Anda di halaman 1dari 10

Perkembangan dan Kejayaan Dinasti Safawi di Persia

Disusun guna memenuhi tugas

Mata pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam

Disusun Oleh:

1. Alena Yasmin Putri Auliarahma (03)


2. Hafidz Rahmat Hakim (13)
3. Isma Fatma Nuraini (14)
4. Muhammad Zhafif Al-Amin (21)

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA KEDIRI

2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah khalifah Abbasiyah di Bagdad runtuh akibat serangan tentara
Mongol,1 kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah
kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain
bahkan saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak
yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu.Namun, kemalangan tidak berhenti
sampai disitu. Timur Lenk, pemimpin bangsa mongol saat itu, juga menghancurkan
pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan
kembali setelah dan berkembangnya tiga kerajaan besar : Usmani di Turki, Mughal di
India, dan Safawi di Persia. Dimasa tiga kerjaan besar ini kejayaan masing-masing
terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. Masjid-masjid yang didirikan kerajaan ini
masih dapat diihat di Istambul, Tibriz dan Isfaham serta kota-kota lain di Iran dan
Delhi. Perlu disadari, bahwa dari ketiga kerajaan besar ini, mempunyai keunikannya
masing-masing dalam perkembangannya, tak terkecuali dalam hal perkembangannya
di dunia pendidikan.
Berangkat dari hal ini, maka kami merasa tertarik untuk mengkaji tentang
bagaimana bentuk (corak) pendidikan di massa daulah dinasti safawi di Persia, serta
berusaha menemukan hal yang mungkin dapat direkonstruksi kembali dari zaman
keemasan Islam ini, untuk pendidikan (pendidikan Islam) Indonesia pada massa
sekarang ini.

1
1 Serangan Mongol tersebut telah menghancurkan kota-kota dengan bangunan yang indah, tempat-tempat
belajar, perpustakaan yang mengoleksi banyak buku, dll milik umat Islam, semua hancur, musnah dibakar,
bahkan umat Islampun dibunuh, pembunuhan terjadi tidak hanya pada petinggi/pembesar kerajaan, seperti
terjadi pada masa kepemimpinan Hulagu, manusia tidak berdosapun juga ikut dibunuh oleh tentara Mongol,
seperti dilakukan oleh Argun, Khan ke empat pada Dinasti II Khaniyah. (baca: Dedi supriyadi, Sejarah
peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hlm. 185.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya dan perkembangan kerajaan Safawi ?
2. Apa sajakah penyebab kemunduran kerajaan Safawi ?
3. Bagaimana perbedaan kemajuan masa ini dengan masa klasik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya dan perkembangan kerajaan Safawi.
2. Untuk mengetahui penyebab kemunduran kerajaan Safawi.
3. Untuk mengetahui perbedaan kemajuan masa ini dengan masa klasik

BAB 2
ISI
A. Sejarah terbentuknya dinasti safawi
Awalnya kerajaan ini berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di
Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan, Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah, 2
yang diambil dari nama pendirinya Safi Al-din (1252-1334 M),3 dan nama itu terus
dipertahankankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan, nama itu terus
dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan Kerajaan.4 Menurut Harun
Nasution, di Persia muncul suatu dinasti yang kemudian merupakan suatu kerajaan
besar di dunia Islam. Dinasti ini berasal dari seorang sufi bernama Syekh Ishak
Safiuddin dari Ardabila di Azerbaijan.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa penggagas awal berdirinya Kerajaan
Safawi adalah Syekh Ishak Safiuddin dari Ardabil di Azerbaijan atau dikenal dengan
Safi Al-Din, yang semula hanya sebagai mursyid tarekat dengan tugas dakwah agar
umat Islam secara murni berpegang teguh pada ajaran agama. Namun pada tahun
selanjutnya setelah memperoleh banyak pengikut fanatik akhirnya aliran tarekat ini
berubah menjadi gerakan politik dan diteruskan mendirikan sebuah kerajaan.
Perkembangan peradaban Islam di Persia dimulai sejak berdirinya kerajaan Safawi,
yang dipelopori oleh Safi AlDin sejak tahun 1252 hingga 1334 M. Kerajaan ini berdiri
di saat Kerajaan Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya.2

