Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Setelah berakhirnya masa khulafaur rasyidin ,sejarah peradaban islam telah diwarnai
dengan berdirinya dinasti-dinasti islam yang berperan dalam penyebaran agama islam. Akan
tetapi setelah hancurnya dinasti Abbasiyah karena serangan dari tentara Mongol, cahaya islam
sempat redup. Peperangan dan perebutan kekuasaan islam terjadi dimana-mana. Bahkan
buku-buku ilmu pengetahuan islam telah dimusnahkan.
Keadaan politik umat islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi
di Persia ,dan Kerajaan Mughal di India.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah berdirinya dan perkembangan kerajaan Safawi ?
b. Apa faktor kemajuan dan kemunduran yang dialami kerajaan Safawi di Persia?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Berdirinya dinasti Safawiyah

Cikal bakal berdirinya Dinasti Safawiyah berawal dari gerakan tarekat yang diberi
nama Safawiyah. Gerakan ini muncul di Persia, tepatnya di Ardabil, sebuah kota di
Azerbaijan. Wilayah ini banyak ditinggali oleh suku Kurdi dan Armen. 1 Nama Safawiyah
dinisbahkan kepada nama salah seorang guru Sufi di Ardabil bernama Syekh Ishak Safiuddin
atau Shafi Ad-Din. Menurut riwayat, ia adalah keturunan dari Musa al-Khadim, imam
ketujuh Syi’ah Itsna ‘Asyariyah.2 Shafi Ad-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan
memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Gurunya bernama Syaikh Tajuddin Ibrahim Zahidi
(1216-1301 M) yang dikenal dengan julukan Zahid Al-Gilani. Dikarenakan prestasi dan
ketekunannya dalam kehidupan tasawuf, Shafi Ad-Din diambil menantu oleh gurunya
tersebut.3
Shafi Ad-Din mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan
sekaligus mertuanya yang wafat pada tahun 1301 M. Pengikut tarekat ini sangatlah teguh
memegang ajaran agama. Pada mulanya gerakan tasawuf Safawiyah bertujuan memerangi
orang-orang ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut “Ahli
Bid’ah”. Tarekat yang dipimpin Shafi Ad-Din ini semakin penting terutama setelah
mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi
gerakan kenamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syria dan Anatolia. Di negeri-negeri di
luar Ardabi, Shafi Ad-Din menempatkan seorang wakil untuk memimpin murid-muridnya.
Wakil tersebut diberi gelar khalifah dan nantinya akan menjadi komandan perang.4
Kerajaan safawi di Persia baru berdiri ketika kerajaan Usmani sudah mencapai
puncak kemajuan nya. Kerajaan ini berkembang dengan cepat .Dalam perkembangan
nya,kerajaan safawi sering bentrok dengan Kerajaan Usmani. Berbeda dari 2 kerajaan
islam lainnya(Usmani dan Mughal),kerajaan Safawi menyatakan Syi’ah sebagai

1
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam: Perspektif Historis (Yogyakarta: Pustaka Ilmu
Yogyakarta, 2013), hlm. 214.
2
Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban islam: Dari Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: Lesfi, 2012),
hlm. 283.
3
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam, hlm. 215.
4
Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 284.

2
mazhab negara. Karena itu kerajaan ini dianggap sebagai peletak pertama dasar
terbentuknya negara Iran dewasa ini.Kerajaan safawi berasal dari sebuah gerakan
Tarekat yang berdiri di Ardabil(kota di Azerbaijan).
Nama-nama yang pernah memimpin di dinasti safawiyah:
a) Abu I-Muzaffar Ismail bin Haydar As-Safawi (Isma'il I : 1501-1524 M).
b) Abu I- Muzaffar sultan Shah Tahmasp bin Shah Ismail Al-Safawi Al-
Husayni Al-Musavi (Tahmasp I : 1524-1576 M).
c) Ismail Mirza (Isma'il II : 1576-1577 M).
d) Muhammad Khudabanda (1577-1587 M).
e) Abbas bin Mohammad (Abbas I : 1587-1628 M).
f) Sam Mirza (Safi Mirza : 1628-1642 M).
g) Soltan Mohammad Mirza (Abbas II : 1642-1667 M).
h) Safi Mirza (Sulaiman : 1667-1694 M).
i) Sultan Husayn (Husein I : 1694-1722 M).
j) Tahmasp II (1722-1732 M).
k) Abbas III (1732-1736 M).5

