Anda di halaman 1dari 11

YB1BWI

ORARI Lokal Bandung Selatan


15 Oktober 2012

PERADABAN ISLAM MASA TIGA KERAJAAN


BESAR

BAB I

PENDAHULUAN

Setelah khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik
Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa
kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan
peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa mongol itu. Namun, kemalangan tidak
berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana telah disebut, menghancurkan pusat-pusat
kekuasaan Islam yang lain.

Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul
dan berkembangnya tiga kerajaan besar: Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia.
Kerajaan Usmani, disamping lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Kerajaan Usmani ini
adalah yang pertama berdiri juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan
lainnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya maka dalam makalah ini akan kami terangkan lebih lanjut
mengenai Turki Usmani.

BAB II
PERADABAN ISLAM MASA TIGA KERAJAAN BESAR

A. KERAJAAN USMANI DI TURKI

Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri
Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan,Persia dan Iraq. Mereka masuk
Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah. Pada abad ke-13 M, mereka mendapat
serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari
perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia
kecil. 
Dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang
berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat dikalahkan.
Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota.
Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera
Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani (1290-1326 M). Tahun 1300 M,
bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan
Alaudin terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman (dikenal dengan Usman I)
memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya.

Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman (raja besar keluarga Usman),


wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan
Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada
masa pemerintahan Orkhan, kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukkan Azmir, Thawasyanli,
Uskandar, Ankara dan Gallipoli. Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan
perluasan daerah ke benua Eropa. Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus
mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul
mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan
sekutu Eropa tersebut.Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari
pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan
Turki mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan
Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula
dengan Bulgaria danSerbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M).
Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasar-dasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam
negeri. Usaha beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).
Turki Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau
Muhammad Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun
1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. putra Sultan Salim I, yaitu
Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan
Yaman. Masa beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani. [1]

Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Kerajaan Usmani:

Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki
Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan wilayah
Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan
usmani yang demikian luas dan berlangsung dengan cepat, itu diikuti pula oleh kemajuan dalam
bidang kemajuan lain. Diantaranya:

Bidang kemiliteran dan pemerintahan.

Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama adalah orang orang yang kuat sehingga
kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Meskipun begitu kemajuan kerajaan
usmani mencapai masa keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan politik para
pemimpinnya, namun banyak faktor lain yang mendukung keberhasilan ekspansi itu diantaranya:
keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur kapan
dan dimana saja.

Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan militer ,terbentuklah
kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah. Selain itu kerajaan Usmani membuat
struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana
Menteri yang membawahi Gubernur. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan
Sulaiman I disusun sebuah kitab UU (Qanun) yang diberi nama Multaqa Al-Abghur yang menjadi
pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad 19.

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Kebudayaan turki usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya yaitu:


kebudayaan Persia, Byzantium dan arab. Dari kebudayaan Persiamereka banyak mengambil ajaran
tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari kebudayaan Byzantium mereka mengambil
ajaran tentang organisasi pemerintahan dan kemiliteran. Sedangkan ajaran tentang prinsip ekonomi,
sosial, kemasyarakatan, keilmuan mereka terima dari bangsa Arab. Sebagai bangsa yang berdarah
militer, turki usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan dalam bidang kemiliteran, sementara
dalam bidang ilmu pengetahuan mereka tidak begitu menonjol sehingga dalam khasanah intelektual
islam kita tidak menemukan ilmuan terkemuka dari turki usmani.

Bidang Keagamaan

Agama dalam tradisi masyarakat turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik
masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat
sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.

Pada masa turki usmani tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling berkembang adalah
bektasyi dan maulawi yang banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Namun disisi lain, Kajian
ilmu keagamaan pun seperti Fiqh, Ilmu kalam, Tafsir, dan hadis boleh dikatakan tidak mengalami
perkembangan karena para penguasa lebih cenderung untuk menegakkan satu faham (madzhab)
keagamaan dan menekakan madzhab lainnya. [2]

B. KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA


Pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan Safawi di Persia
baru berdiri. Namun pada kenyataannya, kerajaan ini berkembang dengan cepat. Nama Safawi
berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, yaitu tarekat Safawiah sesuai dengan
nama pendirinya Safi Al-Din, salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam "Musa al-Kazim" . 
Nama ini terus di pertahankan sampai tarekat ini memjadi suatu gerakan politik dan menjadi sebuah
kerajaan yang disebut kerajaan Safawi. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih
dengan kerajaan Turki Usmani. Kerajaan ini menyatakan sebagai penganut Syi'ah dan dijadikan
sebagai madzhab negara. Pada awalnya tarekat ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar
dan pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid'ah. Tarekat ini menjadi semakin penting setelah
ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi gerakan
keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia. Dalam perkembangannya Bangsa
Safawi (tarekat Safawiyah) sangat fanatik terhadap ajaran-ajarannya. Suatu ajaran agama yang
dipegang secara fanatik biasanya menimbulkan keinginan dikalangan penganut ajaran itu untuk
berkuasa. Karena itu, lama kelamaan murid tarekat safawiah berubah menjadi tentara yang teratur,
fanatik dalam kepercayaan dan menentang orang yang bermadzhab selain syi’ah.

