Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya para sejarawan mengkualifikasikan peradaban


perkembangan sejarah Islam ke dalam tiga periode besar yaitu
periode klasik yaitu sekitar 650 sampai 1250 M, periode
pertengahan yaitu sekitar 1250 sampai 1800M, dan periode
modern yaitu sekitar 1800 hingga sekarang.1
Pada periode klasik (650-1250 M) ini dimulai sejak kelahiran
Nabi Muhammad SAW sampai didudukinya Baghdad oleh
Hulagu Khan. Adapun yang menjadi ciri periode ini, dengan
mengabaikan adanya dinasti-dinasti yang tumbuh dan
tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala negara (khalifah)
tetap dijabat oleh seorang dan dianggap sebagai pemimpin
tertinggi negara walaupun hanya sekedar simbol2. Dinasti
Umayyah barat, tepatnya di Spanyol, dibawah Abd Ar-Rahman
pada tahun 756 M, membentuk suatu khilafah tersendiri.
Dinasti Umayyah Spanyol ini dapat mempertahankan
kekuasaanya sampai tahun 1031M. 3Pada periode pertengahan
(1250-1800 M) di tandai dengan jatuhnya baghdad sampai ke

1 Samsul munir amin,sejarah peradaban islam(JAKARTA:AMZAH,2009),15-16

2 Ibid.16

3 Dedy supriyadi, sejarah peradaban islam(Bandung:pustaka setia,2008)35

1
penghujung abad 17.4 Zaman ini diawali dengan kemajuan
bidang politik tiga kerajaan besar yaitu : Usmaniyah,
Syafawiyah, dan Mughal di India. Kekuasaan Usmaniyah
meliputi Asia kecil, Eropa Timur sampai ke benten

B Rumusuan masalah
1. Mengetahui sejarah peradaban islam periode
pertengahan
2. Sejarah kerajaan safawi di Persia
3. Sejarah kerajaan mughal di india

4
Ibid.16

2
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah islam peride pertengahan (1250-1800M)

Periode pertengahan dibagi menjadi dua.


1. fase kemunduran(1250-1500M).
pada masa ini, desentralisasi dan disintegrasi meningkat.
Pebedaan sunyi dan syiah,demikian juga arab dan Persia,
semakin tampak jelas. Dunia islam pada zaman ini pun terbagi
dua, yaitu Arab(yang terdiri atas
Arabia,Irak,Suria,Palestina,Mesir dan Afrika utara, dengan
mesir sebagai pusat) serta Persia(yang terdiri atas Balkan,Asia
kecil,Persia, dan Asia tengah)
2. fase 3 kejaan besar(1500-1700M).
yang dimulai dengan zaman kemajuan(1500-1700M),kemudian
zaman kemunduran(1700-1800M). Tiga kerajaan yang
dimaksud adalah kerajaan ustmani di turki,kerajaan syafawi di
Persia dan kerajaan mughal di india
Dimasa kemajuan,ketiga kerajaan besar ini mempunyai
kejayaan masing masing,terutama dalam bentuk literatur dan
arsitek.masjid-masjid dan gedung-gedung indah yang didirikan

3
di zaman ini masih dapat dilihat di Istanbul,tibriz dan Isfahan
serta kota-kota lain di iran dan delhi. Kemajuan umat islam
pada zaman ini lebih banyak ketimbang periode klasik.Namun,
menarik untuk dikaji,karena kemajuan pada masa ini terwujud
setelah umat islam mengalami kemunduraan beberapa abad
lamanya.5

