr al-Azham (perdana menteri) yang membawahi para pasya
(gubernur). Di bawah gubernur terdapat jabatan al-Awaliyah (bupati). Untuk mengatur
pemerintahan urusan Negara dibentuk undang-undang (qanun) pertama di dunia pada masa
Sulaeman I, yang disebut Multaqa al-Abhur.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Mengembangkan seni arsitektur berupa bangunan masjid yang indah. Misalnya, Masjid Al-
Muhammadi atau Masjid Jami' Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Agung Sulaeman, dan
Masjid Ayyub al-Ansari. Kemajuan di bidang intelektual pada masa pemerintahan Turki
Usmani tidak begitu menonjol, adapun aspek-aspek intelektual yang dicapai yaitu:
a. Terdapat dua buah surat kabar yang muncul pada masa itu, yaitu berita harian terkini
Feka dan jurnal Tasfiri efkyar dan Terjukani ahfal
b. Terjadi transformasi pendidikan, dengan mendirikan sekolah-sekolah dasar dan
menengah dan perguruan tinggi, juga mendirikan Fakultas kedokteran dan fakultas
hukum.
3. Bidang Keagamaan
Fatwa Ulama menjadi hukum yang berlaku. Mufti sebagai pejabat urusan Agama tertinggi
berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan. Tanpa legitimasi Mufti
keputusan hukum kerajaan tidak bisa berjalan. Al-Bektasi dan Al-Maulawi merupakan dua
aliran tarekat yang paling besar. Tarekat Bektasi sangat berpengaruh terhadap kalangan
tentara sementara tarekat maulawi berpengaruh besar dan mendapat dukungan dari penguasa
dalam mengimbangi Yennisari Bektasi.

D. Kemunduran dan Kehancuran Turki Usmani


Periode keruntuhan kerajaan Turki Usmani termanifestasi dalam dua periode, yaitu pertama,
periode desentralisasi ketika angkatan bersenjata Turki Usmani gagal dalam merebut kota
Viena untuk kedua kalinya. Kedua, periode dekompresi yang terjadi dengan munculnya
anarki internal yang dipadukan dengan lepasnya wilayah taklukan satu per satu. Pada abad ke
16 kelompok derfisme menjadi kelompok yang solid dan mendominasi kekuatan politik.
Namun, pada perkembangan selanjutnya terjadi konflik internal yang menyebabkan mereka
terkotak-kotak dan terjebak dalam politik praktis. Syafiq A. Mughani melihat tiga penyebab
kehancuran Turki Usmani, yaitu melemahnya sistem birokrasi dan kekuatan militer Turki
Usmani, kehancuran perekonomian kerajaan dan munculnya kekuatan baru di daratan Eropa,
serta serangan balik terhadap Turki Usmani. Perang dunia pertama melengkapi proses
kehancuran kerajaan Turki Usmani. Turki Usmani melibatkan diri dalam perang dunia dan
berada di pihak Jerman dan Austria. Bantuan militer dan ekonomi Jerman, kekuatan terhadap
kekuatan Rusia, serta keinginan untuk menyelamatkan kendali Turki Usmani menjadi alasan
keterlibatan Turki dalam peristiwa tersebut. Pada tahun 1918 M, aliansi bangsa-bansa Eropa
mengalahkan aliansi militer Jerman, Turki dan Austria.
PERADABAN ISLAM PADA MASA
KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA (1501 – 1732 M)
(PERTEMUAN 10)

A. Sejarah Munculnya dan Perkembangan Kerajaan Safawi


Kerajaan Safawi berdiri di Persia pada 1501 M. Kerajaan Safawi menyatakan Syiah dan
dijadikan sebagai madzhab negara. Oleh karena itu, kerajaan Safawi dianggap sebagai dasar
pertama terbentuknya negara Iran. Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat
bernama Safawiyah yang berdiri di daerah Ardabil kota Azerbaijan. Pendirinya Safi Al-Din.
Sebelum menjadi kerajaan, Safawi mengalami 2 fase pertumbuhan, pertama fase di mana
safawi bergerak di bidang keagamaan (kultural) dan kedua sebagai gerakan politik
(struktural).
Pada tahun 1301-1447 M gerakan Safawi masih murni gerakan keagamaan dengan tarekat
Safawiyah sebagai sarana yang bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan
memerangi orang-orang ahli bidah. Pada masa 1447-1501 M, gerakan Safawi memasuki fase
gerakan politik. Kecenderungan memasuki dunia politik terwujud pada masa kepemimpinan
Juneid. Gerakan ini mulai terlibat dalam konflik politik antara Juneid dengan Jahansyah
penguasa Kara Koyunlu (domba hitam), salah satu suku bangsa Turki yang berkuasa di
wilayah itu. Dalam konflik ini, Juneid kalah dan diasingkan dari Ardabil.
Anak Juneid, Haidar, menikahi salah seorang putri Uzun Hasan. Dari pernikahan ini lahirlah
Ismail yang di kemudian hari menjadi pendiri kerajaan Safawi di Persia. Dari perkawinan
Haidar lahir Ali, Ismail, dan Ibrahim, Ismail-lah yang kemudian hari menjadi pendiri
Kerajaan Safawi dan menetapkan syiah sebagai ideologi/mazhab negara.

B. Kemajuan Dinasti Safawi


1. Bidang Ekonomi
Dikuasainya kepulauan Hurmuz, dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas.
Dengan dikuasainya bandar ini, jalur dagang laut antara Timur dan Barat sepenuhnya
menjadi milik Kerajaan Safawi. Kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di sektor
pertanian, terutama di daerah Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent).
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di majelis istana, yaitu Baha al-Din al-Syaerazi
(generalis ilmu pengetahuan), Sadar al-Din al Syaerazi/Mulla Shadra (filosof), dan
Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad (filosof, ahli sejarah, teolog), beliau pernah
melakukan observasi tentang kehidupan lebah.
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Pada masa pemerintahan Dinasti Safawi, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi
(sekolah), 1800 penginapan, dan 273 tempat pemandian umum (hamam). Dalam bidang seni,
misalnya Masjid Shah (Masjid-I Shah), Masjid Syaikh Lutf Allah, dan Jembatan Khaju.
Unsur seni lainnya seperti kerajinan tangan, karpet, permadani, pakaian, keramik, tenunan,
tembikar, dan seni lukis.

