Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

Pengumpulan data lapangan kualitatif dan kuantitatif

Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah statistik pendidikan

Dosen pengampu Dr. Ika istadewi, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh

NAMA : RAFIKA LAMAING

NIM : 18.1.03.0012

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALU

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga sayadapat menyelesaikan pembuatan tugas
ini. Dalam pembuatan tugas ini, banyak kesulitan yang saya alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih
terbatas. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya tugas
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh karena itu saya
mohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat
diharapkan agar tugas ini menjadi lebih baik serta berguna dimasa yang akan
datang
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................

1.1 Latar Belakang...................................................................

1.2 Rumusan Masalah .............................................................

1.3 Tujuan ..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................

A. Pengertian teknik pengumpulan data...........................................................

B. Teknik-teknik pengumpulan data...................................................

C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.............

BAB III PENUTUP ..............................................................

Kesimpulan

Saran

Daftar pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan
masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan
teknik tertentu yang dikenal dengan istilah teknik penelitian,yakni suatu cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah
ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan
tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui:
angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti
dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang
dihadapi atau yang diteliti.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid,
maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam
penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap
kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan
instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam
komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah
yang sedang diteliti. Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu
merupakan alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang
ada dalam suatu penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu
hipotesa-hipotesa tertentu.
1.2 Rumusan masalah
1.    Apa pengertian teknik pengumpulan data?

2.    Apa saja teknik pengumpulan data?

3.    Bagaimana pengumpulan data dan instrumen penelitian untuk penelitian


kualitatif dan kuantitatif ?

1.3 Tujuan

1.    Untuk mengetahui pengertian pengumpulan data.


2.    Untuk mengetahui teknik pengumpulan data.

3.    Untuk mengetahui teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian untuk


penelitian kualitatif dan kuantitatif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian teknik pengumpulan data
adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Teknik
pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk menghimpun data. Teknik (cara atau metode) menunjuk suatu kata yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi dan lainya.  Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk
maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Dalam teknik pengumpulan data
diperlukan instrumen. Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan
sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik,
dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya)
untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat


bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Ibnu
Hadjar berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara
objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa instrumen
penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara
kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut
psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan
atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif,
perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif,
perangsangnya adalah pernyataan.

Dari uraian  beberapa pakar di atas, dapat kami ambil suatu generalisasi


bahwa teknik pengumpulan data dan instrumennya adalah teknik dan alat bantu
yang digunakan dalam sebuah research untuk mengumpulkan aneka ragam
informasi yang diolah secara kuantitatif atau kualitatif kemudian disusun secara
sistematis.

B. Teknik-teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data
mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan
reliable.

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang
sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan
tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian
akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan


penggunaan teknik dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan
reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau
kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai
fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut,
pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan
proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan
peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji
hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).

Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian,


apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik
pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara
mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam
penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire),
wawancara, dan dokumentasi.

Beberapa teknik pengumpulan data secara umum:

1. Observasi (pengamatan)
Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Mursall (1995)
menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and
the meaning attached to those behavior” melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Sanafiah Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi
berpartisifasi (participant observastion), Observasi secara terang-terangan dan
tersamar (overt observastion and covert observastion), observasi yang tak
berstruktur (unstructured observation),masing-masing tipe dan jenis observasi
tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik objek material sumber data
penelitian.

a. Observasi Partisipatif (participant observastion).


Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian
yang tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal ini dilakukan
dengan mengembangkan keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu
kelompok orang dilingkungan alamiah mereka. Dalam penelitian ini peneliti
menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek
yang sedang di telitinya. Susan Stainback (1998), menyatakan bahwa “in
participant observation, the researcher observes what people do, listen to what
they say, and participates in their activities”. Dalam observasi partisipatif, peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan,
dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan


yang terjadi di lapangan penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa
macam kategori peran partisipan dilapangan yaitu:

1) Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi
anggota penuh dari yang diamati. Pengamat akan memperoleh informasi
tentang apapun dari yang diamati, termasuk yang barang kali yang
dirahasiakan.
2) Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan
sebagai pengamat (ply on the wall). Statusnya sebagai anggota dalam
hubungan ini sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja, sehingga tidak melebur
secara fisik maupun psikis dalam pengertian yang sesungguhnya.
3) Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai
pengamat ikut melakukan apa yang di lakukan oleh nara sumber sebagai yang
teramati meskipun belum sepenuhnya.
4) Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati
terpisah, informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa
diamati.
b. Observasi Terus Terang atau Tersamar
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif
diantaranya adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di
lapangan secara alamiah (natural setting). Konsekuensinya peneliti harus secara
cermat dan bijaksana menerapkan teknik pengumpulan data di lapangan pada nara
sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah.

Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data


“menyatakan terus terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang
ditelitinya, bahwa peneliti sedang melakukan observasi dalam penelitian”. Pada
tipe ini semua proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui semuanya oleh orang
yang diteliti. “Tapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang atau tersamar
dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari
merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan
terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.

c. Observasi Tak Berstruktur


Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena
fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan
observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam
penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan
menggunakan pedoman observasi.

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan


secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti
tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan
penelitian tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tapi hanya berupa
rambu-rambu pengamatan.

Selanjutnya Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif


memiliki tahapan dan objek yang observasi. Tahapan observasi, yaitu; Observasi
deskriftif, Observasi terfokus, dan Observasi terseleksi. Dan objek yang
diobservasi adalah ruang (tempat), pelaku (aktor) dan kegiatan (aktivitas).

Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item
pokok, yaitu; Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang
yang terlibat dalam situasi; Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam
situasi itu; Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu
tindakan-tindakan tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan;
Waktu, yaitu menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai
dan emosi; Perasaan yang dirasakan dan dinyatakan.

2. Questioner (Kuesioner/Angket)
Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah
teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan
kepada responden untuk diisi. Berdasarkan cara menyusun petanyaan dalam
teknik questioner ini dibagi menjadi dua:

a. Kuesioner terbuka (Opene and Items)


Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan
tidak disediakan jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas
untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat/pandangan dan pengetahuannya.

Kelebihan kuesioner terbuka adalah :

1) Menyusun pertanyaan sangat mudah


2) Memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan
isi hati dan pemikirannya.
Kelemahan kusioner terbuka adalah :

1) Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan mengelompokkan jawaban karena


sangat bervariasinya jawaban yang diberikan oleh responden
2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama, satu dan lain hal peneliti
harus membaca satu persatu
3) Untuk peneliti mungkin menimbulkan rasa bosan karena tulisannya sulit
dibaca, kalimat tidak jelas dari jawaban yang diberikan oleh responden
4) Rasa malas akan timbul pada responden yangtidak mempunyai banyak waktu
luang untuk menjawab.
b. Koesioner tertutup (Closed and Items)
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan
telah disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu
dari jawaban yang telah disediakan.

Kelebihan kuesioner tertutup adalah :

1) Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban yang masuk


2) Untuk peneliti, waktu yang dimanfaatkan dalam pengelompokkan jawaban
menjadi singkat karena dapat memanfaatkan bantuan enumerator
3) Untuk responden, mudah memilih jawaban
4) Untuk responden, dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu singkat.
Kelemahan kuestioner tertutup adalah :

1) Untuk peneliti, dalam penyusunan pertanyaan perlu berhati-hati agar tidak


ditafsirkan lain (berarti ganda)
2) Untuk responden, kebebasan menjawab merasa dibatasi.
3. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan
oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan. Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut: “a
meeting of two persons to exchange information and idea through question and
responses, resulting in-communication and joint construction of meaning about a
particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam topik tertentu.

Menurut Mishler (1986:82), ia mengungkapkan tentang wawancara


lapangan adalah produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta
aktif yang wawasan, perasaan, dan kerjasama merupakan bagian penting dari
proses diskusi yang mengungkapkan makna subjektif. Kehadiran pewawancara
dan dari keterlibatan bagaimana dia mendengarkan, menghadiri, mendorong,
menyela, digresses, memulai topik, dan berakhir tanggapan-merupakan bagian
integral akun responden.

Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu;


Wawancara terstruktur (structured interview); Wawancara semiterstruktur
(semistructure Interview); Wawancara tak berstruktur (unstructured Interview)

Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh


langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif, yaitu:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.


2) Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
3) Mengawali atau membuka alur wawancara.
4) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
5) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
6) Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Jenis pertanyan yang dapat ditanyakan dalam wawancara adalah:

1) Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya


atau yang lazim dikerjakannya.
2) Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya tentang sesuatu.
3) Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang,
gembira,curiga, jengkel dan sebagainya tentang sesuatu.
4) Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu.
5) Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya,
diuraikan secara deskriptif.
6) Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga
dan sebagainya.
Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi
kekosongan terhadap sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat
melingkupi dimensi waktu, seperti tentang apa-apa yang dikerjakan responden di
masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan pada intinya pertanyaan-pertanyaan
yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian atau harus sesuai dengan
tujuan penelitian.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam kegiatan wawancara adalah :

1) Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan


dengan sumber data, sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil,
notebook yang dapat digunakan untuk mencatat hasil pembicaraan.

Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh


langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif, yaitu:

7) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.


8) Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
9) Mengawali atau membuka alur wawancara.
10) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
11) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
12) Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Jenis pertanyan yang dapat ditanyakan dalam wawancara adalah:

7) Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya


atau yang lazim dikerjakannya.
8) Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya tentang sesuatu.
9) Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang,
gembira,curiga, jengkel dan sebagainya tentang sesuatu.
10) Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu.
11) Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya,
diuraikan secara deskriptif.
12) Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal,
keluarga dan sebagainya.
Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi
kekosongan terhadap sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat
melingkupi dimensi waktu, seperti tentang apa-apa yang dikerjakan responden di
masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan pada intinya pertanyaan-pertanyaan
yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian atau harus sesuai dengan
tujuan penelitian.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam kegiatan wawancara adalah :

2) Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan


dengan sumber data, sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil,
notebook yang dapat digunakan untuk mencatat hasil pembicaraan.
a. Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul
beberapa kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat
memperkuat dokumen tersebut.
b. Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam
hubungan dengan kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan guru,
tokoh masyarakat, kiyai, ulama’, atau tokoh lainnya.
Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya
jika didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat
kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel
apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki


kredibel yang tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan
aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Begitu pula autoboigrafi
yang di tulis untuk dirinya sendiri.

C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


1. Instrumen Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif instrumen terpenting adalah peneliti itu sendiri.
Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti
tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-
alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri. Oleh karena dalam penelitian
kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri,  maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi;
pemahaman teknik penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara
akademik maupun logiknya.
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
atas temuannya (Sugiono,2009:306). Peneliti sebagai instrumen atau alat
penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia
dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan
arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan.
Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping
memiliki kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan.
Kelebihannya antara lain:

a. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi
pada subjek yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut
"memahami" makna-makna apa saja yang tersembunyi di balik realita yang
kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai
melalui penelitian kualitatif.
b. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi,
data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif,
pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang
sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja.
c. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya,
melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara gradual "membangun"
pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal.
Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah sebagai
berikut ini:
a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti.
Keterlibatan subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak
hati- hati, peneliti akan secara tidak sadar mencampuradukkan antara data
lapangan hasil observasi dengan pikiran-pikirannya sendiri.
b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen
utama ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis,
menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus memiliki
sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk menangkap simbol-
simbol dan makna-makna yang tersembunyi.
c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat
perubahan-perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam
penelitian kuantitatif, penelitian dianggap selesai jika kesimpulan telah
diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi
peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang bersifat plural
(beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan
selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal
(waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti dalam
penelitian kuantitatif.
Menurut (Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan
datanya, instrumen yang dapat digunakan antara lain:

a.  Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat
mengungkap informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa lampau,
masa sekarang, dan masa yang akan datang. Dan data yang dihasilkan
dariwawancara bersifat terbuka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu
membentuk informasi yang utuh dan menyuluruh dalam mengungkap penelian
kualitatif.

b. Instrumen Observasi atau Pengamatan


Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai
pelengkap dari teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam
penelitian kualitatis digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung
objek penelitian, sehingga peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang
diperlukan untuk mengungkap penelitian yang dilakukan. Observasi dalam
penelitian kualitatif peneliti harus memahami terlebih dahulu variasi pengamatan
dan peran-peran yang dilakukan peneliti.

c. Instrumen Dokumen
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna dari
data wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian
kualitatif dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari obyek yang
diteliti.