A.MASA KERAJAAN SAFAWI di PERSIA


Menurut Syaid Amir Ali6, kata shafawi berasal dari kata
shafi,suatu gelar bagi nenek moyang raja-raja Shafaw:Shafi Al-
Din Ishak Al-Ardabily, pendiri dan pemimpin tarekat
Shafawiyah. Amir ali beralasan, bahwa para musafir, pedagang
dan penulis eropa selalu menyebut raja-raja Shafawi dengan
gelar shafi agung. Sedangkan menurut P.M.Holt dan kawan-
kawan3 Shafawi berasal dari kata shafi, yaitu bagian dari nama
Shafi Al-Din Ishak Ardabily itu sendiri
Kerajaan shafawi berdiri secara resmi di Persia pada
1501M/907H, tatkala Syah Ismail memproklamasikam dirinya
sebagai raja atau syah di Tabriz
Pada tahun 1501 M dibawah kepemimpinan Ismail, 1501 M,
pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan AK Konyulu
di Sharur dekat Nakhchivan. Pasukan ini terus berusaha
memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Konyulu dan

5
Harun nasution,pembaharuan dalam islam:sejarah,pemikiran dan
gerakan(Jakarta:bulan bintang,1992),hlm14
6
Sayid amir ali,the spirit of islam(new delhi:idarrat al-arabiyah,t.t.)

4
berhasil merebut serta mendudukinya. Di kota inilah Ismail
memproklamirkan dirinya sebagai Raja pertama Dinasti
Safawi. Ia disebut juga sebagai Ismail I. Dan Ismail inilah yang
dipandang sebagai pendiri yang pertama dari kerajaan
Safawiyah.
Ismail memerintah selama 23 tahun (1501 – 1524). Selama
sepuluh tahun pertama pemerintahannya, Ismail berhasil
memperluas wilayah pemerintahan sampai mencakup seluruh
wilayah Persia dan sebelah Timur Fertile Creshen. Pada tahun
1502 M, Ismail telah menduduki Sirwan, Azerbaijan dan Irak.
Pada 1503 M, ia menghancurkan sisa-sisa tentara Ak Koyunlu
di Hamadzan. Pada tahun 1504 Ismail menduduki Provinsi
Kaspia dari Mazandaran dan Curgan. Diyar Bakr ditaklukkan
pada tahun 1505 M, dan Baghdad jatuh ketangannya pada
tahun 1508 M. Pada tahun 1510 M ia menguasai Khurasan
setelah terlibat dalam pertempuran dengan Syaibani Khan, raja
Uzbek. Kemenangan beruntun itu merupakan sukses
mewujudkan kerajaan Safawi yang membentang dari Heart
(Harat) di Timur sampai Diyar Bark di Barat.
Bahkan tidak sampai di situ saja, ambisi politik mendorongnya
untuk terus mengembangkan wilayah kekuasaan ke daerah-
daerah lainnya seperti Turki Usmani. Ismail Berusaha merebut
dan mengadakan expansi ke wilayah kerajaan Usmani (1514
M) tapi dalam peperangan ini Ismail mengalami kekalahan,
Turki di bawah pimpinan Sultan Salim dapat menduduki
Tabris. Kerajaan Safawi terselamatkan dengan pulangnya
Sultan Usmani ke Turki, karena terjadi perpecahan di kalangan

5
militer Turki di negerinya “ kekalahan ini membuat Ismail I
berubah, ia lebih sering menyendiri, menempuh kehidupan
hura-hura dan berburu. Keadaan ini berdampak negatif pada
Kerajaan Safawi, hingga akhirnya terjadi persaingan dalam
merebut pengaruh untuk dapat memimpin, antara pimpinan
suku-suku Turki, pejabat, keturunan Persia dan Qizilbash”.
“Penyebab utama terjadi peperangan antara Safawi dan Usmani
menurut Syalabi adalah pemaksaan faham Syi’ah terhadap
mayoritas faham Sunni, dan lebih kejam Ismail I telah
membunuh ulama Sunni di daerah Irak. Sehingga turki merasa
terpanggil dengan kebiadaban Syi’ah”.
Sepeninggal Ismail I, permusuhan dengan Kerajaan Usmani
terus berlanjut, terjadi beberapa perang antara keduanya yaitu
pada masa Tahmasp 1 (1524-1576), Isamail II (1576-1577) dan
Muhammad Khudabanda (1577-1587) pada masa tiga Raja
Safawi mengalami kelemahan, karena sering berperang dengan
kerajaan Usmani yang lebih kuat, dan juga sering terjadi
pertentangan antara kelompok dari dalam kerajaan Safawi
sendiri.
Kerajaan Safawi bertahan lebih 2 abad dengan pemimpin
sebagai berikut:
1) Ismail I (1501-1524 M)
2) Tahmasap I (1524-1576 M)
3) Ismail II (1576-1577 M)
4) Muhammad Khudabanda ( 1577-1587 M)
5) Abbas I ( 1587-1628 M)
6) Safi Mirza (1628-1642 M)