C. Kemunduran dan Akhir Kerajaan Safawi


Setelah Abbas I, Kerajaan Safawi mengalami kemunduran. Sulaiman, pengganti Abbas I,
melakukan penindasan dan pemerasan terhadap ulama sunni dan memaksakan ajaran syiah
kepada mereka. Penindasan semakin parah terjadi pada zaman sultan Husein, pengganti
Sulaiman. Penindasan ini melahirkan pemberontakan yang dipimpin oleh Mahmud Khan
(Amir Kandahar), sehingga berhasil menguasai Herat, Masyhad, dan kemudian merebut
Isfahan (1772 M). Setelah itu, Kerajaan Safawi diserang oleh Turki Usmani dan Rusia.
PERADABAN ISLAM PADA MASA
KERAJAAN MUGHAL DI INDIA (1526 – 1858 M)
(PERTEMUAN 11)

A. Awal Lahirnya Dinasti Mughal


Sebelum kehadiran Islam kawasan India dikenal sebagai wilayah tempat tumbuh dan
berkembangnya peradaban Hindu. Masyarakat India telah mempunyai hubungan
perdagangan dengan masyarakat Timur Tengah, secara khusus dengan masyarakat Arab.
Melalui hubungan perdagangan inilah masyarakat India secara perlahan-lahan berakulturasi
dengan ajaran Islam. Dinasti Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi. Dinasti
Mughal didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Timur Lenk. Kerajaan Mughal
berdiri di India pada tahun 1526 M. Terdapat dua faktor terbentuknya Dinasti Mughal yaitu
pertama, faktor ambisi dan karakter Babur sebagai pewaris keperkasaan Ras Mongolia.
Kedua, jawaban atas krisis yang tengah melanda India.

B. Tokoh-Tokoh Dinasti Mughal yang Populer dan Berpengaruh


Zahiruddin Babur (1526-1530 M) adalah raja pertama sekaligus pendiri Dinasti Mughal.
Sepeninggal Babur Dinasti Mughal dipimpin anaknya, Humayun. Pada tahun 1450 M
Humayun mengalami kekalahan dari Sher Khan Afghanistan. Humayun meninggal dan
digantikan oleh putranya, Akbar. Akbar (1556-1605 M) pengganti Humayun dikenal sebagai
raja Mughal paling kontroversial. Tahta kekuasaan diterimanya pada usia 14 tahun, sehingga
seluruh urusan pemerintahan dilaksanakan oleh Bairam Khan, seorang penganut Syiah.
Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan
besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah Turkistan, dan kota
Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh Dinasti Mughal. Berdasarkan prestasi
inilah ia mendapat gelar Abu Fath Jalaluddin dan Sultan Akbar Agung.
Kepemimpinan Akbar dilanjutkan oleh Jehangir (1605-1627 M) yang didukung oleh
kekuatan militer yang besar. Syah Jihan (1628-1658 M) tampil menggantikan Jehangir. Bibit-
bibit disintegrasi mulai tumbuh pada pemerintahannya. Syah Jihan meninggal dunia pada
1657 M, setelah menderita sakit keras. Setelah kematiannya terjadi perang saudara. Perang
saudara tersebut pada akhirnya menghantar Aurangzeb sebagai pemegang Dinasti Mughal
berikutnya. Pada masa pemerintahan Aurangzeb, dikenal sebagai masa pengembalian
kedaulatan umat Islam. Periode ini merupakan masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai
sebuah kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan supremasi
agama Islam yang mulai kabur akibat kebijakan politik keagamaan Akbar. Raja-raja
pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah, sehingga tidak mampu mengatasi
kemerosotan politik dalam negeri. Raja raja sesudah Aurangzeb mengawali kemunduran dan
kehancuran Kerajaan Mughal.
C. Produk Peradaban yang Dihasilkan
1. Bidang Keilmuan
Munculnya seorang sejarawan yang bernama Abu Fadzel. Di bidang kedokteran, Dara
Sukhuh mengarang buku kedokteran. Ilmu medis Islam terus berkembang di India.
2. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
Perluasan (ekspansi) wilayah dan konsolidasi kekuatan, Pembagian wilayah, Politik toleransi
universal (sulakhul), Terbentuk landasan institusional dan geografis yang dijalankan para elit
militer dan politik, Para pejabat diberi jagir (tanah), Pembagian wilayah imperium menjadi
sejumlah provinsi dan distrik.
3. Bidang Ekonomi
Terbentuknya sistem pinjaman bagi kegiatan usaha pertanian, Terbentuk sistem pemerintahan
lokal pada tiap kampung bernama muqaddam atau patel, Sistem pengumpulan pajak pada
beberapa provinsi utama dipercayakan kepada jagirdar, sedangkan di tingkat subdistrik
administrasi lokal dipercayakan kepada seorang qanungo, Terbentuk konsesi perdagangan
dengan The British East India Company (EIC) untuk menjalankan usaha perdagangan di
India sejak tahun 1600.
4. Bidang Agama
Din-i-Ilahi (Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam, melainkan konsepsi dalam
upaya mempersatukan umat-umat beragama di India), Ajaran Islam tentang egaliter dan
pengkastaan masyarakat India, Lahir budaya Islam India, Penguasa Mughal memberi tempat
bagi Syiah, Terbentuk lembaga keagamaan, Pada masa Aurangzeb berhasil dilaksanakan
kodifikasi hukum Islam yang dinamakan “Fatawa Alamgiri”
5. Bidang Seni dan Budaya
Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana. Di antara peninggalan
Dinasti Mughal, terdapat menara Qutub Minar, Masjid Jami Quwwatul Islam, makam
Iltutmish, benteng Alai Darwaza, Masjid Khirki, makam Nashirudin Humayun, raja Mughal
ke-2. Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar. Di kota Jaunpur,
berdiri tegak Masjid Jami Atala. Pada masa Akbar dibangun istana Fapkur Sikri di Sikri.
Pada masa Syah Jehan dibangun masjid yang berlapiskan mutiara dan Tajmahal di Agra,
Masjid Raya Delhi, dan Istana Indah Dilghare.