Berikut urutan penguasa kerajaan Safawi :

1. Isma'il I (1501-1524 M)

2. Tahmasp I (1524-1576 M)

3. Isma'il II (1576-1577 M)

4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)

5. Abbas I (1587-1628 M)

6. Safi Mirza (1628-1642 M)

7. Abbas II (1642-1667 M)

8. Sulaiman (1667-1694 M)

9. Husein I (1694-1722 M)

11. Abbas III (1732-1736 M)

Puncak kejayaan masa kerajaan Persia: Kondisi kerajaan Safawi yang memprihatinkan dapat diatasi
setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M). Langkah-langkah yang ditempuh oleh
Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi adalah:

1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan cara membentuk pasukan baru yang
berasal dari budak-budak dan tawanan perang bangsa Georgia,Armenia dan Sircassia.

2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan menyerahkan wilayah
Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas berjanji tidak akan menghina tiga Khalifah pertama
dalam Islam (Abu Bakar, Umar, dan Usman)dalam khutbah-khutbah Jum'at. Masa kekuasaan Abbas I
merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Ia berhasil mengatasi gejolak politik dalam negeri yang
mengganggu stabilitas negara dan sekaligus berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan.
Kemajuan Peradaban Islam Masa Kerajaan Safawi:

Bidang Ekonomi

Stabilitas politik kerajaan Safawi masa Abbas memacu perkembangan ekonomi safawi,terutama
setelah kepulangan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan
demikian Safawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur. Di samping sektor 
perdagangan, Safawiyah juga mengalami kemajuan bidang pertanian, terutama hasil pertanian dari
daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).

Bidang Ilmu Pengatahuan

Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu
pengetahuan, sehingga tradisi keilmuan terus berlanjut.

Bidang Pembangunan Fisik dan Seni

Kemajuan ini ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang


memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah,
rumah sakit, jembatan raksasa di atas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun.Kota
Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik. [3]

C. KERAJAAN MUGHOL DI INDIA

Kerajaan Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Kerajaan ini
termasuk dari tiga kerajaan besar Islam dan kerajaan inilah termuda. Awal kekuasaan Islam di India
terjadi pada masa khalifah Al-walid dari Dinasti Bani Umayah, di bawah pimpinan Muhammad Ibnu
Qosim.

Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kota kerajaan, di dirikan oleh Zahirrudin Babur


( 1482-1530 M ) salah satu dari cucu Timur lenk. Ayahnya bennama Umar Mirza, penguasa Ferghana.
Babaur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya pada Usia 11 tahun. Karena dari kecil di didik
sebagai seorang panglima, ia bertekad dan berambisi akan menaklukan kota terpenting di Asia
Tengah yaitu Samarkand. Pada mulanya Babur mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat
bantuan dari Raja Safawi, Ismail I, akhirnya berhasil menaklukan Samarkand (1494 M). Tahun 1504
M, ia menduduki Kabul (Afganistan). Babur menguasai Punjab (1525 M), kemudian
menguasai Delhi setelah bertempur di Panipat sebagai pemenang. Dengan demikian, Babur dapat
menegakkan pemerintahannya di sana, maka berdirilah kerajaan Mughol di India.

Pada tahun 1530 M, Babur meninggal Dunia dalam Usia 48 tahun setelah memerintah Mughol
selama 30 tahun dengan mewarisi kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya di
pegang oleh anaknya Humayyun.

Sepanjang masa pemerintahan Humayyun selama 9 tahun ( 1530-1539 M ) Negara tidak pernah
Aman. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini
Humayyun mengalami kekalahan. Ia pun kembali menduduki kerajaan Mughol pada tahun 1555 M.
setelah tahun itu ( 1556 M), ia meninggal Dunia karena jatuh dari tangga perpustakaannya, Din
panah.