6
7) Abbas II (1642-1667 M)
8) Sulaiman (1667-1694 M)
9) Husein I (1694-1722 M)
10) Tahmasap II (1722-1732 M)
11) Abbas III (1732-1736 M)
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Abbas 1 merupakan puncak
kejayaan Kerajaan Safawi menjadi lebih kuat. Setelah itu
Abbas 1 mulai memusatkan perhatiaannya keluar dengan
berusah merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaannya yang
hilang. Pada tahun 1578 M ia menyerang dan menaklukkan
Herat. Dari sana ia melanjutkan serangan merebut Marw dan
Balk. Setelah kekuatan terbina dengan baik, ia juga berusaha
mendapatkan kembali wilayah kekuasaannya dari Turki
Usmani.
1. Faktor Kemajuan safawiyah
Adapun kemajuan yang dicapai dalam kerajaan Safawiyah
adalah sebagai berikut:
a. Bidang Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai yang
berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika masa
kerajaan Safawi tradisi keilmuan itu terus berlanjut. Beberapa
tokoh Ilmuan yang terkenal antara lain: Bahauddin Syehrozi
seorang generalis ilmu pengetahuan, Muhammad Baqir bin
Muhammad Damad seorang Filsuf ahli sejarah, teolog dan
seorang yang pernah mengobservasi kehidupan lebah. Dalam

7
bidang ilmu pengetahuan dan sains Safawiyah lebih maju
daripada kerajaan lain pada masa yang sama.
Beberapa tokoh filsafat yang muncul pada masa Safawi antara
lain Mir Damad alias Muhammad Baqir Damad 1631 M yang
dianggap sebagai guru ketiga setelah Aristoteles dan Al-farabi,
dan Mulla Shadra atau Shadr Al-din Al-Syirazi. “Menurut amir
Ali ia adalah seorang dialektikus yang paling cakap di
zamannya”, dan Baha Al-Syerazi seorang generalis Ilmu
Pengetahuan. “Dalam pengembangan ilmu pengetahuan Syah
Abbas sendiri ikut aktif dalam penelitian ilmu-ilmu tersebut,
Kota Qumm pada saat itu menjadi pusat pengembangan
kebudayaan dan penyelidikan mazhab Syiah terbesar”
b. Bidang Ekonomi
Keberadaan stabilitas politik erajaan Safawi pada masa Abbas 1
ternyata telah memacu perkembangan perekonomian. Terlebih
setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gurmus
dirubah menjadi bandar Abbas. Dengan dikuasainya Bandar ini
maka salah satu jalur dagang laut anatara timur dan barat yang
biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis
sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi. Disamping bidang
perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan dalam
sektor pertanian terutama didaerah Sabit Subur (Fortile
Crescent)
c. Bidang Arsitektur dan Seni
Penguasa kerajan Safawi telah berhasil menciptakan Isfahan,
ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat Indah. Dikota
Isfaham ini berdiri bangunan-bangunan besar dengan arsitektur

8
bernilai tinggi dan indah seperti masjid, rumah sakit, sekolah,
jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun.
Disebutkan dalam kota Isfaham terdapat 162 masjid, 48
akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum. Dalam
bidang kesenian, kemajuan tampak begitu kentara dalam gaya
arsitektur banguanan-banguananya, seperti terlihat pada masjid
Shah yang dibangun tahun 1611 M, dan masjid Syaikh
Lutfillah yang dibangun tahun 1603 M.
Demikianlah puncak kemajuan yang dicapai oleh Kerajaan
Safawi, kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan ini
menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar Islam yang disegani
oleh lawan-lawannya, terutama dalam bidang politik dan
militer. Kerajaan ini telah memberikan kontribusinya mengisi
peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan seni dan gedung-
gedung bersejarah.
d. Bidang Politik
Masa kemajuan Kerajaan Safawi tidak langsung terjadi pada
masa Ismail, Raja pertama (1501-1524 M) kejayaan Safawi
yang gemilang baru di capai pada masa Syah Abbas yang
Agung (1587-1628 M) Raja yang kelima. Walaupun begitu,
peran Ismail sebagai pendiri Safawi sangat besar sebagai
peletak pondasi bagi kemajuan Safawi di kemudian hari. Dia
telah memberikan corak yang khas bagi Safawi dengan
menetapkan Syiah sebagai mazhab negara. Syah Ismail juga
telah memberikan dua karya besar bagi negaranya, yaitu

9
perluasan wilayah dan penyusunan struktur pemerintahan yang
unik pada masanya.
Seperti di katakan sebelumnya Safawi jaya pada masa Abbas I
(1587-1628). Syah Abbas yang Agung naik tahta pada usia 17
tahun. Ketika Abbas memerintah kerajaan Safawi berada dalam
keadaan tidak stabil. Syah Abbas menempuh beberapa langkah
untuk memperbaiki situasi tersebut, antara lain:
1) Menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan
Safawi dengan membentuk pasukan baru yang terdiri dari
bekas tawanan perang bekas orang-orang Kristen di Georgia
dan Circhasia yang sudah mulai di bawa ke Persia sejak Syah
Tahmasap I (1524-1576) di beri nama “ Ghulam”.
2) “Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani
dengan cara berjanji menyerahkan wilayah Azerbaizan,
Georgia dan sebagian wilayah Luristan, dan tidak akan
menghina tiga khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar,
Umar, Usman) dalam khutbah jum’atnya”
Secara politik Syah Abbas I sangat maju, karena ia mampu
mewujudkan integritas wilayah negara yang luas yang di kawal
oleh suatu angkatan bersenjata yang tangguh. Angkatan
bersenjata yang di sebut “ghulam”, dalam proses
pembentukannya di katakan bahwa Syah Abbas I mendapat
dukungan dari dua orang Inggris yaitu Sir Antoni Sherly dan
saudaranya Sir Rodet Sherly. Mereka mengajari tentara Safawi
untuk membuat meriam sebagai pelengkapan negara yang
modern. Kedatangan kedua orang Inggris itu oleh sebagian
sejarawan di pandang sebagai upaya strategi Inggris untuk

10
melemahkan pengaruh Turki Usmani di Eropa yang menjadi
musuh besar Inggris saat itu. Bagaimanapun dengan bantuan
dua orang Inggris itu Syah Abbas memiliki tentara dapat
diandalkan. Hal ini terbukti sekitar 3.000 Ghulam di jadikan
“Cakrabirawa” oleh Syah sendiri. Kemajuan lain di bidang
politik yang di tunjukkan Syah Abbas, yaitu keberhasilannya
merebut kembali daerah-daerah yang pernah di rebut Turki
Usmani.

2. Faktor kemunduran safawiyah


Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi dimulai sejak
Raja Abbas I telah tiada, sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi
berturut-turut diperintah oleh enam raja yang membawa kepada
kehancuran karena Kerajaannya ketika itu diperintah oleh raja-
raja yang lemah dan memiliki perangai dan sifat yang buruk.
Hal ini menyebabkan rakyat kurang respon dan timbul sikap
masa bodoh terhadap pemerintahan. Raja-raja yang memerintah
setelah Abbas I adalah sebagai berikut:
Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman
(1667-1694 M), Husen (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732
M), Abbas III (1732-1736 M)
Hanya satu abad setelah ditinggal Abbas I, kerajaan ini
mengalami kehancuran. Faktor-faktor yang menyebabkan
berakhirnya kerajaan Safawi :
1) Konflik panjang dengan kerajaan Turki Usmani. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan mazhab antar kedua kerajaan. Bagi

11
Kerajaan Usmani, berdirinya Kerajaan Safawi yang beraliaran
Syi’ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah
kekuasaannya. Konflik antara kedua kerajaan tersebut
berlangsung lama, meskipun konflik itu pernah berhenti
sejenak ketika tercapai perdamaian antara keduanya pada masa
Raja Shah Abbas I, namun tak lama kemudian Abbas
meneruskan konflik tersebut, dan setelah itu dapat dikatakan
tida ada lagi perdamaian antara kedua kerajaan besar Islam itu.
2) Adanya dekadensi moral yang melanda sebagaian
para pemimpin Kerajaan Safawi.
3) Pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I
tidak memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qilzibash
(baret merah) hal ini dikarenakan pasukan tersebut tidak
disiapkan secara terlatih dan tidak melalui proses pendidikan
rohani. Seperti yang di alami oleh pasukanQilzibash, sementara
anggota pasukan Qilzibash yang baru tidak memiliki militansi
dan semangat yag sam,a dengan anggota Qilzibash
sebelumnya.Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk
perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana.

B.MASA KERAJAAN MUGHAL di INDIA

Terbentuknya Kerajaan Mughal di India ini melalui


proses panjang sehingga menjadi kerajaan yang sangat
kuat. Sebelum berdirinya Kerajaan Mughal, di India sudah
berdiri beberapa kerajaan. Kerajaan-kerajaan tersebut silih
berganti melancarkan usaha yang berkelanjutan untuk

12
memusatkan kekuasaan negara, tetapi tidak satu pun dari
mereka mencapai kekuasaan politik yang absolut, masing-
masing menghadapi problem pembentukan negara Islam di
dalam sebuah daerah yang sangat menonjol kultur Budha dan
Hindunya.Kerajaan Mughal berasal dari tentara
nomadik (penjelajah) dari Afghanistan sehingga
pemerintahan dijalankan oleh elit militer dan politisi.
Mereka terdiri dari para pembesar Iran, Afghanistan, Turki dan
India. Kerajaan ini berpusat di India dengan ibukota
pemerintahan di Delhi dan merupakan kelanjutan dari
Kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan
panjang untuk membentuk sebuah kerajaan India yang
memusat, puncak dari usaha untuk membentuk sebuah kultur
Islam yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan
bangsa Persia dan bangsa India, dan puncak dari
pergumulan antara identitas Persi-Indian dan identitas Islam
bagi negara dan masyarakat.7Di bawah Kerajaan Mughal inilah
pemerintahan muslim di India akhirnya diperkokoh. Walaupun
ada penaklukan baru di daerah Selatan, pusat kekuasaan
Mughal tetap di Utara, karena mereka datang dari Asia
Tengah ialah daerah seedaran pengaruh kebudayaan Turki-
Iran. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum
menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar
dan berjaya.
Raja-raja yang memimpin mughal:
1. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530),
2. Nasirudin Humayyun (1530-1556)

13
3. Sultan Akbar Agung (1556-1605)
4. Jihangir (1605-1627)
5. Syah Jehan (1627-1658)
6. Aurangzeb (1658-1707)

Faktor-faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Mughal, antara


lain:7
1.Perebutan kekuasaan antar keluarga, kemerosotan moral dan
berkembangnya budaya hidup mewah di kalangan elite politik
yang mengakibatkanpemborosan dalam penggunaan uang
negara. Ketika Jehangir menggantikan Sultan Akbar, anaknya
Khusru menentangnya. Ketika Shah Jehan naik tahta
menggantikan Jehangir, ia mendapat tantangan dari ibu tirinya
Nur Jahan. Menjelang kematian Shah Jehan, anak-anaknya
yaitu Aurangzeb, Dara Suqoh, Shujah dan Murad Bakhs,
berebut kekuasaan hingga berlarut-larut dalam perang
saudaranya, begitupun selanjutnya.
2.Ide-ide Aurangzeb menjadi bumerang bagi sultan-sultan yang
lemah, yakni menimbulkan kembali fanatisme non muslim.
3.Pemberontakan oleh umat Hindu.
4.Serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Pangkal
perselisihan antara Mughal dan Syafawi karena berebut daerah
Kandahar. Sedangkan pangkal perselisihan Mughal dan
Afghanistan karena berebut daerah Kabul.

7
Moh nurhakim,jatuhnyasebuah tamadun(menyingkapsejarah
kegemilangan dan kehancuran imperium khalifahislam) Jakarta
pusat:kementerian agama republic Indonesia Direktorat jendral pendidikan
islam,2012,hlm165

14
5.Kerajaan Mughal yang begitu luas, membuka peluang
terjadinya disintegrasi, karena pada masa itu sistem komunikasi
sangat buruk. Ketika kerajaan telah mencakup wilayah yang
sangat luas, kerajaan menjadi lemah8
6.Kelemahan ekonomi dan semua pewaris tahta kerajaan pasca
Aurangzeb merupakan orang-orang lemah dalam bidang
kepemimpinan. Kemuduran politik Mughal sangat
menguntungkan bangsa-bangsa Barat untuk menguasai jalur
perdagangan. Akhirnya terjadilah persaingan antara India dan
Inggris, Portugis, Belanda dan Perancis yang dimenangkan oleh
Inggris. Banyak orang Inggris mendirikan perusahaan,
kemudian menjadi pabrik, dan tidak lama kemudian diubah
menjadi benteng pertahanan militer India-Inggris9

8
Akbar s ahmed,citra muslim(terj:nunding ram)Jakarta
erlangga,1990,hlm85
9
Akbar s ahmed,citra muslim(terj:nunding ram)Jakarta,
erlangga,1990,hlm86

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah berdiri dan perkembangan kerajaan Safawi


Kerajaan safawi di Persia baru berdiri ketika kerajaan Usmani
sudah mencapai puncak kemajuan nya. Kerajaan ini
berkembang dengan cepat .Dalam perkembangan nya,kerajaan
safawi sering bentrok dengan Kerajaan Usmani. Berbeda dari 2
kerajaan islam lainnya(Usmani dan Mughal),kerajaan Safawi
menyatakan Syi’ah sebagai mazhab negara. Karena itu kerajaan
ini dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara
Iran
Kerajaan Mughal merupakan kerajaan islam yang ada di anak
benua India, mempunyai ibu kota yang bernama Delhi.
Kerajaan Mughal ini merupakan salah satu peninggalan dari
peradaban Islam di India. Dengan berdirinya kerajaan ini telah
menjadi motivasi untuk membangkitkan kembali peradaban tua
di anak benua India yang nyaris tenggelam dan hilang. India
merupakan tempat atau wilayah tumbuh dan berkembangnya
agama Hindu, maka dengan munculnya Kerajaan Islam di India
menyebabkan tenggelamnya peradaban hindu yang memang
sudah lama berdiri.

16
DAFTAR PUSTAKA

Yatim,Badri.Dr.M.A.2003.Sejarah Peradaban
Islam.(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Karim,M.Abdul.2007.Sejarah Pemikiran dan Peradaban


Islam(Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.

M. Zafar Iqbal, “Kerajaan Mogul”, Ensiklopedi Tematis Dunia


Islam Jilid II, ed. M. Taufik
Abdullah, (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), 282-
283.

17

Anda mungkin juga menyukai