2. Instrumen Penelitian Kuantitatif


Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya
sendiri, maka dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi
perangkat yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat
instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.

Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi


dua yakni tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat
yang berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk
mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian.  Selain tes,
terdapat instrumen berupa non tes, seperti skala sikap atau daftar pernyataan untuk
digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis
angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik interview
atau wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik
observasi, dan lainnya.

Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat


berskala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi
cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini
dapat dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan di
dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-
sifat. Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkin akan
diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar
jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

Penelitian kuantitatif dalam mengambil data menggunakan instrumen yang


berupa:

a. Instrumen Tes dan Inventori


Tes dan inventori digunakan untuk pengambilan data penelitian
kuantitatif  karena instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam
bidang tertentu, seperti bakat matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan
sebagainya. Sedangkan inventori untuk mengetahui karakteristik (psikologis)
tertentu dari individu. Dari kedua instrumen ini data yang terkumpul berupa
angka-angka yang nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan
dari penelitian.
b. Instrumen Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk
menjaring data yang sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat
pendidikan, umur, penilaian terhadap kepribadian dan sebagainya. Jenis data
untuk angket atau kuesioner berupa angka-angka, kemudian akan diolah dengan
bantuan software statistik untuk mengetahui hasil datanya. Angket atau kuesoner
dalam pengambilan data, sebelumnya harus sudah tentukan dan sudah diuji coba
terlebih dahulu.

c. Instrumen Lembar Observasi


Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian
kuantitatif haruslah disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam
pengambilan data yang berupa angka-angka.

d. Instrumen Dokumen
Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif
sebagai pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang
berupa angka dan bisa diseleksi dengan menggunakan statistik.
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat


digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data. Instrumen penelitian adalah alat
bantu yang digunakan dalam sebuah penelitian untuk mengumpulkan aneka
ragam informasi yang diolah secara kuantitatif atau kualitatif kemudian disusun
secara sistematis. Teknik-teknik pengumpulan data antara lain; a) Interview, b)
Dokumen, c) Observasi, d) Kuesioner/angket.

Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah


peneliti itu sendiri. Dan menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data
seperti tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau
pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri. Instrument
penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. Tes
sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal
yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai
dengan tujuan penelitian.  Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti
skala sikap atau daftar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang
menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk
peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau wawancara, pedoman observasi
untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya.

B. Saran

Materi teknik pengumpulan data ini sangat berguna bagi mahasiswa


dalam melakukan penelitian. Namun, pada pengaplikasiannya dalam penelitian,
peneliti harus memperhatikan cara-cara dan teknik apa yang akan digunakan
dalam penelitiannya, karena pemilihan teknik yang tepat dalam penelitian akan
menentukan hasil dari penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi ,Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.

Hadjar,  Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,


Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Heriyanto, Albertus dan  Sandjaja, Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka.

http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/

Kaelan, M.S., Teknik Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner, Yokyakarta:


Paradigma, 2010.

Nasution, Teknik Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1992.

Neuman,  W. Lawrence, Social   Research Metthods, Canadian Internanational


Depelopment Agency, 2004.

Patton, Michael Quninn, Qualitative Evaluation Methodes, Sage Publications,


Baverly Hills, 1980.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah, Tekniklogi Penelitian Kualitatif, Bandung:


Alfabeta, 2009.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sugiyono, Teknik Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2012.

Sukandarrumidi, Teknik Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, Cet.


3, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, 2008

Anda mungkin juga menyukai