D. Sebab Kemajuan dan Kemundurannya


Gagasan sulakhul (toleransi universal) dan din ilahi (pembentukan agama dunia), cukup
memberi andil dalam menciptakan kemajuan Dinasti Mughal. Sebaliknya kemunduran dan
keruntuhan Dinasti Mughal secara garis besar dikategori dalam dua faktor, yaitu internal dan
eksternal. Secara internal kemunduran ditunjukkan dengan karakteristik pemimpin yang
lemah dan konflik perebutan kekuasan di kalangan keluarga. Kemunduran politik dan
ekonomi Dinasti Mughal telah memberi kesempatan bangsa luar untuk menjatuhkan,
sekaligus menguasai jalur perdagangan. Serangan ini mulanya dilakukan oleh kerajaan
Safawi di Persia yang memperebutkan wilayah Qandahar. Pemberontakan Hindu juga turut
memperkeruh suasana. Ketika kerajaan Mughal dalam keadaan lemah, Inggris semakin kuat,
tidak saja dalam perdagangan, tapi juga dalam bentuk politik dengan dibentuknya EIC (The
East India Company). Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras, membuat
rakyat Mughal yang Muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan.
Peristiwa pemberontakan menimbulkan kemarahan Inggris dengan memporak-porandakan
wilayah Mughal. Masjid dan candi menjadi sasaran penghancuran. Sejak saat itu berakhirlah
kekuasaan kerajaan Mughal di India dan digantikan oleh imperialisme Inggris.

E. Terbentuknya Negara Pakistan dan Bangladesh


1. Pakistan
Pakistan (Islamic Republic of Pakistan) memisahkan diri dari India dan mengumumkan
kemerdekaannya pada 14 Agustus 1947. Pada tahun 1906 M terbentuk partai "Liga Muslim"
yang diketuai Muhammad Ali Jinah dan bertujuan untuk membentuk pemerintahan Islami.
2. Bangladesh
Negara ini pernah menjadi bagian dari India, menjadi bagian dari negara Pakistan dan
akhirnya berdiri sendiri dengan nama negara Bangladesh. Bangladesh diduduki oleh hampir
90 persen rakyat beragama Islam dan menjadi negara kedua penganut Islam terbanyak.
Namun, Bangladesh juga tergolong dalam daftar negara termiskin di dunia. Tahun 1950-an
ketegangan timbul antara Pakistan Timur dan Pakistan Barat yang menguasai kelompok
militer dan pegawai sipil.
PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
(PERTEMUAN 12)

A. Sejarah Peradaban Islam di Asia Tenggara


Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan para
sufi. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka, dan tanpa paksaan. Menurut
Uka Tjandra Sasmita, proses masukya Islam ke Asia Tenggara melalui:
1. Saluran perdagangan
Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan, karena para raja dan bangsawan
turut serta dalam kegiatan perdagangan.
2. Saluran perkawinan
Para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi,
sehingga putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum
dikawini mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan,
lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah, dan
kerajaan Muslim. Ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan dengan
masuk Islam terlebih dahulu.
3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran
yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Melayu. Dengan tasawuf, "bentuk" Islam yang
diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka
yang sebelumnya menganut agama Hindu. Akibatnya agama baru itu mudah dimengerti dan
diterima.
4. Saluran pendidikan
Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama.
Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ke
tempat tertentu mengajarkan Islam.
5. Saluran kesenian
Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan,
Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia meminta
para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita
wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam cerita itu
disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan
alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad), seni bangunan (arsitektur), dan seni ukir.
6. Saluran politik
Potret Maluku dan Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa kebanyakan rakyat masuk Islam
setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di daerah ini.
B. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban Islam di Asia Tenggara
Setiap Muslim diharapkan mampu membaca al Quran dan memahami asas-asas Islam secara
rasional. Huruf Arab diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari Aceh hingga
Mindanao. Bahasa-bahasa lokal diperluasnya dengan kosa-kata dan gaya bahasa Arab.
Bahasa Melayu secara khusus dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan
menjadi media pengajaran agama. Bahasa Melayu juga punya peran yang penting bagi
pemersatu seluruh wilayah itu.
Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan.
Sistem pendidikan Islam kemudian segera dirancang. Dalam banyak batas, masjid atau surau
menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti pesantren di Jawa dan
pondok di Semenanjung Malaya segera berdiri. Ibadah haji ke Tanah Suci diselenggarakan,
dan ikatan emosional, spritual, psikologis, dan intelektual dengan kaum Muslim Timur
Tengah segera terjalin. Lebih dari itu arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin
deras.
1. Islam Masuk dan Berkembang di Malaysia
Islam merupakan agama resmi negara federasi Malaysia. Hampir 50% dari 13 juta
penduduknya adalah Muslim dan sebagian besar di antaranya adalah orang Melayu yang
tinggal di Semenanjung Malaysia. Hasil peradaban Islam di Malaysia adalah adanya
bangunan-bangunan masjid yang megah seperti Masjid Ubaidiyah di Kuala Kancong,
banyaknya bangunan-bangunan sekolah Islam, dan berlakunya hukum Islam pada
pemerintahan Malaysia. Selain itu juga keputusan yang diambil oleh Perdana Menteri
Mahatir Muhammad pada tahun 1982 untuk menjalankan kebijakan penanaman nilai-nilai
islami dalam pemerintahan juga membuat peran Islam semakin penting.
2. Islam Masuk dan Berkembang di Thailand
Islam datang ke Thailand dibawa oleh pedagang yang berasal dari Arab dan India. Ketika
datang, para pedagang yang berasal dari Arab dan India disebut Khek Islam (pedagang
muslim) oleh penduduk setempat. Para pedagang yang berasal dari Arab dan India meminta
kepada Raja Siam untuk mendirikan masjid. Permohonan itu dikabulkan oleh raja. Masjid itu
dinamai Bangkok Noi (Bangkok Kecil). Islam disebarkan di Siam melalui hubungan dagang
dan perkawinan.
3. Islam Masuk dan Berkembang di Philipina
Islam yang berkembang di Sulu dan Filipina Utara dibawa oleh para pedagang dan da'i dari
Malaka, sehingga Spanyol melaporkan bahwa sebelum terbentuk kesultanan Islam di
Filipina, telah ada perkampungan muslim (1514 M).
Pada tahun 1565 M, Spanyol menaklukkan Filipina dan penduduknya diubah menjadi
penganut Katolik. Dalam melakukan perluasan kekuasaan di Filipina, Spanyol mendapat
perlawanan dari tiga kesultanan Islam: Sulu, Maguindano, dan Bayan.
4. Hubungan Perkembangan Islam di beberapa Negara Asia Tenggara: Indonesia,
Malaysia, Thailand, dan Philipina
Keterkaitan satu sama lain disebabkan beberapa faktor utama, yaitu faktor geografis dan
faktor etnis. Secara geografis posisi strategis Selat Malaka yang kemudian melahirkan
kerajaan Islam Malaka menjadi sumber penyebaran Islam di Indonesia, Malaysia, Thailand
dan Philipina. Sedangkan dilihat dari segi etnis, penyebaran dan pengembangan Islam di
empat negara Asia Tenggara ini, baik di negara yang Muslim sebagai mayoritas maupun
minoritas, maka kekuatan dan kegigihan masyarakat Melayu menjadi sumber pokok
pemeliharaan dan pengembangan peradaban Islam.
PERADABAN ISLAM DI INDONESIA
(PERTEMUAN 13)