Dalam dekade 1447 – 1501 M Safawi memasuki tahap gerakan politik, sama halnya dengan gerakan
sanusiyah di Afrika Utara, Mahdiyah di Sudan dan Maturdiyah serta Naksyabandiyah di Rusia.
Kecenderungan memasuki dunia politik secara konkrit tampak pada masa kepemimpinan Juneid

2
2Harun Nasution, Perkembangan dalam Islam : Sejarah, Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta : Bulan Bintang,
1992) hal 14. 3 Ia keturunan dari imam syiah yang ke enam musa al-kazim.gurunya bernama syaikh taj al-din
Ibrahim zahidi yang terenal dengan sebutan zahid al-gilani.karena tinggi ilmu tasawufnya dan banyak prestasi
yang di raih kemudian ia di jadikan menantu oleh gurunya tersebut,kemudian ia menggantikan gurunya
setelah sepeninggal gurunya dan memimpin tarekat syafawiah,pada awalnya gerakan ini hanya bertujuan
untuk memerangi orangorang yang ingkar dan memerangi orang yang ahli bid’ah tarekat yang di pimpin safi al-
din ini sangat berpengaruh besar terhadap ilmu keagamaan kususnya pada daerah syiria,Persia,Anatolia
kemudian safi al-din menempatkan pemimpin di masing-masing daerah tersebut yang memimpin murid-
mutridnya (Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam dirasah islamiyah ii,(jakarta,PT Raja grafindo persada.2006)
hal 138) 4Tarekat Safawiyah ini didirikan bersamaan dengan berdirinya kerajaan Usmani di Turki. 5Badri Yatim,
Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000,hlm. 138 6Harun Nasution, Islam Ditinjau dari
Bebagai Aspek, Jakarta: UI-Press, 1985, hlm. 84
(1447-1460 M).Dinasti safawi memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik pada
kegiatan keagamaan. Perluasaan kegiatan ini ternyata menimbulkan konflik antara Juneid dengan
kekuatan politik yang ada di Persia waktu itu, misalnya konflik politik dengan kerajaan-kerajaan Kara
Koyunlu (domba hitam) salah satu suku bangsa Turki yang berkuasa di wilayah itu yang bermahzhab
Sunni di bawah kekuasaan Imperium Usmani. Karena konflik tersebut maka ia mengalami kekalahan
dan diasingkan ke suatu tempat. Di tempat baru ini ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar
Bakr, AK. Koyunlu (domba putih), juga suatu suku bangsa Turki.Ia tinggal di istana Uzun Hasan, yang
ketika itu menguasai sebagian Persia.3
Selama dalam pengasingan, Juneid tidak tinggal diam. Ia malah menghimpun kekuatan untuk
kemudian beraliansi secara politik dengan Uzun Hasan. Ia juga berhasil mempersunting salah
seorang saudara perempuan Uzun Hasan. Pada tahu 1459 M, Juneid mencoba merebut Ardabil
tetapi gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Circassia tetapi pasukan yang dipimpinnya
dihadang oleh tentara Sirwan. Ia sendiri terbunuh dalam pertempuran tersebut. Ketika itu anak
Juneid, Haidar, masih kecil dan dalam asuhan Uzun Hasan.Karena itu, kepemimpinan gerakan Safawi
baru bisa diserahkan kepadanya secara resmi pada tahun 1470 M. Hubungan Haidar dengan Uzun
Hasan semakin erat setelah Haidar mengawini salah seorang putri Uzun Hasan.Dari perkawinan itu
lahirlah Ismail, yang di kemudian hari menjadi pendiri Kerajaan Safawi di Persia.
4