Pada tahun 1556 M terjadilah peperangan yang dahsyat, di sebut Panipat II yang di menangkan
Akbar (putra sekaligus pengganti Humayun). Akbar mulai menyusun strategi dalam
pemerintahannya itu, ia berusaha membangkitkan perekonomian Negara dan pertahanan Negara,
sebagai wujud untuk menghalangi pemberontakan-pemberontakan yang akan terjadi kembali. Akbar
juga menerapkan sistem politik Sulakkhul (toleransi universal). Dengan politik ini, semua
rakyat India di pandang sama.

Kemajuan Peradaban Islam Masa Kerajaan Mughol:

Dengan sistem yang di terapkan Akbar, akhirnya membawa kemajuan. Dalam bidang ekonomi, Akbar
memfokuskan pada masalah pertanian sehingga terjadilah kemajuan yang luar biasa pada bidang
ekonomi khususnya pertanian, pertambangan dan perdagangan. Di samping untuk kebutuhan dalam
Negri, hasil pertanian itu di Ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia tenggara. Berkembangnya
bidang Ekonomi, memancing Akbar untuk mengembangkan bidang lain seperti halnya bidang seni
dan budaya yang pada akhirnya juga berkembang pesat. Bidang seni lebih di fokuskan pada karya
seni Arsitektur, sehingga dapat di nikmatin hingga masa kini seperti Istana Fatpursikri, villa, Masjid
berlapiskan Mutiara, Taj mahal, Majid raya Delhi dan Istana Indah di Lahore.[4]

D. PERBEDAAN KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA INI DENGAN ERA KLASIK

Pada masa kejayaan tiga kerajaan besar, umat Islam kembali mengalami kemajuan. Akan tetapi
kemajuan yang dicapai berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik Islam. kemajuan
pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang intelektual, kemajuan pada masa tiga kerajaan tidak
sebanding dengan kemajuan di zaman klasik. Bidang ilmu pengetahuan, umat Islam sudah mulai
taklid pada imam besar yang lahirpada masa klasik islam. beberapa sains yang berkembang pada
masa klasik ada yang tidak berkembang lagi, bahkan ada yang dilupakan. Filsafat dianggap bid’ah.
Kalau pada masa klasik, umat Islam maju dalam bidang politik, peradaban, dan kebudayaan, seperti
dalam bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat.

Beberapa alasan mengapa kemajuan yang dicapai itu tidak setingkat dengan kemajuan yang dicapai
pada masa klasik:

Metode berfikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini adalah metode berpikir
tradisional, sehingga cara berfikir ini mempengaruhi perkembangan peradaban dan ilmu
pengetahuan.

Pada masa klasik Islam, kebebasan berfikir berkembang dengan masuknya pemikiran filsafat Yunani.

Al-Ghazali bukan hanya menyerang pemikiran filsafat pada masanya, tetapi juga menghidupkan
ajaran tasawuf dalam Islam.

Sarana-sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang disediakan masa klasik,
seperti perpustakaan, karya-karya ilmiah dan lain sebagainya banyak yang hancur dan hilang akibat
serangan bangsa Mongol ke beberapa pusat peradaban dan kebudayaan Islam.
Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar di pegang oleh bangsa Turki dan mongol yang lebih
dikenal sebagai bangsa yang suka perang ketimbang bangsa yang suka ilmu.

Pusat-pusat kekuasaan Islam pada masa ini tidak berada di wilayah Arab dan tidak pula oleh bangsa
Arab. Di safawi berkembang bahasa Persia, di Turki bahasa Turki, dan di India bahasa Urdu.
Akibatnya, bahasa Arab yang sudah merupakan bahasa persatuan dan bahasa Ilmiah pada masa
sebelumnya tidak berkembang lagi dan bahkan menurun.

E. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA TIGA KERAJAAN BESAR

Faktor-faktor pendukung kemajuan kerajaan Usmani:

Faktor pendukung kemajuan peradaban kerajaan Usmani antara lain karena keunggulan politik para
pemimpinnya, keberanian, keterampilan dan ketangguhan serta kekuatan militer yang sanggup
bertempur kapan dan dimana saja. Akibat kegigihan para pemimpin dalam mempertahankan Turki
itulah yang akhirnya membawa dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam
perkembangan Turki dapat diraih dengan cepat.

Faktor-faktor pendukung kemajuan kerajaan Safawi:

Faktor pendukung kemajuan peradaban kerajaan Safawi antara lain karena beberapa langkah yang
ditempuh oleh Abbas I yang merupakan pelopor puncak kejayaan pada masa itu setelah safawi
mengalami saat-saat yang memprihatinkan. Langkah-langkah itu antara lain usaha Abbas I untuk
menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dan mengadakan perjanjian damai dengan Turki
sehingga ia berhasil mengatasi berbagai gejolak dalam negeri yang mengganggu stabilitas Negara
sampai akhirnya kajayaan dapat diraih pada masa itu.