A. Kedatangan Islam di Indonesia


Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan
Indonesia dengan berbagai daerah di Asia Tenggara. Indonesia (kepulauan Nusantara)
khususnya Sumatra telah dikenal dalam peta dunia (barousai: pantai Sumatra yang kaya akan
kapur barus). Oleh karena itu, banyak bangsa lain yang datang ke wilayah Nusantara untuk
menjalin hubungan dagang. Berkaitan dengan waktu masuknya Islam ke Indonesia, sekurang-
kurangnya terdapat dua teori:
1. Teori Pertama
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Pernyataan ini didasarkan pada masa runtuhnya
Dinasti Abbasiyah di Baghdad serta didasarkan pada berita dari Marcopolo, berita dari Ibnu
Batutah, dan Nisan Kubur Sultan Malik al-Saleh di Samudera Pasai. Pendapat ini diperkuat
juga dengan masa penyebaran ajaran tasawuf.
2. Teori Kedua
Agama Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 Masehi atau abad ke-1 Hijriyah. Pendapat
ini didasarkan pada berita dari Cina zaman Dinasti Tang yang menyebutkan adanya orang-
orang Ta Shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Holing di
bawah pemerintahan Ratu Sima.
Harry W Hazard, dalam Atlas of Islamic History menuliskan bahwa Orang Islam yang
pertama mengunjungi Indonesia kemungkinan besar adalah saudagar Arab pada abad ke-7
yang singgah di Sumatera dalam perjalanan ke Cina.
Dapat dipahami bahwa:
a. Masuknya Islam ke Indonesia dimungkinkan terjadi pada abad ke-7 sampai dengan
abad ke-8 Masehi.
b. Penyebaran Islam di Indonesia ke berbagai penjuru pulau di Nusantara mulai abad ke-
13 sampai dengan abad ke-16 Masehi.
c. Perkembangan Islam di Indonesia mulai abad ke-15 Masehi dan seterusnya melalui
kerajaan-kerajaan Islam.
Adapun pembawa/penyebar agama Islam ke Indonesia adalah para pedagang, mubalig, dan
golongan ahli tasawuf. Proses masuk dan berkembang agama dan kebudayaan Islam di
Indonesia berlangsung secara bertahap dan dilakukan secara damai sehingga tidak
menimbulkan ketegangan sosial.
B. Jalur-Jalur Masuk Islam ke Indonesia
1. Jalur Perdagangan
Jalur yang digunakan dalam proses Islamisasi di Indonesia pada awalnya melalui
perdagangan. Hal itu sesuai dengan perkembangan lalu lintas pelayaran dan perdagangan
dunia yang ramai mulai abad ke-7 sampai dengan abad ke- 16, antara Eropa, Timur Tengah,
India, Asia Tenggara, dan Cina. Pedagang-pedagang Muslim itu banyak menetap di kota-kota
pelabuhan dan membentuk perkampungan Muslim. Salah satu contohnya adalah Pekojan.
2. Jalur Perkawinan
Para pedagang menikahi gadis-gadis setempat dengan syarat mereka harus masuk Islam. Cara
itupun tidak mengalami kesulitan. Jalur Islamisasi lewat perkawinan ini lebih
menguntungkan lagi apabila para saudagar atau ulama Islam berhasil menikah dengan anak
raja atau adipati. Kalau raja atau adipati sudah masuk Islam, rakyatnya-pun akan mudah
diajak masuk Islam.
3. Jalur Tasawuf
Para penyebar Islam juga dikenal sebagai pengajar Tasawuf. Mereka mengajarkan teosofi
(ajaran ketuhanan) yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal magis yang telah dikenal
oleh masyarakat bangsa Indonesia sebelumnya. Oleh karena itu, para ahli tasawuf biasanya
mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan menyembuhkan. Jalur ini dapat
mempercepat penyebaran Islam di Indonesia karena memiliki banyak persamaan dengan
kepercayaan kuno Indonesia yang cenderung menghargai pada pandangan dunia mistik.
4. Jalur Pendidikan
Lembaga pendidikan Islam yang paling tua adalah pesantren. Murid muridnya (santri) tinggal
di dalam pondok atau asrama dalam jangka waktu tertentu menurut tingkatan kelasnya.
Pengajarnya adalah para guru agama (kiai atau ulama). Jika sudah tamat belajar, para santri
pulang ke daerah asal dan mempunyai kewajiban mengajarkan kembali ilmunya kepada
masyarakat di sekitar. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa,
antara lain Pesantren Sunan Ampel di Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan
Ampel) dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku (daerah Hitu).
5. Jalur Seni Budaya
Berkembangnya agama Islam dapat melalui seni budaya, misalnya seni bangunan (masjid),
seni pahat (ukir), seni tari, seni musik, dan seni sastra. Seni bangunan masjid, mimbar, dan
ukir-ukirannya masih menunjukkan seni tradisional bermotifkan budaya Indonesia-Hindu,
seperti yang terdapat pada candi-candi Hindu atau Budha. Hal itu dapat dijumpai di Masjid
Agung Demak, Masjid Sendang Duwur Tuban, Masjid Agung Kasepuhan Cirebon, Masjid
Agung Banten, Masjid Baiturrahman Aceh, dan Masjid Ternate. Seni budaya yang tetap
dipelihara dalam rangka proses islamisasi itu banyak sekali, antara lain perayaan Garebek
Maulud (Sekaten) di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon. Islamisasi juga dilakukan melalui
pertunjukkan wayang yang telah dipoles dengan unsur-unsur Islam. Islamisasi melalui sastra
ditempuh dengan cara menyadur buku-buku tasawuf, hikayat, dan babad ke dalam bahasa
pergaulan (Melayu).
6. Jalur Dakwah dan Politik
Para penyebar Islam juga menggunakan jalur dakwah dan politik, sehingga gerakan
penyebaran Islam di Jawa tidak dapat dipisahkan dengan peranan Wali Songo (dakwah dan
politik). Istilah wali adalah sebutan bagi orang orang yang sudah mencapai tingkat
pengetahuan dan penghayatan agama Islam yang sangat dalam dan sanggup berjuang untuk
kepentingan agama tersebut. Oleh karena itu, para wali menjadi sangat dekat dengan Allah
sehingga mendapat gelar Waliyullah (orang yang sangat dikasihi Allah). Sesuai dengan
zamannya, wali-wali itu juga memiliki kekuasaan dan kekuatan magis karena sebagian wali
juga merupakan ahli tasawuf.
Para Wali Songo yang berjuang dalam penyebaran agama Islam di berbagai daerah di Pulau
Jawa adalah sebagai berikut.
a. Maulana Malik Ibrahim f. Sunan Kalijaga
b. Sunan Ampel g. Sunan Kudus
c. Sunan Drajad h. Sunan Muria
d. Sunan Bonang i. Sunan Gunung Jati
e. Sunan Giri
Jalur dakwah dengan menggunakan media politik (politik untuk dakwah bukan dakwah untuk
politik) ini sangat menguntungkan masyarakat tingkat bawah. Sebab, aqidah Islam yang
disebarkan kepada masyarakat Indonesia memberi keyakinan kepada mereka dapat
menjunjung tinggi derajat mereka di sisi Allah Swt. Ajaran Islam menghapuskan kekuasaan
kelas rohaniwan (seperti Brahmana) dalam sistem kasta yang diajarkan agama Hindu.

C. Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia


1. Kerajaan Perlak 11. Kerajaan Sukadana (Kalimantan
2. Kerajaan Samudera Pasai Barat)
3. Kerajaan Aceh Darussalam 12. Kerajaan Banjar (Abad ke 16)
4. Kerajaan Siak (Islam) 13. Kerajaan Goa (Makasar)
5. Kerajaan Islam Palembang 14. Kerajaan Bugis
Darussalam 15. Kerajaan Ternate
6. Kerajaan Demak 16. Kerajaan Tidore
7. Kerajaan Pajang 17. Kerajaan Bacan
8. Kerajaan Mataram Islam 18. Kerajaan Jailolo
9. Kerajaan Cirebon 19. Kesultanan Buton (Abad ke-16)
10. Kerajaan Banten 20. Kesultanan Kutai (Abad ke-16)
21. Kesultan Bima (Abad ke-17)

D. Perlawanan Umat Islam Terhadap Kaum Penjajah


Semenjak abad ke-16 sampai abad ke-20, umat Islam menghadapi berbagai tantangan dari
kekuasaan Barat, sehingga mengadakan perlawanan bagi setiap fase penjajahan.
E. Gerakan Pembaharuan di Indonesia
Pembaharuan di era modern di kalangan umat Islam dimulai dengan sosok Jamal al-Din al-
Afghani (1839-1897 M) yang melakukan perjalanan panjang semasa hidupnya sejak dari
Afganistan, India, Mesir, Syria, Paris, Turki, dan Iran. Pembaharuan memperoleh jalan licin
setelah dikembangkan oleh murid Al-Afghani yang menjadi bapak pembaharu di Mesir yaitu
Muhammad Abduh (1845-1905 M) dan dilanjutkan oleh muridnya yang lain yaitu Rasyid
Ridhâ (1856-1935 M) yang menitik beratkan pada reformasi ajaran-ajaran agama Islam yang
murni serta mengharmonisasikannya dalam kehidupan kemasyarakatan dan politik.
Pada tahun 1919 M, atas inisiatif Zainuddin Labai didirikan pula sebuah organisasi khusus
untuk kalangan guru yang diberi nama Persatuan Guru-guru Agama Islam (PGAI). Pada
tanggal 1 April 1911 M. Senada dengan pernyataan Hamka di atas, Deliar Noer (1982: 64)
menyatakan pula bahwa munculnya golongan Islam modern di Indonesia bersamaan dengan
bangkitnya semangat nasional di kalangan bangsa Indonesia dan sekaligus pula merupakan
sumbangan terhadap gerakan nasionalis pada tahun 1920-an dan 1930-an. Adapun gerakan
pembaharuan di tanah Jawa dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan dengan mendirikan
Muhammadiyah pada tahun 1912 M di Yogyakarta. Organisasi ini bertujuan ingin
memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan di Indonesia berdasarkan ajaran Islam serta
meningkatkan kehidupan beragama di kalangan anggotanya.
Pasca kemerdekaan
Mendirikan dan meresmikan Masjid Istiqlal sebagai masjid yang sepenuhnya dibiayai negara,
membentuk Badan Amil Zakat (BAZ), mendirikan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila
yang dikelola dan diurus oleh para tokoh terkemuka pemerintah guna menghimpun dana dari
anggota Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia (KORPRI) yang beragama Islam untuk
pembangunan sarana keagamaan. Di bidang pendidikan dan kebudayaan berdiri lembaga-
lembaga pendidikan khususnya pendidikan Pesantren dan Surau. Di samping itu Pendidikan
Agama Islam (PAI) telah menjadi salah satu mata pelajaran penting di sekolah-sekolah
umum. Lembaga pendidikan tinggi Islam Indonesia telah berdiri sejak tahun 1940. Kemudian
berdiri pula lembaga pendidikan Tinggi Islam yang dikelola oleh negara dan swasta di
seluruh Indonesia.
Dalam bidang pembangunan ekonomi, pemerintah menaruh perhatian terhadap pelaksanaan
zakat yang benar-benar memadai melalui suatu lembaga semi pemerintah, yaitu Badan Amil
Zakat Infaq dan Shadaqah ( BAZIS). Dalam program kependudukan dan Keluarga
Berencana, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa pelaksanaan program Keluarga
Berencana (KB). Pada tahun 1992 telah beroperasi Bank Islam dengan nama Bank Muamalat
Indonesia (BMI) yang diprakarsai oleh para tokoh Islam dan pemerintah serta didukung oleh
sejumlah Menteri Kabinet, kalangan Perbankan, Pengusaha Muslim terkemuka, dan ICMI.
ISLAM DI AMERIKA
(PERTEMUAN 14)

A. Latar Belakang
Perkembangan Islam di Amerika melalui pintu migrasi. Kedatangan mereka ke Amerika
Serikat sebagai bentuk upaya hijrah. Tujuan mereka berhijrah ke Amerika Serikat dengan
maksud membangun kebebasan dan keadilan. Kesadaran itu dinyatakan mereka pada "A
Hijrah Conference" pada tahun 1983 M dalam upaya membangun Amerika Serikat untuk
mencapai impian mulia menjadi satu bangsa dibawah karunia Allah Swt.

B. Tahap-Tahap Perkembangan Selanjutnya


Pada awal abad ke-19, kegiatan perdagangan budak dihapuskan. Muncul pendapat umum
bahwa Muslim Amerika pertama adalah imigran Arab dari kalangan Afro-Amerika. Akbar
Muhammad, Guru Besar State University of New York, menolak anggapan tersebut. Ia
berpendapat bahwa orang Amerika pertama yang memeluk agama Islam adalah Reverend
Norman dan selanjutnya seorang Afro-Amerika, Muhammad Alexander Russel Web.
Islam mulai menampakkan eksistensinya di kalangan Afro-Amerika. Gerakan yang menonjol
selanjutnya adalah Moorish-American Science Temple. Pendiri gerakan adalah Noble Drew
Ali. Gerakan Drew Ali mempunyai kitab kecil yang disebut “The Holy Koran of The
Moorish Science Temple of America”. Kategori umat Islam di Amerika adalah penduduk asli
(indigenous) yaitu orang yang lahir dan dibesarkan di Amerika, imigran yang berasal dari
sekitar enam puluh Negara, orang-orang yang menetap sementara di AS.
Gelombang migrasi umat Islam ke AS, khususnya setelah abad ke-19, sebagai berikut:
● Gelombang migrasi yang pertama (1875-1919), berasal dari negeri Syria, Yordania,
Palestina, dan Libanon. Pada umumnya para pemuda desa yang tidak terpelajar dan
tidak mempunyai keahlian dan keterampilan kerja. Kebanyakan mereka hanya bekerja
di pabrik minuman atau toko-toko. Mereka pada umumnya tinggal di dekat pusat-
pusat kawasan industri dan mengalami kesulitan berintegrasi ke dalam masyarakat
AS. Untuk itu mereka membentuk ikatan dengan komunitasnya.
● Gelombang migrasi kedua (1918-1922), terdiri dari orang-orang yang cerdik pandai
dan berasal dari perkotaan. Mereka pada umumnya adalah saudara, kawan atau
kenalan imigran yang terlebih dahulu berada dan menetap di AS. Hal ini terjadi
sebelum Perang Dunia Pertama.
● Gelombang migrasi ketiga (1930-1938), terkondisikan oleh kebijakan luar negeri
(imigrasi) AS yang memberikan prioritas kepada mereka yang keluarganya telah lebih
dahulu menetap di AS.
● Gelombang migrasi keempat (1947-1960), bukan saja yang berasal dari Timur
Tengah, tetapi juga yang datang dari India, Pakistan, Eropa Timur, Uni Soviet, dan
bagian lain dunia Islam. Kelompok ini pada umumnya anak-anak penguasa negeri
asalnya. Kebanyakan mereka berlatar belakang kehidupan perkotaan, terdidik, dan
telah terbaratkan sebelum datang ke AS. Mereka datang ke AS sebagai pengungsi
atau alasan ideologis, untuk mencari kehidupan yang lebih baik, untuk mendapatkan
pendidikan yang lebih tinggi atau untuk mendapatkan latihan teknik lanjutan sehingga
memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik, karena terspesialisasi.
● Gelombang migrasi kelima (1967-sekarang), mereka datang karena alasan ekonomis
juga karena alasan politis. Dunia Arab pada tahun-tahun ini mengalami penderitaan
karena pertikaian dengan Israel atau politik lainnya.
Sebagai suatu gerakan agama dan nasionalisme, NOI dibawah Elijah Muhammad berhasil
membangun organisasi yang kuat dan solid, hal ini tercermin dalam lima hal:
1. Kepemimpinan yang kuat dan kharismatik dan komando terpusat yang melahirkan
loyalitas dan ketaatan dari para pengikutnya.
2. Memiliki milisi kuat dan terorganisasikan dengan baik, yakni Fruit of Islam (FOI).
3. Berdirinya organisasi bisnis, diantaranya: bank, perusahaan, perikanan, dan sejumlah
restoran.
4. Lembaga pendidikan Islam yang diberi nama universitas Islam, sekarang diganti
dengan nama Sister Clara Muhammad School.
5. Jaringan nasional tempat-tempat ibadah yang dinamai temple yang multifungsi serta
terorganisir dengan baik di bawah pemimpin yang disebut minister.

C. Transformasi Islam
Elijah Muhammad wafat pada tahun 1975 yang kemudian kepemimpinannya dilanjutkan oleh
anaknya yang bernama Warith Deen Muhammad, yang membawa perubahan dramatis. Satu
tahun setelah ayahnya wafat, yaitu pada tahun 1976, ia menyatakan dan menegaskan serta
mendeklarasikan bahwa ayahnya bukanlah seorang nabi. Konsekuensi dari deklarasi tersebut
adalah transformasi teologi NOI ke dalam mainstream Islam. Nama organisasi NOI diubah
menjadi World Community of Al-Islam in the Wests. Istilah black people diganti menjadi
Bilalians. Corong organisasi yang semula bernama Muhammad Speaks diubah dengan nama
Bilalians News. Istilah temple diubah menjadi mosque, minister menjadi imam, ritual dan
praktek-praktek ibadah Islam pun mulai dilaksanakan. Pada tahun 1980, nama organisasinya
diubah menjadi American Muslim Mission. Surat kabarnya pun diubah menjadi The
American Muslim Journal, kemudian pada tahun 1986 diubah menjadi The Muslim Journal.
Imam Warith Deen Muhammad juga merubah sistem komando organisasinya dengan
melakukan desentralisasi dan menginstruksikan agar organisasi di negara-negara bagian
berintegrasi dengan kaum Muslim lainnya. Ia juga mengurangi kewenangan Dewan Imam
Nasional (National Council of Imam) dengan mendelegasikan wewenangnya kepada imam
setempat.
Transformasi Islam yang dilakukan oleh Imam Warith Deen Muhammad mengalami
keberhasilan sehingga diterima oleh masyarakat Muslim dunia. Akan tetapi, ia harus
menebusnya dengan harga yang mahal. Kerajaan ekonomi NOI roboh bersamaan dengan
krisis ekonomi yang disertai dengan merosotnya keanggotaan organisasinya.
Ada beberapa alasan sejumlah warga Amerika yang memeluk Islam, antara lain:
● Pertama, Islam mereka akui sebagai agama yang memberikan tuntunan arti hidup,
hakikat hidup, dan petunjuk bagaimana manusia hidup di dunia serta bagaimana
mempersiapkan kehidupan untuk akhirat.
● Kedua, Islam dianggap satu-satunya agama yang tidak membedakan manusia
berdasarkan ras, warna kulit, pekerjaan dan lain sebagainya.
● Ketiga, Islam mereka terima sebagai ajaran yang memberi kehormatan, harga diri,
semangat kerja, dan menanamkan persaudaraan sesama Muslim di mana pun.

D. Peluang, Potensi, Usaha, dan Tantangan Pengembangan Islam di Amerika Serikat


Di Amerika Serikat, peluang pengembangan Islam sama besarnya dengan tantangannya.
Alasan yang didapat dijadikan pertimbangan ada dua hal: Pertama, Konstitusi Amerika
Serikat yang menjadi warga negaranya. Kebebasan beragama, kebebasan berkumpul dan
berserikat, dan kebebasan mengeluarkan pendapat dibolehkan. Kedua, paham pragmatisme
masyarakat AS yang mentolerir berbagai kebijaksanaan pemerintah sepanjang memberikan
keuntungan, baik bagi pemerintah maupun bagi masyarakat AS.
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
(PERTEMUAN 15)

A. Perang Salib
Kata Salib berasal dari bahasa Arab (shalibun) yang berarti kayu palang/silang. Peperangan
itu disebut dengan Perang Salib karena di dada seragam merah yang dipakai serdadu
tergantung/terjahit tanda Salib, sehingga umat Islam yang diperangi menyebutnya dengan
nama Perang Salib. Perang Salib merupakan sebuah perang super-maraton yang berlangsung
sepanjang 200 tahun, di mana bangsa-bangsa Kristen Eropa bangkit memerangi pusat-pusat
negeri Islam selama kurang lebih 90 tahun. Terutama kerajaan Latin di Yerusalem sebelum
pada akhirnya terusir dari sana.
1. Latar Belakang Timbulnya Perang Salib
a. Perang Salib merupakan puncak dari sejumlah konflik antara negeri Barat (pihak
Kristen) dan negeri Timur (pihak Muslim).
b. Munculnya kekuatan Bani Seljuk yang berhasil merebut Asia Kecil dan Baitul
Maqdis setelah mengalahkan pasukan Bizantium di Manzikart tahun 1071 M dan
Dinasti Fathimiah tahun 1078 M.
c. Pasukan Muslim menjadi penguasa jalur perdagangan di lautan tengah semenjak abad
ke-10.
d. Propaganda Alexius Comnesius kepada Paus Urbanus II untuk membalas
kekalahannya dalam peperangan melawan Pasukan Seljuk.
2. Periodesasi Perang Salib
1. Perang Salib I (1094-1144 M) 5. Perang Salib VI (1228-1229 M)
1. Perang Salib II (1144-1193 M) 6. Perang Salib VII (1248-1254 M)
2. Perang Salib III (1193-1291 M) 7. Perang Salib VIII (1270-1272 M)
3. Perang Salib IV (1202-1206 M) 8. Perang Salib Lanjutan (1291-1344
4. Perang Salib V (1217-1221 M) M)
3. Dampak Perang Salib
Hubungan Orientalisme dan Hubungan Kolonialisme.
4. Pengaruh Perang Salib Terhadap Dunia Barat
Membawa akibat yang sangat berarti bagi perjalanan sejarah Dunia. Perang Salib menjadi
penghubung bagi bangsa Eropa, mengenali Dunia Islam secara lebih dekat, sehingga kontak
hubungan antara Barat dan Timur semakin dekat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tata
kehidupan masyarakat Timur yang maju menjadi daya dorong pertumbuhan intelektual
bangsa Barat (Eropa) sehingga memberi andil yang sangat besar dalam melahirkan era
Renaisans di Eropa. Bangsa Barat yang selama itu tidak mengenal kemajuan pemikiran
bangsa Timur mengakibatkan adanya kegiatan penyelidikan bangsa Eropa mengenai seni dan
pengetahuan penting serta berbagai penemuan yang telah dikenal di Timur seperti kincir
angin, kompas kelautan, dan lain-lain. Bangsa Barat dapat mengenali sistem industri Timur
yang telah maju sehingga setelah kembali ke Eropa mereka lantas mendirikan sistem
pemasaran barang-barang produk Timur.

B. Keruntuhan Granada
Islam di Andalusia masuk dan berkembang lebih dari tujuh abad. Pada Periode Keenam
Muslim Andalusia kembali mempunyai kekuasaan di Granada, Bani Ahmar sebagai penguasa
penghujung kekuasaan Islam di Andalusia. Bani Ahmar sering juga dikenal dengan sebutan
Bangsa Moor (moriyah) dari Afrika Utara. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Muhammad bin
Ali al-Ahmar sering disebut juga Bani Nasr. Kerajaan ini dengan begitu cepatnya
berkembang dan menjadi kerajaan terkenal dari yang mulanya hanya kerajaan kecil saja.
Keadaan ini bukan hanya ditopang dengan kegigihan pemimpinnya akan tetapi juga didukung
oleh kondisi geografis yang strategis dan indah. Karena keberadaannya ada di atas bukit
dengan ketinggian lebih kurang 150 meter, sehingga membuat musuh kesulitan menuju
daerah tersebut.
1. Kemajuan-Kemajuan Bani Ahmar
Raja-raja Bani Ahmar bukan hanya memerhatikan Istana untuk dibangun terus menjadi
indah, akan tetapi mereka juga sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya dengan cara
memperhatikan bidang pertanian rakyat dan roda perniagaan. Masa kejayaannya istana ini
dilengkapi dengan barang-barang berharga seperti logam mulia, perak, dan permadani-
permadani yang indah.
2. Kehancuran Bani Ahmar
Bermula dari konflik internal dalam kerajaan yang kemudian masalah ini menjadi awal
kehancuran kekuasaan Bani Ahmar di Granada, Spanyol dan harus merelakan kekuasaannya
diambil alih oleh pihak Kristen. Sengketa perebutan kekuasaan yang menjadi penyebab
utama kehancuran Dinasti Bani Ahmar yaitu ketika Abu Abdullah Muhammad merasa tidak
senang kepada ayahnya yang tidak menunjuknya menjadi penggantinya.

C. Penaklukan Konstantinopel
Kejatuhan Konstantinopel adalah penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, yang
terjadi setelah pengepungan sebelumnya di bawah komando Sultan Utsmaniyah yang
berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi
oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI. Pengepungan berlangsung dari Jumat, 6 April 1453
M Selasa, 29 Mei 1453 M (berdasarkan Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh
Utsmaniyah. Penaklukan Konstantinopel menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi
Bizantium, yang berkuasa selama 1.500 tahun. Ini merupakan pukulan besar untuk Kristen.
Pra Intelektual Yunani dan non-Yunani bermigrasi ke Italia. Dikatakan bahwa mereka
membantu dimulainya Renaisans dan jatuhnya kota serta kekaisaran sebagai tanda akhir
Abad Pertengahan. Peristiwa Kejatuhan Konstantinopel secara tidak langsung menjadi salah
satu tonggak krusial dalam peradaban umat manusia yang berdampak luas (globalisasi).
Mereka tidak mampu menghentikan Yanisari memasuki kota di bagian Konstantinus. Ketika
bendera Utsmaniyah berkibar di atas sebuah gerbang Kerkoporta pertahanan pun runtuh.
Pasukan Utsmaniyah mendatangi Augusteum di lapangan luas di depan gereja Hagia Sophia.
Kekaisaran menyerah kalah dan sebagai simbol resmi Turki Utsmaniyah menguasai
Konstantinopel.

D. Pertempuran Munzikart
Salah satu peristiwa penting dalam gerakan ekspansi yang dilakukan Alp Arslan (Penguasa
Saljuk) adalah peristiwa Munzikart pada tahun 1071 M/464 H. Perang Munzikart merupakan
perang antara kaum muslimin asal Saljuk yang dipimpin oleh Alp Arslan dengan orang-orang
Romawi Byzantiun. Kaum muslimin menorehkan kemenangan besar atas mereka dan
menguasai arab kecil. Perang ini dianggap sebagai titik tolak dalam perjalanan sejarah Islam
secara umum dan sejarah Asia barat secara khusus.

E. Pertempuran 'Ain Jalut


Pertempuran Ain Jalut (atau Ayn Jalut dalam bahasa Arab yang artinya Mata Jalut) terjadi
pada tanggal 3 September 1260 M di Palestina antara Bani Mamluk (Mesir) yang dipimpin
oleh Saifuddin Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuqa.
Terjadinya Perang 'Ain Jalut (Invasi Mongol Dan Runtuhnya Baghdad) sebagai permulaan
dari kehancuran Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan khilafah Islam, orang-orang
Mongolia menguasai negeri-negeri Asia Tengah, Khurazan, dan Persia dan menguasai Asia
kecil.

Anda mungkin juga menyukai