B. Masa Kejayaan Kerajaan Safawi


Kondisi kerajaan Safawi yang memprihatinkan itu baru bisa diatasi setelah raja Safawi
kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M). Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I
dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi adalah:
 Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan cara membentuk
pasukan baru yang berasal dari budak-budak dan tawanan perang bangsa Georgia,
Armenia dan Sircassia.
 Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan menyerahkan
wilayah Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas berjanji tidak akan menghina
tiga Khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar dan Usman) dalam
khutbahkhutbah Jum'at. Sebagai jaminan atas syarat itu, Abbas menyerahkan saudara
sepupunya Haidar Mirza sebagai sandera diIstambul (Borckelmann, 1974:503).
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Ia berhasil
mengatasi gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan sekaligus

5
https://makalahnih.blogspot.com/2014/07/perkembangan-kerajaan-safawi-di-persia.html

3
berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan yang pernah direbut oleh kerajaan lain
seperti Tabriz, Sirwan dan sebagainya yang sebelumnya lepas direbut oleh kerajaan usmani.
Kemajuan yang di capai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang politik, melainkan
bidang lainnya juga mangalami kemajuan. Kemajuan-kemajaun itu antara lain :
1. Bidang Ekonomi
Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan
Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas.Dengan
demikian Safawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur.Di samping
sector perdagangan, Safawiyah juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian,
terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille
Crescent).
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Sepanjang sejarah Islam Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban
tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sejumlah
ilmuan yang selalu hadir di majlis istana yaitu Baha al-Dina al-Syaerazi, generalis
ilmu pengetahuan, Sadar al-Din al-Syaerazi, filosof, dan Muhammad al-Baqir Ibn
Muhammad Damad, filosof, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah pernah
mengadakanobservasi tentang kehidupan lebah (Brockelmann, 1974:503-504).
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni Kemajuan
bidang seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang
memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah, rumah
sakit, jembatan yang memanjang diatas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun.Kota
Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I wafat,
di Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273
pemandian umum. Unsur lainnya terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, keramik,
permadani dan benda seni lainnya.
Usaha-usaha yang dilakukan Abbas I tersebut berhasil membuat kerajaan Safawi kuat
kembali. Setelah itu Abbas I mulai memusatkan perhatiannya keluar dengan berusaha
merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaannya yang hilang. Pada tahun 1598 M ia
menyerang dan menaklukan Herat. Rasa permusuhan antara 2 kerajaan yang berbeda aliran
agama ini memang tidak pernah padam sama sekali. Abbas I mengarahkan serangan-
serangannya ke wilayah kekuasaan Kerajaan Usmani itu. Pada tahun 1602 M disaat turki
Usmani berada dibawah Sultan Muhammad III, pasukan Abbas I berhasil menyerang dan

4
menguasai Tabriz, Sirwan dan Baghdad. Sedangkan kota-kota Nakhchivan, Erivan, Ganja dan
Tiflis dapat dikuasai tahun 1605-1606 M. Selanjutnya pada tahun 1622 M pasukan Abbas I
berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan
Bandar Abbas.
Ketika Abbas I wafat di Isfahan terdapat 162 mesjid, 48 akademi, 1802 penginapan, dan
273 pemandian umum. Dibidang seni, kemajuan nampak begitu kentara dalam gaya arsitektur
bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada mesjid Shah yang dibangun pada tahun 1611 M
dan mesjid Syekh Lutf Allah yang dibangun tahun 1603 M. Unsur seni lainnya terlihat pula
dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, karpet permadani, pakaian , tenunan, mode,
tembikar dan benda seni lainnya.Seni lukis mulai dirintis sejak zaman Tahmasp I. Raja Ismail
I pada tahun 1522 M membawa seorang pelukis timur ke Tabriz. Pelukis itu bernama Bizhad.
Demikianlah puncak kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Safawi. Setelah itu, kerajaan
ini mulai mengalami gerak menurun. Kemajuan yang dicapai nya membuat kerajaan ini
menjadi salah satu dari 3 kerajaaan besar islam yang disegani oleh lawanlawannya, terutama
dalam bidang politik dan militer.
Walaupun tidak setaraf dengan kemajuan islam di masa klasik, kerajaan ini telah
memberikan konstribusinya mengisi peradaban islam melalui kemajuan-kemajuan dalam
bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan seni dan gedung-gedung bersejarah.6

C. Penyebab kemunduran kerajaan Safawi


Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu safi
Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694), Husain (1694-1722
M), Tahmasp II (1722-1732 M), dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut
kondisi kerajaan safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru
memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
Kemajuan yg penuh dicapai oleh Abbas I segera menurun. Kota Qandahar (sekarang
termasuk wilayah Afganistan) lepas dari kekuasaan kerajaan safawi, diduduki oleh kerajaan
Mughal yg ketika itu diperintah oleh Sultan Syah Jehan, sementara Baghdad direbut oleh
kerajaan Usmani. Abbas II adalah raja yg suka minum minuman keras sehingga ia jatuh sakit
dan meninggal. Meskipun demikian, dengan bantuan wazir-wazirnya, pada masanya kota
qondahar dapat direbut kembali.

6
Dr.Badri Yatim,M.A.,Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2003),hlm.138-
144.

5
Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap
para pembesar yg dicurigainya. Akibatnya, rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah.
Ia diganti oleh Shah Husein yg alim. Pengganti Sulaiman ini memberi kekuasaan yg besar
kepada para ulama Syi’ah yg sering memaksakan pendapatnya terhadap penganut aliran
Sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan Sunni Afganistan, sehingga mereka
berontak dan berhasil mengakhiri kekuasaan Dinasti Safawi.
Pemberontakan bangsa Afganistan tersebut terjadi pertama kali pada tahun 1709 M
dibawah pimpinan Mir Vays yg berhasil merebut wilayah Qandahar. Pemberontakan lainnya
terjadi di Herat, suku Ardabil Afganistan berhasil mendudukin Mashad. Mir vays diganti oleh
Mir Mahmud sebagai penguasa. Ia berhasil mempersatukan pasukannya dengan pasukan
Ardabil. Dengan kekuatan gabungan ini, Mir Mahmud berusaha memperluas wilayah
kekuasaannya dengan merebut negeri-negeri Afghan dari kekuasaan safawi. Ia bahkan
berusaha menguasai Persia.
Karena desakan dan ancaman Mir Mahmud, Shah Husein akhirnya mengakui
kekuasaan Mir Mahmud dan mengangkatnya sebagai gubernur di Qandahar dengan gelar
Husein Quli Khan (budak Husein). Dengan pengakuan ini Mir Mahmud menjadi lebih leluasa
bergerak. Pada tahun 1721 M ia dapat merebut Kirman. Tak lama kemudian ia dan
pasukannya menyerang isfahan, mengepungnya selama enam bulan dan memaksa Shah
Husein untuk menyerah tanpa syarat. Pada tanggal 12 oktober 1722 M Shah Husein
menyerah dan 25 oktober Mir Mahmud memasuki Kota Isfahan dengan penuh kemenangan.
Salah seorang putera Husein, bernama Tahmasp II, dengan dukungan penuh dari suku
Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya senagai raja yang sah dan berkuasa atas Persia
dengan pusat kekuasaannya di kota Astarabad. Namun, pada bulan agustus 1732 M Tahmasp
II dipecat oleh Nadir Khan dan digantikan oleh Abbas III (anak Tahmasp II) yang ketika itu
masih sangat kecil. Empat tahun setelah itu, tepatnya, 8 maret 1736 Nadir Khan mengangkat
dirinya sebagai raja menggantikan Abbas III. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan dinasti
safawi dipersia.
Di antara sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan safawi ialah konflik
berkepanjangan dengan kerajaan usmani. Bagi kerajaan usmani berdirinya kerajaan safawi
yang beraliran Syi’ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaan. Konflik
antara dua kerajaan tersebut berlangsung lama, meskipun pernah berhenti sejenak ketika
tercapai perdamaian pada masa Shah Abbas I. Namun, tak lama kemudian Abbas meneruskan

6
konflik tersebut, dan setelah itu dapat dikatakan tidak ada lagi perdamaian antara dua
kerajaan besar islam itu.

BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
1) Dinasti Safawiyah berawal dari gerakan tarekat yang diberi nama Safawiyah.
Gerakan ini muncul di Persia, tepatnya di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan.
Wilayah ini banyak ditinggali oleh suku Kurdi dan Armen.7 Nama Safawiyah
dinisbahkan kepada nama salah seorang guru Sufi di Ardabil bernama Syekh Ishak
Safiuddin atau Shafi Ad-Din.
2) Bidang Ekonomi
Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan
Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Sepanjang sejarah Islam Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban
tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan.
Bidang Pembangunan Fisik dan Seni Kemajuan
bidang seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang
memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah,
rumah sakit, jembatan yang memanjang diatas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun.
3) sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan safawi ialah konflik
berkepanjangan dengan kerajaan usmani. Bagi kerajaan usmani berdirinya kerajaan
safawi yang beraliran Syi’ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah
kekuasaan. Konflik antara dua kerajaan tersebut berlangsung lama.
II. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semuanya terutama bagi pelajar.

7
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam: Perspektif Historis (Yogyakarta: Pustaka Ilmu
Yogyakarta, 2013), hlm. 214.

7
DAFTAR PUSTAKA

Machfud Syaefudin, dkk, 2013. Dinamika Peradaban Islam: Perspektif Historis (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta)
Siti Maryam, dkk, 2012. Sejarah Peradaban islam: Dari Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: Lesfi)
https://makalahnih.blogspot.com/2014/07/perkembangan-kerajaan-safawi-di-persia.html
Dr.Badri Yatim,M.A., 2003. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada)

Anda mungkin juga menyukai