Faktor-faktor pendukung kemajuan kerajaan Mughol:

Faktor pendukung kemajuan peradaban kerajaan Mughal antara lain karena penerapan politik
sulakhul (toleransi universal) yang diterapkan oleh Akbar,dimana tidak ada perbedaan antara
rakyat India dan semua dipandang sama. Faktor lain yang terpenting adalah karena kemantapan
stabilitas poltik akibat sistem pemerintahan yang diterpkan oleh Akbar.

F. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN PADA MASA TIGA KERAJAAN


BESAR

Ø Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi adalah:

Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Usmani.

Bagi Kerajaan Usmani, berdirinya Kerajaan Usmani, berdirinya Kerajaan Safawi yang beraliran Syi’ah
merupakan ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaannya.
Dekadensi Moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi.

Pemimpin kerajaan Safawi yang bernama Sulaiman dan Husein pecandu berat narkotik, juga
menyenangi kehidupan malam sehingga selama tujuh tahun tanpa sekalipun menyempatkan diri
menangani pemerintahan.

Adanya pasukan Ghulam

Pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas 1 tidak memiliki semangat perang yang
tinggi seperti Qizilbash.

Terjadinya konflik Intern

Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana.

Ø Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal diantaranya


adalah:

Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-
wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.

Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik yang mengakibatkan pemborosan
dalam penggunaan uang Negara.

Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan
kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan
sesudahnya.

Semua pewaris tahta kerajaaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang
kepemimpinan.

Ø Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Kerajaan Usmani, diantaranya


adalah:

Wilayah kekuasaan yang sangat luas

Administrasi pemerintahan bagi suatu Negara yang amat luas wilayahnya sangat rumit dan
kompleks, sementara administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Di pihak lain, para
penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas, sehingga mereka terlibat perang
terus menerus dengan berbagai bangsa.

Heterogenitas Penduduk

Sebagai kerajaan besar, Turki Usmani menguasai wilayah yang sangat luas, wilayah yang luas itu
didiami oleh oleh penduduk yang beragam dan untuk mengatur penduduk yang beragam dan
tersebar di wilayah yang luas itu, diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang teratur. Tanpa
didukung oleh administrasi yang baik, Kerajaan Usmani hanya akan menanggung beban berat akibat
Heterogenitas tersebut.

Kelemahan Para Penguasa

Pemeritahan menjadi kacau sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni, serta ketika diperintah oleh sultan-
sultan yang lemah yang pada akhirnya kekacauan tersebut tidak pernah dapat diatasi secara
sempurna, bahkan semakin lama menjadi semakin parah.

Budaya Pungli

Budaya pungli merupakan perbuatan yang sudah umum dalam Kerajaan Usmani, yaitu setiap
jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengan sogokan kepada orang yang
berhak memberikan jabatan tersebut.

Pemberontakan tentara Jenissari

Pemberontakan tentara Jenissari terjadi sebanayk empat kali, yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M,
1727 M, dan 1826 M.

Merosotnya Ekonomi

Akibat perang yang tak pernah berhenti, perekonomian Negara merosot, sementara belanja Negara
sangat besar termasuk untuk biaya perang.

Terjadinya stagnasi dalam lapangan Ilmu dan teknologi

Kerajaan Usmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu dan teknologi, karena hanya
mengutamakan pengembangan kekuatan militer. Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh
kemajuan ilmu dan teknologi mengakibatkan kerajaan ini tidak sanggup menghadapi persenjataan
musuh dari Eropa yang lebih maju.[5]

G. SEBAB- SEBAB KEMAJUAN EROPA

Bersamaan dengan kemunduruan tiga kerajaan Islam di periode pertengahan sejarah Islam, Eropa
mengalami kemajuan dengan pesat. Kemajuan-kemajuan Eropa memang bersumber dari khazanah
ilmu pengetahuan dsn metode beerpikir Islam yang rasional. Diantara saluran masuknya peradaban
Islam ke Eropa adlah perang salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. ketika Islam
mengalami kejayaan di spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana, kemudian
menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam mulai abad ke-12 M. setelah pulang ke negeri
masing-masing mereka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu
yang dipelajari di universitas islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan
renaissance, reformasi, dan rasionalisme di Eropa.