Kemenangan AK-Koyunlu terhadap Kara Koyunlu tahun 1476 M, membuat gerakan militer Safawi
yang dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai rival politik oleh AK-Koyunlu dalam meraih kekuasaan
yang selanjutnya. Padahal sebelumnya Safawi adalah sekutu AK Konyulu, tetapi itulah politik.Ak
Konyulu berusaha melenyapkan kekuatan militer dan kekuasaan Dinasti Safawi. Karena itu, ketika

3
Samsul Munir Amin, M.A., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009, hal 188.
4
Carl Brockelmann, Tarikh As-Syu’ub Al-Islamiyah, Beirut: Dar Al-‘Ilm, 1974, hlm. 494-495.
Safawi menyerang wilayah Sircassia dan pasukan Sirwan, AK Konyulu mengirim bantuan militer
kepada Sirwan, sehingga pasukan Haidar kalah dan Haidar sendiri terbunuh dalam peperangan itu. 5
Ali, putra dan pengganti Haidar, didesak oleh bala tentranya untuk menuntut balas atas kematian
ayahnya, terutama terhadap AK Konyulu. Tetapi Ya’kub pemimpin AK Konyulu ketika itu dapat
menangkap dan memenjarakan Ali bersama kedua saudaranya Ibrahim dan Ismail beserta ibunya, di
Fars selama empat setengah tahun (1489-1493 M). Mereka dibebaskan oleh Rustam, Putra Mahkota
AK Konyulu, dengan syarat mau membantunya memerangi saudara sepupunya setelah saudara
sepupu Rustam itu dapat dikalahkan. Ali bersaudara (Ibrahim dan Ismail) beserta ibunya kembali ke
Ardabil, akan tetapi tidak lama kemudian Rustam berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara
pada tahun 1494 M dan Ali terbunuh dalam serangan ini. 6
Kepemimpinan gerakan Safawi selanjutnya berada di tangan Ismail, yang saat itu masih berusia 7
tahun.Selama 5 tahun Ismail beserta pasukannya bermarkas di Gilan, mempersiapkan kekuatan dan
mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbaijan, Syria, Anatolia.Pasukan yang
dipersiapkan itu dinamai Qizilbash (baret merah).Ismail memanfaatkan kedudukannya sebagai
mursyid untuk mengkonsolidasikan kekuatan politiknya dengan menjalin hubungan dengan para
pengikutnya.7
Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan AK
Konyulu di Sharur dekat Nakhchivan. Pasukan ini terus berusaha memasuki dan menaklukkan Tabriz,
ibu kota AK Konyulu dan berhasil merebut serta mendudukinya. Di kota inilah Ismail
memproklamirkan dirinya sebagai Raja pertama Dinasti Safawi. Ia disebut juga sebagai Ismail

5
Badri Yatim, sejarah peradaban islam, hlm. 140.
6
Holt P.M, dkk (ed.), The Cambridge History of Islam, vol.IA, London : Cambridge University Press, 1970, hlm.
397. Baca juga. Badri Yatim, hlm.141.
7
1Yaitu tentara kerajaan Safawi yang berasal dari suku-suku beraliran Syi’ah dari Anatolia bagian timur.Pada
pasukan Qizilbash ini topinya dilengkapi dengan 12 rumbai yang memiliki makna Syi’ah, Isna ‘Asyariah (Dua
Belas Imam) mempunyai pengaruh yang besar dalam menanamkan sifat fanatisme dan militansi para pengikut
Syi’ah dengan pemimpinnya.
I8dengan ia sendiri sebagai Syaikhnya yang pertama dan menetapkan Syi’ah Dua Belas sebagai
agama resmi kerajaan Safawi. Dengan diproklamasikannya kerajaan Safawi sebagai kerajaan dan
ditetapkan pula Syi’ah sebagai agama kerajaan, maka merdekalah Persia dari pengaruh dari kerajaan
Usmani dan kekuatan asing lainnya. Peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Kerajaan
Safawi yang akan turut memberikan kontribusi dalam perkembangan kekuasaan Islam. Jika
diuraikan, maka silsilah masa kerajaan safawi dapat dideskripsikan sebagai berikut: Sebelum
terbentuk menjadi kekusaan kerajaan
a. Safi aldin
b. Sadar al din musa
c. Khawaja ali
d. Ibrahim
e. Juneid
f. Haidar
g. Ali
Setelah menjadi sistim kerajaan
a. Ismail I
b. TahmaspI
c. Ismail II
d. Muhamad khudabanda
e. Abbas I
f. Safi mirza
g. Abbas II
h. Sulaiman
i. Husein
j. Tahmasp II
k. Abbas III.9

Masa Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi dimulai sejak Raja Abbas I telah tiada,
sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza
(1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694 M), Husein (1694-1722 M), Tahmasp II
(1722-1732 M), Abbas III (1732-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut, kondisi Kerajaan Safawi tidak
menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya

8
Holt P.M, dkk (ed.), The Cambridge History of Islam, vol.IA, hal. 398
9
3Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam dirasah islam, hal 146.
membawa kepada kehancuran, karena kerajaannya ketika itu diperintah oleh raja-raja yang lemah
dan memiliki perangai dan sifat yang buruk. Hal ini menyebabkan rakyat kurang respon dan timbul
sikap masa bodoh terhadap pemerintahan. 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Awalnya kerajaan ini berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabila, sebuah
kota di Azerbaijan, Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah, yang diambil dari nama
pendirinya Safi Al-din (1252-1334 M), dan nama itu terus dipertahankankan sampai tarekat
10
4Ibid., hal. 158.
ini menjadi gerakan politik. Bahkan, nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil
mendirikan Kerajaan.
Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban tinggi
dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.Hal ini terjadi ketika kepemimpinan
Abbas I. Pada masa ini merupakan kebangkitan kejayaan lama Persia.Pada periode ini Abbas
I berhasil membuat stabilitas negara dan mampu mengembangkan iklim yang kondusif
untuk mengembangkan perekonomian dan ilmu pengetahuan.
Keadaan pendidikan di zaman ini memiliki atmosfer akademik yang sangat kental, ini semua
dibuktikan dengan adanya toleransi dan kebebasan berpendapat Pendidikan dalam dinasti
Safawi secara umum dapat digolongkan dalam tiga bentuk jenis pendidikan yang dominan,
yaitu pendidikan (pemikiran), estetika (seni), dan sains. Ketiga jenis pendidikan ini nantinya
menjadi bekal bagi kemajuan pendidikan dan kemajuan pemerintahan yang ada, sehingga
dapat mewujudkan suatu kerajaan dengan arahan paham syiah yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Dedi supriyadi, Sejarah peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hlm. 185.

Harun Nasution, Perkembangan dalam Islam : Sejarah, Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta : Bulan
Bintang, 1992) hal 14.

Samsul Munir Amin, M.A., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009, hal 188.

Carl Brockelmann, Tarikh As-Syu’ub Al-Islamiyah, Beirut: Dar Al-‘Ilm, 1974, hlm. 494-495.
Badri Yatim, sejarah peradaban islam, hlm. 140.

Holt P.M, dkk (ed.), The Cambridge History of Islam, vol.IA, London : Cambridge University Press, 1970, hlm.
397. Baca juga. Badri Yatim, hlm.141.

1Yaitu tentara kerajaan Safawi yang berasal dari suku-suku beraliran Syi’ah dari Anatolia bagian timur.Pada
pasukan Qizilbash ini topinya dilengkapi dengan 12 rumbai yang memiliki makna Syi’ah, Isna ‘Asyariah (Dua
Belas Imam) mempunyai pengaruh yang besar dalam menanamkan sifat fanatisme dan militansi para pengikut
Syi’ah dengan pemimpinnya.

Holt P.M, dkk (ed.), The Cambridge History of Islam, vol.IA, hal. 398

3Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam dirasah islam, hal 146.

4Ibid., hal. 158.

Anda mungkin juga menyukai