Gerakan-geerakan renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-
16 dan 17 M merupakan abad yang paling penting bagi Eropa, sementara pada akhir abad ke 17 itu
pula, dunia Islam mulai mengalami kemunduran. Dengan lahirnya renaisans, Eropa bangkit kembali
untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan. Mereka menyelidiki
rahasia alam, menaklukan lautan, dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan.
Banyak penemuan –penemuan dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan kkehidupan yang
mereka peroleh. Cristoper Colombus pada tahun 1492 M, menemukan benua Amerika dan Vasco da
Gama tahun 1498 M, menemukan jalan ke timur melalui Tanjung Harapan. Dengan dua temuan ini,
Eropa mmperoleh kemajuan dalam dunia perdanngan, karena tidak tergantung lagi kepada jalur lam
yang dikuasai umat Islam.

Terangkatnya perekonomian bangsa-bangsa Eropa disusul pula dengan penemuan dan


perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan itu semakin dipercepat setelah
mesin uap ditemukan, yang kemudian melahirkan revolusi industri Eropa. Teknologi perkapalan dan
militer berkembang dengan pesat. Dengan demikian, Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas
melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari dan keseluruh dunia, tanpa mendapat
hambatan berarti dari lawan-lawan yang masih menggunakan persenjataan nasional.

Sementara itu, kemerosotan kaum muslimin tidak terbatas dalam bidang ilmua dan kebudayaan
saja, melainkan juga di segala bidang. Mereka ketinggalan dari Eropa dalam industri perang, padahal
keunggulan turki Usmani di bidang ini pada masa-masa sebelumnya diakuai oleh seluruh dunia.

Dengan organisasi dan persenjataaan modern pasukan perang Eropa mampu melancarkan pukulan
telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti kerajaan Usmani ketika berhadapan dengan
kekuatan-kekuatan Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan
Islam, seperti Kerajaan Usmani ketika berhadapan dengan kekuatan-kekuatan Eropa dan Kerajaan
Mughal dan ketika berhadapan dengan Inggris. Daerah-daerah kekuasaan Islam lainnya juag mulai
berjatuhan ke tangan Eropa, seperti Asia Tenggara , bahkan Mesir, salah satu pusat peradaban Islam
yang terpenting diduduki Napoleon Bonaparte dari Prancis pada tahun 1798 M.

Benturan-benturan antara kerajaan Islam dan kekuatan Eropa itu menyadarkan umat Islam bahwa
mereka memang sudah jauh ttertinggal dari Eropa. Kesadaran itulah yang mennyebabkan umat
Islam di masa modern terpaksa harus banyak belajar dari Eropa. Perimbangan kekuatan antara umat
Islam dan Eropa dan kemunduran Islam terbentang jurang sangat lebar dan dalam. Dalam
perkembangan berikutnya, daerah-daerah Islam hampir seluruhnya berada dibawah kekuasaan
bangsa Eropa. [6]

[1] Ahmad Syalabi, Sejarah dan kebudayaan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1988, hal. 2

[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal.133-138

[3] Ibid, hal. 138-145

[4] Ibid, hal: 145-150

[5] Ibid
[6] op cit, hal:49
di Senin, Oktober 15, 2012
Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Terimakasih atas komentar dan apresiasinya



Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

Drs. H. Ery Ridwan Latief, M.Ag


Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Beberapa aktivitas diantaranya : 1. Ketua ORARI Daerah Jawa Barat Lokal Bandung
Selatan periode 2017-2020 2. Sekretaris ORARI Daerah Jawa Barat 2009-2014 3. Wakil
Ketua ICMI Orda Kab. Bandung 4. Ketua Bidang Kaderisasi dan Generasi Muda Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bandung, 5. Sekretaris PP H2QM (Himpunan Haji
Qarnul Manazil) 6. Ketua FKUB Kab. Bandung, 7. Ketua Mahasiswa Pencinta
Kelestarian Alam (MAHAPEKA) periode 1999-1992 8. Ketua Bidang Organisasi
PENGCAB PASI Kab. Bandung 9. Ketua Presidium Forum Komunikasi Pemuda dan
Pelajar Islam (FKPMI) Jawa Barat 10. Ketua Presidium PP. Bangkit Pemuda Muslim
Indonesia (BPMI) 11. Kabid Kaderisasi Pemuda Persatuan Islam Banjaran, 12.
Sekretaris PD Persatuan Islam Kabupaten Bandung, 13. Ketua Kelompok Pengembara
Hutan (WENDELIN), 14. Anggota MPI Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kab.
Bandung ,
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai